1) Faktor Biologis
2) Faktor Lingkungan Sosial
3) Faktor Intelegensi
4) Faktor Motivasi
6. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa
Istilah Pemerolehan dipakai dalam proses penguasaan bahasa
pertama, yaitu satu proses perkembangan yang terjadi pada seorang
manusia sejak lahir.
1. Menggunakan kaidah tata bentukan dan tata istilah sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Membedakan kaidah tata bentukan dan tata istilah dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
3. Menggunakan kaidah kelas kata sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
4. Menggunakan kaidah tata kalimat sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
5. Menggunakan kaidah wacana sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Materi
1. Tata Bentukan dan Tata Istilah
2. Konsep-konsep Dasar Morfologi
3. Bentuk, Fungsi, dan Makna
4. Tata Kalimat
5. Wacana
1. Tata Bentukan dan Tata Istilah
Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah
pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah.
1) Morfem
Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna yang
sudah tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil
(Zaenal Arifin, 2008:2).
2) Alomorf
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi
mempunyai fungsi dan makna yang sama (Hasan Alwi, 2003: 29).
3. Bentuk, Fungsi, dan Makna
Kata jadian dapat dibentuk dari dua macam bentuk dasar, yakni
bentuk dasar bebas atau bentuk dasar terikat, melalui proses
morfologis tertentu, yaitu:
• Afiksasi (Pengimbuhan)
• Reduplikasi (Pengulangan)
• Komponisasi (Pemajemukan)
• Abreviasi (Penyingkatan)
Awalan ber-, dan me-:
• Bentuk
• Fungsi
• Makna
Tata Istilah
• Kata Tugas
4. Tata Kalimat
Unsur-unsur pembentuk kalimat:
• Subjek (S)
• Predikat (P)
• Objek (O)
• Keterangan (K)
• Pelengkap (Pel)
Contoh:
Kami mengendarai sepeda ke sekolah.
S P O K
Jenis-jenis kalimat
1) Kalimat aktif
2) Kalimat pasif
3) Kalimat tunggal
4) Kalimat majemuk
(a) Kalimat majemuk setara
(b) Kalimat majemuk bertingkat
(c) Kalimat majemuk campuran
5. Wacana
• Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi
atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi
dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata (Tarigan dalam
Djajasudarma, 1994:5).
Kohesi dan Koherensi dalam Wacana
• Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi yang dinyatakan
secara ekplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam
kalimat-kalimat yang membentuk wacana (Hasan Alwi, 2003:427).
• Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan,
fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
memahani pesan yang dikandungnya.
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Linguistik Bahasa Indonesia
1) Meluas (Generalisasi)
2) Menyempit (Spesialisasi)
3) Peninggian (Ameliorasi)
4) Penurunan (Peyorasi)
5) Pertukaran (Sinestesia)
6) Persamaan (Asosiasi)
4. Idiom, Pameo, dan Peribahasa
Idiom
• Contoh:
Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.
Arti: Mengerjakan sesuatu harus sampai selesai.
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Semantik Bahasa Indonesia
LK 4.1 (Makna Leksikal dan Gramatikal)
LK 4.2 (Makna Konotatif)
1) Mendapatkan Fakta
2) Menganalisis Fakta
3) Mengevaluasi Fakta
4) Mendapatkan Inspirasi
5) Menghibur Diri
5) Teknik Pemenggalan
6) Teknik Konsentrasi
2. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara
Lisan Produktif (Berbicara) dalam Pembelajaran
SD Kelas Tinggi
Pengertian Berbicara
2) Membaca Cepat
3) Membaca Teknik
4) Membaca Kreatif
Aplikasi Pengembangan Model Pembelajaran
Membaca di SD Kelas Tinggi
• Model Pembelajaran Membaca Cepat
1) Skimming
2) Scanning
4. Prinsip dan Prosedur Berbahasa secara
Tertulis Produktif (Menulis) dalam
Pembelajaran SD Kelas Tinggi
Pengertian Menulis
1) Menginformasikan
2) Membujuk
3) Mendidik
4) Menghibur
Jenis-jenis Tulisan
1) Eksposisi
2) Deskripsi
3) Narasi
4) Argumentasi
5) Persuasi
Penerapan Pembelajaran Menulis
• Buku Harian
• Menulis Surat
a. Surat Pribadi
b. Surat Resmi/ dinas
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Keterampilan Berbahasa Indonesia
• Puisi Lama (Pantun , Seloka (Pantun Berkait) , Talibun, Mantra , Gurindam, dan
Syair).
• Puisi Baru (Balada, Himne, Ode, Epigram, Romance, Elegi , dan Satire).
Prosa
• Prosa sebagai karya sastra sebagaimana dijelaskan oleh Abrams via
Nurgiyantoro (2013: 2) merujuk pada fiksi (fiction), teks naratif atau wacana
naratif (dalam pendekataan struktural dan semiotik). Istilah fiksi ini diartikan
sebagai cerita rekaan atau khayalan, tidak menyaran pada kejadian faktual
atau sesuatu yang benar-benar terjadi.
• Ciri formal (yang terlihat dari bentuk) drama ialah adanya dialog. Dialog saling
membantu dengan gerak dalam membentuk dan mengungkapkan konflik
(pertentangan), baik konflik batin (dalam jiwa sendiri) maupun konflik
antartokoh. Konflik pada hakikatnya merupakan hakikat drama.
Alur Sebuah Drama
1) Pembaruan awal/introduksi/eksposisi
2) Penggawatan (komplikasi)
3) Klimaks
4) Antiklimaks
5) Penyelesaian
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Apresiasi Sastra
Halaman 155 s.d. 163 Buku Modul SD Tinggi Pedagogik Kelompok Kompetensi A
TERIMA KASIH