Anda di halaman 1dari 9

MODUL 4

KONSEP DIRI

Wenny Pahlemy, MSi

A person’s self-concept is the core of his personality

—Joyce Brothers

Konsep diri (self-concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada
manusia. Konsep diri inilah yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Seringkali kita merasa tidak memiliki kemampuan atau tidak bisa melakukan sesuatu.
Padahal keberhasilan seringkali tergantung pada bagaimana individu memandang
kemampuan yang ia miliki.

Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan diri sendiri


mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk
diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk
diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan
lingkungannya.
Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns (1993:vi) konsep diri
adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat,
mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah
pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang
diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat
diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaliasi dari orang lain mengenai dirinya.
Individu akan mengetahui dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang
lain mengenai dirinya.

Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada
informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari
secara tidak langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu
meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk
orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.

Seperti yang dikemukakan Hurlock (1990:58) memberikan pengertian tentang


konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan
gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi
karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.

Menurut William D. Brooks bahwa konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita
tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105). Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan konsep
diri tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari
bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri
sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita
harapkan.

Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self
esteem), Peran (Self Role) dan Identitas (self identity).

a. Citra Tubuh (Body Image)

Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru.

Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak
anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka.
Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan
tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan,
stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

b. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di
masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan
sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang
dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan
berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk
dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi
pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang
merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain yaitu: dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya
positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu
akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak
dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005).

Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri
akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam
pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak
keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.

d. Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang
disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu
sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

f. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang
lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa
kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada
otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri,
mengatur diri dan menerima diri.

Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila
individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan
yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan
gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.

Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
konsep diri cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan
yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

Hubungan antara Konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari
Window. Dalam Johari Window dijelaskan tentang tingkat keterbukaan dan tingkat
kesadaran tentang diri kita.

JOHARI WINDOW

Joseph Luft dan Harrington Ingham mengembangkan konsep Johari Window sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan
sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel
menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat
sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak
disadari.
Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti
nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah
hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama
maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi
hidden area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan
interpersonal kita dengan orang lain.

Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang
lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga,
kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi
penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain salah berpikir tentang
kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang.

Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak.
Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen
tertentu, dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area kita akan
berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang
lain, maka akan bagus dalam bekerja tim.

Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya.
Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan
diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali suka
dengan orang lain, pada saat itu kita tidak bisa mengatakan atau mengungkapkan rasa cinta
itu. Jendela ini akan mengecil seiring perkembangan individu menjadi dewasa, mulai
mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.

Yang dimaksud dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang
diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang
diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Dalam berhubungan
interpersonal, orang ini lebih memahami orang lain tetapi tidak mampu memahami tentang
diri, sehingga orang ini seringkali menyinggung perasaan orang lain dengan tidak sengaja.

Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri
sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang
menyembunyikan/menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-rapat. Daerah
yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres dalam ketidaksadaran, yang
tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Namun demikian ketidaksadaran ini
kemungkinan bisa muncul.

 
Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing daerah
pada seseorang berbeda dengan orang lain. Gambaran kepribadian di bawah ini dapat
memberikan contoh mengenai daerah-daerah dalam Jendela Johari.

Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan
diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima respon (Feedback). Tahap
pengungkapan diri, orang memperluas daerah C, sedangkan untuk memperluas daerah B
dibutuhkan feedback dari orang lain. Akhirnya, ia akan mempunyai daerah publik (A) yang
semakin luas.

CONTOH

Nina adalah seorang cewek pemalu. Ia selalu sulit menjalin pergaulan. Nina tidak mudah
menceritakan perasaan, keinginan, dan ide-ide yang ada pada dirinya. Akibatnya, ia kurang
dikenal oleh teman sepergaulannya.

Nina mempunyai daerah publik (A) yang kecil, sedangkan daerah yang tersembunyi lebih
besar (C). Atau Nina mempunyai daerah buta yang lebih besar (B), sebab kelebihan yang
merupakan aset bagi dirinya tidak disadarinya atau dilihat orang lain.

Semakin luas daerah A dapat dikatakan seseorang mempunyai konsep diri yang positif. Ia
tahu, baik dalam kuantitas maupun kualitas, kekuatan dan kelemahan dirinya. Orang
semakin bebas untuk menentukan langkahnya. Ia menjadi pribadi yang matang, percaya
diri, tidak takut menghadapi kegagalan, dan siap menghadapi pelbagai tantangan dalam
kehidupannya.

KESIMPULAN

Dengan mengetahu kekuatan dan kelemahan diri, kita akan menyadari siapa diri kita.
Mengenal diri bukan tujuan. Mengenal diri adalah sarana atau cara untuk mencapai tujuan
yang lebih besar.
REFERENSI

Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa


Rekatama Media. 2018

http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-komponen-konsep-diri.html

Anda mungkin juga menyukai