Anda di halaman 1dari 18

MAHASISWA CALON PEMIMPIN YANG AMANAH

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Pengampu : Dr. Sigid Sriwanto, M.Si

Disusun oleh :

Nama : Lala Isna Uhtiatul Yaumi

NIM : 1908010118

Kelas : Farmasi 2B

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................... 2
1.1  Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
1.2  Tujuan ........................................................................................................................ 3
BAB II. ISI....................................................................................................................... 4
A. Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai Generasi Penerus dan Pemimpin Bangsa...... 4
B. Mahasiswa Sebagai Agent of Change......................................................................... 4
C. Mahasiswa Sebagai Iron Stock................................................................................... 4
D. Karakteristik Mahasiswa Ideal
E. Generasi Penerus dan Pemimpin yang Ideal............................................................... 4
BAB III. PENUTUP........................................................................................................ 8
A. Kesimpulan................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melihat dinamika yang terjadi sekarang kita sebagai anak bangsa yang
merindukan perubahan Indonesia kearah yang lebih baik, cenderung merasa miris
ketika melihat pemikiran, paradigma dan sikap kawan-kawan mahasiswa yang
cenderung menganggap tugas utama mahasiswa adalah hanya pada kegitan yang
berorientasi pada “diri sendiri” tanpa adanya implementasi nilai-nilai perjuanagan,
persamaan hak dan pengabdian pada masyarakat dalam mengontrol setiap dinamika
yang terjadi pada lingkungan yang sejatinya penting bagi perubahan menyeluruh
diberbagai aspek kearah yang lebih baik, karana sebagai mahasiswa kita pun dituntut
untuk tidak hanya berfikir normative dengan aturan-aturan yang mengesampingkan
asas keadilan dan kemanusian.
Disadari atau tidak, pemuda dalam hal ini mahasiswa, sejatinya memiliki peran
dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Untuk
itu, tanggungjawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu
ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di
dalam Pancasila dan amanat UUD 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif,
kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Dalam hal ini mahasiswa adalah yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang
yang memiliki pendidikan lebih tinggi di bandingkan yang lain, sehingga mereka yakin
bahwa mahasiswa mampu menyampaikan aspirasi sebagai bentuk suara hatinya. Secara umum
mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of
social control), sebagai agen perubahan (agent of change), dan sebagai generasi penerus masa
depan (iron stock).
Kini mahasiswa sangat pasif dan tidak peka dengan isu-isu terkini. Mahasiswa
sekarang kebanyakan memiliki sifat egois yang tinggi sehingga isu-isu terkini tak di
hiraukannya. Mahasiswa tak lagi mendengarkan suara rakyat yang menderita karena
kebijakan pemerintah. Ini mungkin diakibatkan berbagai problematika pemuda yang
terbentang di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah
pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah moral. Budaya permisif
dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam
kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung
menjadi manusia yang anti sosial.
Dewasa ini peran mahasiswa dalam kehidupan masyarakat sangatlah banyak
dan beraneka ragam. Dimulai dari aksi untuk menyuarakan suara rakyat, bakti sosial
yang mengundang dan menggugah hati masyarakat dan lain sebagainya. Namun
apakah semua yang dilakukan oleh mahasiswa itu berdampak positif dan berpihak
kepada masyarakat. Tentulah tidak semua yang dilakukan mahasiswa bernilai baik
bagi masyarakat.
Kepribadian mahasiswa harusnya memiliki mental yang tangguh, tidak mudah
putus asa dan mandiri. Selama dalam kampus mahasiswa harus benar-benar
menjalankan tugasnya sebagai pelajar bukan sebagai orang yang merasa kuat dalam
segala hal. Sehingga mudah emosi dan menjadi sensitif. Sebenarnya hal ini terjadi
tanpa disadari. Mungkin karena kebanyakan di antara mahasiswa menganggap jika
sudah menyandang status mahasiswa mereka dapat melakukan apapun tanpa
mempertimbangkan dampaknya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang muncul dan yang akan di bahas adalah :
1. Bagaimana peran dan fungsi mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin
bangsa?
2. Bagaimana mahasiswa bisa dikatakan sebagai agen of change?
3. Bagaiaman mahasiswa bisa dikatakan sebagai iron stock?
4. Bagaimana karakteristik seoarang mahasiswa yang ideal?
5. Bagaimana manjadi seoarang generasi penerus dan pemimpin yang ideal?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk menambah dan membuka wawasan generasi muda terkait peran dan
fungsinya sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa.
b. Tujuan khusus
1. Menjelaskan peran dan fungsi sejati mahasiswa sebagai generasi penerus
2. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait generasi penerus sebagai
agent of change dan iron stock
3. Mewujudkan mahasiswa sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa yang
berkarakter dan ideal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai Generasi Penerus dan Pemimpin Bangsa
a. Pengertian Mahasiswa

Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 mahasiswa adalah


peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya
menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar
18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga
merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Pengertian
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan
insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi
(yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-
calon intelektual. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa adalah
status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan
tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

Mahasiswa sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam


kehidupan masyarakat. Sebagai kaum intelektual muda dan sebagai generasi
penerus bangsa mahasiswa memiliki peran penting yaitu sebagai “agent of
change” karena mahasiswa adalah  orang yang seharusnya dapat membawa
perubahan-perubahan yang berdampak positif dan membangun dalam kehidupan
masyarakat serta mampu menanamkan nilai-nilai positif terhadap masyarakat.
Sehingga peran mahasiswa yang sebenarnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

b. Peran dan Fungsi Mahasiswa Sebagai generasi Penerus

Mahasiswa sebagai elemen utama penerus bangsa tentunya merupakan


kesatuan yang sangat penting untuk memajukan dan menjalankan kehidupan
bangsa di masa mendatang. Mahasiswa sangat dikenal dengan pemikirannya yang
sangat kritis, demokratis dan konstruktif. Suara suara mahasiswa biasanya
dianggap sebagai realita social yang ada dilingkungan masyarakat sehingga sangat
pantas jika mahasiswa dianggap sebagai roda penggerak bangsa. Namun terdapat
istilah “mahasiswa menara gading” adalah sebutan untuk mahasiswa yang hanya
berada di dalam kampus saja tanpa mereka turun ke lapangan untuk melihat
realitas kehidupan yang sebenarnya terjadi di masayarakat. Mahasiswa menara
gading tak lain beda dengan mahasiswa apatis yang mereka hanya sibuk belajar
tanpa merasakan hal-hal lain diluar teori yang mereka terima di dalam kampus
atau bahkan sama sekali tidak peduli dengan kehidupan di luar sana.

Berikut peran strategis dari mahasiswa :


1. Sebagai penyampai kebenaran
Walaupun negri ini diselimuti oleh berbagai permasalahan bangsa yang sangat
kompleks, mahasiswa selalu berada di jalur terdepan untuk menyampaikan
kebenaran atau realita yang sesungguhnya terjadi, walau banyak pihak pihak
yang berkepentingan menekan pergerakan mahasiswa tetapi tidak pernah
berhenti untuk menyampaikan kebenaran yang ada.
2. Sebagai agen perubahan (agent of change)
Hal ini tentu sangat terlihat jika kita kembali ke tahun 1998, dimana terjadi
demonstrasi mahasiswa yang menuntut perubahan system pemerintahan
Indonesia yang dirasa sudah tidak tepat lagi untuk dilanjutkan, dengan usaha
mahasiswa ini akhirnya kitapun bias masuk kedalam era roformasi yang sudah
dinanti sebelumnya.
3. Sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)
Dengan intelektualitasnya yang mumpuni dan softskill yang cukup maka sudah
tidak diragukan lagi mahasiswa diformulasikan untuk melanjutkan generasi
penerus bangsa ini.
4. Moral Force
Mahasiswa harus punya moral yang baik agar bisa merubah bangsa ke arah
lebih baik. Apalagi seperti kondisi bangsa saat ini yang selalu dibayangi kasus
korupsi. Mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan memiliki akhlak
terpuji dan moral yang baik dengan harapan ketika mereka menempati posisi
pemerintahan, hal yang tidak diinginkan seperti kasus korupsi dan hal-hal yang
menyimpang lainnya bisa dihapuskan. Mereka dituntut untuk memberikan
teladan yang baik demi perubahan bangsa. Moral Foce inilah yang akan
menumbuhkan jiwa leadership dalam benak mahasiswa. Tentunya dengan jiwa
leadership ini akan menjadikan mahasiswa sebagai teladan yang bijak.

B. Mahasiswa Sebagai Agen of Change


a. Agent of Change

Agent of change merupakan bentuk kesadaran, tanggung jawab,


kepedulian, kepekaan untuk memajukan, memperbaiki, meningkatkan kualitas,
memenuhi harapan dan sebagainya. Semuanya bertujuan untuk perbaikan dan
berbuat kebaikan. Jelas bukan mengekor, tetapi suatu ketulusan, keberanian untuk
mengajarkan dan mengajak berbuat untuk yang positif. Juga kerelaan untuk berani
berkorban dan dikorbankan. Agen perobahan bisa saja justru dimusihi, dianggap
sok tahu, sok bersih, sok modern, melanggar aturan dan ketentuan yang sudah ada.
Bisa saja akan dabel buruk bahkan dikembangkan menjadi kebencian.

Pada masa sekarang ini perubahan begitu cepat dan dinamis. Bagi yang
tidak mampu mengikuti mungkin akan ditinggalkan. Kalau sejajar dan seimbang
dengan perubahan maka akan terengah-engah mengikuti perubahan. Tetapi kalau
mampu lebih maju dari perubahan maka akan mampu memimpin perubahan.
Melakukan perubahan bukan sekedar merubah tanpa tahu esensi perubahan.
Melakukan suatu perubahan itu berarti :

1. Mampu belajar memperbaiki dari masa lalu. Yang berarti mampu menangkap
dan memberdayakan potensi-potensi yang ada, menjadikan tantangan dan
kelemahan menjadi suatu peluang atau harapan untuk dapat hidup tumbuh dan
berkembang.
2. Siap menghadapi dan memenuhi harapan dan tuntutan masa kini yang modern,
dinamis, cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel dan informatif.
3. Mampu menyiapkan untuk masa yang akan datang menjadi lebih: sempurna,
baik, maju, modern, dinamis, cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel dan
informatif.

Menjadi agen Peruban adalah jiwa yang sadar, peka, peduli dan
mempunyai mimpi ke depan untuk membawa kemajuan. Tidak mudah
implementasinya. Selain menghadapi kelompok-kelompok status quo, kelompok-
kelompok yang resistan terhadap perubahan juga akan menghadang dan berusaha
menentang suatu perubahan karena merasa previlagenya tergangganggu. Berani
melakukan perubahan adalah awal dari kemajuan. Walau mungkin akan
menghadapi tantangan, namun setidaknya mendobrak pintu kedunguan yang
menjadi lambang kehancuran melalui perubahan adalah suatu langkah pertama
yang mendasari pada langkah-langkah selanjutnya.

b. Faktor-Faktor yang diperlukan untuk Melancarkan Proses Perubahan

1. Motivasi
Motivasi memegang peranan yang penting dalam menjamin kelancaran suatu
perubahan. Setiap orang yang memutuskan untuk berubah harus memiliki
motivasi yang kuat untuk berubah. Tanpa motivasi yang kuat dapat dipastikan
perubahan yang akan dilakukan bakal menghadapi tantangan yang oleh orang
tersebut dirasakan sangat berat. Tujuan yang besar hanya bisa dicapai dengan
bermodalkan motivasi yang kuat. Semakin besar tujuan perubahan yang ingin
dicapai, semakin besar pula modal motivasi yang harus disiapkan oleh
organisasi bisnis tersebut.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan melaksanakan perubahan harus didefinisikan
dengan jelas di awal. Tujuan yang terdefinisi dengan jelas akan membuat
individu-individu di dalam perubahan tersebut merasa tenang dalam
menjalankan perubahan yang diprogramkan. Setelah tujuan perubahan yang
ingin dicapai seseorang sudah terdefinisi dengan jelas, langkah berikutnya yang
perlu dilakukan adalah mengidentifikasi peran dan tujuan dari masing-masing
individu dalam perubahan tersebut.
3. Rencana
Buatlah rencana perubahan yang akan dilakukan untuk memastikan tujuan
yang sudah ditetapkan dapat tercapai. Rencana ini sangat penting karena goal
without a plan is just a wish. Yang perlu diingat adalah kita harus menentukan
time frame atau deadline dalam rencana yang kita buat terutama apabila yang
kita buat merupakan rencana jangka panjang. Tidak menjadi soal apabila
setelah kita memiliki rencana ternyata pada saat pelaksanaan terjadi sesuatu
yang melenceng dari rencana kita semula karena dengan memiliki rencana kita
akan memiliki semacam acuan untuk selalu kembali ke track jika pada fase
pelaksanaan perubahan sesuatu terjadi di luar rencana.
4. Tindakan
Faktor keempat ini lah yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu
perubahan karena sesuatu hanya akan terwujud karena adanya tindakan.
Percuma saja kita sudah memiliki motivasi, tujuan, dan rencana yang sangat
bagus jika tidak diwujudkan dalam suatu tindakan.
Ada dua hal yang penting yang selalu ada dalam tindakan yang powerful yaitu
“disiplin” dan “fokus”. Tidak ada suatu keberhasilan besar yang muncul tanpa
disiplin dan fokus dalam action karena kalau kita menginginkan suatu hasil
yang luar biasa maka kita harus menjalani suatu proses yang luar biasa.
5. Pengetahuan
Semua faktor yang telah disebutkan sebelumnya harus dilaksanakan dengan
menggunakan pengetahuan. Motivasi dibangun dengan pengetahuan mengenai
membangun motivasi, tujuan ditentukan dengan pengetahuan tentang
menetapkan tujuan yang baik, rencana juga dibuat harus dengan pengetahuan
mengenai metode perencanaan yang efektif, dan tindakan harus dilakukan
dengan pengetahuan yang diperlukan untuk bertindak. Karena itu tidaklah
berlebihan jika pengetahuan dikatakan sebagai faktor paling penting dalam
mengkatalis perubahan.

C. Mahasiswa Sebagai Iron Stock

Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi


manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya
dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan
aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa
seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian
kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus
dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan
momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang
memiliki kesempatan.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti tersirat
dalam Al-Maidah:54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan
memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman,
dan bersikap keras terhadap kaum kafir.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-
perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah
yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.

D. Karakteristik Mahasiswa Ideal

Mahasiswa ideal adalah mereka yang dapat menyadari, memahami, dan


menjalankan peran yang diberikan kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Mereka
dapat memecahkan permasalahan masyarakat tanpa menimbulkan permasalahan yang
lebih besar, dalam setiap aksinya selalu mempertimbangkan tanggung jawab
pencitraan. Mereka mempertimbangkan citra yang harus dipelihara di pundaknya,
apakah sebagai harapan orang tua, pemuda harapan umat, calon intelektual negeri, dan
pelanjut generasi bangsa. Dan mereka tidak pernah meninggalkan tanggung jawabnya
untuk berorientasi pada pemberdayaan pemikiran, yaitu yang rajin melakukan
pengasahan intelektual. Pengasahan intelektualisme inilah yang merajut mahasiswa
untuk memiliki ketajaman berpikir. Ketajaman berpikir inilah yang kelak
diharapkannya sebagai modal penting setelah meninggalkan kampus. Pikiran-pikiran
mencerahkan adalah hal yang sangat berguna untuk dibagi ke masyarakat. Singkatnya,
mahasiswa ideal adalah mereka yang tercerahkan.
a. Ciri-ciri mahasiswa ideal :
1. Memiliki wawasan yang luas
Seorang mahasiswa dituntut untuk megerti dan menyadari keadaan di
sekitarnya. Wawasan yang luas tidak hanya didapat dari ilmu yang dipelajari di
perkuliahan saja, melainkan juga bisa didapat dari lingkungan sekitar.
2. Mampu membagi waktu.
Masa kuliah merupakan masa-masa yang terdapat banyak waktu luang.
Tinggal bagaimana mahasiswa itu sendiri dapat mengatur waktu yang
dimilikinya, seperti untuk kuliah, organisasi, hobi, refreshing, dan pacaran.
Mahasiswa yang mampu membagi waktunya dengan baik, kelak akan menjadi
seorang mahasiswa yang ideal.
3. Memahami seluk beluk tempat menuntut ilmu
Kampus, tempat mahasiswa menuntut ilmu menyimpan banyak cerita yang
tidak akan terlupakan. Untuk menjadi mahasiswa ideal, mahasiswa harus
mengerti seluk-beluk tempat menuntut ilmunya tersebut. Mulai dari dosen
yang mengajar, ruangan belajar, fasilitas yang tersedia. Dengan mengetahui
secara detail, mahasiswa akan mudah mengakses hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan perkuliahan.
4. Pintar, rajin, aktif
Tiga hal ini (pintar, rajin, aktif) adalah sifat wajib yang dimiliki oleh seorang
mahasiswa ideal. Pintar dalam artian bahwa seorang mahasiswa pintar
mengkondisikan diri dengan sekitarnya. Rajin berarti mengikuti kegiatan yang
dipilihnya dengan rajin, tidak menjalani dengan setengah hati. Aktif yaitu turut
serta dalam kegiatan-kegiatan positif universitas.
5. Pintar berdiskusi
Mahasiswa itu harus memiliki sikap kritis. Dengan sikap kritis yang dimiliki,
mahasiswa mempunyai kemampuan dalam berdiskusi. Kemampuan berdiskusi
ini sangatlah berguna di masyarakat dan dunia kerja nantinya. Kemampuan
berdiskusi yang baik di masa kuliah akan bermanfaat dalam menyampaikan
pendapat di forum, sehingga tercapailah predikat mahasiswa ideal.

b. Karakter mahasiswa saat ini :


1. Akademis
Mahasiswa akademis dapat dilihat dari beberapa ciri berikut: aktif kuliah, rajin
praktikum, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan segala kegiatan yang
menyangkut masalah perkuliahan. Biasanya mahasiswa tipe ini IP-nya tidak
pernah dibawah 3.00 bahkan mencapai cumlaude. Catatannya lengkap, jarang
membolos (kecuali karena sakit atau terdesak deadline tugas) dan lain
sebagainya. Intinya, mahasiswa akademis ini selalu menjadikan kuliah dan
nilai akademik sebagai prioritas utama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai
negatif menjadi seorang akademis karena dalam dunia kerja kita tidak hanya
butuh track record akademis yang bagus, tapi juga kemampuan softskill yang
oke, seperti teamwork, leadership, communication skill dan lain lain.
2. Aktivis-organisatoris
Mahasiswa tipe ini dapat dilihat dari kebiasaan sehari-harinya. Pagi kuliah,
siang rapat organisasi, sore koordinasi kepanitiaan, malam chatting nasional
lembaga nasional, dan lain-lain. Aktivis-organisatoris, sering menghabiskan
waktu di sekretariat organisasi sampai malam dan terlibat dalam berbagai
kepanitiaan dan kegiatan di kampus. Mahasiswa tipe ini biasanya CV nya
(Curriculum Vitae) penuh oleh riwayat organisasi dan kepanitiaan. Ciri
menonjol yang lain adalah mereka cukup piawai dalam berbicara di depan
umum, punya jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan mampu bekerjasama,
mereka punya softskill yang terasah dengan baik. Tapi terkadang sibuknya
kegiatan organisasi membuat mereka hampir melupakan tugas akademisnya.
Jika ada pandangan negatif tentang mahasiswa tipe aktivis-organisatoris,
seperti IPK yang tidak begitu bagus, tukang demo dan sebagainya, itu tidak
selalu benar. Banyak mahasiswa yang pada masa kuliahnya aktif di berbagai
organiasasi dan pada akhirnya menjadi sukses berkat softskill yang mereka
dapatkan di organisasi. Untuk menjadi seorang aktivis-organisatoris kita harus
pintar membagi waktu.
3. Agamis
Tipe mahasiswa yang satu ini adalah mahasiswa yang aktif dalam setiap
kegiatan keagamaan atau even-even tertentu. Mahasiswa tipe agamis adalah
mahasiswa yang taat pada agama yang dianut seperti rajin beribadah, rajin
membaca kitab suci, dan sebagainya. Mereka juga sangat memperhatikan
penampilan yang berdasarkan pada etika kesopanan.
4. Gaul
Mahasiswa  tipe ini punya style tersendiri. Biasanya sehabis kuliah atau ketika
sudah nggak ada kegiatan di kampus mereka langsung cabut ke mall atau
nongkrong di kafe elit.  Mereka paling update kalo masalah trend masa kini
seperti sepeda fixie, gadget canggih, dan lain sebagainya. Tapi, terkadang
punya stigma negatif juga, sering dicap sombong, sering bolos, kalo ujian
sering nyontek dan yang lebih parah lagi suka sok eksis tapi nol dalam hal
mata kuliah.
E. Generasi Penerus dan Pemimpin yang Ideal
a. Generasi penerus yang ideal

Generasi penerus adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum


mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki
semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka
sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam
aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

Generasi Ideal (Fethulla Gulen) merupakan generasi yang menjadikan dakwah


sebagai tujuan hidupnya secara ikhlas, selalu memperbaharui ilmu pengetahuannya
sehingga menjadi generasi yang cerdas, selalu berupaya menjadi teladan umat dan
rela berkorban, rendah hati dan selalu menjaga empati dengan umat,
mengedepankan rasa kasih sayang, mengedepankan toleransi, memiliki sikap
optimis sebagai bentuk penerapan keimanan terhadap qadar, memiliki kemauan
dan kehendak (Al-Iradat) sesuai dengan pandangan i’tibar. Maka dengan kriteria
tersebut diharapkan terbentuknya sebuah generasi ideal yang senantiasa menjadi
insan pembelajar, pencipta, pengabdi, dan selalu dalam jalan islam.
Berikut ciri dari generasi penerus yang ideal :
1. Memiliki sikap mandiri
2. Memiliki sikap sopan santun kepada siapapun
3. Memiliki rasa tanggung jawab
4. Memiliki solidaritas
5. Memiliki sikap pancasila
6. Memiliki visi misi yang jelas
7. Memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi
8. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
9. Memiliki keberanian

b. Pemimpin yang ideal


Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan
Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang
diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat
yang ditetapkan. Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255).
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa
mengindahkan bentuk alasannya. Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono
(1994: 33). Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir
atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan
posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang
membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan
ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang
terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi
dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang
dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus
dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak
Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.
Selain itu, menjadi pemimpin yang baik bukanlah mudah. Pemimpin
yang baik bukanlah pemimpin yang keras, yang suka marah dan yang ditakuti.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memimpin pengikutnya
mencapai suatu tujuan tertentu. Sam Walton mengatakan bahwa “Pemimpin
besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika
orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa
yang akan mereka raih”.
Pemimpin yang ideal harus mempunyai karakter sebagai berikut :
1. Mempunyai karisma
Pemimpin yang mempunyai karisma akan memudahkan mengarahkan staf atau
pengikutnya. Pemimpin yang tidak berkarisma akan kesulitan mengarahkan
staf atau pengikutnya.
2. Mempunyai integritas
Pemimpin harus mempunyai integritas dalam memimpin. Pemimpin harus
setia terhadap nilai-nilai yang ditanamkan kepada pengikutnya
3. Mempunyai dedikasi
Pemimpin yang berdedikasi akan mengerjakan visinya dengan kerja keras dan
penuh semangat. Dedikasi yang dia kerjakan akan ditularkan kepada stafnya
4. Bisa mengambil keputusan
Pemimpin harus bisa dan berani mengambil keputusan secara cermat. Untuk
dapat mengambil keputusan secara cermat pemimpin harus memperhatikan
banyak aspek dalam memutuskan.
5. Mau membantu
Pemimpin yang baik harus mau membantu memecahkan masalah yang
dihadapinya.
6. Bekerja tidak hanya memerintah
Pemimpin yang baik mau mengerjakan hal-hal yang dihadapi stafnya. Tentu
saja dia akan mengerjakan sesuai porsi yang dia bisa kerjakan.
7. Mau mendengarkan
Pemimpin yang baik harus mau mendengarkan masukan dan keluhan dari
stafnya. Pemimpin tidak harus setuju terhadap pendapat dari staf, tetapi harus
menghargai setiap pendapat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Disadari atau tidak,
pemuda dalam hal ini mahasiswa, sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis
dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan
bernegara. Secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai
penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change), dan
sebagai generasi penerus masa depan (iron stock). Selain itu, seorang mahasiswa
sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa harus mempunyai karakter dan jiwa
pemimpin yang ideal, yang mana harus memiliki nilai lebih dalam kehidupannya.
Sejatinya, generasi penerus dan pemimpin yang ideal harus tanguh, mandiri, tidak
mudah putus asa, bertanggung jawa, berani, tegas, bertindak yang berlandaskan
pancasila serta peka terhadap isu dan kejadian di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Murdiyatmoko, Janu. ___. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Jakarta: PT.
Grafindo Media Pratama.
Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.

http://sahatparsaulian.wordpress.com/2011/12/14/ciri-ciri-mahasiswa-ideal/

http://teddyazzamhermawan.blogspot.com/p/mahasiswa-sebagai-iron-stock.html

Anda mungkin juga menyukai