Anda di halaman 1dari 10

Beberapa hari yang lalu, temen aku yang juga maba, tapi dia di salah satu universitas negeri di

malang, minta bikinin essay, :DD, semoga dianya ga tau kalo saya post nih hahaha ya saya
kan puny hak, la wong ini buatan saya hehehe
Mahasiswa tentu tidak sama dengan pelajar sma yang hanya menunggu tugas dari guru mereka.
Mahasiswa juga bukan sebuah status untuk kebanggan semata. Namun mahasiswa adalah status
yang disematkan kepada pemuda pemudi Indonesia yang aktif berperan terhadap dirinya
sendiri, masyarakat luas juga bangsanya.
Peran mahasiswa begitu luas, tidak sekedar mencakup kegiaan pembelajaran di universitas
mereka, namun juga di setiap lingkungan dimanapun mereka berada. Perlu disadari, mahasiswa
adalah kaum intelektual terdidik. Dari sekian banyak kaum intelektual tersebut akan muncul
beberapa bibit kaum intelektual yang aktif di berbagai kegiatan yang berlandaskan tri dharma
perguruan tinggi, yang mampu memberikan sumbangsih terbaik kepada bangsanya.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif diharapkan selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang
terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah
aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak pantas bila
mahasiswa hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa
dan negaranya. Jadi sekali lagi mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar,
bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan
masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu
dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan
kontribusi mahasiswa tersebut.

Mahasiswa Sebagai Agent of Change
Mahasiswa sebagai Agent of Change adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan.
Kondisi bangsa saat ini jauh dari kondisi ideal, dimana banyak penyakit-penyakit masyarakat
yang menghinggapi tubuh bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya
tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnya kita melakukan perubahan terhadap hal
ini. Alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu
sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi. Dari sekian banyak rakyat Indonesia,
pastinya ada yang ingin memeberikan sesuatu terhadapa perubahan bangsa untuk menjadi lebih
baik lagi kedepannya.
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan. Pandangan pertama
menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat
materialistik seperti teknologi, misalnya kincir angin akan menciptakan masyarakat feodal,
mesin industri akan menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan menciptakan
masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa
ideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sebagai mahasiswa
nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut demi terjadinya perubahan
yang diharapkan. Itu semua karena kita berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal tersebut.
Sudah jelas kenapa perubahan itu perlu dilakukan dan kenapa mahasiswa harus menjadi garda
terdepan dalam perubahan tersebut, lantas dalam melakukan perubahan tersebut haruslah dibuat
metode yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari ruang lingkup terkecil yaitu diri sendiri, lalu
menyebar terus hingga akhirnya sampai ke ruang lingkup yang kita harapkan, yaitu bangsa ini.

Mahasiswa Sebagai Social Control
Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai
pelaku dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian
masyarakat.
Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya,
dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya.
Namun, kenyataan dilapangan berbeda dari yang diharapkan, mahasiswa cenderung hanya
mndalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak
dengan masyarakat, walaupun ada sebagian mahasiswa yang mulai melakukan pendekatan
dengan masyarakat melalui program-program pengabdian masyarakat.
Mahasiswa yang acuh terhadap masyarakat mengalami kerugian yang besar jika ditinjau dari
segi hubungan keharmonisan dan penerapan ilmu. Dari segi keharmonisan, mahasiswa tersebut
sudah menutup diri dari lingkungan sekitarnya sehingga muncul sikap apatis dan hilangnya
silaturrahim seiring hilangnya harapan masyarakat kepada mahasiswa. Dari segi penerapan ilmu,
mahasiswa ynag acuh akan menyianyiakan ilmu yang didapat di perguruan tinggi, mahasiswa
terhenti dalam pergerakan dan menjadi sangat kurang kuantitas sumbangsih ilmu pada
masyarakat. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti
apa yang pantas disematkan pada pundak mahasiswa.

Mahasiswa Sebagai Iron Stock
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia
tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa
untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat
mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh
karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya
merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang
memiliki kesempatan.
Pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan memiliki karakter mencintai dan
dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar
terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan
perubah kondisi bangsa.
Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran Iron Stock tersebut ?
Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik itu
dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai
kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
Peran Mahasiswa Sebagai Agent of Change
REP
Mahasiswa merupakan golongan terpelajar yang sangat disegani oleh masyarakat karena
ikut andil besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari masa ke masa mahasiswa sangat
berpengaruh dengan pemerintahan. Coba lihat saja pada masa orde baru tidak mungkin indonesia
reformasi tanpa adanya mahasiswa. Mahasiswa saat itu berjuang gigih untuk menjadikan
indonesia lebih baik. Kebobrokan pada masa itu tidak bisa dihindari oleh semua rakyat di negeri
ini.
Penikaman dan kebisuan untuk mengungkap tabir dan kurangnya kebebasan dalam
menyampaikan aspirasi menimbulkan gejolak yang buruk bagi pemerintah RI. Perilaku
Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (KKN) merajalela pada saat itu. Hal ini membuat geram para
mahasiswa untuk bertindak tangan mengatasi permasalahan yang terjadi. Kebodohan yang
dilakukan rezim soeharto mengenai kebijakan kontrol pusat yang sangat keras. Pengetahuan
dibelokan dari fakta sejarah agar semua rakyat tidak melakukan radikalisme terhadap
pemerintah.
Maka meletuslah revolusi perjuangan mahasiswa untuk melakukan perubahan terhadap
sistem pemerintahan indonesia dan menuntut adanya reformasi. Pahlawan reformasi terutama
para mahasiswa yaitu mahasiswa Trisakti yang diataranya Elang Mulia Lesmana, Rudi
hartanto,dkk melakukan demonstrasi besar besaran untuk menggulingkan rezim soeharto. Tanpa
mereka kita tidak mungkin seperti ini. Mereka adalah puspa bangsa bagi mahasiswa di negeri ini.
Kita tidak mungkin bisa bangkit tanpa mereka dan terbebas dari belenggu orde baru.
Peran serta militer alias ABRI pada pemerintahan ini semakin tertawa.apakah negeri ini
akan terus dipimpin oleh kalangan militer saja? padahal,negara ini tidak mungkin bergantung
pada kaum militer saja karena profesi selain militer juga berpengaruh. Inilah pembodohan zaman
yang menjadi penyakit negeri ini. Dwi fungsi ABRI pada pemerintahan soeharto menjadi
suburnya kaum militer dan gendutnya mereka akan kekayaan yang dimiliki. Oh malangnya
negeri ini? hanya uang saja yang dipikirkan mereka. Skandal terkuak soeharto menggondol uang
negara135 trilyun.
Kalau tidak ada mahasiswa,mngkinkah negara ini hancur? hemmungkinkalangan elit
saja tidak tahu tentang nasib rakyat kecil. Mereka cuma mementingkan dirinya sendiri.
Bayangkan yang hidup di pemukiman kumuh sana. Banyak yang menjerit untuk mencari sesuap
nasi dengan kerja keras hingga keringat bercucuran. Sedangkan di dpr saja tinggal duduk manis
tinggal berkata intruksi pak ketua?berdasarkan UU. mereka sudah dapat uang banyak.
Tapi masih saja beberapa anggota dpr yang tidur di saat sidang dpr! alangkah lucunya
negeri ini! Kejahatan kerah putih yang dilakukan pejabat negeri ini apa tidak membuat kita
malu? malu akan keegoisan mereka dengan memperkaya diri. Mereka sudah tidak bermoral lagi
bahkan sudah degradasi moral. Kita salut dengan semangat mahasiswa pada saat orde baru yang
menuntut perubahan yang revolusioner. Hidup mahasiswa! Hidup mahasiswa slogan yang tidak
mungkin terlupakan dibenak mahasiswa. Andai aku bisa berdemonstrasi pada orde baru akan ku
persembahkan jiwa ragaku untuk negeri ini.
Pasca reformasi kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin banyak. Peran
mahasiswa untuk negeri ini sangat berpengaruh. Beberapa mahasiswa banyak yang turun ke
jalan untuk menegakan keadilan. Mereka dituntut aktif untuk menyongsong hari esok yang akan
lebih baik. Namun, masih ada kendala yang dihadapi negeri ini hingga bumi pertiwi ini
meneteskan air mata. Kesenjangan multidimensional yang dialami oleh masyarakat
memperburuk keadaan. Pergantian elit yang silih berganti mengubah kemiskinan struktural
dalam pemerintahan. Pejabat hanya mementingkan partai politiknya, tidak mementingkan
aspirasi rakyat. Kekejaman kehidupan membuat tanah air merana.
Banyak rakyat yang miskin dan pengangguran bahkan sudah menjamur. Dengan adanya
banyak polemik yang terjadi, mahasiswa dituntut untuk membina dan sebagai contoh
masyarakat. Peran serta indonesia dimata dunia didalam menangani kasus masih saja lemah. Hal
ini terbukti saat kelengahan presiden megawati soekarno putri menangani kisruh pulau sipadan
dan ligitan antara malaysia dan indonesia di mahkamah internasional.
Kasus-kasus di negeri ini saja tidak selesai-selesai pada pemerintahan SBY saat ini
misalnya: kasus century, kasus hambalang, kasus mafia pajak gayus tambunan. Rasanya sebagai
mahasiswa tidak mungkin kita diam mengenai kasus ini yang merugikan uang negara. Rasa yang
menyedihkan terutama buat mahasiswa! mengapa hukum di negara ini sangat lemah?
Penegakkan hukum di negeri ini sangat kurang relevan hanya memihak pada golongan
tertentu. Suap-menyuap di instansi pemerintah sudah menggerogoti pemerintahan. Inilah tugas
bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Sepatutnya mahasiswa menyadarkan para
golongan elit. Tidak mungkin negara ini hening tanpa adanya suara mahasiswa.
Mahasiswa juga harus berjuang di era yang serba canggih dan arus modernisasi yang
berkembang. Kediktatoran penguasa dan penyelewengan-penyelewengan salah satu yang sangat
dibenci oleh mahasiswa. Bila dirasa penguasa melakukan tindakan yang terlalu berlebihan dan
melanggar ketentuan yang ada mungkin nanti akan terulang kerusuhan seperti mei 1998.
Mahasiswa dituntut tanggap terhadap perubahan karena sebagai agent of change (agen
perubahan). Mentalitas bangsa berada ditangan mahasiswa dimana mahasiswa sebagai golongan
terpelajar pendorong terwujudnya peningkatan kualitas bangsa yang lebih baik. Seandainya
mahasiswanya kurang tanggap oleh suatu hal, mahasiswa akan tergerus oleh jaman dan dibodohi
oleh kalangan elit saja.
Pemikiran-pemikiran yang individualisme mahasiswa seharusnya dibuang dan beralih
kepada pemikiran sosial dengan mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahasiswa
yang bertoleransi dan berjiwa sosial terhadap lingkungan sekitar dalam era globalisasi ini sangat
dibutuhkan oleh bangsa ini.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan penguasa sepatutnya mahasiswa amati dan tidak
acuh. Mahasiswa harus menjadi generasi yang cerdas tidak diam begitu saja ketika
masyarakatnya bergeming. Mahasiswa harus berkontribusi untuk negeri ini disaat masyarakat
tertindas. Niscaya, kalau mahasiswa bersatu padu untuk negeri ini mungkinnegara ini akan
bangkit dari keterpurukan. Dari sabang sampai merauke dari Miangas sampai Pulau Rote
Sesuai falsafah hidup bangsa yaitu pancasila sila ke 3 mahasiswa dituntut bersatu menjadi
satu kesatuan dan tidak terpecah-pecah. Inilah cara ampuh mengatasi kekuasaan elit yang
melakukan tindakan yang tidak mendengarkan aspirasi rakyat dan kebijakan yang melanggar
undang-undang. Jika mahasiswa bersatu sesuai sumpah pemuda kekuasaan elit akan takuttakut
akan digulingkan! dengan titik darah penghabisan dan cucuran keringat mahasiswa tanpa
menyerah turun ke jalan untuk menyuarakan aksinya. Walaupun harus ada kekerasan seperti
kerusuhan Mei 1998, mahasiswa menuntut adanya perubahan.
Stratifikasi sosial antara yang kaya dan yang miskin membawa negara ini semakin
merana dimana yang miskin sulit mencari sesuap nasi sedangkan yang kaya menghamburkan
uang haramnya. Rasa yang mungkin menyiksa bagi relung jiwa mahasiswa ditengah masyarakat
yang sengsara hidup di zamrud khatulistiwa.
Memiliki kekayaan alam yang melimpah namun, rakyatnya masih terluka dan sulit untuk
mendapatkan sepeser uang. Inilah momentum mahasiswa sebagai agent of change untuk
mengharumkan negeri ini agar bangsa ini disegani bangsa lain agar tidak dihina bahkan diinjak-
injak harkat dan martabatnya oleh para penguasa. Kita harus bisa ewujudkan generasi yang lebih
baik dan menjadi negara yang beradab. Tugas perkembangan bangsa ditangan kita sebagai
mahasiswa di negeri yang elok dan rupawan ini.
Kesenjangan sosial yang memburuk dan kreatifitas masyarakat diuji oleh keberadaan
barang-barang impor. Hal ini mengurangi pendapatan masyarakat dan kandasnya usaha-usaha
lokal. Yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya. Mahasiswa juga harus berupaya
untuk menjaga kearifan lokal dan mencintai produk indonesia. Sekarang ini mahasiswa banyak
yang terpengaruh westernisasi dan moral bangsapun diuji. Mode pakaian selalu berubah-ubah
bahkan ada yang tidak menutup aurat. Seharusnya mahasiswa menyaring dan memilah mana
yang baik dan mana yang buruk.
Citra mahasiswa harus baik tidak boleh buruk!kapan negara ini maju kalau mahasiswa
citranya buruk!beban negara tanggungan kita sebagai mahasiswa apakah kita bisa merubahnya
atau tidak. Perkembangan perekonomian nasional tergantung kita sendiri. Apakah kita mampu
memerangi produk impor? mungkin kita bisa melakukan itu jika kita bisa berjiwa kewirausahaan
dan terus menggunakan produk lokal agar pasar domestik tetap jaya dan bangkit dari
keterpurukan.
Mahasiswa harus tangguh menciptakan inovasi yang baru dan diterima oleh masyarakat.
Menciptakan produk yang ramah lingkungan adalah dambaan semua orang terutama sekarang
telah terjadi pemanasan global yang menyebabkan kutub utara dan kutub selatan mencair. Semua
mahasiswa bersaing untuk menciptakan ide-idenya yang akan dikembangkan baik mahasiswa
ternama seperti ugm, itb, its, dll. Produk smk yang menghebohkan pada saat ini. Jika pemerintah
bisa memproduksinya secara massal mungkin negara kita bisa mengekspor mobil ke luar negeri
dan tidak kalah dengan produk dari jepang.
Inilah kebangkitan bagi siapa sajatermasuk mahasiswa untuk terdepan menggapai
prestasi. Mahasiswa dituntut untuk melakukan penelitian dan mengembangkannya lebih
mendalam mengenai produk produk yang berkembang. Kelangkaan (scarcity) barang memicu
mahasiswa untuk berkreativitas lebih dari yang lain. Sekarang hanya beberapa saja yang sadar
mengenai permasalahan yang terjadi.
Tertinggalnya mahasiswa dari dunia luar akan memberikan dampak buruk bagi
kelangsungan kehidupan bangsa. Negara kita akan mengalami kehancuran jiaka para
mahasiswanya tidak bias mengembangkan potensi di era globalisasi ini. Mahasiswa akan
mengalami kebangkrutan ide dan daya saingnya . Langkah demi langkah harus kita lakukan
untuk sukses yang akan dating.
Pluralisme yang menambah keanekaragaman mahasiswa yang memiliki satu tujuan
walaupun berbeda-beda pendapat sesuai semboyan bhineka tunggal ika yang artinya berbeda
beda tetapi tetap satu jua, Sesuai alenia ke 4 mengenai tujuan bangsa : melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa,memajukan
kesejahteraan umum dan mengikuti ketertiban dunia.
Mahasiswa harus berpatokan seperti itu andaikata bisa mungkin Negara ini akan
makmur. Keberadaan persatuan mahasiswa sangat memberikan bantuan untuk kemajuan di
negeri ini. Jika pasif apa kata dunia nantinya ? kita harus mengharumkan bangsa ini dikancah
internasional.
Seperti masa renessaince yaitu masa pencerah dimana pemikir-pemikir mulai muncul
pada abad pertengahan di eropa. Mungkin nantinya akan muncul para tokoh mahasiswa yang
bisa memberikan pengaruh bagi semua orang. Kebebasan dalam berdemokrasi sangat membantu
mengungkapkan isi hatinya. Ingin sekali mahasiswa nanti bisa terbang tinggi seperti burung
garuda.
Kita hanya bisa berharap kepada mahasiswa untuk berjwa sang merah putih,menghormati
HAM dan terus menjadikan Negara ini sebagai Negara yang bersatu sesuai konggres pemuda II
di Jakarta tanggal 28 oktober 1928. Inilah semangat mahasiswa untuk memejukan bangsa ini dan
membuat bumi pertiwi tetap menampakan diri dan kembali tersenyum dimana mahasiswa
sebagai agent of change. (fredi setyono)
Peran Mahasiswa Indonesia Paling Ideal:
Creator of Change, Iron Stock, Social
Control, & Moral Force
in Opini by Jiwo Damar Anarkie FISIP/Ilmu Politik/2009 23 February 2010 at 13:34 | 10
comments dibaca 12,930 kali

memang agaknya, essay ini sangat jadul, jadul karena di ulang atau jadul karena isunya
klasik. tapi entahlah, apapun itu alasannya, saya tetap menulis essay ini lantaran saya begitu
prihatin akan hal ini, peran mahasiswa mengalami pergeseran nilai, nilai apa sajakah? simak
essay berikut ini.
Mahasiswa, secara etimologis berarti siswa yang di-maha-kan, siswa yang dihormati dan
dihargai di lingkungan sekitar terutama lingkungan berbangsa bernegara. Bukan hanya itu,
melainkan ada yang lebih substansial lagi, mahasiswa dalam menjalankan aktifitasnya dituntut
untuk mandiri, kreatif, dan idependen.
Dalam kehidupan bermasyarakat, mahasiswa menjadi suatu komunitas unik yang khas, bahkan
ada yang mengatakan sebagai suatu yang aneh. Mengapa demikian? Karena mahasiswa secara
historis telah mencatatkan kaki dalam sejarah perubahan, menjadi garda terdepan, dan motor
penggerak perubahan. Komunitas mahasiswa dikenal dengan jiwa militannya dan pengorbanan
yang tak kenal lelah mempertahankan idealismenya, yang lebih substansial lagi, mahasiswa
mampu berada sedikit di atas kelas masyarakat karena dengan kesempatan dan kelebihan yang
dimilikinya,
Melihat potensi mahasiswa yang begitu besar, tidak sepantasnyalah peran mahasiswa yang hanya
mementingkan kebutuhan pribadi saja. Melainkan harus tetap berkontribusi terhadap bangsa dan
negarnya. Seperti yang telah dituliskan di atas, mahasiswa bukan menjadi siswa yang tanggung
jawabnya hanya belajar, mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun
bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.
Pernah suatu ketika, ada seorang mahasiswa UI yang melakukan riset di daerah Riau untuk
meneliti deforestasi hutan. Dengan anehnya, mahasiswa itu sangat diperlakukan sangat istimewa
oleh masyarakat sekitar mulai makan, minum, tempat tinggal disediakan begitu istimewa. Lalu
mahasiswa itu bertanya kepada warga, Mengapa saya diperlakukan sangat istimewa tempat
ini? salah seorang penduduk menjawab, Karena kamu MAHASISWA!, kami hanya
menggantungkan harapan ke kamu sebagai seorang mahasiswa, deforestasi hutan di daerah ini
begitu gencar, kami kehilangan mata pencaharian, jika dibiarkan, maka sangatlah mungkin
tempat tinggal kami juga akan hilang, maka dari itu, kami berharap mahasiswa untuk dapat
bergerak, menyelamatkan kami!.
Kisah ini selalu membuat saya berlinang air mata, betapa pentingnya peranan mahasiswa bagi
masyarakat, betapa berharganya peran mahasiswa mengkritik apa yang salah dari pemerintah.
Berdasarkan itulah perlu dirumuskan peranan mahasiswa bukan hanya bagi negara, melainkan
masyarakat.
Dalam konteks era kekinian, peranan mahasiswa mengalami pergeseran nilai dan tujuan.
Mahasiswa kini tak lagi idealis seperti dulu, banyak peranan mahasiswa yang diboncengi oleh
banyak kepentingan yang ada. Selain itu, peranan mahasiswa yang seharusnya menjadi pembawa
aspirasi rakyat, kini mulai bergeser menjadi academic oriented saja dengan hanya belajar sebagai
kegiatan utama. Perlu ingat, mahasiswa hakikatnya lahir dari RAHIM RAKYAT, dan sudah
sepantasnyalah mahasiswa membela kepentingan rakyat.
Penulis sebagai mahasiswa dapat memetakan setidaknya ada empat peranan mahasiswa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul. Peranan ini diturunkan apa yang
seharusnya dan paling idealnya.

Creator of Change
Selama ini kita mendengar bahwa peranan mahasiswa hanya sebagai agen perubahan. Penulis
mengatakan itu tidaklah benar, mengapa? Karena dalam defininya kata agen hanya merujuk
bahwa mahasiswa hanyalah sebagai pembantu atau bahkan hanya menjadi objek perubahan,
bukan sebagai pencetus perubahan. Inilah alasan mengapa saat ini peranan mahasiswa banyak
yang diboncengi pencetus perubahan lain seperti partai politik, ormas, dan lainnya. Melihat dari
kata pencetus, mahasiswa seharusnya dapat bergerak independen, sesuai dengan idealisme
mereka.
Hal ini dapat lihat, ketika kondisi bangsa ini sekarang tidaklah ideal, banyak sekali permasalahan
bangsa yang ada, mulai dari korupsi, penggusuran, ketidakadilan, dan lain sebagainya.
Mahasiswa yang mempunyai idealisme sudah seharusnya berpikir dan bertindak bagaimana
mengembalikan kondisi negara menjadi ideal. Lalu, apa yang menjadi alasan untuk berubah?
Secara substansial, perubahan merupakan harga mutlak, setiap kebudayaan dan kondisi pasti
mengalami perubahan walaupun keadaanya tetap diam sudah menjadi hukum alam. Sejarah
telah membuktikan, bahwa perubahan besar terjadi di tangan generasi muda mulai dari zaman
nabi, kolonialisme, reformasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu, mahasiswa dituntut bukan
hanya menjadi agen perubahan saja, melainkan pencetus perubahan itu sendiri yang tentunya ke
arah yang lebih baik.
I ron Stock
Peranan mahasiswa yang tak kalah penting adalah iron stock atau mahasiswa dengan
ketangguhan idealismenya akan menjadi pengganti generasi-generasi sebelumny, tentu dengan
kemampuan dan akhlak mulia. Dapat dikatakan, bahwa mahasiswa adalah aset, cadangan, dan
harapan bangsa masa depan. Peran organisasi kampus tentu mempengaruhi kualitas mahasiswa,
kaderasasi yang baik dan penanaman nilai yang baik tentu akan meningkatkan kualitas
mahasiswa yang menjadi calon pemimpin masa depan. Pasti timbul pertanyaan, bagaimana cara
mempersiapkan mahasiswa agar menjadi calon pemimpin yang siap pakai? Tentu jawabannya
adalah dengan memperkaya pengetahuan yang ada terhadap masyarakatnya. Selain itu,
mempelajari berbagai kesalahan yang ada pada generasi sebelumnya juga diperlukan sehingga
menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan diri.
Ada satu pertanyaan yang menggelitik bagi saya, mengapa bernama iron stock? Bukan golden
atau silver stock? Hal ini masuk akal, karena sifat besi itu sendiri yang berkarat dalam jangka
waktu lama, sehingga diperlukan pengganti besi-besi sebelumnya. Filosofi ini dapat dibenarkan,
karena manusia yang disimbolkan sebagai besi tentu akan mati dan kehilangan tenaganya, maka
dari itu dibutuhkan generasi manusia baru sebagai pengganti yang lebih baik.
Social Control
Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam
masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki
peranan menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mengapa harus
menjadi social control? Kita semua tahu, bahwa mahasiswa itu sendiri lahir dari rahim rakyat,
dan sudah seyogyanya mahasiswa memiliki peran sosial, peran yang menjaga dan memperbaiki
apa yang salah dalam masyarakat.
Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya memikirkan dirinya
sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah tidak menepati janji yang telah diumbar-
umbar dalam kampanye mereka. Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela dalam
kehidupan berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa yang notabene sebagai anak
rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya. Lalu bagaimana cara agar
mahasiswa dapat berperan sebagai kontrol sosial? Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa sosial
yang peduli pada keadaan rakyat yang mengalami penderitaan, ketidakadilan, dan ketertindasan.
Kontrol sosial dapat dilakukan ketika pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang merugikan
rakyat, maka dari itu mahasiswa bergerak sebagai perwujudan kepedulian terhadap rakyat.
Pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke jalan saja, melainkan harus lebih
substansial lagi yaitu diskusi, kajian dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, sifat peduli terhadap
rakyat juga dapat ditunjukkan ketika mahasiswa dapat memberikan bantuan baik secara moril
dan materil bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Moral Force
Moral force atau kekuatan moral adalah fungsi yang utama dalam peran mahasiswa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Lalu mengapa harus moral force? Mahasiswa dalam
kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat.
Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum
terpelajar yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Kini, peran mahasiswa yang satu ini telah banyak ditinggalkan, banyak kegiatan mahasiswa yang
berorientasi pada kehidupan hedonisme. Amanat dan tanggung jawab yang telah dipegang oleh
mahasiswa sebagai kaum terpelajar telah ditinggalkan begitu saja. Jika ini terjadi, kegiatan
mahasiswa bukan lagi berorientasi pada rakyat, hal ini pasti akan menyebabkan generasi
pengganti hilang. Maka dari itu, peran moral force sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Indonesia
yang secara garis besar memiliki goal menjadikan negara dan bangsa ini lebih baik.
Mahasiswa dengan segala keunikan dan kelebihannya masih sangat rentan, sebab posisi
mahasiswa yang dikenal sebagai kaum idealis harus berdiri tegap di antara idealisme mereka dan
realita kenyataan. Realita ini yang ada dalam masyarakat, di saat mahasiswa tengah berjuang
membela idealisme mereka, tenyata di sisi lain realita yang terjadi di masyarakat semakin buruk.
Saat mahasiswa berpihak pada realita, ternyata secara tak sadar telah meninggalkan idealisme
dan ilmu yang seharusnya di implementasikan. Inilah yang menjadi paradoks mahasiswa saat ini.
Posisi mahasiswa di masyarakat juga masih dianggap sebagai kaum ekslusif, kaum yang hanya
bisa membuat kemacetan di kala aksi, tanpa sekalipun memberikan hasil yang konkret, yang
dapat dirasakan oleh masyarakat. Dengan kata lain, perjuangan dan peran mahasiswa saat ini
telah kehilangan esensinya sehingga masyarakat sudah tidak menganggap peran mahasiswa
sebagai suatu harapan. Inilah paradigma yang seharusnya diubah, jurang lebar antara masyarakat
dan mahasiswa harus dihapuskan. Penulis berpendapat, bahwa peran mahasiswa saat ini
seyogyanya memiliki kesinergisan masyarakat dimana mahasiswa bernaung sebagai anak rakyat,
semoga.
Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga, untuk negeri tercinta

Anda mungkin juga menyukai