Peristiwa Rengasdengklok
Begitu mendengar berita Jepang menyerah kepada tentara sekutu, para
pemuda menculik Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok
pada tanggal 16 Agustus 1945 dan mendorong mereka untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya proklamasi
kemerdekaan Indonesia pun dikumandangkan pada hari Jumat, tanggal 17
Agustus 1945. Jika para pemuda pada saat itu tidak bergerak cepat, belum
tentu Indonesia merdeka pada saat itu.
Gerakan Mahasiswa Era 1965
Mahasiswa yang sudah muak menyaksikan korupsi birokrasi, ketimpangan
sosial dan ancaman PKI (Partai Komunis Indonesia) turun ke jalan
menggelorakan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yaitu:
Turunkan Harga...!
Rombak Kabinet Dwikora...!
Bubarkan PKI...!
Respon rezim Soekarno yang represif menyebabkan gugurnya Pahlawan
Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat), yaitu Arif Rahman Hakim dari
Universitas Indonesia. Hal itu justru semakin menggelorakan perlawanan
mahasiswa dan rakyat Indonesia. Mahasiswa membangun aliansi dalam
wadah KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang terdiri dari
lembaga-lembaga intra dan ekstra kampus. Pembunuhan para Jenderal
dalam G-30S/PKI mendorong mahasiswa berkoalisi dengan TNI Angkatan
Darat. Sinergi mahasiswa dengan TNI ini berhasil mendapatkan dukungan
masyarakat sehingga rezim Soekarno pun berakhir.
Era Reformasi
Pergerakan mahasiswa Indonesia tidak pernah mati. Mahasiswa
bertekad mengawal proses reformasi yang digulirkan tahun 1998.
Mahasiswa senantiasa di garda terdepan dalam menyikapi berbagai
kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat seperti kenaikan
BBM dan TDL, Privatisasi BUMN, korupsi yang merajalela dan
sebagainya. Mahasiswa bergerak melalui lembaga intra kampus
seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan juga melalui
lembaga-lembaga ekstra kampus seperti HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) dan
lain-lain.2
Referensi: