Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KELUARGA

EDUKASI DAN MEDIA DALAM KEPERAWATAN


KELUARGA

OLEH:
TINGKAT 3.5
KELOMPOK 11

I KOMANG BUDI MAHENDRA NIM.PO7120017161


NI MADE JULIANI NIM.PO7120017165
NI NYOMAN AYU SUDIASIH NIM.PO7120017166

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
D III KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu
Puji syukur selalu kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas segala limpahan rahmat – Nya tugas makalah ini dapat selesai tanpa halangan
suatu apa.
Semoga tugas ini dapat diterima dan digunakan untuk mendukung sarana
pembelajaran. Meski segala kemampuan telah penulis tuangkan, namun penulis
yakin masih banyak kekurangannya. Untuk itu masukan yang positif selalu peulis
nantikan dengan tangan terbuka guna penyempurnaan tugas berikutnya.
Om Santi, Santi, Santi Om

Denpasar, 5 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
1. Tujuan Umum............................................................................................3
2. Tujuan Khusus...........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Edukasi dan Media dalam Keperawatan Keluarga.....................4
B. Jenis-Jenis Edukasi dalam Keperawatan Keluarga.......................................5
C. Sasaran Edukasi dalam Keperawatan Keluarga............................................6
D. Pengkajian Kebutuhan Edukasi dalam Keluarga..........................................6
E. Media dan Cara Pemilihan Media dalam Keperawatan Keluarga................7
BAB III PENUTUP 11
A. Simpulan.....................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran perawat dalam tugas sehari-harinya, tidak hanya memberikan
asuhan keperawatan secara holistik kepada klien. Perawat professional dapat
memeliki peran yang multi peran. Peran perawat diantaranya sebagai pemberi
asuhan keperawatan, pendidik (edukator), advokasi, dan masih banyak lagi.
Dalam hal pemberian edukasi tentang kesehatan tentunya, seorang perawat
dapat memberikan pendidikan atau edukasi kepada klien atau pasien,
individual ataupun kepada kelompok perorangan tertentu. Perawat
memberikan pendidikan atau edukasi dalam rangka pelayanan kesehatan
dengan berbagai tujuan dan manfaat. Tulisan ini akan membahas tujuan dan
manfaat pendidikan atau edukasi dalam pelayanan kesehatan.
Sebelum membahas tujuan dan manfaat pendidikan atau edukasi kesehatan
dalam pelayanan kesehatan kepada klien atau msyrakat, sebaiknya mengetahui
tentang pendidikan dan pendidikan (edukasi) kesehatan. Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan dating (UU RI
No 2 Th. 1989). Sedangkan pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha
atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam
meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal
(Rochadi, 2011). Pada dasarnya, pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengubah perilaku individu, keluarga dan masyarakat yang merupakan cara
berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup sehat (Rochadi, 2011).
Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku
individu dan masyarakat di bidang kesehatam, serta tercapainya perubahan
perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku sehat
serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan dalam

1
pelayanan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat social eknomi,
adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu dari
masyarakat (Potter&Perry, 2009). Pendidikan dalam pelayanan kesehatan
mengacu juga pada edukasi pada klien. Klien semakin menyadari kesehatan
dan ingin dilibatkan dalam pemeliharaan kesehatan. Perawat atau tim
kesehatan harus memeberikan edukasi kesehatan pada tempat yang nyaman
dan dikenal oleh klien (Potter&Perry, 2009). Sedangkan tempat
penyelenggaraan pendidikan kesehatan dapat dilakuakan di isntitusi pelayanan
antara alain puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Sekolah ataupun pada
masayarakat berupa keluarga binaan (Rocahdi, 2011).
Layanan kesehatan preventif dapat mengurangi biaya kesehatan dn
menurunkan beban bagi individu, keluarga, dan komunitas. Yang terpenting,
hasil yang diharapkan dalam edukasi kesehatan adalah terjadinya perubahan
sikap dan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat untuk dapat
menanamkan prinsip-prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari demi
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perawat juga bertanggung jawab
mengajarkan informasi yang dibutuhkan klien dan keluarganya. Klien
diberitahu bahwa mereka berhak mendapatkan informasi tentang pelayanan
yang akan diterima, menerima informasi tentang pelayanan yang akan
diterima, menerima informasi tentang pelayanan dalam bahasa yang mereka
inginkan, dan mengharapkan bahwa mereka akan didengar dan diperlakukan
dengan hormat (Potter&Perry, 2009).
Materi yang disampikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
kesehatan klien sendiri atau dari tingkat individu, kelompok, ataupun
masyarakat. Komunikasi yang efektif serta adanya umpan balik (feedback)
antara pemberi informasi dengan penerima informasi membuat mekanisme
evaluasi keberhasilan rencana pengajaran dan memberikan dorongan yang
positif. Komuniaksi dua arah membantu keberhasilan edukasi kesehatan
kepada klien. Tujuan dan manfaat akan tercapai apabila komunikasi yang baik
dan bagus antara pemberi edukasi dengan penerima edukasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa edukasi atau pendidikan merupakan proses
pemberian informasi yang bertujuan untuk merubah perilaku individu,

2
kelompok, atau masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta berperan
aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Perawat professional
ataupun tim kesehatan lainnya harus dapat memberikan edukasi kesehatan
dimanapun dan dengan teknik komunikasi baik sehingga tujuan dari edukasi
itu sendiri tercapai dan terlaksana.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah diatas adalah,
1. Apa pengertian edukasi dan media dalam keperawatan keluarga?
2. Apa jenis-jenis edukasi dalam keperawatan keluarga ?
3. Siapa saja sasaran edukasi dalam keperawatan keluarga?
4. Apa saja media dan cara pemilihan media dalam keperawatan keluarga?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami edukasi dan media dalam keperawatan
keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui edukasi dan media dalam keperawatan keluarga
b. Mengetahui jenis-jenis edukasi dalam keperawatan keluarga
c. Mengetahui sasaran edukasi dalam keperawatan keluarga
d. Mengetahui pengkajian kebutuhan edukasi dalam keluarga
e. Mengetahui media dan cara pemilihan media dalam keperawatan keluarga

D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa perawat mampu mengetahui dan memahami edukasi dan
media dalam keperawatan keluarga sehingga dapat memberikan edukasi
kepeda keluarga.

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Edukasi dan Media dalam Keperawatan Keluarga
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat
fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan
diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru
(Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan
serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari
individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku
hidup sehat (Setiawati, 2008.
Dalam keperawatan, edukasi merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Dalam keperawatan, tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan status
kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah
kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,
memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien
dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha, 2002).
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”,
yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan
dalam Bahasa Indonesia, kata “medium”dapat diartikan sebagai “antara” atau
“sedang” sehingga pengertian media dapat mengarahpada sesuatu yang
mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)
dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran
yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004).

B. Jenis-Jenis Edukasi dalam Keperawatan Keluarga


1. Edukasi dalam usaha Preventif
Bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan keluarga. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :

4
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll)
melalui kunjungan rumah
b. Pemberian Vitamin A, Yodium
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
2. Edukasi dalam usaha Kuratif
Bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang
dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.
3. Edukasi dalam usaha Rehabilitasi
Bertujuan dalam rangka pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama.
Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah
tulang, kelainan bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC
(latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).

C. Sasaran Edukasi dalam Keperawatan Keluarga


4. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Focus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
5. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus.
Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga, keluarga
dengan faktor resiko penurunan status kesehatan misalnya: bayi BBLR, balita

5
gizi buruk, bumil anemi, lansia lebih dari 70 tahun atau dengan masalah
kesehatan, remaja penyalahguna narkoba.
6. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan
memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan misalnya : pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degenerative, tindakan pembedahan,
penyakit terminal.

D. Pengkajian Kebutuhan Edukasi dalam Keluarga


a. Status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan,
persepsi pengobatan atau perawawatan, follow up perawatan.
b. Keamanan / proteksi : bahaya lingkungan, sumber-sumber yg potensial
menimbulkan cidera fisik, terpapar dengan penyakit menular dan
pathogen, alergi, daya tahan tubuh dan respon terhaapd patogen.
c. Tumbuh kembang : Kepantasan perkembangan fisik, psikososial, dan
moral, pencapaian dari tugas perkembangan dalam berbagai area.
d. Fungsi kognitif ( bahasa, memori, penilaian, pengambilan keputusan )
e. Metode untuk mengatasi/kooping thd stress, mendefinisakan stressor,
toleransi terhadap stress, efektifitas koping
f. Nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan pilihan, atau membuat
keputusan, kepercayaan spiritual, issu ttg hidup yg penting, hubungan
antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan praktek kesehatan

E. Media dan Cara Pemilihan Media dalam Keperawatan Keluarga


Media digunakan sebagai alat bantu penyampaian pesan pendidikan kesehatan
dengan menjelaskan adanya fakta-fakta, prosedur, tindakan secara lebih sistimatis.
Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima pesan, semakin jelas pula
pengetahuan yang diperoleh. Media dapat mempermudah penyampaian pesan
kesehatan kepada masyarakat, dapat menghindari kesalahan persepsi dengan
menampilkan objek secara jelas sehingga mencapai sasaran lebih banyak dan
membantu sasaran belajar lebih cepat dan jelas. menumbuhkan minat terhadap
kelompok sasaran, sehingga sasaran dapat menyampaikan dan meneruskan pesan
kepada orang lain yang ada disekelilingnya.
Media/ alat peraga mempunyai faedah untuk menimbulkan minat sasaran,
mencapai sasaran lebih banyak, membantu dalam mengatasi banyak masalah dalam
penyempaian, mempermudah penyampaian bahan oleh pendidik, mempermudah

6
penerimaan informasi oleh sasaran serta merangsang sasaran untuk pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
Jenis alat peraga yang sederhana, yang dalam dilakukan pada saat kunjungan
keluarga dirumah seperti leaflet, buku cerita bergambar, diorama, flash card, benda
nyata. Sedangkan penggunaan di instansi seperti kantor, rumah sakit, puskesmas dan
sekolah seperti papan tulis, poster, diorama, flannel graph, fliph chart, buku cerita
bergambar. Media / alat peraga yang sering digunakan di masyarakat seperti leaflet,
poster, flipchart, lembar balik, pemutaran film, VCD, over bead project (OHP), papan
tulis, televise, sticker, majalah.
1. Leaflet
Leaflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang masalah
kesehatan tertentu yang ingin disampaikan, untuk menambah pengetahuan
sasaran, dapat digunakan sebagai bahan diskusi sehingga mencapai sasaran yang
lebih luas. Leaflet dapat disebarkan kepada sasaran oleh perawat komunitas
sebelum atau sesudah penyampaian pendidikan kesehatan, agar sasaran lebih
memahami informasi yang disampaikan. Leaflet dapat dibawa pulang dan
dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi kepada sasaran yang lebih luas
seperti keluarga dan masyarakat lain yang ada di lingkungannya.
2. Poster
Poster merupakan selembar kertas dalam bentuk gambar untuk
mempengaruhi seseorang agar tertarik terhadap pesan yang akan disampaikan.
Poster dibuat dengan gambar dan warna yang merangsang, dapat menerangkan
pesan yang disampaikan secara jelas, dibuat tidak lebih dari 7 kata dan dapat
dibaca dengan jarak 6 meter. Poster biasanya dipasang di tempat-tempat umum
atau di tempat banyak orang berkumpul seperti di pemberhentian bis, dekat pasar,
persimpangan jalan, rumah sakit, puskesmas, sekolah. Poster harus dapat
menggugah emosi bagi masyarakat yang melihatnya, sehingga mudah untuk
merubah perilaku masyarakat, poster dapat dibuat dengan ukuran 50x70 cm atau
35x50 cm.
3. Papan tulis
Papan tulis biasanya digunakan oleh perawat komunitas saat melakukan
pendidikan kesehatan pada setting sekolah. Papan tulis dapat digunakan berulang
kali, untuk mengungkapkan berbagai macam informasi yang akan disampaikan.
Pemanfaatan papan tulis harus disesuaikan dengan tempat duduk sasaran, bagian
bawah papan tulis harus diletakkan sejajar dengan mata sasaran agar sasaran
tidak menengadah atau terlalu menunduk. Papan tulis diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat dan tidak terdapat pantulan sinar yang dapat mengganggu

7
pandangan sasaran. Tulisan yang ingin disampaikan harus jelas, singkat, mudah
dibaca sasaran, jangan menghalangi, sasaran menghadap papan tulis.
4. Flipchart
Flipchart merupakan koleksi chart yang disusun dalam urutan tertentu,
dengan ukuran sama dengan poster. Flipchart dapat dibawa kemana-mana, urutan
penyajian dapat diatur dengan tepat. Penulisan dan jumlah fipchart tergantung
pesan yang ingin disampaikan dan waktu penyampaian. Sebelum memulai
pendidikan kesehatan, sebaiknya chart ditutup dahulu, urutan penyajian dapat
diatur dengan tepat sesuai kebutuhan.
5. Buletin
Buletin merupakan alat peraga yang berukuran 90x120 cm yang biasanya
ditempelkan gambar, tulisan dari topic tertentu. Prinsip pembuatan bulletin,
tepatkan pada tempat yang mudah dilihat. Keuntungan bulletin antara lain
merangsang perhatian sasaran, menghemat waktu dan membiarkan pembaca
belajar masalah dalam urutan tertentu, sebagai review terhadap bahan yang
pernah diajarkan.
6. Flash card
Flash card merupakan alat peraga berupa kartu bergambar ukuran 25x30 cm
untuk menyampaikan masalah tertentu, tulisan diletakkan dibelakang gambar.
Keuntungan penggunaan flash card, mudah dibawa kemana-mana. Dapat
disimpan.
7. Buku cerita bergambar
Buku cerita bergambar merupakan alat peraga berupa buku yang berisi
gambar, garis-garis, foto yang terdiri dari 12 halaman, dapat digunakan sebagai
bahan diskusi kelompok, keterangan gambar ditulis pada setiap gambar.
Keuntungan penggunaan buku cerita bergambar adalah mudah dibuat, murah,
mudah dibawa kemana-mana.
8. Chart
Chart merupakan penyampain pesan dengan menggunakan gambar atau
diagram dengan ukuran 50x75 cm atau 75x100 cm, yang digunakan pada
kelompok kecil. Keuntungan chart adalah mudah dibuat, pesan yang ruwet dapat
diperlihatkan dengan cara sederhana.
9. Diorama
Diorama merupakan visualisasi tiga dimensi yang disajikan seolah-olah
seperti bentuk nyata. Figure orang dan lainya disusun tata letak untuk
menggambarkan situasi.
10. Flannel Graph
Flannel Graph merupakan alat peraga yang menggunakan papan keras
ditutup dengan flannel.

8
Cara Pemilihan Media
A. Media jadi dan media rancangan
Ditinjau dari kesiapan pengadaanya, media dikelompokkan dalam dua
jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komuditi perdagangan dan
terdapat dipasaran luas dalam keadaan siap pakai dan media rancangan
karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau
tujuan pembelajaran tertentu.

B. Dasar pertimbangan pemilihan media


Beberapa penyebab mengapa orang memilih media antara lain:
1. Bermaksud mendemontrasikannya seperti halnya kuliah tentang media
2. Merasa sudah akrab dengan media tersebut
3. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit
4. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya

C. Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang


ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat
kemampuan dan sifat-sifat khasnya ( karakteristik ) media yang
bersangkutan.
D. Model / prosedur pemilihan media
Bila dilihat dari bentuknya dapat dikelompokkan menjadi tiga model :
1. Model flowchart : yang menggunakan sistem pengguguran (eliminasi)
dalam pengambilan keputusan pemilihan.
2. Model matriks : yang menangguhkan proses pengambilan keputusan
pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya di identifikasi.
3. Model checklist : yang juga menangguhkan keputusan pemilihan
sampai semua kriterianya dipertimbangkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam keperawatan, edukasi merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Media adalah suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu
proses penyajian informasi. Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga
(Suprajitna, 2004).
Sasaran edukasi dalam keperawatan keluarga yaitu keluarga risiko tinggi
dan rawan kesehatan, keluarga sehat, keluarga yang memerlukan tindak lanjut.
Jenis alat peraga yang sederhana, yang dalam dilakukan pada saat kunjungan
keluarga dirumah seperti leaflet, buku cerita bergambar, diorama, flash card,
benda nyata.

B. Saran
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting untuk memberikan
edukasi kesehatan terhadap keluarga melalui media-media sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Untuk mencapai langkah ini tentu
dituntut semakin maningkatnya kemampuan perawat dalam melaksanakannya.
Belajar berkelanjutan karenanya menjadi hal yang wajib dilakukan setiap
mahasiswa perawat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Heny. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto


Potter, P. A. dan Perry, A. G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 1.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Rocahdi, RK. 2011. Pendidikan Kesehatan. Site:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28732/3/chapter%2.pdf,
Diakses pada Minggu, 5 Agustus 2019, pukul 16.30 WITA

Anda mungkin juga menyukai