Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH

TATA TULIS BAHASA INDONESIA UNTUK PENGEMBANGAN


KARYA TULIS ILMIAH

KELOMPOK
4

Disusun Oleh :
1. Naqli Ardhiansyah Kholifatullah 1102422033
2. Damarjati Wicaksono 1102422039
3. Khalisa Salsabila 1102422047
4. Andy Wahyu Sudrajat 1102422093
5. Alyaa Khoirunisaa 1102422101
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam karya tulis ilmiah harus mengikuti kaidah tata
bahasa Indonesia dan panduan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai dengan fungsi
dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, penggunaan bahasa
Indonesia perlu dioptimalkan terus menerus. Upaya pengoptimalan kualitas pemakaian bahasa
Indonesia tersebut perlu didukung oleh berbagai hal, antara lain: strategi yang direncanakan secara
matang, tenaga pengajar yang terampil, ketekunan kegiatan yang tepat, serta buku pedoman yang
memadai
Menulis suatu karya ilmiah tidak hanya membutuhkan cara tetapi juga keberanian dalam
mengungkapkan bahasan yang kita miliki. Keberanian tersebut akan ada jika dalam diri seorang
penulis terdapat motivasi yang sangat kuat. Motivasi tersebut dapat berbeda antara satu orang dengan
yang lain. Akan tetapi, motivasi yang sangat berdampak biasanya didasari oleh adanya kemampuan
atau penguasaan teknik penulisan yang dimiliki oleh seorang penulis. Penguasaan teknik penulisan
meliputi penguasaan teknik mengkoordinasi gagasan menjadi satu tulisan yang mudah dipahami,
meyakinkan, dan sekaligus menarik serta penguasaan pengolahan bahasa yang memadai untuk
mengantar gagasan tersebut agar sampai pada pembaca dengan baik pula. Teknik-teknik seperti itu
tentunya berkaitan dengan alur pikir yang dipakai serta ekspresi kebahasaan yang dipilih oleh
seorang penulis. Alur pikir seorang penulis akan tampak jelas dalam bahasa yang dipakainya. Oleh
karena itu, bahasa merupakan salah satu faktor yang perlu dipersiapkan dalam rangka membekali
penulis agar percaya diri dalam mengungkapkan ide-idenya lewat tulisan.
Dalan penulisan karya ilmiah, ada ketentuan atau aturan khusus yang harus dipatuhi oleh
seorang penulis dalam penggunaan bahasanya. Bahasa dalam karya ilmiah mempunyai ciri khusus
yang berbeda dengan bahasa dalam karya-karya fiksi atau tulisan di media massa. Bahasa dalam
karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis yang termasuk dalam ragam bahasa baku yaitu ragam yang
mempunyai kaidah-kaidah paling lengkap dibanding ragam lainnya, ragam yamg mempunyai gengsi
dan wibawa yang tinggi dan yang menjadi tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar (Alwi,
dkk, 2003:13). Secara khusus bahasa baku yang dipakai dalam karya tulis ilmiah ini disebut dengan
bahasa Indonesia ragam ilmiah atau ragam ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah adalah suatu karya yang mencakup dan mempelajari suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yaitu menggunakan metode ilmiah di dalam
membahas permasalahan, menghasilkan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis
ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, karya tulis ini memiliki rumusan
masalah yang menjadi fokus perhatian penulis, yaitu :
1. Apa saja syarat penggunaan Bahasa Indonesia dalam pengembangan karya tulis ilmiah?
2. Menjelaskan tata tulis Bahasa Indonesia dalam pengembangan karya tulis ilmiah?
3. Bagaimana pengunaan tata tulis Bahasa Indonesia yang benar dalam pengembangan
karya tulis ilmiah?
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Tata tulis Bahasa Indonesia untuk pengembangan karya tulis Ilmiah
ini adalah :
1. Memberikan pengertian mengenai karya tulis ilmiah.
2. Memberikan informasi mengenai tata tulis Bahasa Indonesia untuk pengembangan karya
tulis ilmiah.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
A. Pengertian Tata Tulis
Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan sebuah tulisan karya orisinil yang berisi terkait dengan sifat
ilmiah dan menerapkan metode, kaidah, dan etika penulisan ilmiah yang memuat soal fakta, teori
yang mendasari, solusi dari masalah yang ingin diselesaikan, dansumber-sumber yang jelas. Karya
tulis ini dalam kata lain adalah penulisan hasil penelitian (Mustakim, 1990 : 1).
Pengertian karya ilmiah menurut para ahli dalam Finoza (2010):
1. Eko Susilo, M.
Menurut Eko Susilo, M., Karya tulis ilmiah adalah artikel yang diperoleh sesuai dengansifat
ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.
2. Dwiloka dan Riana
Menurut Dwiloka dan Riana, Karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah karya seorang ilmuwan
(dalam bentuk pembangunan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi, dan
seni yang diperoleh melalui literatur, koleksi pengalaman, penelitian.
3. Titi Setiyoningsih, S.Pd, M.Pd
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta ini menyebutkan, bahwa karya tulis merupakan
sebuah tulisan yang dibuat berdasarkan metode ilmiah, yakni logika ilmu pengetahuan, yang
dimulai dari adanya masalah, tujuan, manfaat, dan pentingnya hal tersebut dibahas, memuat
adanya fakta, teori-teori terdahulu, dan karya-karya terdahulu yang membawa hal tersebut,
kemudian ada metode, pembahasan, hingga kesimpulan, tentunya referensi juga harus
disertakan.
Pengertian karya tulis ilmiah di atas, berkembang seturut pengalaman penggunanya. Jadi,
para ahli di atas, mendefinisikan karya tulis ilmiah berdasarkan pengalaman, serta kebutuhan
menggunakan dan membuat karya tulis ilmiah. Dari definisi yang beragam, kita akan mengupas
mengenai fungsi karya tulis ilmiah.
2.2 Bahasa Karya Tulis Ilmiah
A. Syarat Kebahasaan
1. Baku merupakan struktur bahasa yang dipergunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baku, baik, dan benar mengenai struktur kalimat maupun kata. Serta,
pemilihan aturan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaannya.
2. Logis ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia dalam ragam ilmiah
yang dapat diterima dan masuk akal.
3. Kuantitatif keterangan atau pendapat yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur
secara pasti, benar dan tepat.
4. Tepat ide atau pendapat yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang diungkapkan
oleh penulis dan tidak mengandung makna ganda dan banyak arti.
5. Denotatif kata yang digunakan dipilih sesuai arti yang sesungguhnya dan tidak
melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu sebenarnya objektif.
6. Ringkas ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan
kebutuhan dan padat dalam arti, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan dan
panjang.
7. Runtun ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik
dalam kalimat maupun dalam paragraf yang ditulis.
2.3 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa yang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan dapat dipahami
dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang baik adalah
bahasa yang 8 efektif dalam menvampaikan suatu maksud. Bahasa yang baik tidak selalu harus
ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan
situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar
kaidah-kaidahnya. Sebaliknya, bahasa yang benar kaidah-kaidahnya belum tentu bahasa yang baik.
Misalnya akan janggal kedengarannya bila di warkop kita menggunakan ragam bahasa baku seperti
bahasa seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknya, akan janggal
pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa
seperti seorang awam yang sedang ngobrol di warkop.

2.4 Teknik Penulisan Ilmiah


A. Menulis
Menulis dalam karya ilmiah sendiri merupakan suatu kegiatan intelektual yang berguna
untuk mengorganisasikan sebuah ide atau fakta atau bisa juga untuk mengelola referensi dan data.
Karya ilmiah sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karya ilmiah dan karya non ilmiah :
PERBEDAAN KARYA ILMIAH DAN NON ILMIAH

NO KRITERIA ILMIAH NON ILMIAH


1. Jenis/bentuk Buku,makalah,kertas Surat dinas,laporan
kerja,proposal dan dinas,karya
laporan penilitian sastra,surat biasa
2. Metodologi Harus memenuhi Dapat mengabaikan
kaidah/norma ilmiah kaidah kaidah
ilmiahh
3. Penggunaan Formal/buku EYD Tidak formal,santai
Bahasa atau Seni-Formal
4. Cara Sistematis dan Tidak harus berurutan
penguraian berurutan
5. Fungsi Alat Alat mengungkapkan
beragumentasi,sarana perasaan(jengkel,susah
yang digunakan senang,dll) alat
untuk menyampaikan koordinasi

2.5 Tata Tulis Karya Ilmiah

A. Bagan penulisan akademik


Sebuah papan tulis ilmiah biasanya terdiri dari setidaknya tiga bab. (bab pendahuluan, bab isi,
bab akhir). Namun, itu dapat diperpanjang untuk memasukkan beberapa bab lagi tergantung
kedalaman materi yang dibahas.

a. Bab Pendahuluan (Suplemen Pertama):


Judul Halaman
Kata pengantar
Daftar isi (daftar tabel)
Ringkasan

b. Bagian Isi:
Bab 1; pengantar
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Lingkup masalah
1.5 Asumsi Dasar, Hipotesis
1.6 Teori
1.7 Pengumpulan data
Bab 2 Pertimbangan
2.1 Deskripsi data
2.2 Analisis data
2.3 Interpretasi data
Bab 3 Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bagian terakhir (tambahan akhir):
Bibliografi (lampiran)

2.6 Petunjuk Umum Penulisan Karya Ilmiah

a. Judul
Informasi umum tentang penulisan karya ilmiah sebuah judul Judul harus memberikan gambaran
umum tentang isi karya dan bermanfaat. Jadi judulnya harus mencakup masalah utama dan
menekankan apa yang penting. Namun, judulnya harus singkat dan jelas. Jika judulnya terlalu
panjang, dapat dibagi menjadi dua bagian: poin bagian pertama
Untuk topik, bagian kedua adalah subpos.

b. Judul Halaman
Judul penelitian didokumentasikan secara lengkap di halaman ini, izinkan pembaca untuk
mendapatkan gambaran umum tentang isi laporan. Anda dapat menambahkan di bawah judul: jenis
dan jenis laporan, nama pengarang, nama institusi, tempat pembuatan, tahun pembuatan.

c. Kata Pengantar
`Kata pengantar berisi gambaran umum tentang pelaksanaan tugas. Hasil yang dicapai. dijelaskan
secara singkat dalam pendahuluan alasan dan tujuan penyusunan laporan survei, dan ucapan terima
kasih. Terima kasih kepada pemandu dan orang-orang yang membantu melakukan survei dapat
dimasukkan dalam bagian berbicara. Terpisah dari pendahuluan tempat, hari, bulan, tahun pembuatan
laporan.

d. Daftar Isi
Halaman ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
Informasi lengkap tentang isi utama laporan. Oleh karena itu lebih lanjut daftar isi tidak hanya diatur
dengan jelas dalam urutan bab dan bagian, semua lampiran yang ada dengan nomor halaman masing-
masing dari kata pengantar sampai lampiran.

e. Daftar lampiran
Jika Anda perlu melampirkan tabel, gambar, atau foto ke laporan anda sepert informasi atau
lampiran lain yang mendukung isi laporan itu harus dimasukkan dalam daftar lampiran. pada kasus
ini Anda juga harus menentukan nomor dan halaman sistem bersih dan jernih

f. Halaman Abstrak
Abstrak adalah versi pengurangan dari seluruh font. Halaman ini berisi tujuan, metode, data, dan
kesimpulan dari penelitian secara ringkas, padat, dan diketik di ruang sempit (single) hingga 3
halaman. Pada makalah, halaman abstrak ini tidak diperlukan.

g. Latar belakang memuat antara lain uraian tentang hal-hal


berikut:
1) Fenomena dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
2) evaluasi kegunaan penelitian;
3) hasil tinjauan pustaka yang relevan dengan penelitian;
4) posisi penelitian adalah ilmiah atau disiplin lain dalam spesies/kelompok
kelompok lain.

h. masalah
Rumusan masalah harus jelas dan disajikan dalam bentuk kalimat.
i. Tujuan penelitian meliputi antara lain hal-hal di bawah ini :
1) Proyek utama yang akan dilaksanakan
2) Tujuan (umum dan khusus; tujuan ilmiah dan praktis)
3) Komentar tentang hasil yang direncanakan untuk dicapai.
4) Bagaimana tujuan penelitian dapat dicapai?

j. Lingkup penelitian (kendala masalah)


1) Penjelasan istilah, terutama yang terkandung dalam judul juga tentang terminologi penelitian.
2) Penyempitan masalah (baik keluasan maupun kedalaman pengetahuan dan daerah penelitian).
3) Menentukan “kaki”/perspektif ulasan masalah.
4) Deskripsi singkat tentang masalah dan bagaimana mengatasinya.

k. Asumsi Dasar, Hipotesis, Teori, Asumsi:


1) Asumsi dasar harus benar (kebanyakan termasuk kebenaran umum tidak perlu dibuktikan lagi)
yang berkaitan dengan rencana penelitianyang bersangkutan..
2) Asumsi dasar harus sesuai dengan masing-masing disiplin ilmu yang dipelajari.
3) Hipotesis harus disusun dalam bentuk pernyataan positif dapat berfungsi sebagai jawaban
sementara untuk masalah yang dipelajari.
4) Hipotesis harus jelas dan menjelaskan arah penlitian.
5) Hipotesis ditulis dari asumsi dasar.
6) Terkadang teori diperlukan untuk memecahkan masalah dan langkah-langkah utama untuk
menggunakannya.
7) Alasan menggunakan teori atau pendekatan.
8) Urgensi menggunakan pernyataan dalam penelitian dan tentang apa itu
argumen baru atau dicampur dengan hasil lama penelitian orang lain.
9) Kesejalanan antara anggapan dasar, hipotesis, teori, dalil, dengan tujuan penelitian.
10) Bagaimana membuktikan bahwa hipotesis relevan dengan desain
penelitian (bukti statistik atau tidak).

l. Cakupan sumber data


1) Jumlah kriteria dan sumber data atau data yang sesuai untuk kebutuhan penelitian.
2) Populasi dan sampel survei.
3) Standar kualitas data yang diolah.
4) Konsistensi data dengan tujuan dan ruang lingkup penelitian.

m. Cakupan pengumpulan data


1) Metode dan teknik yang digunakan tepat.
2) Alasan penggunaannya;
3) Standar dan alat pengumpulan data yang sesuai efektif (sarana) dan dapat diandalkan.
4) Kemungkinan mempengaruhi variabel lain mempengaruhi kualitas data dan interpretasinya.
5) Variabel yang diproses/dianalisis diperlukan.

n. Cakupan Pengolahan Data

1) Metode inventarisasi data.


2) Bagaimana data diatur dan dipilih.
3) Cara menyandikan/menggabungkan data
4) Penggunaan pengolahan data dan teknik analisis. Penelitian kuantitatif dapat menggunakan
teknik dan statistik.
5) Tahap review dan analisis data (jadwal, deskripsi,
analisis dan interpretasi data).
6) Konsistensi penerapan teori
7) Akurasi analisis dan interpretasi data.
8) Ketepatan pembuktian hipotesis (jika ada).
9) Ketepatan dalam mencapai kesimpulan, saran atau rekomendasi

o. Bab Penutup
Bagian ini berisi simpulan dari tiap satuan dan keseluruhan analisis. Simpulan ini bukanlah
rangkuman atau ikhtisar. Selain kesimpulan, dapat juga dimasukkan saran. Saran diberikan kepada
pembaca pada umumnya, pihak-pihak terkait yang berkepentingan dengan topik penelitian
ataupeneliti berikutnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Salah kaprah apabila saran
diberikan kepada diri penulis/peneliti sendiri

p. Daftar Pustaka
Bagian ini berisi daftar semua pustaka yang dijadikan acuan, pegangan, atau landasan penelitian
dan penyusunan laporan. Pustaka yang tidak relevan dengan penelitian tidak boleh tercantum dalam
daftar ini.

q. Lampiran
Sebagai pelengkap, laporan harus menyertakan lampiran yang memuat tabel, peta, instrumen
penelitian, transkripsi (rekaman dalam kaset),pegangan kerja, rancangan penelitian, riwayat hidup
peneliti, dan lain-lain (yang tidak dimasukkan dalam teks) yang dianggap perlu.

2.7 Penggunaan Kutipan/Rujukan

Saat menulis karya ilmiah, termasuk buku teks, kita sering menemukan
ringkasan dan kutipan dari berbagai sumber. Penulis buku teks harus memiliki
kemampuan untuk meringkas bacaan, merujuk dan mengutip pendapat penulis
lain, dan menyeebutkan sumber dan konsolidasikan pendapat yang berbeda dari
sumber yang berbeda. Mendukung ide-ide penulis, ringkasan bacaan dapat
diberikan untuk mendukung pemikiran penulis. Jika dalam hal ini, kutipan harus
memperhitungkan model referensi. Mengutip adalah menggunakan teori, konsep,
ide, dll. Dari sumber lain, langsung atau tidak langsung kutipan harus disertai
dengan referensi sumbernya. Jika mengabaikan kutipan atau tidak mencantumkan
referensi yang telah diambil dapat dianggap sebagai tindakan tidak etis menulis
makalah akademis. gaya referensi kutipan.

1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang dieja persis seperti sumbernya, baik
bahasa maupun ejaannya. Referensi ditulis dalam tanda kurung, dimulai dengan nama
akhir yang tercantum dalam daftar pustaka. Tanda koma, tahun penerbitan, titik dua,
spasi, dan diakhiri dengan nomor halaman.
a. Sebuah kutipan kurang dari empat baris disisipkan ke dalam teks, diketik
sebagai jenis teks, diawali dan diakhiri dengan tanda petik ganda (").
b. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih, diketik satu spasi, dimulai
tujuh ketukan dari batas tepi kiri. Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks
kutipan
c. Apabila pengutip memandang perlu untuk menghapus bagian kalimat, dia
diberi titik sebanyak tiga buah untuk bagian ini. Jika pengutip ingin
menghilangkan satu kalimat atau lebih, di bagian yang dihilangkan diganti dengan
titik di sepanjang garis.
d. Jika pengutip ingin menjelaskan atau menggarisbawahi bagian tersebut
pengutip harus memberikan bukti jika dianggap keterangan. Penjelasan diapit
dalam tanda kurung, misalnya (digarisbawahi dalam tanda kutip).
e. Apabila penulis menganggap bahwa ada suatu kesalahan dalam kutipan, dapat
dinyatakan dengan menuliskan simbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.
f. Kutipan langsung ditampilkan untuk menyampaikan konsep dan informasi
sebagai data.
g. Kutipan langsung dari referensi asing diterjemahkan di bawah kutipan secara
langsung.

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan kutipan
aslinya. Kutipan hanya mengungkapkan gagasan utama dari sumber yang dikutip,
mengembalikan pernyataan yang dikompilasi oleh pengutip.
a. Kalimat yang mengandung kutipan ide ditulis dengan spasi dua kali sebagai
teks biasa.
b. Semua kutipan harus dirujuk Sumber referensi dapat ditulis sebelum dan
sesudah kalimat yang mengandung kutipan
c. Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam
daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan di antara tanda
kurung.
d. Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung,
dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan
diakhiri dengan tahun terbitan.
BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Disimpulkan bahwa karya ilmiah merupakan sebuah tulisan yang dilandasi oleh hasil dari
penelitian, observasi, dan pengkajian dalam suatu bidang tertentu, yang dibuat berdasarkan prinsip-
prinsip ilmiah yang memuat data dan fakta serta ditulis menurut metodologi penelitian yang baik
dan benar.
Karya tulis ilmiah seharusnya ditulis menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal, dan
lugas. Dapat menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat serta menghindari kalimat yang
berbelit-belit. Agar gagasan yang disampaikan oleh penulis dapat diterima dengan baik oleh
pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Eni, dkk. (2006). BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Bandung:
BPDU-Universitas Widyatama.
Asihanti, R. (2010). Analisis penggunaan Tata bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Studi Kasus Artikel Ilmiah, 12.
Dr. Ir. I Ketut Wijaya, M. (2016). BUKU AJAR BAHASA INDONESIA DAN TATA TULIS KARYA
ILMIAH. Bali: Universitas Udayana.
I Nengah Laba, N. M. (2018). BUKU AJAR BAHASA INDONESIA BERBASIS KARYA TULIS
ILMIAH. Bali: CV BUDI UTAMA.
Mahyuddin. (2017, Februari 1). TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH. Karya Ilmiah, p. 8.
Nurhidayah. (2006). BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH. Makalah PPM, 10.
Retrieved from www.gramedia.com.
Mustakim. (1990). Penggunaan bahasa yang efektif dalam karya tulis Mustakim. Jakarta Akademika
Pressindo 1990.
Nirwana, & Abd. Rahim Ruspa. (2020). Kemampuan Menulis Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Prodi
Informatika Universitas Cokroaminoto Palopo. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra,
6(1), 557–566. https://doi.org/10.30605/onoma.v6i1.277
Penulisan, D., & Ilmiah, K. (2011). Mengutip dan menulis daftar pustaka dalam penulisan karya
ilmiah*. Mengutip Dan Menulis Daftar Pustaka Dalam Penulisan Karya Ilmiah, September, 1–
2.
Penyusun, T. I. M. (2007). Bahasa indonesia dalam penulisan karya ilmiah. 43.

Anda mungkin juga menyukai