Anda di halaman 1dari 3

NAMA : HILMA BAYU AJI

NIM : 1908010185
PRODI : FARMASI
TEMA BESAR : DIGITAL ENTREPENEURSHIP IN MILLENIAL ERA
PEMBICARA 2 Rene Suhardono (Penulis & Career Coach)
SUBTEMA : PEMUDA BERSIAP MENGHADAPI ERA DISRUPSI
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Masa depan yang nanti akan kita hadapi tentunya beraneka ragam. Jika kita masih
berpikir bahwa solusi untuk medis itu adalah pergi ke dokter sudah dibuat miniaturnya,
disitu bisa cek tensi, bertemu dokter spesialis di belahan dunia manapun yang tersedia saat
itu, bahkan obat sudah disediakan karena sudah ada mesin learning yang bisa memahami
kebutuhan obat di area tertentu dan waktu tertentu. Energi hanya mengandalkan kepada
PLN itu sudah di rekonstruksi dan di dekonstruksi, suatu saat nanti penyedia listrik
terbanyak adalah rumah tangga. Mosaic yaitu menjadikan rumah sebagai tempat solar
panel dan ada baterai yang menyimpan energi tersebut. Problem terbesar dalam energi
adalah inovasi dari penyimpanan bukan dari energinya. Energinya bisa di dapat sangat
mudah tetapi kita tidak terbiasa menyimpan energi. Bayangkan jika ada Power Wall yang
disambungkan dengan aplikasi dan disitu bisa dilihat jumlah listrik dan kebutuhan listrik kita.
Listrik tersebut pun bisa diperdagangkan, bukan hanya kita memproduksi listri hanya untuk
dipakai sendiri. Ini merupakan masa depan yang sudah terjadi, hanya kita tidak melihat
dengan kasap mata di tempatt kita tinggal bukan berarti tidak ada. Bayangkan suatu saat
nanti bahwa mobil sudah dikendalikan oleh solar panel, bahkan sudah di uji coba di
Yokohama. Contoh yang tidak bisa kita bayangkan yaitu bisa saja nanti kita jika ingin berlibur
bisa berlibur sampai ke bulan yang mekanismenya pun sudah tersedia, sangat beraneka
ragam tentunya hal yang bisa terjadi di masa depan nanti.
Dengan kondisi seperti sekarang cara beriklan pun sudah berbeda, panel-panel
sudah bisa dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan kita semua. Karena sudah ada chip
yang menempel pada handphone punya kapasitas yang lebih tinggi dibanding dengan
komputer yang membawa lunar landing ke bulan saat tahun 1969. Hal sama yang pada
prinsipnya memberikan gambaran jika pada tahun 2004 dominasi perusahaan dengan
kapitalisasi terbesar itu dikuasai oleh berbagai perusahaan seperti :
- Perusahaan finansial
- Perusahaan teknologi
- Perusahaan energi
Sedangkan pada tahun 2019 dominasinya hampir dimiliki absolut oleh perusahaan
teknologi. Musik pun sekarang bisa di dengarkan berbeda dengan dulu yang harus
menggunakan piringan hitam yang tentunya susah didapat sekarang ini, bahkan sekarang
sebelum sebuah lagu diluncurkan bisa diprediksi siapa yang nantinya akan menyukai lagu
tersebut. Amazon yang dulunya hanya sebagai perusahaan e-commerce sekarang sudah
masuk ke industricar manufacturing yang menghasilkan mobil tanpa pengemudi. Ini semua
sudah menjadi lazim karena digital itu hanya sekedar platform, tetapi yang diusung oleh
mereka adalah cara pikir/mindset dalam melihat problem ysng tentunya sudah tidak sama
dengan jaman dahulu bahwa industri yang satu akan tetap berada pada industri tersebut.
Padahal kenyataannya sama sekali tidak benar. Di era pandemi seperti sekarang kita dapat
perubahan nyata realitas baru yang kita hadapi sekarang. Zoom sekarang ini nilainya secara
kapitalisasi menjadi lebih besar 7x lipat dari 7 earline besar di US, saat ini nilai zoom sebesar
$48,78B dan mungkin terus meningkat. Pandemi sekarang untuk saat ini memang
mendisrupsi cara kita belajar, tapi dalam waktu jangka panjang tidak akan terlalu
berdampak banyak. Karena manusia akan selalu mencari kenyamanan kembali ke hal yang
lazim kita lakukan. Dan pada saat pandemi berlalu Insya Allah akan terjadi cara-cara baru
tetapi cara-cara lama tidak akan serta merta ditinggalkan begitu saja. Mungkin nantinya kita
akan menjadi sangat mawas/berhati-hati tetapi yang terpenting dari sana yaitu bahwa
pandemi ini mengajarkan kapasitas kita sebagai manusia untuk memikirkan tidak sekadar
itu-itu saja tetapi bisa menghadapi problem yang lebih besar.
Pandemi itu tidak merubah kondisi tetapi mempercepat perubahan yang ada, jika
fakta ini bisa dipegang Insya Allah kita akan jadi lebih ajeg dalam memahami perubahan
yang terjadi dan peran kita sendiri di sana. Kata kuncinya sebenarnya bukan sekadar
berhadapan dengan perubahan tetapi bagaimana kita bisa menata hati, diri untuk
menghadapi uncertainty be at peace with uncertainty. Sebagai manusia kita dididik pola
pikir yang Insya Allah islami bahwa manusia itu akan selalu terkunci oleh waktu dan tempat.
Semua uang yang tersedia di dunia tidak bisa membeli waktu yang telah berlalu dan waktu
yang akan datang. Jadi esensinya adalah perubahan pasti akan terjadi, bentuknya seperti
apa tidak ada yang tahu kecuali Allah. Manusia terbaik itu bukan menghabiskan waktu untuk
meramal tapi untuk mempersiapkan diri seandainya perubahan terjadi baik itu baik atau
puruk kita harus siap mempersiapkan diri untuk.Tiga mantra terkait menghadapi Disrupsi
Digital antara lain :
- Paham diri, Kita boleh tahu hal-hal atau informasi yang dibutuhkan dari google,
tetapi jika kita belum punya pemahaman tentang diri, tidak megerti kekuatan diri
kita, tidak paham tata kendali kita. Maka yang terjadi maka kita akan selalu
diombang-ambingkan. Orang yang paham diri akan lebih mudah mengetahui dan
mengembangkan konteksnya
- Kenali sekitar, Kita mungkin boleh memiliki wawasan global, tetapi bagaimana kita
bersikap itu harusnya didasari oleh pemahaman kita tentang tempat kita
berada/tinggal. Tidak ada gunanya kita memiliki ilmu banyak tetapi tidak mengenal
dan mengetahui problem real sekitar kita
- Ambil peran, Hal-hal ini menjadi kunci bagaimana kita menentukan kiprah kita
selanjutnya. Karena problem terbesar sebagai manusia adalah mindset. Sedangkan
musuh terbesarnya adalah ego.
Musuh terbesar ego yang termanifestasikan dalam tiga hal :
1. Arogan/sombong, Definisinya menolak kebenaran dan merendahkan yang lain. Kita
harus berhati-hati jika memiliki benih kesombongan. Dengan merasa kita lebih baik
dari yang lain itu sudah menjadi pekerjaan rumah yang besar. Karena orang yang
sombong senantiasa tertutupi dalam melihat kebenarannya.
2. Dengki, Ukuran kita yaitu orang lain. Kita terlalu membanding-bandingkan diri kita
dengan orang lain. Padahal sebaik-baiknya kita sudah terjadi dan sedang terjadi.
3. Serakah, Atas apa yang sudah diberi kita selalu merasa kurang dan selalu ingin
memiliki lebih dari yang kita punya. Lebih dalam artian ingin menerima lebih banyak
bukan memberi lebih banyak.
Progress itu semuanya didasarkan bagaimana kita menata musibah dan bagaimana
dari musibah itu kita bisa mendapat hikmahnya. Jangan pernah membicarakan musibah
itu sama dengan bencana, karena musibah itu sudah pasti peruntukannya untuk kita dan
bagaiamana kita bisa menata diri. Siklus hidup yaitu mulau dari ikhtiar-musibah-hikmah-
progress-ikhtiar baru dan seterusnya. Berhentilah menilai orang lain. Success itu tidak
hanya ditetapkan dengan kasap mata, belum tentu orang yang dilihat dari luar
bergelimang harta tetapi didalamnya orang itu benar-benar sukses. Karena segala hal
yang tampak didasarkan pada yang tak tampak. Success itu kapasitas kita untuk melihat
realitas dikombinasikan dengan niat, dan bagaimana kita menuntaskan ikhtiar.
Esensi kata “Mastatho’tum” yang berarti usaha sekuat tenaga, ikhtiar sepenuh hati
hingga dihentikan oleh ALLAH. Hal yang paling dibutuhkan kita adalah kesadaran,
kesadaran mengapa kita ada disini dan terus mempertanyakan dalam konteks terus
memperbaiki diri dan memberikan kontribusi lebih baik agar apa yang dilakukan menjadi
berkah pada diri sendiri maupun orang lain.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai