Anda di halaman 1dari 41

MODUL

BAHASA INDONESIA

(Digunakan di Lingkungan Sendiri, Sebagai Modul Mata Kuliah


Bahasa Indonesia)

Oleh,
AMIRRUDIN SETIAWAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
YOGYAKARTA
Visi Misi Perguruan Tinggi
Visi Misi Program Studi
DAFTAR ISI
DESKRIPSI MODUL

Modul Bahasa Indonesia merupakan modul yang digunakan untuk membantu dalam
pembelajaran Mata Kuliah Bahasa Indonesia di PSIK STIKes Madani Yogyakarta.
Mata kuliah ini merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar yang membahas
tentang konsep patologi, patofisiologi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi pada
berbagai kondisi sebagai landasan dalam mempelajari ilmu-ilmu lanjutan/keahlian
JADWAL PEMBELAJARAN
Minggu
No. Topik
Ke
1 1 Introduction dan kontrak waktu pembelajaran
2 2 Bahasa Indonesia ragam ilmu I
3 3 Bahasa Indonesia ragam ilmu II
4 4 Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar I
5 5 Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar II
6 6 Kalimat Efektif I
7 7 Kalimat Efektif II
8 8 Menulis paragraf dengan pola pikir yang jelas I
9 9 Menulis paragraf dengan pola pikir yang jelas II
10 10 Ragam ilmu (pkm, lktm, proposal, dan laporan penelitian)
11 11 Ragam ilmu (pkm, lktm, proposal, dan laporan penelitian)
12 12 PKMP atau PKMI atau seminar dan diskusi
13 13 PKMP atau PKMI atau seminar dan diskusi
14 14 Seminar Jenis ragam lisan ilmiah
SESI I : INTRODUCTION DAN KONTRAK WAKTU PEMBELAJARAN
Dalam sesi ini, Koordinator Mata Kuliah melakukan kontrak pembelajaran menjelaskan
tentang:
1. Ruang lingkup Modul Mata Kuliah
2. Jadwal pertemuan
3. Dosen pengampu dan biodata dosen pengampu
4. Penjelasan mengenai referensi yang dipakai
5. Penilaian; penugasan, evaluasi, dan kehadiran

SESI II : BAHASA INDONESIA RAGAM ILMU

Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat 1. Menjelaskan 1. Batasan ragam Metode : Ceramah
mengidentifikasi ragam ilmu bahasa dan diskusi
bahasa Indonesia bahasa 2. Ragam bahasa
ragam ilmu indonesia ilmiah
2. Menjelaskan 3. Ragam bahasa
macam-macam bisnis
ragam ilmu 4. Ragam bahasa
bahasa sastra
indonesia

Bahasa Indonesia Ragam Ilmu


Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak
ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-
macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam
bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami
perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi
bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme
untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam
standar (Subarianto, 2000)
Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1. berdasarkan media
2. berdasarkan cara pandang penutur
3. berdasarkan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam
bahasa terdiri
 Ragam bahasa lisan
 Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam
bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa
lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan
bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi
ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai
ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:


a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat
yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah
ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa
di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam
diantara nya adalah :
· Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
· Ragam terpelajar
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
· Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
· Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

3.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan


Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya
adalah :
1. Ragam bahasa ilmiah
2. Ragam hukum
3. Ragam bisnis
4. Ragam agama
5. Ragam sosial
6. Ragam kedokteran
7. Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku
lisan.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
• Faktor Budaya atau letak Geografis
• Faktor Ilmu pengetahuan
• Faktor Sejarah
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut media pembicara.

Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam bahasa lisan kita harus
mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata
sopan.

Daftar pustaka :
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2002. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah.
Bandung: Rosdakarya.
Fondiller, Shirley H. 2002. Buku Pintar Penulisan Pedoman bagi Profesi Kesehatan.
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Latihan :

Jawaban :

SESI III : BAHASA INDONESIA RAGAM ILMU

Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat 1. Menjelaskan 1. Ragam Bahasa Metode : Ceramah
mengidentifikasi ragam ilmu filosof dan diskusi
bahasa Indonesia bahasa 2. Ragam bahasa
ragam ilmu indonesia jurnalistik
2. Menjelaskan 3. Ragam
macam-macam Penulisan surat
ragam ilmu
bahasa
indonesia

Bahasa Indonesia Ragam Ilmu


Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak
ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-
macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam
bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan
perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami
perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi
bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme
untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam
standar (Subarianto, 2000)
Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1. berdasarkan media
2. berdasarkan cara pandang penutur
3. berdasarkan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam
bahasa terdiri
 Ragam bahasa lisan
 Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam
bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa
lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan
bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi
ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai
ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:


a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat
yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah
ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa
di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam
diantara nya adalah :
· Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
· Ragam terpelajar
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
· Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
· Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

3.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan


Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya
adalah :
1. Ragam bahasa ilmiah
2. Ragam hukum
3. Ragam bisnis
4. Ragam agama
5. Ragam sosial
6. Ragam kedokteran
7. Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku
lisan.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
• Faktor Budaya atau letak Geografis
• Faktor Ilmu pengetahuan
• Faktor Sejarah
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut media pembicara.

Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam bahasa lisan kita harus
mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata
sopan.

Daftar pustaka :
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2002. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah.
Bandung: Rosdakarya.
Fondiller, Shirley H. 2002. Buku Pintar Penulisan Pedoman bagi Profesi Kesehatan.
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Latihan :

Jawaban :

SESI IV : BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Capaian Indikator Dinamika belajar


Topik
Pembelajaran Pembelajaran (Metode dan Penugasan)
Mahasiswa dapat 1. Menjelaskan Pedoman Metode : Ceramah dan
mengidentifikasika Bahasa Umum Ejaan diskusi
n bahasa Indonesia Indonesia Bahasa
yang baik dan Yang Baik Dan Indonesia
benar Benar
2. Menjelaskan
macam-macam
Bahasa
Indonesia Yang
Baik Dan
Benar

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


Informasi
Ejaan Bahasa Indonesia Terbaru 2016 - Pada tanggal 16 Januari 2016 Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui website resminya telah mengeluarkan
pengumuman mengenai pedoman umum penggunaan ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman
tersebut dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang telah ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 November 2015 oleh Mendikbud
Bapak Anies Baswedan. Agar setiap orang mengtahuinya, pemerintah memerintahakan
diundang-undangkan pada tanggal 30 November 2015 dengan penempatannya dalam
berita Negara Republik Indonesia.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia - Pada saat ini negara Indonesia menghadapi
pasar bebas atau lebih dikenal dengan istilah MEA, selain itu pengaruh dari gaya hidup
negara luar yang menjadi trend setter untuk masyarakat Indonesia sehingga bahasa
Indonesia sedikit demi sedikit luntur, atau kurang begitu dipahami oleh kebanyakan
masyarakat. Masyarakat khususnya anak muda jaman sekarang merasa lebih keren
kalau mereka menggunakan bahasa indonesia campuran dengan bahasa asing. Lihat
saja, di media-media TV yang berskala Nasional, dalam hal bertutur katapun mereka
kurang memperlihatkan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Ejaan


ini dengan pertimbangan bahwa sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, penggunaan bahasa Indonesia dalam beragam ranah pemakaian, baik secara
lisan maupun tulisan akan semakin luas. Bahwa untuk memantapkan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara, perlu menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia ini dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam
penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Daftar pustaka :
Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2002. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah.
Bandung: Rosdakarya.
Fondiller, Shirley H. 2002. Buku Pintar Penulisan Pedoman bagi Profesi Kesehatan.
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Latihan :
1. Kalimat yang terletak di awal paragraf adalah kalimat ....
a. Induktif
b. Deduktif
c. Campuran
d. Oktife
e. Pasif
2. Susunan penulisan membuat kerangka-kerangka adalah ....
a. Pendahuluan, pembahasan, penutup
b. Pembahasan, pendahuluan, penutup
c. Penutup, pendahuluan, pembahasan
d. Pembahasan, penutup, pendahuluan
e. Penutup, pembahasan, pendahuluan
3. Jenis karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti
atau alasan adalah karangan ....
a. Narasi
b. Deskripsi
c. Eksposisi
d. Argumentasi
e. Persuasi
4. Jenis karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti,
alasan alasan atau pendapat yang kuat sehingga pembaca mau mengikuti gagasan
yang dikemukakan oleh penulisan tersebut ....
1. Narasi
2. Argumentasi
3. Deskripsi
4. Persuasi
5. Eksposisi
5. Kalimat yang berisi gagasan pendukung yang berupa pengulangan dan fakta-fakta
adalah ....
a. Utama
b. Induktif
c. Penjelas
d. Deduktif
e. Ambigu

SESI V : BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Capaian Indikator Dinamika belajar


Topik
Pembelajaran Pembelajaran (Metode dan Penugasan)
Mahasiswa dapat 1. Menjelaskan Pedoman Metode : Ceramah dan
mengidentifikasika Bahasa Umum diskusi
n bahasa Indonesia Indonesia Pembentukan
yang baik dan Yang Baik Dan Istilah
benar Benar
2. Menjelaskan
macam-macam
Bahasa
Indonesia Yang
Baik Dan
Benar
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Deflnisi Istilah
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Tata Istilah dan Tata Nama
Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang
dihasilkannya. Tata nama istilah ialah perangkat peraturan penamaan beberapa cabang
ilmu, seperti kimia dan biologi beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
Istilah Khusus dan lstilah Umum
Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pada suatu
bidang tertentu, sedangkan istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur bahasa yang
digunakan secara umum.
Kata Dasar Peristilahan
Kata dasar peristilahan ialah bentuk bahasa yang dipakai sebagai istilah dengan tidak
mengalami penurunan bentuk, atau yang dipakai sebagai alas istilah yang berbentuk
turunan.
Imbuhan Peristilahan
Imbuhan peristilahan ialah bentuk yang ditambahkan pada bentuk dasar sehingga
menghasilkan bentuk turunan yang dipakai sebagai istilah. Imbuhan berupa awalan,
akhiran, dan sisipan atau gabungannya.

Daftar pustaka :
PUPI. 2004. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Balai Pustaka: Jakarta.

SESI VI : KALIMAT EFEKTIF


Capaian Indikator Dinamika belajar
Topik
Pembelajaran Pembelajaran (Metode dan Penugasan)
Mahasiswa dapat Menulis kalimat Pengertian Penugasan : mahasiswa
menulis kalimat efektif yang baik kalimat efektif membuat kalimat efektif
efektif dan benar

Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis.Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat,
singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.danKalimat di
katakana efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu
berlangsung denagan sempurna.
• Penempatan Unsur-unsur Kalimat
Dilihat dari sudut unsur struktur, kalimat terdiri dari unsur yakni berupa kata.Unsur
itulah yang bersama-sama dan menurut system tertentu membangun struktur itu.
1. Subyek
Subyek adalah unsur yang di perkatakan dalam kalimat.
Contoh:
Aku adalah seorang artis.
2. Prediket
Kata yang dalam sebuah kalmat berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau
bagaimana subyek itu di sebut prediket.
Contoh:
Aku sebetulnya seoarang artis
3. Pelengkap
Sering kali prediket sebuah kalimat harus di lengkapi lagi dengan unsur lain,
sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap. Unsur pelengkap biasanya
berada di belakang prediket.
Contoh:
Aku tidak menyukai pekerjaan itu.
4. Kata Perangkai
Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur prediket, atau dua
unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Kegemaranku ialah menulis dan
melukis.

5. Kata Penghubung
Kata penghubung berfungsi menghubungkan dua buah informasi di dalam satu
kalimat.
Contoh:Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan besar darinya.
6. Kata Frase
Merupakan sebuah kelompok kata dan seringkali berfungsi sebagai keterangan
prediket untuk keperluan-keperluan tertentu.Misalnya, keterangan waktu,tempat,
sebab dan lain sebagainya.
Contoh:
Rapat akan di lakukan lagi sehabis makan siang.

• Kalimat dengan Beberapa Pola Kesalahan


Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam
penulisan sertaperbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif:
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya.
a. Sejak dari usia delapan tahun ia telah di tinggal kan ayahnya. (Sejak usia
delapan tahun ia telah di tinggalkan ayahnya.)
b. Hal itu di sebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan. (Hal
ini di sebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.)
c. Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup. (Ayahku
rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
2. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku:
a. Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah
kebiasaan yang buruk.)
b. Gereja itu di lola oleh para rohaniawan secara professional. (Gereja itu di kelola
oleh para rohaniawan secara professional.)
3. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ yang tidak tepat
a. Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya
karena sifat-sifatnya sangat baik)
b. Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
c. (Rumah sakit tempatorang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih).
4. Pilihan kata yang tidak tepat.
Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang
bincang dengan masyarakat.(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono
menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat).
5. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti.
Sopir bus santoso yang masuk jurang melarikan diri.(Bus santoso masuk
jurang,sopirnya melarikan diri.)
6. Pengulangan kata yang tidak perlu:
Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia
berhasil menerbitkan 5 judul buku)

• Membuat Kalimat Efektif


Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan mencoba
membetulkan kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis kesalahan dalam
menyusun kalimat antara lain:
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan, yang sebenarnya
tidak perlu.
Contohnya:
– Banyak tombol-tombol yang dapat anda gunakan. Kalimat ini seharusnya: Banyak
tombol yang dapat anda gunakan.
2. Kontaminasi
Contoh:
– Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat ini seharusnya: Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan
bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh:
– Saya mengetahui kalau ia kecewa. Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa
4. Salah Nalar
– Bola gagal masuk gawang. Seharusnya: Bola idak masuk gawang
5. Kata depan yang tidak perlu
Contoh:
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Seharusnya: Program ini
menyediakan berbagai fitur terbaru.

Unsur-unsurnya :
1. Paralelisme
Dalam kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsure yang setara
dalam konstruksi yang sama. Konstruksi yang selarian dan sejalan itu biasanya
menempatkan diri dalam hal-hal berikut: sama-sama berbentuk kata kerja, sama-
sama berbentuk kata benda.kalau berawalan me sama-sama berawalan me.
Contoh:
Yang di lakukannya selama ini di kampong hanya mengurus pusaka,menyudahkan
sawah, menjenguk sanak famili, dan membersihkan kuburan nenek.
2. Repetisi
Kekuatan sebuah kalimat dapat pula di bangkitkan dengan mengulang sebuah kata
yang di anggap penting dalam bagian kalimat.
Contohnya:
Mengarang sebuah buku agama berbeda syaratnya dengan mengarang buku cerita
fiksi, sedang mengarang untuk surat kabar berlainan ketentuannyadengan
mengarang syair.
3. Inversi
Seringkali kalimat efektif dapat diusahakan dengan membalikkan pola dasarnya.
Kalau struktur biasa punya urutan subyek + prediket, maka dalam bentuk inverse
jadi terbalik: prediket+subyek. Inversi termasuk sejenis gaya kalimat. Tujuanya
sepeti juga tujuan gayakalimat yang lain ialah untuk memberikan efek yang lebih
besar. Terjadinya bentuk inversi boleh jadi karena ingin memberi variasi, agar
kalimat tidak terlalu menoton.
Contoh:
Besar rumah itu. Roni terkilir kakinya waktu bermain bola.
4. Posisi Frase dan Klausa
Posisi sebuah frase maupun klusa ada kalanya mempengaruhi sebuah kalimat.
Sebuah frase atau klausa tang di taruh belakang sebuah kalimat, pengaruhnya akan
lain daripada menaruhnya di bagian depan.
Contoh:
Harta bendanya di sita lantaran utangnya banyak di bank. Lantaran utangnya banyak
di bank, harta bendanya di situ.

• Kalimat Bervariasi
Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea, kalimat yang bervariasi itu
merupakan “santapan” yang menarik.Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan
saja karena memahiminya mudah, tetapi karena sifatnya yang menyenangkan. Jadi,
variasi itu sangat penting.Bukan saja dalam kalimatkarya tulis, tapi juga dalam
kehidupan pada umumnya; variasilah yang membuat segala sesuatunya terasa indah dan
nikamat.
1. Variasi dalam cara memulai
Kalimat pada umumnya dapat di mulai dengan: subyek, prediket, sebuah kata
modalitas, sebuah frase, sebuah klausa dan penekanan yang efektif. Penulis yang
berpengalaman, pintar sekali menggunakan kalimat-kalimatnya bervariasi. Mereka
bukan hanya berisi kalimat yang di mulai dengan subyek atau kata modalitas,
prediket, dan sebagainya, akan tetapi mereka beri bervariasi.
2. Variasi dalam panjang-pendek kalimat.
Variasi kalimat bisa pula di usahakan dengan sekaligus mempekerjakan kalimat
pendek dan kalimat yang agak panjan.Di sini kalimat singkat dan kalimat panjang
mempunyai nilai tersendiri. Kedua jenis ukuran kalimat itu mesti bekerja sama. Lagi
pula baik kalimat singkat maupun kalimat panjang punya fungsi tertentu dalam
alinea.
3. Variasi dalam Struktur kalimat
Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah alinea juga besar artinya di lihat
dari sudut variasi. Alinea yang demikian biasanya lebih menyenangkan, tidak
seperti membaca alinea yang struktur kalimatnya sama semua. Karangan yang
efektif mencerminkan keragaman struktur kalimat.

Daftar pustaka :
Baynham, Mike. (1995) Literacy Practices: Investigating Literacy in Social Contexts.
London: Longman. Keraf, Gorys (1983) Komposisi. Jakarta: Gramedia.
Rusyana, Yus (1984) Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.

Latihan :
1. Kerasnya upaya kami dalam menjuangkan nasib para buruh akhirnya sedikit
membuahkan hasil yang signifikan.
Kesalahan penggunaan kata dalam kalimat di atas ialah …
a. Kerasnya, seharusnya sekerasnya
b. Menjuangkan, seharusnya memperjuangkan
c. Akhirnya, seharusnya akhiri
d. Sedikit, seharusnya sesedikit mungkin
e. Membuahkan, seharusnya membuahi

2. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini :


(1). Pemberian penghargaan dapat menstimulasi semangat berkarya pemuda.
(2). Kurangnya apresiasi dapat mengakibatkan malasnya pemuda dalam berkarya.
(3). Aris menabung dengan tujuan ingin membeli mobil baru.
(4). Bu Ina menyeduhkan teh hangat yang sangat manis sekali ke dalam cangkir
kami.
Kalimat tidak efektif ditunjukkan pada kalimat nomor …
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. Semua kalimat benar

3. Husein menasehati Ani agar dirinya belajar mengendarai sepeda motor. Supaya
dirinya tak selalu menggantungkan dirinya kepada Husein untuk mengantarnya
kemana-mana. Kini Husen telah sibuk bekerja sehingga tak punya banyak waktu
untuk mengantar Ani pergi ke kampusnya. Bulan depan Ani sudah mulai aktif
kuliah. Ia mendapatkan beasiswa bidik misi di kampusnya.
Kalimat yang tidak padu dalam paragraf di atas ialah …
a. Husein menasehati Ani agar dirinya belajar mengendarai sepeda motor.
b. Supaya dirinya tak selalu menggantungkan dirinya kepada Husein untuk
mengantarnya kemana-mana.
c. Kini Husen telah sibuk bekerja sehingga tak punya banyak waktu untuk
mengantar Ani pergi ke kampusnya.
d. Bulan depan Ani sudah mulai aktif kuliah.
e. Ia mendapatkan beasiswa bidik misi di kampusnya.
4. Obat mujarab ini memiliki berbagai khasiat seperti melancarkan peredaran darah, …
nafsu makan, dan meningkatkan stamina pria.
Kata berimbuhan yang tepat untuk mengisi kekosongan pada kalimat di atas
ialah …
a. Menambahkan
b. Menambahi
c. Menambah
d. Ditambahkan
e. Ditambahi

5. Di pulau yang bernama Dresrossa itulah, Luffy dan … bertemu dengan seorang
kriminal besar yang dijuluki sebagai Joker.
a. Pertemanan-pertemanan
b. Teman-temanan
c. Temani-temani
d. Teman-temannya
e. Teman makan teman

6. Dimanapun kita berada akan tetap terbiasa hidup bersih jika kita telah dibiasakan di
rumah.
Kata bergaris bawah pada kalimat di atas sebaiknya diperbaiki dengan kata …
a. Biasa-biasa
b. Membiasakannya
c. Biasa saja
d. Tak biasa
e. Luar biasa

7. Menyikat gigi tak hanya di lakukan ketika setelah sarapan pagi, tetapi juga
dilakukan pada saat sebelum memulai tidur di malam hari.
Pada kalimat tersebut terdapat beberapa hal yang tidak tepat, ketidaktepatan
tersebut berupa …
a. penulisan menyikat seharusnya mensikat
b. Penulisan awalan di pada “di lakukan” dan “di malam” semestinya
digabung karena tidak menunjukkan keterangan tempat
c. Di malam hari seharusnya diganti dengan si siang hari
d. Sebelum memulai tidur seharusnya diganti dengan sebelum bekerja
e. Di lakukan seharusnya diganti dengan di kerjakan

8. Pemberian dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) dinilai sebagai langkah yang tidak
… bagi masyarakat. Mengingat bantuan ini bersifat … yang akan cepat habis.
Seharusnya pemberian bantuan dilakukan dengan cara pelatihan kerja atau
wirausaha serta pembukaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya agar rakyat bisa
lebih … dan ….
Istilah yang tepat untuk mengisi ruang rumpang pada kalimat-kalimat di atas
ialah …
a. Mendidik, Konsumtif, produktif, mandiri
b. Pendidikan, konsumsi, produktivitas, kemandirian
c. Didiklah, Kosumen, produsen, berdikari
d. Didik, mengonsumsi, meproduksi, memandirikan
e. Mendidik, konsumsi, produktivitas, mandiri

9. Terima kasih banyak telah sudi memberikan tumpangan pada saya, saya sangat
merasa tertolong!
Kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat di atas ialah …
a. Pada awala kalimat dan akhir kalimat seharusnya diberi tanda petik (“)
b. Di akhir kalimat seharusnya diberi tanda tanya (?)
c. Setelah kata “Terima kasih” seharusnya diberi tanda koma (,)
d. Setelah kata “tertolong” seharusnya diberi tanda titik (.) buka tanda seru
(!)
e. Seharusnya tidak diberi tanda baca

10. Setelah sekian lama akhirnya Andi mampu mempikat hati Rosalina dan minggu
depan ia akan mempersuntingnya gadis cantik itu.
Pada kata bergaris miring di atas seharusnya ialah …
a. Memikat
b. Meperikat
c. Mengikat
d. Pikat
e. Semua benar

SESI VII : KALIMAT EFEKTIF


Capaian Indikator Dinamika belajar
Topik
Pembelajaran Pembelajaran (Metode dan Penugasan)
Mahasiswa dapat Menulis kalimat 1. Batasan Penugasan : mahasiswa
menulis kalimat efektif yang baik kalimat membuat kalimat efektif
efektif dan benar 2. Struktur
kalimat

Membuat Kalimat Efektif


Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan mencoba
membetulkan kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis kesalahan dalam
menyusun kalimat antara lain:
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan, yang sebenarnya
tidak perlu.
Contohnya:
– Banyak tombol-tombol yang dapat anda gunakan. Kalimat ini seharusnya: Banyak
tombol yang dapat anda gunakan.
2. Kontaminasi
Contoh:
– Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat ini seharusnya: Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan
bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh:
– Saya mengetahui kalau ia kecewa. Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa
4. Salah Nalar
– Bola gagal masuk gawang. Seharusnya: Bola idak masuk gawang
5. Kata depan yang tidak perlu
Contoh:
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Seharusnya: Program ini
menyediakan berbagai fitur terbaru.

Unsur-unsurnya :
1. Paralelisme
Dalam kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsure yang setara
dalam konstruksi yang sama. Konstruksi yang selarian dan sejalan itu biasanya
menempatkan diri dalam hal-hal berikut: sama-sama berbentuk kata kerja, sama-
sama berbentuk kata benda.kalau berawalan me sama-sama berawalan me.
Contoh:
Yang di lakukannya selama ini di kampong hanya mengurus pusaka,menyudahkan
sawah, menjenguk sanak famili, dan membersihkan kuburan nenek.
2. Repetisi
Kekuatan sebuah kalimat dapat pula di bangkitkan dengan mengulang sebuah kata
yang di anggap penting dalam bagian kalimat.
Contohnya:
Mengarang sebuah buku agama berbeda syaratnya dengan mengarang buku cerita
fiksi, sedang mengarang untuk surat kabar berlainan ketentuannyadengan
mengarang syair.
3. Inversi
Seringkali kalimat efektif dapat diusahakan dengan membalikkan pola dasarnya.
Kalau struktur biasa punya urutan subyek + prediket, maka dalam bentuk inverse
jadi terbalik: prediket+subyek. Inversi termasuk sejenis gaya kalimat. Tujuanya
sepeti juga tujuan gayakalimat yang lain ialah untuk memberikan efek yang lebih
besar. Terjadinya bentuk inversi boleh jadi karena ingin memberi variasi, agar
kalimat tidak terlalu menoton.
Contoh:
Besar rumah itu. Roni terkilir kakinya waktu bermain bola.
4. Posisi Frase dan Klausa
Posisi sebuah frase maupun klusa ada kalanya mempengaruhi sebuah kalimat.
Sebuah frase atau klausa tang di taruh belakang sebuah kalimat, pengaruhnya akan
lain daripada menaruhnya di bagian depan.
Contoh:
Harta bendanya di sita lantaran utangnya banyak di bank. Lantaran utangnya banyak
di bank, harta bendanya di situ.

• Kalimat Bervariasi
Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea, kalimat yang bervariasi itu
merupakan “santapan” yang menarik.Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan
saja karena memahiminya mudah, tetapi karena sifatnya yang menyenangkan. Jadi,
variasi itu sangat penting.Bukan saja dalam kalimatkarya tulis, tapi juga dalam
kehidupan pada umumnya; variasilah yang membuat segala sesuatunya terasa indah dan
nikamat.
1. Variasi dalam cara memulai
Kalimat pada umumnya dapat di mulai dengan: subyek, prediket, sebuah kata
modalitas, sebuah frase, sebuah klausa dan penekanan yang efektif. Penulis yang
berpengalaman, pintar sekali menggunakan kalimat-kalimatnya bervariasi. Mereka
bukan hanya berisi kalimat yang di mulai dengan subyek atau kata modalitas,
prediket, dan sebagainya, akan tetapi mereka beri bervariasi.
2. Variasi dalam panjang-pendek kalimat.
Variasi kalimat bisa pula di usahakan dengan sekaligus mempekerjakan kalimat
pendek dan kalimat yang agak panjan.Di sini kalimat singkat dan kalimat panjang
mempunyai nilai tersendiri. Kedua jenis ukuran kalimat itu mesti bekerja sama. Lagi
pula baik kalimat singkat maupun kalimat panjang punya fungsi tertentu dalam
alinea.
3. Variasi dalam Struktur kalimat
Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah alinea juga besar artinya di lihat
dari sudut variasi. Alinea yang demikian biasanya lebih menyenangkan, tidak
seperti membaca alinea yang struktur kalimatnya sama semua. Karangan yang
efektif mencerminkan keragaman struktur kalimat.

Daftar pustaka :
Baynham, Mike. (1995) Literacy Practices: Investigating Literacy in Social Contexts.
London: Longman. Keraf, Gorys (1983) Komposisi. Jakarta: Gramedia.
Rusyana, Yus (1984) Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.

Latihan :
1. Pada akhirnya Alif mampu … pertaruhan dengan Raja untuk … foto Sarah, seorang
gadis cantik keponakan Kiai Rais
Istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat ruang rumpang di atas ialah …
a. Memenangkan, mendapatkan
b. Menang, dapat
c. Dimenangkan, didapatkan
d. Menang, didapatkan
e. Memenangkan, dapat

2. Ibu membuat kue cucur sangat terlalu manis, sehingga tak enak dimakan.
Kalimat tersebut akan menjadi efektif dihilangkan kata …
a. Dihilangkan kata “Ibu”
b. Dihilangkan kata “cucur”
c. Dihilangkan kata “enak”
d. Dihilangkan kata “membuat”
e. Dihilangkan kata “sangat”

3. Salah satu objek wisata dikabupaten Pesisir Barat adalah pulau Pisang.
Kesalahan penulisan pada kalimat di atas ditunjukkan pada …
a. Objek seharusnya subyek
b. Barat seharusnya timur
c. Penulisan kata hubung “di” pada dikabupaten seharusnya dipisah
d. Pulau pisang seharusnya pulau nias
e. Salah satu seharusnya salah seorang

4. Pekerjaan yang dilakukan dengan sangat profesional sekali akan membuahkan hasil
yang begitu maksimal dan sangat bermanfaat bagi seluruh banyak manusia di
sekitarnya.
Pada kalimat di atas perlu menghilangkan beberapa kata sehingga menjadi
kalimat yang efektif. Beberapa kata yang perlu dihilangkan pada kalimat
tersebut ialah
a. Sekali, seluruh
b. Maksimal, bermanfaat
c. Banyak, manusia,
d. Pekerjaan, dilakukan
e. Bermanfaat, disekitarnya

5. Pondok Pesantren dewasa ini menjadi … pilihan yang cukup baik dalam upaya
pendidikan bagi anak. Sistem pendidikan agama yang secara khusus … dengan
pendidikan umum menjadi nilai jual yang cukup menjanjikan. Selain itu para santri
juga secara langsung akan terdidik disiplin dengan … pembelajaran yanga ada di
pondok pesantren.
Istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang pada paragraf di atas
ialah …
a. Alternatif, diintegrasikan, pola
b. Suprematif, reboisasi, konsep
c. Komposisi, perubahan, akulturasi
d. Kompetitif, toleransi, pluralis
e. Liberalisasi, nasionalis, komunis

SESI VIII : MENULIS PARAGRAF DENGAN POLA PIKIR YANG JELAS

Capaian Indikator Dinamika belajar


Topik
Pembelajaran Pembelajaran (Metode dan Penugasan)
Mahasiswa dapat Menulis paragraf 1. Pengertian Penugasan : mahasiswa
menulis paragraf dengan pola pikir Paragraf membuat paragraf
dengan pola pikir yang jelas. 2. Pola pikir dengan pola yang sesuai
yang jelas. paragraf

Jenis jenis Paragraf dan Contohnya


Jenis-jenis paragraf dalam dunia bahasa merupakan buah dari pikiran pokok sebuah
karangan yang kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis yang baik. Macam-
macam paragraf yang kita ketahui ada 5 jenis yaitu :
1. Paragraf argumentasi
2. Paragraf deskripsi
3. Paragraf eksposisi
4. Paragraf persuasi
5. Paragraf naratif
Pada jenis paragraf tersebut terdiri dari pikiran pokok, gagasan, atau ide dasar yang
kemudian dibantu dengan kalimat pendukung. Penggunaan paragraf tersebut memiliki
fungsi tersendiri dalam sebuah karangan. Berikut ini kita pelajari perbedaan kegunaan
paragraf-paragraf tersebut.
 Jenis Paragraf
Jenis jenis paragraf pada perkembangannya akan bergantung kepada penempatan
kalimat topik, bentuk kalimat topik, dan cara mengembangkan kalimat pada topik
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, berikut ini macam-macam paragraf yang dipakai
dalam karya tulis :
 Paragraf Argumentasi
Merupakan paragraf yang berisi ide atau gagasan dengan diikuti alasan yang kuat
untuk menyakinkan pembaca dengan isinya yang mengemukakan suatu pendapat
yang diyakini. Ciri ciri paragraf argumentasi meliputi :
 Untuk penulisan karya tulis yang bersifat nonfiksi atau ilmiah
 Memberikan asumsi yang bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada orang
lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran
 Menyertai bukti-bukti yang mendasari argumen tersebut berupa data, tabel,
gambar dan sebagainya
 Terdapat kesimpulan di akhir paragraf

 Paragraf Deskripsi
Merupakan gagasan pokok yang menggambarkan suatu objek sehingga para
pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek tersebut. Tujuannya
adalah untuk merasakan sendiri dari semua yang ditulis oleh penulis. Objek tersebut
dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri ciri paragraf deskriptif yaitu :
 Berisi bacaan yang melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam
dll)
 Pembaca bisa terbawa ke dalam alur cerita karya tulis tersebut

 Paragraf Eksposisi
Merupakan jenis paragraf yang tulisannya memberikan informasi mengenai sebuah
teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah
wawasan. Ciri-ciri paragraf eksposisi meliputi :
 Mengandung informasi di dalamnya
 Karya tulis yang bersifat nonfiksi atau ilmiah
 Bertujuan menjelaskan dan memaparkan
 Berdasarkan fakta
 Tidak bermaksud mempengaruhi

 Paragraf persuasif
Merupakan paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk pembaca agar
melaksanakan atau menerima gagasan penulis terhadap suatu hal.
 Terdapat bukti dan fakta yang mempengaruhi atau membujuk pembaca
 Tulisan yang mendorong dan mempengaruhi dalam suatu hal
 Bahasa yang digunakan dibuat menarik untuk memberikan kesan kepada
pembaca

 Paragraf narasi
Merupakan bentuk paragraf yang menceritakan serangkaian kejadian atau peristiwa
yang disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya kejadian tersebut. Ciri ciri
paragraf narasi :
 Terdapat tokoh, tempat, waktu, dan suasana dalam cerita
 Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa
 Digunakan dalam karya fiksi ( cerpen,novel,roman) maupun dalam tulisan
nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat kabar,sejarah,riwayat perjalanan).

Contoh :
 Contoh paragraf argumentasi
“Polusi udara dan lingkungan hampir terjadi di seluruh dunia, bahkan di Indonesia
yang terutama terjadi pada kota-kota besar. Kendaraan bermotor yang semakin
banyak, asap pabrik dan limbahnya adalah contohnya, yang dapat mengakibatkan
kerugian yang cukup besar, seperti udara menjadi kotor dan tidak sehat…”
 Contoh paragraf deskripsi
“Mahasiswi itu terlihat tinggi semampai dengan balutan kebaya berwarna merah
yang membuat kulit badannya yang kuning langsat tersebut nampak semakin cantik.
Wajahnya dihiasi mata bulat yang bersinar dan disertai bulu mata yang tebal…”
 Contoh paragraf eksposisi
“Bantuan untuk para korban musibah gempa yang terjadi di Yogyakarta sampai saat
ini belum merata. Keadaan tersebut kemudian melibatkan beberapa wilayah
mengalami kekurangan bahan pangan dan alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti
pada wilayah Bantul dan Muntilan..”
 Contoh paragraf persuasif
” Penggunaan sayuran organik dalam bahan makanan dirasakan lebih sehat , awet,
dan lebih enak. Selain itu, penjualan sayuran organik akan lebih menguntungkan
daripada sayuran biasa..”
 Contoh paragraf narasi
“Suatu siang yang terik terlihat gadis itu berjalan dengan mempercepat langkahnya
untuk menuju pintu rumahnya seperti ketakutan akan ada yang memergoki
kedatangannya. Dengan susah payah pintu rumah pun di buka namun, mukanya
berganti dengan rasa terkejut karena lelaki tersebut yang membukakan pintunya..”
Jenis paragraf mungkin berbeda dengan berbagai jenis pantun dari sisi penulisan dan
makna, namun secara umum karya sastra yang baik dan benar tentu menekankan
penggunaan paragraf yang sempurna

Daftar pustaka :
Baynham, Mike. (1995) Literacy Practices: Investigating Literacy in Social Contexts.
London: Longman. Keraf, Gorys (1983) Komposisi. Jakarta: Gramedia.
Rusyana, Yus (1984) Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.

Latihan :
1. Paragraf yang berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan kalimat yang disusun
secara kronologis, menurut urutan waktu sehingga menjadi suatu rangkaian disebut
paragraf ....
a. Deskriptif
b. Naratif
c. Persuasif
d. Ekspositif
e. Aegumentatif

2. Di teras gedung pengadilan megah itu berkerumun puluhan orang. Bahkan mungkin
ratusan. Kabarnya mereka akan menjadi "supporter" salah satu temannya yang akan
diadili dalam kasus korupsi. Sesaat di ruang sidang, hakim membuka persidangan.
Gerombolan orang tadi sebagian sudah memenuhi kursi dalam ruang yang sama.
Gaduh sekali suasananya. Hakim berusaha menenagkan suasana, tetapi mereka
bergeming. Sidang diskors. Jaksa, hakim, pengacara meninggalkan tempat menuju
ruang khusus di lantai dua. Di sana saksi dan terdakwa duduk gelisah. Narasi di atas
dikembangkan dengan pola ....
a. Urutan tempat
b. Urutan waktu
c. Urutan waktu dan tempat
d. Urutan suasana
e. Urutan kepentingan

3. Himpunan dari berbagai kalimat atau gabungan kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan pokok dan didukung oleh gagasan-
gagasan penjelas disebut ....
a. Karangan
b. Esei
c. Berita
d. Paragraf
e. Cerita pendek

4. Paragraf yang menggambarkan atau memerikan sesuatu dengan sejelas-jelasnya


sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri hal atau peristiwa yang
digambarkan itu merupakan paragraf ....
a. Deskriptif
b. Naratif
c. Persuasif
d. Ekspositif
e. Argumentatif

5. Paragraf yang berusaha menerangkan atau menginformasikan suatu hal untuk


memperluas wawasan pembaca adalah tujuan dari paragraf ....
a. Deskriptif
b. Naratif
c. Ekspositif
d. Persuasif
e. Argumentatif

6. Paragraf yang berusaha menerangkan atau menginformasikan suatu hal untuk


memperluas wawasan pembaca adalah tujuan dari paragraf ....
a. Deskriptif
b. Naratif
c. Ekspositif
d. Persuasif
e. Argumentatif

7. Sebagian ahli berpendapat, mata adalah barometer dari kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Masalah perut, punggung, dan bahu dapat menyebabkan ketegangan
tubuh yang akhirnya naik ke mata, menyebabkan otot-otot mengencang. Jika organ
tubuh lain tidak berfungsi secara tepat, nutrisi, sirkulasi, dan energi ke mata juga tak
akan sehat. .... Kalimat persuasif yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas
adalah ....
a. Maka berusahalah rileks, berolah raga, dan menghindari stress serta pakai
nutrien yang tepat.
b. Karena itu usahakan lebih rileks, hindari stress, berolah raga, dan dapatkan
nutrien yang sehat untuk penglihatan.
c. Jadi, berolah raga secara teratur, rileks, dan kendorkan otot Anda.
d. Sekali lagi saya tegaskan bahwa kita perlu berolah raga yang teratur, rileks, dan
menghindari stress.
e. Maka dari itu, rileks saja, jangan stress, kendorkan otot-otot, dan pergilah ke
tempat-tempat rekreasi untuk menyegarkan mata

8. (1) Sebagian besar tenaga kerja yang mencari pekerjaan itu hanya berpendidikan
Sekolah Dasar. (2) Rendahnya kualitas tenaga kerja merupakan masalah dalam
dunia ketenagakerjaan. (3) Sementara yang telah menamatkan pendidikan SLTP dan
SMA belum menjamin bahwa pendidikan yang mereka peroleh di bangku sekolah
cocok dengan kebutuhan tenaga kerja di lapangan. (4) Bahkan banyak yang belum
sempat menamatkan pendidikan Sekolah Dasar. (5) Oleh sebab itu, mereka tidak
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan tuntutan
lapangan pekerjaan. Susunan kalimat tersebut agar menjadi paragraf yang padu
adalah ....
a. 1-2-3-4-5
b. 2-1-4-3-5
c. 2-3-1-4-5
d. 5-3-2-1-4
e. 5-4-3-1-2

9. (1) Sungai yang mengalir di tengah desa kering kerontang. (2) Orang tampak
berdesak-desakan menunggu giliran menimba. (3) Sawah dan ladang seperti hangus
ditimpa terik matahari. (4) Sumur pun banyak yang sudah tidak berair lagi. (5)
Musim kemarau yang panjang dan kering tahun ini merupakan bencana bagi daerah
kami. Urutan kalimat-kalimat tersebut jika dijadikan paragraf yang mencerminkan
perkembangan gagasan yang logis adalah ....
a. 3-1-2-5-4
b. 5-3-1-4-2
c. 2-4-3-1-5
d. 1-5-2-4-3
e. 4-2-5-3-1
10. Obyek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan wisatawan domestik ternyata
berbeda. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Dirjen Pariwisata menunjukkan
bahwa wisatawan asing lebih banyak tertarik pada tradisi, lalu menyusul keindahan
alam, warisan budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam pantai.
Sedangkan wisatawan domestik lebih tertarik pada kebun binatang atau kebun raya,
lalu keindahan pantai, tempat keramat atau ibadah, dan terakhir peninggalan sejarah.
Dari data ini dpaat ditarik kesimpulan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada
budaya, sedangkan wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan tentang alam.
Ide pokok paragraf di atas adalah ....
a. Wisatawan asing lebih tertarik pada tradisi daripada keindahan alam.
b. Penelitian Dirjen Pariwisata tentang ketertarikan pada wisatawan asing dan
domestik.
c. Perbedaan selera terhadap obyek wisata bagi wisatawan asing dan domestik.
d. Kerajinan tangan sangat diminati oleh wisatawan asing.
e. Data tentang perbedaan selera obyek wisata bagi wisatawan domestik.

SESI IX : MENULIS PARAGRAF DENGAN POLA PIKIR YANG JELAS

Capaian Indikator Dinamika belajar


Topik
Pembelajaran Pembelajaran (Metode dan Penugasan)
Mahasiswa dapat Menulis paragraf Pengembangan Penugasan : mahasiswa
menulis paragraf dengan pola pikir paragraf membuat paragraf
dengan pola pikir yang jelas. dengan pola yang sesuai
yang jelas.

Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu
kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik. Menurut Gorys
Keraf paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan pikiran dari beberapa kalimat yang
bertalian untuk membentuk sebuah gagasan (1980 : 25).
Paragraf itu semacam pembagian dan pembuatan paragraf itu merupakan satu cara
untuk membeda-bedakan bagian-bagian dari satu karangan. Paragraf itu merupakan
bagian yang berada diantara kalimat sebagai suatu kesatuan yang kecil dengan bab
sebagai bagian yang lebih besar. Paragraf itu memegang peranan penting untuk
mengorganisasikan pikiran-pikiran kita kedalam bagian-bagian atau kelompok. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, paragraf adalah kumpulan kalimat yang memiliki
sebuah ide pokok dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dari ide pokoknya serta
memiliki unsur kelengkapan kalimat untuk mendukung penjelasan-penjelasan mengenai
ide pokoknya.

Dalam suatu paragraf yang baik dituntut oleh adanya syarat-syarat berikut :
1). Kepaduan paragraf ( koherensi )
Adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain
sehingga logis dan serasi.
Contoh : Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang
tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan
guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi
wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang
lebih baik dari para pendahulunya.

2). Kesatuan paragraf


Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran
yang diwujudkan dalam kalimat utama.Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika
kalimat-kalimat dalam paragraf itu itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan
dengan topik.
Contoh:PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus
gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di portugal
1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial
budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.

3). Kelengkapan paragraf


Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat
penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama.Ciri-ciri
kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-
lain.

Pengembangan Paragraf
Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai sebuah topik atau
tema.Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada satu pokok
pembicaraan.Paragraf merupakan bagian dari karangan atau bagian dari tuturan (pokok
pembicaraan) yang terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan utama dalam
sebuah paragaf.Sedangkan, kalimat penjelas merupakan pernyataan yang menjelaskan
gagasan utama atau pernyataan-pernyataan yang mendukung, menjelaskan atau
melengkapi kalimat utama dalam sebuah paragraf.Dalam sebuah paragraf hanya ada
satu kalimat utama. Biasanya kalimat utama diletakkan diawal kalimat (deduktif), atau
kalimat utama terletak diakhir paragraf ( induktif ), serta kalimat utama tercakup dalam
keseluruhan paragraf (deduktif- induktif ).
Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud
kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas.Kalimat-
kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat utama.Paragraf dinyatakan
sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. Oleh karena itu,
unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut
perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi,
2001; Keraf, 1981). Perlu kita ketahui bahwa pengembangan paragraf memegang
peranan penting dalam proses menulis ( mengarang ). Karena mengarang adalah proses
dari mengembangkan kalimat topik.

Metode Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf yang menghendaki adanya
pengembangan atau perluasan yang berintikan kalimat utama.Metode pengembangan
paragraf adalah cara-cara bagaimana kita mengembangkan suatu paragraf. Dalam
melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan mengubah topik cerita
menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum.dimana kalimat ini masih
menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan kalimat utama. Setelah
kalimat utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka langkah selanjutnya ialah
menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat utama.Kalimat inilah yang
disebut kalimat penjelas.

Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ;


1) Cara Definisi
2) Cara Analogi
3) Cara Sebab akibat
4) Cara Perbandingan
5) Cara Pertentangan
6) Cara Klasifikasi

Daftar pustaka :
Hakim, Nursal.2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia Dasar.Pekanbaru : Cendekia
Insani Pekanbaru
Hakim, Nursal. 2007. Keterampilan Dasar Menulis.Pekanbaru : Cendekia Insani
Pekanbaru
Tukan, Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X. Jakarta : Yudistira
Djuharie, O.Setiawan, Suherli. 2001. Panduan Membuat Karya Tulis : resensi, laporan,
buku, skripsi, tesis, artikel, makalah, berita, essei,dll.Bandung : Yrama Widya

Latihan :
1. Bila istilah wiraswasta diterima sebagai terjemahan enterpreneur atau sebagai
pengganti kata usahawan, juga memiliki watak wira dan swasta. Jadi seorang
wiraswasta adalah seorang usahawan yang mampu berusaha dalam bidang
ekonomy/ niaga secara tepat guna, juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi
pekerti luhur.
Paragraf di atas menggunakan pola pengembangan... .
a. Analogi
b. Deduksi
c. Definisi
d. Sebab-akibat
e. Klasifikasi

2. Jika orang hendak membagi bahasa Melayu ataupun bahasa Indonesia, pastilah tidak
cukup apabila hanya dibagi atas bahasa Melayu rendah dan bahasa Melayu tinggi.
Pun tidak bisa dibagi menjadi bahasa dalam, bahasa bangsawan, bahasa dagang, dan
bahasa kacukan.
Paragraf di atas djkembangkan dengan ... .
a. Perbandingan
b. Analogi
c. Klasifikasi
d. Definisi
e. Klimaks

3. Wawasan nusantara merupakan suatu pandangan yang menyeluruh tentang tanah


air, bangsa, dan negara Indonesia yang meliputi wawasan ideologi, politik, sosial,
budaya, serta pertambahan keamanan sebagai satu kesatuan yang utuh.
Paragraf di atas dikembangkan dengan pola....
a. Analogi
b. Definisi
c. Deduktif
d. Induktif
e. Contoh-contoh

SESI X : RAGAM ILMU (PKM, LKTM, PROPOSAL, DAN LAPORAN


PENELITIAN)

Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat Membuat karya 1. Ragam Bahasa II Penugasan :
menyusun karya ilmiah untuk Pedoman PKM. mahasiswa
ilmiah untuk berbagai 2. Pedoman LKTM membuat karya
berbagai kepentingan sesuai 3. Pedoman PKMI ilmiah yang sesuai
kepentingan sesuai dengan ragam ilmu
dengan ragam ilmu
--PKM, LKTM,
proposal, dan
laporan penelitian

Langkah-Langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah


Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah
pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik adalah :
 Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk
karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode
kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk
memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
 Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat
dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
 Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
 Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap
rumusan yang kita buat;
 Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

 Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan
ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang
akan kita tulis.
 Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar
dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik;
 Fokuskan topik agar mudah dikelola;
 Ajukan pertanyaan

 Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah


Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya
akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah
dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa
kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada
saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

 Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah


Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan.

Daftar pustaka :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/kusmarwanti-ss-mpd-ma/proses-
penulisan-karya-ilmiah.pdf
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/

Latihan :
1. Karya tulis yang menyajikan fakta umum dan tulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar dengan memperhatikan ciri-ciri dan syarat yang telah
ditentukan disebut
a. Proposal Penelitian
b. Tesis
c. Skripsi
d. Karya Ilmiah
e. Disertasi

2. Dalam sebuah karya tulis yang sifatnya sistimatis, objektif, cermat,tepat benar, tidak
persuasif, tidak argumentative, tidak emotif, tidak mengejar keuntungan sendiri dan
tidak melebih-lebihkan sesuatu adalah ciri dari :
a. Tesis
b. Karya Ilmiah
c. Skripsi
d. Usulan Penelitian
e. Disertasi

3. Dalam suatu rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk rancangan, proposal yang
memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan psutaka,
hipotesis, metode penelitian, jadwal kegiatan, sistimatika penulisan dan daftar
pustaka disebut..........
a. Usulan Penelitian
b. Hasil Observasi
c. Makalah(report reading/book report)
d. Proposal Tesis
e. Disertasi

4. Dalam sebuah tulisan yang mementingkan sifat objektif, sopan rendah hati, jujur,
jelas tegas singkat sederhana teliti, kompak kontinyu dan lancar adalah syarat-syarat
dari tulisan :
a. Karya Ilmiah
b. Disertasi
c. Usulan Penelitian
d. Skripsi
e. Tesis

5. Dalam karya tulis ilmiah (semi ilmiah) seperti artikel, editorial, opini, tips dan
resensi buku disebut karya tulis
a. Karya non ilmiah
b. Karya tulis disertasi
c. Karya ilmiah
d. Karya tulis tesis
e. Karya ilmiah populer

SESI XI : RAGAM ILMU (PKM, LKTM, PROPOSAL, DAN LAPORAN


PENELITIAN)

Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat Membuat karya 1. Pedoman Penugasan :
menyusun karya ilmiah untuk laporan mahasiswa
ilmiah untuk berbagai penelitian membuat karya
berbagai kepentingan sesuai 2. Pedoman artikel ilmiah yang sesuai
kepentingan sesuai dengan ragam ilmu publikasi
dengan ragam ilmu 3. Pedoman
--PKM, LKTM, proposal
proposal, dan penelitian
laporan penelitian

Langkah-Langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah


Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah
pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik adalah :
 Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk
karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode
kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk
memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
 Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat
dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
 Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
 Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap
rumusan yang kita buat;
 Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

 Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan
ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang
akan kita tulis.

 Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar
dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik;
 Fokuskan topik agar mudah dikelola;
 Ajukan pertanyaan

 Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah


Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya
akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah
dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa
kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada
saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

 Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah


Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan.

Daftar pustaka :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/kusmarwanti-ss-mpd-ma/proses-
penulisan-karya-ilmiah.pdf
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/

Latihan :
1. Karya tulis yang menyajikan fakta umum dan tulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar dengan memperhatikan ciri-ciri dan syarat yang telah
ditentukan disebut
a. Proposal Penelitian
b. Tesis
c. Skripsi
d. Karya Ilmiah
e. Disertasi

2. Dalam sebuah karya tulis yang sifatnya sistimatis, objektif, cermat,tepat benar, tidak
persuasif, tidak argumentative, tidak emotif, tidak mengejar keuntungan sendiri dan
tidak melebih-lebihkan sesuatu adalah ciri dari :
a. Tesis
b. Karya Ilmiah
c. Skripsi
d. Usulan Penelitian
e. Disertasi

3. Dalam suatu rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk rancangan, proposal yang
memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan psutaka,
hipotesis, metode penelitian, jadwal kegiatan, sistimatika penulisan dan daftar
pustaka disebut..........
a. Usulan Penelitian
b. Hasil Observasi
c. Makalah(report reading/book report)
d. Proposal Tesis
e. Disertasi

4. Dalam sebuah tulisan yang mementingkan sifat objektif, sopan rendah hati, jujur,
jelas tegas singkat sederhana teliti, kompak kontinyu dan lancar adalah syarat-syarat
dari tulisan :
a. Karya Ilmiah
b. Disertasi
c. Usulan Penelitian
d. Skripsi
e. Tesis

5. Dalam karya tulis ilmiah (semi ilmiah) seperti artikel, editorial, opini, tips dan
resensi buku disebut karya tulis
a. Karya non ilmiah
b. Karya tulis disertasi
c. Karya ilmiah
d. Karya tulis tesis
e. Karya ilmiah populer

SESI XII : PKMP ATAU PKMI ATAU SEMINAR DAN DISKUSI

Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat Membuat karya Penulisan Karya tulis Penugasan :
menulis sebuah ilmiah untuk ilmiah mahasiswa
karya ilmiah berbagai 1. Bagian pemilihan membuat karya
(untuk PKMP kepentingan sesuai topic dan rumusan ilmiah yang
atau PKMI atau dengan ragam ilmu masalah sesuai
seminar dan 2. Bagian
diskusi) pendahuluan
karya ilmiah

Langkah-Langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah


Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah
pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik adalah :
 Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk
karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode
kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk
memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
 Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat
dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
 Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
 Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap
rumusan yang kita buat;
 Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

 Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan
ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang
akan kita tulis.

 Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar
dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik;
 Fokuskan topik agar mudah dikelola;
 Ajukan pertanyaan

 Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah


Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya
akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah
dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa
kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada
saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

 Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah


Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan.
Daftar pustaka :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/kusmarwanti-ss-mpd-ma/proses-
penulisan-karya-ilmiah.pdf
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/

Latihan :
1. Karya tulis yang menyajikan fakta umum dan tulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar dengan memperhatikan ciri-ciri dan syarat yang telah
ditentukan disebut
a. Proposal Penelitian
b. Tesis
c. Skripsi
d. Karya Ilmiah
e. Disertasi

2. Dalam sebuah karya tulis yang sifatnya sistimatis, objektif, cermat,tepat benar, tidak
persuasif, tidak argumentative, tidak emotif, tidak mengejar keuntungan sendiri dan
tidak melebih-lebihkan sesuatu adalah ciri dari :
a. Tesis
b. Karya Ilmiah
c. Skripsi
d. Usulan Penelitian
e. Disertasi

3. Dalam suatu rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk rancangan, proposal yang
memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan psutaka,
hipotesis, metode penelitian, jadwal kegiatan, sistimatika penulisan dan daftar
pustaka disebut..........
a. Usulan Penelitian
b. Hasil Observasi
c. Makalah(report reading/book report)
d. Proposal Tesis
e. Disertasi

4. Dalam sebuah tulisan yang mementingkan sifat objektif, sopan rendah hati, jujur,
jelas tegas singkat sederhana teliti, kompak kontinyu dan lancar adalah syarat-syarat
dari tulisan :
a. Karya Ilmiah
b. Disertasi
c. Usulan Penelitian
d. Skripsi
e. Tesis

5. Dalam karya tulis ilmiah (semi ilmiah) seperti artikel, editorial, opini, tips dan
resensi buku disebut karya tulis
a. Karya non ilmiah
b. Karya tulis disertasi
c. Karya ilmiah
d. Karya tulis tesis
e. Karya ilmiah populer

SESI XIII : PKMP ATAU PKMI ATAU SEMINAR DAN DISKUSI

Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat Membuat karya Penulisan Karya tulis Penugasan :
menulis sebuah ilmiah untuk ilmiah mahasiswa
karya ilmiah berbagai 1. Bagian membuat karya
(untuk PKMP kepentingan sesuai pembahasan atau ilmiah yang
atau PKMI atau dengan ragam ilmu isi karangan sesuai
seminar dan 2. Bagian akhir
diskusi) karya tulis,
penulisan daftar
pustaka, dan
penulisan kutipan,
dan lampiran

Langkah-Langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah


Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah
pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan topik adalah :
 Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk
karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode
kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk
memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
 Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat
dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
 Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
 Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap
rumusan yang kita buat;
 Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

 Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan
ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang
akan kita tulis.

 Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar
dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik;
 Fokuskan topik agar mudah dikelola;
 Ajukan pertanyaan

 Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah


Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya
akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah
dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa
kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada
saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

 Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah


Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan.

Daftar pustaka :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/kusmarwanti-ss-mpd-ma/proses-
penulisan-karya-ilmiah.pdf
http://jumaristoho.wordpress.com/2012/12/05/langkah-langkah-penulisan-ilmiah/

Latihan :
1. Karya tulis yang menyajikan fakta umum dan tulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar dengan memperhatikan ciri-ciri dan syarat yang telah
ditentukan disebut
a. Proposal Penelitian
b. Tesis
c. Skripsi
d. Karya Ilmiah
e. Disertasi

2. Dalam sebuah karya tulis yang sifatnya sistimatis, objektif, cermat,tepat benar, tidak
persuasif, tidak argumentative, tidak emotif, tidak mengejar keuntungan sendiri dan
tidak melebih-lebihkan sesuatu adalah ciri dari :
a. Tesis
b. Karya Ilmiah
c. Skripsi
d. Usulan Penelitian
e. Disertasi

3. Dalam suatu rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk rancangan, proposal yang
memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan psutaka,
hipotesis, metode penelitian, jadwal kegiatan, sistimatika penulisan dan daftar
pustaka disebut..........
f. Usulan Penelitian
a. Hasil Observasi
b. Makalah(report reading/book report)
c. Proposal Tesis
d. Disertasi

4. Dalam sebuah tulisan yang mementingkan sifat objektif, sopan rendah hati, jujur,
jelas tegas singkat sederhana teliti, kompak kontinyu dan lancar adalah syarat-syarat
dari tulisan :
a. Karya Ilmiah
b. Disertasi
c. Usulan Penelitian
d. Skripsi
e. Tesis

5. Dalam karya tulis ilmiah (semi ilmiah) seperti artikel, editorial, opini, tips dan
resensi buku disebut karya tulis
a. Karya non ilmiah
b. Karya tulis disertasi
c. Karya ilmiah
d. Karya tulis tesis
e. Karya ilmiah populer

SESI XIV : SEMINAR JENIS RAGAM LISAN ILMIAH


Dinamika belajar
Capaian Indikator
Topik (Metode dan
Pembelajaran Pembelajaran
Penugasan)
Mahasiswa dapat Mempresentasikan 1. Ragam lisan Metode :
menyebutkan dan hasil karya tulis ilmiah (seminar, presentasi hasil
menyajikan jenis ilmiah workshop, dsb.) karya tulis ilmiah
ragam lisan ilmiah 2. Presentasi hasil
karya tulis ilmiah

Anda mungkin juga menyukai