Anda di halaman 1dari 5

Telinga Menjadi Tuli Tatkala Rakyat Menjerit

Oleh : Monika Anggelina

SINDONEWS: Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni


Pramula menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi kepemudaan dan mahasiwa. “Melihat
kondisi mahasiswa saat ini sangat memprihatinkan. Terlibat obat-obatan terlarang narkoba,
seks bebas. Bahkan agama sekalipun dianggap sebagai barang kuno yang harus
dimuseumkan,” kata Beni Pramula dalam diskusi bertajuk Negara Darurat, Mahasiswa dan
Pemuda Kemana? di Kantor Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin
(12/10/2015).

Mahasiswa, kerap kali kita mendengar sebutan mahasiswa namun tanpa tau apa
makna dan peran mahasiwa. Mahasiswa saat ini hanya sebutannya saja sebagai mahasiswa
akan tetapi sikap dan perbuatannya tidak jauh berbeda dengan anak SMA. Mereka hanya
terfokus pada dunia pendidikan tanpa menengok keadaan rakyat yang memprihatinkan.
Mengapa bisa dikatakan memprihatinkan? Coba tengok ke belakang masih banyak rakyat
yang tidak mendapatkan hak kesejahteraan dan keadilannya dari pemerintah, tugas kita
sebagai mahasiswa apa? Yaitu menjadi penyambung lidah antara rakyat dan pemerintahan.
Namun semua itu belum sepenuhnya terealisasi dikarenakan mahasiswa zaman sekarang
hanya terfokus pada IPK tanpa bukti yang nyata.

Sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang bertanggung jawab terhadap jalannya
pemerintahan, pemuda dan mahasiswa kini banyak yang apatis dan terkungkung oleh sistem
pembelajaran kampus yang menyekat mahasiswa dari persoalan masyarakat. Ada 5 karakter
mahasiswa menurut Beni Pramula :

1. Mahasiswa Akademis
Yaitu mahasiswa yang berorientasi semata – mata pada urusan akademik.
Mereka akan merasa puas dan bangga apabila mendapat nilai A. Namun mereka tidak
menghiraukan keluhan rakyat dan masalah yang terjadi pada pemerintahan, mahasiswa
seolah dibungkam oleh tuntutan prestasi akademik.

2. Mahasiswa Hedonis
Tampil dari rumah dengan segala kemewahannya, dengan segala
kepribadiannya (Motor pribadi, mobil pribadi, Gadget pribadi dll) Tetapi di perjalanan
berbelok arah dan lebih memilih nongkrong di kafe-kafe dan tempat lainnya. Mahasiswa
ini mempunyai fasilitas hidup yang mewah tapi fasilitas itu tidak digunakan untuk
sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Mahasiswa Romantis
Mahasiswa semacam ini, terlihat dari tampilannya yang necis dalam rangka
menggaet lawan jenis. Datang ke kampus dengan tampilan rambut klimis tetapi otaknya
nol Kepeduliannya kepada masyarakat juga nol,
4. Mahasiswa Agamis,
Dia hanya mengedepankan hubungannya kepada Tuhan. Datang ke kampus,
ke masjid dan senantiasa mendekatkan diri dengan iktikaf. Mahasiswa ini sibuk urusan
rohani tapi melupakan masalah sosial.

5. Mahasiswa organisatoris
Mereka aktif di gerakan kemahasiswaan sebagai aktivis, memadukan studi
yang penuh dengan teori dengan praktiknya di lapangan.

Mental dan jiwa kritis mahasiswa seolah merosot tajam kebawah mereka hanya
menjadi mahasiswa kupu-kupu yaitu (kuliah pulang kuliah pulang) dan kesadaran diri
seorang mahasiswa sangat kurang. Mereka tidak sadar apa yang terjadi pada lingkungan
masyarakat dan rakyat indonesia. Sangat berbeda dengan mahasiswa zaman dulu yang sangat
kritis , mereka keman-mana memegang buku ditangan kiri dan bolpoint ditangan kanan,
tetapi mahasiswa zaman sekarang lebih tertarik memegang gadget. Seolah-olah mereka
sangat ketergantungan terhadap gadget dan tidak menghiraukan buku-buku yang ada
diperpustakaan. Mereka kurang bisa memanfaatkan kecanggihan gadgetnya untuk hal yang
bermanfaat. Itulah yang membuat mahasiswa zaman sekarang nalar kritisnya merosot tajam.
Dan dengan merosotnya nalar kritis mahasiswa akan berdampak buruk bagi rakyat yang
membutuhkan bantuan para mahasiswa.

Agar mahasiswa menjadi agen perubahan maka harus menjadikan tiga tipe dalam
satu-kesatuan yaitu, tipe mahasiswa akademis, agamis dan organisatoris. Jadi ketiga tipe itu
harus seimbang dan harus dalam satu kesatuan.
Kita bisa melihat dari segi perekonomian, Sangatlah tidak sebanding, berapa
persenkah mobil-mobil mewah yang bermerk seperti Lambhorghini, mercedes benz, BMW
itu beredar di jalan raya ibukota? bahwa Indonesia dikatakan ekonominya sedang melemah
inflasi terus meningkat tapi kenyataannya Negara kita adalah salah satu negara terbesar peng-
import Lambhorghini dari Italia. Siapa yang menikmati kemewahan itu? Tentu orang-orang
yang mempunyai kantong tebal seperti pejabat, pengacara, anggota dewan dll.
Berbanding terbalik dengan saudara-saudara kita yang ada di ujung timur Indonesia,
rumah yang hanya beralaskan tanah berdinding anyaman bambu dan beratapkan daun kelapa.
Itu merupakah salah satu contoh ketidak adilan ekonomi ketidak adilan untuk hidu ketidak
adilan untuk menjadi warga negara Indonesia.

Dimana letak keadilan? Dimana letak keadilan yang selalu di koar-koarkan oleh para
pejabat negara? Dimana letak keadilan bagi rakyat yang tertindas? Yang sampai saat ini
masih berjuang agar tetap sehat. Dimana pula letak keadilan bagi para mahasiswa? Apakah
keadilan untuk rakyat dan pejabat dibedakan? Mengapa mereka yang dekat dengan atasan
selalu terayomi? Dan yang paling bawah tertindas? Apakah seperti itu hukum diindonesia?
Benar-benar sangat memperhatikan.

Orang berang atau membangkang karena dilakukan tidak adil, bahkan dianggap
pemberontak pemerintah yang sah dan selalu benar. Oleh karna itu ketidakadilan
menyebabkan berbagai akibat, di antaranya perbedaan kecerdasan, perlindungan HAM,
kesejahteraan, dan perbandingan waktu mencari makan/bekerja. Perbedaan kesejahteraan
mengakibatkan kesenjangan antara si miskin dan si kaya yang semakin mencolok. Usaha
untuk kesejahteraan masyarakat terjadi polarisasi cara antara kapitalisme dan sosialisme,
atupun antar neoliberalisme dan neososialisme maupun “kanan baru” dan “kiri baru”.
Mencoba cara ketiga berupa “jalan tengah baru”.

Dalam hal ini golongan liberal kanan menganggap kekuatan pasar, inisisatif
individual, dan pertumbuhan produktivitas akan memperbaiki standar hidup, termasuk kaum
yang tidak diuntungkan. Dan sosialis kiri berpendapat sebaliknya. Dalam evolusi
ketidakadilan pembangunan ekonomi dengan orientasi pada pertumbuhan dan keuntungan
semakin memperparah kesenjangan, seperti terlihat di negeri-negri naga kecil.
Lalu apakah yang dimaksud dengan keadilan itu sendiri ? Mengapa kita sangat
menuntut keadilan? Sesuai dengan sila pancasila ke-5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia . Jadi di sini rakyat Indonesia harus benar-benar mendapatkan keadilannya, jangan
sampai keadilan hanya sampai ditangan-tangan orang yang bertahta dan berdasi. Keadilan
harus merata sampai ke pelosok-pelosok negeri, karena sejatinya dinegeri ini masih banyak
rakyat yang belum sepenuhnya mendapatkan haknya. Ibarat kemerdekaan hanya dirasakan
oleh mereka yang mempunyai jabatan tinggi dan kesengsaraan semakin terasa pada rakyat
kalangan bawah.

Kemudian bagaimanakah solusi yang tepat? Disini bukan hanya mahasiswa yang
bertindak tetapi juga harus ada kesadaran dari pemerintahan bagaimana rakyatku, apakah
rakyatku bisa tidur nyenyak diluar sana, apakah rakyat ku juga bisa makan enak seperti yang
saat ini ku nikmati. Namun itu semua hanya khayalan dan hanya ilusi. Itu tidak akan pernah
dapat dirasakan oleh mereka-mereka yang tak mempedulikan bagaimana kondisi rakyatnya .
Rakyat menangis bahkan anak-anak kecil menjerit memikirkan bagaimana besok aku bisa
bertahan hidup tanpa lapangan pekerjaan yang ada didaerahnya tanpa ada bantuan berupa
sandang pangan untuk mereka. Mengapa kesengsaraan bagi rakyat kecil masih merajalela?
Karena mereka belum mampu berpikir produktif, ibarat untuk biaya sekolah saja sulit apalagi
untuk lanjut ke jenjang yang lebih tinggi? Disini kita bisa melihat orang yang kaya akan
semakin kaya dan orang yang kurang mampu akan semakin terpuruk karena tidak
mampuannya dan mereka akan putus asa atas kondisi yang dialaminya bukannya bangkit
melawan apa yang seharusnya menjadi tantangan hidup mereka.

Selama ini mungkin pemerintah sudah menangani akan pendidikan di masyarakat


kalangan bawah dengan adanya berbagai beasiswa di sekolah menengah atas sampai
perguruan tinggi. Namun apakah beasiswa tersebut tepat sasaran dalam pemberiannya?
Terkadang hanya 30% saja yang tepat sasaran yang lain disalahgunakan oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab.

Apakah kita sebagai mahasiswa hanya bisa diam saja? Menuntut nilai IPK tinggi
tanpa menghiraukan jeritan rakyat yang menuntut keadilannya? Apakah kita bisa tenang?
Bersantai? Berhura-hura sedangkan rakyat dibawah masih tertindas? Tertindas mental
maupun ekonomi. Kita sebagai mahasiswa hendaknya melakukan gerakan perubahan , karena
sejatinya perubahan negara yaitu dimulai dari mahasiswa . Mahasiswa yang seperti apa?
Mahasiswa yang mampu berfikir kritis dan mampu peka terhadap gejala-gejala sosial
masyarakat maupun pemerintahan. Bukan mahasiswa yang hanya diam saja melihat ketidak
adilan. Mahasiswa yang acuh terhadap apa yang terjadi , mahasiswa yang hanya ikut-ikutan
tanpa tau arah dan tujuan. Oleh karena itu senantiasa jadilah mahasiswa aktif ,kritis, dan
produktif.

Anda mungkin juga menyukai