Anda di halaman 1dari 4

DESKRIPSI CLOSING BUAT BU REKTOR

TOR Materi Pergerakan Mahasiswa :


1. Penjelasan tentang Pergerakan Mahasiswa
2. Pergerakan mahasiswa dulu dan sekarang
3. Amanah Mahasiswa terhadap perubahan bangsa
4. Perlakuan Media Massa yang memojokkan keburukan-keburukan Mahasiswa
5. Mengenal Aksi Mahasiswa yang cerdas
6. Penjelasan tentang 5 fungsi Mahasiswa, Tridarma Perguruan Tinggi, dan PerangkatPerangkat Aksi

Sejarah dunia adalah sejarah orang muda, apabila angkatan muda mati rasa, maka matilah
sejarah sebuah bangsa. -Pramoedya Ananta toer
Membahas terkait pemuda, tentu cukuplah erat dengan sosok mahasiswa yang mana mahasiswa
tentu tidak akan lepas dari unsur gerakannya. Gerakan mahasiswa yang diawali pada tahun 1908
yang di gembor-gemborkan ketika masa penjajahan Belanda-silam-, kemudian hangat kembali di
tahun 1966 dengan mengangkat isu komunis sebagai bahaya laten Negara. Hingga akhirnya dari
sinilah awal mula suatu gerakan bernama Partai Komunis Indonesia lahir. Perubahan tentu saja
berlalu ditiap periodenya. Hingga saat ini, lebih kurang 17 tahun sudah reformasi dihadapi
bangsa Indonesia. Tak terkecuali para mahasiswa, segerombolan pemuda yang merasa dan dirasa
wakil dari sebagian besar Rakyat Indonesia, yang berpendidikan, yang kabarnya peduli dengan
bangsa, yang tinggi antusias akan aktivisme gerakannya. Mahasiswa yang sudah seharusnya
menjadi agent of change, harapan 200 juta rakyat Indonesia. Di indonesia, mahasiswa
mempunyai peranan penting dalam mengubah sejarah kebangsaan dan perjalanan demokrasi.
Catat saja bagaimana peran mahasiswa mampu merubah wajah perpolitikan melalui gerakannya.
Gerakan mahasiswa dulu pernah terjebak pada kerangka gerakan moral, dan pasca hal tersebut
justru hanya bergulat dengan teori hingga membuat sikap pernyataan dan menegur penguasa
tanpa pernah melakukan gerakan mobilisasi massa serta bergabung dengan massa rakyat yang
dihisap oleh rezim orde baru.
Tahun semakin berlalu, pergerakan mahasiswa akhirnya hidup kembali, terkhusus pada abad ke
dua puluh ini, terlihat semakin beragamnya pergerakan mahasiswa yang menjamur, terkhusus
pada ruang lingkup perguruan tinggi dan tidak terkecuali dengan perguruan tinggi di Yogyakarta.
Yogyakarta yang berjuluk Kota Pelajar ini tentunya hangat dengan persebaran mahasiswanya,
terlebih didukung dengan lebih dari 100 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, semakin memberikan peluang besar terhadap pergerakanpergerakan yang berlatarkan aspek kehidupan seperti agama, ideologi, dan hal-lain sebagainya.

Mengingat pergerakan mahasiswa kala tahun 1998, dimana saat itu orde baru mulai terkikis dan
akhirnya tergantikan oleh masa reformasi. Reformasi terus bergulir, perjuangan mahasiswa tidak
akan pernah berhenti sampai disitu hingga pada akhirnya perjuangan dari masa ke masa akan
tumbuh apabila penguasa tidak berpihak kepada rakyat. Pergerakan mahasiswa inilah yang dirasa
nantinya berdampak pada bagaimana kelanjutan perpolitikan bangsa. Entaj berawal darimana,
bahwa politik bangsa dengan sengaja dimulai dari titik penting seorang mahasiswa.
Yogyakarta, memang menjadi suatu simpul penting dalam pergerakan perpolitikan dalam ruang
lingkup mahasiswa di Negara kita ini. Hampir sebagian besar seluruh aksi dan ide-ide
pergerakan yang brilian datang dari sini, hal ini disebabkan menjamurnya pergerakan mahasiswa.
Lihat saja berapa banyak pergerakan mahasiswa dalam skala besar hidup di Yogyakarta. Seperti
GMNI, HMI, IMM, KAMMI, PMII, dan pergerakan lainnya. Pergerakan tersebut memiliki
sistemnya masing-masing, perbedaan basis itulah yang mengakibatkan banyaknya pergerakan
yang menjamur saat ini.
Suatu ironi memang apabila mahasiswa tidak pernah tahu tentang hal ini, pergerakan yang di eluelu kan mahasiswa ketika masih duduk di bangku awal perguruan tinggi. Pergerakan mahasiswa
yang pada abad ini semakin terlihat arahannya, menuju masyarakat minoritas secara kekuatan
namun mayoritas dalam hal kuantitas. Mahasiswa tahu hal itu, karena mahasiswa hidup di
tengah-tengah masyarakat. Itulah sebabnya mereka mengerti dan memahami betul apa yang
dirasakan masyarakat.
Pada dasarnya gerakan mahasiswa tidak terbatas pada sebuah gerakan yang lahir dari mahasiswa
yang menginginkan perubahan dan sekedar mendobrak status quo, akan tetapi merupakan
gerakan yang berusaha untuk memertahankan nilai-nilai yang diperjuangkan. Disadari atau tidak,
gerakan mahasiswa akan selalu identik dengan perubahan.

Kita secara nasional dilahirkan oleh revolusi nasional dan berhasil menghalau
Imperialisme disusul perjuangan menuntaskan revolusi: sekarang itu sudah padam
samasekali. Kesimpulan saya: karena perkembangan orba menyalahi sejarah sebagai titik awal
tempat bertolak sehingga kehilangan arah tak tau tujuan, alias ngawur.

Mahasiswa hidup di tengah


-tengah masyarakat. Itulah sebabnya mereka mengerti dan memahami betul apa yang dirasakan
dan dialami masyarakat... Jika ada yang mengatakan tidak boleh atau melarang aksi
mahasiswa,
mungkin ada yang tidak senang dengan aksi mahasiswa.
(Dr. A. H. Nasution)

Dalam bingkai sejarah, gerakan mahasiswa pernah menjadi bagian dari sebuah gerakan
pemudaIndonesia. Mahasiswa pernah menjadi salah satu bagian dari gerakan pemuda
sebagaimanadilukiskan sebagai sosok yang dinamis ini, posisi pemuda yang didalamnya
termasuk mahasiswa, tidak bisa dipisahkan dengan proses perjuangan bangsa, sejak terjadinya
kebangkitan pemuda 1908. Pemuda adalah pelopor pada zamannya. Pada masa kebangkitan
nasional, pemudaadalah bagian pendobrak cara pandang kegelapan dengan cara mengadopsi cara
pikei yang
aukflaris dalam gegap gempita modernisasi.
Pemuda memiliki posisi mitologis sebagai kekuatan selalu tampil untuk menyuarakan
danmemperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala bentuk ketidakadilan
padazamannya. Dan dari perjalanan sejarah sejak pembentukan bangsa modern sampai
denganreformasi ini, pemuda (mahasiswa) terbukti selalu memberikan kontribusi yang sangat
besar bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Kesan herois ini di satu sisi memang tidak bisa ditolak,
meskipundi sisi lain perlu dikritisi secara mendalam.Keragaman latar belakang, motivasi, visi
politik serta orientasi masing-masing kesatuan aksitelah menjadikan gerakan mahasiswa tidak
dapat dilihat sebagai entitas yang homogen. Apalagi jika dilihat dari perjalanan gerarakan
mahasiswa, sangat sulit menempatkan unsur mahasiswasebagai satu barisan monolitik dari civil
society. Terlalu banyak varian dan afiliasi terhadapkelompok-kelompok lain yang kemudian
muncul sebagai variasi gerakan mahasiswa.
Pada dasarnya gerakan mahasiswa tidak terbatas pada sebuah gerakan yang lahir dari mahasiswa
yang menginginkan perubahan dan sekedar mendobrak status quo, tetapi juga gerakan yang
berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang diperjuangkan. Disadari atau tidak, gerakan
mahasiswa akan selalu identik dengan perubahan. Seperti yang dikatakan oleh seorang aktivis
Amerika bernama Saul Alinsky, beliau mengatakan bahwa
Gerakan mahasiswa tidak terbatas pada sebuah gerakan yang lahir dari mahasiswa
yangmenginginkan perubahan dan sekedar mendobrak status quo, tetapi juga gerakan yang
berusahauntuk mempertahankan nilai-nilai yang diperjuangkan. Disadari atau tidak, gerakan
mahasiswaakan selalu identik dengan perubahan. Seperti yang dikatakan oleh Saul Alinsky,
seorang aktivis
Amerika bahwa Change m
eans movement. Movement means friction. Only in the frictionlessvacuum of a nonexistent
abstract world can movement or change occur without that abrasive
friction of conflict. Sejauh mana kita kaji perjalanan gerakan mahasiswa, berhasil atau tidaknya
tujuan yang hendak dicapai tidak hanya bergantung dari strategi atau taktik yang diterapkan
olehmahasiswa dalam penyelesaian konflik atau ketegangan antara negara dan rakyat. Tetapi
juga,sejauh mana mahasiswa mampu berafiliasi dan membangun jaringan ke ting

kat elite, turun ke bawah mengadvokasi akar rumput, bergelut dengan friksi demi tercapainya
sebuah perubahanyang nyata, serta menjadi penghubung lidah rakyat dengan tuntutan yang atas
nama rakyatIndonesia kepada negaranya.

Suatu ironi di dunia modern, bahwa kontributor kekacauan dan kerusakan yang tersistematisasi
adalah mereka yang pernah mengenyam pendidikan tinggi. Bagaimana tidak, koruptor yang
notabene juga pegawai yang dibiayai oleh pajak dari rakyat, mereka adalah lulusan perguruan
tinggi. Belum lagi konglomerat atau tenaga ahli yang dibeli konglomerat untuk mengembangkan
usahanya adalah para lulusan terbaik dari perguruan tinggi terkemuka. Ketika kasus dari
pengusaha atau pejabat terbongkar, hakim dan pembela juga berkonspirasi dengan pihak
kepolisian setelah mendapatkan uang suap, terbebaslah dari jerat hukum. Bandingkan dengan
nasib rakyat kecil yang kedapatan mecuri telepon genggam harus terima babak belur dihajar
warga sebelum akhirnya juga mendekam di tahanan.

Anda mungkin juga menyukai