Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nasywa Puti Imani

NIM : 2211013056

Perbedaan Antara Kristen Membicarakan Muslim dan Muslim dan Kristen Membicarakan Satu
Sama lain

"Kebanyakan umat Islam berpikir bahwa Kristen di Barat telah bangkrut. Jadi itu satu masalah. Dari
sudut pandang mereka, masyarakat Barat telah mengalami kemerosotan moral. Mereka ada
benarnya. Dan sayangnya, mereka melihat ini sebagai sebuah refleksi tentang kekristenan secara
umum. Karenanya, Barat disamakan dengan masyarakat Kristen."

"Jadi, nasihat pertama saya bagi orang Kristen adalah untuk tidak menggunakan kata "Kristen."
Sebagai contoh, saya menggambarkan diri sendiri sebagai pengikut Kristus (Yesus) yang taat. Karena
"Kristen" berarti banyak hal. Tetapi mengidentifikasi sebagai pengikut Kristus yang taat berarti
menggambarkan hubungan yang saya miliki dan iman yang saya yakini. Dan itu yang benar-benar
dirasakan berbeda oleh Muslim."

*Ketika berbicara dengan seorang Muslim, apakah lebih baik untuk memulainya dengan
mengungkapkan persamaan di antara agama? Haruskah seorang Kristen fokus pada tema moral
secara umum? Atau lebih baik untuk melukiskan perbedaan-perbedaan yang ada?*

"Jangan, sebaiknya jangan memulai dengan perbedaan. Ada banyak kesamaan. Alkitab jelas
menyerukan kepada kekudusan, kebenaran, dan ibadah. Alkitab juga menekankan pentingnya
keluarga. Ini semua adalah kesamaan yang harus kita tekankan. Tentu saja, berbicara tentang
kesamaan sering menyebabkan diskusi melebar ke perbedaan, tapi saya pikir kita harus fokus pada
kesamaan tadi."

" Muslim sering menggunakan isu-isu teologis sebagai selimut pelindung. Dan saya merasa bahwa
ketika Anda berhubungan dengan Muslim, Anda harus menghargai beberapa aspek mengenai Islam,
misalnya, bahwa mereka sholat setiap hari dengan serius.

*merupakan topik yang hangat, tetapi dapatkah Anda katakan kepada seorang Muslim bahwa
sebagai orang Kristen kita menyembah Tuhan yang sama?*

Saya akan mengatakan bahwa kita memiliki nama Tuhan yang sama. Tetapi Tuhan dalam Alkitab
jauh berbeda dengan Tuhan dalam Islam."

"Anda jangan menolak dan di awal pembicaraan. Kalau Anda menolaknya maka Anda tidak akan
mempunyai titik awal untuk membicarakannya. Jadi saya akan berkata kepada seorang Muslim,
"Kami dapat merujuk kepada Allah, tetapi kita perlu hati-hati melihat Tuhan dalam Alkitab dan Allah
yang Anda maksud."
Keduanya memiliki satu hal yang sama: mereka adalah tertinggi, tetapi ada atribut lainnya yang
membuat Tuhan dan Allah berbeda. Selalu mulailah dari mana orang itu memulainya.

*Untuk pendeta yang ingin menjangkau orang-orang Muslim di lingkungan mereka, apa yang bisa
mereka lakukan?*

Wanita Muslim adalah kuncinya. Mereka tidak mudah diakses karena mereka tidak selalu bebas
berinteraksi dengan orang lain di luar rumah. Tetapi, wanita Kristen bisa menjangkau mereka di
rumah mereka (Muslim).

Kebanyakan Muslimah tidak bekerja, hanya di rumah. Pergilah ke rumah mereka, pelajari cara
mereka memasak dan perlihatkan bagaimana cara memanggang. Atau ajak wanita Muslim datang ke
rumah Anda ketika suami mereka bekerja dan katakan, ''Saya akan mengajari cara memanggang dan
memasak.''

Wanita dari Timur Tengah biasanya langsung tertarik menerima tawaran itu. Stick untuk dipanggang
karena itu netral. Jangan memulai dengan memasak daging dan makanan halal. Memanggang
merupakan cara yang netral."

Begitulah Islam dalam pandangan umum Craig Considine, seorang penganut Katolik, ketika masih
remaja. Persepsinya tentang Islam dan umat muslim ketika itu senada dengan pemberitaan-
pemberitaan media, terutama di Amerika Serikat yang dilingkupi Islamofobia.

Ketidaktahuan sebagian besar orang Amerika tentang Islam, ditambah egoisme dan kecerobohan
media yang menutup mata pada keramahan dan kerahmatan Islam telah mendorong tumbuhnya
kebencian terhadap Islam.

Sementara di berbagai belahan dunia, kelompok-kelompok fanatik memanfaatkan ketidaktahuan ini


dan dengan sentimennya masing-masing terus menebarkan ketakutan untuk memecah belah
masyarakat.Namun, Craig memilih berdamai dengan diri sendiri. Ia tak mau terus-menerus
disesatkan oleh narasi-narasi yang meragukan tentang Islam.

Craig dengan minat serius mendalami studi Islam di perguruan tinggi. Ia bergaul dengan komunitas
muslim dan belajar secara akrab dari profesor muslim.

Apa yang terjadi selanjutnya bukan saja mampu memperbaiki persepsinya tentang Islam, ia juga
berubah menjadi kagum dengan ajaran Islam dan jatuh cinta pada Nabi Muhammad saw.

Kini, Craig merupakan Doktor Sosiologi di Rice University Amerika Serikat. Ia memusatkan perhatian
dan penelitiannya pada dunia Islam, kehidupan Nabi Muhammad, Muslim Amerika, pluralisme
keagamaan, serta hubungan-hubungan antara Kristen dan Islam.

Anda mungkin juga menyukai