PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta diharapkan
dapat menerapkan bahasa ilmiah dalam penulisan karya ilmiah.
D. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata dilat ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan teknik penulisan karya ilmiah dengan bahasa Indonesia
baku.
2. Menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan dalam penulisan karya
ilmiah.
A. Bahasa Ilmiah
Menulis sebuah karya ilmiah tidak hanya memerlukan teknik
tetapi juga keberanian dalam mengungkapkan gagasan yang kita miliki.
Keberanian tersebut akan muncul jika dalam diri seorang penulis
terdapat motivasi yang sangat kuat. Motivasi tersebut dapat berbeda
antara satu individu dengan yang lain. Akan tetapi, motivasi yang
sangat berpengaruh biasanya didasari oleh adanya kemampuan atau
penguasaan teknik penulisan yang dimiliki oleh seorang penulis.
Penguasaan teknik penulisan meliputi penguasaan teknik
pengorganisasian gagasan menjadi satu tulisan yang mudah dipahami,
meyakinkan, dan sekaligus menarik serta penguasaan pengolahan
bahasa yang memadai untuk mengantar gagasan tersebut agar sampai
pada pembaca dengan baik pula. Teknik-teknik seperti itu tentunya
berkaitan dengan alur pikir yang dipakai serta ekspresi kebahasaan
yang dipilih oleh seorang penulis. Alur pikir seorang penulis akan
tampak jelas dalam bahasa yang dipakainya. Oleh karena itu, bahasa
merupakan salah satu faktor yang perlu dipersiapkan dalam rangka
membekali penulis agar percaya diri dalam mengungkapkan ide-idenya
lewat tulisan.
Dalan penulisan karya ilmiah, memang ada ketentuan atau
aturan khusus yang harus diikuti oleh seorang penulis dalam
menggunakan bahasanya. Bahasa dalam karya ilmiah mempunyai ciri
khas yang berbeda dengan bahasa dalam karya-karya fiksi atau tulisan
di media massa. Bahasa dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis
yang termasuk dalam ragam bahasa baku yaitu ragam yang
mempunyai kaidah-kaidah paling lengkap dibanding ragam lainnya.
Secara khusus bahasa baku yang dipakai dalam karya tulis ilmiah ini
Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Th. 2015 4
disebut dengan bahasa Indonesia ragam ilmiah atau ragam ilmu
pengetahuan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah (bahasa lmiah)
digunakan untuk melaporkan atau mengkomunikasikan hasil kegiatan
ilmiah, yang dilakukan dalam suatu penelitian ilmiah.
Karangan ilmiah harus disajikan dalam bahasa ilmiah, yakni
salah satu ragam bahasa Indonesia, yang memiliki ciri antara lain:
1. Bersifat lugas, tidak berbelit-belit atau bertele-tele, atau tanpa
kalimat yang berbunga-bunga.
2. Mematuhi kaidah-kaidah gramatika.
3. Menggunakan kalimat-kalimat efektif.
4. Menggunakan kosa kata baku, sesuai dengan kaidah pemilihan kata
(diksi); dan istilah-istilah yang digunakan sesuai dengan bidang ilmu
yang ditekuni.
5. Kalimat-kalimatnya bebas dari ketaksaan (ambiguiti)
6. Bebas dari makna kias dan pigura bahasa (lugas)
7. Mematuhi persyaratan penalaran
8. Mematuhi dan menerapkan kaidah-kaidah ejaan yang berlaku
(Chaer, 2011).
Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji
suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan
yaitu menggunakan metode ilmiah di dalam membahas permasalahan,
menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis
ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi:
bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten
Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan jelas dalam sebuah
karya tulis ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa yang tepat. Isi
atau gagasan yang sangat bagus jika disampaikan dengan bahasa
yang kurang tepat atau kurang bagus akan berakibat pada kurangnya
pemahaman pembaca terhadap ide atau gagasan yang disampaikan
oleh penulis. Oleh karena itu, faktor bahasa dalam karya ilmiah menjadi
salah satu faktor yang sangat penting untuk dipersiapkan.
Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Th. 2015 5
Untuk mencapai kualitas tulisan ilmiah yang baik khususnya
dilihat dari segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa
Indonesia dalam karya ilmiah mempunyai beberapa ciri khas atau
aturan yang berbeda dari karya tulis nonilmiah. Terdapat beberapa ciri
khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia
dalam penulisan karya ilmiah.
Bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri yaitu: 1)
pilihan kata dan peristilahannya tepat, 2) kalimatnya efektif dan
penataannya dalam paragraf baik, 3) penalaran dan sistematikanya
bagus, 4) pemaparan dan gaya bahasanya menarik (Prayitno, 2000).
1. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat
Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada
pembaca, pemilihan kata atau istilah yang tepat sangat penting
dalam menulis. Karena konteksnya adalah penulisan karya ilmiah,
pemilihan kata atau diksi serta pemilihan istilah harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa baku. Selain itu pemilihan kata atau istilah
juga menyangkut pemilihan berdasarkan ketepatannya dalam
mengantarkan gagasan yang dimaksud oleh penulis. Berkaitan
dengan pemilihan kata atau istilah yang tepat ini, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan ketika menulis karya ilmiah yaitu:
a. Menggunakan Kata-kata dan Istilah yang Baku
Dalam menulis karya ilmiah, kata-kata yang dipakai
adalah kata-kata yang baku yaitu kata-kata yang sesuai dengan
kaidah kebahasaan yang sudah ditetapkan. Sebagai pedoman
yang dipakai untuk menentukan mana kata yang baku dan mana
kata yang tidak baku adalah menggunakan Pedoman Ejaan yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah serta
buku-buku pedoman lain yang menunjang yang dikeluarkan oleh
Pusat Bahasa.
Contoh:
1) Data yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan
yang ada dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder.
2) Hasil penelitian ini dapat dipilah menjadi lima kelompok.
Kelima kelompok tersebut adalah sebagai berikut:.............
3) Arif (2003) dalam bukunya yang berjudul Hutan Mangrove
Fungsi dan Manfaatnya menyatakan bahwa hutan mangrove
adalah suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh
di sepanjang garis pantai tropika dan subtropika yang
terlindung dan memiliki semacam bentuk lahan pantai dengan
tipe tanah anaerob.
4) Adapaun disain model yang digunakan dalam penelitian ini
merujuk pada disain model yang dikembangkan dalam
penelitian Principles of Polici Research yang dikemukakan oleh
Peter J. Hass, dkk (1998) yakni dimulai dari identifikasi
masalah, merancang penelitian, melaksanakan penelitian dan
menyajikan temuan-temuan serta memberikan rekomendasi.
2. Kalimat Efektif
Karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan
diksi dan istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang
efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki satu gagasan
pokok. Unsur-unsurnya minimal terdiri atas subjek dan predikat.
Kalimat efektif didefinisikan sebagai kalimat yang memiliki
kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur sehingga
Contoh:
Bondol jawa adalah sejenis burung kecil pemakan padi dan
biji-bijian. Burung ini juga disebut dengan nama lain seperti pipit
bondol, pipit bandol, emprit bandol dan lain-lain. Nama ilmiahnya
adalah Lonchua leucogastroides. Dalam bahasa Inggris burung ini
Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Th. 2015 13
disebut sebagai Javan Munia. Burung dewasa dominan coklat tua
di punggung, sayap dan sisi atas tubuhnya, tanpa coretan-
coretan.
b. Koherensi (kepaduan)
Adalah kekompakan hubungan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain yang membentuk paragraf.
Contoh:
Serangga merupakan kelompok hewan yang jumlahnya
paling besar dan bervariasi di bumi. Lebih dari 58% biodiversitas
yang ada di alam ini merupakan kelompok ini. Anggota dari kelas
serangga terdiri atas 29 ordo. Secara etimologi, serangga atau
insekta berasal dari bahasa Latin yang artinya tubuh berlekuk dan
terbagi. Sesuai dengan artinya, tubuh serangga terbagi menjadi
tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Tubuhnya dilindungi
rangka luar yang terbuat dari kitin, dilengkapi kaki bersendi, mata
majemuk dan sepasang antena.
BAB III
PENUTUP
Karya tulis ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya
tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung
Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Th. 2015 21
berhadapan dengan penulis baik pada saat tulisan diterbitkan atau pada
beberapa tahun sesudah itu. Kecermatan bahasa menjamin bahwa makna
yang ingin disampaikan penulis akan sama persis seperti makna yang
ditangkap pembaca tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan interpretasi
terhadap makna akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai
pemahaman yang sama terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan.
Lebih dari itu, komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif kalau
kedua pihak mempunyai kekayaan yang sama dalam hal kosakata teknis
leksikon). Ciri bahasa keilmuan adalah kemampuan bahasa tersebut
untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang kompleks dan abstrak
secara cermat.
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan
persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa
merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata
bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk
mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa
selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi
juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa
merupakan persyaratan utama. Bahasa merupakan sarana untuk
mengungkapkan perasaan, sikap, dan pikiran. Aspek pikiran dan
penalaran merupakan aspek yang membedakan bahasa manusia dan
makluk lainnya.
DAFTAR RUJUKAN