Anda di halaman 1dari 19

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH: KELOMPOK 4
(KELAS B 13-B)

1. Luh Gede Ary Darmawathi (203221151)


2. Kadek Aryani (203221152)
3. Ni Putu Chynthia Purna Dewi (203221154)
4. Ni Made Budi Astiti (203221155)
5. I Gusti Ayu Wintan (203221156)
6. Sri Astiti Padma Parashita (203221157)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Asuhan
Keperawatan Keluarga” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun berdasarkan
ruang lingkupnya sehingga dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat disusun
dengan baik, rapi, dan berdasarkan pada sumber yang akurat. Penulis berharap
semoga makalah ini bisa menjadi sarana untuk menambah wawasan para
pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi dipenulisan
berikutnya.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 07 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga...............................................................3

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga................................................................10

C. Diagnosa Prioritas Keperawatan.................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

A. Simpulan.....................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan, budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari setiap anggota keluarganya (Duvall dan Logan, 1986).
Menurut Andarmoyo (2012), keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang
terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai
sistem yang berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Apabila
setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena
keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-
usaha kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan
kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan. Perawat dapat memenuhi
kebutuhan individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Asuhan keperawatan
keluarga adalah proses yang kompleks yang menggunakan pendekatan sistematik
yang bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
Sebagai perawat komunitas harus mengetahui tahapan – tahapan dalam proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi yang bersifat dinamis dan disusun secara sistematis
(Stander dalam Maryam, Setiawati dan Ekasari, 2008).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengkajian keperawatan keluarga?
2. Apa sajakah diagnosa keperawatan keluarga?
3. Bagaimana diagnosa prioritas keperawatan keluarga?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai konsep asuhan keperawatan pada keluarga.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan keluarga.
b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan keluarga.
c. Untuk mengetahui bagaimana menyusun diagnosa prioritas keperawatan
keluarga.

D. Manfaat
Selain tujuan, adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Hasil makalah ini secara teoretis diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan
khususnya proses keperawatan keluarga.
2. Makalah ini secara praktis diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
tenaga kesehatan dalam menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan kegiatan strategis yang
mempunyai daya ungkit besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
Oleh karena pentingnya pelayanan keperawatan ini, pemerintah memberikan
kebijakan dengan dikeluarkannya Kepmenkes 908/Menkes/SK/VII/2010
tentang pedoman penyelenggaraan pembinaan pelayanan keperawatan
keluarga. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat melalui pemberdayaan keluarga. Pengkajian adalah langkah atau
tahapan penting dalam proses perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal
interaksi dengan keluarga untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh
anggota keluarga. Pengertian pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998)
adalah tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk
memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit
dan masalah kesehatan. Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan,
karena perawat akan mendapatkan data tentang kondisi atau situasi klien
sebelumnya dan saat ini, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk
menyusun perencanaan pada tahap berikutnya (Widagdo, 2016).
Definisi pengkajian sudah kita ketahui, lalu apa itu pengkajian
keperawatan? Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan
situasi manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud
menegaskan situasi penyakit, diagnosa masalah klien, penetapan kekuatan,
dan kebutuhan promosi kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan data.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien.

1. Komponen Pengkajian Keluarga


Friedman, dkk (2003), berpendapat bahwa komponen pengkajian
keluarga terdiri atas kategori pertanyaan, yaitu data pengenalan keluarga,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data lingkungan, struktur keluarga
(struktur peran, nilai, komunikasi, kekuatan), fungsi keluarga (fungsi afektif,
sosialisasi, pelayanan kesehatan, ekonomi, reproduksi), dan koping keluarga.
Uraian masing-masing kategori pertanyaan dapat Anda pelajari di bawah ini.
a. Data pengenalan keluarga
Data yang perlu dikumpulkan adalah nama kepala keluarga, alamat
lengkap, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar belakang budaya, identitas
agama, status kelas sosial, dan rekreasi keluarga. Data ini merupakan data
dasar untuk mengkaji data selanjutnya.

b. Data perkembangan dan sejarah keluarga


Pengkajian kedua yang dapat Anda lakukan adalah mengkaji tahap
perkembangan dan sejarah keluarga. Data yang perlu Anda kaji pada
komponen pengkajian ini, yaitu tahap perkembangan keluarga saat ini, diisi
berdasarkan umur anak pertama dan tahap perkembangan yang belum
terpenuhi (Baca Bab 1 pada topik konsep keluarga), riwayat keluarga inti
(data yang dimaksud adalah data kesehatan seluruh anggota keluarga inti
yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak), riwayat keluarga sebelumnya dari
kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan.

c. Data lingkungan
Data ketiga yang perlu Anda kaji adalah data lingkungan. Apa saja
data yang dikaji pada komponen ini? Data yang perlu dikaji adalah
karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas. Data Komunitas
terdiri atas tipe penduduk, apakah termasuk penduduk pedesaan atau
perkotaan, tipe hunian rumah, apakah sebagian besar tetangga, sanitasi jalan,
dan pengangkutan sampah. Karakteristik demografi tetangga dan komunitas
meliputi kelas sosial, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-hari.
Data selanjutnya pada komponen ini, adalah mobilitas geografis
keluarga. Data yang perlu dikaji adalah berapa lama keluarga tinggal di
tempat tersebut, adakah riwayat pindah rumah, dari mana pindahnya.
Kemudian ditanyakan juga perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, penggunaan pelayanan di komunitas, dan keikutsertaan keluarga
di komunitas.
Data berikutnya adalah sistem pendukung keluarga. Data yang perlu
dikaji adalah siapa yang memberikan bantuan, dukungan, dan konseling di
keluarga, apakah teman, tetangga, kelompok sosial, pegawai, atau majikan.

d. Data struktur keluarga


Data yang keempat yang perlu dikaji adalah data struktur keluarga,
antara lain pola komunikasi, meliputi penggunaan komunikasi antaranggota
keluarga, bagaimana anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam
menyampaikan pendapat, dan perasaannya selama berkomunikasi dan
berinteraksi.
Data berikutnya yang dikaji adalah struktur kekuatan keluarga, yang
terdiri atas data siapa yang membuat keputusan dalam keluarga, seberapa
penting keputusan yang diambil. Selanjutnya, adalah data struktur peran,
meliputi data peran formal dan peran informal dalam keluarga yang meliputi
peran dan posisi setiap anggota keluarga, tidak ada konflik dalam peran,
bagaimana perasaan dalam menjalankan perannya, apakah peran dapat
berlaku fleksibel.
Data selanjutnya adalah nilai-nilai keluarga, yaitu nilai kebudayaan
yang dianut keluarga, nilai inti keluarga seperti siapa yang berperan dalam
mencari nafkah, kemajuan dan penguasaan lingkungan, orientasi masa depan,
kegemaran keluarga, keluarga sebagai pelindung dan kesehatan bagi keluarga,
apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan nilai subsistem
keluarga, bagaimana pentingnya nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak,
apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri,
bagaimana nilai-nilai memengaruhi kesehatan keluarga.

e. Data fungsi keluarga


Komponen data kelima yang dikumpulkan adalah fungsi keluarga. Ada
lima fungsi keluarga yang perlu Anda pahami antara lain berikut ini
1) Fungsi afektif. Pada fungsi ini dilakukan pengkajian pada pola kebutuhan
keluarga dan responnya. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan
individu lain dalam keluarga, apakah anggota keluarga memberikan
perhatian satu sama lain, bagaimana mereka saling mendukung satu sama
lainnya.
2) Fungsi sosialisasi. Data yang dikumpulkan adalah bagaimana keluarga
menanamkan disiplin, penghargaan dan hukuman bagi anggota keluarga,
bagaimana keluarga melatih otonomi dan ketergantungan, memberi dan
menerima cinta, serta latihan perilaku yang sesuai usia.
3) Fungsi perawatan kesehatan. Data yang dikaji terdiri atas keyakinan
dan nilai perilaku keluarga untuk kesehatan, Bagaimana keluarga
menanamkan nilai kesehatan terhadap anggota keluarga, konsistensi
keluarga dalam melaksanakan nilai kesehatan keluarga. Pengkajian data
pada fungsi perawatan kesehatan difokuskan pada data tugas keluarga di
bidang kesehatan. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1988)
ada 5 (lima), yaitu:
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Data yang dikaji adalah apakah keluarga mengetahui masalah
kesehatan yang sedang diderita anggota keluarga, apakah keluarga
mengerti tentang arti dari tanda dan gejala penyakit yang diderita
anggota keluarga. Bagaimana persepsi keluarga terhadap masalah
kesehatan anggota keluarga, bagaimana persepsi keluarga terhadap
upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
Data yang dikaji adalah bagaimana kemampuan keluarga mengambil
keputusan apabila ada anggota keluarga yang sakit, apakah diberikan
tindakan sendiri di rumah atau dibawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Siapa yang mengambil keputusan untuk melakukan suatu
tindakan apabila anggota keluarga sakit, bagaimana proses
pengambilan keputusan dalam keluarga apabila ada anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Data yang dikaji adalah bagaimana keluarga mampu melakukan
perawatan untuk anggota keluarganya yang mengalami masalah
kesehatan. Apakah keluarga mengetahui sumber-sumber makanan
bergizi, apakah diet keluarga yang mengalami masalah kesehatan
sudah memadai, siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
belanja dan pengolahan makanan untuk anggota keluarga yang sakit,
berapa jumlah dan komposisi makanan yang dikonsumsi oleh
keluarga yang sakit sehari, bagaimana sikap keluarga terhadap
makanan dan jadual makan. Apakah jumlah jam tidur anggota
keluarga sesuai dengan perkembangan, apakah ada jadual tidur
tertentu yang harus diikuti oleh anggota keluarga, fasilitas tidur
anggota keluarga. Bagaimana kebiasaan olah raga anggota keluarga,
persepsi keluarga terhadap kebiasaan olah raga, bagaimana latihan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Apakah ada
kebiasaan keluarga mengkonsumsi kopi dan alkohol, bagaimana
kebiasaan minum obat pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan, apakah keluarga secara teratur menggunakan obat-
obatan tanpa resep, apakah obat-obatan ditempatkan pada tempat yang
aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Apakah yang dilakukan
keluarga untuk memperbaiki status kesehatannya, apa yang dilakukan
keluarga untuk mencegah terjadinya suatu penyakit, apa yang
dilakukan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
apakah ada keyakinan, sikap dan nilai-nilai dari keluarga dalam
hubungannya dengan perawatan di rumah.
d) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat
Data yang dikaji adalah bagaimana keluarga mengatur dan
memelihara lingkungan fisik dan psikologis bagi anggota
keluarganya. Lingkungan fisik, bagaimana keluarga mengatur perabot
rumah tangga, menjaga kebersihannya, mengatur ventilasi dan
pencahayaan rumah. Lingkungan psikologis, bagaimana keluarga
menjaga keharmonisan hubungan antaranggota keluarga, bagaimana
keluarga memenuhi privasi masing-masing anggota keluarga.
e) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Data yang dikaji adalah apakah keluarga sudah memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dari tempat tinggalnya,
misalnya Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, dan Rumah
Sakit terdekat dengan rumahnya. Sumber pembiayaan yang digunakan
oleh keluarga, bagaimana keluarga membayar pelayanan yang
diterima, apakah keluarga masuk asuransi kesehatan, apakah keluarga
mendapat pelayanan kesehatan gratis. Alat transportasi apa yang
digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatan, masalah apa saja
yang ditemukan jika keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan umum.
4) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keempat yang perlu dikaji. Data yang
diperlukan meliputi bagaimana keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi yang terdiri atas data jenis pekerjaan,
jumlah penghasilan keluarga, jumlah pengeluaran, bagaimana keluarga
mampu mencukupi semua kebutuhan anggota keluarga, bagaimana
pengaturan keuangan dalam keluarga.
5) Fungsi reproduksi, data yang dikumpulkan adalah berapa jumlah anak,
apakah mengikuti program keluarga berencana atau tidak, apakah
mempunyai masalah pada fungsi reproduksi.

f. Data koping keluarga


Komponen data terakhir adalah data koping keluarga. Data yang perlu
dilakukan pengkajian adalah stresor keluarga, meliputi data tentang stresor yang
dialami keluarga berkaitan dengan ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga dapat
memastikan lama dan kekuatan stresor yang dialami, apakah keluarga dapat
mengatasi stresor dan ketegangan sehari-hari. Apakah keluarga mampu bertindak
berdasarkan penilaian yang objektif dan realistis terhadap situasi yang
menyebabkan stres. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh
dengan stres, strategi koping bagaimana yang diambil oleh keluarga, apakah
anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-beda.
Koping internal dan eksternal yang diajarkan, apakah anggota keluarga
berbeda dalam cara-cara koping, strategi koping internal keluarga, kelompok
kepercayaan keluarga, penggunaan humor, self evaluasi, penggunaan ungkapan,
pengontrolan masalah pada keluarga, pemecahan masalah secara bersama,
fleksibilitas peran dalam keluarga. Strategi koping eksternal: mencari informasi,
memelihara hubungan dengan masyarakat, dan mencari dukungan sosial.
Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan analisis data. Analisis data
merupakan pengelompokan data berdasarkan masalah keperawatan yang terjadi.
Analisis data membutuhkan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya
berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Selama melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data
dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah keperawatan klien dan
keluarga.
Fungsi analisis data adalah dapat menginterpretasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan yang memiliki makna dan arti dalam menentukan
masalah dan kebutuhan klien, serta sebagai proses pengambilan keputusan dalam
menentukan alternatif pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan
keperawatan.
Penulisan analisis data dalam bentuk tabel terdiri atas tiga kolom, yaitu
pengelompokan data, kemungkinan penyebab (etiologi), dan masalah
keperawatan. Data yang dikelompokkan berdasarkan data subjektif dan objektif.
Contoh analisis data adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif: Ketidakmampuan Hiperglikemia
- Keluarga tidak keluarga mengenal
mengetahui tanda dan masalah kesehatan
gejala DM pada Ny. I; pada anggota
- Keluarga mengatakan keluarga yang sakit
belum tahu tentang diet
DM

Data Objektif :
- GDS Ny. I 350 mg/dL;
- Ny. I tampak lemah

Tabel analisis data di atas dapat dilihat pada kolom pengelompokan


data. Semua data, baik yang diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan
fisik, observasi maupun pemeriksaan penunjang, semua dimasukkan asalkan
mendukung satu masalah keperawatan yang terjadi pada klien.
Pada kolom etiologi dituliskan kemungkinan penyebab yang
bersumber dari lima tugas kesehatan keluarga (lihat kembali materi fungsi
keluarga). Pada kolom masalah, dituliskan masalah keperawatan yang dapat
disimpulkan berdasarkan data yang tertulis pada pengelompokan data.
Masalah keperawatan yang dituliskan diberikan inisial klien, dikarenakan
dalam keluarga terdiri atas beberapa anggota keluarga, sehingga untuk
memperjelas anggota keluarga mana yang bermasalah maka perlu ditulis
identitas klien.
Analisis data merupakan tahap akhir pengkajian keperawatan
keluarga. Setelah ditemukan masalah keperawatan, selanjutnya dirumuskan
dalam diagnosis keperawatan keluarga.

E. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga adalah tahap kedua dari proses
keperawatan keluarga. Menurut Widagdo (2016), diagnosa keperawatan
keluarga merupakan interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian yang
interpretasinya digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi. Tahap ini merupakan kegiatan penting dalam
menentukan masalah keperawatan yang akan diselesaikan dalam keluarga.
Ketepatan dalam merumuskan Diagnosa keperawatan keluarga sangat
menentukan keberhasilan perawat dalam membantu menyelesaikan masalah
klien sebagai keluarga. Penetapan Diagnosa keperawatan yang tidak tepat akan
memengaruhi tahapan berikutnya dalam proses keperawatan.
Penulisan pernyataan diagnosa keperawatan pada umumnya meliputi
tiga komponen, yaitu komponen P (Problem), E (Etiologi), dan S (Simptom).
Namun dalam penulisan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan
pernyataan problem saja tanpa etiologi dan simptom. Dengan demikian,
penulisan diagnosa keperawatan keluarga adalah dengan menentukan masalah
keperawatan yang terjadi.
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga mempunyai tiga kategori,
yaitu diagnosa keperawatan aktual, risiko, promosi kesehatan. Berikut
penjelasan dari masing-masing kategori :
1. Diagnosa keperawatan aktual
Diagnosa keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah
terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat
ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil pengkajian keperawatan.
Contohnya adalah defisit nutrisi, gangguan proses keluarga, ketidakmampuan
koping keluarga.
2. Diagnosa keperawatan risiko
Diagnosa keperawatan risiko menggambarkan respon manusia terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang mungkin berkembang dalam
kerentanan individu, keluarga, dan komunitas. Setiap label dari diagnosis
risiko diawali dengan frase: “Risiko” (SDKI, 2016). Contohnya adalah risiko
ketidakseimbangan cairan, risiko proses pengasuhan tidak efektif, risiko
defisit nutrisi.
3. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi individu,
keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat
yang lebih baik atau optimal. Diagnosis promosi kesehatan diawali dengan
frase: “Kesiapan peningkatan” (SDKI, 2016). Contohnya adalah kesiapan
peningkatan pengetahuan, kesiapan peningkatan proses keluarga, kesiapan
peningkatan manajemen kesehatan.
Penulisan diagnosis keperawatan perlu ditambahkan inisial anggota
keluarga yang sakit dan kepala keluarga. Tujuannya untuk memudahkan
pemberian asuhan keperawatan karena tepat sasaran.

F. Diagnosa Prioritas Keperawatan


Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu
masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh
keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat ditangani
sekaligus. Oleh karena itu, perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun
prioritas masalah kesehatan keluarga. Menurut Ali (2009), prioritas masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut:

Tabel 2. Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

KRITERIA SKOR BOBOT


Sifat masalah: 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah 1
Masalah berat, harus ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Proses skoring dilakukan untuk diagnosis keperawatan dengan cara berikut
ini.

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat.


2. Skor/angka tertinggi x bobot.
3. Selanjutnya jumlahkanlah skor untuk semua kriteria.
Skor
x Bobot
Angka tertinggi

Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan priorias masalah


(Ananda, 2010).

1. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurangsehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut
memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau
disadari oleh keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan berhasilnya
mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan masalah
dapat diperbaiki adalah:
a. Pengtahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani masalah
b. Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,
keuangan, atau tenaga.
c. Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan waktu.
d. Sumber-sumber di masyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitaskesehatan,
organisasi masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat.

3. Potensi masalah bila dicegah


Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi
atau dicegah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kriteria potensi masalah bisa dicegah adalh sebagai berikut.
a. Kepelikan dari masalalah berkaitan dengan beratnya penyakit atau
masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah masalah.
Umumnya makinberat masalah tersebut makin sedikit kemungkinan
untukmengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi masalahyang
timbul.
b. Lamanya masalah hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya
masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah memouyai dukungan
langsung dengan potensi masalah bila dicegah.
c. Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka ataurawan
adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi masalah
bila dicegah.
4. Menonjolnya masalah
Dalam hal ini dijelaskan cara keluarga melihat dan menilai masalah
mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat
perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah.
Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk
menangani segera, maka harus diberi skor yang tinggi.

BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang kompleks,
sistem yang dinamis dan berkesinambungan dengan menggunakan pendekatatan
sistematik yang bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga, proses asuhan keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu: Pengkajian,
Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
Pada pengkajian, data yang dikumpulkan berupa: data pengenalan
keluarga, data perkembangan dan sejarah keluarga, data lingkungan, data struktur
keluarga, data fungsi keluarga,dan data koping keluaraga, kemudian setelah data
dikumpulkan dilakukan analisa data dimana pengelompokan data dibandingkan
dengan standar normal sehingga bila ditemukan kesenjangan dapat dijadikan
masalah keperawatan dan ditentukan diagnose keperawatannya.
Dalam diagnosa keperawatan mempunyai 4 katagori yaitu, diagnosa
keperawatan aktual, diagnosa keperawatan promosi kesehatan, diagnosa
keperawatan risiko, dan diagnosa keperawatan sejahtera, kemudian diagnosa
tersebut diprioritaskan berdasarkan: sifat masalah, kemungkinan masalah dapat
diubah, potensi masalah dapat dicegah, dan berdasarkan menonjolnya masalah.

G. Saran
Dalam proses keperawatan keluarga hendaknya setiap tahapan proses
tersebut dilakukan bersama-sama dengan individu dalam sebuah keluarga ,
sehingga didapatkan data yang benar-benar menjadi kesenjangan dalam keluarga
tersebut yang perlu dilakukan asuhan keperawaran, sehingga kita sebagai perawat
komunitas dapat membantu keluarga tersebut untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Zaidin. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC


Hasibuan, Ananda M. B. 2020. Perencanaan Keperawatan dalam Keluarga. OSF
Preprints. Rettrived at https://osf.io/cnw9u. Diakses pada 6 Desember
2020

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta
Selatan: DPP PPNI. Widagdo, Wahyu. 2016. Keperawatan Keluarga dan
Komunitas. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai