Anda di halaman 1dari 162

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

A DI
DESA PODO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEDUNGWUNI I
KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2017

Laporan Tugas Akhir


Diploma III Kebidanan STIKES Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan

Di susun oleh:
DIA AYU SYAFITRI
NIM: 14.1326.B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES


MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2017

i
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa apa yang ditulis dalam Laporan Tugas Akhir

dengan Judul ‘’ Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. A di Desa Podo Wilayah

Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan tahun 2017’’ adalah benar

adanya dan merupakan hasil karya sendiri. Segala Kutipan karya pihak lain telah saya

tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari diketahui adanya

plagiasi, maka saya siap mengganti topic asuhan kebidanan yang akan saya lakukan

dan pengunduran pengambilan Laporan Tugas Akhir ditahun yang akan dating.

Pekalongan, 2017

Penulis

Dia Ayu syafitri

14.1326.B

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A


DI DESA PODO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN
PEKALONGAN
2017
Disusun Oleh:

DIA AYU SYAFITRI

14.1326.B

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada Tanggal Juni 2017

Penguji I

Milatun Khanifah, SST, M.keb

NIK. 03. 001.003

Penguji II Penguji III

Fitriyani, SST.MPH Pujiati, SSiT, M.Kes


NIK. 09.001.070 NIK. 02.001.030PRAKATA

iii
PRAKATA

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Proposal ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil

pada Ny.A di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan 2017”.

Penulis menyadari terselesaikannya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Bambang Irianto, M.Si selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan izin untuk

pengambilan data dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

2. dr. Sutanto Setiabudi M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Pekalongan yang telah memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir.


3. Mokhamad Arifin, SKP,Mkep. Selaku ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan

Pekaongan.
4. dr. Aryo Tri Nugrogo, selaku Kepala Puskesmas Kedungwuni I yang telah

memberikan ijin untuk melakukan asuhan kebidanan di Desa Podo Wilayah kerja

Puskesmas Kedungwuni I.
5. Rini Kristiyanti, M.Keb, selaku Ketua Program studi D III Kebidanan STIKES

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


6. Pujiati Setyaningsih,SSiT.M.Kes, selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.


7. Milatun Hanifa, MKeb selaku dosen Penguji I.
8. Fitriyani, SST, MPH selaku dosen Penguji II
9. Tri Wijayanti, SST, selaku bidan coordinator Puskesmas Kedungwuni I

iv
10. Intan Ramdhani, Amd. Keb, selaku Bidan Desa Podo Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan yang telah membimbing untuk melakukan asuhan

kebidanan pada Ny. A di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I


11. Segenap Dosen, Staf TU, Karyawan perpustakaan STIKES Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan Program Studi D III Kebidanan.


12. Ny. A dan keluarga yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk menjadi

pasien.
13. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan. Demi sempurnanya Laporan Tugas Akhir ini, maka

penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga laporan

proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Pekajangan, Maret 2017

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii

PRAKATA ................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 4

C. Ruang Lingkup..................................................................... 5

D. Penjelasan Judul........................................................................ 5

E. Tujuan Penulisan....................................................................... 6

F. Manfaat Penulisan..................................................................... 7

Metode Pengumpulan Data.............................................................. 7

H. Sistematika Penulisan............................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 9

A. Kehamilan Normal ................................................................. 11

B. Manajemen Kebidanan............................................................. 61

C. Landasan Hukum Kebidanan ……………………................... 67

D. Standar Pelayanan Kebidanan...................................... ............ 69

E. Standar Kompetensi Bidan …………...................................... 72

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 92

BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 159

vi
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 166

A. SIMPULAN ....................................................................................... 166

B. SARAN ............................................................................................. 167

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 169

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Riwayat Persalinan yang lalu

Tabel 3.2 Riwayat Nifas yang lalu

Tabel 3.3 Riwayat Kehamilan

Tabel 3. 4 Riwayat Kehidupan Sehari- hari

viii
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB :Berat Badan

DJJ : Detak Jantung Janin

Hb : Hepatitis B

HCG : Human Clorionic Gonadotropin

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Hari Perkiraan Lahir

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

IMT : Indeks Masa Tubuh

JK : Jenis Kelamin

KB : Keluarga Berencana

KK : Kulit Ketuban

KU : Keadaan Umum

LILA : Lingkar Lengan Atas

N : Nadi

Rr : Respirasi Rate

TB : Tinggi Badan

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TM : Trimester

USG : Utrasonografi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka Kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI 2014), Angka Kematian Ibu Provinsi

Jawa tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari Kabupaten/kota sebesar

116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,/100.000 kelahiran hidup. Angka

kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan masyarakat

secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan

fisik dan biologic secara langsung dan tidak langsung (Dinkes Provinsi Jawa

Tengah 2012, h.13).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap

wanita yang memilki organ reproduksinya sehat, yang telah mengalami

menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ

reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan memberi rasa

kebahagiaan dan penuh harapan (Mandriawati 2012, h.3).


Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil. Sebagian

besar kehamilan berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita

kompliksi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam

jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu

setiap tahu. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika

Subsahara, 10% di Negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1% di Negara-

1
negara-negara maju. Di beberapa negara risiko kematian ibu lebih tinggi dari 1

dalam 10 kehamilan, sedangkan dinegara maju risiko ini berkurang dari 1 dalam

6000, secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.

Pola penyebab langsung di mana- mana sama, yaitu perdarahan, (25% biasanya

perdarahan pasca persalinan, sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%),

partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan seba-sabab lain

(8%), (Prawiroharjo 2009, h.53-54).


Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di

bawah normal. Di Indonesia anemia umumnya disebabkan oleh defisiensi zat

besi, sehingga lebih kenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi

besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama

kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya

memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi yang

normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia saat kadar hemoglobin ibu

turun sampai di bawah 11gr/dl selama trimester III (Pramono dkk 2015, h.72).
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena

mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi, dan pengaruhnya sangat

besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut WHO kejadian anemia

kehamilan berkisar antara 20-80% dengan mentapkan Hb 11gr% sebagai

dasarnya. Angka kehamilan anemia di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup

tinggi. Angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester I pada trimester II, dan

24,8% pada trimester III (Manuaba 2012, h.237-238).


Penyebab terjadinya anemia adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali

defisiensinya bersifat multiple dan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi

buruk atau kelainan hereditas seperti hemoglobinopati. Namun, penyebab

2
mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbs yang

tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebih,

kurangnya utilisai nutrisi hemopoietik. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit

mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi (Saifudin 2009, h.777).


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri

(Lailiyana 2012, h.1).


Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang normal,

yaitu lebih keci dari ½ liter (Sofian, 2012 h. 175). Sebab yang pasti tidak

diketahui Primer : mungkin karena amnion kurang baik tumbuhnya, dan

sekunder : misalnya pada ketuban pecah dini (premature rupture of the

membrane = PROM) (Sofian, 2012 h. 175).


Oligohidramnion biasanya didefinisikan dengan pemeriksan ultrasonografi

selama kehamilan. Amnionfusi ( infus lanita saline normal yang hangat) mungkin

dapat dilakukan selama persalinan, untuk mengurangi resiko kompresi tali pusat,

pantau kesejahteraan janin (Ladewig dkk 2010, h.129).


Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukan waktu 6- 12 minggu.


Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi

psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi

kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga

membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani

masa transisi dengan baik (Muslihatun 2010, h.3).

3
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2016 diketahui dari 27

puskesmas menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 15306 orang. Ibu hamil

ynag mengalami anemia sebanyak 3,82% (585 orang)dan ibu hamil yang .

Jumlah ibu hamil dipuskesmas di Puskesmas Kedungwuni I adalah 856 orang,

jumlah ibu hamil yang mengalami anemia 1, 28% (11 orang), dan ibu hamil

Berdasarkan hal uraian di atas, penulis membuat Laporan Tugas Akhir dengan

judul ‘’ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A di Desa Podo Wilayah

Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2017?’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

yaitu ‘’ Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A di

Desa Podo Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan

tahun 2017?.

C. Ruang Lingkup

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis membatasi asuhan

kebidanan dengan kunjungan selama masa kehamilan hingga nifas . Kunjungan

ini dilakukan dirumah pasien didesa podo wilayah kerja Puskesmas kedungwuni

1 Kabupaten Pekalongan.

D. Penjelasan Judul
1. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab. Bidan dalam memberikan

pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah

kebidanan meliputi kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana

4
termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan

masyarakat (Asrinah, 2010, hal.12).


2. Komprehensif
Adalah asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai

hamil, bersalin, nifas, sampai bayi baru lahir (Hidayat dan Mufdilah 2009

h.14).
3. Puskesmas Kesungwuni I
Merupakan puskesmas rawat jalan dan menerima persalinan 24 jam di

wilayah Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

5
E. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. A selama masa

kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan neonates sesuai dengan standar

pelayanan, kewenangan dan kompetensi bidan di Wilayah Kerja Puskesmas

Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2017.


2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan Asuahan Kebidanan selama kehamilan pada Ny. A

di Desa Podo wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten

Pekalongan tahun 2017.


b. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan selama persalinan pada Ny. A

di Desa Podo wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten

Pekalongan tahun 2017.


c. Mampu memberikan Asuhan Kebidanan selama nifas normal pada Ny. A

di Desa Podo Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten

Pekalongan tahun 2017.


d. Mampu memberikan Asuhan Kebidanana pada Ny. A selama kehamilan di

Desa Podo wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten

Pekalongan tahun 2017.

6
F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan Laporan Tugas Akhir

1. Bagi penulis
a.Untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan

khususnya pada asuhan kebidanan koprehensif.


b. Untuk menambah ketrampilan dalam menerapkan manajemen kebidanan

khususnya pada asuhan kebidanan komprehensif.


2. Bagi Institusi
a.Memberikan masukan dalam kegiatan pembelajaran terutama mengenai

asuhan kebidanan Komprehensif.


b. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Diploma

III Kebidanan khususnya yang berkaitan dengan asuhan komprehensif.


3. Bagi Lahan
Dapat menambah bahan bacaan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang

lebih baik, khususnya pada asuhan kebidanan komprehensif


G. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam laporan tugas akhir ini

menggunakan tekhnik yang digunakan dalam pengumpulkan data yaitu:


1. Wawancara (Interview)
Suatu tehnik pengumpulan data dengan melaksanakan komunikasi dengan

pasien dan atau keluarga untuk dapat mengetahui keluhan atau masalah

pasien.

7
2. Observasi
Mengamati secara langsung keadaan umum pasien dan perubahan-perubahan

yang terjadi pada pasien terjadi pada pasien dalam jangka waktu tertentu.
3. Pemeriksaan Fisik
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala

sampai kaki. Macam-macam pemeriksaan yaitu dengan inspeksi (pemeriksaan

pandang/observasi), palpasi (periksa raba), auskultasi (periksa dengar) dan

perkusi (periksa ketuk).

8
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk

mendukung penegakan diagnose dengan melakukan pemeriksaan

laboratorium seperti Hb sahli, urine protein dan urine glukosa.


5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan catatan informasi dalam system terintegrasi

untuk penggunakan yang efisiensi dan mudah diterima. Dokumentasi yaitu

dengan mencatat hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

dan asuhan yang telah diberikan pada pasien.

9
hSistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan penulis Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan ini

adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran mengenai permasalahan yang akan dikupas

yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,

penjelasan judul, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

pengumpulan data, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi tentang konsep dasar medis meliputi kehamilan, konsep dasar

manajemen kebidanan, dasar hokum, standar pelayanan kebidanan dan

kompetisi bidan.

BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A di

Desa Podo Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten

Pekalongan yang dilakukan oleh penulis, terdiri dari pengkajian dan

asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang analisa asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.A

di Desa Podo Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten

Pekalongan Tahun 2017 berdasarkan teori yang ada.

BAB V PENUTUP

Berisi simpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

10
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis

1. Kehamilan Normal
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat feritilisasi hingga kelahiran bayi, kelahiran normal

akan berlangsung selama 40 minggu lebih 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung selama 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke- 13 sampai ke- 27) dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke 28- sampai ke- 40) (Prawirohardjo 2009, h. 213).


Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir . Kehamilan dibagi menjdi 3 triwulan,

pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke- 4 sampai

ke- 6, triwulan ke- 7 sampai ke- 9 bulan (Pudiastuti 2012 h.1)


Manuaba (2009 h, 1) mengatakan bahwa kehamilan merupakan

matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasimigrasi spermatozoa

dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm.
b. Tanda Kehamilan Pasti (Manuaba h, 127).

Tanda kehamilan dapat ditentukan melalui:

11
1) Teraba gerakan janin dalam Rahim.
2) Terdengar denyut jantung (hamil 12 minggu)
3) Pemeriksaan ronsgen terlihat kerangka janin
4) Pemeriksaa Ultrasogografi.
a) Terdapat kantong kehamilan , usia kehamilan 4 minggu
b) Terdapat fetal plate, usia kehamilan 4 minggu
c) Terdapat kerangka janin, usia kehamilan 12 minggu
d) Terdapat denyut jantung janin, usia kehamilan 6 minggu.
c. Asuhan Kehamilan
Asuhan kehamilan adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan

(Prawirohardjo 2009 h, 278).


Dalam menerapkan asuhan antenatal, bidan haruslah menerapkan

dasar filosofi asuhannya yaitu:


1) Bidan adalah bagian dari masyarakat dan komunitas yang berperan

sebagai pendamping perempuan- partnership.


2) Memusatkan asuhan pada apa yang menjadi kebutuhan perempuan

dengan tetap menghormati nilai- nilai yang dimiliki perempuan serta

keyakinan bahwa perempuan adalah unik.


3) Memperhatikan segala askep yang mempengaruhi perempuan dalam

memperoleh hak- hak kesehatnya secara menyeluruh (holistic).


4) Mendayakan perempuan dalam melakukan asuhan.
5) Asuhan yang diberikan haruslah berkelanjutan.
6) Melibatkan keluarga dalam memberikan asuhan
7) Meyakini bahwa kehamilan merupakan proses alamiah namun perlu

diwaspadai jika keadaan tersebut beralih pada keabnormalan.


8) Asuhan yang diberikan berdasarkan perkembangan ilmu dan

pengetahuan terbaru yang telah dibuktikan (best upon the best

available evidence).
9) Asuhan atenatal menitik beratkan pada pemantauan kesejahteraan ibu

dan janin serta deteksi dini terhadap komplikasi yang mungkin terjadi

pada kehamilan.

12
d. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan
Manuaba (2012, h. 85) mengatakan bahwa dengan adanya

kehamialn maka sistem genitalia mengalami perubahan yang mendasar

sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam

rahim. Perubahan- perubahan tersebut meliputi:


1) Uterus
Rahim atau uterus semula besarnya sejempol atau yang beratnya

30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga beratnya

menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami

hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat

mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba

2012, hh. 85).


Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling

nyata pada ibu hamil. Peningkatkan konsentrasi hormone estrogen dan

progesterone pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi

myometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang

nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa

sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan

dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan

vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi,

kongeti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar

serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda

Chadwick, Goodell dan Hegar (Asrinah 2010, h. 50).


Perubahan pada isthum uteri (rahim) menyebabkan ithmus

menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam

13
seolah- olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus

disebut tanda Hegar (Manuaba 2012, h. 87).


Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau

keunguan pada vulva, vagina dan serviks. Tanda Goodell perubahan

konsistensi (yang dianalogikan dengan n ujung hidung) pada saat tidak

hamil (Asrinah 2010, h. 51).


2) Serviks

Serviks merupakan bagian terbawah uterus, terdiri dari pars

vaginalis (berbatasan/ menembus dinding dalam vagina) dan pars

supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan

jaringan ikat (kolagen dan glikosamin), dan elastin. Bagian luar

didalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding), dengan

lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)dilapisi epitel

skuamokolumnar mukos serviks, dan ostium uteri internum (dalam,

arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/ primigravida), lubang

ostium externum berupa bulat kevil : setelah pernah/ riwayat

melahirkan (primipara/multigravida), bentuknya berupa garis

melintang. Posisi serviks mengarah kaudal- posterior, setinggi spina

ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks

yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan

berbagai garam, peptide dan air.

Kekebalan mukosa dan Visksitas lendir serviks dipengaruhi oleh

siklus haid (Asrinah 2010, h. 53).

14
3) Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru- biruan

(tanda Chadwicks) (Manuaba 2012, h. 92).

15
4) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung

korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.

Kejadian ini tidak terlepas dari kemampuan villi korialis yang

mengelurkan hormone korionik gonadotropin yang mirip dengan

hormone luteotropik hipofisis anterior.

Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan

kiri. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan

ukuran panjang kira- kira 4 cm, lebar dan tebal kira- kira 1,5 cm

(Saifudin 2010, h. 126).

5) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

Persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara

tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu

estrogen, progesterone, dan somatomotrofin.

Fungsi hormone mempersiapakna payudara untuk pemberian

ASI dijabarkan sebagai berikut:

a) Estrogen, berfungsi:
(1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
(2) Menimbulkan penimbungan lemak serta air serat garam

sehingga payudara semakin tampak besar.


(3) Tekanan serat syaraf akibat penimbuan lemak, air, garam

menyebabkan rasa sakit pada payudara.


b) Progesteron, berfungsi:
(1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.

16
(2) Meningkatkan jumlah sel asinus.
c) Somatomamotrofin, berfungsi:
(1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasien, laktalbumin,

dan lakbomin.
(2) Penimbunan lemak disekitar alveolus payudara.
(3) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
(Manuaba 2012, h.92)
6) Sirkulasi Daarah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah memenuhi kebutuhaan

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim


b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

reptroplasenter. Estrogen dan progesterone meningkat (Manuaba

2012, h. 92).
c) Pengaruh hormone Estrogen dan progesterone meningkat
(Manuaba 2012, h. 92).
e. Perubahan Psikologis pada Trimester III
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III. Wanita mungkin

merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupan sendiri, seperti:


Apakah nantinya bayinya kan lahir abnormal, terkait kehilangan kendali,

persalinan dan kelahiran (nyeri, hal- hal yang tidak diketahui), apakah

iaakan bersalin atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya luar

biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera tangan

akibat tendangan bayi. Mimpi- mimpi yang dialaminya merefleksinya rasa

penasaran dan ketakutannya akan proses persalinan dan komplikasi yang

akan dialaminya. Kehamilan dapat menimbulkan stress bagi semua

wanita. Gejala ini dipengaruhi oleh fluktuasi kadar hormone, peningkatan

stress dan gangguan pola makan dan tidur serta aktivitas normal lainnya.

Resiko psikologis atau depresi postpartum yang parah terutama meningkat

pada wanita yang memang sudah memiliki gangguan psikiatrik

17
sebelumnya. Sebanyak 15% wanita mengalami gejala depresi dalam 3

bulan pertama setelah persalinan dan psikologis postpartum terjadi pada 1-

2 dari 1000.
Pada pertenghan trimester III, peningkatan hasrat seksual yang

terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya

yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif posisi dalam

berhubungan seksual dan metode alternative untuk mencapai kepuasan

dapat membantu atau sebaliknya menimbulkan perasaan bersalah jika ibu

merasa tidak nyaman. Berbagai perasaan secara jujur dengan pasangan

dan konsultasi klien dengan bidan menjadi sangat penting ( Irianti et al.

2014, h. 144).
f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai tahap perkembangannya menurut

Kusmiyati (2009, hh. 99- 103)


1) Kebutuhan Fisik
a) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu

hamil.
Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat hamil

sehingga akan berpengaruh pada bayi yang dikandang. Untuk

mencegah hal tersebut dan memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu

hamil perlu:
(1) Latihan nafas melalaui senam hamil.
(2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.
(3) Kurangi atau hentikan merokok.
(4)Konsul ke dokter bila kelainan untuk meningkatkan

perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi

pada tekanan pada vena asenden (hipotensi supine).


2) Nutrisi pada kehamilan

18
Pada sat ibu hamil harus makan- makanan yang mengandung

nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang harus

mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300

kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein zat besi, dan minum cukup cairan (menu

seimbang).
a) Kalori
Di Indonesia kebutuhan untuk orang hamil adalah 2300 kalori.
Kalori dipergunakan untuk produksi energy. Bila kurang energy

akan diambil dari pembakaran protein yang mestinya dipakai

untuk pertumbuhan.
b) Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan

yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta. Selain itu untuk

ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan kanaikan sirkulasi

ibu (protein plasma, hemoglobin, dll). Selama kehamilan

dibutuhkan tambahan protein hewani seperti daging, susu, telur,

keju dan ikan karena mereka mengandung komposisi asam amino

yang lengkap.
c) Mineral
Kebutuhan mineral dapat terpengaruhi dengan makan- makanan

sehari- hari yaitu buah- buahan, sayur- sayuran dan susu. Hanya

besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makan sehari- hari.


d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-

buahan, tetapi dapat pula diberikan ektra vitamin. Pemberian asam

folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.


3) Personal hygiene

19
Kebersihan harus dijaga masa hamil. Mandi dianjurkan sediknya

dua menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (Ketiak, bawah

buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan

dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian

karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

yang kekurangan kalsium.


4) Pakaian selama kehamilan
Selama hamil hendaknya memakai baju yang longgar dan

mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat, Payudara

perlu ditopang dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak

enak karena pembesaran dan kecenderungan menjadi pendulans.


5) Eliminasi (BAB/ BAK)
Masalah buang air kecil tidak mengalami masalah kesulitan,

bahkan cukup lancer. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal,

sehingga daerah kelainan menjadi lebih basah. Situasi basah ini

menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita hamil

mengeluh gatal dan mengelurkan keputihan. Wanita perlu mempelajari

cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan

kebelakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus

menggunakan tisu atau lap atau handuk yang bersih setiap kali

melakukannya.
6) Seksual
Selama kehamilan bejalan normal, koitus diperbolehkan sampai

akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak

lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.


7) Mobilisasi dan body mekanik

20
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktifitas fisik selama tidak

terlalu melelahkan ibu hamil bisa melakukan pekerjaan menyapu,

mengepel, memasak dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus

sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup

waktu untuk istirahat.


Secara anatomi, ligament sendi berputar dapat meningkatan

pelebaran/ pembesaran rahim ruang abdomen. Nyeri pada ligament ini

terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligament karena adanya

pembesaran rahim.
8) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolism tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, di mana kebutuhan nutrisi menjadi makin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.


Perubahan metabolism tersebut adalah:
a) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula,

terutama pada trimester ketiga.


b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 meq

perliter menjadi 145 meq perliter disebabkan adanya hemodilusi

darah dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan.


c) Kebutuhan protein perempuan hamil semakin tinggi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ

kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan

protein tinggi sekitar 0,5 gr/kg BB atau sebutir telur sehari.


d) Kebutuhan kalori dibutuhkan oleh karbohidrat, lemak, dan protein.
e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
(1) Kalsium 1,5 gram tiap hari, 30 sampai 40 gram untuk

pembentukan tulang janin


(2) Fosfor, rata- rata 8 gram sehari
(3) Zat besi, 800 mg atau sampai 30- 50 mg sehari.

21
(4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan kemungkinan

terjadi retensi air.


(5) Berat badan ibu hamil bertambah
(Asrinah 2010, h. 58)
9) Berat badan Indeks Masa Tumbuh (IMT)
Peningkatan berat ibu selama kehamilan menandakan adanya

adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Analisis dari berbagai

penelitian menunjukkan bahwa berat badan yang bertambah

berhubungan dengan perubahan fisiologisyang terjadi pada kehamilan

dan lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk menambah berat

badan pada masa kehamilan.


(1) 4 kg dalam kehamilan 20 minggu
(2) 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/ minggu dalam trimester

akhir)
(3) Totalnya sekitar 12,5 kg.
g. Tanda bahaya kehamilan menurut Asrinah (2010, hal 114- 116), yaitu:
Deteksi dini gejala dan tanda bahayaselama kehamilan merupakan

upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap

kehamilan atau keselamatan ibu hamil. Factor prediposisi dan adanya

penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak dini sehingga bisa

dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang

berat, baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang

dikandungnya.
1) Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20

minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran.


2) Nyeri berat didaerah abdominopelvikum
Bila hal tersbut terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan

disertai dengan beberapa riwayat atau tanda tertentu, diagnosisnya

mengarah pada solusio plasenta.

22
3) Sakit kepala yang hebat
Sakit kapala yang hebat terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Pada

umumnya, ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai

adanya peningkatkan tekanan darah diatas normal. Sakit kepala yang

menunjukkan kemungkinan masalah serius adalah sakit kepala hebat

yang menetap dan tidak hilang dengan hanya beristirahat. Kadang-

kadang dengan sakit kepala yang hebat, ibu mungkin merasakan

bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kapala

yang lebih dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklamsia.


4) Masa penglihatan
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu bisa berubah

selama kahamilan. Masalah visual yang mengindentivikasikan

keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak,

misalnya pandangan kabur atau berbayang. PeruSbahan penglihatan

ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat, dan mungkin

merupakan tanda pre eklamsia.


5) Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada

kaki, yang biasanya muncul pada sore hari, dan biasanya hilang

setelah istirahat atau meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukkan

adanya masalah serius bila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang

setelah istirahat, dan disertaidengan keluhan fisik lain. Ini bisa

merupakan pertanda anemia,gagal jantung atau pre eklamsi.


6) Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mualai merasakan gerakan selama bulan ke- 5 atau ke-6, beberapa

ibu bahkan merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur,

23
gerakan akan melemah.Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam

periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu

berbaring atau beristirahat dan bila ibu makan dan minum dengan

baik.
h. Keluhan Kehamilan trimester III 3 adalah:
Menurut Irianti et al. (2014, h. 134), hal yang mendasari

ketidaknyamanan trimester III adalah:


1) Pertambahan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan

plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul menimbulkan

pengaruh pada system organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar

timbulnya ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III.


2) Pada trimester III kadar progesteron mengalami peningkatan dan stabil

hingga 7 kali lebih dari masa sebelum hamil.


3) Penantian dan persiapan akan persalinan mempengaruhi psikologis

ibu. Ibu merasa khawatir terhadap persalinan yang akan dihadapinya,

keadaan bayi saat dilahirkan. Sehingga dukungan pendamping sangat

diperlukan.
Perubahan-perubahan tersebut menjadi dasar timbulnya dasar

timbulnya keluhan- keluhan fisiologis pada trimester tiga, yaitu:


1) Sering berkemih
a) Mekanisme terjadinya keluhan.
Keluhan sering berkemih Karena tertekatnya kandung kemih

oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas

kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih meningkat.

Menjelang akhir kehamilan, pada nulipara presentasi panggul,

sehingga menyebabkan dasar kandung kemih terdorong ke depan

dan keatas, mengubah permukaan yang semula konveks menjadi

konkaf akibat tekanan.

24
b) Asuhan Kebidanan
Dalam menangani keluhan ini, bidan dapat menjelaskan

keluhan pada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal normal,

akibat dari perubahan yang terjadi selama kehamilan,

menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur

agar istirahat ibu tidak akan terganggu.


2) Gangguan tidur dan mudah lelah
a) Mekanisme terjadinya keluhan
Pada trimester III, hamper semua wanita mengalami

gangguan tidur. Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh

nokturia (sering berkemih dimalam hari), terbangun di malam hari

dan mengganggu tidur yang nyenyak. Dari penelitian menyatakan

bahwa cepat lelah pada ibu hamil dikarenakan tidur malam yang

tidak nyeyak karena terbangun tengah malam untuk berkemih.


Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan

Ketidaknyamanan akibat uterus yeng membesar, ketidaknyamanan

lain.
Selama kehamilan dan pergerakan janin, terutama jika janin aktif.

25
b) Asuhan kebidanan
(1) Mandi air hangat
(2) Minum air hangat, contohnya susu sebelum tidu
(3) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum

tidur
3) Kontrasksi Braxton hicks
Pada saat trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10- 20

menit dan juga sedikit banyak, mungkin berirama. Pada akhir

kehamilan, kontraksi – kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak

nyaman dan menjadi penyebab persalinan palsu ( false labour). Salah

satu dampak klinis yang baru- baru ini dibuktikan adalah bahwa 75%

wanita dengan 12 atau lebih kontraksi per jam didiagnosis memasuki

persalinan aktif dalam 24 jam.


i. Asuhan Masa Kehamilan
Perempuan adalah makluk yang unik, kehamilan merupakan prose

dimna setiap individu memiliki pengalaman berbeda terdapatnya. Dasar

dalam pemantauan pada trimester III kehamilan yaitu pada usia 27- 42

minggu (Irianti et al. 2014 (hh. 276).


1) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan IMT IBU
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Pemeriksaan tinggi fundus dan penentuan berat badan janin
4) Penetuan letak janin dengan palpasi abdominal
5) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin
6) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama

kehamilan
7) Kebutuhan Exercise ibu yaitu dengan senam hamil
8) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan

palpasi
9) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada

trimester III
10) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan melakukan

tindakan kolaborasi dan atau rujukan cepat

26
11) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
12) Persiapan laktasi
13) Persiapan persalianan
14) Melakukan kolaborasoi pemeriksaan USG jika ditemukan

kemungkinan kelainan letak janin, letak plasenta atau penurunan

kesejahteraan janin
15) Lakukan rujukan jika ditemukan tanda- tanda patologi pada trimester

III
j. Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
1. Pengertian
Kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal

pertama. Perempuan hamil seharusnya melakukan minimal 4 kali

kunjungan antenatal selama kehamilan.

27
2. Cara Pemeriksaan
a. Anamnesa
Tanyakan tentang keluhan utama, gerakan janin, dan apakah ada

tanda bahaya.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus
4) Lakukan palpasi abdominal
5) Periksa denyut jantung janin
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb, untuk memeriksa status anemia.
2) Protein urin, untuk memeriksa status pre- eklampsi
3) Glukosa urin, untuk memeriksa status DM.
3. Jadwal kunjungan ulang
Pemeriksaan pada setiap kali kunjungan awal adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan ulang I (˂ 24 minggu), tujuan
1) Mendeteksi anemia
2) Mendeteksi ketidaknyamanan dan penanganan
b. Kunjungan II dan kunjungan III (24- 36 minggu ), tujuan:
1) Deteksi tanda bahaya dan ketidaknyamanan serta penanganan
2) Deteksi komplikasi (preeclampsia, gemelli, infeksi alat

reproduksidan saluran perkemihan).


c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir), tujuan:
1) Sama dengan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda- tanda persalinan.
(Asrinah 2010 hh 146- 147)
d. Menurut Kemenkes RI (2012, hh 8-12) dalam melakukan

pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar yang terdiri dari 10 T,

yaitu:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi tetanus dan diberikan imunisasi

tetanus toxoid

28
7) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
8) Periksa laboratorium
9) Tatalaksana/penanganan khusus
10) Temuwicara (konseling)

29
2. Anemia dalam Kehamilan
a) Pengertian
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah normal. Di Indonesia anemia umumnya disebabkan

oleh definizi zat besi, sehingga lebih dikenal dengan Anemia Gizi Besi.

Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering

terjadi selama kehamilan (Noerpramana 2013 h.72)


Anemia dalam kehamilan dalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar

hemoglobin ≤ 10, 5g% pada trimester 2 (Saifudin 2009, h. 281).


Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan

konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang

diterima secra umum adalah kadar hb kurang 12,0 gram per 100 mililiter

(12 gram / desiliter) untuk wanita hamil. Anemia pada kehamilan

disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%. (Varney,

Helen 2004) (Yuni 2015, h. 77).


Anemia adalah biasanya selama kehamilan, terjadi hyperplasia

erytthroid dari sumsung tulang, dan meningkatan massa RBC. Namun,

peningkatan yang tidak tidak proposional dalam hasil volume plasma

menyebabkan hemodelusi ( hydrenia kehamilan). Jadi selama kehamilan

didefinisikan sebagai Hb 10 g% ≤/ dL (Ht ˂30% a

30
b) Etiologi Anemia dalam kehamilan
Berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan

kofaktor untuk eritropoesis, seperti asam folat, Vitamin B12, dan besi.

Produksi sel darah merah juga turun apabila sumsung tulang tertekan (oleh

tumor atau obat ) atau rangsangan yang tidak memadai karena kekurangan

eritropotein, seperti yang terjadi pada penyakit kronis. Peningkatan

penghancuran sel darah merah dapat terjadi akibat aktivitas sistem

retikuloendoteliak yang berlebihan (missal hipersplenisme) atau akibat

sumsum tulang yang menghasilkan sel darah merah abnormal (Muttaqin

2009 hh. 394- 395).


c) Gejala dan Tanda Anemia Kehamialan
Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia keluhan lemah, pucat,

mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal, perlu dicurigai

anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi, pucat

(Saifudin 2009, h. 282). Sedangkan menurut Proverawati (2011 h. 134-

135) tanda gejala anemia pada kehamilan yaitu kelelahan, kelemahan,

pusing, dyspnea ringan dengan tenaga). Banyak gejala anemia selama

kehamilan juga gejala anda mungkin mengalami bahkan jika anda tidak

anemia; ini meliputi:


1) Merasa lelah atau lemah
2) Kulit pucat progresif dari kulit
3) Denyut jantung cepat
4) Sesak nafas
5) Konsentrasi terganggu
d) Pencegahan Anemia kehamilan
Pencegahan anemia pada kehamilan adalah makan- makanan yang

tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,

sereal, telur dan kacang tanah) dapat membatu memastikan bahwAa tubuh

31
menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.

Pastikan tubuh mendapatkan 27 mg zat besi setiap hari (Proverawati 2011,

h. 137).
e) Diagnosis anemia pada kehamilan
Diagnosis anemia pada kehamialn dapat dilakukan anamnesa. Pada

anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang- kunang, dan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sahli. Hasil pemeriksaan dengan sahli dapat digolongkan sebagai

berikut:
1) Tidak anemia Hb >11gr%
2) Anemia Ringan Hb 9- 10gr%
3) Anemia Sedang Hb 7- 8gr%
4) Anemia Berat Hb ˂7 gr%
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,

yaitu trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian

ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe

sebanyak 90 tablet pada ibu- ibu hamil dipuskesmas (Manuaba et. al 2010,

h. 239).
f) Macam- macam anemia dalam kehamilan
Menurut Yuni (2015, hh. 91- 92) Secara umu anemia dalam

kehamilan diklasifikasikan menjadi:


1) Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia

akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena

kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan

resopsi, gangguan penggunaan, atau karena terlalu banyaknya besi

keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.


2) Anemia megaloblastik

32
Anemia megaloblistik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi

asam float (pteroylglutamicacid, jarang sekali difisiensi vitamin B12

(cynocobalamin).
3) Anemia Hipoblastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum

tulang kurang mampu membuat sel- sel darah baru, dinamakan anemia

hipoblastik dalam kehamilan.


4) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.

33
g) Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
Secara umum anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi:
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia paling umum pada

kehamilan. Anemia didiagnosis dengan memeriksa kadar ferritin

serum sealain kadar hemoglobin dan hematokritnya. Kadar feritim

serum selain menunjukan cadangan besi. Nilai feritim serum kurang

dari 12 mcg/ dl dengan hanya Hb rendah menjukkan anemia defisiensi

besi. Terlihat adanya hubungan antara anemia defisiensi besi, terutama

berat dan bayi premature dan berat badan rendah, meskipun apakah ini

disebabkan oleh anemia atau bukan belum pasti. Biasanya, bahkan

janin dari wanita anemik akan mendapatkan cadangan besi yang cukup

dari ibu, yang semakin mengurangi cadangan besi ibu.


Umumnya anemia difisiensi besi dapat dicegah atau diterapi

dengan suplemen besi. Oleh karena peningkatan jumlah besi yang

diperlukan untuk perkembangan janin dan cadangan ibu, ibu hamil

sering kali dianjurkan untuk meminum suplemen besi untuk

profilaksis. Satu tablet fero sulfat 325 mg memberikan profilaktasis

besi yang cukup. Tiap tablet mengandung 60 mg besi elemental yang

diserap 10%nya (Lowdermilk 2013, hh. 259- 260).


2) Definisi Anemia pada kehamilan
Definisi folat meningkatkan risiko kecacatan pada tabung saraf

(medulla spinalis di sumsum tulang belakang) dan mungkin sindrom

alcohol janin. Defisiensi terjadi pada 0,5 samapai 1,5% wanita hamil

dan jika kekurangan adalah moderat atau berat maka akan mengalami

anemia megaloblastik.
h) Faktor Resiko dalam Kehamialn

34
Tubuh berada pada risiko tinggi untuk anemia selama kehamilan jika:
1. Mengalami kedua kehamilan yang berdekatan
2. Hamil dengan lebih dari satu anak
3. Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari
4. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
5. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
6. Hamil saat masih remaja
7. Kehilangan banyak darah (misalnya, dari cedera atau selama operasi).
i) Akibat Anemia pada Kehamilan
Bahaya anemia pada kehamilan (Manuaba 2012, h.38) dapat

digolongkan menjadi:
1) Bahaya terhadap kehamilan
a. Dapat terjadi abortus
b. Persalinan prematur
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman dekompresi cordis(hb< 6 gr%)
f. Mola hidatidosa
g. Hipermegmentasi gravidarum
h. Perdarahan antepartum
i. Ketuban pecah dini
2) Bahaya saat persalinan
a) Gangguan his- kekuatan mengejan
b) Kala kesatu dapat berlangsung lama dan terjadi pertus terlancar
c) Kala dua berlangsung lama sehingga melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan


d) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post

partum akibat atonia uteri

Kala empat dapatterjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

3. Persalinan
a). Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipiskan serviks dan janin

turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat 2010, h. 1)

35
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan/ kekuatan

sendiri (Lailiyana et al. 2011, h. 1)

b. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan persalinan normal secara umum adalah

mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang

tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan

lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas

pelayanan dapat terjaga ada tingkat yang optimal.

Tujuan asuhan pada persalinan yang lebih spesifik adalah:

1) Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya

mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan

memperhatikan aspek saying ibu dan bayi.


2) Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL), mulai dari

hamil hingga bayi selamat.


3) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi tepat waktu.
4) Memberikan dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu,

pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi.

(Hidayat 2010, h. 2-3).


c. Tanda- tanda persalinan

Tanda persalinan menurut Lailiyana et al. (2010, hh. 8-9), yaitu:

1) Lightening
Menjelang minggu ke 36, pada primigravida terjadi penurunan

fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang

disebabkan oleh:

36
a) Kontraksi braxson hicks
b) Ketegangan dinding perut
c) Ketegangan ligamentum rotundum
d) Gaya berat janin dengan kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil

sebagai rasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang, dibagian

bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering miksi.
Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan

antara power, passage, passenger. Pada multi pra gambarannya tidak

jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang

persalinan.
2) His permulaan
Pada saat ibu hamil muda terjadi kontraksi Braxton hicks.

Kontraksi ini dianggap sebagai keluhan, karena dirasakan sakit dan

mengganggu. Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan

estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan

oksitosin. Seiring usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan

progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat memicu

kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu.


3) His persalinan
Sifat his persalinan meliputi:
a) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
b) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
d) Makin beraktivitas kekuatan makin bertambah
4) Pengeluaran lendir dan darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan perubahan pada servik

yang menyebabkan pendataran dan pembukaan,pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas,dan

terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.


5) Pengeluaran cairan ketuban

37
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian ketuban harus pecah menjelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam waktu 24jam.


d. Sebab- sebab mulainya persalinan
Pada saat kehamilan kadar hormone estrogen dan progesterone

dalam keadaan seimbang, sehingga kehamilan dapat dipertahankan.

Perubahan keseimbangan strogen dan progesterone menyebabkan

oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis posterior, menimbulkan

kontraksi dalam bentuk Braxton hiks, yang kekuatannya menjadi dominan

saat mulai persalinan.


Beberapa teori yeng menyatakan kemungkinan proses persalinan

meliputi:
1) Teori keregangan. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang

dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Misalnya, pada hamil ganda sering

terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga memicu proses

persalinan.
2) Teori penurunan progesterone. Proses penuaan plasenta mulai terjadi

pada usia kehamilan 28 minggu, ketika terjadi penimbunan jaringan

ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Lebih

sensitife terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi

setelah penurunan progesterone pada tingkat tertentu.


3) Teori oksitosin internal. Penurunan konsentrasi progesterone akibat

usia kehamilan, aktivitas oksitosin dapat meningkat, sehingga

persalinan mulai terjadi.


4) Teori prosta

38
5) Teori hipotalamus- hipofisis dan glandula suprarenalis. Linggin (1973)

yang dikutip dalam Lailiyana et al. (2010, hh. 1-3)melaporkan bahwa

pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan

persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus, sehingga disimpulkan

ada hubungan antara hipotalamus dengan persalinan.


e. Tahapan Persalinan
Menurut Asrinah et al. (2010. Hh. 4-5), tahapan persalinan dibagi

menjadi 4 fase atau kala, yaitu:


1) Kala I (satu) persalinan
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga

serviks membuka lengkap ( 10 cm). kala I persalinan terdiri atas dua

fase, yaitu:
a) Fase laten
(1) Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan,

dan pembukaan serviks secara bertahap.


(2) Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm
(3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8

jam.
b) Fase aktif
(1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4

cm
(2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.


(3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2

jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.


2) Kala II (dua) persalinan
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala

39
pengeluaran bayi. Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan

dalam yang hasilnya adalah:


a) Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm), atau
b) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

40
3) Kala III (tiga) persalinan
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir

dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak

lebih dari 30 menit.


4) Kala IV (empat) persalinan
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post

partum.
f. Factor yang mempengaruhi persalinan

Terhadap bebarapa factor yang mendukung keberhasilan persalinan

normal. Lailiyana et. al. (2010, hh. 11-20), mengatakan factor- factor

tersebut (sering disebut 5P ) yaitu:

1) Passage
Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras (tulang- tulang

panggul dan sendi- sendinya) dan bagian lunak (otot- otot, jaringan,

ligament). Tulang- tulang panggul meliputi 2 tulang pangkal paha

(ossa coxae), 1 tulang kelangkang ossa sacrum), dan 1 tulang tungging

(ossa coccyges).
Pembagian bidang panggul meliputi:
a) Pintu atas panggung
b) Bidang luas panggul
c) Bidang sempit panggul (mid pelvic)
d) Pintu bawah panggul (PBP)
Tulang jalan lahir sangat menentukan proses persalinan apakah

dapat berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan

operasi dengan kekuatan dari luar.


2) Power
Power (his dan tenaga meneran) adalah kekuatan his tau kontraksi dan

kekuatan mengejan ibu yang sangat penting dalam proses persalinan.

Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya

dihitung dalam waktu 10 menit.

41
3) Passanger
Kepala janin merupakan bagian yang paling besar dank eras

daripada bagian- bagian lain janin yang akan dilahirkan. Janin dapat

mempengaruhi jalannya persalinan dengan besarnya dan posisi kepala.

Pengetahuan tentang ukuran- ukuran janin ( kepala, bahu, bokong)

sangat penting dalam meramalkan jalannya persalinan dengan adanya

kelainan presentasi kepala. Kelainan dari janin yang dapat

mempengaruhi dari proses persalinan adalah kelainan bentuk dan

besar janin, kelainan pada letak kepala, dan kelainan letak janin.
4) Psikologis ibu
Kondisi psikologis ibu melibatkan emosi dan persiapan

intelektual, pengalaman tentang bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dan

dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu. Psikologis ibu dapat

mempengaruhi perasaan apabila ibu mengalami kecemasan, stress,

bahkan depresi. Hal ini akan mempengaruhi kontraksi yang dapat

memperlambat proses persalinan. Di samping itu, ibu yang tidak siap

secara mental juga akan sulit diajak kerja sama dalam proses

persalinannya. Untuk itu sangat penting bagi bidan dalam

mempersiapkan mental ibu menghadapi proses persalinan.


4. Oligohidrammion
a. Pengertian
Oligohidramion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari

normal yaitu lebih kecil dari ½ liter (sofyan 2012 h.175)


b. Etiologi
Sebab yang pasti tidak diketahui Primer:mungkin oleh karena amnion

kurang baik tumbuhnya dan sekunder misalnya pada ketuban pecah dini

(premature ruptureof the membrane = PROM)(Sofyan,2012 h.175


c. Gambaran Klinis

42
1). Perut ibu kelihatan kurang membuncit
2). ibu merasa nyeri diperut pada tiap pergerakan janin
3). Persalinan lebih lama dari biasanya
4). Sewaktu his akan terasa sakit sekali
5) Jika ketuban pecah,air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang

keluar
d. Resiko Ibu
persalinan yang tidak sesuai dengan proses semestinya

43
e. Resiko Janin
1). Hipoksia janin yang berhubungan dengan kompresi tali pusar, karena

tali pusar mempunyai sedikit cairan yang dapat membuatnya terapung.


2). Resiko hipoplasi paru yang meningkat, jika kasus telah ada sebelum

selama gestasi
f. Penata Laksanaan
oligohidranion biasanya didefinisikan dengan pemerintah ultrasonografi

selama kehamilan amionfusi (infus lanitan saline normal yang hangat

mungkin dapat dilakukan selama persalinan, untuk mengurangi resiko

kompresi talipusat. Pantau kesejahteraan janin (Ladewig dkk 2010 h.129)


5. Induksi Persalinan
1. Pengertian
Induksi partus adalah suatu uapaya agar persalinan mulai berlangsung

sebelum atau sesudah kehamilan cukup dengan jalan merangsang

timbulnya his (Mochtar 2012, h.40)


2. Indikasi induksi persalinan dapat ditinjau dari:
1) Berdasarkan penyakit yang diderita
2) Komplikasi kehamilan
3) Berdasarkan kondisi fisik
Indikiasi dari janin:
1) Kehamilan lewat waktu
2) Plasenta prefia
3) Kematian intra uterin
4) Kematian berulang dalam Rahim
5) Kelainan kongenital
6) Ketuban pecah dini
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi Obstetri, kesempatan bagi

induksi persalinan pervaginam semakin sempit, karena sebagian dilakukan

langsunng dengan seksiosesaria. Induksi persalinan pervaginam merupakan ‘

antara ‘ menuju ketindakan seksiosesaria. Itulah sebabnya bahwa setiap

induksi persalinan dilakukan, sebaiknya disertai pertimbangan bahwa

kegagalan persalinan pervaginam akan dilanjutkan seksiosesaria yang harus

dilakukan dirumah sakit yang dilengakapi dengan fasilitas operasi.

44
6. Kontra indikasi induksi persalinan
Maksut kontra indiksai pada induksi persalianan pervaginam yaitu apabila

Tindakan induksi yang akan dilakukan lebih merugikan dibandingkan


Tindakan seksio langsung.
Kontra indikasi tersebut adalah :
1) Terdapat distosia persalinan
2) Terdapat kedudukan ganda
3) Terdapat” overdistensi ‘’ Rahim
4) Terdapat anamnesa: perdarahan antepartum
5) Terdapat bekas operasi pada otot Rahim
6) Pada grandemultipara atau kehamilan > 5 kali
7) Terdapat tanda- tanda atau gejala intra uterin fetal distress
Syarat induksi persalinan
1) Janin mendekati aterm
2) Tidak terdapat kesempitan panggung/ disport posi sevalo pelvik
3) Memungkinkan untuk lahir pervaginam
4) Janin dalam presentasi belakang kepala
Bentuk induksi persalinan dalam perpustakaan terdapat bentuk persalinan

induksi persalinan pervaginam sebagai berikut:


1) Secara Medis
a) Metode Steinsche
b) Metode drip/infusoksitosin
c) Oksitosin bingual
d) induksi persalinan dengan postraglandin
2) Secara Mekanis
a) Pemecahan ketuban
b) pemasangan laminaria stiff atau bussi (buggie)
3). Metode infus oksitosin
Metode infus oksitosin adalah metode yang paling lazim dilakukan,

oleh karena itu perlu diketahui dengan baik. Menurut ‘’ see- saw theory’’,

Prof.I Scapo dari universitas Washington menyatakan bahwa


1) Prostag landin banyak dijumpai dalam jaringan tubuh
2) Progesterion mungkin menghalangi kerja prostaglandin sehingga tidak

terdapat kontraksi otot Rahim


3) Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin, sehingga

terjadi kontraksi otot Rahim.


4) Pemberian prostaglandin secara langsung dapat meningkatkan

kontraksi Otot Rahim.

45
Prostaglandin merupakan obat yang cukup mahal,sedangkan induksi

persalinan dengan oksitosin murah dan efektif.metode dripoksitosin

dapat dilakukan sebagai bertikut:


1) Sebaiknya pada malam harinya ibu masuk rumah sakit
2) Dapat infus dextrose 5% dengan 5 unit oksitosin
3) Dapat diberikan laksan atau enema
4) Tetesan pertama antara 8- 12 tetes permenit dengan perhitungan

Setiap tetesan mengandung 0,005 unit, sehingga dengan pemberian

12 tetes permenit terdapat oksitosin sebanyak 0,006 unit/menit


5) Setiap 15 menit dilakukan penilaian bila tidak terdapat his yang

adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes, sampai maksimal tercapai

40 tetes permenit/ 0,02 oksitosin atau menit.


6) Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc

Dextros 5%
7) Bila sebelum tetesan ke- 40, sudah timbul kontraksi otot Rahim

yang adekuat, maka tetesan terakhir dipertahankan, sampai

persalinan berlangsung
8) Dalam literature dikemukan juga, bahwa pemberian oksitosin

maksimal setiap menit adalah sekitar 30-40 IU atau tetesan

sebanayak 40 tetes permenit dengan oksitosin sebanyak 10 unit.

46
7. Nifas

a. Pengertian

Masa nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan

rentang waktu kira- kira selama 6 minggu. Masa nifas (puerperium)

dimulai setelah plasenta keluar sampai alat- alat kandungan kembali

normal seperti sebelum hamil (Purwanti 2012, h. 1).

Masa nifas (puerperinium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat- alat kandungan kembali alat- alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira- kira

6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu

3 bulan (Anggraini 2010, h. 1)

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Anggraini (2010, h. 3), tujuan asuhan masa nifas yaitu:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi


2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini,

nutrisi KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan

bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan KB
5) Mendapatkan kesehatan emosi

47
c. Tahapan Masa Nifas

Menurut Purwanti (2012, hh. 3-4), masa nifas dibagi menjadi 3 tahap,

yaitu puerperium dini, puerperinium intermedial, dan remote

puerperinium.

1) Puerperinium dini
Puerperinium dini merupakan masa kepulihan. Pada saat ini ibu sudah

diperbolehkan berdiri dan berjalan- jalan.


2) Puerperinium intermedial
Puerperinium intermedial merupakan masa kepulihan alat- alat

genetalia secara menyeluruh yang lamanya sekitar 6- 8 minggu.


3) Remote puerperinium
Remote puerperinium merupakan masa yang diperlukan untuk sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat

berlangsung selama berminggu- minggu, bulanan, bahkan tahunan.

d. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Bahiyatun (2008,hh.60-64),perubahan fisiologi masa nifas

meliputi:

1. Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi uterus

Selama proses involusi,uterus menipis dan mengeluarkan lokia

yang diganti dengan endometrium baru.Endometrium baru

tumbuh dan terbentuk selama 10 hari postpartum dan menjadi

sempurna sekitar 6 minggu .Proses involusi uterus disertai

dengan penurunan tinggi fundus uteri (TFU).

48
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan

palpasi untuk meraba di mana TFU-nya (tinggi fundus uteri).

(1) Pada saat bayi lahir,fundus uteri setinggi pusat dengan berat

1000 gram.
(2) Pada akhir kala III,TFU teraba 2 jari dibawah pusat.
(3) Pada 1 minggu post partum,TFU teraba pertengahan pusat

dengan simpisis dengan berat 500 gram.


(4) Pada 2 minggu post partum,TFU teraba di atas simpisis

dengan berat 350 gram.


(5) Pada 6 minggu post partum,fundud uteri mengecil (tak

teraba)dengan berat 50 gram (Purwanti 2012,h.45).

b) Lokia

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.Lokhea

dibedakan beberapa jenis berdasarkan warna dan waktu

keluarnya:

(1) Lokhea rubra/merah


Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari-4 masa post

partum.Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi

darah segar,jaringan sisa-sisa plasenta,dinding rahim,lemak

bayi,lanugo (rambut bayi),dan mekonitum.

49
(2) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir,serta

berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.


(3) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum,leukosit,dan robekan atau laserasi plasenta.Keluar

pada hari ke-7 sampai hari ke-14.


(4) Lokhea alba/putih
Lokhea ini mengandung leukosit,sel desidua,sel

epitel,selaput lendir serviks,dan serabut jaringan yang

mati.Berlangsung selama 2-6 minggu post partum (Purwanti

2012,h.47).

c) Ovarium dan tuba falopi

Setelah kelahiran plasenta,produksi estrogen dan progesteron

menurun,sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dari

sirkulasi menstruasi .Pada saat inilah dimulai kembali proses

ovulasi,sehingga wanita dapat hamil kembali.

2) Perubahan sistem pencernaan

Setelah kelahiran plasenta,terjadi pula penurunan produksi

progesteron yang menyebabkan nyeri ulu hati (heartburn) dan

konstipasi,terutama dalam beberapa hari pertama.

3) Perubahan sistem perkemihan

Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari post partum.Diuresis terjsdi

karena saluran urinaria mengalamai dilatasi.Kondisi ini akan

kembali normal setelah 4 minggu postpartum.

4) Perubahn sistem endokrin

50
Saat plasenta terlepas dari dinding uterus,kadar HCG dan HPL

secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7 hari

postpartum.HCG tidak terdapat dalam urin ibu setelah 2 hari

postpartum.HPL tidak lagi terdapat dalam plasma.

5) Perubahan sistem kardiovaskular

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai

kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan .Penurunan terjadi

pada beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal

pada akhir minggu ke-3 postpartum.

6) Perubahan tanda vital

Tekanan darah harus dalam keadaan stabil.suhu turun secara

perlahan,dan stabil pada 24 jam postpartum.Nadi menjadi normal

setelah persalinan.

e. Adaptasi Psikologis Masa Nifas

Rubin dalam Varney(2007),membagi 3 tahap:

1) Taking in (1-2 hsri post partum)

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada

dirinya,tubuhnya sendiri.Mengulang-ulang menceritakan pengalaman

proses bersalin yang dialami.

Wanita baru melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah

gejala kurang tidur dengan gejala lelah,cepat tersinggung,campur baur

dengan proses pemulihan.

2) Taking hold(2-4 hari postpartum)

51
Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan

khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat

bayinya.Wanita postpartum ini berpusat pada kemampuannya dalam

mengontrol diri,fungsi tubuh.berusaha untuk menguasai kemampuan

untuk merawat bayinya,cara menggendong dan menyusui,memberi

minum,mengganti popok.

3) Letting go

Pada masa ini pada umumnya ibu sudah pulang dari RS.Ibu

mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya,dia harus

menyeesuaikan diri dengan ketergantungan bayi,begitu juga adanya

grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial

tertentu.depresi postpartum sering terjadi pada masa ini.

f. Kebijakan Program Pemerintah Dalam Asuhan Masa Nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa dilakukan untuk menilai status ibu

dan bayi baru lahir,untuk mencegah,mendeteksi,dan menangani masalah-

masalah yang terjadi.

1) 6-8 jam setelah persalinan


a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila

perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


d) Pemberian ASI awal,1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

berhasil dilakukan
e) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.jika

petugas kesehatan menolong persalinan ,ia harus tinggal dengan

52
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama sudah kelahiran atau

sampai bayi dan ibu dalam keadaan stabil.


2) 6 hari setelah persalinan
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus berkonstraksi

fundus dibawah umblikus,tidak ada perdarahan abnormal,tidak ada

bau
b) Menilai tanda-tanda adanya demam,infeksi atau perdarahan

abnormal
c) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit pada bagian payudara Ibu.


d) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tali

pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

53
3) 2 minggu setelah persalinan
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi

fundus dibawah umblikus,tidak ada perdarahan abnormal,tidak ada

bau
b) Menilai tanda-tanda adanya demam,infeksi atau perdarahan

abnormal
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tali

pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.


4) 6 minggu setelah persalinan
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.
b) Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini

(Anggraini 2010,h.5)

g. Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas

1) Kebutuhan gizi ibu menyusui

a) Mengkonsumsi tmbahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori

b) Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan

vitamin

c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah menyusui

d) Mengonsumsi tablet zat besi selama masa nifas

e) Minum kapsul vitamin A (200. 000 unit) agar dapat memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI

2) Ambulan dini

54
Ambulan dini adalah kebijakan untuk selekas mungin membimbing

pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk

berjalan.

3) Eliminasi: buang air kecil dan besar

Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air

kecil. Semakin lama urin tertahan dalam kandung kemih maka dapat

mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi,

Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar

karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin

sulit baginya untuk buang air besar secara lancar.

4) Kebersihan diri

Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu

post partum masih belum cukup kooperatif untuk membersihkan

dirinya. Bidan harus bijaksana dalam membersihkan motivasi ini tanpa

mengurangi keaktifan ibu untuk melakukan personal hygiene secara

mandiri. Pada tahap awal, bidan dapat melibatkan keluarga dalam

perawatan kebersihan ibu.

5) Istirahat

Ibu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk

memulihkan kembali keadaan fisiknya, keluarga disarankan untuk

memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup

sebagai persiapan untuk energi menyusui bayinya nanti.

55
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya

kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang

melarang untuk melakukan hubungan seksual sampai waktu tertentu,

misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran. Keputusan

bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

7) Latihan/ senam nifas

Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya

latihan masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu

menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit

postpartum

8. Bayi Baru Lahir


A. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-

28 hari. Bayi baru lahir memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturisasi,

adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin kekehidupan ekstra

uterin) dan toleransi bagi bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik

(Marmi 2012,h.1).
Bayi baru lahir (Newborn)/neonates adalah bayi, lahir sampai usia 4

minggu, biasanya sampai dengan usia gestasi 38-42 minggu.


Ciri-ciri neonates sehat adalah :
1. Bayi baru lahir pada kehamilan 38-40 minggu atau 42 minggu.
2. Panjang 47-50 cm dengan berat badan lebih 2,5 kg
3. Warna merah, segera setelah lahir tangisannya kuat, adanya gerakan-

gerakan bayi, tonus ototnya kenyal dan kekar


B. Pengkajian Bayi Baru Lahir
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian/pemeriksaan fisik

bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

56
1) Metode/Tehnik Pengkajian
Berikut ini adalah metode yang dilakukan dalam pengkajian/pemeriksaan

fisik bayi baru lahir, yaitu secara :


a) Inspeksi dilakukan dengan menggunakan pengamatan/observasi
b) Auskultasi, dilakukan dengan menggunakan alat, seperti Doppler,

stetoskop.
c) Palpasi, dilakukan dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk

meraba adanya normalitas atau abnormalitas.


d) Perkusi, juga menggunakan jari-jari dan tangan untuk mengetahui

adanya normalitas atau abnormalitas dari suatu organ (Maryunani

2010, hh.121-122).
C. Tindakan yang perlu dilakukan pada bayi baru lahir
1) potong tali pusat
Dalam melakukan pemotongan tali pusat diperlukan langkah-langkah

untuk pertahanan kebersihan yaitu, dengan mencuci tangan, meletakkan

bayi yang sudah dibungkus menggunakan kain bersih dan potong tali

pusat dengan gunting steril, hindari pembungkusan tali pusat karena

membungkus tali pusat membuat tali pusat tetap lembab. Cukup banyak

studi yang meneliti saat yang tepat untuk menjepit dan memotong tali

pusat sering dikaitkan dengan manjemen III dan pemberian obat

oksitosika. Diketahui bahwa saat melakukan penjepitan dan pemotongan

tali pusat akan mempengaruhi jumlah darah yang mengalir pada bayi baru

lahir pada sirkulasi fetoplasenta. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk

menunja penjepitan dan pemotongan tali pusat sekitar 1-2 menit ketika tali

pusat telah berhenti berdenyut. Hal ini akan memberi kesempatan bayi

untuk mendapat jumlah darah yang cukup dari sirkulasi plasenta sehingga

menghindari anemia atau mencegah rendahnya Hb pada bayi baru lahir.

57
Menunda penjepitan dan pemotongan tali pusat, tidak meningkat

perdarahan postpartum pada ibu.


Setelah dilakukan jepit potong tali pusat, dilakukan pembersih lender

dari mulut dan hidungnya, melakukan perawatan mata untuk mencegah

terhadap blenore (Maryunani 2010, hh.130-132)


D. Periode bayi baru lahir
Menurut Marmi (2012, h.7) periode bayi baru lahir dibagi menjadi :
1. Reaktiv I
Karakteristik masa reaktif I pada bayi baru lahir :
a) Tanda-tanda vital bayi baru lahir sebagai berikut : freunsi nadi apical

yang cepat dengan irama yang tidak teratur, frekuensi pernafasan

mencapai 80x/menit, irama tidak teratur dan beberapa bayi mungkin

dilahirkan dalam keadaan pernafasan cuping hidung, ekspirasi

mendengkur serta adanya retraksi.


b) Fluktuasi waktu dari merah jambu pucat ke sianosis
c) Bising usus biasanya tidak ada, bayi biasanya tidak berkemih ataupun

tidak mempunyai pergerakan usus selama periode ini.


d) Bayi baru lahir memiliki sejumlah mucus, menangis kuat, reflek isap

yang kuat. Tip khusus: selama periode ini mata bayi terbuka lebih

lama, daripada hari-hari selanjutnya : saat ini adalah waktu paling

baik untuk memulai proses periode perlekatan karena bayi baru lahir

dapat dipertahankan kontak mata untuk waktu yang lama.


2) Fase tidur
Berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam persalinan. Tingkat tariff

pernafasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur, suara usus

muncul tapi kurang, jika mungkin bayi tidak diganggu untuk pengujian

utama dan jangan memandikannya. Selama masa tidur memberikan

kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses persalinan dari

periode transisi ke kehidupan luar uterin.

58
3) Reaktif III
Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung bayi labil

dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus

lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas.

Neonates membutuhkan makanan dan harus menyusu. Pemberian makan

awal penting dalam mencegah hipoglikemia dan stimulasi pengeluaran

penyakit jantung.
E. Kunjungan neonatal
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012, h.49) yaitu :
1) Kunjungan neonatal I (KN 1) pada 6 jam sampai 8 setelah lahir
2) Kunjungan Neonatal II (KN 2) pada hari kedua sampai ke 6 setelah lahir
3) Kunjungan Neonatal III (KN3) pada hari ke 7 sampai ke 28 hari.

F. Neonatus
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat badan lahir antara

2.500- 4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelaianan congenital (cacat bawaan ) yang berat ( Saputra 2014, h. 46).


Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012, h.2) neonates adalah bayi yang

baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari

kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterine. Bersih dari

ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologis.


Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital

neonates yaitu maturisasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh

kehamilan dan proses persalinan memepunyai peranan penting dalam

morbilitas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi bayi baru lahir yang

paling dramic dan cepat berlangsung adalah pada system pernapasan,

sirkulasi dan kemampuan menghasilkan sumber glukosa.


b. Adaptasi Bayi Baru Lahir
1) Periode pertama reaktivitas

59
Dimulai sejak bayi lahir dan berlangsung selama 30 m3nit.

Karakteritis pada periode ini, antara lain: respirasi dan pernapasan

berlangsung cepat (frekuensi pernapasan mencapai 80x/menit) dengan

iramanya yang tidak teratur , espirasi mendengar, terdapat retraksi,

memiliki sejumlah mucus, dan bayi menangis kuat.


2) Fase Tidur
Dimulai dari 30-120 menit awal setelah bayi dilahirkan

berlangsung selama 2-4 jam. Pada fase ini bayi tidur atau aktivitasnya

berkurang.
3) Periode kedua reaktivitas
Berlangsung sejak bayi terbangun dan menunjukkan ketertarikan

terhadap rangsangan dari lingkungan. Periode ini berlangsung selama

2-8 jam pada bayi baru lahir normal.


c. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang

diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran.


Aspek penting dari asuhan segera setelah lahir adalah :
1) Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan

kulit ibu
a) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan

kulit ibu
b) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus tali bayi tersebut

dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindung

dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.


c) Pastikan bayi tetap hangat dengan memriksa telapak bayi setiap 15

menit
d) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi
e) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ᵒC, segera hangatkan bayi
2) Menghusahakan adanya kontak kulit ibunya sesegera mungkin
a) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin.

60
b) Doronglah ibu untk menyusui bayinya apabila bayi tetap siap

dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan bayi untuk

menyusui.
c) Jangan pisahkan bayi sedikitnya satu jam setelah persalinan.
3) Menjaga pernapasan
a) membersihkan pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit
b) Jika tidak bernafas, lakukan hal- hal sebagai berikut: keringkan

bayi dengan selimut arau handuk hangat.


c) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.
d) Bila bayi sianosis/kulit biru, atau sukar bernafass/frekuensi

pernafasan 30>60 kali/menit. Berikan oksigen dengan kateter nasal

B. Landasan Hukum Kebidanan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/ MENKES/

PER/ X/ 2010 tentang izin dan penyelanggaraan praktik bidan.

1. Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan

yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak; dan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuandan keluarga berencana
2. Pasal 10
a. Pasal 10 ayat (1)
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksut dalam pasal 9 huruf a

diberikan pada masa pra hamil, kehamialn, masa persalinan, masa nifas,

masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.


b. Pasal 10 ayat (2)
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksut dalam ayat (1 )meliputi:
1. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3. Pelayanan persalinan normal
4. Pelayanan ibu nifas normal
5. Pelayanan ibu menyusui, dan

61
6. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
c. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat

2 berwenang untuk
1) Episiotomy
2) Penjahitan jalan lahir tingkat 1 dan 2
3) Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan hamil normal rujukan
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

eklusif
7) Pemberian uteretonika pada manajemen aktif kala III dan

postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian pada kelompok kematian, dan
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
3. Pasal 18 ayat (1)
Dalam melaksanakan praktik atau kerja, bidan berkewajiban untuk:
a. Menghormati hak pasien;
b. Memberikan informasi tentang masalah kesehahtan pasien dan pelayanan

yang dibutuhkan;
c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani

dengan tepat waktu;


d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara

sistematis;
g. Mematuhi standar; dan
h. Melakukan pencatatan pelaporan penyelanggaraan praktik kebidanan.

C. Standar Pelayanan Kebidanan

Standar pelayanan kebidanan menurut (Pudiastuti 2011, h. 63- 64).

1. Standar 3 :’’Identifikasi ibu hamil ‘’

62
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masayarakat

secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotifasi ibu, suami, dan

anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksa kehamilannya

sejak dini secara teratur.


2. Standar 4 :’’Pemeriksaan dan pemantauan antenatal’’
Bidan memberikan sedikitnya antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis sera

pentauan ibu dan janin secara seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi,

khususnya anemia kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi, HIV, memberikan

pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait

lainnya yang diberikan tugas oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data

yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus

mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan

selanjutnya.
3. Standar 5 :’’Palpasi abdominal’’
Bidan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk

memperkirakan usia kehamilan bila umur bertambah, memeriksa posisi

bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul

untuk mencari kelaianan serta melakukan rujukan tepat waktu.


4. Standar 6 :’’ Pengelolaan anemia pada kehamilan’’
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ rujukan

semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Standar 8 :’’ persiapan persalinan’’
Bidan memberi saran kepada ibu hamil, suami, serta keluarganya pada

trimester ke-3, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan

aman serta suasa yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik. Bidan

63
transfortasi dan biaya untuk merujuk jika terjadi keadaan gawat darurat. Bidan

hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk persiapan persalinan.


6. Standar 9 :” Asuhan Persalinan Kala I “
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian

memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai dan memperhatikan

kebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung


7. Standar 10 :” Persalinan Kala Dua yang Aman”
Melakukan pertolongan bayi dan plasenta yang bersih dan aman, dengan

sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta

memperhatikan tradisi setempat.


8. Standar 11 :” Pengeluaran Plasenta dan Penegangan Tali

Pusat”
Budan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu

pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.


9. Standar 13 :” Perawatan Bayi Baru Lahir”
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastistikan

pernafasan spontan: mencegah asfiksia, menemukan kelainan, dan

melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan dan mencegah atau

menangani hipotermi.
10. Standar 14 :” Penanganan pada Dua Jam Pertama setelah

Persalinan”
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi

paling sedikit selama dua jam setelah persalinan, serta melakukan

tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memeberikan penjelasan

tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu

ibu untuk memulai pemberian ASI.


11. Standar 15 :”Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada

Masa Nifas”

64
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan ke

rumah pada hari ke-tiga, mingggu ke dua, dan minggu ke enam setelah

persalinan, untuk membantu proses pemulih ibu dan bayi melalui

pentalaksanaan tali pusat yang benar, penmuan dini, penatalaksanaan atau

rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta

memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan

perorangan makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir. Pemberian ASI,

imunisasi dan KB..

D. Standar Kompetensi Bidan menurut (Sari 2012, h.129- 133)

1. Kompetensi ke- 3
Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan

kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini pengobatan atau

rujukan dari komplikasi tertentu.


Pengetahuan dasar:
1) Anatomi dan fisiologi tubuh manuasia
2) Siklus menstruasi dan proses konsepsi
3) Tumbuh kembang janin dan factor- factor yang mempengaruhinya
4) Tanda- tanda dan gejala kehamilan
5) Mendiagnosa kehamilan
6) Perkembangan normal kehamilan
7) Komponen riwayat kesehatan
8) Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal
9) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan

atau tinggi fundus uteri


10) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis

gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminens, mola

hydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda kelainan letak dan

pre eklamsi.

65
11) Nilai normal pemeriksaan laboratorium seperti hemoglobin dalam darah,

tes gula, protein, asekton dan bakteri dalam urine.


12) Perkembangan normal dari kehamilan: perubahan bentuk fisik

ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus yang diharapkan.


13) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak

kehamilan terhadap keluarga.


14) Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada,

ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktifitas

(senam hamil)
15) Kebutuhan nutrisi bagi perempuan hamil dan janin
16) Penatalaksanaan imunisasi pada perempuan hamil
17) Pertumbuhan dan perkembangan janin
18) Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua
19) Persiapan keadaan dan rumah/ keluarga untuk menyambut kelahiran bayi
20) Tanda- tanda dimulianya persalinan
21) Promosi dan dukungan pada ibu menyusui
22) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan

dan kelahiran
23) Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan
24) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan
25) Penggunaan obat- obatan tradisional ramuan yang aman untuk

mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan


26) Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alcohol, dan obat

terlarang bagi perempuan hamil dan janin


27) Akibat yang ditimbulkan atau ditularkan oleh binatang tertentu terhadap

kehamilan, misalnya toksoplasmasmosis


28) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti

pre eklamsi, perdarahan pervagina, kelahiran premature, anemia berat


29) Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin
30) Resusitasi kardiopulmunari
Pengetahuan Tambahan
1) Tanda, gejala, dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam

kehamilan, seperti asma, HIV, infekssi menular seksual (IMS), diabetes,

kelainan jantung, post matur/ serotinus

66
2) Akibat dari penyakit akut atau kronis yang disebut diatas bagi kehamilan

dan janinnya.
Ketrampilan Dasar
1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

menganalisanya pada setiap kunjungan/ pemeriksaan ibu hamil


2) Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap
3) Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk

pengukuran tinggiema fundus uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin


4) Melakukan penilaian pelvik termasuk ukuran dan struktur tulang panggul
5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin

dengan menggunakan fetoscope (pinar) dan gerakan janin dengan palpasi

uterus
6) Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan
7) Mengkaji status nutria ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan

janin
8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi

kehamilan
9) Memberikan penyuluhan pada klien atau keluarga mengenai tanda-tanda

bahya serta bagaimana menghubungi bidan


10) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,

hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen, dan pre-eklamsia

ringan
11) Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan

yang lazim terjadi dalam kehamilan


12) Memberikan imunisasi pada ibu hamil
13) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan

penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat dari :


a) Kekurangan gizi
b) Pertumbuhan janin yang tidak adekuat : SGA dan LGA
c) Pre-eklamsia berat dan hipertensi
d) Pendarahan pervaginam
e) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm
f) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm
g) Kematian janin

67
h) Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan

pandangan, nyeri epigastrum yang disebabkan tekanan darah tinggi


i) Ketuban pecah sebelum waktunya (KPD= Ketuban Pecah Dini)
j) Persangkaan polihidramnion
k) Diabetes mellitus
l) Kelainan congenital pada janin
m) Hasil laboratorium tidak normal
n) Persangkaan polihidarmnio, kelainan janin
o) Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis, infeksi saluran

perkemihan, dan saluran napas.serta menjadi seorang ibu.


p) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran

serta menjadi ibu


q) Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan

selama hamil seperti, nutrisi, latihan (senam), keamanan dan berhenti

merokok
r) Penggunaan secara aman jamu/obatan tradisional yang tersedia.
Ketrampilan Tambahan
1) Menggunakan dopler untuk memantau DJJ
2) Memberikan pengobatan dan/ kolaborasi terhadap penyimpangan dari

keadaan normal, dengan menggunakan standar local dan sumber daya

yang tersedia
3) Melaksankan kemampuan Asuhan Pasca Keguguran.
2. Kompetensi ke-4
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap

kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan

yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu

untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.


a. Pengetahuan Dasar
1) Fisiologi persalinan
2) Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan

penunjuk
3) Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan

kelahiran
4) Indicator tanda-tanda mulai persalinan

68
5) Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf

atau alat serupa


6) Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan
7) Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan
8) Proses penurunan janin melalui pervic selama persalinan

dan kelahiran
9) Pengelola dan penatalaksanaan persalinan dengan

kehamilan
10) Pemberian kenyamanan dalam persalinan seperti :

kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi

dukungan moril pengurangan nyeri tanpa obat.


11) Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus
12) Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi

pernafasan, kehangatan, dan memberi ASI/PASI ekslusif 6

bulan.
13) Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru

lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung,

kontak mata anatara bayi dengan ibunya bila

memungkinkan
14) Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI esklusif
15) Manajemen fisiologis kala III
16) Memberikan suntikan intramuscular meliputi : uterotonika

antibiotika dan sedative


17) Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti : distosia

bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan

karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.


18) Indikasi tindakan operatif misalnya gawat janin CPD
19) Indicator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet,

kelainan presentasi, eklamsia, kelelahan ibu gawat

janin,infeksi,ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia

69
karena insersi uteri primer, postterm dan pretrm serta tali

pusat menumbung.
20) Prinsip manajemen kala III secara fisiologis
21) Prinsip manajemen aktif kala III

b. Pengetahuan Tambahan
1) Penatalaksanaan persalinan dengan mal presentasi
2) Pemberian subtikan anestesi local
3) Akselerasi dan induksi persalinan
c. Ketrampilan Dasar
1) Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan

dan tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarrang\


2) Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus
3) Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk

posisi dan penurunan janin


4) Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama,

kekuatan, dan frekuensi)


5) Melakukan pemeriksanaan panggul (pemeriksaan dalam)

secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penuruna,

bagian terendah, prentasi, posisi keadaan ketuban dan

proporsi panggul dengan bayi.


6) Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan

menggunakan partograf
7) Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarga
8) Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat

selama persalinan
9) Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan

abnormal dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang

sesuai dan atau melakukan rujukan tepat waktu


10) Melakukan amniotomi pada pembukaan servik lebih dari 4

cm sesuai dengan indikasi


11) Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat
12) Melakukan episiotomy dan penjahitan bila diperlukan
13) Melakukan manajemen fisiologis kala III

70
14) Melakukan manajemen aktif Kala III
15) Membrerikan suntikan intra muskuler meliputi

intratonika,antibiotoka dan sedative


16) Memasang infuse, mengambil darah untuk pemeriksaan

haemoglobin (Hb) dan Hematokrit (HT)


17) Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inverse uteri

dalam kala III


18) Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya
19) Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan

dengan benar
20) Memeriksa robekan vagina dan perineum tingkat II
21) Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak

sungsang, partus macet, kepla didasar panggul, ketuban

pecah dini tanpa infeksi, postterm dan pretrm


22) Melakukan pengeluaran plasenta secara manual
23) Mengelola perdarahan post partum
24) Memindahkan ibu untuk tindakan

tambahan/kegawatdaruratan dengan tanpa waktu sesuai

indikasi
25) Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan

hubungan ikatan/tali kasih saying ibu dan bayi baru lahir


26) Memfasilitasi ibu untuk menyusui segera mungkin dan

mendukung ASI ekslusif


27) Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan

intervensi yang dilakukan


d. Ketrampilan Tambahan
1) Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan

dan gerakan yang tepat.


2) Memberikan suntikan anestesi locak jika diperlukan
3) Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacuum jika

diperlukan

71
4) Mengidentifikasi dan mengelola mal presentasi, distosia

bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan

(IUFD) dengan tepat.


5) Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung
6) Mengidentifikasi dan menjepit robekan servik
7) Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan utuk

mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan


8) Memberikan oksitosin dengan tepat waktu untuk induksi

dan akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post

partum

2. Kompetensi ke-5
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu

tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat


a. Pengelolaan Dasar
1) Fisiologis nifas
2) Proses infolusi dan penyembuhan sesudah

persalinan/abortus
3) Proses laktasi/menyusui dan tehnik yang benar serta

penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan

payudara, abses, mastitis putting susu lecet, putting susu

masuk
4) Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan

kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung

kemih
5) Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir
6) Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus
7) “Bonding dan Attacment” orang tua dan bayi baru lahir

untuk menciptakan hubungan positif


8) Indicator subinvolusi : misalnya perdarahan yang terus

menerus, infeksi

72
9) Indicator masalah-masalah laktasi
10) Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya

perdarahan pervaginam menetap, sisa plasenta, renjatan

(syok) dan preeklamsia postpartum


11) Indicator pada komplikasi tertentu dalam periode post

partum sepoerti anemia kronis, hematoma vulva, retensi

uteri, incontinetia alvi.


12) Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan sesudah

abortus
13) Tanda dan gejala abortus
b. Ketrampilan Dasar
1) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang

terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan,

persalinan, dan kelahiran


2) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu
3) Pengakjian involusi uterus serta penyembuhan

perlukaan/luka jahitan
4) Merumuskan diagnose masa nifas
5) Menyusun perencanaan
6) Memulai dan mendukung pemberian ASI ekslusif
7) Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi

perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi

baru lahir
8) Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan

rujukan bilamana perlu


9) Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai

kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai


10) Penatalaksanaan ibu post partum abnormal : sisa plasenta,

renjatan dan infeksi ringan


11) Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB

pasca persalinan

73
12) Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk

wanita pacca persalinan


13) Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi

tertentu
14) Memberikan antibiotika yang sesuai
15) Mencatat dan mendokumentasikan temua-temuan dan

intevensi yang dilakukan


c. Ketrampilan Dasar
1) Melakukan insisi pada hematoma vulva
3. Kompetensi ke-6
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi. Komprehensif pada

bayi baru lahir sehat samapi denngan 1 bulan


a. Pengetahuan Dasar
1) Adapaun bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
2) Kebutuhan dasar bayi baru lahir : kebersihan jalan nafas,

perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi,”bounding

attachment”
3) Indicator pengkiajian bayi baru lahir, misalnya dari

APGAR
4) Penampilan dan perilkau bayi baru lahir
5) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama

1 bulan
6) Memberikan imunisasi pada bayi
7) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal

seperti : caput, molding, Mongolia spot, hemangioma.


8) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal

seperti : hipoglikemia, hipotermi, dehidrasi, diare dan

infeksi, icterus
9) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi

baru lahir sampai 1 bulan


10) Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi
11) Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature

74
12) Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, sperti trauma

intracranial, frakturclavikula, kematian mendadak dan

hematoma
b. Ketrampilan Dasar
1) Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelncaran

pernafasan dan merawat tali pusat


2) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang

berlebihan
3) Menilai segera setelah bayi baru lahir seperti APGAR
4) Membersihkan badan bayi baru lahir dan memberikan

identitas
5) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru

lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda

kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak

memungkinkan untuk hidup


6) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusui
7) Memberikan imunisasi pada bayi
8) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya

dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan

medic
9) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada

bayi baru lahir seperti : kesulitan bernafas/asfiksia ,

hipotermi, hipoglikemi
10) Memindahkan secara aman bayi abru lahir ke fasilitas

kegawatdaruratan apabila memungkinkan


11) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang

dilakukan
c. Ketrampilan Tambahan
1) Melakukan penilaian masa gestasi
2) Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan bayi normal dan asuhannya

75
3) Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh

sumberdaya yang tersedia di masyarakat


4) Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa

berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan,

keguguran, atau kematian bayi


5) Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya

dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas

perawatan kegawatdaruratan
6) Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran

ganda
E. Manajemen Asuhan Kebidanan
Langkah I : Mengumpulkan data dasar
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:


a. Riwayat kesehatan
b. Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Langkah II : Menginterpretasikan/menganalisa data dasar
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis

atau masalah, dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas

dasar data-data yang telah diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah

atau diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan yaitu diagnosis yang

ditegakkan olh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur kebidanan tersebut.


Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangakaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien dan diharapkan dapat bersiap-siap bila

76
diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting

sekali melakukan asuhan ynag aman.


Langkah IV : Mengidentifikasi dan menerapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau

untuk mengkonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim kesehatan yang

lain sesuai dengan konsdisi klien. Langkah keempat mencerminkan

kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen bukan

hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi

juga selama perempuan tersebiut bersama bidan terus-menerus, misalnya

pada waktu ia berada dalamk persalinan.


Langakah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi,

pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Karena asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan

tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, cultural, atau

masalah psikologis.
Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilamgkah kelima harus

dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan

seluruhnya oleh bidan dan sebagian bagib oleh klien, atau anggota tim

77
kesehtan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya, memastikan langkah-

langkah tersebut benar-benar terlaksana.


Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bantuan apakah benar-benar terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah

dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar

efektif dalam pelaksanaanya (Asrinah 2010, hh.162-166).


F. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
1. SOAP
Metode 4 langkah ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan

kebidanan dan dipakai untuk mendokumentasian asuhan kebidanan dalam

rekam medis klien sebagai catatan kemajuan. SOAP mrupakan catatan yang

bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis.


Kepanjangan dari SOAP adalah :
S (subjektif) yaitu apa yang dikatakan oleh klien
O (objektif) yaitu apa yang dilihat dirasakan oleh bidan sewaktu
Melaksanakan pemeriksaan
A (analisis) yaitu kesimpulan apa yang dibuat dari data-data
subjektif/objektif tersebut
P (planning) yaitu apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil
Penegevaluasian tersebut.
S (Data Subjektif)
Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varnay langkah pertama dalah pengkajian data, terutama data yang

diperoleh melalaui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan

masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran

dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang kaan

berhubungan langsung dengan diagnosis.


O (Data Objektif)

78
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut

Hellen Varnay pertama ( pengkajian data), terutama data yang diperoleh

melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan

laboratorium/pemeriksaan diagnosis lain. Catatan medic dan informasi dan

keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif.


A (Assesment)
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan)
dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen

kebidanan, karena keadaan pasien setiap saat bisa mengalami perubahan dan

akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.


P (Planning)
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan

dating. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi

data. Rencana asuhan ini bertujuan unruk mengusahakan tercapainya kondisi

pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya.

Pendokumentasian P dalam SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai

rencana yang telah disusun, sessuai dengan keadaan dan harus disetujui oleh

pasien, kecuali bila tindakan tidak dilakukan akan membahayakan

keselamatan klien. Dalam planning juga harus dicantumkan evaluasi, yaitu

tafsiran dari efeek tindakan yang telah diambil untuk melalaui efektivitas

asuhan/hasil pemeriksaan tindakan (Asrinah 2010, hh.158-160).

79
80
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal / Jam Pengkajian : 31 Januari 2017 / 08.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

I. DATA SUBYEKTIF

A. Biodata Klien
1. Ibu
Nama : Ny. A
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
No.Telp/HP : 085713548XXX
Alamat : Podo, penciran
2. Suami
Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
No.Telp/HP : 085713548XXX
Alamat : Podo, penciran

Keluhan
Ya Tidak keterangan
- √ Pusing :

- √ Konstipasi :

- √ Sering Berkemih:

- √ Gangguan tidur dan mudah lelah :

- √ Varises dan wasir :

- √ Sesak nafas :

- √ Perdarahan :

81
- √ Nyeri perut bawah :

- √ Kontraksi Braxton Hiks :

- √ Lain-lain :

B. Riwayat Menstruasi
1. HPHT : 05 Agustus 2016
2. Siklus : ± 28 Hari
3. HPL : 12 April 2017
C. Riwayat Perkawinan
1. Menikah : Iya
2. Umur Waktu Menikah : 20 tahun
3. Pernikahan Ke : 1
4. Lama Pernikahan : 10 tahun

D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan
Umur Bayi Cac Ke
Kea Jenis
N Keha Tem Penol lsg J. B P atB a
daa Persalin
o Milan pat ong Mena K B B awa daa
n an
. ngis an n
1 9 bln Bai BPM Bidan Spontan Ya P 3 4 T Bai
. k R 0 8 ida k
0 k
0

Nifas Keadaan anak sekarang


Lochea Laktasi Involusi Keadaan Umur Keadaan
Normal Normal Lancar Baik 5 tahun Baik

E. Riwayat Kehamilan Sekarang


BB sebelum hamil : 45 kg
Riwayat kehamilan

Trimester I Trimester II Trimester III


ANC berapa 1x di BPM 4x diBPM 1x dipuskesmas
kali di
Keluhan Mual-muntah Tidak ada keluhan Pegel-pegel

82
Pesan Nakes makan sedikit istirahat yang kurangi
Tapi sering, cukup aktivitas
Periksa rutin yang berat
Dan istirahat
cukup
Imunisasi TT TT3 tanggal 27 Desembaer 2016
Suplemen Asam Folat 5 10 tablet Fe, Tablet Fe
Mg B1, dan B6 Kalk,B6
Kenaikan BB 5 kg 4 kg 4 kg
Gerakan Janin Belum terasa belum teratur aktif dan
Diusia 4 bulan teratur

F. Riwayat Kesehatan
1. Klien
Ya Tidak Keterangan

- √ Diabetes Militus :

- √ Penyakit Jantung :

- √ Hipertensi :

- √ Anemia :

- √ Asma :

- √ Hepatitis :
2. Keluarga
Ya Tidak Keterangan

- √ Diabetes Militus :

- √ Penyakit Jantung :

- √ Hipertensi :

- √ Anemia :

- √ Asma :

- √ Hepatitis :

G. Keadaan Psikososial

83
1. Penerimaan Ibu terhadap kehamilan : ibu menerima kehamilan

dengan senang
2. Penerimaan keluarga terhadap kehamilan : keluarga menerima

kehamilannya ibu
3. Rencana pengasuhan anak : Rencana akan diasuh sendiri
4. Budaya keluarga yang dianut : Tidak ada budaya yang

dianut
5. Kekhawatiran khusus terhadap persalinan : Ibu mengatakan tidak

khawatir karena sudah

pernah melahirkan
H. Pola kehidupan sehari-hari

Pola Sebelum hamil Selama hamil

1. NUTRISI
a. Pola makan/banyaknya 3 kali/ 1 porsi 3 kali/ 1 porsi
Minum/banyaknya 6-7 gelas/ hari 6-8 gelas/ hari
b. Keluhan Tidak ada Tidak ada
c. Makanan yang sering Nasi, lauk, Nasi, lauk, sayur,
dikonsumsi sayur.buah buah
2. ELIMINASI
a. Pola BAB 1x sehari 1x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Lembek Lembek
b. Pola BAK 4-5 kali/ hari 4-6 kali/ hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. ISTIRAHAT
Lamanya ± 8 jam ± 8 jam
4. AKTIVITAS
a. Aktivitas di rumah Mencuci, menyapu, Mencuci, menyapu,

memasak memasak
b. Aktivitas di luar rumah Bekerja Bekerja
c. Aktivitas yang Bekerja Bekerja
melelahkan
5. SEKSUAL
a. Frekuensi 1 kali dalam 1 kali dalam
1minggu 2minggu
Keluhan yang dirasakan Tidak ada Tidak ada
6. KEBIASAAN YANG

84
MEMPENGARUHI
KESEHATAN
1. Merokok (aktif/pasif) Pasif (suami) Pasif (suami)
2. Minum obat-obatan diluar Tidak pernah Tidak pernah
resep
3. Minum kopi Tidak pernah Tidak pernah
4. Minum softdrink, alkohol Tidak pernah Tidak pernah
5. Memakai pakaian ketat Kadang- kadang Kadang- kadang
6. Memakai sandal/sepatu hak Kadang- kadang Kadang- kadang
tinggi
7. Pantangan makanan Tidak berpantang Tidak berpantang

85
I. Pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan
1. Pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan ibu hamil
Ibu mengatakan ibu hamil harus makan- makanan yang bergizi serta

minum susu
2. Pengetahuan tentang kebutuhan istirahat dan aktivitas
Ibu mengatakan ibu hamil harus istirahat yang cukup
3. Pengetahuan tentang perawatan payudara
Ibu mengatakan perawatan payudara adalah payudara dibersihkan

menggunakan baby oil


4. Pengetahuan tentang senam hamil
Ibu mengatakan belum tahu tentang senam hamil
5. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan penanganannya
Ibu mengatakan tanda bahaya kehamilan adalah apabila keluar darah dari

jalan lahir dan pusing yang hebat


6. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan
Ibu mengatakan tanda- tanda persalinan apabila ketuban sudah pecah

II. DATA OBYEKTIF


1. Data Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB sekarang : 57 kg
d. LILA : 23,5 cm
e. Tinggi badan : 160 cm
f. IMT : 45/2,56 = 17,58 Kg/m2
2. Tanda- tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 89kali/ menit
c. Pernafasan : 20 kali/ menit
d. Suhu : 36,5 ᵒC

A. Status Present

1. Wajah : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma

gravidarum
2. Mata : Conjungtiva tidak pucat, sclera putih,

penglihatan baik

86
3. Hidung : septum ditengah, bersih, tidak ada

kotoran,tidak ada polip


4. Telinga : tidak ada serumen fungsi penglihatan baik
5. Dada,Payudara : Pernafasan teratur, tidak retraksi, puting

menonjol, tidak ada benjolan , tidak ada nyeri

tekan, ada hiperpigmentasi aerola, colostrum

belum keluar.
6. Abdomen :
1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada strie

gravidarum
2) Palpasi Bimanual :
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba bulat, lunak,

tidak melenting
Leopold II : Bagian kanan teraba datar, keras, memanjang,

ada tahanan dan kiri teraba, kecil- kecil janin


Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat,

keras,melenting bisa digoyangkan


Leopold IV : Bagian terbawah teraba 5/5 bagian
a. Auskultasi DJJ : 138x/ menit, tunggal, teratur, terdengar jelas

disebelah kanan bawah pusat ibu


b. TFU Mc.Donal : 25 cm
7. TBJ : (25-12)x 155= 2015 gram
8. Panggul Luar
a. Distansia Spinarum : 26 cm (23-26 cm)
b. Distansia Cristarum : 29 cm (26- 29 cm)
c. Conjugata Eksterna : 19 cm (18-20 cm)
9. Lingkar Panggul : 87 cm (80- 100cm)
10. Ekstremitas Atas : Tidak oedem, teraba hangat, kapilaryrefil ˂2

detik
11. Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak oedem, teraba hangat, tidak

Ada varises
12. Punggung : Tidak ada nyeri tekan punggung
13. Genetalia : Tidak dikaji
14. VT : Tidak dikaji
15. Anus : Tidak dikaji

87
B. Pemeriksaan Penunjang

1. Hb : 9 gr%
2. Urin protein : Negatif
3. Urin Glukosa : Negatif
4. Golongan Darah : A( Buku KIA)

C. Asesment

1. Diagnosa aktual

Ny. A 30 tahun GIIPIA0 hamil 30 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin,

puka, preskep, U

2. Masalah : anemia ringan (Hb 9 gr/dl)


3. Antisipasi : memberikan ibu tablet Fe 1x1 60 mg untuk mencegah anemia

bertambah berat.

D. Penatalaksanaan

1. Planning
a. Beritahu hasil pemeriksaan
b. Berikan penkes tentang anemia pada ibu hamil
c. Anjurkan ibu untuk makan yang bergizi
d. Anjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah
e. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
2. Implementasi dan evaluasi
a. Jam 08.40 WIB memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik dan

sehat namun untuk kondisi ibu dalam keadaan anemia ringan dengan hasil

pemeriksaan Hb 9,0 gr/dl.


Evaluasi
Jam 08.55 WIB ibu senang dan lega dengan hasil pemeriksaan bahwa

bayinya dalam keadaan normal namun ibu tampak cemas dengan

kondisinya.

88
b. Jam 08.55 WIB memberikan penkes tentang anemia pada ibu hamil

meliputi:
Pengertian anemia, penyebab anemia, tanda dan gejala anemia dalam

kehamilan, akibat anemia (pada kehamilan, saat persalinan, pada saat

nifas, pada janin), dan cara mencegah anemia dalam kehamilan. (Materi

terlampir).
Evaluasi
Jam 09. 05 WIB ibu telah mengetahui tentang anemia, dan mampu

mengulang pengertian anemia serta menyebutkan tanda anemia antara lain

lemas, pusing, pucat pada bibir, kelopak mata, dan nafsu makan

berkurang.
c. Jam 09.05WIB menganjurkan ibu untuk makan- makanan bergizi yaitu:
Jenis makanan yang bervariasi meliputi sayur- sayuran, buah- buahan,

susu, daging, ikan, telur, tempe, dll.


Evaluasi
Jam 09.10 WIB telah mengetahui penjelasan yang diberikan dan ibu

bersedia melakukan anjuran.


d. Jam 09.10 WIB menganjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah

setiap malam hari


Evaluasi
Jam 09.15 WIB Ibu bersedia untuk rutin minum tablet tambah darah
e. Jam 09.15 WIB memberitahu ibu untuk memakai kaos kaki agar tidak

kedinginan.
Evaluasi 09. 20 WIB ibu bersedia memakai kaos kaki.
f. Jam 09.20 WIB memberitahu pada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu

lagi tanggal 14 febuari 2017


Evaluasi
Jam 09.25 WIB ibu mengerti dan ibu bersedia untuk diperiksa lagi.

Asuhan kebidanan Kehamilan II

Tanggal/ jam : 14 Febuari 2017/ 15.00 WIB

Tempat : Rumas pasien

89
A. Data Subyektif

1. Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan

2. Ibu mengatakan tiap hari minum susu

3. Ibu mengtaakan porsi makan tambah dan lauk bervaria

4. Ibu mengatakan tablet tambah darah diminum rutin sebelum tidur dengan air

putih.

5. Ibu mengatakan ingin mengetahui tentang tanda bahaya pada kehamilan

B. Data Obyektif

1. Data Umum

a. KU : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. BB sekarang : 58 kg

d. LILA : 23,5 cm

2. Tanda- tanda vital

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 79x/ menit

c. Pernafasan : 20x/ menit

d. Suhu : 36,6ᵒ C

3. Status Obsetri

a. Wajah : simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem,

tidak ada cloasma gravidarum

90
b. Mata : simetris, tidak cekung, sclera putih, conjungtiva

merah muda, fungsi penglihatan baik.

c. Dada : simetris, pernafasan teratur.

d. Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, putting menonjol,

tidak ada benjolan, colostrum belum keluar

e. Abdomen :

1) Inpeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada strie

gravidarum

2) Palpasi leopold

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba setengah bulat lunak,

tidak melenting.

Leopold II : Kanan tebaba keras, datar, memanjang ada tahanan

dan kiri teraba kecil- kecil janin

Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting,

masih bisa digoyangkan.

Leopold IV : Bagian terbawah teraba 5/5 bagian

f. Auskultasi DJJ : 126X/ menit tunggal, tertur, terdengar jelas

disebelah kanan bawah pusat

g. TFU Mc. Donal : 26 cm

h. TBJ : (26-12)x 155= 2.170 gram

Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, kapilaryrefil ˂2 detik

i. Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises,

kapilaryrevil ˂2 detik

91
C. Assesment

Ny. A 30 tahun GIIPIA0 hamil 32 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, Puka,

preskep, U

92
D. Pentalaksanaan

1. Planing

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Anjurkan ibu untuk periksa USG

c. Berikan penkes tentang tanda bahaya kehamilan

d. Anjurkan ibu istirahat cukup

e. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang

2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 15.30 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dan

ibunya dalam keadaan sehat.

Evaluasi

Jam 15.35 WIB ibu senang dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan

b. Jam 15.35 WIB memberikan penkes mengenai tanda bahaya pada

kehamilan meliputi: pengertian, gejala yang menimbulkan bahaya bagi ibu

dan bayi dalam rahim selama masa kehamilan, macam- macam, dan

penanganan. (Materi terlampir)

Evaluasi

Jam 15.50 WIB ibu telah mengetahui tentang tanda bahaya pada

kehamilan dan mampu menyebutkan macam- macam tanda bahaya

kehamilan dan penanganannya.

c. Jam 15. 50 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan

mengurangi aktivitas yang berat.

Evaluasi

93
Jam 15.55 WIB ibu bersedia melakukan anjuran untuk istirahat yang

cukup

d. Jam 15. 55 WIB menganjurkan ibu untuk periksa USG untuk memastikan

keadaan janin dalam kandungan.

Evaluasi

Jam 16.00 WIB ibu bersedia melakukan anjuran dan berencana akan USG

pada akhir maret.

e. Jam 16.05 WIB memberitahu ibu untuk kunjungan ulang memeriksakan

kehamilannya 2 minggu sekali atau bila ada keluhan untuk segera

mengetahui kondisi ibu dan kehamilannya ibu ditenaga kesehatan

terdekat.

Evaluasi

Jam 16.10 WIB ibu mengerti dan ibu bersedia untuk kunjungan ulang dan

diperiksa lagi

94
Asuhan Kebidanan Kehamilan III

Tanggal/jam : 20 Febuari 2017/15.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

A. Data Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah 3 hari punggungnya mersa pege-pegel

2. Ibu mengatakan tiap hari minum susu

3. Ibu mengtaakan porsi makan tambah dan lauk bervariasi

4. Ibu mengatakan tablet tambah darah diminum rutin sebelum tidur dengan air

putih.

B. Data Obyektif

1. Data Umum

a. KU : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. BB sekarang : 58 kg

d. LILA : 23,5 cm

2. Tanda- tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 89x/ menit

c. Pernafasan : 21x/ menit

d. Suhu : 36,6ᵒ C

3. Status Obsetri

a. Wajah : simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem,

tidak ada cloasma gravidarum

95
b. Mata : simetris, tidak cekung, sclera putih, conjungtiva

merah muda, fungsi penglihatan baik.

c. Dada : simetris, pernafasan teratur.

d. Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, putting menonjol,

tidak ada benjolan, colostrum belum keluar.

e. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi , tidak ada strie

gravidarum

2) Palpasi leopold

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba setengah bulat,

lunak, tidak melenting.

Leopold II : Kanan teraba bagian keras, datar, memnjang, ada

tahanan, dan kiri teraba bagian kecil- kecil janin.

Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting,

masih bisa Digoyangkan.

Leopold IV : Bagian terbawah 5/5 bagian

f. Auskultasi DJJ : 138x/menit, tunggal, teratur, terdengar, jelas sebelah

kanan bawah pusat.

g. TFU Mc. Donal : 26 cm

h. TBJ : (26-12)x155= 2170 gram

i. Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, kapilaryrefil <2detik

j. Ekstemitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises,

kapilaryrefil <detik

96
C. Asesment

Ny.A 30 tahun GIIPIA0 hamil 35 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, puka,

preskep, U

D. Penatalaksanaan

a. Berithu ibu hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu tentang keluhan yang dirasakan

c. Berikan penkes tentang Ketidaknyamanan TM III

d. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang

Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 15.55 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi dan ibunya dalam

dalam keadaan sehat

Evaluasi

Jam 16.05 WIB ibu senang dengan hasil yang disampaikan

b. Jam 16.05 WIB memberitahu ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu:

Pegel- pegel pada punggung itu hal yang normal untuk ibu hamil karena perut

yang semakin membesar. Cara mengatasi dengan mengompres air hangat

selama 20 menit

Evaluasi

Jam 16.10 ibu bersedia dengan anjuran yang diberikan

c. Tanggal 21 Febuari 2017 jam 09.30 WIB memberitahu ibu tentang

Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil TM II meliputi:

97
Pengertian ketidaknyamanan, macam- macam ketidaknyamanan tm III, dan

cara mengatasi keluhan.(Materi terlampir)

Evaluasi

Jam 09.50 WIB ibu paham dan mampu mengulang kembali materi yang

diberikan seperti pegal pada punggung cara mengatasinya dengan tidur

miring, tidak boleh mengangkat beban yang terlalu berat, berdiri tidak terlalu

lama.

d. Jam 09.50 WIB melakukan kontrak waktu pada ibu untuk kunjungan ulang

dan mennganjurkan ibu periksa rutin ke tenaga kesehatan atau sewaktu- waktu

bila ada keluhan.

Evaluasi

Jam 09.55 WIB ibu bersedia untuk memeriksa kehamilannya secara teratur

atau bila ada keluhan

98
Asuhan kebidanan Kehamilan IV

Tanggal/jam : 6 maret 2017/ 13.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

A. Data Subyektif

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Ibu mengatakan tablet tambah darah diminum rutin sebelum tidur

B. Data Obyektf

1. Data Umum

a. Ku : baik

b. kesadaran : composmentis

c. BB sekarang : 59 kg

d. LILA : 23,6 cm

2. Tanda- tanda Vital

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 88x/menit

c. Suhu ; 36.6 ᵒC

d. Rr : 20x/menit

3. Status Obstetri

a. Wajah : simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem.

b. Mata : Simetris, tidak cekung, sclera putih, conjungtiva merah

muda fungsi penglihatan baik\

99
c. Dada : Simetris, pernafasan teratur.

d. Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, putting menonjol, tidak

ada benjolam . colostrum belum keluar.

C. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada strie gravidarum

2) Palpasi Leopold

a. Leopold I : Teraba bulat, lunak tidak melenting

b. Leopold II : kanan teraba keras, datar, memanjang ada tahanan dan

kiri teraba kecil-kecil janin.

c. Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting, masih

bisa digoyangkan.

d. Leopold IV : Bagian terbawah teraba 5/5 bagian

e. Auskultasi DJJ : 130x/menit tunggal, teratur, terdengar jelas disebelah

kanan bawah pusat

f. TFU Mc. Donal : 26 cm

g. TBJ : (26- 12)x 155= 2.170 gram

h. Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem, kapilery refill < 2 detik

i. Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises, kapilaryrefil

<2detik

C. Assesment

Ny. A 30 tahun GIIPIA0 hamil 35 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin,

puka, preskep, U

100
D. Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu istirahat yang cukup

c. Beritahu ibu untuk minum tablet tambah darah

2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 13.30 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan

bayi dalam keadaan sehat dan normal

Evaluasi

Jam 13.35 WIB ibu senang mengetahui bahwa ibu dan bayinya dalam

keadaan Sehat.

b. Jam 13.35 WIB menganjurkan pada ibu untuk istarahat yang cukup dan

menguranggi aktivitas berat.

Evaluasi

Jam 13.40WIB ibu bersedia untuk melakukan anjuran .

c. Jam 13.40 WIB menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet

tambah darah secara rutin agar Hb normal.

Evaluasi

Jam 13.45WIB ibu bersedia untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah

darah

101
Asuhan kebidanan Kehamilan V

Tanggal: 20 Maret 2017/ 14.00 WIB

Tempat: Rumah pasien

A. Data Subyektif

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Ibu mengatakan masih minum tablet tambah darah rutin sekali sehari sebelum

tidur dengan air putih

3. Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persiapan persalinan

B. Data obyektif

1. Data umum

a. KU : baik

b. Kesehatan : composmentis

c. BB sekarang : 58 kg

2. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 84 x/menit

c. pernafasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36,6◦C

3. Status Obstetri

a. wajah : simetris,tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem,

tidak ada cloasma gravidarum.

102
b. Mata : simetris, tidak cekung, sklera putih, conjungtiva

merah muda, fungsi penglihatan baik

c. Dada : simetris, pernafasan teratur.

d. Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, puting menonjol,

ada hiperpigmentasi areola, tidak ada benjolan

abnormal, colostrum sudah keluar.

e. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra, tidak

ada striae gravidarum

2) Palpasi leopold

Leopold I : TFU pertengahan pusat dengan px, teraba setengah

bulat, lunak, tidak melenting

Leopald II : kanan teraba bagian keras, datar,memanjang, ada

tahanan dan kiri teraba bagian kecil-kecil janin

Leopald III : bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting,

tidak bisa digoyangkan

Leopald IV : teraba bagian bawah sudah masuk panggul

f. Auskultasi DJJ : 135x/menit, tunggal, teratur, terdengar jelas

disebelah kanan bawah pusat

g. TFU Mc. Donal : 27 cm

h. TBJ : (27-11) x 155= 2.480 gram

103
i. Ekstremitas atas : simetris, tidak pucat, tidak ikterik, tidak oedem,

tidak ada varises, teraba hangat, kapilaryrefil < 2

detik

4. pemeriksaan penunjang

a.Hb : 10,9 gr/dl

C. Assesment

Ny.E 30 tahun GII, pIA0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup intra uterin,

puka, preskep U

D. Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Anjurkan ibu istirahat cukup

c. anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah

d. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan

e. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang

2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 14.20 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan sehat dan normal.

Evaluasi

jam 14.25 WIB ibu senang mengetahui bahwa ibu dan bayinya dalam

keadaan sehat.

104
b. jam 14.25 WIB menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup dan

mengurangi aktivitas berat agar flek coklat tidak keluar lagi.

Evaluasi

Jam 14.30 WIB ibu bersedia untuk melakukan anjuran

c. jam 14.30 WIB menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet

tambah darah secara rutin agar Hb ibu normal.

Evaluasi

Jam 14.35 WIB ibu bersedia untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah

darah.

d. jam 14.35 WIB memberitahu ibu tentang persiapan persalinan meliputi:

1. Persiapan fisik dan mental

2. Tanda-tanda persalinan: timbulnya rasa mulas dari panggul ke

bagian depan, terasa kencang, (kontraksi), pengeluaran lendir

bercampur darah, keluar air kawah (cairan ketuban).

3. Tempat persalinan yang aman: BPS (bidan praktik swasta),

PUSKESMAS, RB (rumah bersalin), dan RS (rumah sakit).

4. Penolong persalinan yang aman: dpkter kandungan dan bidan

5. Pendamping persalinan: suami, orang tua, saudara dan teman

6. Persiapan biaya: menabung, tabulin, jaminan kesehatan.

7. Persiapan kegawatdaruratan: donor darah, transportasi, uang.

8. Pengambil keputusan : suami, orang tua, saudara (apabila pengambil

keputusan pertama tidak ada)

9. Persiapan kebutuhan persalinan:

105
a) Persiapan ibu : pakaian longgar dengan kancing di depan, celana

dalam bersih, pembalut, kain jarik, dan perlengkapan mandi

b) Perlengkapan bayi: popok bayi, bedong bayi, baju bayi, selimut

bayi.(Materi terlampir)

Evaluasi

Jam 14.55 WIB ibu paham dengan penjelasan yang diberikan

mengenai persiapan persalinan.

e. jam 14.55 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang 1

minggu lagi atau jika ibu ada keluhan.

Evaluasi

Jam 15.00 WIB ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang .

106
Asuhan Kebidanan Kehamilan VI

Tanggal/ jam : 27 Maret 2017/ 13.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

A. Data Subyektif
1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Ibu mengatakan belum merasakan nyeri maupun kenceng- kenceng

b. Data Obyektif
1. Data Umum
a. KU : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. BB : 60 kg
d. LILA : 23.6 cm
2. Tanda- tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 79x/menit
c. Suhu : 36,8◦ C
d. Respirasi : 21x/menit
3. Status Obstetri
a. Wajah : simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem, tidak

ada cloasma gravidarum


b. Mata : simetris, tidak cekung, sklera putih, conjungtiva merah

muda, fungsi penglihatan baik


c. Dada : simetris, pernafasan teratur.
d. Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, putting menonjol, tidak

ada benjolan, colostrum belum keluar


e. Abdomen :
1) Infeksi : Tidak ada luka bekas operasi , tidak ada strie

gravidarum
2) Palpasi leopold
Leopold I : Teraba setengah bulat, tidak melenting
Leopold II : Kanan teraba keras, datar, memanjang dan ada tahanan

dan kiri teraba kecil- kecil janin


Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting, tidak

bisa digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terbawah teraba 4/5 bagian

107
f. Auskultasi DJJ : 132X/menit tunggal, teratur, terdengar jelas disebelah

kanan bawah pusat


g. TFU Mc Donal : 27 cm
h. TBJ : (27-11) X 155 = 2. 480 gram
i. Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, kapilaryrefil < 2 detik

108
C.Assesment
Ny. A 30 tahun GIIPIA0 hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra

uterin, puka, preskep, U

D. Penatalaksanaan
1. Planning
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
c. Anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah
d. Berithu ibu untuk kunjungan ulang
2. Implementasi dan Evaluasi
a. jam 13.30 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan sehat dan normal
Evaluasi
Jam 13.35 WIB ibu senang mengetahui bahwa ibu dan bayinya dalam

keadaan Sehat dan normal.


b. Jam 13.35 WIB menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup dan

mengurangi aktivitas berat .


Evaluasi
Jam 13.40 WIB ibu bersedia anjuran nakes
c. Jam 13.40 WIB menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet tambah

darah.
Evaluasi
Jam 13.45 WIB ibu bersedia untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah

darah.

d. Jam 13.45 WIB memberitahu ibu untuk kunjungan ulang

Evaluasi

Jam 13.50 WIB ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang.

Asuhan Kebidanan Kehamilan VII

Tanggal/ jam : 5 April 2017/ 14.30 WIB

Tempat : Rumah pasien

109
1. Data Subyektif
1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Ibu mengatakan belum merasakan nyeri maupun kenceng- kenceng

2. Data Obyektif
1. Data Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 60 kg
LILA :25,6 cm

2.Tanda- tanda Vital


a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 89x/menit
c. Suhu : 36,8◦ C
d. Respirasi : 19x/menit
e. Status Obstetri
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem
tidak ada cloasma gravidarum
Mata : simetris, tidak cekung, sklera putih, conjungtiva

merah muda, fungsi penglihatan baik


Dada : simetris, pernafasan teratur.
Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, putting menonjol,
tidak ada benjolan, colostrum belum keluar
Abdomen :
3) Infeksi : Tidak ada luka bekas operasi , tidak ada strie

gravidarum

110
4) Palpasi leopold
Leopold I : Teraba setengah bulat, tidak melenting
Leopold II : Kanan teraba keras, datar, memanjang dan ada

tahanan dan kiri teraba kecil- kecil janin


Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting, tidak

bisa digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terbawah teraba 4/5 bagian
5) Auskultasi DJJ : 132X/menit tunggal, teratur, terdengar jelas disebelah

kanan bawah pusat


6) TFU Mc Donal: 28 cm
7) TBJ : (28-11) X 155 = 2. 635 gram
8) Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, kapilaryrefil < 2 detik

C. Assesment
Ny. A 30 tahun GIIPIA0 hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup intra

uterin, puka, preskep, ʉ

D. Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Anjurkan ibu istirahat cukup

c. anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah

d. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan

2. Implementasi dan Evaluasi

a. jam 14.50 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan sehat dan normal.

Evaluasi

jam 14.55 WIB ibu senang mengetahui bahwa ibu dan bayinya dalam

keadaan sehat.

111
b. jam 14.55 WIB menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup dan

mengurangi aktivitas berat agar flek coklat tidak keluar lagi.

Evaluasi

Jam 15.00 WIB ibu bersedia untuk melakukan anjuran

c. jam 15.00 WIB menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet

tambah darah secara rutin agar Hb ibu normal.

Evaluasi

Jam 15.05 WIB ibu bersedia untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah

darah.

d. jam 15.10 WIB memberitahu ibu tentang persiapan persalinan meliputi:

1. Persiapan fisik dan mental

2. tanda-tanda persalinan: timbulnya rasa mulas dari panggul ke

bagian depan, terasa kencang, (kontraksi),pengeluaran lendir

bercampur darah, keluar air kawah (cairan ketuban).

3. Tempat persalinan yang aman: BPS (bidan praktik swasta)

,PUSKESMAS ,RB (rumah bersalin), dan RS (rumah sakit).

4. Penolong persalinan yang aman: dpkter kandungan dan bidan

5. Pendamping persalinan: suami, orang tua, saudara dan teman

6. Persiapan biaya: menabung, tabulin, jaminan kesehatan.

7. Persiapan kegawatdaruratan: donor darah, transportasi, uang.

8. Pengambil keputusan : suami, orang tua, saudara (apabila

pengambil keputusan pertama tidak ada)

9. Persiapan kebutuhan persalinan:

112
a) Persiapan ibu : pakaian longgar dengan kancing di depan,

celana dalam bersih, pembalut, kain jarik, dan

perlengkapan mandi

b) Perlengkapan bayi: popok bayi, bedong bayi, baju bayi,

selimut bayi.(Materi terlampir)

Evaluasi

Jam 15.20 WIB ibu paham dengan penjelasan yang diberikan mengenai

persiapan persalinan.

113
Asuhan Kebidanan Kehamilan VIII

Tanggal/ jam : 12 April 2017/ 13.30 WIB

Tempat : Rumah pasien

A. Data Subyektif
1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Ibu khawatir karena bayinya belum lahir
3. Ibu mengatakan belum merasakan nyeri maupun kenceng- kenceng

B. Data Obyektif
a. KU : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. BB : 60 kg
d. LILA : 23.6 cm

C. Tanda- tanda Vital


a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 79x/menit
c. Suhu : 36,8◦ C
d. Respirasi : 19x/menit
e. Status Obstetri
f. Wajah : simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem,

tidak ada cloasma gravidarum


g. Mata : simetris, tidak cekung, sklera putih, conjungtiva

merah muda, fungsi penglihatan baik


h. Dada : simetris, pernafasan teratur.
i. Payudara : simetris, tidak ada tarikan kulit, putting

menonjol, tidak ada benjolan, colostrum belum

keluar
j. Abdomen :
1. Infeksi : Tidak ada luka bekas operasi , tidak ada strie

gravidarum
2. Palpasi leopold
Leopold I : Teraba setengah bulat, tidak melenting
Leopold II : Kanan teraba keras, datar, memanjang dan ada

tahanan dan kiri teraba kecil- kecil janin

114
Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting,

tidak bisa digoyangkan.


Leopold IV : Bagian terbawah teraba 4/5 bagian
k. Auskultasi DJJ : 132X/menit tunggal, teratur, terdengar jelas

disebelah kanan bawah pusat


l. TFU Mc Donal : 28 cm
m. TBJ : (28-11) X 155 = 2. 635 gram
n. Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, kapilaryrefil < 2 detik
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises

C. Assesment
Ny . A 30 tahun GIIPIA0 hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra

uterin, puka, preskep, U

D. Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu bahwa hari ini adalah hari perkiraan lahir

2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 13.50 WIB memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dan janin dalam keadaan sehat

Evaluasi

Jam 13. 55 WIB ibu senang mengetahui bahwa ibu dan bayinya dalam

keadaan normal

b. Jam 13.55 WIB memberitahu ibu bahwa hari ini hari perkiraan lahir bayi

apabila lebih dari 3 hari bayi tidak lahir segera datang ketenaga

kesehatan yang lebih dekat.

Evaluasi

115
Jam 14.00 WIB ibu mengerti dan ibu bersedia datang ketenaga

kesehatan.

Kunjungan Kebidanan Kehamilan IX

Tanggal/jam : 18 April 2017/ 13.00 WIB

Tempat : Rumah p[asien

A. Data Subyektif

1. Ibu mengatakan khawatir karena bayinya belum lahir

2. Ibu mengatakan belum mersakan kenceng-kenceng

B. Data Subyektif

Ku : Baik

Kesadaran : Composmentis

BB : 60 Kg

LILA : 23.6 cm

C. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 88x/menit

c. Suhu : 36,8ᵒ C

d. Respirasi : 21x/menit

e. Status Obstetri

116
Wajah : Simestris, tidak pucat, tidak kuning, tidak oedem, tidak

cloasma gravidarum

Mata : Simetris, tidak cekung, sclera putih, conjungtiva

merah muda

Dada : Simetris, pernafasan teratur

Payudara : Simetris, tidak ada tarikan kulit, putting menonjol,

tidak ada benjolan, colostrum sudah keluar.


Abdomen :
1. Infeksi : Tidak ada luka bekas operasi , tidak ada strie

gravidarum
2. Palpasi leopold
Leopold I : Teraba setengah bulat, tidak melenting
Leopold II : Kanan teraba keras, datar, memanjang dan ada

tahanan dan kiri teraba kecil- kecil janin


Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting,

tidak bisa digoyangkan.


Leopold IV : Bagian terbawah teraba 4/5 bagian
Auskultasi DJJ : 132X/menit tunggal, teratur, terdengar jelas

disebelah kanan bawah pusat


2. TFU Mc Donal : 28 cm
3. TBJ : (28-11) X 155 = 2. 635 gram
4. Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, kapilaryrefil < 2 detik
5. Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises
C. ASsesment
Ny. A 30 tahun GIIPIA0 hamil 41 minggu, janin tunggal, hidup intra

uterin, puka, preskep U

D. Penatalaksanaan
1. Planning
2. Beritahu ibu hasil pemeriksan
3. Berikan support mental pada ibu
4. Anjurkan ibu untuk USG
2.implementasi dan Evalusai
a. Jam 13.30 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaaan bahwa janin dan

117
ibu dalam keadaan sehat
Evaluasi
Jam 13.35 WIB ibu senang mengetahui bahwa ibu dan bayinya dalam
keadaan sehat
b. Jam 13.35 WIB memberikan support mental pada ibu agar ibu tidak

Merasa khawatir ataupun cemas dalam kehamilannya


Evaluasi
Jam 13.40 WIB ibu mengtakan sedikit lega karena sudah diberi nasehat oleh
nakes
c. Jam 13.40 WIB Anjurkan ibu untuk USG
Evaluasi
Jam 13.50 WIB ibu bersedia USG lagi tanggal 21 April 2017, agar ditemani
suaminya.

118
Asuhan Kebidanan Persalinan

Tanggal/ jam : 21 April 2017/14.30 WIB

Tempat : RSUD Kajen

Berdasarkan Rekam Medis (Riwayat Persalinan)

Tanggal 21 April 2017 jam 10.00 WIB : Ibu mengatakan datang ke Poli kandungan

RSUD Kajen diantar oleh suaminya ingin memeriksakan keadaan bayinya. Jam 10.30

WIB ibu mengeluh perutnya terasa kenceng, ibu mengtakan perkiraan lahir tanggal

14 April 2017. Kemudia dr. SpOg mengatakan dari hasil USG didapatkan air ketuban

sudah sedikit, kemudia dr. SpOg menganjurkan ibu untuk bersalin di RS dan akan

dilakukan program pacu. Jam 14.30 WIB ibu dipindah keruang bersalin untuk

mendapatkan pelayanan persalinan. Jam 15.00 WIB ibu diperiksa dengan hasil KU:

baik Kesadran : composmenti, TD : 120/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, S : 36,5ᵒC

TFU : 28 cm, VT pembukaan 2 cm, porsio lunak, KK +, penurunan di Hodge II,

teraba UUK, tidak ada molase, His : 2x 10’ 25”, DJJ : 140x/menit, terdengar teratur,

Jam 15.00WIB kolaborasi dengan dr. SpOg. Advis dr. SpOg mengatakan pantau Djj,

pembukaan servik, dan memberikan program pacu.Kemudian jam 19.00 WIB ibu

diperiksa lagi dengan hasil DJJ : 138x/menit, His : 2x 10’ 25”, VT pembukaan 2 cm,

porsio lunak, KK +, penurunan kepala di hogde II, teraba UUK, tidak ada molase,

bidan melaksanakan program pacu agar pembukaan serviks bertambah. Program pacu

D5% drip oksitosin 5 IU dengan 12 tpm telah dilakukan. Jam 21.00 WIB ibu

mengatakan kencengnya semakin sering dan frekuensinya bertambah, ketuban pecah

pyok, kemudian bidan memeriksa dengan hasil pemeriksaan DJJ : 148x/menit, His :

4x 10’ 45”, VT pembukaan 9 cm, portio tipis, KK (-) jernih, penurunan kepala di

119
hodge III, tidak ada molase, Nadi: 90x/menit, kemudian jam 22.00 WIB ibu

mengatakan merasa ingin mengejan dan tidak tertahankan, kemudian bidan

melakukan pemeriksaan dengan hasil VT : pembukaan 10 cm, portio tidak teraba,

KK(-) jernih, tidak ada molase, Nadi 90x/menit, penurunan kepala hodge III, jam

22.10 WIB ibu dipimpin mengejan. Jam 22.30 WIB bayi lahir spontan, menangis

keras, gerakan katif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, kemudia bayi

di dilakukan IMD. Jam 22.31 WIB oksitosin masuk 1/3 paha bagian luar secara IM,

22.40 WIB plasenta lahir spontan lengkap tidak ada kotiledon dan selaput yang

tertinggal. Terdapat laserasi jalan lahir derajat I kemudian dilakukan penjahitan. Jam

22.55 WIB dilakukan pemantauan kala IV dengan hasil TD : 110/70 mmHg, N:

87x/menit. S : 36,7ᵒC, RR : 21x/menit, TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras,

PPV :± 50cc, kandung kemih kosong.

120
Asuhan Nifas kunjungan I

Tanggal/jam : 22 April 2017/ 07.00 WIB


Tempat : RSUD Kajen

A.Data Subyektif

1. Ibu mengatakan mules dan nyeri pada daerah luka jahit perinium.

2. Ibu mengatakan darah yang keluar tidak banyak

3. Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya

4. Ibu mengatakan sudah BAK spontan tetapi belum BAB

5. Ibu mengatakan sudah bisa miring kiri, duduk, dan berjalan

6. Ibu mengatakan sudah makan dan minum ½ porsi

7. Ibu mengatakan sudah minum tabet tambah darah

B.Data Obyektif

1. KU : baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Tekanan darah : 110/70 mmHg

4. Nadi : 88x/menit

5. Pernafasan : 20x/menit

6. Suhu : 36,6 ⁰C

7. Status Obstetri

a. Wajah : tidak pucat, tidak oedem

b. Payudara : puting susu menonjol, areola menghitam, Colostrum sudah

keluar.

c.Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba keras, VU tidak

121
penuh
d. Genetalia : PPV lochea rubra ± 50 cc, ada luka jahit perinium
e. Ekstremitas: tidak oedem, teraba hangat, kapilaryrefil < 2 detik.

C.Assesment

Ny. A 30 tahun PIIA0 nifas normal 6 jam

D. Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

b. Beritahu tentang keluhan yang dirasakan

c. Beritahu ibu untuk tidak berpantang makanan

d. Anjurkan ibu untuk istirahat

e. Beritahu ibu teknik menyusui yang benar

f. Anjurkan ibu untuk kunjungan berikutnya

2. Implementasi dan Evaluasi

a.Jam 07.05 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu

dan bayi dalam keadaan sehat.

Evaluasi

Jam 07.10 WIB ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaan

b.Jam 07.10 WIB memberitahu ibu bahwa mules dan lemes yang ibu

rasakan merupakan hal yang normal karena proses pengembalia

rahim kebentuk semula, lemes yang digunakan karena tenaga banyak

digunakan untuk bersalin dan nyeri yang dirasakan adalah hal yang normal

karena luka jahit pada jalan lahir.

Evaluasi

122
Jam 07.15 WIB ibu merasa lega karena keluhannya merupakan hal yang

normal.

c.Jam 07.15 WIB memberitahu ibu untuk tidak berpantang makanan karena

akan menghambat produksi ASI dan makan-makanan yang bergizi yang

menggandung protein tinggi seperti daging telur, ikan , daging, syur,

agar mempercepat proses penyembuhan bekas luka jahit perineum.

Evaluasi

Jam 07.25 WIB ibu bersedia untuk tidak berpantang makanan

d. Jam 07.25 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat agar tenaga ibu pulih

Evaluasi

Jam 07. 30 WIB ibu istirahat tidur.

e.Jam 07.30 WIB memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusi

yang benar yaitu bayi disusui tidak terjadwal, bayi dipangku, tangan kiri

menyompang pantat bayi, dan posisi bayi sejajar dengan tangan.l

Evaluasi

Jam 07.40 WIB ibu paham dan ibu mampu mempraktikkan apa yang dijelas

Nakes.

F.Jam 07.40 WIB memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi

Evaluasi

Jam 07.45 WIB ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang

123
Asuhan Kebidanan Nifas II

Tanggal/jam : 28 April 2017/ 10.00 WIB


Tempat : Rumah Pasien

A.Data Subyektif

1. Ibu mengatakan ASI nya sudah keluar banyak dan bayinya hanya Minum ASI saja

2.Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada luka jahit.

3. Ibu tidak berpantang makanan

4. Obat yang diberi dari RS diminum habis

B. Data Obyektif

1. Data Umum

a. KU : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tekanan darah : 120/70 mmHg

d. Nadi : 80x/ menit

e. pernafasan : 20x/menit

f. suhu : 36,5ᵒC

2. Status Obstetri

a. Wajah : tidak pucat, tidak oedem

b. Payudara : Putting susu menonjol, areola menghitam, colostrum sudah

keluar.

c.Abdomen : TFU pertengahan pusat dengan simpisis, uterus teraba

keras, VU tidak penuh


d. Genetalia : tidak oedem, tidak ada varises, PPV lochea sanguilenta,

124
luka jahit belum kering.
e. Estremitas : tidak oedem, teraba hangat, homant sign negatif,
kapilaryrefil < 2 detik.

3.Pemeriksaan penunjang

HB: 10,4 gr%

C.Assesment

Ny. A 30 tahun PIIA0 nifas normal 6 hari

D.Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu hasil pemeriksaan

b. Anjuran ibu tetap memberikan ASI Ekslusif

c. Berikan penkes tentang gizi ibu nifas

d. Beritahu tentang kunjungan selanjutnya

2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 10.10 WIB memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan baik.

Evaluasi

Jam 10.15 WIB ibu merasa senang dengan hasil yang disampaikan.

Jam 10.15 WIB menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai bayi

Berusia 6 bulan dan memberikan ASI sesering mungkin.


Evaluasi
Jam 10.20 WIB ibu bersedia melakukan anjuran.
Jam 10.20 WIB memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang gizi ibu nifas

yaitu zat- zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan kesehatan ibu dan

bayi pada masa nifas. Manfaat, jenis bahan yang diperlukan ibu nifas, akibat kurang

125
gizi, cara mengolah makan agar zat gizinya tidak hilang, anjurkan gizi untuk ibu

nifas.(Materi terlampir)
Evaluasi
Jam 10.30 WIB ibu sudah mengetahui tentang gizi ibu nifas dan mampu

mengulanginya.
Jam 10. 30 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan 1 minggu lagi atau jika

ibu ada keluhan ibu dapat ke tenaga kesehatan terdekat.


Evaluasi
Jam 10.35 WIB ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang.

126
Asuhan Kebidanan Nifas III
Tanggal/ jam :08 Mei 2017/ 14.00 WIB
Tempat : rumah pasien

A. Data Subyektif

a. Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan


b. Ibu mengtakan ASI sudah keluar lancar
c. Ibu mengatakan bahwa saat ini bayinya hanya diberikan ASI saja
d. Ibu mengatakan setiap hari selalu membersihkan payudaranya
e. Ibu mengatakan sehari 3-4 kali dengan nasi, sayur, telur, ibu tidak

berpantang makanan
f. Ibu mengatakan selalu menjaga kebersihan pada daerah kewanitaannya

B. Data Obyektif

1. Data umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 49 kg
2. Tanda- tanda Vital
Tekanan darah :110/80 mmHg
Nadi : 87x/menit
Suhu : 36,7 ᵒC
Respirsasi : 20x/ menit
3. Status Obstetri
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedem
b. Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera

Putih, fungsi penglihatan baik

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan

Vena jugularis
d. Dada : simetris, bersih, putting susu menonjol, tidak kemerahan

Palpasi : tidak ada massa, tidak bengkak, ASI keluar lancar.


e. Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong
f. Genetalia : PPV lochea serosa, Luka jahit sudah kering,
tidak ada tanda- tanda infeksi.
g. Esttremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, human
Sign negative, kapilary refill <2 detik

127
C. Asssesment

Ny. A 30 tahun PIIA0 nifas normal 2 minggu

D. Penatalaksanaan

1. Planning
a. Beritahu hasil pemeriksaan
b. Anjurkan ibu tetap memberikan ASI Esklusif
c. Beritahu ibu kunjungan selanjutnya

128
2. Implementasi dan Evaluasi
a. Jam 14.10 WIB memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan baik.


Evaluasi
Jam 14.15 WIB ibu merasa senang dengan hasil yang disampaikan
b. Jam 14.15 WIB menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai bayi

berusia 6 bulan dan memberikan ASI sesering mungking.


Evaluasi
Jam 14.20 WIB ibu bersedia melakukan anjuran.
c. Jam 14.20 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang 4 minggu

lagi atau jika ibu ada keluhan segera ke tenaga kesehatan terdekat.
Evaluasi
Jam 14.25 WIB ibu bersedia.

129
Asuhan Kebidanan Nifas Ke IV
Tanggal/ jam : 2 Juni 2017/ Jam 13.00 WIB
Tempat : Rumah pasien

A.Data Subyektif

a. Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

b. Ibu mengatakan belum KB dan ibu binngung ingin menggunakan KB apa.

c. Ibu mengatakan ingin mengetahui lebih banyak tentang KB implant.

d.Ibu mengatakan bahwa anaknya menyusunya semakin kuat

B.Data Obyektif

1. Data Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 50 Kg

2.Data- data Vital

a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg

b. Nadi : 88x/menit

c. Suhu : 36,7ᵒ C

d. Respirasi : 19x/menit

3. Status Obstetri

a. Muka : tidak pucat, tidak oedem

130
b. Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih bersih, fungsi

penglihatan baik

c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

d. Dada : simetris, pernafasan teratur

e. Payudara :

Inspeksi : simetris, tidak kemerahan, putting menonjol, bersih

Palpasi : tidak bengkak, tidak ada massa, ASI lancer

f. Genetalia : PPV Lochea alba, luka jahit sudah kering dan rapat, tidak

ada tanda- tanda infeksi

g. Esktremitas bawah : tidak oedem, tidak ada varises, teraba hangat, kapilary

refill < 2 detik

h. Pemeriksaaan penunjang

j. Hb : 11 gram%

C.Assesment

Ny. A 30 tahun PIIA0 nifas normal 6 minggu

D.Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Jelaskan pada ibu macam- macam alat kontrasepsi

131
2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 13.10 WIB memberitahu ibu tnetang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan baik.

Evaluasi

Jam 13.15 WIB ibu merasa senang dengan hasil yang disampaikan

b. Jam 13.15 WIB menjelaskan pada ibu macam- macam alat kontrasepsi.

Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat

yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak

kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan

Jarak kehamilan. Tujuan penggunaan alat kontrasepsi yaitu menunda

kehamilan, menjarangkan kehamilan, mengehntikan kehamilan. Macam-

macam alat kontrasepsi yaitu metode sederhana, meliputi : kondom,

spermiside, diafragma, Coitus interuptur ( senggama terputus), metode

amenore laktasi, dan metode Kalender. Dan metode meliputi : Hormonal (Pil

KB, Suntik KB, Implant/ susuk (AKBK), Mekanis (AKDR), Metode KB

darurat, dan Metode Kontap. Tempat- tempat untuk mendapatkan pelayanan

alat kontrasepsi yaitu : Bidan praktek Swasta , Dokter spesialis kandungan,

Puskesmas, Rumah sakit. (Materi terlampir)

Evaluasi

Jam 13.25 WIB ibu sudah mengerti dan ibu ingin menggunakan KB implant

132
Asuhan Kebidanan Neonatus I

Tanggal/ jam : 22 April 2017 /jam 07.00 WIB

Tempat : Rumah Sakit X

A. Data Subyektif

Berdasarkan keterangan ibu bayinya sudah menyusu sudah BAK dan sudah BAB

B. Data Obyektif

1. KU : Baik

2. Nadi : 122x/ menit

3. Suhu : 36,8ᵒ C

4. Pernafasan : 46x/menit

5. Pemeriksaan Fisik

a. Kulit : kemerahan, tidak kuning tidak kebiruan

b. kepala : mesocephal, ubun- ubun tidak cekung, tidak ada hematoma

c. Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan

d. Mata : Simetris, sclera putih, conjungtiva merah muda

e. Hidung : tidak ada secret, tidak ada perdarahan, tidak ada polip,

septum ditengah.

f Mulut : bibir lembab, kemerahan ,lidah basah, tidak ada bercak

putih, tidak ada selaput lender, reflek menoleh positif,

reflek menghisap ada.

g. leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

h. Esktremitas : simetris, tidak pucat, tidak kuning, teraba hangat, gerakan

aktif, reflek menggenggam positif

133
i. Dada : simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi dinding

dada

j. perut dan tali pusat : tidak kembung, tali pusat basah, tidak ada tanda

infeksi pada tali pusat

k. genetalia : Ada labia mayor menutupi labia mino

L. Estremitas bawah : simetris, teraba hnagat,tidak kuning, tidak pucat,

gerakan aktif, babyskin posirif

m. punggung dan tulang : tidak ada kelainan bentuk tulang punggung

n. Lubang anus : ada lubang anus

C. Assesment

By. Ny. A usia 6 jam bayi baru lahir normal

D. Penatalaksanaan

1.Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Beritahu ibu tentang perawatan tali pusat

c. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir

d. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang

2. Implementasi dan Evaluasi

a. Jam 07.30 WIB memberitahu ibu pemeriksaan bayinya bahwa bayinya

dalam keadaan normal.

Evaluasi

Jam 07. 35 WIB ibu bersyukur bayinya dalam keadaan baik.

134
b. Jam 07.35 WIB memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat supaya tali

pusat bayi terjaga dari kuman dan infeksi dengan cara menjaga supaya

tetap kering dan bersih. Materi terlampir

Evaluasi

Jam 07.40 WIB ibu paham tentang perawatan tali pusat pada bayinya

c. Jam 07.40 WIB menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru

lahir, yaitu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang dapat

mengakibatkan kematian pada bayi. (Materi terlampir)

Evaluasi

Jam 07.45 WIB ibu paham dan tahu cara mengatasinya

d.Jam 07.45 WIB menyampaikan untuk kunjungan 6 hari lagi

Evaluasi

Jam 07.50 WIB ibu bersedia bayinya diperiksa lagi

135
ASUHAN Kebidanan Neonatus II

Tanggal/ jam : 28 April 2017/10.00 WIB

Tempat : Rumah pasien

A. Data Subyektif

1. Ibu mengatakan bayinya sudah menghisap kuat

2. Ibu mengatakan tali pusat telah lepas 2 hari yang lalu

3. Ibu mengatakan bayinya BAB ± 3x perhari dan BAK ± 6x Perhari.

4. Ibu mengatakan bayinnya hanya diberi ASI saja.

B. Data Obyektif

1. Ku : baik

2. suhu : 36,8ᵒ C

3. RR: 48x/menit

4.N : 118x/menit

5.BB: 2900 gram

6.Pemeriksaan fisik

a. Kulit : kemerahan, tidak kuning, tidak kebiruan

a. Kepala : mesocepal, ubun-ubun tidak cekung, tidak ada hematoma.

b. Telinga: simetris, bersih, tidak ada caira yang keluar,tidak ada perdarahan

c. Mata: simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih

d. Hidung: septum di tengah, tidak ada cairan, tidak ada perdarahan.

136
e. Mulut : bibir lembab, kemerahan, lidah basah, tidak ada bercak putih, tidak

ada selaput lender, reflek menoleh positif, reflek menghisap ada.

f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

g. Ekstremitas Atas : simetris, tidak pucat, tidak kuning, teraba hangat, gerakan

aktif, reflek menggenggam posirif.

h. Dada : simetris, Pernafasan teratur, tidak ada retraksi dinding dada

i. Perut dan tali pusat : tidak kembung, pusat basah, tidak ada tanda infeksi

pada pusat

j. Genetalia : ada labia mayor menutupi labio minor.

k. Ekstremitas bawah : simetris, tidak kuning, tidak pucat, teraba hangat,

gerakan aktif, babyskin positif

L. Punggung : Tidak ada kelainan tulang punggung

m. Lubang anus : ada lubang anus

C. Assesment

By. Ny A dengan neonates sehat 6 hari

D. Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya

b. Anjurkan ibu menyusui bayinnya secara on demand

c. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinnya

2. Implementasi dan Evaluasi

137
a. Jam 10.25 WIB memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa

bayinnya dalam keadaan sehat dan normal.

Evaluasi

Jam 10.30 WIB ibu senang dengan hasil yang disampaikan

b. Jam 10.30 WIB menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin, tidak terjadwal. Jika bayi menangis, ibu harus mengecek

apakah bayi BAK, BAB atau ingin menyusu. Jika sudah 2 jam, bayi

harus disusui meskipun sedang tidur.

Evaluasi

Jam 10.10.35 WIB ibu paham dengan yang dijelasakan.

c. Jam 10.35 WIB menganjurkan ibu selalu menjaga kehanagatan bayi

dengan cara mengganti popok, baju atau bedong jika basah,

membendong bayi, menyelimuti bayi dengan kain bersih dan kering,

menjaga suhu ruangan agar tetap hangat, tidak

memberikan penghangat buatan pada bayi.

Evaluasi

Jam 10.40 WIB ibu bersedia mengikuti anjuran.

138
Asuhan Kebidanan Neonatus III

Tanggal/ jam : 08 Mei 2017/ 14 .00 wib

Tempat : Rumah pasien

A.Data Subyektif

1. Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja

2. Ibu mengatakan bayinnya BAB rutin 2x perhari berwarna kuning lembek

dan BAK 6x Perhari

3. Jika bayi tidur ibu sering membangunkannya untuk minum ASI

B.Data Obyektif

1. KU : bak

2. S : 36,7ᵒ c

3. RR : 48x/menit

4. N : 120x/menit

5.BB : 3100 gram

6. Pemeriksaan Fisik

a. kulit : kemerahan, tidak kuning tidak kebiruan

b.Kepala : Mesocepal, ubun- ubun tidak cekung, tidak ada hematoma

c.Telinga : simetris ,bersih ,tidak ada serumen ,tidak ada pendarahan

d. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda

e. Hidung : tidak ada secret, tidak ada perdarahan, tidak ada polip,

septum ditengah

139
f. Mulut : bibir lembab, kemerahan, lidah basah, tidak ada bercak

putih, tidak ada selaput lender, reflek menoleh positif, reflek menghisap

ada

g. leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

h. Ektremitas atas : simetris,tidakn pucat, tidak kuning, teraba hangat,

gerakan aktif, reflek menggenggam positif

i. Dada : simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi dinding

dada

j. Abdomen :tidak kembung, tidak ada tanda infeksi pada pusat

k. genetalia : ada labia mayor dan menutupi labia minor

l. Ekstremitas bawah : simetris, tidak kuning, tidak pucat, teraba hangat,

gerakan aktif babyskin positif

m. Punggung : tidak ada kelainan tulang punggung

n. Lubang anus : ada lubang anus

C.Assesment

Bayi. Ny A dengan neonatus normal 14 hari

D.Penatalaksanaan

1. Planning

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya

b.Beritahu ibu masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir

c. Beritahu ibu tentang imunisasi dasar

140
2.implamentsi dan Evaluasi

a. jam 14.30 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam

keadaan normal .

Evaluasi

Jam 14.35 WIB ibu senang bayinya dalam keadaan normal

b.jam 14.35 WIB memberitahu ibu masalah yang sering timbul pada bayi baru

lahir .

Masalah pada BBL (Bayi Baru Lahir ) yaitu : suatu keadaan atau masalah

yang sering dialami bayi baru lahir yang apabila tidak ditangani akan

membahayakan bayi. Masalah- masalah pada bayi baru lahir meliputi:

Ruam popok, sebore, Moniliasis, dan Gumoh.

Evaluasi

Jam 14.40 WIB ibu sudah mengerti dan mampu mengulanginya.

c.Jam 14.40 WIB memberitahu ibu tentang imunisasi dasar pada bayi seperti :

macam-macam imunisasi serta jadwal pemberiannya yaitu :

1) Hepatitis B (HB) 0 : ≤ 7 hari

2) BCG, polio 1 : 1 bulan

3) DPT/HB 1,Polio 2 : 2 bulan

4) DPT/HB 2,Polio 3 : 3 bulan

5) DPT/HB 3, Polio 4 : 4 bulan

6) Campak : 9 bulan

Evaluasi

141
Jam 14.55 WIB ibu paham dan mampu menjelaskan salah satu macam-

macam imunisasi serta jadwal imunisasi pada bayinya.

142
BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. A diwilayah kerja

Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan yang dilaksanakan pada tanggal 31

januari 2017. Penulis akan menguraikan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,

nifas dan bayi baru lahir dengan membandingkan antara adanya kesesuaian atau

kesenjangan antara teori dan kenyataan dalam pemberian asuhan kebidanan

menggunakan manajemen kebidanan dengan tujuh langkah varnay dan

didokumentasikan dengan SOAP.

Penulis dalam melakukan pengkajian dengan cara mengumpulkan data Objektif

dan Subjektif dari klien. Data tersebut kemudian digunakan sebagai dasar dalam

menegakkan diagnose dan merencanakan langkah- langkah yang diberikan dalam

asuhan kebidanan.

A. Masa Kehamilan

Pada kunjungan tanggal 31 januari 2017 pukul 08.00 WIB , ditegakkan

diagnosa Ny,A 30 tahun GIPIA0 hamil 30 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin,

puka, preskep, ᴜ muncul masalah yaitu anemia ringan. Masalah anemia ringan

ditemukan pada Ny. A ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laborat yaitu

pemeriksaan HB menggunakan HB sahli dengan hasil 9gr%, sehingga ditemukan

masalah Ny. A menagalami anemia ringan. Hal ini sesuai dengan teori yang

143
dijelaskan oleh manuaba (2012, H. 38) bahwa kadar Hb anemia ringan yaitu Hb 9 gr

% - 10 gr% .

Ny. A yang mengalami anemia ringan perlu mendapatkan penanganan untuk

mencegah diagnosa potensial yaitu anemia sedang dan anemia berat. Penulis

memberikan asuhan kebidanan dengan menganjurkan Ny. A untuk minum tablet

tambah darah 1X 1 (60 mg) pada malam hari sebelum tidur, hal ini sesuai dengan

teori Irianti et al. (2014, H. 115) pada pertengahan kehamilan jika kadar Hb ibu

kurang dari 11mg/dl (9mg/dl – 11mg/dl) maka diberikan tablet besi 60mg perhari,

vitamin B12, dan Vitamin C. Setelah 4 minggu penulis melakukan pemeriksaan untuk

mengetahui peningkatan kadar Hb Ny.A. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan Hb

sahli didapatkan hasil 10,3 gr/dl. Hasil meningkat dari kunjungan pertama yaitu

sebesar 1,3 gr/dl selama 4 minggu sesuai dengan teori proverawati (2009, H.79) yaitu

Hb meningkat 0,3- 1 gr/ minggu. Pada kunjungan ketiga Ny. A mengeluh

punggungnya terasa pegel-pegel, hal ini merupakan ketidaknyamanan pada ibu hamil

trimester III dan sesuai dengan pernyataan varney (2009, hh. 536-543). Dari

perubahan adaptasi anatomi dan fisiologi yang menyebabkan rasa ketidaknyamanan

trimester III seperti sering kencing, nyeri punggung bagian bawah, kram tungkai, kaki

bengkak (edema). Hal tersebut terjadi akibat perubahan-perubahan selama kehamilan.

Berdasarkan keluhan yang dirasakan ibu, penulis memberikan asuhan pada ibu hamil

trimester III dan cara mengatasinya seperti perbanyak makan yang mengandung serat

dan perbanyak makan buah-buahan terutama buah dan papaya.

144
B. Masa Persalinan

Tanggal 21 April 2017 ibu melakukan USG dengan hasil Ny. A Diagnosa :

Oligohidramnion, pada kasus oligohidramnioin terdapat resiko pada janin yaitu

hipoksia janin yang berhubungan dengan dengan kompresi tali pusat, karena tali

pusat mempunyai sedikit cairan yang dapat membuatnya terapung (Sofiati 2012 h.

175). Ibu yang bersalin dengan diinduksi terdapat resiko seperti atonia uterin, Ibu

mengatakan masuk keruangan jam 15.00 WIB dan hasil KU: baik, Kesadaran :

Composmentis, TD: 120/70 mmHg, TFU: 28 cm HIS : 2x 10 menit/ 25 detik. Hasil

pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm portio tebal, preskep, UUK tidak ada molase,

penurunan Hodge III, KK (+). Kala I fase laten Ny. A berlangsung dalam waktu 8 jam

dan hal ini masih dikatakan normal menurut Prawirohadjo ( 2009 h. 571 ) yaitu fase

laten yang berkepanjangan apabila fase ini berlebih dari 20 jam pada multipara dan

14 jam pada ibu multipara.

Tanggal 21 April 2017 pukul 22.00 WIB dimulainya fase aktif Ny. A yang

berlangsung 30 menit, pukul 22.30 WIB bayi lahir normal. Plaenta lahir 10 menit

setelah kelahiran bayi, plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput lengkap. Ibu

mengalami laserasi derajat I pada mukosa vagina kulit perineum. Pada bayi Ny. A

dilakukan IMD selama 1 jam. Laserasi telah dijahit rapih dan kala IV Ny. A

berlangsung 2 jam dengan hasil normal.

Proses persalinan Ny. A tergolonng normal sesuai dengan teori menurut Hidayat

(2010, h. 1), karena persalinan pada Ny. A proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.

145
C. NIFAS

Pada masa nifas penulis melakukan kunjungan sebanyak 4 kali.

Kunjungan pertama dilakuan pada 6 jam setelah persalinan, kunjungan pada 6

hari,kunjungan ke 3pada 2 minggu dank e 4 pada 6 minggu. Ini dilakukan untuk

menilai setatus ibu dan BBL serta untuk mencegah , mendeteksi dan menangani

masalah-masalah yang terjadi pada masa nifas. Kunjungan yang dilakukan sesuai

dengan Annggraini (2010, h. 5), yaitu 6-8 jam setelah persalinan, 2 mingggu setelah

persalinan dan 6 minggu setelah persalinan.

Pada kunjungan nifas 6 jam setelah melahirkan penulis memberikan berupa asuhan

kebidanan yaitu pemeriksaan fisik Ny.A dengan hasil normal serta pengkajian

keluhan Ny. A, ibu mengatakan masih mules dan hal ini terjadi pada ibu nifas normal

karena mules yang terjadi sebagai bentuk proses kembalinya Rahim dalam bentuk

seperti sebelum hamil serta ibu telah menyusui bayinya, dealam nifas 6 jam

memberikan asuhan kebidanan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai

ASI Ekslusif. Hal ini sesuai dengan program dan kebijakan teknis pada masa nifas

pada ibu nifas 6 jam yaitu mencegah perdarahan karena atonia uteri, pemantauan

keadaan umum ibu, melakukan hubungan antara ibu dan bayi serta memberikan

pendidikan kesehatan ASI Eksklusif menurut Ambarwati (2009, h.5).

Pada kunjungan nifas 6 hari dilakukan pemeriksaan Hb, pemeriksaan Hb yang

dilakukan didapatkan hasil 11gr%. Pada masa nifas penulis menganjurkan untuk

mengkonsumsi tablet tambah darah dan tidak berpantang makanan untk menangani

agar ibu tidak anemia. Pemeriksaan lain selain pemeriksaan Hb didapatkan hasil yang

146
normal. Selain pemeriksaan Hemoglobin pada Ny. A penulis juga melakukan

pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan mengenai gizi pada ibu nifas. Hal ini

sesuai dengan kebijakan dan program masa nifas 6 hari yaitu memastiakn infolusi

uterus normal, memastikan nutrisi yang bergizi, istirahat cukup.

Pada kunjungan nifas ke tiga atau 2 minggu dilakukan pemeriksaan fisik,

didapatkan hasil bahwa ibu dalam kondisi normal. Selama pemantauan masa nifas 2

kali kunjungan, tidak ditemukan tanda bahaya pada masa nifas.Asuhan untuk

memberikan ASI Ekslusif. Pada pelaksanaannya ibu hanya memberikan ASI saja

pada bayinya, pemberiannya tidak terjadwal dan setelah menyusui ibu selalu

mennyendawakan bayinya, hal ini sesuai dengan asuhan yang diberikan agar ibu

memberikan ASI Eksklusif sampai bayinya berusia 6bulan. Penulis melakukan

kunjungan nifas keempat yaitu pada 6 minggu. Selain dilakukan pemeriksaan fisik,

penyuluhan kesehatan mengenai KB, imunisasi bayi dan menekan pada ibu untuk

tidak memberikan PASI sebelum anak berusia 6 bulan. Asuhan yang diberikan pada

Ny. A sesuai dengan peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor

1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelanggaraan praktik bidan yaitu pada

pasal 12 yaitu bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana berwenang untuk memberikan penyuluhan dan konseling

kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Saifudin (2010, h 123)

menyatakan bahwa tujuan 6 minggu postpartum yaitu tentang konseling KB secara

dini.

147
D.Bayi

Asuhan yang diberikan pada bayi Ny.A lahir pada tanggal 21 April 2017 pukul

21.30 WIB di Rumah Sakit lahir normal, spontan, langsung menagis kuat, warna kulit

kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan. Asuhan yang diberikan pada By.

Ny.A diantaranya adalah jepit potong tali pusat, IMD, pencegahan perdarahan dengan

injeksi Vit. K, pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Setelah dilakakukan

jepit potong kemudian bayi Ny. A dilakuikan IMD dengan cara kontak kulit dengan

ibu selama 1 jam. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kemenkes RI tahun2010

bahwa bayi baru lahir biasanya akan menemukan putting dalam waktu 30- 60 menit.

Tapi tetap biarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya 1 jam walaupun bayi sudah

menemukan putting kurang dari 1 jam. Setelah dilakukan IMD selama 1 jam By. Ny.

A dilakukan tidakan pencegahan perdarahan dengan memberikan injeksi Vitamin K1

secara IM, hal ini sesuai dengan Kemenkes (2012 h. 52) yang menyebutkan bahwa

beri suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir karena

perdarahan dapat terjadi spontan akibat trauma, terutama trauma pada proses

kelahiran dan kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran

cerna. Setelah memberikan injeksi vitamin K bidan juga memberikan salep mata

untuk mencegah terjadinya inveksi mata. Hal ini seasuai Kemenkes RI tahun 2010

yang menjelaskan bahwa penjegahan inveksi mata pada bayi baru lahir sebaiknya

diberikan pada 1 jam setelah lahir.

Penulis melakukan kunjungan neonatus sebanyak 3 kali kunjungan neonatus yang

pertama dilakukan 6 jam setelah bayi lahir, kunjungan kedua 6 hari setelah bayi lahir,

kunjungan ketiga 2 minggu setelah bayi lahir setelah bayi lahir.pada saaat melakukan

148
kunjungan didapatkan hasil bahwa By Ny A dalam keadaaan normal dan tidak terjadi

komplikasi. Hal ini berdasarkan pemeriksaan fisik tidak ada kelainan dan

pemeriksaan antropometri menunjukkan By Ny A dalam keadaan normal.sampai bayi

usia 28 hari bayinya sudah mendapatkan imunisasi polio dan imunisasi BCG.

Selain memberikan asuhan penulis juga melakukan pemeriksaan fisik dan

pemantauan perkembangan bayi Ny A. pada kunjungan neonatus keempat didapatkan

hasil bahwa berat badan bayi Ny A 3500 gram hal ini menunjukkan bahwa bayi Ny A

tumbuh dengan baik dan tidak mengalami masalah sejak bayi lahir hingga sekarang.

149
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari studi kasus yang penulis laksanakan pada Ny.A, penulis dapat

mengambil simpulan sebagai berikut:

1. Asuhan kebidanan pada Ny. A selama kehamialn dilakukan sesuai dengan

kewenangan bidan. Diagnose yang ditegakkan pada masa kehamilan dengan

anemia ringan dari hasil pemeriksaan Hb dan Oligohidramnion dari hasil

pemeriksaan USG. Selama diberikan asuhan kebidanan anemia ringan

menjadi normal.

2. Asuhan kebidanan pada Ny. A selama persalinan dilaksanakan sesuai

dengan kewenangan bidan. Dalam persalinan tidak kegawatan. Namun ibu

mengalami ketuban sudah sedikit, sehingga harus dianjurkan tempat

persalinan di rumah sakit. Persalinan berjalan normal perdarahan ± 50 cc

serta terjadi laserasi derajat I sehingga diperlukan penjahitan

3. Asuhan kebidanan pada Ny. A selama masa nifas dilakukan sesuai dengan

kewenangan bidan. Jadwal kunjungan masa nifas yaitu : kunjungan 1,2 ,3

dan 4 menunjukkan hasil yang normal.

4. Asuhan kebidanan pada By. Ny. A selama masa neonates dilakukan sesuai

dengan kewenangan bidan. Rencana yang dilakukan kemudian

diimplementasikan dan dievaluasi pada tiap kunjungan.

150
B. Saran

Setelah penulis melakasanakan asuhan kebidanan ini, penulis

memberikan saran berikut:

1. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan tenaga kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan

pelayanan yang optimal.

2.Bagi Institusi

Perlu perbaikan refrensi tentang kebidanan sehingga dapat memberikan

asuhan kebidanan yang tepat dan sesuai dengan perkembangan.

2. Bagi mahasiswa

Diharapkan untuk memperbanyak belajar dan meningkatkan ketrampilan

dalam memberikan asuhan kebidanan.

151
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, et al, 2010, Konsep Kebidanan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arizman 2010, Gizi dalam daur kehidupan, EGC, Jakarta

Dinkes 2016, Laporan P4k Dinas Kesehatan Kab Pekalongan Tahun 2016, Kabupaten

Pekalongan.

Hidayat, Asri & Mufdilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan, Yogyakarta,

Mitra Cendekia

Irianti, B et al , 2014, Asuhan Kehamilan berbasis bukti, Sagung seto, Jakarta.

Kusmiyati, yuni, 2009, Perawatan ibu hamil (asuhan ibu hamil), Fitramaya,

Yogyakarta.

Lisnawati, L, 2013,Asuhan kebidanan terkini kegawatdaruratan maternal &

neonatal, Trans Info Media, Jakarta

Mandriawati, G. A, 2012, Penuntun Asuhan Kebidanan antenatal, EGC, Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, EGC, Jakarta.

Manuaba, I.A.C, 2012, Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan, Dan KB, EGC,

Jakarta.

Mufdilah, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Atramaya

Noerpramana, NP, et al, 2013, Praktek Klinik Obstetri ginekologi, Penerbit Cakrawala

Media, Semarang.

Prawirohardjo, S, 2009, Ilmu Kebidanan, Yayasan bina pustaka sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

Proverawati, A, 2009, Anemia dan anemia kehamilan, Nuha Medika, Yogyakarta.

152
Pudiastuti, Ratna D, 2012, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal Dan Potologi,

Nuha Medika, Yogyakarta.

Romauli, 2011, Asuhan Kebidanan Konsep dasar Asuhan kehamilan, Nuha Medika,

Yogyakarta.

Rukiyah, A. Y dan Lia Y, 2010, Asuhan neonatus bayi dan anak balita, Trans info

Media, Jakarta

Saifuddin, AB, 2009, Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal, Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

2010, Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Saputra, L, 2014, Pengantar asuhan neonatus, bayi dan balita, Ed. Eka M.S, Bina

Rupa Askara Publiser, Jakarta

153

Anda mungkin juga menyukai