Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

TAHAP KELUARGA USIA LANJUT

Kelompok 5 :

1. Adelia Novita Arum (2020181092)


2. Dian aprilia windi astuti (2020181094)
3. Johan Andi Saputra (2020181093)
4. Siti Muslimah (2020181095)
5. Mayang Sagita (2020181098)
6. Siti Rokmawati (2020181099)
7. Risa Aulia Daniyanti (2020181100)
8. Ahmad Thoha Mansyur (2020181102)
9. Isfaizah (2020181104)
10. Iffat Trinanda (2020181105)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa,karena atas
berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA USIA LANJUT ini dengan
baik. Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman,serta pihak-pihak yang
telah membantu memberikan informasi sehingga tugas makalah ini dapat kami
susun dengan baik tanpa adanya suatu kendala.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh


sebab itu Ikritik da saran yang bersifat membangun kami harapkan untuk
perbaikan makalah berikutnya. Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini
terdapat kejanggalan baik dari segi penulisan ataupun dari segi materi.

Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi semua pihak.

Kudus, 4 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Bab I
Pendahuluan........................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
D. Manfaat..........................................................................................................4
Bab II
Pembahasan.........................................................................................................5
A. Pengkajian Keluarga......................................................................................5
B. Masalah Keperawatan Keluarga.....................................................................7
C. Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga....................................................7
D. Tindakan Keperawatan.................................................................................11
E. Evaluasi........................................................................................................11
Bab III
Penutup..............................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, 2018). Secara umum
kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut mengalami perubahan,
dan sebagian besar perubahan itu terjadi ke arah yang memburuk/ mengalami
penurunan, misalnya, organ reproduksi lebih cepat usang dibanding organ yang
lain, perubahan penampilan, perubahan panca indra, perubahan seksual
(Andarmoyo, S. (2012).

Bertambahnya usia selalu meninggalkan  bekas pada setiap  makhluk


hidup.,dan prinsip ini berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ,
danorganism). Rentang hidup manusia menunjukkan periode perkembangan
secara bertahap dengan  meningkatnya efisiensi tubuh pada  masa anak-anak dan
remaja sampa mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang
panjang dengan perubahan yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam
kekuatan ,khususnya kekuatan fisik. Ini biasa disebut periode menua.(Zarb
G.A,2012).

Proses penuaan adalah  proses yang  tersembunyi, dan permulaannya


berbeda-beda antara tiap individu, demikian pula kecepatan  penurunannya.
Perubahan  ini meliputi perubahan kekuatan jantung, penurunan sekresi cairan
pencernaan ,penurunan aktivitas endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses
penuaan  ini ditandai dengan  melambatnya waktu  beraksi, melambatnya  proses
belajar, serta penurunan daya ingat dan efisiensi  intelektual. (G.A, 2015).

3
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat merumuskan apa saja yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa dan bagaimana pengkajian pada lansia?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia ini?
3. Bagaimana intervensi keperawatan pada lansia tersebut?

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh tujuan apa saja yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengkajian pada lansia.
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada
lansia ini
3. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada lansia tersebut.

1.3 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh manfaat apa saja yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagi dosen :
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa:
3. Mampu mengetahui cara mengkaji lansia dengan baik dan benar serta
mampu menentukan diagnose pada lansia hingga dapat menegakan
intervensi yang sesuai.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
1. Data Umum
1) Identitas keluarga : Nama kepala keluarga dan anggota keluarga,
alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan dan
genogram/silsilah keluarga. Pada pengkajian usia, pekerjaan dan jenis
kelamin untuk mengetahui resiko terjadinya hipertensi pada anggota
keluarga yang lain.
2) Tipe keluarga : Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
yang mengalami hipertensi (Padila, 2012).
3) Suku bangsa: Identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan (Sutanto, 2012). Terkait Bahasa yang digunakan dalam
keluarga, agama yang di anut dan kebiasaan keluarga yang
mempengaruhi kesehatan.
4) Status sosial ekonomi keluarga: Status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun dari
anggota keluarga lainnya. Pada pengkajian status sosial ekonomi
diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat
kesehatan seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat
seseorang tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga (Padila, 2012).
Selain itu kaji karakterisktik lingkungan sekitar, letak geosrafisnya,
organisasi atau perkumpulan yang keluarga ikuti di masyarakat dan
adanya sistem penukung keluarga.

5
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti (Gusti, 2013). Biasanya
keluarga dengan hipertensi terdapat pada tahap keluarga dengan anak
dewasa (launcing canter families), tahap keluarga usia pertengahan
(middle age families), dan tahap leuarga usia lanjut.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendalakendala yang dialami (PadilA, 2012). Biasanya
keluarga belum mampu memenuhi kebutuhan dan membantu pasien
hipertensi dalam mengatasi nyeri.
3) Riwayat keluarga inti : Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga inti, upaya pencegahan dan pengobatan pada anggota
keluarga yang sakit, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada
(Gusti, 2013). Biasanya keluarga dengan hipertensi tidak mengatur pola
kesehatan dengan baik.

3. Pengkajian lingkungan
Dalam mengkaji karakteristik rumah, anda bisa lakukan dengan observasi
atau wawancara lansung. Hal-hal yang harus anda tuliskan dalam
mengkaji karakteristik rumah seperti : Ukuran rumah (luas rumah),
Kondisi dalam dan luar rumah, Kebersihan rumah, Ventilasi rumah,
Saluran pembuangan air limbah (SPAL), Ketersedian air bersih,
Pengelolaan sampah, Kepemilikan rumah, Kamar mandi/WC, Denah
rumah.

4. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif: kaji kerukunan keluarga dan perhatian dalam membina
hubungan rumah tangga.
2) Fungsi sosial: Kaji keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan
perilaku sosial yang baik. Kaji tingkat keaktifan keluarga dalam

6
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat.

3) Fungsi perawatan kesehatan: Keluarga kurang mampu mengenal


masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi hal ini ditunjukan
dengan keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi.
4) Fungsi Reproduksi: kaji tingkat produktifitas seluruh anggota keluarga
sesuai usia yang ada dalam keluarga.
5) Fungsi Ekonomi: Kaji tingkat ekonomi keluarga dalam sehari-sehari

5. Pemeriksaan Fisik
1) Status Kesehatan Umum: Meliputi keadaan pasien, kesadaran, tinggi
badan, berat badan dan tanda-tanda vital.
2) Pemeriksaan fisik dilakukan kepada semua anggota keluarga yang
tedapat di rumah. Metode pemeriksaan head to toe meliputi sistem
pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem gangrointestinal, sistem
urinaria, sistem musculoskeletal, sistem neurologis dan sistem
reproduksi.

B. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akibat jatuh
2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbataan
rentang gerak.
3. Ansietas berhubungan dengan psikososial dengan keluarga
4. Resiko tinggi jatuh berhubungan dengan gangguang fisiologis
(Deformitas tulang lutut kaki kanan)
C. Intervensi
1) Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan trauma jaringan
akibat jatuh Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:
- Klien menyatakan nyeri terkontrol

7
- Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan
kontraktur
- Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan
fungsi kompensasi tubuh.
- TTV dalam batas normal

Intervensi Keperawatan Rasional

1. Evaluasi atau lanjutkan 1. Tingkat aktifitas atau latihan


pemantauan tingkat inflamasi atau tergantung dari perkembangan atau
rasa sakit pada sendi. resolusi dari proses inflamasi
2. Bantu dan ajari keluarga klien 2. Istirahat sistemik dianjurkan
untuk pertahankan istirahat tirah selama eksaserbasi akut dan
baring atau duduk jika diperlukan, seluruh fase penyakit yang penting
jadwal aktifitas untuk memberikan untuk mencegah kelelahan dan
periode istirahat yang terus mempertahankan kekuatan.
menerus dan tidur dimalam hari
yang tidak terganggu.
3. Bantu  dan ajari keluarga dengan 3. Mempertahankan atau

rentang gerak aktifatau pasif, menigkatkan fungsi sendi,

demikian juga latihan resistif dan kekuatan otot dan stamina umum.

isometric jika memungkinkan. Catatan: latihan yang tidak adekuat

4. Ajari klien dan keluarga ubah dapat menyebabkan kekakuan

posisi dengan sering dengan sendi

personel cukup serta 4. Menghilangkan tekanan pada

demonstrasikan atau bantu tehnik jaringan dan meningkatkan 

pemindahan dan penggunaan sirkulasi, tehnik pemindahan yang

bantuan mobilitas, mis: trapeze. tepat dapat mencegah robekan

5. Dorong klien mempertahankan abrasi kulit.

postur tegak dan duduk tinggi, 5. Memaksimalkan fungsi sendi,

berdiri, berjalan mempertahankan mobilitas.

8
6. Ajarkan keluarga untuk 6. Menghindari cedera akibat
memberikan lingkungan yang kecelakaan atau jatuh.
aman, mis: menaikkan kursi atau
kloset, menggunakan pegangan
tangga pada bak atau pancuran dan
toilet, penggunaan alat bantu
mobilitas atau kursi roda

2) Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbatasan


rentang gerak
Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:
- Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem
muskuloskeletal dan fleksibilitas sendi-sendi dibuktikan oleh tidak
adanya kontraktur.

Intervensi Keperawatan Rasional

1. Observasi tanda dan gejala 1. Memberikan informasi sebagai


penurunan mobilitas sendi, dan dasar dan pengawasan keefektifan
kehilangan ketahanan intervensi.

2. Observasi status respirasi dan fungsi 2. Memberikan informasi tentang


jantung klien. status respirasi dan fungsi jantung
klien.
3. Observasi lingkungan terhadap 3. Mencegah risiko cedera pada lansia
bahaya-bahaya keamanan yang
potensial. Ubah lingkungan untuk
menurunkan bahaya-bahaya 4. Meningkatkan harga diri:
keamanan. meningkatkan rasa kontrol dan
4. Ajarkan tentang tujuan dan kemandirian klien
pentingnya latiha

9
5. Ajarkan penggunaan alat-alat bantu
yang tepat 5. Membantu perawatan diri dan
kemandirian pasien.

3) Ansietas berhubungan dengan psikososial dengan keluarga

Tujuan dan kriteria hasil yang diinginkan:

- kecemasan berkurang
- Klien tampak nyaman dan tidak merasakan cemas

Intervensi Keperawatan Rasional

1. Mengkaji tingkat cemas klien 1. Untuk mengetahui tingkat


kecemasan klien
2. 2. Mencatat pembatasan focus pikiran
2. Mengetahui batas focus pikiran
3. Mengobservasi pola bicara klien klien
apakah cepat atau lambat 3. Mengetahui pola bicara klien

4. Mendiskusikan dengan klien tentang


4. Mengetahui penyebab kecemasan
apa yang dicemaskan oleh klien
klien
5. Menanyakan mekanisme koping 5. Membantu menyelesaikan
yang digunakan oleh klien jika masalah kecemasan klien
sedang cemas
6. Menjaga kepercayaan klien
6.Mempertahankan kontak sering
dengan klien untuk mendengarkan
klien bercerita

10
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Bertujuan mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab ketidaksanggupan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
- Membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan,
- Memberikan perhatian terhadap kesulitan, ketidaktahuan dan
ketidakmampuan keluarga dengan teknik motivasi tertentu
- Tindak Lanjut operasional dari rencana tindakan yang telah
dirancang sebelumnya.
- Tindakan bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pemberian
oksigen, perawatan kebersihan diri, melakukan mobilisasi,
mengorientasi klien terhadap tempat,waktu dan orang

E. EVALUASI TINDAKAN
Tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan dalam mengatasi permasalah
yang muncul
Tindakan ini terhadap tujuan merupakan indepth and comprehensive
judgement terhadap tujuan yang ingin dicapai dan hasil yang
diharapkan
Menentukkan apakah semua tindakan sudah tercapai atau belum

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologis sosial dan fungsional telah ditemukan  untuk menjelaskan
dan mendukung berbagai definisi mengenai proses penuaan. pendekatan  multi
disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk
mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada
lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik,
mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian  pendekatan
eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat  merencanakan suatu asuhan
keperawatan berkualitas pada klien lansia.

B. Saran
Penulis sadari dalam  penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan mungkin jauh dari tahapan  kesempurnaan. Maka dari itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan demi tercapainya penyusunan makalah yang  jauh lebih baik
dimasa yang akan datang

12
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga; konsep teori, proses dan praktik


keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
L, J., & R, L. (2017). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Perry, p. &. (2017). buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan
praktik. Jakarta: EGC.
Maryam, R. S., & Ekasari, N. M. (2010). Asuhan Keperawatan pada Lansia.
Jakarata: CV. Trans Info Media
Lolangkoe, M. (2013). Komunikasi Keperawatan. Metode Berbicara Asuhan
Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai