Anda di halaman 1dari 4

TABLOID LEGISLATIVA

MELAWAN KETIDAKADILAN DENGAN TULISAN

__DPM PTMAI___________________EDISI-2_______
Menuntun Kembali Arah Pergerakan
Mahasiswa
“Rahmat Febrian (Koordinator Nasional Dewan perwakilan Mahasiswa PTMA)”

Secara Etimologi Definisi Mahasiswa didasarkan atas dua pemaknaan kata, yakni
Maha, yang berarti Ter/Paling dan Siswa, yang berarti Pelajar. Jadi ketika
digabungkan dapat bermakna Identitas yang menyandang status Terpelajar dalam
sebuah komunitas yang bernuansa ilmiah. Secara Terminologi Mahasiswa berarti
Orang yang terdaftar pada perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang
terdaftar pada semester berjalan dan sadar akan hak dan kewajibannya. Sedangkan
secara umum mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni
bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal dan menekuni berbagai
bidang tersebut disuatu tempat yang dinamakan universitas. Kelompok ini sering
juga disebut sebagai “golongan intelektual muda” yang penuh bakat dan potensi.

Disamping itu mahasiswa juga semestinya mempunyai perilaku yang patut menjadi
teladan para adik-adiknya yang masih duduk dibangku sekolah. Hal umum yang
selalu ditanyakan kepada mahasiswa adalah mengapa kalian suka melakukan aksi?
Secara sederhana, Produk kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seringkali dinilai
tidak pro rakyat dan melahirkan gelombang protes. Dalam berbagai pergolakan,
mahasiswa selalu partisipatif dalam mengontrol dan menjaga keseimbangan antar
pemangku kepentingan. Sejarah juga mencatat bahwa gerakan mahasiswa
merupakan katalis bagi berbagai momentum perubahan di Indonesia.

Jika kita melihat sejarah, lahirnya kebijakan (NKK/BKK) ini dilatar belakangi oleh
beberapa peristiwa yang bersejarah bagi pergerakan mahasiswa. Kala itu ketika
memasuki pertengahan tahun 1970-an. Di mana pada saat itu pergerakan mahasiswa
sedang masifnya bergejolak. Tepatnya ditahun 1974. Di mana di tahun 1974 meletus
Peritiwa Malapetaka tujuh belas januari. Peristiwa Malari adalah gerakan pertama

1|V I VA L EGIS LA TIVA ,B ERKA R YA NYA TA , LI L LAHI TA ’A LA.


TABLOID LEGISLATIVA
MELAWAN KETIDAKADILAN DENGAN TULISAN

__DPM PTMAI___________________EDISI-2_______
mahasiswa secara monumental untuk menentang kebijakan pembangunan Soeharto.
Pergerakan Mahasiswa pada saat itu ditujukan terhadap kebijakan Orde Baru yang
pro terhadap modal asing sebagai penjajahan gaya baru di Indonesia yang dilakukan
oleh perdana menteri Jepang. Ratusan orang luka-luka dan belasan orang meninggal
akibat tragedi tersebut tetapi tidak ada keadilan atas apa yang telah terjadi.

Peristiwa selanjutnya memuncak karena kekecewaan mahasiswa terhadap konsep


ekonomi yang dijalankan Soeharto serta kekecewaan terhadap praktik politik Orba
yang semakin jauh dari nilai-nilai demokrasi. Soeharto memaksakan diri untuk tetap
terus berkuasa melakukan segala praktik agar soeharto tetap berkuasa. Pada masa itu
mahasiswa dengan berani mengkampanyekan penolakan terhadap Soeharto yang
ingin kembali mencalonkan dirinya menjadi Presiden dan meminta Soeharto untuk
turun dari jabatannya karena gagal memimpin negara. Untuk menghindari aksi-aksi
berikutnya dari mahasiswa, maka dari itulah pemerintah Orde Baru mengeluarkan
kebijakan melalui SK menteri pendidikan dan kebudayaan (P dan K), Daoed Josoef,
No. 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Disusul dengan
SK No. 0230/U/J/1980 tentang pedoman umum organisasi dan keanggotaan Badan
Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).

Inti dari dua kebijakan ini adalah untuk mengebiri kegiatan aktivitas politik
mahasiswa. Dimana mereka hanya cukup memahami politik dalam artian teori
bukan praktik. Pemerintah Orde Baru melakukan intervensi dalam kehidupan
kampus, dengan dalih stabilitas politik dan pembangunan. Kebijakan ini benar-benar
menjauhkan mahasiswa dari realita sosial yang ada. Kebijakan ini sebagai bagian
dari upaya depolitisasi kampus dan meredam aktivitas politik mahasiswa.
Mahasiswa dilarang berpolitik, ataupun melakukan aktivitas yang berbau politik,
kebebasan intelektual kampus di kebiri, dan kontrol yang kuat kepada organisasi-
organisasi mahasiswa diperketat. Kampus menjadi sebuah penjara berpikir bagi
mahasiswanya.

Gerakan mahasiswa pun akhirnya “tertidur”.Kebijaksanaan NKK/BKK ini


kemudian lebih diperketat lagi ketika Mendikbud dijabat oleh Nugroho
Notosusanto. Pemerintah memberlakukan transpolitisasi yaitu ketika mahasiswa

2|V I VA L EGIS LA TIVA ,B ERKA R YA NYA TA , LI L LAHI TA ’A LA.


TABLOID LEGISLATIVA
MELAWAN KETIDAKADILAN DENGAN TULISAN

__DPM PTMAI___________________EDISI-2_______
ingin berpolitik, mahasiswa harus disalurkan melalui organisasi politik resmi
semacam Senat, BEM, dan lain-lain, di luar itu dianggap ilegal. Dalam kurun waktu
ini juga diberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS),sehingga aktivitas mahasiswa
dipacu hanya untuk cepat selesai studi/kuliah dan meraih IP yang tinggi.

Aktivitas mahasiswa berupa demonstrasi dikatakan sebagai kegiatan politik praktis


yang tidak sesuai dengan iklim masyarakat ilmiah. Kegiatan kemahasiswaan terbatas
pada wilayah minat dan bakat, kerohanian, dan penalaran saja. Selain itu, dalam Tri
Darma Perguruan Tinggi dinyatakan bahwa fungsi perguruan tinggi adalah
menjalankan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Depolitisasi yang diterapkan saat itu sungguh efektif, mahasiswa menjadi study
oriented sehingga selama puluhan tahun kegiatan mahasiswa jauh dari aktivitas
mengkritisi kebijakan penguasa. Inilah hal-hal yang membuat mahasiswa semakin
mengalami distorsi dan semakin terasing dari lingkungannya. Kemudian yang
terjadi pada saat ini adalah liberalisasi pendidikan. Komersialisasi pendidikan
menekan mahasiswa seperti mesin.

Banyak tugas-tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa sehingga mereka
lupa tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa yakni sebagai lidah penyambung
rakyat, sebagai katalisator perubahan seakan hilang tak berbekas karena disibukkan
dengan tugas yang menumpuk.dilain sisi larangan berorganisasi yang terjadi di
kampus, ada pula yang diskorsing dan bahkan di bekukan Organisasi lembaga
intranya karena berorasi di lingkungan kampus, mendoktrin dan melarang para
mahasiswa untuk demo, dengan dalih mahasiswa harus seperti orang yang
terpelajar, lantas jika seperti itu mengapa orang yang terpelajar banyak yang
merugikan negara dengan mencuri uang rakyat? Kampus melakukan upaya yang
sangat tidak adil kepada mahasiswa. Kampus seharusnya sebagai ruang
pengembangan kapasitas intelektual yang mendorong mahasiswanya untuk cinta
dan peduli terhadap persoalan bangsa. Seharusnya kampus mendorong mahasiswa
dengan memberikan fasilitas untuk mengkaji bagaimana para pemuda saat ini dapat
mensejaterahkan rakyat dimasa depan. Karena dimasa depan para pemuda saat inilah

3|V I VA L EGIS LA TIVA ,B ERKA R YA NYA TA , LI L LAHI TA ’A LA.


TABLOID LEGISLATIVA
MELAWAN KETIDAKADILAN DENGAN TULISAN

__DPM PTMAI___________________EDISI-2_______
yang akan memimpin bangsa ini. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, kampus bila
diibaratkan hanya sebagai “industri pencetak para pekerja yang patuh”

Jika kejadian ini terus dibiarkan maka akan merusak generasi emas bangsa karena
saat ini mahasiswa tidak hanya disibukkan dengan tugas, tetapi mahasiswa
menghadapi problem yang lebih besar. Mahasiswa dimabukan dengan gemerlapnya
percintaan anak muda, narkoba, game, sosial media berupa Instagram, Tiktok, Larut
dalam konser, kecanduan k-pop, dan terlebih melakukan seks bebas sesuka hati. Jika
para pemuda tidak lagi menghabiskan waktu dengan sering membaca, duduk
berdiskusi dengan membicarakan isu kebangsaan, merancang kembali bagaimana
agar negara bisa makmur serta menjadi bangsa yang maju yang terus mewarisi api
semangat para pendiri bangsa. Maka itu adalah tanda dari rusaknya generasi bangsa.
Tidak heran jika banyak mahasiswa saat ini menjadi pemuda yang apatis,
individualis dan cukup mengejar cita-cita pribadi, memperkaya diri sendiri, tanpa
merasa perlu berkontribusi terhadap perbaikan jalannya pemerintahan. Demikianlah
liberalisasi pendidikan yang hari ini sedang terjadi dan akan sampai kapankah terus
terjadi?

Seyogyanya saat inilah kita yang harus bersama-sama untuk mengubahnya. Hakikat
kita sebagai mahasiswa tidak hanya sekedar menjadi label semata selepas lulus
SMA. Di belahan bumi mana pun, Mahasiswa selalu tampil sebagai agen
pembaharu. Membawa moral didalam hatinya menjaga Sikap kritis dan kepedulian
terhadap kondisi riil masyarakat harus terus dihembuskan oleh mahasiswa sehingga
tak segan-segan melakukan pengorbanan demi kejayaan bangsa. Perjuangan itu
bukan saja saat menjadi mahasiswa tetapi setelah lulus dari kampus tetapi tetap terus
memperjuangkan kemakmuran rakyat dan kedaulatan negaranya.

4|V I VA L EGIS LA TIVA ,B ERKA R YA NYA TA , LI L LAHI TA ’A LA.

Anda mungkin juga menyukai