Atas dasar pendapat di atas disimpulkan bahwa secara umum ciri ragam bahasa
ilmiah antara lain:
Atas dasar berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri-
ciri ragam ilmiah antara lain:
Penggunaan diksi yang tepat
Diksi merupakan pilihan kata yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat sangat
berpengaruh pada kualitas atau kebakuan suatu kalimat. Untuk mendayagunakan
diksi yang tepat harus diperhatikan ketepatan dan kesesuaian diksi. Ketepatan
pemilihan kata mempersoalkan kesangguapan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca, seperti yang dipikirkan
penulis.
Penggunaan Ejaan yang Benar
Ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang sesuai dengan EYD.
Hal-hal yang erkaitan dengan EYD antara lain penggunaan huruf (kapital, miring,
tebal), penggunaan tanda baca (titik, koma, titik koma), penggunaan angka dan
bilangan,dan penggunaan unsur serapan.
Penggunaan kalimat yang efektif
Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara
tepat isi pikiran atau perasaan penulis atau pembicara, bagaimana ia dapat
mengungkapkan pikiran atau perasaan penulia dan pembaca secara segar dan
sanggup menarik perhatia pembaca atau pendengar terhadap apa yang
dibicarakan.
Penggunaan paragraf yang padu dan koherensi
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. Paragraf yang baik hendaknya memiliki tiga syarat utama, yaitu : memiliki
kesatuan, memiliki kepaduan, memiliki isi yang memadai.
Ciri-ciri bahasa ragam ilmiah pada dasarnya ada dua, yaitu ciri umum dan ciri
khusus. Ciri umumnya adalah bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah,
artinya sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia. Ciri-ciri
khusunya adalah:
(a) Cendekia
(b) Lugas dan logis
(c) Jelas
(h) Konsisten
A.Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah mampu mengungkapakan hasil berpikir logis secara tepat.
Hal itu diwujudkan dalam penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara
sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir
seseorang atau penulis.
B.Lugas dan Logis
Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda,
sedangkan ciri logis adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu
membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan
membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
C.Jelas
Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat
membantu penulis dalam memaparkan gagasan atau pola pikirannya dan
mempermudah pembaca untuk memahami makna yang dimaksudkan.
D.Padat dan Ringkas
Padat yang dimaaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapakan
tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak
diperdulikan. Ciri ringkas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan a ilmiah harus singkat, tidak menggunakan kata-kata
yang berlebihan (mubazir). Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah
menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan tertuang dalam kalimat yang
ringkas.
Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau
pola pikir bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan
objektivitas
penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada
objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis secara pribadi. Oleh karena itu,
objektivitas harus ditandai dengan upaya penulis untuk menghindari penggunaan
kata saya,kami, dan kita.
Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis,
artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan
teknis yang meliputi penulisan angka, lambing, dan istilah sesuai dengan bidang
ilmu.
H.Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar
dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas
atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal
tulisan sampai akhir tulisan.
Keseluruhan ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan
harus terwujud dalam karya tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Untuk itu,
perhatikan contoh-contoh dan ciri-ciri penulisan karya ilmiah berikut. Contoh-
contoh berikut disajikan dalam bentuk yang salah sekaligus bentuk yang benar.
A.Cendekia
Contoh :
1) Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi
pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat
yang masuk ke Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nili-
nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
Contoh:
1) Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk
ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang
lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang melalui
pengajaran apresiasi.
C.Jelas
Contoh:
1) Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah
dan lakunya sehari-hari.
2) Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-
hari.
Contoh:
1) Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam
keluarga.
2) Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan
orang tua.
Contoh:
1) Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
2) Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
3) Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
Contoh:
1) Kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting
dalam menanamkan moral Pancasila.
Contoh:
1) Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan
mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan
internasional Codex Alimentarius Commission untuk diterapkan di industry
pangan.
H.Konsisten
Contoh:
1) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Untik mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
2) Perluncutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.