Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.

“H” DI
DESA ULO KEC. TELLUSIATTINGE KAB.BONE
TANGGAL 20 OKTOBER 2022

OLEH :

MEIDINA ALSAIFA
PO713211201071

PROGRAM STUDI D.III JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing institusi dan

diketahui oleh Ketua Program Studi D.III Kebidanan.

Makassar, 10 November

2022

Mengetahui

Ketua Program Studi D.III Kebidanan Pembimbing Institusi

Maria Sonda, SST,M.Kes Zulaeha A Amdadi, S.ST.,M.keb


NIP. 19600517 198103 2 002 NIP. 197608102002122003

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

Wata’alaatas segala rahmat dan karunia-Nya yang berupa kesehatan,

kekuatan serta kesempatan yang dianugerahkansehingga penulis dapat

menyelesaikan ”Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks

Keluarga”. Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari

bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah

membantu selama penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih belum

sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

yang penulis miliki. Oleh karena itu besar harapan penulis kepada

pembaca atas kontribusinya baik berupa saran maupun kritik yang

sifatnya membangun untuk perbaikan karya selanjutnya.

Makassar, 06 November 2022

Meidina Alsaifa

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan........................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 4

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas ............... 4

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga........................... 5

C. Konsep Permasalahan Keluarga ................................... 6

D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Keluarga.................. 7

BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................ 14

A. Pengkajian Data ............................................................ 14

B. Perumusan Diagnosa/Masalah Dalam Keluarga ........... 22

C. Intervensi/Rencana Tindakan ........................................ 23

D. Implementasi ................................................................. 24

E. Evaluasi ......................................................................... 24

BAB IVPEMBAHASAN KASUS .......................................................... 27

BAB V PENUTUP ............................................................................... 28

A. Kesimpulan .................................................................... 28

B. Saran ............................................................................. .28

iii
Daftar Pustaka………………………………………………………………30

Lampiran.. ........................................................................................... 31

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan

komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai permasalahan

kesehatan. Misalnya adalah keluarga Tn. H terdapat satu masalah.

Keluarga Tn. H terdiri dari tiga anggota keluarga yaitu Tn. H

sebagai kepala keluarga dan Ny. I sebagai seorang istri serta memiliki

anak dimana anak berumur 4 tahun, permasalahan kesehatan yaitu

bahaya asap rokok terhadap ibu hamil. Dari masalah tersebut akan

dijadikan sebagai masalah prioritas dan menemukan bagaimana

penyelesaiannya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan kebidanan pada keluarga Tn. H di Desa

Ulo Kec Tellu Siatinge, Kab.Bone..

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. H untuk

meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud

keluarga sehat dan sejahtera.

1
2. Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian data pada keluarga Tn. H

2. Merumuskan diagnosa/masalah kesehatan pada keluarga Tn. H

3. Melakukan perencanaan sesuai dengan masalah pada keluarga

Tn. H

4. Melakukan implementasi sesuai dengan perencanaan pada

keluarga Tn. H

5. Melakukan evaluasi dari tindakan pada keluarga Tn. H

6. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP pada

keluarga Tn. H.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas

1. Definisi Pelayanan Kebidanan komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan

kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan

merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan

kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya

keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera (Hamdani M, 2015 : 1).

2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya

kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu

kegiatan dari upaya kesehatan dimasyarakat yang ditujukan

kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan

untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera.

Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan

dan perkembangan anak.

Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah

meningkatkan kesehatan ibu, bayi, anak balita dan PUS di dalam

3
keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam

komunitas tertentu.

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan

manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam

menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta

melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan

kesehatan.

Langkah - langkah kebidanan komunitas adalah sebagai berikut :

1. Analisis

Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul

dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan

berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban

tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan

lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan

serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

2. Perumusan masalah

Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil

analisis. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan

penyebabnya serta masalah potensial.

4
3. Rencana dan Tindakan

Bila sudah diketahui masalah utama serta penyebannya,

maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan

dilakukan berdasarkan rencana yang disusun.

4. Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan

kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang

ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi

menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya.

Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan

dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang

timbul akibat keberhasilan tersebut.

C. Konsep Permasalahan Keluarga

Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan prioritas masalah

atau masalah utama dalam keluarga Tn. H yaitu adanya ibu yang tidak

mau mengkomsumsi tablet Fe

D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Keluarga

1. Pengertian Asuhan Kebidanan Keluarga

Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan

yang merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan

melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan

5
untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan

pendekatan asuhan kebidanan.

2. Peran Bidan Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga

Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa

peranan yang dapat dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :

a) Health Monitor

Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah

kesehatan terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan

menganalisa data secara obyektif, serta berpera untuk membuat

keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam

perkembangan keluarga.

b) Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan

memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang

memerlukan.

c) Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya

masalah kesehatan yang terkait dengan

praktik kebidanan.Dalam hal ini, Bidan berperan dalam

mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga khusunya terkait

dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok maupun

individual.

d) Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan

kesehatan khususnya dalam lingkup kebidanan itu mudah

6
dijangkau oleh keluarga serta mampu mencarikan cara

pemecahan masalahnya.

e) Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari

perilaku yang kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat.

f) Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam

memberikan petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam

keluarga.

Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan tidak dapat

bekerja sendiri, melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama

dengan profesi lain dalam rangka mencapai asuhan kebidanan

keluarga yang komprehensif, efektif dan efisien. (Setiadi,2008).

3. Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kebidanan Keluarga

Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan

Kebidanan Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar,

diantaranya adalah:

a) Memberikan asuhan/pelayanan secara langsung

Pelayanan secara langsung harus diberikan secara

intermiten khususnya yang terkait dengan praktik kebidanan

sesuai dengan tugas dan kewenangan Bidan. Namun demikian,

pelayanan yang diberikan di rumah (dalam konteks keluarga)

hendaknya lebih melibatkan anggota keluarga tersebut dalam

upaya memberikan kesadaran bahwa semua anggota keluarga

mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kesehatan.

7
b) Pendokumentasian proses asuhan kebidanan

Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan

kebidanan selama dalam keluarga sangat penting terutama

untuk melihat kemajuan status kesehatan keluarga khususnya

dan kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan

yang sedang dialami pada umumnya.

c) Koordinasi dengan tim pelayanan kesehatan lain dan

manajemen kasus

Bidan mempunyai tanggung jawab untuk

mengkoordinasikan atau berkolaburasi dengan profesi

kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga,

sehingga masalah kesehatan yang dihadapi kleuarga tersebut

dapat diatasi secara komprehensif.

d) Menentukan Frekuensi dan Lamanya Asuhan/Pelayanan

Kebidanan

Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud

adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode

waktu tertentu dalam proses asuhan kebidanan yang diberikan.

Sedangkan lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan adalah

lamanya waktu asuhan/pelayanan kebidanan yang dilakukan di

rumah atau di dalam keluarga.

8
4. Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga

Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan

merupakan tujuan akhir yang diharapkan dapat dicapai dari

pelayanan/asuhan kebidanan keluarga yang diberikan. Karena

dengan meningkatnya status kesehatan seluruh anggota keluarga

pasti akan meningkatkan pula produktivitas keluarga tersebut dan

dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka kesejahteraan

keluarga juga akan semakin meningkat.

Secara lebih rinci tujuan asuhan kebidanan keluarga adalah

sebagai berikut (Setiadi, 2008) :

a. Tujuan umum

Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

keluarga dalam meningkatkan, mencegah, dan memelihara

kesehatan mereka sehingga status kesehatannya semakin

meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas mereka

secara produktif.

b. Tujuan khusus

Secara khusus, asuhan kebidanan keluarga ditujukan untuk :

1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan yang dihadapi khusunya yang berkaitan

dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA).

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi

masalah kesehatan dasar dalam keluarga.

9
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan yang tepat.

4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan

pelayanan terhadap anggota keluarga yang sakit.

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka

meningkatkan mutu hidup keluarga.

5. Langkah - Langkah dalam Asuhan Kebidanan Keluarga

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan keluarga antara lain :

a. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,

dengan cara

1) Mengadakan kontak dengan keluarga.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial yang

memandang keluarga sebagai system, dimana mereka hidup

di masyarakat yang mempunyai struktur organisasi

kemasyarakatan tersendiri. Sehingga sebelum melakukan

kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan dan

menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada

struktur kemasyarakatan yang ada.

2) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk

membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan

mereka.

10
3) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi

kebutuhan kesehatan yang dirasakan oleh keluarga.

4) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan

keluarga.

b) Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah

kesehatan keluarga.

c) Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan

keluarga, dengan melakukan pengelompokan data.

d) Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan

mengacu kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga

dengan kriteria

e) Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan

keluarga untuk melaksanakan tugastugas keluarga dalam bidang

kesehatan.

f) Menentukan skala priotitas masalah kesehatan keluarga dengan

mempertimbangkan .

g) Menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan

urutan prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-

langkah.

h) Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan

keluarga sesuai dengan rencana yangtelah disusun.

i) Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

11
j) Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum

teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan kebidanan

yang baru.

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN “H” DI


DESA ULO KECAMATAN TELLUSIATTINGE KABUPATEN BONE

TANGGAL 20 OKTOBER 2022

I. PENGKAJIAN KELUARGA

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

Nama KK : Hermawan

Umur : 31 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Sopir

Agama : Islam

Suku KK : Bugis

Status Pernikahan : Sah

Lamanya Menikah : ± 5 tahun

Alamat : Mattirowalie Desa Ulo

1. DAFTAR ANGGOTA KELURGA

No Nama Umur Hub. Pendidi Status KB Ket

Lk Pr Klrg kan kesehatan

1. Hendraw 31 Suami SD Baik

an

13
2. Irmayanti 24 Istri SD Baik

3. Ayesha 4 Anak - Sehat

Putri

Talita

2. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA GENOGRAM

57 58 54 56

24 18 25 31
27 35

KETERANGAN :

= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal (hitam)
= Baduta (Hijau)
= Penyakit menular

= Ibu hamil
= Garis Keturunan

= Keluarga serumah

14
3. SIFAT KELUARGA/TYPE KELUARGA

- Type Keluarga : Inti

- Pengambil Keputusan : Suami

- Hubungan Keluarga : Harmonis

- Keluarga : Humoris

4. KEGIATAN SEHARI-HARI:

a. Nutrisi

- Kebiasan makan keluarga : Teratur, 3xsehari

- Jenis makanan pokok : Nasi

- Kebutuhan makanan keluarga : Tercukupi

- BB/TB anggota keluarga : Sesuai

b. Istirahat :

- Tidur Siang : Jarang, ±1 jam

- Tidur malam : ±8 jam

- Waktu senggang : Dimanfaatkan

c. Personal Hygiene anggota keluarga : Baik

d. Aktifitas keluarga sehari-hari :

- Istri ( mengusrus anak, mengurus rumah tangga)

- Suami (sopir)

15
B. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

1. Penghasilan keluarga :

a. Pencari nafkah : Suami

b. Penghasilan : Rp.1.000.000,00

c. Pengelola Kebutuhan RT : Istri

d. Bila ada kelebihan penghasilan : Ditabung

2. Hubungan keluarga dan masyarakat :

a. Organisasi kemasyarakatan : Tidak ada

b. Kegiatan kemasyarakatan : Warga

3. Situasi Lingkungan :

a. Rumah :

Rumah permanen milik sendiri, terdapat ventilasi dan

pencahayaan, kebersihan rumah terjaga dan pekarangan

rumah tidak dimanfaatkan.

Denah Rumah

Dapur dan Toilet


Kamar Ruang
tidur TV
Kamar Ruang
tidur Tamu
Pintu

Lorong

16
b. Kamar mandi/ jamban

Memiliki kamar mandi dan jamban jongkok yang bersih.

c. Sumber air minum

Sumber air dari sumur gali, keadaan air jernih. Dimanfaatkan

untuk mandi, mencuci, masak dll.

e. Fasilitas hiburan : TV

C. RIWAYAT KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1. Kondisi anggota keluarga : Sehat

2. Keluarga memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

3. Imunisasi

Anak mendapat imunisasi lengkap

4. Keadaan gizi keluarga

a. Pertumbuhan fisik anak sesuai dengan usia

b. Perkembangan keterampilan anak sesuai dengan usia

c. BB/TB sesuai dengan usia

d. Keadaan umum ibu dan anak baik

5. Pengkajian psikologis keluarga

a. Status emosi

Tingkat emosional keluarga cukup baik dan bila ada masalah

dimusyawarahkan

17
b. Konsep diri

Bapak lebih aktif dan terbuka, mengatakan bapak merokok,

istri mengatakan ia hamil 4 bulan, anak pernah diare,

imunisasi anak lengkap.

c. Pola interaaksi dan komunikasi

Pola interaksi dalam keluarga cukup baik, menggunakan

bahasa daerah.

6. Pengetahuan keluarga tentang kesehatan

Keluarga sudah mengetahui tentang pentingnya imunisasi.

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Melakukan pemeriksaan antropometri dan tanda-tanda vital

pada Tn “H” umur 31 tahun. Hasil pemeriksaan tinggi = 160 cm,

berat badan = 52 kg, tekanan darah = 130/80 mmHg, nadi =

84x/menit, suhu 36,6 ºc dan pernafasan 22x/menit.

2. Melakukan pemeriksaan antropometri dan tanda-tanda vital

pada Ny “I” umur 24 tahun. Hasil pemeriksaan tinggi = 155 cm,

berat badan = 65 kg, tekanan darah = 110/80 mmHg, nadi =

84x/menit, suhu 36,6 ºc dan pernafasan 24x/menit.

3. Melakukan pemeriksaan antropometri pada Anak “A” umur 4

tahun. Hasil pemeriksaan tinggi = 103 cm, berat badan = 16 kg.

18
II. PERUMUSAN DIAGNOSA/ MASALAH KESEHATAN KELUARGA

A. ANALISIS DATA

1. Tn “H” umur 31 tahun dengan masalah merokok

a. Data Subjektif : suami berumur 20 tahun mengatakan sudah

lama merokok

b. Data Objektif : suami merokok aktif ditandai dengan adanya

bungkus rokok didalam rumah, suami yang terlihat sedang

merokok pada saat pengkajian berlangsung, serta suami

tidak mengetahui tentang bahaya rokok

2. Ny “I” umur 24 tahun G2P1A0 dengan masalah ibu tidak

mengkomsumsi tablet Fe selama hamil

a. Data Subjektif : ibu berumur 24 tahun mengatakan tidak

pernah mengkosumsi tablet Fe selama hamil

b. Data Objektif : tablet Fe ibu tidak berkurang

B. PRIORITAS MASALAH

Untuk mengetahui masalah dalam keluarga Tn "H" perlu dilakukan

prioritas masalah kesehatan yang mana masalah kesehatan yang

dapat mengancam kesehatan keluarga. Agar dapat menentukan

prioritas masalah dalam keluarga Tn “H” maka dilakukan

pembobotan masalah dengan kriteria sebagai berikut:

19
SUAMI PEROKOK AKTIF

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Masalah tersebut dapat
mengancam Kesehatan
karena apabila dibiarkan
1 Sifat Masalah 2/3x1 0,67 akan berdampak buruk bagi
Kesehatan suami, ibu,
anak dan janinnya.
Masalah tersebut mungkin
Kemungkinan
bisa diubah jika terus diberi
2 masalah dapat 1/3x2 0,67
penjelasan mengenai
diubah
bahaya merokok
Masalah tersebut sedikit
sulit untuk dicegah karena
Potensi masalah suami sudah merokok
3 2/2x1 1
untuk dicegah sejak lama dan memiliki
kebiasaan merokok di
dalam rumah.
Suami dan ibu merasa hal
Menonjolnya ini tidak harus segera
4 1/2x1 0,5
masalah ditangani

Total skor 2,84

IBU TIDAK MENGKOMSUMSI TABLET FE

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Masalah tersebut dapat
mengancam Kesehatan
karena apabila dibiarkan
1 Sifat Masalah 2/3x1 0,67
akan berdampak buruk bagi
Kesehatan ibu dan
janinnya.
Masalah tersebut dapat
diubah dengan mudah
Kemungkinan
karena dengan diberikan
2 masalah dapat 2/2x2 2
penjelasan tentang
diubah
pentingnya manfaat tablet
Fe
Masalah untuk dicegah
Potensi masalah tinggi karena diberikan
3 3/3x1 1
untuk di ubah tablet Fe secara rutin
selama kehamilan
ibu tidak mengalami
Menonjolnya keluhan selama kehamilan
4 0/2x1 0
masalah

Total skor 3,67

20
Setelah dilakukan pembobotan maka prioritas masalah kesehatan

pada keluarga TN. "H" adalah istri tidak mengkomsumsi tablet Fe dengan

skor 3,67

III. INTERVENSI/ RENCANA TINDAKAN

A. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

B. Lakukan pemeriksaan TTV pada ibu dan suami

C. Pengukuran antropometri pada anak

D. Penyuluhan kepada ibu tentang manfaat mengkomsumsi tablet Fe

dan bahaya rokok

IV. IMPLEMENTASI

A. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

B. Melakukan pemeriksaan TTV pada ibu dan suami

C. Melakukan antropometri pada anak

D. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang manfaat tablet Fe

dalam kehamilan

E. Memberikan penyuluhan kepada ibu dan suami tentang bahaya

rokok

21
V. EVALUASI

A. Ibu dan keluarga menerima dengan baik dan bersikap ramah

terhadap mahasiswa serta menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan.

B. Hasil pemeriksaan keadaan ibu dan suami baik di tandai

a. Hasil pemeriksaan suami : tinggi badan = 160 cm, berat badan

= 52 kg, tekanan darah = 130/80 mmHg, nadi = 84x/menit, suhu

36,6 ºc dan pernafasan 22x/menit.

b. Hasil pemeriksaan ibu : tinggi badan = 155 cm, berat badan =

65 kg, tekanan darah = 110/80 mmHg, nadi = 84x/menit, suhu

36,6 ºc dan pernafasan 24x/menit.

C. Pertumbuhan anak normal di tandai Hasil pemeriksaan tinggi = 103

cm, berat badan = 16 kg.

D. Ibu dan suami memahami penjelasan yang telah diberikan dan

ibu telah mengetahui bahaya rokok dan manfaat tablet Fe

22
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
TN “H” DESA ULO KEC. TELLU SIATTINGE KAB. BONE
TANGGAL 21 OKTOBER 2022

Tanggal 21 Oktober 2022, Pukul 16.00 WITA

DATA SUBJEKTIF

1. Ibu berumur 24 tahun ,bapak berumur 31 tahun dan anak

berumur 4 tahun

2. Ibu mengatakan sedang hamil

3. Suami mengatakan susah untuk berhenti merokok

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum keluarga baik

2. Tanda-tanda vital :

a. Melakukan pemeriksaan antropometri dan tanda-tanda vital pada

Tn “H” umur 31 tahun. Hasil pemeriksaan tinggi = 160 cm, berat

badan = 52 kg, tekanan darah = 130/80 mmHg, nadi = 84x/menit,

suhu 36,6 ºc dan pernafasan 22x/menit

b. Melakukan pemeriksaan antropometri dan tanda-tanda vital pada

Ny “I” umur 24 tahun. Hasil pemeriksaan tinggi = 155 cm, berat

badan = 65 kg, tekanan darah = 110/80 mmHg, nadi = 84x/menit,

suhu 36,6ºc dan pernafasan 24x/menit.

c. Melakukan pemeriksaan antropometri pada Anak “A” umur 4

tahun. Hasil pemeriksaan tinggi = 103 cm, berat badan = 16 kg,

23
3. G2P1A0, UK 38 Minggu

4. Suami tidak mengetahui tentang bahaya merokok

ASESSMENT

Tn. "H" umur 31 tahun dengan masalah merokok dan Ny. “I” umur 24

tahun G2P1A0 dengan masalah ibu tidak mengkomsumsi tablet Fe

PLANNING

1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga; ibu menerima

dengan baik dan ramah terhadap mahasiswa serta menjawab

setiap pertanyaan yang diajukan.

2. Melakukan pemeriksaan TTV pada ibu dan suami baik

3. Melakukan antropometri pada anak.

4. Mendukung dan memotivasi ibu untuk lebih mengenal bahaya

merokok dan manfaat mengkomsumsi tablet Fe

24
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah dilakukan pengumpulan data pada keluarga Tn. H maka

ditemukan masalah pada keluarga tersebut yaitu terdapat pada kepala

keluarga perokok berat dan bahaya untuk di hirup oleh ibu hamil dan

maanfat tablet Fe dalam kehamilan.

Setelah dilakukan pengkajian secara sistematis dalam menentukan

prioritas masalah, maka pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu dan

keluarga saat ini adalah penyuluhan dampak buruk rokok untuk kesehatan

dan untuk ibu yang hamil serta maanfat tablet Fe dalam kehamilan. Selain

itu dukungan dari keluarga serta petugas kesehatan yang memberikan

pendidikan kesehatan.

25
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian

pelayanan pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya.

Bentuk pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah

menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan

khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut

tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan

kematian bayi. Dengan memberikan penyuluhan diharapkan mampu

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan

kesehatan mereka sendiri sehingga masyarakat akan lebih mandiri

dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.

Begitu juga dengan keluarga Tn. H setelah diberikan konseling

mengenai masalah yang ada, kini keluarga Tn. H sudah lebih

memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah

kesehatannya.

B. Saran

1. Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan diharapkan memberikan penyuluhan

kepada masyarakat tentang Dampak buruk merokok dan

pentingnya Tablet Fe.

26
2. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat menggali lebih dalam lagi

mengenai masalah kesehatan dalam keluarga sehingga masalah

tersebut benar – benar dapat di tangani dan dengan memberikan

konseling diharapkan keluarga dapat mengenali masalah

kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.

27
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, 2008. Konsepdan Proses KeperawatanKeluarga.Yogyakarta


:GrahaIlmu

Effendi N, 1998. Dasar - DasarKeperawatanKesehatanMasyarakat.


Jakarta : EGC

Kemenkes RI. 2007. KeputusanMenteriKesehatan RI No.


369/Menkes/SK/III/2007 tentangStandarProfesiBidan. Jakarta:
Kemenkes RI.

28
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANFAAT MENGKOMSUMSI

TABLET FE PADA KELUARGA TN.H

Pokok Bahasan : Manfaat Mengkomsumsi Tblet Fe Pada Ibu Hamil

Sasaran : Ibu tidak mengkomsumsi tablet Fe

Tempat : Rumah Tn.H

Penyuluh : Meidina Alsaifa

A. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada Ny.I tentang

manfat mengkomsumsi tablet Fe

B. Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengertian tablet Fe atau tablet tambah darah

2. Menjelaskan tujuan mengkomsumsi tablet Fe

3. Menjelaskan manfaat mengkomsumsi tablet Fe

4. Menjelaskan aturan mengkomsumsi tablet Fe

5. Menjelaskan efek samping tablet Fe

C. Materi

Berisi penjelasan umum mengenai tablet Fe

29
D. Lampiran Materi

Tablet Fe

1. Pengertian Tablet Fe atau Tablet tambah Darah

Tablet zat besi atau dapat disebut juga dengan tablet

tambah darah adalah tablet bulat atau lonjong berwarna merah tua

yang sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi

elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah

maupun diperoleh sendiri (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020).

Tablet zat besi diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil.

Bagi wanita usia subur diberikan sebanyak satu kali seminggu dan

satu kali sehari selama haid sedangkan untuk ibu hamil diberikan

setiap hari satu tablet selama masa kehamilannya atau minimal 90

tablet (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

2. Kenapa ibu hamil diberikan tablet Fe?

Karena Tablet Fe merupakan tablet mineral yang diperlukan

oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin.

Tujuan : memperoleh gambaran Pemberian tablet Fe pada ibu

hamil untuk mencegah anemia

3. Manfaat tablet Fe Pada Ibu Hamil

Konsumsi Tablet Tambah Darah Untuk Ibu Hamil (Tablet Fe)

Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat karena digunakan

untuk pembentukan sel dan jaringan baru termasuk jaringan otak

pada janin. Zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan

30
hemoglobin pada sel darah merah. Hemoglobin berfungsi untuk

mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel

jaringan tubuh, termasuk otot dan otak. Bila seorang ibu hamil

kekurangan hemoglobin, maka ibu hamil dikatakan mengalami

anemia atau kurang darah.

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar

hemoglobin (HB) dalam sel darah merah lebih rendah dari standar

yang seharusnya. Ibu hamil dikatakan Anemia apabila kandungan

Hb < 11 gr/dl.

a. Tanda – tanda anemia pada ibu hamil

1. Lemah, letih, lesu, Lelah, lunglai (5L)

2. Kelopak Mata Pucat

3. Lidah Dan Bibir Pucat

4. Mata Berkunang – Kunang serta Pusing.

b. Penyebab anemia pada ibu hamil

1. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang,

ibu hamil setiap kali makan harus mengonsumsi

makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan zat

gizi (vitamin dan mineral)

2. Kurangnya asupan makanan kaya zat besi seperti hati

ikan, telur, daging, sayuran dan buah berwarna

31
3. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat (jarak

kehamilan berikutnya < 2 tahun)

4. Mengalami infeksi yang menyebabkan kehilangan zat

besi, seperti kecacingan dan malaria (terutama daerah

endemik malaria)

c. Akibat anemia pada ibu hamil :

a) Menurunnya fungsi kekebalan tubuh

b) Meningkatkan risiko terjadinya infeksi

c) Menurunkan kualitas hidup sehingga akan berdampak

pada:

 Keguguran/abortus

 Pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian ibu

 Bayi lahir prematur (lahir kurang dari 9 bulan)

 Bayi lahir dengan berat badan rendah (BB < 2500 gr)

dan pendek (PB < 48 cm)

 Bila ibu dalam kondisi anemia berat, bayi beresiko lahir

mati.

4. Kapan sebaiknya ibu hamil minum tablet Fe?

Tablet diminum setiap hari selama kehamilan. Tablet

Fe diminum 1x sehari sebelum tidur dengan air putih jangan

diminum dengan air teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan

32
penyerapan zat besi dalam tubuh sehinngga manfaatnya menjadi

berkurang (Depkes, 2001).

5. Efek samping tablet Fe

Selain manfaatnya yang sangat banyak, tablet Fe juga

mempunyai beberapa efek samping seperti mual, muntah, diare,

sakit perut, pusing, dan konstipasi.

Sumber:

https://repository.unsri.ac.id/148/2/RAMA_%2013201_1012100101

3_0008027801_0024016904_02.pdf

33
SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

PADA KELUARGA TN.H

Pokok Bahasan : Bahaya Merokok

Sasaran : Keluarga Tn.H

Tempat : Rumah Tn.H

Penyuluh : Meidina Alsaifa

A. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada keluarga

tentangbahaya merokok

B. Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengertian rokok

2. Menjelaskan pengertian perokok aktif dan perokok pasif

3. Menjelaskan penyakit yang timbul jika merokok

4. Menjelaskan bahaya merokok dirumah

C. Materi

Berisi penjelasan umum mengenai bahaya merokok

34
D. Lampiran Materi

Bahaya Merokok

1. Pengertian Rokok

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang

digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit

jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm,

biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya.

Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya

dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja,

dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400

diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi

dalamtubuh dan dapat menyebabkan kanker.

Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat

menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi

(ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan

kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika,

Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).

2. Pengertian Perokok aktif

Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja

menghisap lintingan atau gulungan tembakau yang

dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung.

Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang

35
mereka hembuskan dari mulut mereka. Tujuan mereka

merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan

badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring

perjalanan waktu pemanfaatan rokok disalah artikan,

sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk

pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.

3. Pengertian Perokok Pasif

Perokok pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang

menghirup asap rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok

pasif mengalami risiko gangguan kesehatan yang sama seperti

perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap rokoknya

sendiri.

4. Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Rokok

a. Rambut rontok

Rokok memperlemah system kekebalan sehingga

tubuh lebih rentan terhadap penyakit yang

menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.

b. Katarak

Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata

yaitu memutihnya lensa mata yang menghalangi

masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 %

lebih terjadi pada perokok.

c. Kulit keriput

Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit

36
karena rusaknya protein yang berguna untuk menjaga

elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran

darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama

disekitar bibir dan mata.

d. Hilangnya pendengaran

Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya

endapan pada dinding pembuluh darah sehingga

menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian

dalam. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian

tengah yang dapat mengarah kepada kompliksi yang

lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi

perokok 3 kali lebih besar dari pada orang yang tidak

merokok.

e. Kanker kulit

Merokok tidak menyebabkan melanoma (sejenis kanker

kulit yang kadang-kadang menyebabkan kematian) tetapi

merokok mengakibatkan meningkatnya kemungkinan

kematian akibat penyakit tersebut.

f. Caries

Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut

membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi

kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi

mereka 1,5 kali lipat.

g. Enfisema

37
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan

enfisema yaitu pelebaran dan rusaknya kantong udara pada

paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk

menghisap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Pada

kasus yang parah digunakan Tracheotomy untuk membantu

pernafasan pasien. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi

penumpukan muncus sehingga mengakibatkan batuk yang

terasa nyeri dan kesulitan bernafas

h. Kerusakan paru

Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula

menyebabkan batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara

pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen

untuk melepas oksigen. Bila keadaan ini belanjut akan terjadi

penumpukan lendir sehingga mengakibatkan batuk yang

tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

i. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung

Pemakaia tembakau adalah salah satu faktor resiko

terbesar untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap

rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun.

Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada

perokok 22 kali lebihbesar daripada yang tidak merokok.

j. Osteoporosis

Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang

banyak terdapat pada gas buangan mobil dan asap

38
rokok lebih mudah terikat pada darah dari pada oksigen

sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen

turun 15% pada perokok.

Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya

menjadi lebih mudah patah atau retak dan

penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok juga menjadi

lebih rentan terhadap masalah tulang punggun

k. Penyakit jantung

Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat,

menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko

terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya

menyebabkanserangan jantung dan stroke

l. Tukak lambung

Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap

bakteri yang menyebabkan tukak lambung juga

meminimalisasi kemampuan lambung untuk menetralkan

asam lambung setelah makan sehingga sisa asam akan

mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita

para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.

m. Diskolori jari-jari

Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-

jaridan kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.

39
5. Bahaya Merokok Dirumah

a. Meninggalkan zat – zat beracun di perabot rumah,

karpet,tirai bahkan di dinding

b. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia

diantaranya banyak zat beracun dan bersifat karsinogenik

yang bisatinggal di suatu permukaan

c. Bila terpapar dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan meningkatkan resiko kanker, serangan

asma, masalah paru – paru, infeksi tenggorokan dan

mata

d. Asap rokok dapat diserap ke semua permukaan yang

berpori, zat beracun dari asap rokok akan menetap

lama di semua perabot rumah tangga yang

terkontaminasi

e. Merokok di dalam rumah tentu akan membahayakan

kesehatan anak yang sering bermain di dalam rumah

f. Peneliti menyatakan anak – anaka sebagai Perokok ke

-3 (mereka tidak merokok dan tidak terpapar secara

langsung) tetapi terpapar zat berbahaya dari asap rokok

yang telah mengendap di perabot rumah. (Patonah,

2013

40

Anda mungkin juga menyukai