Anda di halaman 1dari 262

LING

KTIF
ABIAH

cuan
antu Anda
onselor
ndal
Larry Crabb

KoNSELING
yangEFEKTIF
&
ALKITABIAH
Larry Crabb

KoNSELING
yang EFEKTIF
&
ALKITABIAH

DITERBITKAN ATAS KERJASAMA:


PBMRANDI Yayasan Kalam Hidup
Jl. Beo 38-40, Yogyakarta 55281 Jl. Naripan 67- Bandung 40112
Telp. 027 4 - 561881 Telp. 022- 4207735
Konseling yang Efektif dan Alkitabiah
Edisi asli dalam bahasa Inggris dengan judul:
EFFECTIVE BIBLICAL COUNSELING
A Model for Helping Caring Christians
Become Capable Counselors
Oleh: Dr. Larry Crabb
Zondervan Publishing house
Grand Rapids, Michigan 49530, USA
Hak cipta © 1977 pada The Zondervan Co.
All rights reserved

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia 1995


atas kerjsa sama:
Penerbit Buku dan Majalah Rohani (PBMR) ANDI
Jl. Beo 38-40, Yogyakarta 55281
Telp. 0274 - 561881; 584858
Faks. 0274 - 523160
dengan
Yayasan Kalam Hidup
Jl. Naripan 67, Bandung 40112
Telp. 022- 4207735

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam


bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penulis/penerbit sesuai
Undang-undang Hak Cipta dan moral kristiani.

PBRA / 013/1995 / 0209


Penerjemah : Dra. Agnes Maria Frances
Peredaksi : Suryadi
Desain Sampul : Fidelis Felix
DTP : Parwanto
Pengoreksi : Nuning
Jenis Huruf : Palatino, 11 pt.
Percetakan : ANDI Offset, Yogyakarta

Cetakan ke :87654
Tahun : 08 07 06 05 04

Founding Meniler CBA Indonesia


09/PBLJ0604/00A Ina
Untuk Rachael
Dafter lsi

Daftar lsi ...................... ......... .................... :............................. VII

Pengantar .............................................................................. 1
Pendahuluan ................ .. ...................................................... 5
Bagian 1:
1. Sasaran Konseling: Apa yang Sedang Kita Coba
Lakukan?................................................................ ................ 13
2. Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? ............... 29
Bagian II:
3. Kebutuhan-kebutuhan Pribadi : Apa yang Dibutuh-
kan Orang untuk. .. .......................... ... ............................ ....... 67
4. Motivasi : Mengapa Kita .... .......... ........... .. .... ..................... .. 87
5. Struktur Kepribadian ......... ......... ...................... ..... ........... . 105
Bagian Ill:
6. Bagaimana Masalah-masalah Berkembang ! ................... 139
7. Bagaimana Masalah-masalah Berkembang 11 ......... .. ... .... 159
8. Apa Usaha Anda untuk Mengubah? ......... ........... ............ 175
9. Sebuah Model Sederhana Bagi Konseling ......... ............... 187
Bagian IV:
10. Konseling dalam Kelompok Kristen ... ........ ..... ...... ....... .... 211
\
Kata Pengantar

M engacu pada beberapa rnusik gereja karni yang lebih


modem, ayah saya suatu kali pemah rnenulis kepada saya,
"Saya kira kita begitu sering rnenyanyikan kebodohan, seakan-
akan kita sedang rnencoba rnenipu diri kita sendiri dengan
pernikiran bahwa kehidupan Kristen itu seperti sebuah bola."
Tidak ada satu pun orang Kristen yang dengan serius berusaha
rnendalarni pengenalan pada Kristus secara rutin rnengalarni
sukacita yang penuh sernangat, berapi-api yang begitu sering
dianggap sebagai kehidupan Kristen yang normal. Setiap
orang rnerniliki pergurnulan-pergurnulan yang nyata dan berat,
yang tidak dapat dihilangkan rnelalui pengabdian kepada
Kristus. Kebenaran yang keras adalah bahwa hid up bagi Tuhan
kadang- kadang rnenarnbah beratnya pergurnulan itu.
Pergurnulan-pergurnulan yang kita alarni rnerniliki
beberapa penyebab. Sejurnlah penderitaan kita tidak dapat
dihindari oleh banyak orang yang sudah jatuh ke dalarn dosa di
dalarn dunia yang sudah jatuh ke dalarn dosa pula. Akibat-akibat
dari kejatuhan rnanusia ke dalarn dosa rnencakup perpisahan
tidak hanya dari Allah dan orang lain, tetapi juga dari diri kita
sendiri. Kita "terbagi-bagi" sebagai pribadi, tidak rnarnpu secara
rnurni rnenerirna diri kita sendiri seperti apa adanya.
Konsekuensi pergurnulan kita rnenjadi atau berpura-pura
rnenjadi bukan diri kita, rnenjelaskan banyak ketidakpuasan
2 Konsellng yang Efektif dan Alkltablah

kita dan penderitaan pribadi. Menjadi seorang Kristen tidak


rnengakhiri pergurnulan itu; rnelainkan rnernperlengkapi kita
dengan surnber-surnber untuk rnelihat peperangan rnelalui suatu
kesirnpulan yangberhasil. Sejurnlah penderitaan kita merupakan
akibat langsung dari rnenjadi orang Kristen (Roma 8:17). Tuhan
sering rnengizinkan urnat-Nya rnenderita sebagai suatu alat
yang rneningkatkan kesadaran akan pemeliharaan-Nya yang
rnutlak. Kadang-kadang penderitaan kita berhubungan dengan
pola- pola hid up yang tidak alkitabiah. Apa pun penyebabnya,
rnanusia rnasa kini sedang bergurnul dengan tekanan dan
pertikaian pribadi.
Saya percaya bahwa Allah telah rnenentukan gereja lokal
sebagai alat-Nya yang utarna untuk merawat luka-luka dan
rasa sakit pribadi kita. Kita harus mengakui bahwa pada umum-
nya kita tidak sedang melakukan pekerjaan dengan sangat baik
pada bidang ini. Dalarn penulisan buku ini saya telah berusaha
untuk rnenjadi penolong yang praktis bagi orang-orang Kristen
yang ingin lebih efektif rnelayani saudara/i mereka yang
sedang rnenderita. ltu sebabnya saya meminta beberapa orang
Kristen yang rnerniliki perhatian terhadap orang-orang lain
untuk rnernbaca naskah ini dan rnemberitah~kan saya, apakah
saya sedang berkornunikasi dengan rnereka. Seperti seorang
anak yang rnenjarnin tanggapan yang positif dengan mena-
nyakan bibi, saudara sepupu, dan kakek untuk membeli tiket
pertunjukan sandiwara di sekolahnya, saya pertama-tarna
rnerninta kornentar untuk buku saya dari ayah saya, Lawrence
Crabb, Sr., dan saudara laki-laki saya, William Crabb, yang
kepada rnereka saya rnernberi horrnat sebagai orang-orang
Kristen yangberpengetahuan dan dewasa. Saya berterima kasih
kepada rnereka berdua untuk pemikiran-pernikiran rnereka.
Izinkansaya rnenyarnpaikansuatu reaksi yangdiungkapkan oleh
ayahsaya: ·
"Satu pernikiran yang rnenyedihkan terus-menerus muncul
ketika saya rnembaca buku ini, yang ditulis atas dasar asumsi
bahwa orang-orang percaya saling rnemperhatikan satu dengan
Kata Pengantar 3

yang lain, sebuah asumsi yang harus kita benahi untuk


mendukung serangkaian tindakan seperti yang dianjurkan.
Paulus tampaknya meneteskan air mata ketika ia berbicara
dalam Filipi 2:21. 'Sebab semuanya mencari kepentingannya ·
sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.' Hid up mementingkan
diri sendiri merupakan faktor paling umum dan tercela yang
menghalangi pertumbuhan gereja. Kita harus menyadari
bahwa pelayanan Kristen tidak hanya menginjil, tetapi
rnencakup perturnbuhan yang tidak rnernentingkan diri sendiri
dari urnat Tuhan. Barangkali ini merupakan aspek pelayanan
yang paling penting karena sebuah kelompok yang sehat dari
orang-orang percaya paling baik menggarnbarkan Tubuh
Kristus dan memiliki pengaruh amat kuat, jauh lebih kuat
daripada daya tarik semangat injili. Bangsa Israel seharusnya
menjadi umat yang dipisahkan dan khusus, yang
menggambarkan kuasa Allah untuk memimpin dan
memerintah suatu bangsa. Dengan demikian mereka harus
menjadi terang bagi orang-orang bukan Kristen. Sebaliknya,
tindakan mereka menyebabkan nama Allah dihujat di antara
orang-orang bukan Kristen." Banyak kornentar lainnya,
beberapa di antaranya, ada pad a bagian tertentu dari buku ini,
rnenambahkan penghormatan mendalam yang sudah ada di
dalam diri saya dan penghargaan saya kepada ayah saya.
Kornentar-komentar yang diberikan saudara laki-laki saya,
Bill juga sangat menolong. Sebagai saudara kandung, saudara
seirnan, dan saudara dengan minat yang sarna (ia sekarang ini
sedang ikut dalam latihan bagi konselor yang sudah lulus), kami
menikmati percakapan yang berkesinambungan mengenai
konseling alkitabiah.
Pd t. David Nicholas, seorang ternan baik dan gembala sidang
yang efektif dari Gereja Presbyterian Spanish River, patut
rnenerirna ucapan terirna kasih yang khusus bukan hanya
untuk kritiknya terhadap naskah ini, tetapi juga rnernberikan
kesernpatan kepada saya atas menguji beberapa pemikiran saya
di dalam sebuah gereja lokal.
4 Konseling yang Efektif dan Alkitabiah

Saya juga berterima kasih kepada dua rekan sekerja saya, Dr.
Linda Murphy dan Dr. Jerry Gill, yang dengan setia
mernbimbing rnenurut ajaran Kitab Sud dan rnernberikan
dorongan di dalam pelayanan saya, atas tanggapan rnereka yang
membantu buku ini.
Tanggung jawab pengetikan dan perneriksaan bacaan
diatasi dengan efektif oleh sekretaris saya, Bebby Weigand.
Siapa pun yang dapat rnengerti tulisan cakar ayarn saya dan
melakukannya tanpa bersungut-sungut patut rnenerirna ucapan
terima kasih secara terbuka.
Dan kepada keluarga saya, istri yang hebat dan dua anak yang
baik (Keppy dan Kenny), saya ucapkan terirna kasih sebesar-
besamya karena sudah bersabar terhadap suarni dan ayah yang
sibuk.

Lawrence]. Crabb. ]r., Ph.D


Boca Ratorn, Florida
Kata Pendahuluan
alam buku saya yang pertama, Basic Principles of Biblical
DCounseling (Prinsi p-pri nsi p Dasar Konseling yang Alki tabi ah
-- Zondervan, 1975), dalam garis besar yang agak luas saya
mengembangkan suatu pendekatan terhadap konseling yang
saya percaya sehat secara psikologis dan sesuai dengan ajaran
Alkitab. Buku itu menawarkan pemikiran filosofis dan
konseptual, yang di dalamnya saya membangun pendekatan
konseling saya. Meskipun pembaca yang teliti akan
memperhatikan sejumlah penekanan yang berubah di antara
buku saya yang pertama dan buku ini, namun sebagian besar
konsep-konsep dasamya tetap tidak berubah. Tujuan saya
menulis buku ini adalah untuk memikirkan secara mendalam
sebuah model konseling yang dengan luwes dapat digabungkan
ke dalam fungsi gereja lokal. Menurut pandangan saya, setiap
pendekatan terhadap konseling yang benar-benar alkitabiah
akan berfungsi sangat efektif jika dipraktikkan dalam konteks
tubuh lokal dari orang-orang percaya. Kita banyak mendengar
pada dewasa ini mengenai konsep-konsep seperti itu,
misalnya: kehidupan tubuh Kristus, persekutuan koinonia, dan
kasih agape. Penekanan ini tidak hanya alkitabiah, tetapi juga
tepat pad a waktunya bagi sebuah gereja Kristen yang sebagian
6 Konseling yang Efektif dan Alkitabiah

besar dalam praktik persekutuannya sudah renggang dan


dangkal.
Namun demikian, kehidupan tubuh Kristus yang efektif
menimbulkan masalah-masalahnya sendiri. Ketika orang-orang
Kristen mulai mengalami getaran dari penerimaan yang sejati
dan mulai merasakan kemungkinan-kemungkinan dari
persekutuan yang mendalam, baik dengan Tuhan maupun
dengan sesama, sering masalah-masalah yang sudah lama
tersembunyi mulai muncul ke permukaan. Tubuh lokal pada
tahapan ini seharusnya tidak secara rutin memberitahu
saudara/i mereka yang sedang terluka hatinya untuk mencari
pertolongan dari seorang profesional. Kita harus menyediakan
sumber-sumber lain untuk mengatasi masalah-masalah ini di
dalam tubuh, tempat orang-orang dapat memperoleh manfaat
dari kuasa penyembuhan yang berada di dalam fungsi
tubuh sementara mereka menerima pertolongan konseling
yang tepat. Konseling dan kehidupan di dalam tubuh lokal
seharusnya tidak terpisahkan. Tugas kita adalah mengem-
bangkan sebuah model konseling yang alkitabiah yang dapat
dipadukan secara luwes ke dalam gereja lokal. Sasaran saya
dalam buku ini adalah membuat kerangka model seperti itu
dan menggali beberapa gagasan pendahuluan dalam strategi
integrasi.
Konseling bukan merupakan sebuah disiplin ilmu seperti
kedokteran gigi atau kedokteran umum yang pada dasamya
b~rgantung pada perkembangan pe~getahuan teknis yang
dijalankan oleh seorang profesional yang benar-benar terlatih.
Konseling lebih banyak merupakan hubungan yang utama dan
sangat penting antara orang-orang yang menaruh perhatian.
Sebagaimana halnya dengan kebanyakan konsep, kita dapat
melakukan kesalahan dengan mengurangi salah satu sisi dari
dasar kebenaran yang sempit. Beberapa orang bersikeras
bahwa konseling tidak lebih daripada sekadar hubungan. Saya
tidak setuju. Ada pengertian- pengertian teknis dari dinamika
psikologis dan prosedurterapi yang sangat menolong efektivitas
Kata Pendahu/uan 7

konseling. Yang lainnya mengurangi sisi lainnya, sambil


menegaskan bahwa konseling merupakan usaha ilmiah dari
penerapan kebenaran yang telah dibuktikan melalui eksperimen
untuk mengubah tingkah laku. Namun ketika kita mem-
pertimbangkan bahwa manusia adalah makhluk pribadi yang
diciptakan dalam gambar Allah dan dimaksudkan untuk
bersekutu dengan Allah, maka kita menyadari bahwa konseling
yang sangat menekankan dimensi antar manusia dari keper-
cayaan, perhatian, dan penerimaan dapat sungguh-sungguh
efektif.
Karena konseling yang efektif membutuhkan baik hubungan
yang penuh perhatian dan pengertian akan fungsi manusia,
maka kita perlu menemukan orang-orang percaya yang dewasa
di dalam gereja-gereja lokal kita yang dipenuhi dengan kasih
Kristus dan melatih mereka di dalam wawasan dan keahlian
konseling. Buku ini didepikasikan kepada proposisi yang
mengatakan, bahwa orang-orang Kristen yang mau mem-
perhatikan dan dewasa (yang dapat mengasihi karena mereka
mengenal kasih Kristus dan yang dewasa karena di atas
segalanya mereka rindu untuk mengenal Dia) dapat menjadi
konselor-konselor yang ahli di dalam tubuh gereja lokal.
Saya kira beberapa konselor yang terlatih secara profesional
akan merasa terancam dengan pemikiran seperti itu atau
barangkali akan mengabaikannya sebagai suatu optimisme
yang bodoh. Saya mohon kepada mereka untuk mem-
pertimbangkan potensi penyembuhan yang belum
dimanfaatkan jika proposisi di atas itu benar. Dalam menangani
orang-orang yang tertekan, para konselor yang merupakan
bagian dari gereja lokal yangsama, yangoleh karena itu mengenal
anggota-anggota gereja akan mampu mengusahakan sumber-
sumberpersahabatan, perhatian, bantuan praktis, dan doa dalam
melayani klien mereka. Dalam pandangan saya, kita sebagai
kaum profesional masih akan dibutuhkan, namun peranan kita
akan berubah. Kita tidak akan lagi menjadi imam-imam besar
dari dunia psikoterapi yang seperti tempat suci yang terasing
8 Konsellng yang Efektlf dan Alkitablah

dan misterius. Model praktik pribadi mengundangorang-orang


untuk meninggalkan orang banyak yang mengenal dan
memperhatikan mereka untuk pergi kepada para profesional
dan membayar untuk kasih dan kemampuan mereka. Di dalam
model yang saya sarankan, banyak orang akan berpaling satu
kepada yang lain dan bagi para pemimpin, kita telah melatih
untuk menemukan jawaban-jawaban alkitabiah bagi masalah
mereka. Para konselor yang merupakan bagian dari tubuh lokal
akan mampu dengan baik membangkitkan sumber-sumber
suatu persekutuan yang memberi perhatian dan dukungan
untuk menolong memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari
"klien-klien" mereka.
Fungsi dari para profesional Kristen menjadi ganda: (1)
melatih orang-orang Kristen yang berbakat dalam gereja lokal
untuk membimbing dan (2) menyediakan sumber-sumber
dukungan jika diperlukan. Saya tidak setuju dengan pendapat
dari beberapa orang bahwa para ahli psikologi harus menutup
pintu dan menyerahkan orang-orang kepada pelayanan
mereka. Meskipun Alkitab menyediakan satu-satunya informasi
yang berwenang mengenai konseling, psikologi dan disiplin
spesialisasi dari psikoterapi memberikan beberapa pandangan
yang sahih mengenai tingkah laku manusia yang tidak mungkin
bertentangan dengan Alkitab. Jika kita menggabungkan
pandangan-pandangan ini dengan sumber-sumber penyem-
buhan tubuh lokal yang terdiri atas orang-orang Kristen yang
memberi perhatian dan penuh dedikasi dengan melatih orang-
orang di dalam gereja untuk menangani sejumlah beban
konseling, maka kita dapat menyaksikan peningkatan yang luar
biasa dalam kedewasaan rohani dan emosional di dalam gereja
·kita.

Tiga Macam Konseling


Setiap orang Kristen dipanggil ke dalam pelayanan untuk
mendorong dan menolong yang lain, khususnya mereka yang
seiman. Kita tidak lagi memerlukan seminar-seminar dan
Kata Pendahuluan 9

buku-buku mengenai isu-isu yang diketahui beberapa orang saja


tentang teori konseling; kita perlu menantang, mendorong,
dan menolong para anggota gereja-gereja lokal untuk mene-
ruskan tugas sating mendukung, saling mengasihi, sating
menanggung beban, saling mendoakan. Dorongan semangat
adalah salah satu pelayanan konseling yang dapat dijumpai
dalam setiap orang Kristen. Para pendeta, penatua, dan para
pemimpin gereja memiliki kesempatan khusus dan tanggung
jawab untuk mengajar prinsip-prinsip hid up yang alkitabiah. Itu
merupakan jenis konseling yang kedua. Beberapa orang perlu
dilatih secara khusus untuk pelayanan konseling khusus yang
berkaitan dengan penjelajahan ke dalam masalah-masalah
yang berat. Ini merupakan jenis konseling ketiga dan meru-
pakan perhatian utama dari buku ini.
Dalam usaha saya mengkomunikasikan suatu model
konseling yang alkitabiah, saya telah mengusulkan gagasan-
gagasan mengenai bagaimana orang-or.ang dapat berfungsi,
sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang Kristen dan
mempraktikkannya dengan cara yang praktis untuk menangani
masalah-masalahnya sendiri dan menolong orang lain
mengatasi masalah-masalah mereka. Meskipun beberapa dari
bahan ini tampaknya berbau teknis, namun secara umum di-
tulis dalam gaya bahasa sehari-hari dan diharapkan dapat dibaca
sehingga orang-orang yang tidak mendapatkan latihan
akademis dalam konseling dapat mengikutinya. Harapan saya
adalah supaya setiap kita sebagai anggota tubuh Kristus yang
hidup akan menjadi lebih peka terhadap diri sendiri dan satu
sama lain, dan akan mengembangkan suatu pelayanan yang
efektif dalam menyediakan kecukupan Kristus untuk
menyembuhkan luka yang kita jumpai. Kiranya Allah mem-
berkati buku ini sehingga akhirnya konseling di gereja lokal
segera akan menjadi kenyataan.
BAGIAN 1: BEBERAPA PERSIAPAN

1. Sasaran konseling: Apa yang Sedang Kita Coba


Lakukan?
2. Kekristenan dan Psikologi: Musuh atau Sekutu?
Bob 1

Sasaran Konseling:
Apa yang Sedang Kita Coba
Lakukan?

Apakah kita benar-benar mementingkan diri sendiri?


Dengarkan percakapan yang khas antara seorang klien dan
seorang konselor Kristen:

Klien: "Saya begitu frustrasi. Saya merasa seperti mau


meledak. Pasti ada beberapa cara untuk menenangkannya.
Jika ada satu hallagi yangburuk terjadi, saya akan jadi gila."
Konselor: "Kedengarannya Anda benar-benar sedang putus
as a."
Klien: "Saya benar-benar putus asa. Meskipun saya
seorang Kristen dan benar-benar percaya Alkitab, tidak ada
perubahan sedikit pun. Saya telah mencoba berdoa, bersaksi,
memberi, bertobat, semuanya. Pasti ada jawaban di dalam
Allah tetapi saya tidak menemukannya."
Konselor: "Saya juga memiliki keyakinan yang sama yang
mengatakan bahwa Tuhan dapat memberikan damai sejah-
tera. Mari kita lihat apa yang mungkin sudah menghambat
pekerjaan-Nya dalam kehidupan Anda."

Konseling pada tahap ini mungkin diikuti dengan banyak


jalur, tergantung dari persuasi teoritis konselor, suasana
14 Konsellng yang Efektlf & Alkltab/ah

hubungan dengan klien, dan banyak faktor lainnya. Apa pun


arah yang diambil dalam konseling itu, pikirkan sejenak dengan
saksama mengenai sasarannya. Apa yang akhimya diinginkan
oleh klien itu? Apa yang sedang diharapkan akan terjadi
melebihi segala sesuatu sebagai akibat dari konselingnya? Keti-
ka saya mendengarkan banyak pasien dan memeriksa sasaran
saya sendiri ketika sedang bergumul dengan masalah pribadi,
tampaknya bagi saya tujuan yang umum yang sangat saya
harapkan pada dasamya dipusatkan pada diri sendiri: "Saya
ingin merasa enak" atau "Saya ingin bahagia."
Memang tidak ada salahnya dengan menginginkan bahagia.
Namun demikian, pikiran yang dihantui dengan "kebahagiaan
saya" sering mengaburkan pengertian kita mengenai cara
alkitabiah menuju sukacita yang dalam dan tetap. Tuhan telah
menyatakan kepada kita bahwa ada sukacita yang abadi di
tangan kanan-Nya. Jika kita merindukan sukacita seperti ini,
kita harus mempelajari apa artinya berada di tangan kanan
Allah. Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus telah
ditinggikan dan didudukkan di sebelah kanan Allah (Efesus
1:20). Sukacita itu dengan sendirinya akan mengikuti sehingga
semakin saya tinggal di dalam Kristus, semakin banyak say a akan
menikmati kesenangan-kesenangan yang tersedia dalam
persekutuan dengan Allah. Jika saya harus mengalami keba-
hagiaan sejati, maka saya harus merindukan di atas segalanya
untuk menjadi semakin serupa dengan Tuhan, untuk hid up tun-
duk pada kehendak Bapa seperti yang telah dilakukan-Nya.
Banyak di antara kita menempatkan prioritas teratas bukan
untuk menjadi serupa dengan Kristus di tengah-tengah masa-
lah kita, tetapi untuk menemukan kebahagiaan. Saya ingin
menjadi bahagia, tetapi kebenaran yang berlawanan dengan itu
mengatakan bahwa saya tidak pemah akan bahagia jika saya
hanya memusatkan perhatian untuk menjadi bahagia. Sasaran
yang harus saya kesampingkan harus ada dalam setiap keada-
an untuk memberikan tanggapan secara alkitabiah, untuk
mendahulukan Tuhan, berusaha bertingkah laku seperti yang
Sasaran Konsellng: Apa yang Sedang .. . 15

Tuhan kehendaki. Kebenaran yang luarbiasa ialah bahwa ketika


kita mengerahkan seluruh kekuatan kita kepada tugas untuk
menjadi seperti yang diinginkan Kristus, Ia memenuhi kita
dengan sukacita yang tidak terkatakan dan damai sejahtera yang
jauh melebihi apa pun yang ditawarkan dunia. Melalui kehen-
dak saya dengan teguh dan sadar saya harus menolak sasaran
untuk menjadi bahagia dan mengambil sasaran untuk menjadi
semakin seperti Tuhan. Akibatnya adalah kebahagiaan bagi
saya ketika saya belajar untuk tinggal di sebelah tangan kanan
Allah dalam persekutuan dengan Kristus. Penekanan kita yang
modern atas keutuhan pribadi, potensi manusia, dan kemer-
dekaan untuk menjadi diri kita sendiri diam-diam telah
menjauhkan kita dari keinginan yang membara untuk menjadi
semakin seperti Tuhan menjadi lebih tertuju kepada minat kita
yang utama dalam perkembangan kita sebagai pribadi, yang
dijanjikan secara tersirat, akan membawa kita kepada
kebahagiaan.
Perhatikan judul-judul dari begitu banyak buku Kristen masa
kini: The Christian's Secret of a Happy Life; Be All You Can Be; All
We're Meant to Be; The Total Woman; The Fulfilled Woman. Banyak
buku berisi konsep-konsep yang hebat dan benar-benar
alkitabiah, namun pesan yang disampaikan, baik secara tersurat
maupun tersirat, kadang-kadang membawa kita lebih ke arah
masalah ekspresi diri sendiri dan kurang ke arah perhatian
menyesuaikan diri kepada gambar Kristus. Namun demikian,
Alkitab mengajarkan bahwa jika saya mau taat tinggal di dalam
kebenaran untuk menjadi semakin serupa dengan Allah dan
dengan demikian Ia dipermuliakan, maka hasil sampingannya
menjadi kebahagiaan saya pada akhirnya. Namun baik sasaran
kehid up an Kristen maupun sasaran konseling Kristen bukanlah
kebahagiaan pribadi. Berusaha menemukan kebahagiaan adalah
suatu usaha seperti mencoba untuk tertidur. Selama Anda
dengan sadar dan tekun berusaha untuk menangkapnya,
kebahagiaan itu tidak pernah datang.
Paulus berkata bahwa ambisinya (sasaran) bukan untuk
16 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

menjadi bahagia, tetapi untuk menyeriangkan Allah setiap saat.


Sungguh suatu pemikiran yang memperbarui! Ketika saya
mengendarai mobil pergi bekerja dan seseorang melaju
mendahului di depan saya, ketika anak saya nakal selarna
kebaktian, ketika mesin cuci rusak -- tanggungjawab saya utama
adalah menyenangkanAllah! Dalam lbrani 13:15,16, kita diberitahu
bahwa orang percaya (kita semua adalah imam) memiliki fungsi
ganda: (1) mempersembahkan korban syukur, ibadah kepada
Allah dan (2) mempersembahkan korban pelayanan untuk
orang lain. Jika saya ingin menyenangkan Allah setiap saat saya
harus memusatkan diri dalam penyembahan dan pelayanan.
Bagi saya tampaknya kebenaran yang secara serius diabaikan
dalam sebagian besar usaha konseling Kristen adalah sebagai
berikut: alasan dasar yang alkitabiah untuk menyelesaikan
masalah pribadi Anda seharusnya adalah keinginan Anda
untuk memasuki suatu hubungan yang lebih dalam dengan
Allah, untuk lebih efektif menyenangkan Dia melalui
penyembahan dan pelayanan.
Manfaat pribadi yang diperoleh disediakan di dalam
kelimpahan. Paulus benar-benar dikuatkan dalam berbagai
penderitaannya karena pengharapannya pada kehidupan di
Surga. Ia melihat ke depan pada tempat perhentian yang luar
biasa dan sukacita yang tidak terganggu yang sekarang sedang
dialaminya. Saya kira ia memiliki kesempatan yang luar biasa
karena selama seribu sembilan ratus tahun terakhir ini ia
semakin mengenal Tuhan lebih baik dan menikmati
percakapannya dengan Petrus, Luther, dan kakek nenek saya di
an tara yang lainnya. Ia benar-benar bahagia. Namun kebahagiaan
pribadi harus dilihat sebagai suatu hasil sarnpingan, bukan
sebagai sasaran. Saya harus memuliakan 1 Allah dan, seperti
yang saya lakukan, saya akan menikrnati Dia. Saya tidak perlu
menulis ulang Katekismus Ringkas Westminster untuk
membaca bahwa saya memuliakan Allah supaya menikrnati
Dia. Sasaran kebahagiaan selamanya akan sukar ditangkap apa
pun strategi yang dilakukan. Hasil sampingan berupa
Sasaran Konsellng: Apa yang Sedang ... 17

kebahagiaan tersedia secara luar biasa bagi mereka yang


memiliki sasaran menyenangkan Allah pada setiap waktu.
Selanjutnya Anda bergumul dengan suatu masalah pribadi
(mungkin sekarang), tanyakan kepada diri sendiri, "Mengapa
saya ingin menyelesaikan masalah ini?" Jika jawaban yang jujur
adalah, "Supaya saya bahagia," maka And a jauh dari pemecahan
alkitabiah. Lalu apa yang dapat Anda lakukan? Lakukan suatu
tindakan yang sadar, pasti, dan menentukan dengan suatu
sasaran yang b.erbeda: Saya mau menyelesaikan masalah ini
dengan cara yang akan membuat saya lebih menyerupai Tuhan.
Kemudian saya akan mampu menyembah Allah lebih
sungguh-sungguh dan melayani Dia dengan lebih efektif".
Tuliskan itu di atas kertas ukuran 7,5 em x 17,5 em. Bacalah setiap
jam. Tegaskan kembali secara teratur meskipun rasanya agak
dibuat-buat dan membosankan. Berdoalah agar Allah
meneguhkannya di dalam hati Anda sementara Anda mene-
ruskan dengan tekad untuk menegaskannya. Praktikkan sasaran
Anda dalam cara-cara tertentu. Mulailah menyembah-Nya
dengan bersyukur kepada-Nya atas apa yang paling meng-
ganggu Anda . Carilah cara-cara yang kreatif untuk mulai
melayani Dia.
Para konselor Kristen harus peka terhadap dalamnya
keakuan dalam tabiat manusia. Sangatlah mudah untuk
membantu seseorang mencapai sebuah sasaran yang tidak
alkitabiah. Adalah tanggt:mg jawab kita sebagai sesama
anggota tubuh untuk terus-menerus mengingatkan dan saling
menasihati untuk mempertahankan sasaran dari konseling
yang benar: untuk memerdekalam orang-orang sehingga dapat
menyembah dan melayani Allah dengan lebih baik dengan menolong
mereka menjadi seperti Tuhan. Dengan perkataan lain,
sasarannya adalah kedewasaan.

Kedewasaan Rohani dan Psikologis


Paulus menulis di dalam Kolose 1:28 bahwa interaksi
verbalnya dengan orang-orang (konseling?) selalu didisain
18 Konsellng yang Efektlf & Alkltob/oh

untuk memperkenalkan kedewasaan Kristen. Hanya orang


percaya yang dewasa yang akan masuk lebih dalam kepada
sasaran akhir hidupnya, terutama penyembahan dan pelayanan.
Dengan demikian konseling alkitabiah akan menjadi sebagai
strategi utamanya, yaitu memperkenalkan kedewasaan rohani
dan psikologis. Ketika kita berbicara dengan orang percaya
lainnya, kita harus selalu menetapkan tujuan untuk menolong
mereka menjadi semakin dewasa sehingga mereka dapat lebih
menyenangkan Allah.
Kedewasaan mencakup dua elemen: (1) ketaatan langsung
dalam situasi-situasi khusus dan (2) pertumbuhan karakter
jangka panjang. Supaya dapat memahami apa yang saya
maksudkan dengan kedewasaan dan untuk melihat bagaimana
kedua elemen ini mempengaruhi perkembangannya, kita
pertama-tama harus menangkap titik permulaan secara
alkitabiah dalam penyelidikan kita terhadap kedewasaan.
Tidak ada sesuatu yang lebih penting bagi sebuah kehidupan
Kristen yang efektif selain daripada kesadaran yang jelas akan
dasar kekristenan itu sendiri. Pengalaman Kristen dimulai
dengan pembenaran, tindakan di mana Allah menyatakan
bahwa saya dapat diterima. Jika saya harus menjadi utuh secara
psikologis dan dewasa secara rohani, maka saya harus dengan
jelas memahami bahwa keadaan saya yang dapat diterima
Allah tidak didasari atas perbuatan saya, melainkan atas
perbuatan Yesus (Titus 3:5). Yesus tetap sempuma. Karena Ia
tidak pemah berdosa, maka Ia tidak pemah layak untuk mati.
Namun Ia dengan sukarela pergi ke salib. Kematian-Nya
merupakan hukuman yang sepatutnya untuk dosa-dosa saya.
Di dalam kasih-Nya Ia menyediakan diri-Nya untuk meng-
gantikan kita. Ketika saya menyerahkan dosa-dosa saya
kepada-Nya,. Ia membayar dosa-dosa itu supaya dapat dengan
adil mengampuni saya, kemudian Ia memberikan kepada saya
karunia kebenaran-Nya. Allah menyatakan bahwa · saya benar
atas dasar apa yang telah dilakukan Yesus bagi saya. Saya telah
dinyatakan benar. Saya sekarang diberiarkan. Itu merupakan
Sasaran Konsellng: Apa yang Sedang ... 19

karunia yang tidak diserahkan kepada saya (saya masih


seorang berdosa), melainkan menyatakan ·bahwa karunia itu
sudah menjadi milik saya sekarang. Saya tidak dapat meng-
hilangkannya . Saya diterima sebagaimana saya ada karena
tanggapan saya tidak'ada sangkut pautnya dengan bagaimana
keadaan saya sekarang atau kemarin atau di masa yang akan
datang. Keberadaan saya hanya tergantung pada penyem-
purnaan Yesus.
Kebenaran ini tidak boleh didelegasikan ke dunia teologi
yang kering. Masalah ini berada di jantung pertumbuhan
semua orang Kristen. Namun demikian, banyak orang yang
memahami doktrin penebusan melalui penggantian, gagal
melihat penerapan praktis yang berlebihan dalam kehidupan
kita. Motivasi kita seluruhnya untuk semua tingkah laku kita
bergantung pada doktrin ini. Usaha kita untuk menyenangkan
Allah dengan hidup sebagaimana mestinya dan menolak
pencobaan seringkali terdorong oleh tekanan . Kita merasakan
secara samar-samar tekanan yang terus memacu kita supaya
taat. Jadi kita taat di bawah ancaman dari sesuatu yang masih
merupakan prasangka. Apakah kita takut menerima murka
Allah? "Dengan demikian sekarang tidak ada lagi penghukuman
bagi mereka yangberada di dalam Kristus Yesus". Apakah kita
khawatir tentang apakah kita akan diterima atau tidak?
Namun penerimaan kita tergantung dari karya penebusan
Kristus. Barangkali kita takut kasih-Nya akan dihentikan?
"Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?"
Tidak ada "yang akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah,
yang ada dalam Kristus Yesus Tuhan kita ." Karena kita khawatir
akan hal ini dan tidak sungguh-sungguh mempercayai isi
Alkitab, maka kita cenderung mencari orang-orang Kristen
lainnya untuk meneguhkan penerimaan kita . Persetujuan
mereka menjadi terlalu penting, sehingga kita berusaha menye-
nangkan mereka supaya memperoleh persetujuan dari mereka.
Dalam hal itu kita mulai merasakan tekanan dari mereka
bertambah besar. Apabila kita tidak percaya pada apa yang kita
20 Konsel/ng yang Efektlf & Alkltab/ah

yakini sebagai pengharapan rnereka, kita rnerasa bersalah dan


rnenghindari rnereka atau rnenipu rnereka. Persekutuan rnenjadi
rusak. Apabila kita rnelakukan yang terbaik dan rnereka
rnenunjukkan penolakan atau gagal rnernuji usaha-usaha kita,
kita rnenjadi rnarah terhadap rnereka.
Begitu banyak aktivitas Kristen kita didorong oleh keinginan
pribadi untuk rnendapatkan persetujuan seseorang dan dengan
dernikian dapat diterirna. Sernua rasa sakit dan rnasalah sebagai
akibat dari rnotivasi seperti itu tidaklah penting karena doktrin
pernbenaran oleh irnan. Saya sudah diterirna. Saya tidak
rnernbutuhkan persetujuan siapa pun. Allah telah rnenyatakan
bahwa saya benar. Ketika larnbat-laun saya rnulai merna- ·
harninya, respons saya yang tidak dapat dihindari adalah,
"Terirna kasih, Tuhan -- saya rnau rnenyenangkan Engkau."
Paulus berkata ia tidak dikuasai oleh tekanan untuk dapat
diterirna, tetapi dikuasai oleh kasih Kristus yang tidak terpaharni
(2 Korintus 5:14). Motivasi dasarnya adalah kasih. Ia ingin
rnenyenangkan Allah dan rnelayani rnanusia bukan supaya
dapat diterirna, tetapi karena ia sudah diterirna. Jadi, dasar dari
seluruh kehidupan Kristen adalah pernaharnan yang benar
ten tang pernbenaran.
Suatu hari saya akan dirnuliakan. Saya akan berada di Surga.
Baru pada saat itu sernua ketidaksernpurnaan saya akan
dihapuskan. Apa yang telah dinyatakan Allah sebagai kebenaran,
bahwa saya sekarang secara utuh diterirna, dan pada suatu
saat Ia akan rnenyatakan kebenaran di dalarn keberadaan saya
yang sesungguhnya -- saya akan benar-benar dirnerdekakan dari
sernua nafsu, pikiran, dan tindakan yang berdosa. Sebelurn
saat itu terjadi (yang biasanya kita sebut kernuliaan), Allah
sedang dalarn proses rnenguduskan dan rnernurnikan saya dan
sedikit derni sedikit rnenolong saya untuk rnenjadi sernakin
seperti yang dikehendaki-Nya. Ia telah rnenerirna saya. Sekarang
Ia rnernerintahkan saya untuk berturnbuh ke arah posisi saya,
untuk bertingkah laku sernakin dan sernakin dapat diterirna.
Motivasi untuk rnelakukan hal itu adalah kasih. Ia telah
Sasaran Konsellng: Apa yang Sedang ... 21

memberikan Roh Kudus yang memberitahu saya bagaimana


seharusnya hid up dan memampukan saya untuk hidup seperti
itu. Karena saya sudah dibenarkan, maka kemuliaan saya
menjadi nyata. Saya akan mengungkapkan karakter Allah
ketika saya melihat Dia dan baru pada saat itu saya akan
menjadi seperti Dia. Namun Allah telah memerintahkan bahwa
di antara waktu pembenaran dan kemuliaan s_aya, saya harus
hidup di jalan ketaatan. Kedewasaan Kristen mencakup
menjadi semakin dan semakin serupa dengan Tuhan Yesus
melalui ketaatan kepada kehendak Bapa.
Saya akan membuat bagan tentang apa yang telah saya
katakan sejauh ini.

KEMULIAAN Saya akan disempumakan


Allah telah menentukannya.

]alan
Kebenaran

KETAATAN Dengan memandang


pembenaran dan kemuliaan
saya di masa yang akan
datang, saya rindu
menyenangkan Tuhan.

PEMBENARAN Saya sekarang diterima


Allah. Ia telah
menyatakannya.

Diagram 1

Semua orang yang sudah dibenarkan suatu hari akan


dimuliakan. Pembenaran kita (di masa lampau) dan kemuliaan
22 Konsellng yang Efektlf & Alkltobloh

(di in as a yang akan datang) tergantung sepenuhnya hanya


kepada Allah. Tetapi sementara itu, kita semua memiliki
kesukaran besar dengan ketaatan. Kita dengan mudah tersesat
dari jalan kebenaran dan tidak selalu mengikuti pola-pola
tingkah laku yang alkitabiah. Konseling Kristen berkaitan
dengan masalah apakah klien mau atau tidak mau dengan taat
memberi respons atas peristiwa apa pun yang sedang diala-
minya. Seringkali dalam konseling jelas terungkap bahwa kon
seling tidak sedangmemberikan tanggapan terhadap peristiwa-
peristiwa yangmenekan dengan cara yang alkitabiah. Ia mungkin
berada di bawah ketegangan yang parah; mungkin ada
sejarahnya yang membuat tingkah lakunya yang sekarang
benar-benar dapat dipahami dan wajar, dan dengan
masalah-masalah ini kita dapat benar-benar bersimpati. Namun
kita harus menekankan bahwa apa pun peristiwa atau Jatar
belakang yang ada, kita harus yakin akan kesetiaan Allah bahwa
klien itu telah memiliki semua sumber yang dibutuhkannya
untuk belajar bertingkah laku secara alkitabiah dalam situasi
yang sekarang. Allah tidak akan pernah mengizinkan situasi
berkembang dalam kehidupan seseorang, di mana ia tidak dapat
memberikan respons secara alkitabiah. Ketika saya memahami
kenyat-aan mengenai "Kristus di dalam saya" melalui Roh
Kudus, saya tidak pernah dapat berkata, "Tetapi saya tidak dapat
bertingkah laku seperti yang dikehendaki Allah. Masalahnya
terlalu berat." Seorang konselor harus menolong klien untuk
berpindah ke jalan ketaatan. Saya menyebutnya sasaran MAS UK.
Dengan menambahkan sasaran MASUK pada bagan kita,
sekarang nampaknya seperti ini.
Sa saran Konseling: Apa yang Sedang ... 23

KEMULIAAN

}alan
Kebenaran

MASUK -¥-
r-"-----------~
PEMBENARAN
A
Diagram 2

Kebanyakan materi konseling merupakan pembuangan


hambatan-hambatan, seperti "Saya tidak dapat," "Saya tidak
mau," "Saya tidak tahu bagaimana menangani ini." Pencobaan-
pencobaan yang sering membuat klien secara teratur menyerah
merupakan masalah. Mereka membutuhkan lebih banyak
nasihat untuk "melakukan dengan cara Allah". Metode-metode
khusus untuk melawan pencobaan yang bergantung baik pada
sumber psikologis, maupun sumber rohani akan dibahas ke-
mudian. Apa pun pendekatannya, sasarannya adalah menolong
klien untuk secara alkitabiah memberi tanggapan terhadap
masalah yang dihadapinya, untuk "bergerak masuk".
Akan tetapi, ketaatan hanya merupakan satu bagian dari
sas;uan. Seorang Kristen harus melakukan lebih daripada
sekadar mengubah tingkah lakunya. Sikap harus berubah,
keinginan harus lambat-Jaun disesuaikan dengan rancangan
Allah, harus ada gaya hidup yang baru yang mewakili Jebih
daripada sekadar sekumpulan tanggapan ketaatan. Perubahan
seharusnya tidak hanya ketaatan ekstemal, tetapi juga pem-
baruan di dalam cara berpikir dan sambutan yang diperbaharui,
beberapa sasaran yang diubah, dan suatu pribadi yang
diubahkan. Saya menyebut tujuan kedua yang lebih Juas ini
sebagai sasaran KE AT AS. Orang-orang perlu berpindah tidak
hanya MASUK KE DALAM, tetapi juga naik KE ATAS.
24 Konseling yang Efektlf & Alkltablah

KEMULIAAN

KE
ATAS
Mening-
katkan 1
Kede-
wasaan

PEMBENARAN

Diagram 3

Paulus berbicara rnengenai orang-orang Kristen yang bel urn


dewasa yang benar-benar tidak rnenangkap dengan cara yang
praktis dari waktu ke waktu kenyataan tentang ketuhanan
Kristus. Mereka hid up dalarn sikap yang sungguh tidak berbeda
dengan orang-orang yang tidak percaya. Mereka bertengkar,
rnudah jengkel, rnenunjukkan kecernburuan dan dendarn.
Mereka tidak sating berhubungan dengan baik. Mereka yang
dewasa (atau lebih baik, rnereka yang sedang bertarnbah
dewasa) adalah rnereka yang benar-benar rnernaharni rnenge-
nai seluk-belukkehidupan Kristen. Di dalarn hati rnereka, rnereka
tidak rnenginginkan yang lain, kecuali rnenyernbah dan rnelayani
Kristus. Mereka rnernaharni sasaran utarna dari kehidupan Kris-
ten. Mereka tersandung dan jatuh, tetapi dengan cepat rnereka
bertobat, kernbali bangkit dan ada dj atas jalur yang benar lagi.
Gene Getz telah rnenulis sebuah buku yang rnenolong,
berjudul The Measure of a Man. Pad a pokoknya isinya rnewakili
definisi operasional kedewasaan Kristen. Ketika Paulus
rnernerintahkan Tirnotius dan Titus untuk rnencari orang-orang
Sasaran Konseling: Apa yang Sedang ... 25

untuk posisi kepemimpinan, ia memerintahkan mereka untuk


mencari beberapa karakteristik tertentu yang dapat diamati,
yang bila diambil semua mencerminkan kedewasaan. Getz
mendaftarkan dua puluh ukuran kedewasaan dan dengan
singkat mendiskusikan satu per satu apa yang sesungguhnya
dimaksudkan dan menyarankan banyak pemikiran praktis
yang menolong kita bagaimana mengembangkannya. Uraian-
uraian ini berguna bagi seorang konselor sebagai pembimbing
untuk meningkatkan dan mengevaluasi kedewasaan. Dalam
bab-bab berikutnya saya akan membahas dengan rinci gagasan
tersebut supaya dapat mengembangkan kedewasaan, jenis
gagasan yang menyelesaikan badai yang sulit, bagian-bagian
tertentu yang penting dari sistem keyak.inan klien harus dikenal
dan secara langsung diubah. Perubahan tingkah laku (sasaran
MASUK) diperlukan sebagai persyaratan penting bagi kedewa-
saan, namun perubahan-perubahan yang lebih mendasar dalam
asumsi seseorang, klien mengenai apa yang memuaskan
keperluan-keperluan dasar seperti perasaan berharga, penting,
dan rasa aman selalu menolong dan biasanya dibutuhkan jika
kedewasaan Kristen yang stabil harus dikembangkan.
Kita harus memperhatikan bahwa sasaran untuk MASUK
dan KE AT AS benar-benar berbeda dari sasaran yang pad a
umumnya ditetapkan oleh konselor-konselor sekular. Ullman
d an Krasner3, dua ahli psikologi aliran 'behaviorisme' (disiplin
ilmu psikologi yang menekankan pada pengaruh tingkah laku)
telah mendefinisikan humanisme sebagai "sistem atau mode
pemik.iran atau tindakan apa pun, di mana minat, nilai, dan
martabat manusia mendominasi" . Kebanyakan teori psiko-
logis dengan tersurat atau tersirat menerima doktrin huma-
nisti s sebagai landasan bagi pemikiran mereka. Suatu sistem,
di mana "minat, nilai dan martabat manusia mendominasi" me-
rupakan sistem yang tidak segan-segan lagi berpusatkan
pada manusia tanpa memberi ruangan kepada arah yang kudus
dari Allah yang bersifat objektif dan pribadi. Jika, dalam
pertimbangan para ahli terapi, minat manusia bertentangan
26 Konsellng yang Efektif & Alkitabioh

dengan perintah-perintah alkitabiah, maka Kitab Suci


dikesampingkan begitu saja untuk kepentingan sasaran yang
lebih tinggi. Bagi para ahli sekular (dan, seperti yang
dikemukakan sebelumnya, sering kali bagi ahli Kristen)
kebahagiaan klien merupakan sasaran yang utama. Apa pun
yang mempromosikan perasaan pribadi yang menyenangkan
pasti didambakan. Lazarus4, dalam sebuah buku yang secara
garis besar sangat baik dan berguna, mengambil sebagai sis tern
nilainya ajaran moral yang akan diminati oleh sebagian besar
ahli sekular: "And a berhak untuk melakukan, berpikir, dan
merasakan apa pun yang And a senangi asalkan dalam prosesnya
tidak seorang pun yang dirugikan." Isu-isu moralitas ditetapkan
dengan cepat menu rut ajaran ini, tanpa mempedulikan apa pun
yang berkaitan dengan karakter Allah dan hukum-Nya. Namun
demikian, izinkan saya untuk segera mengatakan, bahwa para
ahli terapi sekular yang peka itu sama sekali tidak berusaha
mengubah sistem nilai seseorang sesuai dengan sistem mereka
dan mereka dapat dengan murni menolong orang-orang
percaya, asalkan sasaran dari terapi itu tetap sama atau paling
tidak, sesuai dengan contoh yang diberikan tidak bertentangan
dengan sasaran secara umum yaitu MAS UK dan KE AT AS.
Meskipun demikian, masih harus dikatakan, bahwa cara
kerja psikologi sekular, yang dimulai dengan serangkaian
perkiraan benar-benar berbeda dengan apa yang ditekankan
dalam kekristenan. Selain itu, sasaran bagi klien secara pribadi
mungkin dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan ini. Misalnya,
penyesuaian diri dalam hubungan suami istri (sebelum nikah)
yang bertentangan dengan pengajaran Alkitab dalam peranan
suami istri mungkin akan memuaskan para ahli sekular, tetapi
tidak bagi orang Kristen. Persesuaian semacam itu tidak
melanggar perhatian humanistik yang terbatas pad a minat, nilai
atau martabat pribadi dan tentu saja sama sekali tidak merugikan
orang lain. Namun sasaran MASUK kepada penyesuaian
alkitabiah bel urn dicapai dan sasaran KE AT AS menuju sikap
penaklukkan serupa seperti Kristus kepada kehendak Bapa tidak
Sosoran Konsellng: Apo yang Sedong ... 27

pernah dipertimbangkan (dan dalam sebagian besar kasus


dianggap benar-benar tidak relevan).

Ringkasan
Sasaran dari konseling alkitabiah adalah untuk
memperkenalkan kedewasaan Kristen, untuk menolong
orang-orang memasuki suatu pengalaman yang lebih dalam
tentang penyembahan dan suatu kehidupan pelayanan yang
lebih efektif. DaJam jangkauan yang luas, kedewasaan Kristen
dikembangkan dengan (1) menangani masalah yang timbul
secara langsung dengan sikap yang konsisten dengan ajaran
Alkitab: MASUK; dan (2) mengembangkan karakter ke dalam
yang membentuk karakter (sikap, keyakinan, tujuan) Kristus:
KEATAS.

Catalan

1
Kita sering memakai kata-kata "memuliakan", "kemuliaan",
"mulia" tanpa berhenti mendefinisikan kata-kata itu dengan jelas.
Saya berhutang kepada ayah saya atas saran yang diberikan
bahwa memuliakan Allah itu mengungkapkan Keberadaan-Nya
yang paling pokok. "Bapa, telah tiba saatnya; pennuliakanlah
(ungkapkanlah) Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempennuliakan
(mengungkapkan) Engkau" (Yohanes 17:1). Saya memuliakan
Allah ketika saya mengungkapkan Dia dengan hidup seperti Ia
hid up.

2
Di bagian akhir buku ini ada diagram-diagram yang penting
dari seluruh bab dalam buku ini yang dapat dengan mudah
dilepaskan. Untuk memudahkan mengikuti jalan pikiran saya,
Anda mungkin ingin melepaskan diagram-diagram ini dan
dapat menggunakannya sambil membaca buku ini, tanpa harus
membalik-balik halaman belakang untuk melihat diagram yang
ada. Banyak diagram dibuat ke mbali dalam LAMPIRAN
DIAGRAM.
28 Konse/ing yang Efektif & Alkitabiah

3 L. Ullmann dan L. Krasner, Case Studies in Behavior Modification


(New York: Holt, Rinehart & Winston, 1965).

· 4 A. Lazarus, Behavior Therapy and Beyond (New York: McGraw


Hill, 1971).
BAB 2

Kekristenan dan Psikologi:


Musuh atau Sekutu?

Sebelum membahas strategi yangberkaitan dengan menolong


oranguntukMASUKdanKE ATAS, barangkali pentinguntuk
membagikan pandangan saya mengenai masalah yang sulit,
yang diperdebatkan dengan sengit dan jauh dari penyelesaian
masalah mengenai pengintegrasian kekristenan dan psikologi.
Dalam meningkatkan kedewasaan Kristen melalui konseling,
apaka h kita diizinkan untuk menarik dari teori dan prosedur-
prosedur psikologis sekular? Apakah diizinkan bagi pemikiran
konselor Kristen untuk dibentuk atau dalam cara tertentu untuk
dipengaruhi oleh karya dari para ahli psikologi yang belum
percaya? Beberapa pendekatan .sekular tertentu untuk
meno!ong orang-orang, seperti Analisis Transaksi 1 telah menjadi
populer dalam lingkungan penginjilan. Bagaimana seorang
Kristen berhadapan dengan kedudukan seperti ini? Apakah
para ahli psikologi menawarkan pandangan-pandangan yang
sahih, yang dapat dimanfaatkan oleh orang Kristen, atau
apakah mereka tidak dapat diterima dalam semua bagian?
Barangkali banyak masalah pribadi yang dibawa orang-
orang kepada konselor sama sekali tidak ada hubungannya
dengan masalah rohani; untuk masalah ini bukankah tujuan
MASUK dan KE ATAS . (dan untuk semua masalah yang
berkaitan dengan kekristenan) sangat tidak relevan? Bagaimana
30 Konseling yang Etektit & Alkitabiah

Anda dapat meningkatkan ketaatan dan pertumbuhan karakter


di dalam diri seseorang yang mengeluh mengenai ketakutan
yang kuat pada ular yang mengganggu liburan keluarga di
perkemahan? Apakah Anda membahas tanggung jawab secara
alki tabiah bersama keluarganya dan m endorong dia untuk tetap
pergi sekalipun takut, sambil mempercayai perlindungan dan
damai sejahtera Allah? Atau apaka h Anda menggunakan teknik
para ahli perilaku mengenai pengurangan rasa secara sis tematis
(suatu usaha untuk mengurangi kepekaan, misalnya: melalui
suntikan), teknik sekular yang efektivi tasnya sudah terbukti
dengan baik? Beberapa orang merasa bahwa masalah-mzsa lah
seperti itu sama dengan sebuah lubang di dal am gigi Anda yang
membutuhkan pelayanan seorang dokter gigi yang bermutu.
Keyakinan dokter gigi itu mengenai Tuhan jau h lebih tid ak
penting bagi pasien Kristen daripada keahlian profesionalnya.
Bukankah berbagai macam masalah yang dialami ban yak orang,
yang benar-benar merupakan masalah medis atau psikologis
palingbaik ditangani oleh ahli psikoterapi yang profesional atau
apakah masalah-m asa lah itu pada bebe rapa tingkat mewakili
sikap berpaling, atau daya tangkap ya ng tidak tepat dari
kebenaran rohani?
Pertanyaan-pertanyaan ini penting. Jika psikologi menawar-
kan pandangan-panda ngan yang aka n mempertajam keahlian
konseling kita dan menambah efektivitas kita, maka kita ingi n
mempelajari pandangan-pand angan itu. Jika sem ua masalah
pada intinya merupakan masalah rohani, maka kita tid ak aka n
mengabaikan sumber-sumber yang sa ngat diperluka n yang
tersedia melalui Tuhan dengan penekanan yang keliru pad a
teori psikologis. Karena pemikiran saya sendiri pada perpaduan
dicenninkan dalam banyak konsep yang akan dikembangkan
selanjutnya dalam buku ini, . tampaknya hal ini tepat untuk
meringkas perspektif saya pada hubungan yang dapat diterima
antara psikologi sekular dan kebenaran alkitabiah.
Ketika saya membaca tulisan-tulisan para psikolog Kristen,
tampaknya ada sejumlah posisi yang berbeda pada masalah
Kekristenan & Psiko/ogi: Musuh atau Sekutu? 31

perpaduan. Situasi itu tampaknya seperti satu denominasi yang


berpengaruh di antara berbagai macam denominasi Protestan, di
mana setiap kelompokmengklaim bahwa posisinya benar-benar
alkitabiah. Masalah dalam menghadapi orang-orang Kristen
injili yang sedang bergumul dengan integrasi cukup mudah
untuk diuraikan. Ada bagian kebenaran yang terungkapkan
dalam bentuk dalil, yang mana diakui semua penginjil sebagai
Firman Allah yang tidak ada kesalahannya dan diilhamkan.
Ada banyak literatur lainnya yang mewakili teori-teori dan
pengamatan-pengamatan yang be_rbeda-beda, dan kadang-
kadang bertentangan, yang dapat kita sebut saja sebagai
psikologi sekular. Biarlah setiap bagian dilambangkan dengan
sebuah lingkaran. Lingkaran kebenaran yang diungkapkan
memiliki sebagai sentralnya pribadi Kristus dan karya
penebusan-Nya di kayu salib.
Buswell, dalam bukunya Systematic Theology, menyatakan
bahwa praduga inti kekristenan adalah Yesus Kristus sebagai
Pribadi kedua dari Allah Tritunggal yang Mahakuasa seperti
yang dikemukakan di dalam Alkitab. Perkataan-Nya bersifat
infallible (sempurna). Psikologi sekular berlandaskan pada
praduga humanisme yang secara radikal bertentangan, sebuah
doktrin yang dengan kuat mempertahankan bahwa manusia
adalah makhluk tertinggi, peristiwa inti di dalam semua sejarah.
Semuanya berkisar seputar manusia dan dinilai dalam
hubungannya dengan keuntungan terhadap manusi_~; Perta-
nyaan bagi kita yang ingin menggumuli integrasi dengan sak-
sama adalah -- apa hubungan di antara kedua lingkaran itu?
32 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

Berbagai macam usaha untuk memadukan lingkaran-


lingkaran itu dan dengan demikian menyediakan sebuah ke-
rangka kerja untuk mengembangkan strategi konseling yang
benar-benar alkitabiah mungkin dapat dikurangi melalui empat
pendekatan yangjelas.

Terpisah Tetapi Sarna


Yang pertama dapat disebut Terpisah Tetapi Sarna dan dapat
diwakili dengan diagram berikut ini:

TERPISAH TET API SAMA

N
D
I
N
G

Diagram 4

Pendukung posisi ini percaya bahwa Alkitab berhubungan


dengan masalah-masalah rohani dan teologis, yang mencakup
keyakinan dan praktik kekristenan. Dirasakan bahwa banyak
bidang disiplin ilmu yang sah, seperti kedokteran, kedokteran
gigi, dan gangguan psikologis, berada di luar rangkaian
tanggung jawab Kristen yang unik dan harus dihubungkan
dengan para ahli profesional yang bermutu. Alkitab, ini
ditunjukkan, tidak dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
seperti buku pegangan ilmu kedokteran atau sebagai
pembimbing bagi perawatan kesehatan secara profesional atau
sejenisnya, melainkan tidak lebih dimaksudkan untuk menjadi
Kekristenan & Pslkologi: Musuh atau Sekutu? 33

suatu catatan komprehensif dari sejarah masa lampau atau


sebuah risalah ilmiah. Jika seseorang menderita radang
paru-paru, kirim dia ke dokter, jangan ke pend eta. Jika ia ingin
membangun sebuah rumah, suruh ia berkonsultasi dengan
seorang arsitek dan seorang kontraktor. Jika ia mempunyai uang
untuk ditabung, tunjukkan seorang konsultan keuangan. Dan,
diteruskan dengan model yang sama, jika ia memiliki masalah
psikologis, jika ia sakit mental, berhikmatlah untuk menun-
jukkan dia kepada seorang konselor yang sudah terlatih
secara profesional.
Para pendeta dengan sedikit latihan dan pengalaman dalam
konseling dan kurang minat untuk konseling pasti menyuruh
orang- orang yang bermasalah menemui seorang konselor yang
kompeten, tetapi bulam karena masalah psikologis milik bidang ilmu
yang tidak ada kaitannya dengan kekristenan. Banyak yang
beranggapan bahwa Alkitab lebih tidak ada sangkut pautnya
dengan masalah-masalah emosi daripada dengan masalah
penyakit radang paru-paru. Kesulitan dengan pemikiran umum
ini muncul ketika Anda melihat ke dalam apa yang kita sebut
sebagai penyakit mental. Kegagalan pemakaian psikologis
biasanya terdiri atas atau berasal dari masalah-masalah seperti
rasa bersalah, kegelisahan, kemarahan, nafsu yang tak
terkendali, kurangnya rasa pengakuan diri, perasaan bahwa
dirinya tidak layak, tidak aman, prioritas yang salah, dan sifat
mementingkan diri sendiri. Bahkan pembacaan Alkitab yang
paling umum dengan cepat mengungkapkan bahwa Alkitab
memiliki banyak rahasia untuk dikatakan mengenai masalah-
masalah demikian.
Mungkin pengertian yang rinci mengenai bagaimana
masalah-masalah ini berinteraksi untuk menghasilkan
gejala-gejala psikologis merupakan sesuatu yang dapat
dilakukan psikologi untuk dapat menolong ki ta mengerti dengan
lebih baik. Namun tanpa diragukan lagi jenis masalah-masalah
yang membangun substansi kekacauan emosional merupakan
kesulitan-kesulitan yang dibicarakan Alkitab. Untuk
34 Konsel/ng yang Efektlf & Alkitab/ah

rnenciptakan sebuah dinding antara Alkitab dan psikologi dan


untuk rnenerirna bahwa kedua disiplin ilrnu itu Terpisah Tetapi
Sarna, di mana rnasing-rnasing berhubungan dengan bidang
rnasalah yang berbeda, harus ditolak dengan tegas sebagai suatu
refleksi isi Alkitab yang tidak akurat.

Selada yang Diaduk


Pendekatan kedua terhadap integrasi rnenyerupai strategi
berikut ini dalarn persiapan seiad a yang diaduk ke dalam kuah:
carnpurlah beberapa bahan bersama-sama ke dalam satu
rnangkuk untuk rnenciptakan campuran yang lezat.

SELADA YANG DIADUK

KONSELING
ALKITABIAH

Diagram 5

.....Kelernahan pendekatan pertarna telah dikoreksi dengan


yang satu ini. Karena Alkitab berhubungan dengan begitu
banyak rnasalah yang ditemui dalarn ruang konseling, maka
seorang konselor Kristen akan menambahkan pada gudang
terapinya dengan pengetahuan yang bisa diterapkan dengan
konsep-konsep alkitabiah dan ayat-ayat pendukung. Quentin
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 35

Hyder, dalam bukunya yang mendapat banyak sambutan


Christian's Handbook of Psychiatry, mengilustrasikan pemikiran
semacam ini. Ia membahas nilai doktrin-doktrin alkitabiah,
seperti pengampunan sehubungan dengan masalah rasa
bersalah. Thesisnya tampak menyatakan bahwa teori psikologis
sekular belum dipakai secara keseluruhan sebagai alat yang ada
untuk menolong orang-orang menuju kehidupan yang
produktif dan utuh . Ia menunjukkan bahwa kekristenan
menawarkan sumber-sumber yang hebat dan kadang-kadang
sangat penting (misalnya: iman, kasih, pengharapan, keper-
cayaan, tujuan) yang dapat diterapkan jika diperlukan oleh ahli
terapi Kristen yang berpengetahuan.
Adalah kesan saya, bahwa sebagian besar kaum profesional
Kristen telah mengambil pendekatan ini terhadap integrasi :
mengkombinasikan pandangan-pandangan dan sumber-sumber
Alkitab dengan hikmat psikologi dan sebuah psikoterapi yang
benar-benar efektif dan mutakhir akan muncul. Para ahli
perpaduan Kristen cenderung untuk mempersekutukan kedua
disiplin ilmu: teologia dan psikologi, dan menentukan di mana
pokok permasalahan dapat saling melengkapi, dan kemudian
menggabungkan bersama pandangan-pandangan dari kedua
disiplin ilmu tersebut. Proses itu sangat serupa dengan
mengumpulkan bersama dua buah potongan gambar yang
tidak utuh untuk menyelesaikan sebuah gambar. Misalnya,
hamartiologi, studi teologis tentang dosa, dan psikopathologi,
studi psikologis tentang penyimpangan mental, yang
keduanya berkaitan ditinjau dari perspektif yang berbeda
dengan pokok masalah yang secara kasar sama, yaitu tekanan
manusia. Integrasi dalam model Salad yang Diaduk mungkin
dapat dicapai dengan menempatkan para ahli hamartiologi dan
para ahli psikopathologi ke dalam satu ruangan untuk mem-
bandingkan catatan-catatan dan tiba pada sebuah pandangan
komprehensif, yang dipersatukan dari keadaan sulit manusia.
Masalah krisis dengan model Salad yang Diaduk adalah
kurangnya penekanan pada kebutuhan terhadap penyaringan
36 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

yangsaksama dari setiap konsep sekular dalam terang praduga


Kristen. Karena psikologi bertumbuh dari sekumpulan praduga
yang dengan keras bertentangan dengan Alkitab, sebuah model
yang gagal untuk lambat laun memeriksa dengan teliti konsep-
konsep sekular membuka pintu bagi sebuah sintese dari
gagasan-gagasan yang berlawanan. Alki tab menganggap bahwa
ada kebenaran absolut. Apa saja yang menentang kebenaran
salah. Alkitab secara mutlak menolak untuk mencocokkan
konsep-konsep yang dengan cara apa pun tidak konsekuen satu
dengan yang lainnya. Kapan saja k.ita menggabungkan konsep-
konsep yang bersumber dari posisi-posisi filsafat yang ber-
lawanan, kita sedang dalam bahaya memindahkan landasan
praduga kita.
Semua kebenaran tentu saja merupakan kebenaran Allah.
Doktrin pengungkapan secara umum menyediakan jaminan
untuk bergerak melebihi pengungkapan dalil Alkitab ke dalam
dunia sekular dari studi ilmu pengetahuan dengan harapan
untuk menemukan konsep-konsep yang benar dandapat d ipakai.
Namun kita harus hati-hati. Baiklah saya jelaskan alasannya,
khususnya apabila k.ita mengharapkan bantuan psikologi. Dan
di sini saya bersikap sedikit teknis. Pada umumnya psikologi
berhubungan dengan konsep-konsep yang tidak kelihatan atau
hipotetis. Meskipun strategi-strategi yang hebat telah didesain
untuk mengukur konsep-konsep yang tidak kelihatan, namun
pendekatan empiris yang kaku telah mengambil alih realitas
yang tidak kelihatan dari sebagian besar arti yang berdasarkan
akal sehat. Positivisme logis dan empirisme yang gersang
merupakan posisi-posisi yang menuntut agar setiap istilah
yang bermakna didefinisikan dengan lengkap dalam istilah-
istilah referensi yang empiris dan dapat dilihat. Dengan
perkataan lain, tidak ada satu pun yang bermakna kecuali kita
dapat melihatnya. Pendekatan-pendekatan terhadap penge-
tahuan ini telah diungkap sebagai sesuatu yang steril. Semakin
banyak orang dalam kumpulan ilmiah akan menyadari bahwa
kita tidak dapat mengganti kata-kata, seperti kasih, jiwa atau
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 37

keindahan dengan realitas yang kelihatan. Realitas yang penting


seringkali tidak kelihatan. Sebuah disiplin ilrnu yang rnernbatasi
dirinya dengan studi dari realita-realita tersebut yang dapat
dibedakan jelas dengan pancaindera kita dengan cepat akan
menjadi penyelidikan yang saksarna dari hal-hal yang sepele.
Agar psikologi rnenjadi relevan dengan hal-hal nyata yang
berhubungan dengan manusia, rnaka harus bergerak rnelebihi
empirisrne yang kaku dan berhubungan dengan konsep-konsep
yang tidak dapat diukur secara langsung. Segera setelah psikologi
mulai melakuknn lebih banyak daripada melaporkiln data yang
kelihatan, makn kesimpulan-kesimpulannya tentu membutuhkiln
sejumlah besar interpretasi yang subyektif. Apa yang dengan tidak
beralasan kita tunjukkan sebagai kebenaran-kebenaran atau
penemuan-penemuan psikologi benar-benar rnerupakan
gabungan dari data dan interpretasi pribadi. Sekarang di sini
merupakan titik perrnasalahannya. Interpretasi rnencerrninkan
praduga. Penemuan-penemuan psikologi secara khas rnewakili
interpreted data (data yang diinterpretasikan) dan oleh karenanya
dalam beberapa tingkat merefleksikan sekurnpulan praduga
yang keliru. Mustahil bagi disiplin ilrnu psikologi untuk tetap
netral secara metafisik dan deskriptif rnumi ketika berhubungan
dengan hal-hal yang tidak kelihatan. Oleh karenanya kita harus
rnemperhatikan secara ekstrirn pada waktu rnenerirna
kesimpulan-kesimpulan psikologi sekular ke dalarn pernikiran
Kristen kita. Kita rnungkin saja rnenyerap gagasan-gagasan
yang hampir tak kentara bertentangan dengan posisi alkitabiah
kita. Izinkan saya rnenekankan kembali bahwa psikologi benar-
benar menawarkan bantuan yang nyata kepada orang Kristen
yang berusaha keras untuk mernahami dan menyelesaikan
rnasalah-masalah pribadi. Narnun dernikian, prioritas utarna
terhadap usaha-usaha integrasi yang bertanggung jawab adalah
rnengernbangkan sebuah strategi untuk rnengevaluasi psikologi
sekular dalarn terang ajaran Alkitab.
Buswell rnenernpatkannya dengan baik ketika ia berkata
bahwa pribadi dan karya Kristus rnerupakan "... kebenaran
38 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

sentral dari seluruh sistem kebenaran dan realita di dalam


alam semesta, kebenaran itu begitu menyatunya dengan
semua kebenaran lain seolah-olah mendukung kebenaran itu
dan diungkapkan di dalamnya." 2 lntegrasi kemudian menjadi
pokok permasalahan untuk menentukan konsep-konsep
psikologis mana yang mengalir dengan luwes dari praduga-
praduga sentral Kristen. Kita harus melakukan lebih daripada
mencampur selada yang diaduk melalui konsep-konsep yang
disesuaikan dari dua disiplin ilmu kepada praduganya sendiri.
Meskipun model Salada yang Diaduk tanpa sadar sering
dipraktikkan oleh orang-orang Kristen yang memegang pan-
dangan tinggi dari ajaran Alkitab, namun dalam pemikiran
dengan tak kentara dapat mengakibatkan kita beralih dari
kekristenan ke dalarn humanisme semata-mata.
Izinkan saya menggambarkan bagaimana pendekatan
model Salada yang Diaduk dapat menyulitkan Anda dengan
kebenaran Kristen. Analisa transaksional menawarkan sebuah
teori kepribadian yang rapi dan sederhana dan dinamika-
dinamika antar pribadi yang telah memperoleh popularitas di
mana-mana dalam banyak dunia penginjilan. Pengajaran dasar-
nya adalah bahwa orang-orang yang memegang keyakinan-
keyakinan negatif mengenai diri sendiri biasanya mengem-
bangkan masalah, dengan sempurna dapat diterima oleh
orang-orang Kristen. Pembagian kepribadian yang jelas dan
dapat mudah dimengerti ke dalam tiga bagian (orang-tua,
orang dewasa, anak-anak) secara kasar berhubungan dengan
d.:skripsi-deskripsi alkitabiah mengenai hati nurani (orang-tua),
diri sendiri (orang dewasa), dan tabiat dosa (anak-anak) . Analisis
transaksional pada dasarnya melibatkan studi perjumpaan
antar pribadi atau transaksi-transaksi untuk menentukan
bagian mana dari kepribadian yang tersangkut dalam setiap
persimpangan yang diberikan. Konseling kemudian menjadi
suatu pokok perrnasalahan untuk membantu orang-orang sadar
ketika tingkah laku mereka berasal dari hati nurani yang suka
menguasai (orang-tua) atau dari sifat kekanak-kanakan yang
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 39

mementingkan diri sendiri (anak-anak) dan mendorong usaha


yang saksama untuk memberikan respons dengan dewasa,
realistis, dan masuk akal, seperti orang dewasa.
Sejauh ini tidak satu pun yang dikatakan menyerang
orang-orang Kristen. Kita harus bertingkah Iaku dewasa,
bukannya kejam atau kekanak-kanakan. Karena sistem itu secara
relatif mudah untuk dimengerti dan karena kecocokan yangjelas
kelihatan dengan pemikiran Kristen, maka beberapa orang
mendekati T.A. sebagai sebuah model yang berguna untuk
konseling Kristen . Namun ada masalah. Dengarkanlah
asumsi-asumsi yang ditetapkan sebagai T.A. yang mendasari
buku yang populer I'm OK-- You're OK oleh Tom Harris.

1. Allah merupakan kekuatan yang tidak bersifat pribadi


(Harris menerima teologi Tillichian).
2. Manusia pada dasamya baik. Dosa tidak lebih daripada
pend irian yang kurang be run tung, yang dipelajari bahwa
"Saya tidak OK." Tidak ada tempat dalam T.A. bagi rasa
bersalah moral yang bersifat objektif.
3. Penebusan merupakan proses menemukan bahwa
penilaian diri saya yang secara menyakitkan bersifat
negatif tidak dan tidak pemah benar. Saya benar-benar
OK, dapat diterima sebagaimana adanya saya. Posisi
itu menjajarkan universalisme dengan ajaran bahwa
semua orang OK meskipun beberapa orang menderita
dicengkeram ketakutan yang membuat mereka tidak OK.
4. Manusia cukup dengan dirinya sendiri.

Keprihatinan saya adalah bahwa teori T.A. merefleksikan


praduga dari T.A. Suatu penerimaan yang tidak kritis terhadap
konsep-konsep dan praktik-praktik T.A. ke dalam konseling
Kristen dapat membawa efek yang menghancurkan. Dosa
tidak pemah dibicarakan. Dosa bukan bagian dari sistem itu.
Iman sebagai perlengkapan dasar untuk menyesuaikan sumber-
sumber ilahi tidak relevan karena kita tidak membutuhkan
40 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

pertolongan supranatural. Isu-isu moralitas dikaburkan dengan


(1) desakan pad a tingkah laku orang dew as a yang masuk akal (2)
memasukkan dosa sebagai bagian dari sifat kita yang kekanak-
kanakan, dan (3) menganggap materi dari hati nurani
(orang-tua) sebagai tersangka. Menanggalkan manusia lama
dikurangi untuk melepaskan diri dari anak-anak atau orang-tua.
Mengenakan manusia barn ditegaskan kembali sebagai respons
orang dewasa. Gagasan bahwa orang-orang dapat memilih
untuk bertingkah laku lazim dalam kekuatan mereka sendiri
tidak merefleksikan dan sama sekali tidak konsekuen dengan
pengungkapan Yesus Kristus. Karya Roh Kudus dalam memo-
tivasi dan memampukan transformasi, keampuhan dari pene-
busan dalam menyediakan kehidupan yang baru, dan keter-
gantungan pada Firman dalam membimbing perubahan-
perubahan kita semuanya diabaikan.
Apabila sistem-sistem digabungkan tanpa keprihatinan yang
pasti pada praduga-praduga mereka yang berbeda, maka pada
suatu saat sistem akan "memakan" yang lainnya. Jika seorang
konselor melakukan integrasi prosedur-prosedur T.A. ke dalam
pekerjaannya tanpa perhatian yang ekstrim, maka isi
kekristenan segera dapat lenyap atau mungkin tetap tinggal
sebagai tambahan yang berguna. Masalah sentral dengan
integrasi model Salad yang Diaduk bukan karena psikologi
sekular tidak memiliki sesuatu untuk ditawarkan, tetapi lebih
kepada penerimaan yang ceroboh lerhadap gagasan sekular
yang dapat mengakibatkan suatu kompromi yang tidak
terencana dengan doktrin alkitabiah. Pada dasamya integrasi
bukan merupakan masalah mempersekutukan teologi dengan
psikologi yang relevan. Pekerjaan utama dalam integrasi adalah
menyaring konsep-konsep sekular melalui saringan ajaran
Alkitab; kemudian kita dapat mempersekutukan konsep-konsep
itu yang melewati masalah teologis yang sesuai dan mencoba
untuk mengasimilasikan mereka ke dalam suatu keutuhan
yang komprehensif. Model Salad yang Diaduk gagal menekan-
kan pekerjaan penting dan utama dari penyaringan.
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 41

Tidak Ada Hubungan


Pendekatan ketiga terhadap integrasi tampaknya menjadi
reaksi yang berlebihan yang bermotivasi baik terhadap kedua
pendekatan yang pertama. Terpisah, tetapi sama gagal mengenal
relevansi ajaran Alkitab dengan masalah-masalah psikologis.
Selada yang Diaduk lebih menambahkan konsep-konsep ajaran
Alkitab terhadap pemikiran psikologis, bukannya mulai dengan
ajaran Alkitab dan dengan saksama meneliti konsep-konsep
psikologis dalam terang praduga-praduga alkitabiah. Tidak Ada
Hubungan (dan ini mencakup baik para ahli teologi, maupun
psikologi) dengan rapi menangani masalah integrasi dengan
mengabaikan psikologi sama sekali. Pendirian dasar mereka
adalah Tidak Ada Yang Lain Kecuali Kasih Karunia, Tidak Ada
Yang Lain Kecuali Kristus, Tidak Ada yang Lain Kecuali Iman,
Tidak Ada yang Lain Kecuali Firman. Pendekatan ini dapat
dibuat sketsa dengan mudah.

TIDAK ADA HUBUNGAN

Diagram 6

Izinkan saya memberikan tanggapan secara singkat terhadap


posisi ini sebelum saya membahasnya lebih rind. Saya juga
percaya pada kecukupan Kristus bagi setiap keperluan manusia,
tetapi saya tidak percaya bahwa kita sedang menyangkali
kecukupan-Nya ketika kita menerima pemikiran sekular yang
42 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

tidak satu pun bertentangan dengan pengungkapan Kristus


dalam Firman- Nya. Dalam bahasa Buswell, konsep-konsep
dapat diterima jika Kristus mendukung konsep-konsep itu dan
diungkapkan dalam konsep-konsep tersebut. Menggunakan
konsep-konsep yang melewati tes ini tidak bertentangan dengan
kebenaran yangmenyatakan bahwa Yes us adalah segalanya yang
kita perlukan, juga tidak merampas posisi Tuhan kita yang
terbaik di atas segalanya.
Filsafat di balik model Tidak Ada Hubungan tampaknya
mencakup sejumlah gagasan, yang banyak di antaranya
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang termasuk dalam dua
pendekatan yang pertama.
1. Ajaran Alkitab tidak berpura-pura menawarkan bim-
bingan rind terhadap isu-isu fisik ekstemal (menyem-
buhkan radang paru-pa ru, membangun rumah, dan
sebagainya). Selama kita dengan hati-hati tetap di dalam
prinsip-prinsip alkitabiah yang luas, maka kita dapat
dengan sahih beralih kepada ilmu kedokteran, sipil, ·
arsitek dan disiplin ilmu "sekular" lainnya untuk
pertolongan yang ditawarkan tanpa membahayakan
posisi Kristen kita .
2. Segala sesuatu yang perlu diketahui untuk hid up secara
efektif tercakup dalam ajaran Alkitab, baik secara lang-
sung dan khusus melalui pengajaran, maupun secara
tidak langsung dan umum melalui contoh. Masalah-
masalah pribadi yang mewabah begitu banyak (tidak
termasuk masalah-masalah yang disebabkan oleh
kekalutan fisik) selalu berakar dari dosa, dengan seder-
hana didefinisikan sebagai suatu kegagalan untuk
mengikuti prinsip- prinsip Allah bagi kehidupan, yang
sudah kehilangan tanda dari maksud dan standar Allah.
Model "Tidak Ada Hubungan" menekankan bahwa
kekalutan psikologis paling tidak dimengerti dan didekati
sebagai sekumpulan masalah yang disebabkan secara
langsung oleh kehidupan yang berdosa dan tidak
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 43

alkitabiah. Bersama tokoh-tokoh terkemuka seperti


Thomas Szasz dan 0. Hobart Mowrer mereka dengan
tegas menolak asumsi yang diekspresikan dalam ban yak
pemikiran kita bahwa penyakit mental mewakili serbuan
asing dari kuman-kuman mental atau serangan dari
pukulan pennulaan masa kanak-kanak yang telah mele-
mahkan atau membengkokkan struktur fisik internal kita.
3. Karena Alkitab mencakup pengungkapan Allah
mengenai bagaimana Ia menangani dosa dan suatu
pernyataan komprehensif mengenai prinsip-prinsip
ilahi bagi kehidupan, maka seorang konselor perlu
mengetahui Ticink Ada Yang Lain Kecuali ajaran Alkitab
supaya dapat dengan efektif menangani setiap masalah
yang penyebabnya bukan organis.
4. Penekanan utama dian tara model Tidak Ada Hubungan
adalah bahwa orang-orang bertanggung jawab untuk
tingkah laku mereka. Mereka selanjutnya menekankan
bahwa masalah-masalah psikologis disebabkan bulam
oleh apa yang terjadi terhadap And a, tetapi lebih kepada
bagaimana And a memberikan respons terhadap apa pun
yang terjadi. Dan orang-orang bertanggung jawab untuk
(dan tersimpul di dalamnya mampu untuk) memberikan
tanggapan secara alkitabiah terhadap setiap si tuasi.
5. Dalam terang konsep-konsep ini, konselingpada dasarnya
terdiri dari dua langkah: (1) identifikasi dari pola berdosa
yang dianggap mendasari apa pun masalah dari luar yang
terjadi dan (2) nasi hat dan bimbingan untuk berhubungan
dengan pola itu melalui pengakuan (menanggalkan
manusia lama) dan suatu pertobatan yang pasti yang
direfleksikan dalam tingkah laku yang berubah
(mengenakan manusia baru).

Dalam pertimbangan saya, model Tidak Ada Hubungan


banyak mempercayakan dirinya kepada orang Kristen yang
sungguh-sungguh. Di dalam dunia yang terkadang sekular
44 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

menurut pandangan psikologi Kristen, sungguh menyegarkan


mendengarkan suatu desakan yang kuat terhadap otoritas dan
pemusatan dari ajaran Alkitab. Penekanan terhadap tanggung
jawab pribadi merupakan pembebasan yang menggembirakan
dari mereka yang memaafkan tingkah laku yang berdosa
sebagai gejala-gejala yang tidak menguntungkan dari penyakit
mental. Saya pemah membaca bahwa ahli psikologi Richard
Speck menjelaskan pembunuhan Speck yang berdarah dingin
terhadap delapan perawat sebagai suatu "kebutuhan
psikologis". Skinner menyebabkan kita menyalahkan ling-
kungan. Freud menunjukkan jari tuduhannya kepada
kekacauan jiwa internal. Rogers memberikan empati kepada
orang yang tak berdaya yang menyangkal haknya terhadap
ungkapan diri. Dalam setiap kasus seseorang sebagai wakil
yang bertanggung jawab dilenyapkan. Tidak ada tanggung
jawab, demikian juga tidak ada rasa bersalah di dalam pikiran
banyak manusia yang terjadi sebagai akibat yang wajar yang
menyenangkan. Buang rasa bersalah, maka dosa tidak akan
ada lagi. Dengan penghapusan dosa, maka kayu salib Kristus
menjadi suatu kesyahidan agamawi, bukannya dasar
penebusan. Tambahkan nilai plus lainnya untuk Iblis. Para ahli
dengan model Tidak Ada Hubungan mengembalikan kita
kepada pertanggungjawaban, rasa bersalah, dosa, dan pene-
busan karya Kristus. Untuk hal itu kita dengan gembira ber-
terima kasih kepada mereka.
Pada tingkatan ini dalam pemikiran saya, saya mengambil
topik masalah para kolega saya yang menganut model Tidak Ada
Hubungan terutama terhadap dua dasar: (1) desakan mereka
bahwa psikologi tidak memiliki sesuatu untuk ditawarkan dan
(2) apa yang dengan mudah dikurangi dalam konseling model
mereka, yaitu dengan mengenali dosa dan memerintahkan
perubahan. Implikasinya adalah bahwa konseling tidak lagi
kompleks, tetapi hanya menemukan tingkah laku yang keliru,
memerintahkan orang-orang untuk melakukan dengan berbeda
apa yang seharusnya dilakukan, dan merencanakan, menasihati,
Kekristenan & Psiko/ogi: Musuh atau Sekutu? 45

dan menuntut perubahan-perubahan yang sesuai.


Butir pertama sudah dibicarakan dalam diskusi model Seiad a
yang Diaduk. Saya mengemukakan di sini bahwa kita harus
waspada dalam menerima penemuan-penemuan psikologis ke
dalam pemikiran dan taktik-taktik kita. Namun saya berharap
dapat menjelaskan bahwa jika kita sungguh-sungguh menyaring
psikologi sekular, maka kita akan menjumpai beberapa
gagasan (mungkin banyak) yang konsekuen dengan ajaran
Kitab Suci dan benar-benar pada kenyataannya menambahkan
kepada pengertian kita fungsi manusia. Misalnya, Adam, dalam
Kejadian 3, menangani masalah dosanya dengan rasionalisasi
dan proyeksi; ia memaafkan tingkah lakunya (rasionalisasi)
dengan menyalahkan Hawa (proyeksi). Ia benar-benar menipu
dirinya dengan menyangkali tanggung jawab pribadi terhadap
dosa. Yeremia memberitahu kita bahwa kita semua pada
dasarnya cenderung menipu diri sendiri ("Betapa liciknya hati,
lebih licik daripada segala sesuatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya?" Yeremia 17:9). Tentu saja seorang ahli
psikologi Kristen ingin mempelajari karakteristik dari
penipuan diri sendiri ini dan ingin mengerti banyak cara khusus,
yang dapat dipraktikkan. Anna Freud, anak perempuan
Sigmund, telah menulis sebuah karya klasik mengenai
mekanisme-mekanisme pertahanan ego, strategi-strategi yang
dirancang untuk menolong kita menghindar dalam menghadapi
kenyataan yang tidak menyenangkan mengenai diri kita sendiri.
Ia telah mengamati berbagai macam cara, di mana orang-orang
mempraktikkan penipuan diri sendiri. Oleh sebab itu,
tulisan-tulisannya merupakan bacaan yang sesuai dan menolong
bagi seorang Kristen. Sebentar lagi akan lebih banyak dikatakan
mengenai penggunaan yang sahih dari psikologi sekular ketika
saya mendiskusikan pendekatan keempat terhadap integrasi.
Aspek kedua dari model Tidak Ada Hubungan yang
memprihatinkan saya adalah apa yang saya pikirkan yang
merupakan sebuah model konseling yang sederhana. Apakah
konseling tidak lebih daripada mendengarkan sampai Anda
46 Konse/lng yang Efektlf & Alk/tab/ah

dapat mendeteksi sebuah pola tingkah laku yang berdosa dan


kemudian menyambarnya dengan kewibawaan, sambil
memerintahkan orang-orang untuk berubah kepada pola-pola
alkitabiah? Ketika saya melihat ke dalam hidup saya sendiri,
dinarnika fundamental di balik pertumbuhan rohani apa pun
yang telah muncul telah menjadi suatu sikap yang dalam
terhadap kasih Allah yang tidak bersyarat dan penerimaan,
yang dimungkinkan melalui karya penebusan Kristus di kayu
salib. Ketika saya mengalami getaran tanggapan yang tidak dapat
diungkapkan, saya tergerak kepada kasih Allah dalam
penyembahan dan pelayanan. Konseling yang menuntut untuk
bercorak Kristen tidak boleh bertentangan dengan karakteristik
Allah, maupun dengan keajaiban kayu salib. Allah itu kudus,
benar, dan adil. Semua kemarahan dan murka-Nya telah
dicurahkan kepada Yesus, ketika Ia menanggung hukuman
yang sepatutnya ditanggung dosa-dosa saya. Seperti yang
ditulis oleh seorang penulis, "Ia telah mengeringkan tetesan
terakhir yang gelap dari cawan murka Allah; tidak ada sesuatu
pun yang tersisa kecuali kasih yang ditinggalkan bagi saya."
Karena saya dibenarkan, maka saya tidak akan pemah tahu dan
mengalami murka dari Allah yang kudus. Karena kayu salib,
saya sekarang perlahan-lahan menjelajahi jangkauan yang
tidak terbatas dari kasih-Nya. Melalui semua kekekalan saya
tidak akan pemah menemukan batasan kasih-Nya. Tidak
seorang pun yang dapat melakukannya.
Karena begitu sukar bagi orang-orang untuk meletakkan
dengan teguh penerimaan total dalam Kristus, maka konseling
dalam setiap butir harus merefleksikan penerimaan Allah
terhadap orangberdosa yang sudah dibenarkan. Penempelakan
dan konfrontasi menduduki tempat yang nyata dan sering
dibutuhkan dalam konseling, tetapi kita harus selalu berada
dalam konteks sambutan yang benar. Sebuah model yang
meneka nkan nasihat dan koreksi dapat dengan mudah
mengabaikan dinamika kritis dari suatu tanggapan. Tanpa·
mengadakan keterkaitan dan hubungan, di mana tanggapan
Kekrlstenan & Pslkologl: Musuh atau Sekutu? 47

yang mumi dapat dikomunikasikan, maka koreksi yang


otoriter akan menghasilkan baik pemberontakan, maupun
persesuaian yang tertekan. Tidak satu pun dari tindakan itu
meningkatkan kedewasaan rohani.
Masalah yang terkait dengan model sederhana dari "menge-
nali, kemudian menasihati" bercirikan mekanistis. Carl Rogers
dengan mengesankan telah mendokumentasikan dalam ratusan
jam konseling bahwa variabel hubungan luar biasa berkuasanya
dalam mempengaruhi fungsi yang berkembang. Manusia
merupakan makhluk sosial. Kita telah dibuat seperti itu oleh
Allah. Konseling perlu mempertimbangkan pengaruh yang
kuat dari dinamika hubungan antar pribadi. Untuk memainkan
hubungan antara konselor dan klien demi kepentingan model
yang memberikan informasi (seperti yang cenderung dilakukan
model Tidak Ada Hubungan) adalah dengan mengurangi
petjumpaa'1 pribadi kepada interaksi mekanistis. Memperbaiki
sebuah mobil tidak membutuhkan apa-apa selain daripada
pemahaman terhadap prinsip-prinsip fungsi mesin dan yang
semacam itu dan kemudian memperlakukan kepada mobil itu
hal-hal yang perlu diketjakan untuk menyesuaikan diri dengan
prinsip- prinsip itu. "Memperbaiki" seseorang cukup berbeda.
Sebagai tambahan pengetahuan terhadap prinsip-prinsip hidup
yangefektif, keprihatinan yangdalam, dan mumi bagi individu
harus dikomunikasikan jika pertumbuhan karakter yang nyata
harus dicapai.
Konsekuensi lainnya yang dapat dipertanyakan terhadap
model konseling sederhana adalah desakan dari model Tidak
Ada Hubungan bahwa semua masalah pribadi merupakan
akibat dosa. Tentu saja pada batas tertentu, ini tidak perlu
diperdebatkan lagi, benar. Tidak akan ada masalah-masalah
dari jenis apa pun dalam semua ciptaan Allah jika dosa belum
menyatakan ak:batnya yang merusak. Para penganut model
Tidak Ada Hubungan tampaknya mengambil sebuah langkah
besar lebih lanjut dan mendesak bahwa dosa pribadi yang pasti
merupakan tanggungjawab langsung bagi masalah apa pun yang
48 Konseling yang Efektif & Alkitobioh

sedang dialami seseorang. Meskipun pemikiran seperti itu


menarik bagi kita semua yang bosan memaafkan tingkah laku
yang berdosa sebagai reaksi-reaksi yang tidak dapat dikontrol
terhadap penyakit mental, namun model itu tidak dapat selalu
dilaksanakan secara langsung di dalam dunia nyata.
Pikirkan anak yang dari hari-hari pertamanya telah dipukul,
atau diabaikan, bergantung kepada suasana hati ayahnya yang
kecanduan alkohol. Selama bertahun-tahun ia telah terjajah pada
suatu dunia, di mana tidakada yang lain, kecuali kepedihan. Pad a
usia enam belas tahun ia dikirim ke seorang ahli psikologi oleh
seorang pekerja bagian kesejahteraan. Ia bersikap tidak
memberikan respons, menarik diri, dan hampir tidak menun-
jukkan fungsi-fungsi penting seperti makan dan kebersihan.
Kadang-kadang ia duduk tanpa bergerak berjam-jam. Seorang
ahli terapi sekular menyebutnya katatonis schizophrenia dan
merawatnya dengan terapi obat, mengikuti pendapat pengikut
Freud bahwa para pasien yang sakit ingatan yang tidak
memiliki rasa ego merupakan calon yang parah untuk psi-
koterapi. Jika ahli terapi berorientasi pada tingkah laku, maka
mungkin ia mengembangkan program manajemen kemungkinan
dari tingkah laku yang sesuai yang memperkuat dengan uang,
permen, atau hadiah lainnya yang dapat dibeli yang mungkin
diinginkan anak laki-laki itu. Mudah-mudahan persahabatan
kasih dan perhatian dengan penguat-penguat yang lebih
utama akan menciptakan suatu keinginan untuk variabel
hubungan yang kemudian dapat digunakan untuk melanjutkan
kemajuannya.
Misalnya seorang konselor Kristen dengan kecenderungan
model Tidak Ada Hubungan ditugaskan untuk kasusnya.
Dengan seruan yang muncul berdenging di dalam telinganya,
"Tidak ada hal seperti penyakit mental, yang ada hanya
pola-pola hidup yang berdosa," apakah ia dengan cepat akan
menyerang banyak pola yang salah yang menguasai seluruh
gaya hid up anak laki-laki itu? Di manakah isu dosa pribadi secara
tepat dapat diterapkan? Tentu saja pasien itu tidak sedang
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 49

mempraktikkan iman dalam Allah yang Mahakuasa,


Mahakasih; ia tidak sedang menghasilkan buah bagi Tuhan,
tetapi lebih banyak membungkuk karena ketakutan di sudut
ruangan, tidak dikontrol Roh Kudus, tetapi oleh ketakutan.
Namun apa yang sebenamya Anda lakukan? Mengenali dosa
dan memerintahkan perubahan?
Pribadi yang tidak berkembang yang sedang bersembunyi
di bawah lapisan-lapisan penarikan diri yang defensif akan
menarik dirinya lebih jauh ke dalam dirinya sendiri, jika ia
menyadari ahli terapi dengan kritis memperhadapkannya
dengan respons-responsnya yang berdosa terhadap sekum-
pulan peristiwa yang malang. Kebutuhan utamanya adalah
penerimaan. Tidakkah lebih baik menyediakan sebuah dunia
baru yang penuh kasih sambil berusaha mengkomunikasikan
penerimaan yang nyata dengan beberapa cara yang akan dapat
membantu? Mungkin sebuah program terapi tingkah laku akan
bermanfaat untuk membangun hubungan, sebuah jalan untuk
komunikasi. Obat-obatan mungkin menolong untuk
mengurangi kegelisahan atau, jika perlu, mengaktifkan sistem
urat syaraf yang tertutup. Dalam beberapa kasus konfrontasi
aktif mungkin menjadi cara terbaik' untuk menyampaikan
penghargaan bagi orang itu sebagai individu yang berharga
yang mampu memberikan respons dengan cara yang sesuai.
Mendesak perubahan pada tingkat rendah sering merupakan
sebuah siasat terapis yang efektif. Apa pun strateginya, sasaran
yang langsung adalah untuk menciptakan suasana
penerimaan, sebuah dunia baru, di mana di dalamnya anak
laki-laki itu akan mengambil risiko mulai menggerakkan kepa-
lanya . Dalam beberapa hal sebuah desakan sampai ia
memberikan respons yang sesuai akan bekerja dengan baik,
tetapi hal itu tidak akan terjadi sebelum anakitu diberikan alasan
untuk percaya bahwa seseorang di luar sana di dunia nyata
memperhatikan.
Izinkan saya meringkaskan pemikiran saya dalam hal ini.
Banyak orang yang kita tangani dalam konseling sedang
50 Konsel/ng yang Efektlf & Alkltablah

bersembunyi di balik segala macam lapisan pertahanan yang


didisain untuk melindungi perasaan yang rapuh dari peneri-
maan diri atau untuk mencegah penolakan lebih lanjut atau
kegagalan dari pencapaian identitas diri yang telah lumpuh
Konseling mencakup membuka lapisan-lapisan itu, kadang-
kadang dengan lembut, kadang-kadang dengan paksa untuk
mencapai pribadi yang nyata di bagian bawah. Konteks dar
semua usaha seperti itu harus merupakan penerimaan yang
mumi atau, seperti yang dikemukakan Rogers, penghargaan
positif yang tidak bersyarat untuk nilai individu. Apabila
pribadi yang di dalam sudah dicapai, maka kebenaran ajaran
Alkitab perlu diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan
kondisi individu tersebut. Menafsirkan Paulus dalam
Tesalonika 5:14, jika ia memberontak dan dengan sengaja
bersalah, hadapi dan nasihatilah dengan keras; jika ia lemah
ketakutan, tidak aman, tetapi berusaha, berikanlah kekuatan
dan pertolongan apa saja yang dapat dilakukan. (Sumber
sumber tubuh lokal seharusnya secara khusus bernilai dalam
kasus-kasus seperti ini.) Terhadap setiap orang, tanpa mem
perhatikan keadaannya, bersabar dan terimalah dengan hangat
Menyatakan bahwa konseling hanya merupakan masalah
menemukan dosa dan menasihati perubahan menyampaikan
pendekatan yang terlalu sederhana yang gagal merefleksikan
pentingnya dinamika kekristenan dan yang tidak sesuai dengan
tuntutan realistis dari situasi konseling. Konselor yang
benar-benar berkualifikasi dan alkitabiah adalah seorang yang
mengetahui bagaimana mendekati pribadi yang unik d
hadapannya untuk mencapainya dengan kebenaran itu. Oleh
karenanya saya mempertanyakan model Tidak Ada Hubungan
dalam dua bidang: (1) model itu tidak mempercayai semua
pengetahuan dari sumber-sumber sekular sebagai sesuatu yang
cemar dan tidak dibutuhkan dan (2) model itu cenderung
mengurangi interaksi yang kompleks dari dua pribadi kepada
model yang terlalu disederhanakan "mengenali-meng
hadapi-mengubah".
Kekristenon & Pslkologl: Musuh otou Sekutu? 51

Merampas Orang-Orang Mesir


Ada pendekatan keempat terhadap integrasi yang terlintas
dalam pikiran saya, yaitu suatu keseimbangan yang
dibutuhkan an tara kecerobohan yang tidak disengaja dari model
Selada yang Diaduk dengan reaksi yang berkelebihan dari
model Tidak Ada Hubungan. Model Selada yang Diaduk
dengan tepat menyatakan bahwa psikologi sekular memiliki
sesuatu untuk ditawarkan, tetapi tidak cukup memperhatikan
campuran yang mungkin terjadi dari praduga-praduga yang
bertentangan. Model Tidak Ada Hubungan dengan tepat
menuntut bahwa setiap bagian konseling Kristen harus
benar-benar konsekuensi dengan pengungkapan alkitabiah,
tetapi membuat ke luar semua psikologi, termasuk elemen-
elemen yang (mungkin secara kebetulan) konsekuen dengan
ajaran Alkitab.
Model yang saya ajukan dapat diberi nama Merampas
Orang-Orang Mesir. Ketika Musa memimpin umat Israel ke
luar dari perbudakan Mesir, ia dengan bebas mengambil
dewa-dewa orang Mesir untuk menolong umat Allah dalam
perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian. Allah tidak
hanya menyetujui "perampasan" ini (mengambil dari), tetapi
juga merencanakan agar hal itu terjadi dan cam pur tangan agar
hal itu terjadi. Sekarang ada beberapa barang yang dibawa orang
Israel yang harus ditinggalkan. Keluaran 12:38 berbicara
mengenai "kumpulan campuran" yang pergi bersama bangsa
Israel. Kelompok orang-orang ini tampaknya mempercayai
sekumpulan nilai yang berbeda dari yang dimiliki bangsa Israel
(mereka menyangkali praduga Kristen mengenai satu Allah yang
benar dengan masih berpaut pada dewa-dewa palsu dari
Mesir) tetapi ingin masuk pada berkat yang diharapkan .
Pendekatan mereka paralel dengan versi modern dari kekris-
tenan yang menuntut tidak perlu ada komitmen kepada Kristus
sebagai Tuhan, tetapi mendorong suatu sikap "Dapatkan apa
yang didapat dari Yesus -- Ia akan membuat And a merasa enak".
Seorang penulis telah menyebutnya teologi Santa Claus. "Saya
52 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

tidak secara khusus tertarik kepada Santa Anda tetapi saya


pasti menyukai apa yang diberikan-Nya kepada saya."
Ajaran Alkitab mencatat bahwa kumpulan campuran yang
tidak percaya inilah yang pertama-tama mengeluh mengenai
kurangnya pemeliharaan di padang gurun dan menghasut orang
Israel untuk memberontak. Pemberontakan menjadi pola yang
begitu berkubu sehingga setiap orang Israel kecuali dua orang
(Yosua dan Kaleb) berlaku seperti orang-orang yang tidak
percaya dan mati di padang gurun. Oleh karenanya model
Merampas Orang-Orang Mesir yang merupakan tugas yang
memerlukan keahlian dan risiko sesuai bagi orang Kristen dan
disetujui Allah tetapi sama sekali bukan berarti bebas dari
bahaya yang nyata. Seperti yang telah disebutkan dalam
diskusi pada model Selada yang Diaduk, apabila kita
menggabungkan konsep-konsep yang berlandaskan atas
praduga-praduga yang antagonis, maka satu sistem akan
"memakan" sistem lainnya sampai isi yang bercorak Kristen
tidak tersisa dan psikologi Kristen mati di padang gurun, tidak
pemah mencapai Tanah Perjanjian. Namun kita dapat mengambil
keuntungan dari psikologi sekular jika kita dengan hati-hati
menyaring konsep-konsep kita untuk menentukan kecocokan
mereka dengan praduga-praduga Kristen.
Pekerjaan menyaring dengan hati-hati bukan masalah yang
mudah. Meskipun memiliki tujuan yang terbaik untuk tetap
alkitabiah, namun sangatlah mudah untuk mengakui konsep-
konsep ke dalarn pemikiran kita yang berkompromi dengan isi
alkitabiah. Karena para ahli psikologi telah menghabiskan
waktu sampai sembilan tahun untuk mem·pelajari psikologi di
sekolah dan ditekankan untuk menghabiskan sebagian besar
w aktu membaca mereka dengan bacaan di bidang mereka agar
tetap mutakhir, maka tidak dapat dihindarkan bahwa kita
mengembangkan "ketetapan berpikir" tertentu. Akibat yang
terlalu biasa, tetapi berbahaya adalah bahwa kita cenderung
melihat kepad a aj aran Alkitab melalui kacamata psikologi,
sementara kebu tuhan kritis adalah melihat kepada psikologi
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 53

melalui kacamata ajaran Alkitab.


Dalam tahun-tahun terakhir ini beberapa ahli psikologi yang
merupakan anggota-anggota organisasi psikologi Kristen secara
terbuka telah menyarankan agar kita menafsirkan ajaran Alkitab
dalam terang psikologi. Satu orang telah melangkah jauh untuk
dapat menafsirkan kembali penjelasan-penjelasan Injil
mengenai aktivitas yang jahat dalam istilah psikologis, sambil
mendesak agar para ahli psikologi harus mengikuti riset empiris
modern daripada kepada asumsi-asumsi bersyarat secara
kebudayaan yang direfleksikan di dalam Alkitab. Secara
berlawanan, McQuilkin dengan baik telah menyatakan bahwa
"... jika hermenetika dari ajaran Alkitab, dasar menafsirkan
ajaran Alkitab, berasal dari perspektif antropologi kebudayaan
atau psikologi naturalistis, maka ajaran Alkitab tidak lagi
merupakan otoritas akhir. Relativisme kebudayaan, deter-
minisme lingkungan dan konsep-konsep lainnya yang anti-
Aikitab akan merembes dan lambat laun akan menguasai.'.3
Saya sadar bahwa usaha-usaha untuk Merampas Orang-
Orang Mesir dapat dengan mudah menurunkan derajat ke dalam
suatu model yang tidak lebih dari model Selada yang Diaduk
lainnya yang kedengarannya alkitabiah, di mana di dalamnya
isi penting dari ajaran Alkitab dengan ceroboh dikompromikan.
Agar dapat mengurangi kemungkinan itu, maka saya akan
mengusulkan agar setiap orang yang ingin bekerja menuju
integrasi yang benar-benar injili antara kekristenan dan
psikologi harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini.

1. Ia akan setuju bahwa psikologi harus berada di bawah


ajaran Alkitab. McQuilkin mendefinisikan konsep-konsep
ini sebagai berikut: "Dengan 'di bawah otoritas' sa_xl
maksudkan bahwa apabila ajaran Alkitab mengalami
konflik dengan gagasan apa pun, ajaran Alkitab akan
diterima sebagai kebenaran dan gagasan lainnya tidak
akan diterima sebagai kebenaran." 4 Saya dapat
menambahkan bahwa jika gagasan lain, sekalipun
54 Konseling yang Efektif & Alkltab/ah

mendapat dukungan riset empiris, tidak akan diterima


sebagaikebenaran.
2. Ia harus dengan bersemangat bersikeras bahwa Alkitab
adalah pengungkapan Allah yang tidak dapat salah,
diilhamkan, tidak menyeleweng dalam bentuk pro-
posisional. Tidak seorang pun yang berdebat dengan
doktrin ini, dalarn pikiran saya, boleh menyebut dirinya
injili.
3. Ia harus setuju bahwa ajaran Alkitab harus memili ki
"kontrol fungsional" yang menguasai pemikirannya.
Kembali, saya mengutip dari artikel McQuilkin yang
menantang: "Dengan 'kontrol fungsional' saya maksud-
kan bahwa prinsip-prinsip prioritas alkitabiah yang
mengatasi perlawanan dari pendapat perlawanan dari
pendapat non-alkitabiah tidak hanya merupakan suatu
doktrin, yang kepadanya orang bersumpah untuk setia,
tetapi yang benar-benar dipraktikkan dengan
sungguh-sungguh dan konsisten. "5 Kontrol fungsional
ajaran Alkitab akan kurang terlihat dalam bidang seperti
arsitektur dan teknik sipil, yang sedikit dibicarakan
dalam ajaran Alkitab, dan jauh lebih kritis dan jelas
dalam disiplin ilmu psikologi karena pokok permasa-
lahan mereka memiliki banyak persamaan dengan isi
alkitabiah.
4. Agar dapat mencapai kontrol fungsional seperti itu dari
ajaran Alkitab dan mengatasi pendekatan pada psikologi,
para ahli integrasi harus membuktikan minat yang
serius dalam isi ajaran Alkitab dengan cara:
a. Paling sedikit waktu yang dihabiskan untuk
mempelajari Alkitab sama seperti untuk mempelajari
psikologi.
b . Pemahaman Alkitab harus merupakan hasil yang
teratur dan sistematis yang menghasilkan.
c. Daya tangkap secara umum dari struktur dan keselu-
ruhan isi ajaran Alkitab dan,
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 55

d. Pengetahuan yang terus bekerja dari doktrin dasar


Alkitab.
e. Kesempatan untuk memanfaatkan karunia-karunia
Roh melalui persekutuan yang teratur dalam gereja
lokal yang mempercayai Alkitab.

Izinkan saya membahas model yang saya anut. Dalam bentuk


diagram, model Merampas Orang-Orang Mesir bisa kelihatan
seperti ini.

Kebenaran
yang Ditemukan

/_
/
/ ------
-
/, Psikologi
I

A
I

Diagram 7

Lingkaran dengan garis terputus-putus yang mengelilingi


lingkaran kebenaran yang terungkap atau yang tersingkap
mencakup semua data natural atau yang ditemukan yang benar
secara alami yang konsistensinya sesuai dengan pengungkapan. 6
Perhatikan bahwa lingkaran psikologi agak tumpang tindih
dengan lingkaran yang kokoh dari kebenaran yang tersingkap.
Dalam meninjau kembali posisi-posisi dari sejumlah ahli teori
sekular, bagi saya tampaknya setiap teori berpusatkan pada
suatu prinsip dari tingkah laku manusia yang diajarkan di
Alkitab. Dalam lampiran untuk bab ini saya telah menulis
56 Konseling yang Efektif & Alkitobloh

sembilan prinsip alkitabiah dengan penguraian singkat dari


masing-masing prinsip. Kemudian saya mendaftarkan beberapa
buku utama dari para ahli sekular yang membangun di atas
prinsip itu dan mengembangkannya dengan cara-cara yang
berguna bagi seorang Kristen. Sebuah kata peringatan ditam-
bahkan mengenai penafsiran-penafsiran yang memungkinkan
dari konsep yang berasal dari praduga-praduga yang tidak
alkitabiah.
Beberapa bagian dari ilmu psikologi menawarkan gagasan-
gagasan dan konsep-konsep (atau, seperti yang sebelumnya
dijelaskan, "data yang ditafsirkan") yang tidak bertentangan
dengan posisi Kristen. Di dalam diagram, ini diwakili dengan
bagian dari lingkaran psikol ogi yang tumpang tindih dengan
lingkaran dengan garis yang terputus-putus dari kebenaran
yang tersingkap. Buku-buku yang saya daftar dalam Iampi ran
berisikan beberapa informasi yang akan ditempatkan dalam
kategori ini. Namun demikian, karena praduga-praduga yang
salah, kebanyakan dari p emikiran mereka bertabrakan dengan
kekristenan dan harus ditolak. Erich Fromm menawarkan diskusi
yang bermanfaat mengenai kasih dalam bukunya, The Art of
Loving. Prinsip yang mendasari pemikirannya alkitabiah:
manusia membutuhkan kasih. Beberapa dari pandangannya
berguna seperti pemikirannya bahwa kasih tidak didefinisikan
dalam istilah dari obyek kasih, tetapi oleh suatu lembaga yang
memampukan seseorang untuk mengasihi. Namun ia jauh
dari target dalam pemahamannya mengenai kasih Allah. Karena
Allah baginya merupakan sumber energi panteistis yang bukan
mempakan pribadi, maka seseorang dapat belajar mengasihi
satu sama lain dengan menarik sumber-sumber yang sudah ada
di dalam tabiat manusia. Penekanannya bahwa manusia
memerlukan kasih merupakan bagian dari kebenaran yang
tersingkapkan. Beberapa pemikirannya akan berada tumpang
tindih antara psikologi dan kebenaran yang tersingkap.
Namun demikian, banyak dari pemikirannya tidak konsekuen
dengan ajaran Kitab Sud dan harus diperlakukan di luar
Kekr/stenon & Psiko/og/: Musuh otou Sekutu? 57

lingkaran dari kebenaran yang tersingkap dan oleh karenanya


tidak layak untuk menarik perhatian orang Kristen.
\

Cara lain mengung!<apkan masalah adalah dengan menga-


takan bahwa para ahli psikologi telah menemukan pandangan-
pandangan yang berguna tetapi kadang-kadang menggunakan
pandangan-pandangan itu dengan asumsi-asumsi yang keliru.
Albert Ellis, seorang ahli psikologi dan menyatakan dirinya
ateis, telah mengamati bahwa kalimat yang dipakai seseorang
untuk menceritakan dirinya sendiri sangat berkaitan dengan cara
ia berpikir dan merasakan sesuatu. Gagasan ini konsekuen
dengan penekanan ajaran Alkitab dalam mengubah pikiran
Anda agar dapat bertindak dengan berbeda (lihat Roma 12:1).
Dalam salah satu artikelnya Ellis menyatakan bahwa takut mati
(sebuah emosi yang tidak menyenangkan) dapat dikurangi
dengan meyakinkan seseorang bahwa tidak ada kehidupan
setelah kematian. Karena kalimat itu dengan sadar diulangi,
"Tidak ada apa-apa setelah kehidupan, oleh karena itu tidak ada
keraguan dan tidak ada masa depan menuju ketakutan yang
menyakitkan," maka emosinya terhadap rasa takut akan surut.
Cara ia menggunakan prinsip alkitabiah bahwa "pikiran
mempengaruhi perasaan" jelas tidak sesuai dengan ajaran
Alkitab. Meskipun cara-cara yang dipakai keliru dalam meng-
gunakan gagasannya, namun tulisan-tulisannya membantu
mengembangkan prinsip alkitabiah.
Seorang Kristen yang telah merampas orang-orang Mesir dari
psikologi sekular, dengan hati-hati menyingkirkan elemen-
elemen yang melawan komitmennya terhadap pengungkapan
ajaran Alki1:ab, akan diperlengkapi dengan lebih baik untuk
memberikan konseling daripada konselor dengan model Seiad a
yang Diaduk yang menggabungkan konsep-konsep karena
tampaknya konsep-konsep itu diperlukan, atau konselor model
Tidak Bermentega yang menolak untuk mengambil keuntungan
dari pandangan-pandangan pendidikan sekular.
58 Konsellng yang Efektlf & Alk/tablah

Lampiran

(1) Tanggung ]awab Terhadap Tingkah Laku (Kisah Para Rasul


5:1-11).
A. Konsep: Manusia hams dianggap bertanggung jawab
terhadap apa yang mereka lakukan dan tidak menyalahkan
tingkah laku mereka yang berdosa pad a penyakit mental.
B. Para penulis:
Menninger-- Whatever Became of Sin?
Mowner -- The Crisis in Psychiatry and Religion
Glasser-- Reality Therapy
C. Peringatan: Dosa didefinisikan sebagai pelanggaran sosial
atau sikap yang tidak bertanggungjawab.

(2) Pemikiran Mempengaruhi Tingkah Laku dan Perasaan Kita (Rom a


12:2)
A. Konsep: Apa yang kita penuhi dalam pikiran kita dengan
setiap peristiwa yang terjadi akan dengan kuat mempe-
ngaruhi bagaimana kita merasa dan apa yang kita lakukan.
B. Para penulis:
Lazarus -- Behavior Therapy and Beyond
Ellis dan Harper-- A Guide to Rational Living
Maltz-- Psycho-Cybernotice
C. Peringatan: lsi pemikiran yang wajar pasti ditentukan
oleh ajaran Alkitab, tetapi dalam buku-buku ini tidak
demikian. Apa yang Ellis sebut dengan "kepercayaan
rasional" mencakup ateisme. Jika Anda berpikir "tidak ada
Allah", maka Anda tidak merasa bersalah.

(3) Kebutuhan untuk Berarti dan Pengharapan (Kisah Para Rasul


17:22-34)
A. Konsep: manusia tidak dapat berfungsi secara efektif
tanpa menganggap kegiatan yang sekarang sebagai benar-
benar penting dan berarti dan kondisi masa yang akan
datang sebagai sesuatu yang dirindukan.
Kekristenan & Pslkologl: Musuh atau Sekutu? 59

B. Para penulis:
Frankl-- Man's Search for Meaning
Sartre -- diringkas dalam buku Francis Schaeffer, The God
Who Is There
C. Peringatan: Menjadi berarti diciptakan secara artifisial,
bukannya diikatkan pada pelayanan bagi Allah; peng-
harapan merupakan optimisme yang tak beralasan atau,
dalam ketidakberadaan optimisme, sebuah lompatan ke
dalam apa pun yang rasanya baik untuk menghindari
kepu tusasaan.

(4) Kebutuhan untuk Kasih dan Hubungan Sosial (Roma 8:35- 39)
A. Konsep: Manusia dapat berfungsi seC'ara efektif hanya
ketika ia memiliki hubungan sosial; oleh karena itu ia
bergantung pada hubungan sosial dan tingkah lakunya dapat
dimengerti hanya dalam hubungan konteks sosialnya.
B. Para penulis:
Adler -- Superiority and Social Interest
Sullivan -- The Interpersonal Theory of Psychiatry
Fromm -- The Art of Loving
C. Peringatan: Definisi kasih yang tidak memadai; tidak ada
hubungan dengan sumber kasih, Allah; tidak ada konteks
moral, tidak ada petunjuk-petunjuk alkitabiah, tidak ada
dasarbagi komunitas yangbenar (misalnya, tubuh Kristus).

(5) Kebanyakan Hal yang Kita Lakukan Bergerak Menuju Sasaran


(Mati us 11:28)
A. Konsep: Orang-orang memilih untuk melakukan apa
yang dianggap akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka. Semua tingkah laku kita diperintah oleh pilihan-
pilihan ini. Pilihan-piIihan yang keliru bergantung pa-da
persepsi-persepsi at au keyakinan-keyakinan yang keliru.
Paulus ingin hidup ("Bagiku hidup adalah Kristus") dan
cukup berkeinginan untuk mati ("mati adalah keuntungan").
Ia mengarah ke depan kepada sasaran yang telah ditetapkan
60 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

Allah di hadapannya -- perubahan kepada gambar Kristus


-- mempercayai bahwa sasaran itu benar-benar yang paling
berharga. Agar dapat mengerti tingkah laku, kenalilah
sasarannya -- jangan bertanya "darimana, tetapi ke mana."
B. Para penulis:
Adler -- Superiority and Social Interest
Dreikurs --Logical Consequences
C. Peringatan: Sasaran yang memadai tidak pemah diurai-
kan sebagai kedewasaan di dalam Kristus. Para pengikut
Adler menolong pasien-pasien mereka bergerak ke arah
mana pun yang disetujui sebagai hal yang masuk akal oleh
ahli terapi dan pasien, biasanya mencakup elemen-elemen
minat sosial humanistik dan penerimaan diri yang tidak
beralas.

(6) Bagaimana Kita Dapat Berfungsi dalam Kelompok Biasanya


Didasarkan Pada Kebutuhan-Kebutuhan Kita (yang tidak
Terpenuhi) terhadap Penerimaan (Galatia 2:11-13)
A. Konsep: Kita perlu menerima diri kita sendiri. Kebanyakan
dari kita tidak demikian. Banyak tingkah laku sosial kita
ditentukan oleh perasaan-perasaan kita yang tidak dapat
menerima, kekecewaan kita terhadap yang lain karena tidak
menerima kita, kecemburuan kita terhadap yang lain yang
memiliki apa yang kita inginkan, dan keinginan kita yang
kuat agar orang lain menerima kita.
B. Para penulis:
Berne -- Games People Play
Harris-- 1', OK--You're OK
Rogers -- On Becoming a Person dan
Carl Rogers on Encounter Groups
C. Peringatan: Dasar yang keliru untuk penerimaan.

(7) Orang-orang Pada Dasarnya In gin Sekali Memuaskan Diri Mereka


Sendiri Tetapi Benci Mengakui Hal Itu Kepada Diri Sendiri
atau Kepada yang Lain (Yeremia 17:5-10, khususnya ayat 9)
Kekristenan & Psikologi: Musuh atau Sekutu? 61

A. Konsep: Orang-orang pada dasarnya terdorong oleh


keinginan yang kuat untuk kepuasan diri sendiri.
Orang-orang yang tidak percaya dan orang-orang Kristen
"daging" ditandai dengan minat terhadap diri sendiri.
Sedikit yang mau mengakuinya. Banyak orang Kristen
menyamarkan kehidupan untuk diri mereka sendiri dengan
ayat-ayat agamawi. Cara-cara untuk menyembunyikan
kebenaran dari motif-motif Anda yang berasal dari diri
sendiri disinggung dalam buku-buku berikut ini.
B. Para penulis:
Brenner-- Freud, An Elementary Textbook of Psychoanalysis
Fine -- Freud: A Critical Re-evaluation of His Theories (Dengan
memadai meringkaskan pandangan-pandangan dasar
analitis dan konsep penting dari mekanisme pertahanan.)
C. Peringatan: Pengarang-pengarang ini berpendirian
bahwa masalah-masalah dapat diselesaikan dengan hidup
bagi diri sendiri dalam sikap yang dapat diterima secara
sosial.

(8) Keaslian Pribadi: ]adilah Seperti Diri Anda Sendiri (Roma 12:6)
A. Konsep: Ada kebutuhan nyata untuk kejujuran terhadap
diri send iri, suatu kesadaran terbuka terhadap perasaan-
perasaan Anda, dan ekspresi yang tidak palsu dari diri
Anda yang asli.
B. Para penulis:
Jourard -- The Transparant Self
Perls --Gestalt Therapy Verbatim
Rogers -- On Becoming a Person
Coulson -- Groups, Gimmicks, and Instant Gurus (buku
ringkasan yang baik)
C. Peringatan: "Diri Anda yang asli" mencakup lubang
perasaan, suatu imajinasi yang mampu merencanakan
dosa-dosa yang tersembunyi, dan motivasi dasar dari
pemusatan diri sendiri. Alkitab mengajarkan bahwa
"manusia baru" dalam Kristus dapat menemukan keaslian
62 Konsellng yang Efektif & Alkitabiah

dalam emosi melalui persekutuan, keaslian dalam tingkah


laku melalui pelayanan, dan keaslian berpikir melalui belajar.

(9) Kita bergantung Pada Pengaruh Lingkungan (Kejadian 1:28


berbicaramengenai dominasi terhadap lingkungan. Kejadian
1:17-19 menunjukkan bahwa kejatuhan dalam do s a
mengganggu dominasi manusia; sekarang man usia sebagian
bergantung pada alam).
A. Konsep: Kita belajar takut ketinggian melalui keadaan: ki ta
melihat seseorang jatuh di TV, kita diceritakan mengenai
tulang yang patah, dan sebagainya.
B. Para penulis:
Skinner-- Beyond Freedom and Dignity
Wolpe -- Psycotherapy by Reciprocal Inhibition
Peringatan: Kita dikontrol secara total oleh lingkungan.
Alkitab berbicara mengenai kehidupan baru di dalam
Kristus yang tidak memampukan kita untuk menghentikan
rumput liar bertumbuh di kebun kita tetapi memampukan
kita untuk mencabutnya tanpa menggerutu. Penyembuhan
bagi masalah-masalah pribadi bukan merupakan penyu-
sunan ulang dari keadaan tetapi kesejajaran dengan firman
Allah.

Ringkasan
Manusia bertanggung jawab (Glasser) untuk memper-
cayai kebenaran yang akan berakibat pada tingkah laku yang
bertanggung jawab (Ellis) yang akan menyediakan kepadanya
arti, pengharapan (Frankl), dan kasih (Fromm) dan akan ber-
tindak sebagai pembimbing (Adler) bagi kehidupan yang efektif
dengan orang lain sebagai pribadi yang menerima diri sendiri
dan orang lain (Harris), yang mengerti diri sendiri (Freud),
yang dengan memadai mengekspresikan diri sendiri (Perls),
dan yang tahu bagaimana mengontrol diri sendiri (Skinner).
Kekristenan & Psikologl: Musuh atau Sekutu? 63

Catatan-Catatan

1 Suatu pendekatan modem terhadap konseling selanjutnya akan


dibicarakan lebih lengkap dalam bab ini.
2 J. A. Buswell, A Systematic Theology of The Christian Religion
(Grand Rapids: Zondervan, 1962).
3 J. Robertson McQuilkin, The Behavioral Sciences Under the
Authority of Scripture. Makalah yang dibacakan pad a Evangelical
Theological Society, Desember 30, 1975. Jackson, Miss.
4 Behavioral Sciences.
5 Behavioral Sciences.
6 Saya berhutang pad a Donald Tinder karena menunjukkan istilah
"kebenaran tersingkap" dan "kebenaran terungkap".
BAGIAN II: KONSEP-KONSEP DASAR: APA
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEN GENAL ORANG
AGAR DAPAT MEMBERIKAN KONSELING
SECARA EFEKTIF?

3: Kebutuhan-kebutuhan Pribadi: Apa yang Dibutuhkan


Orang untuk Dapat Hidup Secara Efektif?
4: Motivasi: Mengapa Kita Melakukan Apa yang Kita
Lakukan?
5: Struktur Kepribadian: Mengambil Bagian Pengawasan
untuk Menyelidiki Apa yang Membuatnya Demikian
Bab3

Kebutuhan-kebutuhan Pribadi:
Apa yang Dibutuhkan Orang
untuk Dapat Hidup Secara Efektif?

uatu kali saya berbicara kepada Tuan A yang baru saja


Smembeli sebuah rumah mahal untuk keluarganya. Ia sedang
mulai memiliki penghasilan yang besar tetapi masih belum
dipulihkan dari utangnya yang besar. Bagi saya tampaknya
membeli sebuah rumah yang lebih murah dan membayar seba-
gian pinjaman yang sudah terlambat seharusnya merupakan hal
yang lebih bertanggung jawab untuk dilakukan. Tingkah laku
semacam ini merupakan satu di antara banyak tindakan yang
tidak bertanggungjawab. Saya bertanya kepadanya, mengapa ia
membeli sebuah rumah besar, sambil mencari suatu penjelasan
untuk tindakannya yang tidak bertanggung jawab. Ia mengata-
kan kepada saya bahwa ia senang mengundang orang untuk
datang dan mendengarkan mereka mengagumi rumahnya. ltu
membuat hatinya merasa enak. Mengapa ia merasa enak?
Keperluan apa yang diusahakan Tuan A untuk dipenuhi dengan
sebuah rumah mewah?
Nyonya B merasa dingin terhadap suaminya dan dengan
kuat menarik pria lain. Ia seorang wanita Kristen dan benar-
benar merasa bersalah terhadap perasaan-perasaannya. Nyonya
B tidak dapat membuat daftar perbedaan-perbedaan penting di
antara dua pria, kecuali satu: ia diharapkan untuk setia terhadap
68 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

suaminya tetapi hubungannya dengan kekasihnya tidak


mencakup komitmen apa pun. Keperluan apa yang terancam
melalui komitmen?
Tuan C bercerita kepada saya bahwa ia seorang pembohong
karena penyak.it dan saya mempercayainya. Tampak bahwa
kebohongannya selalu menyebabkan dia berada dalam terang
yang menyenangkan dengan pertimbangan terhadap keber-
hasilan usaha. Ia akan bercerita kepada istrinya bahwa ia telah
membuat bingk.isan hari itu dan ingin merayakan dengan pergi
ke luar ke sebuah restoran yang mahal. Kebenarannya adalah
bahwa ia baru saja dipecat. Jika ternan-ternan ingin mengerja-
kan sesuatu yang tidak dapat dicapai, dengannya dan istri-
nya, maka ia akan meminjam uang dan mengatakan kepada
istrinya bahwa ia telah mencarinya dan pergi ke luar untuk
bersenang-senang. Mengapa Tuan C berbohong? Mengatakan
bahwa ia seorang berdosa memang benar, tetapi hal itu tidak
dengan sepenuhnya menjelaskan kebohongannya. Keperluan apa
yang dipenuhi oleh kebohongan Tuan C?
Seorang wanita setengah baya (Nyonya D) menderita
depresi berat setelah anak-anaknya meninggalkan rumah.
Suaminya baru saja menerima pekerjaan yang menga-
kibatkannya sering ke luar rumah. Ia sekarang sendirian lebih
dari sebelumnya selama hidupnya? Depresinya tampak
menarik kembali suatu keputusan penting yang telah dibuatnya
sendiri yang sangat mematikan. Mengapa Nyonya D menderita
depresi? Agar dapat mengerti depresinya, maka Anda harus
menjawab pertanyaan lain. Keperluan apa yang dilindungi
melalui depresi Nyonya D?
Jauh di dalam hati setiap orang menggejolak suatu tuntutan
yang terus-menerus, sesuatu yang tidak dapat dengan jela~
didengar mereka sendiri berkata-kata, namun yang mengen-
dalikan mereka tanpa bel as kasihan ke arah yangmembahayakan.
Jika kita dapat mendengarkan bisikan yang samar tetapi kuat
dari pikiran alam bawah sadar mereka, maka k.ita dapat men-
dengar sesuatu seperti ini:
Kebutuhan-kebutuhan Pribadl 69

Saya perlu menghargai diri sendiri sebagai satu pribadi


yang layak. Kadang-kadang saya tidak merasa seperti
satu pribadi sarna sekali. Saya harus menyukai diri
sendiri, menerima diri sendiri. Agar dapat benar-benar
menerima diri sendiri, saya harus menjadi seseorang. Saya
tidak menerima diri sendiri jika saya tidak berarti bagi
siapa pun atau apa pun. Saya harus dapat menganggap diri
sendiri penting; saya harus berarti di suatu tempat; saya
harus menghargai diri sendiri karena mampu mengerjakan
sesuatu yang berarti bagi seseorang. Namun sekalipun
saya memilikinya, itu belum cukup. Jika saya benar-benar
harus merasa seperti satu pribadi yang layak, maka saya
harus dikasihi oleh seorang lain, dikasihi tanpa syarat,
diterima sebagaimana adanya tanpa tuntutan at au
tekanan. Jika saya dikasihi karena saya bertingkah laku
yang baik, maka saya berada di bawah tekanan untuk tetap
bertingkah laku dengan baik. Saya tahu saya tidak bisa.
Oleh karena itu, saya dapat kehilangan kasih. Saya harus
dikasihi dengan suatu sambutan yang tidak dapat hilang
tanpa menghiraukan apa yang saya kerjakan.

Pada saat menyortir melalui "arus alam bawah sadar", suatu


organisasi sederhana muncul: orang-orang memiliki satu
kebutuhan pribadi dasar yang membutuhkan dua macam
masukan untuk pemuasannya. Kebutuhan yangpalingmendasar
adalah perasaan layak sebagai pribadi, suatu penerimaan diri
sendiri sebagai satu pribadi yang utuh dan nyata. Dua masukan
yang dibutuhkan adalah makna (tujuan, makna, kecukupan
dalam pekerjaan, berarti, pengaruh) dan keamanan (kasih -- yang
diekspresikan tanpa bersyarat dan terus-menerus; penerimaan
yang permanen).
Saya percaya bahwa sebelum Jatuhnya Adam dan Hawa
dalam dosa keduanya memiliki makna dan keamanan. Dari saat
penciptaan mereka, kebutuhan mereka secara lengkap dipenuhi
70 Konsel/ng yang Efektlf & Alkltobloh

dalam hubungan dengan Allah yang tidak dirusak oleh dosa.


Makna dan jaminan keamanan merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri
sifat yang sudah menetap di dalam kepribadian mereka, sehing-
ga mereka tidak pernah memikirkannya sedikit pun. Ketika
dosa mengakhiri kepolosan mereka dan menghancurkan hubu-
ngan mereka dengan Allah, apa yang sebelumnya merupakan
ciri-ciri sifat sekarang menjadi kebutuhan. Setelah jatuh ke dalam
dosa Adam bersembunyi dari Allah, takut akan penolakan-Nya.
Mereka berdua saling menyalahkan dosa mereka, merasa takut
terhadap apa yang mungkin dilakukan Allah. Mereka sekarang
merasa tidak aman. Bumi dikutuk dan Adam diperintahkan
bekerja dengan keringat di keningnya. Sekarang ada pergumulan
antara manusia dan alam. Apakah Adam memiliki kekuatan
untuk menangani pekerjaannya? Ia sekarang bergulat dengan
perasaan tidak signifikan yang mendesak.
Kebutuhan struktur seseorang dapat digambarkan sebagai-
mana yang terlihat di bawah ini.

.---- M AKN A

Pengalaman saya menyarankan bahwa meskipun pria dan


wanita membutuhkan dua macam masukan tersebut, bagi
pria rute utama terhadap nilai pribadi adalah makna dan bagi
wanita rute utamanya adalah jaminan keamanan.
Pertimbangkan contoh-contoh pad a permulaan pasal ini. Tuan A
menginginkan uang dan pengakuan yang diberikan uang.
Namun demikian, sangat penting untuk secara tepat dimengerti
Kebutuhan-kebutuhan Pribadl 71

olehnya bahwa bukan uang, atau pengakuan yang merupakan


sasaran akhimya. Hal-hal tersebut hanya merupakan alat untuk
mencapai sasaran akhir. Sasarannya yang nyata adalah makna
sebagai suatu dasar untuk merasa dirinya bernilai. Ia perlu
menganggap dirinya bermakna. Dan izinkan saya bersikeras
dalam hal ini, bahwa kita tidak seharusnya mengacaukan dosa
kesombongan (Saya ingin menampilkan sesuatu, saya ingin cara
saya sendiri) dengan kebutuhan untuk makna. Makna
merupakan suatu kebutuhan normal, suatu bagian yang
terkandung di dalam diri manusia sebagai makhluk pribadi,
suatu kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi Allah sendiri, dan
suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi Allah. Masalah Tuan A
bukan karena ia perlu menjadi bermakna. Kita semua
memerlukannya. Masalah yang nyata lebih kepada suatu
keyakinan yang keLiru mengenai apa yang akan membuatnya
bermakna. Ia telah ditipu oleh mitos Amerika bahwa uang dan
gengsi menjadikan Anda seseorang dan ia secara total telah
menolak pengajaran Tuhan bahwa agar dapat menemukan diri
sendiri (menjadi benar-benar bermakna dan dengan demikian
menjadi pribadi yang layak), Anda harus menghilangkan diri
sendiri dalam penaklukkan yang total kepada tujuan Allah di
dalarn hidup Anda.
Masalah Nyonya B sebagian disebabkan makna yang
terancarn, tetapi lebih rnendasar berkaitan dengan ketakutan
yang dalarn untuk ditolak. Keperluannya rnendapat jarninan
kearnanan tercakup di dalarnnya. Suatu hubungan yang setia
rnernerlukan kedewasaan yang tidak pemah dikembangkannya.
Pada waktu rnudanya ia telah dirnanjakan sarnpai ia yakin
bahwa kasih rnerupakan jalan satu arah. Sernua yang harus
dilakukan adalah mengusahakan dengan manis agar kebutuhan
Anda diketahui. Jika tidak ada tanggapan, maka Antla
rnenangis, cemberut, atau dengan anggun tersenyurn dan
seorang penolong yang penuh kasih akan rnemuaskan Anda
dengan menyetujui setiap tuntutan Anda. Akibat dari latihan
sernacarn ini (rnenurut istilah Adler) adalah minat sosial yang
72 Konseling yang Efektif & Alkitabiah
'

tidak berkembang, suatu perasaan tidak mampu untuk


memberi. Tahun pertama dari pemikahannya merupakan saat
yang menggembirakan. Suami dan istri saling jatuh hati, wajah
mereka menawan, sehat, kehidupan seks baik, memiliki banyak
uang dan tidak ada masalah mertua. Namun realitas dari dua
makhluk terpisah yang hid up bersama segera menyusul mereka.
Akan menjadi kelihatan bahwa pernikahan seumur hidup
mernbutuhkan suatu komitmen yang dewasa di balik apa yang
dituntut oleh bulan madu tahun pertama. Nyonya B merasa
· terancam. "Dapatkah saya melakukannya? Saya tidak pemah
harus memberi. Mungkin saya tidak dapat menyenangkannya.
Saya biasa dikasihi tanpa harus melakukan sesuatu. Namun
kasih dalam pemikahan merupakan suatu hal dua arah dan saya
harus memberikan diri saya untuk itu."
Sementara kami berbicara hal itu menjadi jelas bahwa
beberapa kali ia menerima penolakan sesama pad a mas a kecilnya
dan merupakan contoh-contoh, dimana ia telah gagal untuk
memenuhi standar perbuatan manusia. Sekarang ia ragu
bagaimana suaminya akan bertindak jika suaminya
melihatnya seperti apa adanya, ketika suaminya melihat di balik
wajah cantik dan kepribadian yang menyenangkan. Ia mengkha-
watirkan hal itu, bahkan jika ia harus melakukan komitmen
terhadap pemikahan dan dengan bertanggung jawab berusaha
menjadi seorang istri yang baik, mungkin ia terbukti tidak tepat
untuk pekerjaan itu (kebutuhan makna yang mendesak) dan
dengan demikian akan tertolak (kebutuhan jaminan keamanan
yang mendesak).
Sebuah pola manusia yang khas adalah kecenderungan
untuk menyelamatkan diri ketika kebutuhan-kebutuhannya
terancam. Ia tahu ia dapat memperoleh sambutan dalam suatu
hubungan yang tidak dewasa yang tidak menuntut apa-apa
dari sikapnya yang terlalu menarik dan menyenangkan. Suatu
hubungan yang seti'a, di mana ia harus memberikan dirinya
sebagai suatu pribadi dan dengan dewasa berusaha memuaskan
yang lain menyediakan suatu kesempatan baginya untuk
Kebutuhan-kebutuhan Pribadl 73

ditolak. Risiko kornitrnen rneliputinya. Ia rnengatakan kepada


saya, bahkan larnunan perzinahannya tidak pemah rnencakup
rnenjadi serius dengan pria lain. Baginya arnan untuk rnelintas
dengan cepat dari satu hubungan yang tidak setia kepada
hubungan yang lainnya, sarnbil tidak pernah rnenghadapi
kernungkinan yang rnengerikan bahwa ia sebenamya dapat
ditolak oleh seseorang. Perhatikan bahwa dilerna Nyonya B
rnenjadi dapat dirnengerti apabila kita rnendiskusikan
kebutuhannya yang rnendesak untuk jarninan kearnanan.
Tuan C, tukang bohong, rnerniliki rnasalah yang sarna
dengan Tuan A. Ia percaya bahwa rnakna bergantung selalu
pada kernarnpuan untukhidup sesuai dengan bayangan tertentu .
Ia seperti Charlie yang rnenyenangkan, Tuan ramah, salah
seorang sahabat. Setiap orang rnenyukai Tuan C kecuali istrinya.
lstrinya tahu ia seorang pernbohong. Bagairnana ia rnendapatkan
cara ini? Mengapa ia berbohong begitu sering? Tuan C
rnengingatkan kepada saya waktu ia rnasih seorang anak, ia in gin
pergi dengan tetangga, sekelornpok ternannya ke pasar rnalarn
yang rnelewati kota kecil rnereka. Narnun ia rnernerlukan uang
Rp . 5.000,-- yang tidak dirnilikinya. Ia ingat bagairnana ia pergi
dari anggota keluarga yang satu ke yang lainnya, kernudian
kepada para tetangga, sarnbil rnencari seseorang untuk
rnernberikan uang yang diperlukan kepadanya. Narnun tidak
seorang pun rnernberikan uang itu kepadanya. Ketika ia duduk
di kantor saya, ia secara samar rnengingat (dan sebenamya
rnengalarni) perasaan putus asa -- sungguh rnerupakan hal
yang rnenakutkan baginya untuk rnengaku kepada ternan-
ternannya bahwa ia tidak rnernpunyai uang. Meskipun
dibesarkan dalarn sebuah rurnah yang rnenerapkan moral
secara kaku, suara hatinya tertutup di bawah beratnya
kebutuhan untuk rnenjadi seseorang di rnata ternan-ternan
sebayanya. Ia rnencuri uang dari sebuah toko bahan pangan
seternpat. Faktor-faktor lainnya yang rnelatarbelakangi
rnencakup seorang ayah yang tidak pemah rnenyediakan
dengan cukup dan seorang ibu yang terus-rnenerus rnengeluh
74 Konsellng yang Efektif & Alkltablah

mengenai kekurangan itu, mengajarkan kepadanya suatu


pendekatan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan penting
yang mengakibatkan banyak masalah.
Dalam pikiran Tuan C, kebutuhannya yang dalam
terhadap makna hanya dapat dipenuhi jika ia tidak pernah
harus mengakui kegagalan keuangan kepada teman-temannya
atau keluarga. Menghadapi penolakan mereka yang dapat
diramalkan, celaan, dan kritikan merupakan ujian berat yang
harus dihindari berapa pun harganya. Kebanyakan dari masalah
pribadinya berkisar asumsi yang keliru ini mengenai apa yang
dibutuhkannya dan apa yang harus dihindarinya agar menjadi
seseorang. Dalam kehidupannya yang dewasa ia selalu harus
menuju kelas pertama dalam us aha apa pun yang dimulainya. Ia
harus membuktikan keberhasilannya. Modal yang ada tidak
pernah cukup untuk menangani pengeluaran yang melampaui
batas dan tidak masuk di akal yang dipinjamnya dalam
usahanya untuk mengejar makna. Sebagai akibatnya,
usahanya berturut-turut, yang masing-masing kemungkinan
besar dapat mendatangkan keuntungan, jatuh satu per satu
dalam kebangkrutan. Seorang ahli psikiater telah menyebutkan
pola ini sebagai takut sukses. Sebaliknya, saya pikir, hal ini
mewakili perasaan takut dalam suatu situasi di mana keber-
hasilan diharapkan. Kebanyakan tingkah laku neurotik merupa-
kan usaha untuk menyediakan alasan bagi kurangnya keber-
hasilan. Tuan C sangat membutuhkan keberhasilan finansial
untuk menyangga harga dirinya, tetapi merasa takut berada
dalam posisi, di mana ia harus dapat mencari uang. Dalam
situasi itu ia mungkin gagal dan kegagalan benar-benar merusak
rasa harga dirinya. Oleh karena itu ia menciptakan masalah-
masalah (secara tidak sadar) dalam usahanya yang kemudian ia
menyalahkan atas kurang keberhasilannya. Jika ia menghasilkan
banyak uang, ia dapat mengklaim keberhasilan di hadapan
kekurangan. Jika ia gagal ia dapat mengganti tuduhan atas
kegagalan lebih pada masalah-masalah daripada pada dirinya
sendiri. Dengan demikian ia melindungi harga dirinya.
Kebutuhon-kebutuhon Prlbodl 75

Masalah-rnasalah yang diciptakan sendiri dapat dirarnalkan


rnengakibatkan kegagalan usaha yang berulang-ulang.
Meskipun tanggung jawab yang rnendesak bagi kejatuhan
usahanya terhadap keadaan keuangannya rnenolong rnelin-
dungi rasa harga dirinya yang rapuh, narnun situasi itu rnenga-
. kibatkannya dalarn posisi yang tak tertahankan, yaitu tidak
rnerniliki cukup uang untuk tetap bergaul dengan ternan-
ternannya dan rnernelihara keluarganya dengan baik. Setiap
pertanyaan dari istrinya rnengenai rnasalah keuangan, tidak
peduli betapa tulusnya ("Dapatkah kita rnengusahakan
rnernbelikan Johny sepasang sepatu baru?"), dirasakan sebagai
suatu kritikan dan rnenirnbulkan luka yang dalarn dan
kadang-kadang 1edakan-1edakan kemarahan. Tanpa cukup uang
untuk rnengesankan ternan-ternannya dan keluarganya, rnaka
berbohong rnenjadi satu-satunya alat yang tersedia untuk
rnernperoleh rasa harga diri. Kapan pun orang-orang rnerneriksa
di balik kebohongannya dan rnernaksanya untuk rnemberitahu
kebenaran, ia hanya berlindung dengan rnenyalahkan rnasalah-
rnasalah luar untuk krisis keuangannya. Untuk rnengaku "Saya
tidak rnerniliki uang dan itu kesalahan saya" baginya sama
dengan rnenyatakan bahwa ia bukan siapa-siapa, suatu keadaan
yang benar-benar tanpa harga diri atau arti sedikit pun.
Suatu sikap yang khas diternui dalarn suatu kepribadian yang
tidak dewasa, "ltu bukan kesalahan saya. Saya tidak akan
rnengakui kegagalan." Mengakui kegagalan berarti rnengalah-
kan tujuan, di mana pribadi yang tidak dewasa dengan kuat
didedikasikan: lindungilah harga diri Ar.da; itu rnerupakan
beP.da yang rapuh. Komitrnennya adalah rnenghindari kornit-
rnen, tidak pernah benar-benar rnernikul tanggung jawab. Ia
selalu rnernbiarkan dirinya gaga! rnelakukan apa yang telah
dijanjikannya: "Saya akan rnelakukan ini tetapi jika ini dan itu
terjadi, saya tidak lagi rnernpertahankan tanggung jawab."
Selarna ia dapat rnenghindari tanggung jawab, maka ia dapat
rnenghindari kegagalan pribadi. Penerirnaan diri bagi begitu
banyak orang bergantung pada penarnpilan. Betapa hal itu
76 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

merupakan suatu tragedi jika dilihat dalam terang kenyataan


bahwa kematian Kristus memberikan Allah suatu dasar untuk
menerima kita tanpa mempedulikan penampilan kita.
Seluruh jaringan penipuan Tuan C berdasarkan pad a semua
asumsi yang keliru: "Agar dapat menjadi berarti, maka saya
harus menghindari penghinaan dan celaan dengan mengikuti
secara finansial pengharapan-pengharapan dari kelompok
ternan dan keluarga saya." Tekanan untuk menampilkan diri
yang dihasilkan dengan bentuk pemikiran ini merupakan
penyebab di balik banyak penyakit luka pada lambung.
Pertimbangkan Nyonya D. Ia dengan serius telah menjadi
tertekan setelah hal-hal berikut ini terjadi: anak-anak
meninggalkan rumah, suami mengambil pekerjaan yang
mencakup banyak perjalanan, keputusan utama yang harus
dibuatnya sementara suaminya tidak ada ternyata keliru.
Peristiwa terakhir tampaknya mempercepat terjadinya depresi.
Nyonya D dulu selalu menjadi seorang wanita yang
kompeten, terampil, dibesarkan dalam sebuah keluarga yang
penuh kasih, di mana kemampuannya dikenal dan dihargai.
Seperti begitu banyak anak lainnya, secara tidak sadar ia
mengira bahw.a kepedulian dan kasih bagaimanapun berhu-
bungan. Ia menikah dengan seorang pria yang sangat kuat,
yang menunjukkan dengan Iembut sikap otoritarian (lebih
mendukung kepatuhan terhadap penguasa daripada kebebasan
individ u). Setelah bertahun-tahun menikah, ia menjadi
bergantung pada kepemimpinannya sampai pada titik, yang
tanpa disadarinya, di mana ia kehilangan keyakinan diri
terhadap kemampuannya sendiri untuk menangani situasi-
situasi. Namun demikian, perasaan-perasaan ini tidak pemah
muncul ke permukaan karena ia merasa cukup mampu berpe-
nampilan secara kompeten selama suaminya ada di sana
mendukungnya, membimbingnya, dan menyelesaikan masalah
apa saja yang mungkin dialaminya.
Peranannya sebagai ibu memberikan kepuasan yang
sesungguhnya baginya. Meskipun ia membuat kesalahan-
Kebutuhan-kebutuhan Prlbadl 77

kesalahan yang dibuat semua orang-tua, namun anak-anaknya


menerimanya sebagai bagian dari sebuah tim yang berkenaan
dengan tugas orang-tua yang efektif. Ia mengizinkan kekuatan
sua!l'inya yang tenang untuk pelan-pelan melemahkan
keyakinan dirinya ketika ia semakin bergantung lebih banyak
kepada suarninya. Ketika anak-anak meninggalkan rnmah, ia
kehilangan sumberpenerimaan. Suarninya kemudian mengambil
pekerjaan barn yang membuatnya terns berada di luar rnmah
selama berminggu-minggu sekaligus. Suatu pagi ketika
suarninya pergi, ia bangun dengan perasaan tegang. Kegugu-
pannya bertambah sampai ia menjadi kelihatan sangat gelisah.
Meskipun ia bernsaha untuk mengabaikannya, namun perasaan-
perasaan itu terns berlanjut selama beberapa hari. Orang-orang
mulai berkomentar terhadap anggota tubuhnya yang gemetar
dan menanyakan perrnasalahannya kepadanya.
Tampakmasalahnyadipercepatdengansuatukeputusanyang
dimintakan kepadanya pada saat kegugupannya mulai. Dasar
jaminan keamanannya biasanya tampak selalu kompeten dan
terampil. Karena ia tidak pernah harns bersikap kompeten
secara mandiri dalarn pernikahannya, maka keyakinan diri
pada kemarnpuan-kemampuan dirinya sendiri pelan-pelan
telah terkikis. Sekarang keadaan menuntut suatu keputusan
yang tidak diyakini dapat diambil dengan bijaksana. Rasa
amannya, yang bergantung pada kompetensi dan penarnpilan
yang baik terancam. Ia tersendat-sendat mengarnbil keputusan
dan tersandung pad a perasaan gelisah yang tetap ada, merasa
takut bahwa pada suatu saat ketidakrnarnpuannya akan
mengungkapkan dirinya dan orang-orang akan dengan
menyakitkan hati mengecewakannya. Ketika peristiwa yang
tidak dapat dihindari datang dan ia gagal dalam pertanggung-
jawaban, maka ia harus berhadapan langsung dengan
ketakutannya sendiri yang terburnk. Karena ia biasanya selalu
percaya bahwa penerimaan itu bergantung pada penarnpilan
yang baik, maka ia merasa yakin bahwa tidak seorang pun
mau menerimanya, terntama keluarganya. Ketika suaminya
78 Konseling yang Efektif & Alkltablah

kembali, kritikannya yang lembut benar-benar menghancur-


kannya. Ia jatuh berkeping-keping -- bukan karena suaminya
mengritiknya, tetapi karena ia merasa benar-benar tidak
berharga dan tidak dikasihi. "Saya diterima jika saya melakukan
sesuatu dengan baik. Saya tidak melakukan dengan baik
sehingga saya tidak dapat diterima. Saya tidak dapat dikasihi.
Oleh karena itu saya adalah pribadi yang tidak berharga."
Dalam usaha untukmelindungi dirinyadari pukulan-pukulan
selanjutnya terhadap jaminan keamanannya, maka ia menarik
diri ke dalam depresi dengan bersikap pasif, di mana ia dengan
keras kepala menolak untuk mengerjakan apa pun. Pemi-
kirannya tampaknya berjalan demikian: tidak ada keputusan --
tidak ada kegagalan; tidak ada kegagalan -- tidak ada
penolakan; tidak ada penolakan -- tidak ada luka lebih lanjut.
Depresi merupakan daerahnya yang aman. Perasaan rasa
bersalah yang terus-menerus ("Saya tidak baik; Saya telah
melukai orang- orang dengan keputusan saya yang keliru") tidak
hanya mend ukung penarikan dirinya dari kemungkinan
kegagalan- kegagalan selanjutnya, tetapi juga menjadi alat yang
tidak kentara untuk mengekspresikan pertentangan terhadap
dunia yang telah melukainya sedemikian rupa. Tuduhan-
tuduhan terhadap dirinya sendiri dan pencemaran
sungguh-sungguh menjadi beban bagi keluarganya, terutama
suaminya, yang tidak dapat meyakinkan atau menghibumya.
Adler berbicara mengenai "lawan" dalam neurosis, sambil
menyarankan bahwa gejala-gejala neurotik sering diarahkan
kepada seseorang, mungkin untuk mendapatkan perhatian
a tau mengekspresikan kekesalan.
Depresi Nyonya D pada waktu itu mencakup dua elemen:
(1) sebuah alasan untuk menghindari lebih banyakkesalahan dan
kritikan yang akan bergabung untuk selanjutnya melukai harga
dirinya dan (2) sebuah ekspresi pertentangan pada suaminya
yang tidak dengan sengaja melemahkan keyakinan dirinya
dengan gaya hidupnya yang kuat dan percaya terhadap diri
sendiri. Perhatikan bahwa kebutuhan pribadinya adalah
Kebutuhan-kebutuhan Pribadl 79

perasaan berharga yang didasarkan pada jaminan keamanan


untuk dapat diterima oleh yang lainnya. Penerimaan dalam
pikirannya didapat melalui tingkah laku yang kompeten.
Karena sasarannya untuk hid up di atas kritikan dengan tidak
melakukan kesalahan tidak dapat dicapai, maka ia memilih
untuk tidak hidup sarna sekali. Ia menarik diri secara total.
Depresi merupakan akibat yang alami dengan memutuskan
semua hubungan dengan kehidupannya dan juga yang lebih
penting suatu alasan untuk tidak melakukan kegiatan. "Bagai-
mana saya dapat mengambil keputusan ketika saya depresi?
Saya tidak dapat melakukan apa-apa. Jika saja saya dapat
dibebaskan dari depresi ini, saya dapat berfungsi kembali."
Titik persoalan dalam bab ini menggambarkan dan
menjelaskan dua kebutuhan dasar manusia. Kita semua
membutuhkan makna dan keamanan jika kita harus berfungsi
secara efektif. Jika kita dapat menghargai diri sendiri sebagai
pribadi yang memiliki makna dan rasa aman, maka kita merasa
sebagai pribadi-pribadi yangberharga. Amsa118:14 mengajukan
pertanyaan, "Siapa akan memulihkan semangat yang patah?"
Ketika seseorang merasa tidak berharga, ia akan membuat hal
itu menjadi masalah prioritas uta rna untuk melindungi dirinya
dari bertambahnya perasaan- perasaan yang tak tertahankan i tu
dan untuk memudahkan perasaan-perasaan yang sudah ada di
sana.
Freud pada mulanya mengajar bahwa kebutuhan-kebutuhan
yang tidak senonoh terhadap kuasa dan kesenangan merupakan
hal yang utama dan bahwa gejala-gejala neurotik itu berkembang
ketika kebutuhan-kebutuhan itu tidak dipuaskan. Banyak
konselor pada saat ini melayani dengan asumsi bahwa jika
kebutuhan seseorang yang mementingkan diri sendiri untuk
mengerahkan kuasa atau mengalami kesenangan tidak ter-
penuhi, maka ia harus menemukan beberapa cara untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan itu. Konseling sering kali
berkisar pada suatu usaha untuk membiarkan orang-orang
melakukan apa yang diinginkannya, melakukan pekerjaan
80 Konsellng yang Efektlf & Alkitablah

mereka sendiri, apa saja yang dapat rnendatangkan perasaan


enak. "Jadilah diri Anda sendiri, ungkapkanlah diri Anda
sendiri, ekspresikan sebagairnana adanya" rnerupakan eks-
presi-ekspresi yang umurn dalarn konseling. "Penuhilah
kebutuhan-kebutuhan Anda untuk kuasa dan kesenangan
dengan cara-cara yang tidak akan rnengakibatkan kemarahan
masyarakat. Jadilah seorang pencari diri yang berrnasyarakat."
Para konselor lainnya rnencari konflik-konflik yang terkubur
yang menghalangi pernuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan.
"Trauma apa yang bersernbunyi di alarn bawah sadar yang
rnenghentikan pertumbuhan rnenuju kepribadian genital?"
(istilah Freud untuk kedewasaan yang ditandai dengan
pernuasan kebutuhan.) Terapi kernudian rnenjadi suatu pen-
carian eksplorasi bagi rnasalah-masalah yang tersembunyi, yang
ketika terungkap, akan rnernbebaskan orang itu dari masalah-
rnasalahnya. Penyakit mental dijelaskan sebagai rangkaian
konflik yang tidak terselesaikan yang tidak disadari.
Para ahli terapi direktif (pengarahan) cenderung percaya
bahwa jika seseorang dengan tepat bertingkah laku penuh
tanggungjawab, rnaka segala sesuatu akan beres. Konseling akan
rnenjadi sedikit lebih daripada identifikasi terhadap pola-pola
yang tidak bertanggung jawab dari tingkah laku dan nasihat-
nasihat untuk bertingkah laku penuh tanggung jawab.
Disertasi saya adalah bahwa masalah-rnasalah
berkernbang ketika kebutuhan-kebutuhan dasar untuk rnakna
dan kearnanan terancarn. Orang-orang rnengejar cara-cara
hid up yang tidak bertanggung jawab sebagai suatu alat untuk
pertahanan rnelawan perasaan-perasaan tidak rnerniliki rnakna
dan ke- arnanan. Dalarn kebanyakan kasus kelornpok ini telah tiba
pada suatu gagasan yang keliru rnengenai apa yang dapat
rnernba- ngun makna dan kearnanan. Dan keyakinan-keyakinan
yang keliru ini rnerupakan inti dari rnasalah-rnasalah rnereka.
Pola-pola hidup yang keliru berkembang dari filsafat hidup yang
keliru. "Seperti orang yang rnernbuat perhitungan dalarn dirinya
sendiri dernikianlah ia" (Arnsal23:7). Apabila rencana seseorang
Kebutuhan-kebutuhan Pribadi 81

untuk mencapai nilai pribadi tidak tercapai, maka ia


mengembangkan gejala- gejala sebagai proteksi terhadap
perasaan yang buruk mengenai dirinya. Ia akan menemukan
beberapa cara untuk menyembunyikan diri, menyerah, dan
melarikan diri. Pola-pola neurotiknya menghasilkan rasa sakit
emosional yang sebenarnya tetapi ia percaya akan lebih sedikit
menyakitkan daripada penderitaan yang harus ditanggungnya
jika gejala-gejala proteksinya tidak ada di sana dan ia harus
menyadari secara penuh keberadaan pribadinya yang tidak
berharga. Lebih baik untuk terbuka dengan alasan yang lain dan
memperoleh perasaan berharga (menurut dasar yang keliru
untuk perasaan berharga) daripada dibebaskan dari penderitaan
yang disebabkan neurosis dan merasa benar-benar tidak
berharga. Pilihan yang ada antara lautan yang ganas dan lautan
yang biru, tetapi dalam. Perawatan harus mencakup tindakan
mengoreksi dasar seseorang yang keliru terhadap perasaan
makna dan keamanan dan menolongnya untuk melihat rute
apa yang nyata bagi nilai pribadinya. Selama seseorang yakin
bahwa ia mungkin mengorbankan diri atau paling sedikit
mengambil risiko terhadap perasaan berharganya dengan hid up
secara bertanggungjawab, maka ia akan memilih hid up dengan
tidak bertanggungjawab. Anda tidak akan mengoreksi masalah
dengan menasihati tingkah laku yang bertanggung jawab.
Dibutuhkan suatu perubahan dalam pemikiran.
Banyak pengkhotbah injili menambah masalah dengan
tidak melakukan apa-apa kecuali mendaftarkan tanggung
jawab Kristen mengenai apa yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan. Orang-orang yang takut untuk hidup dengan
bertanggungjawab karena mereka yangmungkin gaga! diajarkan
untuk merasa bersalah karena tingkah laku mereka yang tidak
bertanggung jawab. Pengajaran alkitabiah seharusnya tidak
hanya menekankan pada tingkah laku yang bertanggungjawab,
taat, dan menyenangkan Kristus, tetapi juga harus mencakup
keterangan-keterangan yang jelas mengenai dasar kekristenan
terhadap makna dan keamanan.
82 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

Dalam buku saya yang pertama saya mengembangkan


pemikiran mengenai bagaimana orang Kristen dapat dengan
tepat menghargai dirinya sebagai seorang yang berarti. lzin-
kan saya meringkaskannya secara singkat. Makna bergantung
pada pengertian mengenai siapa saya di dalam Kristus. Saya akan
merasa bermakna jika saya memiliki suatu dampak yang kekal
terhadap orang-orang di sekitar saya dengan melayani mereka.
Jika saya gagal dalam usaha, jika istri saya meninggalkan saya,
jika gereja saya merosot, jika saya mengerjakan pekerjaan yang
cocok dilakukan pembantu rumah tangga, jika saya hanya
dapat mengusahakan sebuah rumah kecil dan sebuah mobil
bekas, saya masih tetap menikmati makna yang menggetarkan
karena dimiliki Penguasa alam semesta, yang memberikan
pekerjaan kepada saya untuk dilakukan. Ia telah mem-
perlengkapi saya untuk pekerjaan itu. Sementara saya semakin
dewasa dengan mengembangkan sifat-sifat seperti Kristus,
maka say a akan memasuki lebih dan lebih penuh ke dalam makna
karena dimiliki dan melayani Tuhan.
Kebutuhan saya untuk keamanan menuntut bahwa saya se-
cara tidakbersyarat dikasihi, diterima dan diperhatikan, sekarang
dan selama-lamanya. Allah telah melihat say a sampai yang paling
buruk dan masih tetap mengasihi saya dengan cara memberikan
hidup-Nya bagi saya. Jenis kasih seperti itu tidak pemah lenyap
dari diri saya. Saya secara utuh diterima oleh-Nya tanpa
mempedulikan tingkah laku saya. Saya tidak berada di bawah
tekanan untuk mencari a tau memperoleh kasih-Nya. Penerimaan
saya di hadapan Allah bergantung hanya kepada penerimaan
Yesus terhadap Allah dan atas dasar kenyataan bahwa kematian
Yesus diperhitungkan sebagai pembayaran penuh bagi
dosa-dosa saya. Sekarang saya tahu bahwa saya dapat rileks
dalam kasih ini, merasa aman dalam pengetahuan bahwa Allah
PeriCipta yang kekal telah berjanji untuk menggunakan
kuasa-Nya dan kuasa-Nya yang tidak terbatas untuk meyakin-
kan kesejahteraan saya. Itulah keamanan. Tidak ada satu pun
yang dapat terjadi terhadap saya yang tidak diizinkan oleh Allah
Kebutuhan-kebutuhan Pribadi 83

saya yang mengasihi. Saya tidak akan mengalami apa-apa jika Ia


tidak memampukan saya untuk menanganinya. Ketika masalah-
masalah bertambah dan saya merasa sendirian, tidak aman, dan
takut, maka saya harus memenuhi pikiran saya dengan kebe-
naran yang membangun keamanan yaitu bahwa pada saat ini
Allah yang Mahakuasa, penuh kasih, bersifat pribadi, dan
tidak terbatas, secara mutlak menguasai. Dalam pengetahuan
ini saya tinggal dalam keamanan.
Saya dapat menerangkan sekaligus bahwa penerimaan saya
dalam Kristus tidak menjadi alasan untuk kehidupan yang
ceroboh . Ajaran Alkitab juga mengajarkan bahwa saya
bertanggung jawab terhadap Allah untuk cara hid up saya. Jika
saya mengerti tanggung jawab, tetapi tidak mengerti peneri-
maan, maka saya akan hidup di bawah tekanan untuk
bertingkah laku baik supaya saya diterima. Jika saya mengerti
penerimaan, tetapi tidak mengerti tanggung jawab, maka saya
mungkin menjadi acuh tak acuh dengan sambillalu untuk hidup
berdosa. Jika saya mengerti pertama-tama mengenai penerimaan
saya dan kemudian tanggung jawab saya, maka saya akan
didorong keras untuk menyenangkan Pribadi yang sudah mati
bagi saya, merasa takut mendukakan-Nya, tidak menginginkan
yang jahat karena saya mengasihi-Nya.
Makna dan keamanan yang benar tersedia hanya untuk orang
Kristen, seseorang yang mempercayai kehidupan Kristus yang
sempuma dan kematian-Nya yang menggantikan kita sebagai
dasar satu-satunya untuk penerimaan di hadapan Allah yang
Kudus . Apabila sumbe-sumber Allah tidak tersedia karena
ketidakpercayaan, maka pribadi itu akan berada dalam keadaan
tanpa pengharapan untuk makna dan keamanan yang sejati.
Hidup ini tidak dapat memiliki tujuan atau kasih yang tidak
bersyarat jika terpisah dari Tuhan. Orang-orang kemudian
mengembangkan strategi-strategi altematif untuk belajar merasa
berharga sedapat mungkin. Karena strategi-strategi ini tidak
pemah benar-benar dapat bekerja dan karena strategi-strategi
itu sering kali menambah rintangan-rintangan, maka orang-
84 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

orang tidak menikmati makna a tau keamanan, d ua elemen yang


sangat dibutuhkan kita semua jika kita harus hid up secara efektif,
produktif, kaya dengan kreativitas, dan kehidupan yang penuh.
Hal itu menantang say a untuk mengamati kesimpulan Freud
bahwa dua dasar yang mengendalikan di balik tingkah laku
manusia merupakan kuasa dan kesenangan atau, dalam
istilahnya, tha1Ultos dan eros. Freud menggunakan kata thanatos,
yang berarti "kematian", untuk mengacu kepada keinginan yang
mati, ekspresi akhir dari kuasa mengatasi alam. Eros mengacu
hanya kepada kesenangan duniawi. Saya khawatir apakah dua
kendali ini sungguh-sungguh bukan merupakan bentuk
kemerosotan dari kebutuhan-kebutuhan pribadi yang
diciptakan Allah, yaitu makna dan keamanan. Dalam kehidupan
tanpa Allah, barangkali kuasa dan kesenangan merupakan
semua yang dapat diharapkan untuk terjadi secara realistis.
Dunia kita dan khususnya negara Amerika ditandai dengan
dua masalah utama: pelanggaran dan tindakan amoral. Mung-
kinkah akibat yang tidak dapat dihindari dari kehausan
terhadap kuasa adalah pelanggaran? Penghancuran merupakan
akhir dari kuasa. Apabila kesenangan menjadi sasaran tertinggi,
tidakkah akhir yang dapat diramalkan menghasilkan imoralitas
yang tersebar dan perubahan yang tidak normal? Penghakiman
Allah dijatuhkan atas Sod om dan Gomora ketika pelanggaran
dan imoralitas telah mencapai puncaknya. Bangsa Israel diutus
untuk menghancurkan bangsa Kanaan hanya ketika "kejahatan
orang Amari sudah penuh." Allah secara khusus memerintahkan
orang Yahudi untuk menaklukkan Kanaan, bukan karena
kebenaran mereka sendiri, tetapi karena kejahatan bangsa
Kanaan (Ulangan 9:4,5). Negeri itu ditandai dengan pelanggaran
dan tindakan amoral. Apakah ini arti dari "kejahatan yang
penuh?"
Dalam Roma 1:21 Paulus menyatakan bahwa ketika
orang-orang mengenal Allah, mereka menolak untuk memu-
liakan-Nya sebagai Allah. Karena tidak merendahkan diri
terhadap tujuan dan ketuhanan Allah, maka mereka kehilangan
Kebutuhan-kebutuhan Pribadi 85

semua harapan dari makna yang benar. Paulus kemudian


menambahkan, "Mereka tidak mengucap syukur." Sebaliknya
daripada tinggal dalam kasih Allah yang menyelamatkan dan
hidup dalam sikap bersyukur untuk pemeliharaan dan
perlindungan, mereka menghancurkan diri mereka sendiri,
sehingga menyerahkan keamanan yang sebenamya. Sisa bab
ini menunjukkan dokumen penurunan yang memburuk dari
orang-orang yang mengusahakannya tanpa Allah. Hasil akhir
adalah pelanggaran (memfitnah, membunuh, dll.) dan tindakan
amoral (homoseksual, seks sebelum nikah). Secara menyedihkan
menarik untuk diperhatikan peningkatan hawa nafsu terhadap
seks yang menyesatkan dalam masyarakat kita yang modem .
Sadomasosisme tampaknya menggabungkan sasaran akhir
dalam makna dan keamanan yang merosot: kuasa pelanggaran
total atas orang Jain (sadisme) dan penaklukkan total, yang
tidakdapat ditentang terhadap yang Jain (masosisme). Barangkali
pemikiran saya dapat dijelaskan dengan sebuah diagram.

TINGKAT A TINGKATB TINGKAT C

Kebutuhan dasar Tanpa Allah kebutuhan Konsekuensi-konse-


manusia hanya dapat tertinggi yang dapat kuensi jangka panjang
dipenur oleh Allah dipenuhi dari kehidupan tanpa

I Allah
I

~ ~ ~
Signifikansi Kekuasaan Pelanggaran

Sekuriti Kesenangan Tindakan amoral

Orang Kristen memiliki semua sumber yang dibutuhkan


untuk hid up dalam Tingkat A. Apabila ia menolak Allah dengan
menelan sistem nilai dunia (hidup untuk uang, pengenalan,
kesenangan), maka ia pindah ke Tingkat B, di mana yang terbaik
86 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

yang dapat dilakukannya adalah rnernperoleh kuasa atau


kesenangan. Tetapi kuasa dan kesenangan tidak rnernuaskan
kebutuhan dasar man usia untuk me rasa berharga. Orang Kristen
dapat bertobat dan kernbali pada rnakna dan kearnanan yang
benar. Jika terpisah dari hubungan pribadi dengan Allah rnelalui
keselarnatan dalarn Kristus, rnaka tidak seorang pun dapat
pindah dari Tingkat B ke Tingkat A. Kadang-kadang dorongan
yang tidak dapat dihindari dari generasi ke generasi tetapi yang
lebih sering dalarn kehidupan pribadi adalah rnenuju Tingkat
C. Jika Tingkat C dicapai, rnaka bau busuk dosa sarnpai ke
lubang hidung Allah dan rnernbawa-Nya kepada penghakirnan.
Neraka akan rnerupakan sebuah ternpat, dirnana keperluan
untuk rnakna dan rasa arnan dengan pedih akan dirasakan tetapi
selarna-larnanya tidak akan terpenuhi. Sungguh sangat rnengeri-
kan. Narnun hal itu rnerupakan konsekuen"i yang alarni dengan
rnernilih hidup tanpa Allah karena hanya Allah yang dapat
rnernenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Surga akan rnenjadi
Tingkat A secara kekal, ternpat kebutuhan untuk rnenjadi ber-
harga akan dilanjutkan secara nyata, tetapi kernudian akan
disernpumakan, pad a setiap saat, secara kekal terpenuhi dengan
perasaan sadar terhadap rnakna dan kearnanan yang tersedia
dalarn hubungan dengan Kristus. Kita akan rnenikrnati apa
yang dialarni Adam sebelurn kejatuhan di dalarn dosa, tetapi
dengan suatu perbedaan penting: kita tidak akan dapat kehi-
langan persekutuan. Dasar dari hubungan yang sernpurna
bersarna Allah bukan karena ketidaktahuan kita tetapi karena
penebusan Kristus secara kekal. Sungguh harapan yang indah.
Sukacita abadi. Nilai yang kekal dalarn hubungan yang
sernpuma dengan Pribadi satu-satunya yang dapat rnernenuhi
kebu tuhan-kebutuhan kit a.
Bab4

Motivasi:
Mengapa Kita Melakukan Apa
yang Kita Lakukan?

B anyak orang benar-bepar dikacaukan dengan tingkah laku


rnereka sendiri. Mengapa kita rnelakukan apa yang kita
lakukan? Paulus rnengekspresikan kebingungan yang rnenyiksa
terhadap tingkah lakunya sendiri dalarn Rorna 7. Ia rnengatakan
kepada kita bahwa ia secara teratur rnenjurnpai dirinya sedang
rnelakukan dengan persis sesuatu yang berlawanan dengan apa
yang secara jujur dirasakan ingin dilakukannya. Ketika ia
rnengarnati pol a tingkah lakunya yangrnernbingungkan, ic:. hanya
dapat rnenyirnpulkan bahwa ada suatu hukurn jenis tertentu
yang beroperasi di dalarn struktur kepribadiannya yang benClr-
benar rnenentang hati nuraninya dan tujuannya yang tulus .
Kebanyakan kita dapat dengan rnudah rnengenal dilerna Paulus.

Seorang pernuda dengan ternperarnen tinggi dengan tulus


berrnaksud untuk tidak kehilangan kontrol lagi. Dalarn
beberapa rnenit, ia sedang berteriak kepada istrinya,
kadang-kadang rnernukulnya. (Ngornong-ngornong,
pernukulan istri dilaporkan terus rneningkat, tidak hanya
dalarn rurnah kelornpok rninoritas yang berpenghasilan
88 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

rendah, tetapi juga dalam rumah kelompok menengah


dan ke atas yang "terhormat".)
Dua orang muda berjanji dengan ketulusan yang dalam
untuk mengasihi, menghormati, dan saling memperha-
tikan sampai dipisahkan oleh kematian. Beberapa tahun
kemudian mereka berbaring di tempat tidur d engan
beradu punggung, sambil bertanya-tanya mengapa pemi-
kahan mereka mati.
Seorang istri bertekad untuk tidak membiarkan tingkah
laku suaminya membuatnya kelihatan jengkel, teta pi
sebelum sore itu berakhir, ia telah dengan tajam mengeks-
presikan gangguannya.
Setelah berteriak kepada anaknya, seorang ibu
bersumpah untuk tidak meneriakkan suaranya lagi.
Anaknya dengan keras kepala menolak untuk
mengangkat mainannya atau anak remajanya dengan
berlagak angkuh bersikap kurang ajar terhadapnya dan
sumpahnya dibatalkan dengan suatu teriakan yang
memekakkan telinga.
Seorang pria setengah baya yang dihantui denga n
fantasi seksual yang menyesatkan.merasa bersalah setiap
saat ia menikmati dunia pribadinya terhadap kesenangan
erotis. Film-film dan majalah-majalah tertentu menawar-
kan godaan-godaan yang begitu kuat sehingga ia
menyerah. Dihancurkan dengan penyesalan yang dalam,
ia berjanji kepada Allah bahwa ia tidak akan pemah
mengizinkan pikirannya untuk tinggal pada lamunan
seksualnya lagi. Malam itu di tempat tidur ia mengulang
dengan membangkitkan rincian fantasi lainnya.

Mengapa? Mengapa, meskipun ki ta mem iliki maksud ya ng


terb aik, kita tetap gagal melakukan ketetapan-ketetapan yang
dibuat dengan tulus? Merupakan hal yang biasa, ketika kita
mengajukan pertanyaan ini d an mendengar sej umlah kata-kata
kl ise injili yang sama sekali tid ak membantu, "Anda tidak
Motivasi 89

mempercayai kuasa Tuhan, And a bergantung kepada kekuatan


sendiri" atau "lzinkanlah Allah bertindak" atau "Anda tidak
menganggap man~1sia lama Anda sudah mati" atau "Berdoalah
lebih sungguh-sungguh untuk pelepasan, kemudian ulangi
kalimat yang mencakup 'darah Kristus' -- maka masalah And a
akan lenyap." Namun masalahnya jalan terus. Banyak orang
yang dengan saksama sedang berusaha untuk berubah lebih
baik mengalami masalah-masalah serius dengan rasa bersalah
yang hanya menambah kesulitan mereka dalam pengendalian
diri. Apa jawaban terhadap masalah itu? Mengapa kita
melakukan apa yang kita lakukan meskipun kita secara sadar
mungkin tidak menginginkannya? Jawabannya tidak dengan
mudah diungkapkan dengan beberapa kata. Orang-orang yang
mencari suatu jawaban sederhana, yang tidak berubah atau
seorang yang berprinsip mencari sekumpulan prinsip yang kaku
mungkin akan dikecewakan dengan jawaban saya, tetapi saya
tidak percaya bahwa segala sesuatu yang singkat dari respons
yang bermaksud baik akan membantu. Dalam bab ini dan
berikutnya saya ingin menguraikan apa yang saya percaya
sebagai suatu teori mengenai motivasi (dorongan) manusia
yang konsisten dengan pandangan alkitabiah mengenai
man usia.
Sebagai titik permulaan izinkan saya mendaftarkan lima
pernyataan dasar mengenai motivasi. Bacalah pernyataan-
pernyataan itu secara saksama. Diskusi selanjutnya akan mem-
peroleh pengetahuan dari prinsip-prinsip ini.

Pemyataan 1: Motivasi secara khas bergantung pad a keada-


an manusia yang membutuhkan, atau dalam
bahasa yang sederhana, kita dimotivasi untuk
memenuhi keperluan-keperluan kita.
Pernyataan2 : Motivasi merupakan sebuah kata yang me-
ngacu kepada energi a tau kekuatan yang akibat
pada tingkah laku secara khusus. Sebelum
menjadi tingkah laku yang khusus, energi yang
90 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

bermotivasi dihubungkan rnelalui pikiran. Di


sanalah energi rnengarnbil alih arah. Saya
rnotivasi untuk rnernenuhi suatu keperluan
dengan rnelakukan hal-hal tertentu yang saya
percayai dalam pikiran saya akan rnernenuhi
keperluan itu.
Pernyataan 3: Tingkah laku yang terdorong selalu diarahkan
rnenuju suatu sasaran. Saya percaya bahwa
sesuatu akan rnemenuhi keperluan saya.
Sesuatu itu rnenjadi sasaran saya.
Pernyataan 4: Apabila sasaran itu tidak dapat dicapai (atau
apabila individu yang rnenyadari hal itu tidak
dapat dicapai), rnaka keadaan tidak seirnbang
rnuncul (secara subyektif dirasa sebagai suatu
kegelisahan). Keperluan rnerupakan kepuasan
yang disangkal rnenjadi suatu surnber dari
ernosi-ernosi negatif. Dalarn istilah yang lebih
sederhana yaitu apabila saya tidak dapat
rnerniliki apa yang saya pikir saya butuhkan
untuk rnakna atau rasa arnan, rnaka saya rnera-
sa tidak berharga. Saya kernudian dirnotivasi
untuk rnelindungi keperluan saya untuk
rnerasa berharga dari luka selanjutnya dengan
rnengurangi perasaan-perasaan tidak rnemiliki
makna atau rasa aman.
Pernyataan 5: Sernua tingkah laku terdorong oleh motivasi
.Tidak ada sesuatu yang lebih parah daripada
seseorang yang tidak memiliki motivasi
Kemalasan, penundaan, penarikan diri sering
terdorong oleh keinginan yang kuat untuk
melindungi diri dari perasaan-perasaan yang
bertarnbah terhadap tidak adanya nilai. Dalam
menganalisa tingkah laku, seseorang seha-
rusnya tidak pernah berkata, "Tidak ada
alasan untuk itu. Itu benar-benar tidak masuk
Motivasi 91

akal." Semua tingkah laku pasti ada maksud-


nya. Mungkin tingkah laku yang berdosa,
tidak efektif, atau ganjil, tetapi pasti ada
maksudnya. Agar dapat mengerti setiap unit
dari tingkah laku, maka Anda harus menge-
tahui keperluan apa yang memotivasi tingkah
laku, gagasan seseorang mengenai apa yang
akan memenuhi keperluan, sasaran yang telah
ditetapkan dalam pemikirannya sebagai
sesuatu yang sangat diinginkan, dan keberha-
silan atau kegagaJan dari seseorang dalam
mencapai sasaran.

Izinkan saya mencoba menjelaskan pemyataan-pemyataan ini


dengan memberikan contoh bagaimana pemyataan-pemyataan
· ini menjelaskan tingkah laku-tingkah laku tertentu. Saya perlu
merasa bermakna dan saya dimotivasi dengan cara apa pun
untuk memenuhi keperluan itu (Pemyataan 1). Saya telah diajar
oleh sis tern nilai d unia yang keliru bahwa supaya menjadi orang
penting saya harus memiliki uang. Oleh karena itu saya me-
nganggap bahwa kekayaan finansial membuat seseorang
bermakna (Pemyataan 2) . Oleh karena itu sasaran saya adaJah
mencari uang sebanyak mungkin (Pernyataan 3) . Saya
mendengar pengkhotbah berbicara kepada saya bahwa cinta
uang adalah akar segala kejahatan sehingga saya tidak dapat
melayani Allah dan uang sekaligus sehingga saya diharapkan
untuk mencari lebih dahulu kerajaan-Nya dan menetapkan
pandangan saya untuk menyimpan harta di surga dan bahwa
saya harus menyerahkan sasaran saya untuk menjadi kaya.
Karena saya seorang Kristen dan karena saya percaya Alkitab
sebagai perkataan yang diilhamkan Allah, maka saya
sepenuhnya setuju dengan apa yang dikatakan pengkhotbah
kepada saya, tetapi saya masih merasakan suatu dorongan dari
dalam yang dengan kuat mendorong saya untuk mencari uang.
Saya berusaha menyingkirkannya tetapi saya tidak dapat. Doa,
92 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

pertobatan, dedikasi, sernuanya rnernbuat saya rnerasa lebih


baik untuk sernentara, tetapi nafsu untuk uang tetap kuat.
Masalah saya yang sebenamya bukanlah cinta uang, tetapi
keyakinan yang keliru, suatu asurnsi yang sudah dipelajari
bahwa rnakna seseorang tergantung dari uang yang dirnilikinya.
Sebelum gagasan itu dengan sengaja dan dengan sadar ditolak, makn
saya selalu menginginknn uang, tidak peduli beberapa kali saya
rnengakui dosa saya kepada Allah karena rnenginginkan uang.
Jika saya rnencari uang, rnaka saya rnerasa bersalah karena
saya tahu keinginan say a itu salah, tetapi saya narnpaknya me rasa
lebih baik di dalarn. Saya benar-benar rnencapai ukuran
rnakna rnenurut asurnsi yang keliru tetapi yang dipertahankan
dengan kokoh. Jika saya tidak rnencari uang, saya rnerasa tidak
berharga (Pemyataan 4). Mungkin saya rnenghentikan peke~aan
yang rnenguntungkan untuk rnernasuki pelayanan Kristen
sepenuh waktu, tetapi saya tidak rnenernukan rasa puas yang
sesungguhnya sarnpai saya rnengubah pernikiran saya rnengenai
apa yang rnernbuat seseorang berrnakna. Jika say a rnelanjutkan
usaha saya untuk rnencari banyak uang, tetapi rnengalarni
kernunduran finansial, rnaka saya kernudian rnelipat kali
gandakan usaha saya untuk rnernbebaskan diri saya dari
keinginan yang rnenghanguskan akan uang. Tetapi kernbali,
selarna saya secara tidak sadar percaya bahwa uang sarna
dengan rnakna, rnaka saya tidak akan pemah berhenti rnengi-
nginkan uang karena saya selalu rnasih dirnotivasi untuk
rnernenuhi keperluan saya (Pernyataan 1). Paulus berkata bahwa
transforrnasi tergantung pada pernbaharuan pikiran kita.
Dikatakan dengan cara lain, yaitu bahwa energi kita yang
terdorong dapat dihubungkan ke arah yang berbeda jika kita
rnengubah pernikiran kita rnengenai apa yang rnernenuhi
keperluan kita. Usaha-usaha saya untuk berubah seharusnya
tidak difokuskan pada tingkah laku saya, tetapi pada pernikiran
saya yang keliru.
Jika saya tidak rnencapai sasaran saya untuk uang dan tidak
rnengoreksi pernikiran saya, rnaka saya rnungkin berlindung
Motivasi 93

pada strategi-strategi yang tidak etis untuk mencapai sasaran


saya. Saya akan mengetahui bahwa saya salah dan akan
membenci diri sendiri karena bertingkah laku berdosa, tetapi
saya tetap akan melakukannya. Motivasi untuk rnernenuhi
keperluan pribadi itu benar-benar kuat. Saya mungkin rnengem-
bangkan diri nurani yang gersang supaya dapat memberikan
kepada diri sendiri perasaan damai. Atau saya mungkin
berlindung untuk menciptakan serangkaian siasat yang didisain
untuk melindungi rasa berharga yang terluka (Pemyataan 4).
Mungkin saya akan mengembangkan keletihan psikosomatis,
atau masa istirahat yang memusingkan, atau sakit kepala. Saya
mungkin mengalami masalah-masalah psikologis seperti depresi,
serangan kegelisahan, atau insomnia. Masalah-masalah ini akan
bertindak sebagai suatu fungsi yang bermanfaat dalam menum-
pulkan rasa sakit dari perasaan tidak berharga. Saya dapat
menghibur diri sendiri dengan mempercayai bahwa jika bukan
karena masalah yang tak menguntungkan itu, nampaknya saya
akan menjadi cukup berhasi\. Oleh karena itu perasaan berharga
saya dilindungi oleh kegagalan finansial. Meskipun
gejala-gejala yang saya kembangkan mungkin secara tidak sadar
dibuat-buat, atau tidak dengan sengaja dimaksudkan untuk
bertindak menjadi suatu fungsi psikologis yang berguna, namun
demikian gejala-gejala tersebut efektif dalam mencegah
kemungkinan luka yang terburuk: pengakuan secara sadar
bahwa saya tidak berharga (Pemyataan 5). Sebelum saya menca-
pai titik permasalahan itu, rencana-rencana apa pun untuk
membunuh diri yang saya miliki p~da dasamya bersifat mani-
pulasi, dirancang dengan cara tertentu untuk lebih lanjut melin-
dungi perasaan berharga saya. Apabila saya tidak lagi dapat
menghindari pengakuan bahwa saya tidak berharga, maka
bunuh diri dalam 'pikiran saya menjadi sebuah altematif yang
masuk di aka\. (Saya dapat menyebutkan bahwa dinamika
bunuh diri itu dapat berakibat pada tindakan bunuh diri yang
berhasil.)
94 Konseling yang Efektit & Alkitobloh

Izink.an saya mengemukakan kembali pemikiran mengenai


motivasi dari suatu perspektifyangberbeda. Hierarki keperluan
klasik yang dikemukakan Abraham Maslow menyarankan
bahwa manusia memiliki lima keperluan dasar. Yang terendah
dalam hierarki itu harus dipenuhi sebelum orang itu dimotivasi
untuk memenuhi keperluan kedua dan selanjutnya naik ke
hierarki yang lebih atas.
Lima keperluan dalam dasar Maslow, dimulai dengan yang
paling rendah dan mendasar adalah:

1. Fisik (makanan, air, dll., elemen-elemen yang dibutuhkan


untuk memperoleh kehidupan secara fisik).
2. Sekuriti (yang dimaksudkan Maslow adalah rasa aman
fisik: beberapa keyakinan yang masuk di akal bahwa
keperluan-keperluan fisik akan dapat dipenuhi di masa
yang akan datang).
3. Kasih (apa yang saya sebut dengan rasa aman).
4. Tujuan (apa yang saya sebut dengan makna).
5. Aktualisasi diri (ekspresi dari kualitas tertinggi dari
kemanusiaan -- pengembangan diri sendiri kepada suatu
pribadi yang penuh, kreatif, dan dapat mengekspresikan
diri).

Ciri khas yang penting dari teori Maslow adalah bahwa


orang-orang tidak dimotivasi untuk memenuhi keperluan-
keperluan yang "lebih tinggi" sarnpai yang "lebih rendah" atau
yang lebih mendasar dipenuhi. Jika saya tidak memiliki makanan
sekarang, saya ak.an kurang prihatin dengan makanan untuk
besok daripada untuk hari ini. Jika saya benar-benar khawatir
mengenai hari esok menuju kematian karena kelaparan, maka
saya tidak akan tertarik dalam menghadiri mata kuliah
mengenai "Tujuan Anda di dalarn Kehidupan". DaftarMaslow
juga menyarankan (dan saya cenderung untuk setuju) bahwa
rasa arnan a tau kasih merupakan keperluan )Uffig lebih mendasar
daripada tujuan atau makna. Namun demikian, keduanya

Mot/vas/ 95

dibtituhkan sebelurn saya dirnotivasi untuk benar-benar


rnengekspresikan siapa diri saya, hanya karena sebelurn saya
rnenikrnati rasa arnan dan rnakna, saya tidak percaya bahwa
saya benar-benar pribadi yang berharga.
Karena Allah adalah pribadi yang tidak terbatas dan bersifat
pribadi, rnaka Ia rnembentuk rnanusia dalarn garnbar-Nya yang
terbatas dan bersifat pribadi. Sebagai rnakhluk yang terbatas,
manusia bergantung pada surnber-surnber ekstemal untuk
memenuhi keperluan-keperluannya: rnanusia adalah rnakhluk
yang bergantung. Keperluan-keperluannya sebagai rnakhluk
fisik yang terbatas sesuai dengan dua keperluan Maslow yang
pertama: keperluan fisik yang dipenuhi hari ini dan keyakinan
bahwa keperluan-keperluan itu akan dipenuhi hari esok.
Keperluan-keperluan Masluw yang ketiga dan keernpat (kasih
dan tujuan) sesuai dengan apa yang saya sebut sebagai
keperluan-keperluan manusia secara pribadi: rasa aman dan
makna. Aktualisasi diri, keperluan terakhir dan tertinggi dalam
sistem Maslow, mendekati konsep alkitabiah untuk rnenjadi
dewasa di dalarn Kristus, rnengembangkan di dalarn diri kita
atribut-atribut ini yang rnenyerupai Tuhan dan kemudian
mengekspresikan harga diri yang diberikan Allah dalarn
penyembahan secara bebas kepada Allah dan dalarn melayani
orang lain dengan rnelatih karunia-karunia rohani kita.
Perhatikan bahwa keernpat keperluan yang pertarna pada
dasarnya berpusat pada diri sendiri. Keperluan-keperluan itu
mencakup tindakan rnenerima, bukan mernberi. "Saya perlu
menarik dari surnber-sumber luar untuk mernenuhi keperluan-
keperluan fisik saya dan untuk mengalarni kasih dan tujuan."
Motivasi untuk rnemenuhi rnasing-rnasing dari empat keper-
luan pertarna ini dengan demikian dapat disebut Motivasi Defisit,
suatu keinginan kuat yang disebabkan oleh perasaan kurang
dan didisain untuk mencukupkan apa yang kurang. Hanya
keperluan terakhir yaitu aktualisasi diri memperhitungkan
motivasi yang tidak egosentris yang berpusatkan kepada orang
lain untuk rnemberi, bukan untuk mendapat. Menarik untuk
96 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

diperhatikan bahwa Adler mengukur kesehatan mental yang


berkaitan dengan perkembangan dengan apa yang disebutnya
"minat sosial", suatu rasa prihatin aktif terhadap keperluan
orang lain. Dalam suatu ali ran yang sama presiden yang baru
dari Asosiasi Psikologi Amerika mempertanyakan model
kesehatan mental yang menekankan kepuasan diri . Ia menun-
jukkan bahwa tekanan kita yang berat terhadap individualisme
telah memelihara asumsi bahwa kemerdekaan dari konflik
bergantung pada mendapatkan apa pun yang kita inginkan
ketika kita menginginkannya. Dalam pidatonya kepada per-
temuan psikologi utama, ia menyarankan bahwa mungkin
elemen penting dalam pertimbangan manusia adalah bukan apa
yang kita dapatkan, tetapi apa yang dapat kita berikan: suatu
keprihatinan terhadap hal-hal sosial seperti yang diukur oleh
ketaatan yang bertanggung jawab yang menyangkal diri
terhadap standar-standar moral. Pemikiran itu nampaknya
konsisten dengan pengajaran Kristen, "Jika Anda ingin menye-
lamatkan hid up Anda,lepaskan."
Sekarang jika benar bahwa kesehatan mental paling baik
didefinisikan dalam istilah minat manusia yang mumi dalam
mengekspresikan dirinya sendiri untuk kebaikan orang Jain,
dan jika mustahil untuk mencapai tingkatan dari aktualisasi
diri sampai empat keperluan egosentris yang pertama dipenuhi,
maka ada beberapa implikasi yang agak mengejutkan bagi kita
yangmenerapkan ajaran Alkitab dengan serius. Dalam buku saya
yang pertama saya menjelaskan mengapa keperluan-keperluan
pribadi dari makna dan rasa aman hanya dapat secara utuh
dipenuhi dalam hubungan dengan Allah yang bersifat pribadi.
Oleh karena itu hasilnya adalah bahwa hanya seorang Kristen
yang memiliki sumber-sumber yang dibutuhkan untuk benar-
benar memiliki aktualisasi diri . Izinkan saya mengemukakan
argumentasi itu dalam bentuk logis.

(!) Agar dapat menyesuaikan diri dengan baik, maka Anda


harus mencapai tingkat aktualisasi diri.
'
I

Motivasi 97

(2) Agar dapat rnencapai tingkat itu, rnaka Anda harus


rnelewati ernpat tingkatan yang lainnya; keperluan fisik
dan pribadi Anda harus dipenuhi sebelurn Anda berada
dalarn posisi rnerniliki aktualisasi diri.
(3) Jika keperluan-keperluan pribadi hanya dapat dipenuhi
dalarn hubungan dengan Allah yang bersifat pribadi, maka
hanya seorang Kristen yang memiliki sumber-sumber untuk
mencapai tingkat kelima, untuk mengaktualisasikan dirinya,
dan dengan demikian dapat benar-benar dengan baik
menyesuaikan diri.

Tentu saja orang-orangbukan Kristen rnernenuhi keperluan-


keperluan fisik rnereka pada saat tertentu tanpa secara sadar
bergantung kepada Tuhan. Keperluan yang terjamin, yaitu
keperluan-keperluan fisik yang akan terpenuhi untuk rnasa yang
akan datang tidak akan pemah dapat benar-benar dipenuhi
rnenghadapi ketidaktentuan dari keadaan fisik dan ekonorni.
Narnun jika kesehatannya baik dan jika ada banyak uang di
bank, rnaka orang-orang narnpaknya dapat terns dirnotivasi
oleh keperluan-keperluan terhadap rnakna dan rasa arnan. Pad a
tingkat-tingkat seperti inilah orang-orang bukan Kristen
rnenernui jalan buntu. Tanpa Tuhan rnustahil untuk rnencapai
tiruan yang rnirip dengan rasa arnan dalarn kasih yang diberikan
pasangan hid up atau dari ternan-ternan dan rnengalarni perasaan
yang pasti dari rnakna dalarn penyerahan diri terhadap tujuan
yang disetujui banyak orang sebagai sesuatu yang penting. Di
atas dasar surnber-surnber rnakna dan rasa arnan tiruan, narnun
yang secara ~ubyektif rnernuaskan, beberapa orang benar-benar
bergerak atas apa yang disetujui oleh kebanyakan pengarnat
sebagai suatu tingkat yang sehat, yaitu rnerniliki aktualisasi diri.
Narnun jikalau benar bahwa setiap usaha untuk rnernenuhi
keperluan-keperluan pribadi di luar hubungan yang sungguh-
sungguh dengan Kristus secara logika pasti gagal rnencapai
sasaran, rnaka setiap orang bukan Kristen pasti dalarn beberapa
hal akan terus-rnenerus terjebak dalarn Tingkat 3 dan 4. Karena
98 Konseling yang Efektif & Alkltablah

ia tidak akan dan tidak dapat secara penuh dipuaskan dalam


keperluan-keperluan pribadi yang paling mendasar, maka akan
selalu ada perasaan yang terpendam dari motivasi untuk mene-
mukan makna dan rasa aman dalam semua tingkah lakunya. Ia
terhukum terhadap perasaan egosentrisnya sampai ia dapat maju
melebihi Tingkat 3 dan 4, yang tidak dapat sungguh-sungguh
dicapainya tanpa menjadi seorang Kristen.
Banyak orang bukan Kristen menunjukkan minat yang patut
dipuji dalam mengusahakan kesejahteraan orang lain. Apakah
ini bukan suatu ekspresi untuk benar-benar dapat menjadi
seseorangyangmenjadi dirinya sendiri? Tidak, karena setiap kali
di bawah perasaan berharga, motivasi yang sadar muncul, maka
pasti muncul tuntutan yang bergemuruh dari keperluan-
keperluan yang tidak terpuaskan terhadap makna dan rasa
aman. Jika tidak ada tuntutan yang bergemuruh seperti itu,
maka dapat dimungkinkan untuk menjadi seorang pribadi yang
benar-benar utuh tanpa Allah. Jika itu benar, neraka akan
menjadi temp at yang agak menyenangkan, di mana orang-orang
d a pat menemukan kasih dan makna tanpa Allah dan satu dengan
yang lainnya dapat sating menikmati. Namun Allah merupakan
pribadi yang benar-benar sangat dibutuhkan dalam memenuhi
keperluan-keperluan pribadi. Oleh karena itu, tidak peduli
bagaimana seseorang bukan Kristen nampaknya dapat
mengaktualisasikan dirinya atau memberi atau mengasihi,
namun ia masih mengerjakan sesuatu yang sifatnya defisit. Inti
motivasi dari tingkah lakunya pasti cacat dengan suatu keinginan
yang kuat untuk memenuhi keperluan pribadinya sendiri. Ia
pada dasamya masih terpusat kepada diri sendiri, dicenderung-
kan oleh motivasi yang defisit untuk memperlengkapi di dalam
di rinya apa yang hilang. Allah, yang melihat sampai kedalaman
yang paling dalam dari hati kita, tidak dapat mempercayakan
atau menerima tingkah Iaku yang dengan cara apa pun dimo-
tivasi oleh kepentingan diri sendiri.
Jika penalaran saya benar, maka orang-orang Kristen seharus-
nya menjadi orang-orang yang paling dapat mengaktualisasikan
Motivosi 99

dirinya terhadap sekitamya, paling penuh perhatian dan kasih,


paling bebas dari sikap egosentris dan picik, pertengkaran dan
bersungut-sungut sebagai akibat dari keprihatinan yang egois
untuk rnemenuhi keperluan diri sendiri. Secara teoritis,
orang-orang Kristen berada dalarn posisi untuk dibebaskan dari
rnotivasi yang defisit. Kita dapat hidup secara konsisten mele-
bihi Tingkat 1 sarnpai 4 dan ke dalam tingkat 5, dengan meng-
gunakan kehidupan kita sebagai instrurnen Allah derni
kepentingan orang lain. Namun kita sering tidak dapat
membedakan sedikit pun dari keduniawian yang rnemuaskan
diri yang didahulukan untuk rnemenuhi keperluan-keper-
luannya sendiri . Paulus rnemerintahkan agar orang-orang
Kristen tidak hid up seperti orang-orang dunia.
Alasan untuk tingkah laku kedagingan seperti itu tidaklah
sulit untuk diternukan. Dengan satu kata, masalah itu rnerupa-
kan ketidakpercayaan (atau, seperti yang cenderung dipikirkan,
keyakinan-keyakinan yang salah). Duduklah dengan Alkitab
Anda dan carilah ayat-ayat yang rnengklaim bahwa Allah telah
berjanji untuk memenuhi setiap keperluan dalam daftar Maslow.
Apa yang tinggal pada kita adalah "memiliki harta rnilik kita",
secara agresif dan terus-menerus percaya bahwa Ia rnemelihara
keperluan-keperluan kita seluruhnya, dan dengan demikian
hid up dalam Tingkat 5. Orang Kristen harus menjalani sampai
Tingkat 1-4 di atas roda iman. Pertimbangkanlah ayat-ayat yang
dikenal sebagai suatu dasar iman Anda. Tentu saja ada banyak
yang lainnya.

Allah telah memenuhi keperluan-keperluan fisik kit a.


"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu"
(Matius 6:33).
Allah telah memenuhi keperluan kita agar kita tahu bahwa di hari esok
keperluan-keperluan fisik kit a a/am dipenuhi.
"Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok"
(Matius 6:34).
100 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

"Janganlah hendaknya karnu khawatir tentang apa pun


juga, tetapi nyatakanlah dalarn segala hal keinginanrnu
kepada Allah ... Allahku akan rnernenuhi segala keper-
luanrnu rnenurut kekayaan dan kernuliaan-Nya dalarn
Kristus Yesus" (Filipi 4:6,19).
Allnh telnh memenuhi keperluan kita terlzadilp rasa aman (kasih) .
"Siapakah yang akan rnernisahkan kita dari kasih Kristus?
... Sebab aku yakin, bahwa ... (tidak ada) yang akan dapat
rnernisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalarn Kristus
Yesus, Tuhan kita" (Rorna 8:35,39).
"Allah rnenunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah rnati untuk kita, ketika kita rnasih berdosa"
(dalarn keadaan kita yang terburuk, dibuka sebagairnana
adanya kita, tanpa topeng) (Rorna 5:8).
Allnh telah memenuhi keperluan kita untuk makna (tujuan).
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan rnati adalah
keuntungan" (Filipi 1:21).
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalarn Kristus
Yesus untuk rnelakukan pekerjaan baik, yang diper-
siapkan Allah sebelurnnya. Ia rnau, supaya kita hidup di
dalarnnya" (Efesus 2:10).
"Dia yang rnenebus hiduprnu dari lobang kubur (rnernbo-
roskan dan rnernbuang-buang waktu)" (Mazrnur 103:4).

Jika orang Kristen sarnpai pad a tingkat rnernpercayai ayat-ayat


ini, rnaka ia dibebaskan dari kehidupan dengan perhatian yang
terpusat pada diri sendiri dengan atau tanpa keperluannya
sendiri terpenuhi, dan ia rnarnpu untuk bergerak rnenuju aktu-
alisasi diri, dengan yakin rnengetahui (tidak perlu selalu "rnera-
sakan") bahwa keperluan-keperluan fisiknya akan dipenuhi
rnenurut tujuan Allah dan bahwa keperluan-keperluan priba-
dinya sekarang dan selarnanya akan dipenuhi secara sernpuma.
Mernpercayai hal ini di hadapan tekanan yang san gat besar yang
rnenyetujui sistern nilai dunia yang keliru yaitu hidup untuk
uang, kesenangan, atau nama baik rnenuntut suatu kornitrnen
Motivosl 101

yang kuat terhadap otoritas ajaran Kitab Sud. Saya sedih


mendengar beberapa ternan saya dalam psikologi Kristen
memperlakukan Alkitab sebagai sesuatu yang dapat menolong
tetapi tidak memiliki otoritas. Beberapa orang nampaknya
menghargai ajaran Kitab Sud sebagai sesuatu yang akurat
dalam pengajaran sehubungan dengan masalah-masalah rohani
tetapi yang mungkin tidak benar dalam masalah-masalah di
bidang ilmiah. Para penginjil, jika mereka harus tetap sebagai
penginjil dalam arti yang benar, harus secara dogmatis bersikeras
bahwa apa pun yang dikatakan Alkitab diajarkan dengan
otoritas yang sempuma. Jika Alkitab berkata bahwa keperluan-
keperluan psikologis saya sudah terpenuhi, maka itu berarti
sudah terpenuhi. Meskipun keberadaan saya secara keselu-
ruhan mungkin memberontak dan menjerit dari dalam saya,
"Saya merasa tidak memiliki rasa aman atau makna, saya tidak
berharga," saya harus meyakinkan melalui tindakan kemauan
saya untuk menundukkan diri di hadapan Firman dan mengakui
bahwa di suatu tempat saya tidak merasakan hal-hal itu secara
akurat. Psikoterapi dalam bentuknya yang paling mutakhir
berhubungan dengan persepsi-persepsi yang tidak akurat ini
dan menolong seseorang mengubah persepsi-persepsi tersebut
untuk meluruskannya dengan ajaran Alkitab.
Orang-orang Kristen tidak pernah mengerjakannya dari
kekurangan tetapi dari kepenuhan. Kehidupan kita seharusnya
merupakan suatu ekspresi dari kepenuhan itu dalam penyem-
bahan dan pelayanan. Oleh karena itu saya mengacu pada
motivasi seseorang yang dengan tepat mengaktualisasikan
dirinya sebagai Motivasi Ekspresi. Namun demikian kebanyakan
dari kita merasa defisit dan bertindak dengan cara-cara yang
dirancang untuk memenuhi kekosongan. Satu hal yang dapat
dikatakan, yaitu kita dapat menuntut dengan iman bahw£1
keperluan-keperluan kita telah terpenuhi di dalam Allah dan
dengan demikian kita hid up dalam Tingkat 5 dengan Motivasi
Ekspresi. Hal yang lainnya, yaitu kita dapat melepaskan diri kita
dengan berhasil dari selaput yang lengket dari motivasi yang
/

102 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

defisit. Dalam bab berikutnya saya akan berbicara mengenai cara


kerja kepribadian man usia dalam usaha untuk mencapai strategi
bagi perkembangan dari defisit menuju motivasi ekspresi dan
dengan demikian mencapai sasaran kedewasaan Kristen.

Ringkasan
Orang-orang diberi semangat supaya memenuhi keperluan-
keperluan mereka. Jika mereka lapar, mereka bertingkah laku
dengan cara-cara yang dirancang untuk memperoleh makanan.
Jika mereka merasa tidak aman, maka mereka berusaha mene-
mukan kasih. Sebelum keperluan-keperluan seseorang terpe-
nuhi, maka ia akan beroperasi dari kekurangan. Motivasinya
dapat ditandai sebagai pencarian diri. Ia sedang berusaha
memenuhi keperluan-keperluannya sendiri.
Motivasi barangkali paling baik dapat dipahami sebagai suatu
energi untuk melakukan sesuatu yang dipercayai seseorang
akan membawanya untuk memenuhi kepuasan. Orang-orang
mengembangkan gagasan-gagasan dari interaksi dengan sistem
dunia yang keliru mengenai apa yang dituntut untuk
memenuhi keperluan-keperluan pribadi mereka terhadap
makna dan rasa aman. Keyakinan-keyakinan mereka kemudian
menentukan sasaran hidup mereka. Sasaran itu (apakah berupa
uang atau kuasa atau anak-anak yang taat atau seorang suami
yang mengasihi) tidak pemah akan dapat dihentikan sampai
rJisadari bahwa keprluan-keperluan pribadi hanya dapat
uipenuhi dalam suatu hubungan dengan Kristus.
Agar dapat memahami mengapa kita melakukan apa yang
kita lakukan, maka kita perlu melihat bahwa kebanyakan dari
kita beroperasi dari motivasi yang berkurang, sambil berusaha
mendapatkan sesuatu yang kita percayai akan memenuhi
keperluan-keperluan pribadi kita. Apabila sasaran-sasaran yang
diinginkan tidak tercapai, maka kita dimotivasi untuk melin-
d ungi diri kita sendiri dari perasaan-perasaan yang menyakitkan
terhadap pt!rasaan tidak memiliki makna dan rasa aman.
Motivasl 103

Kecanduan alkohol, menghamburkan uang dengan terpaksa,


makan berlebihan, membuat alasan, banyak penyakit psiko-
somatis, beberapa bentuk dari schizophrenia (kekacauan mental)l
dan sekumpulan tingkah laku lainnya yang sering dirancang
untuk membius atau menggantikan rasa sakit emosional
terhadap perasaan tidak berharga.

Catatan

1 Lihat artikel Paul McReynold dalam The Etioiogi of Schizophrenia


oleh Don Jackson untuk penguraian yang sangat bagus dalam
pokok pennasalahan ini.
I
BAB 5

Stru ktur Kepribadian:


Membongkar Jam untuk
Mengetahui Cera Kerjanya

alam bab sebelumnya saya menyarankan bahwa jika kita


D ingin mengerti mengapa kita melakukan hal-hal yang secara
tulus kita rasa tidak mau melakukannya, maka kita harus me-
ngerti bahwa kita terdorong untuk memenuhi keperluan-
keperluan kita terhadap makna dan rasa aman dengan cara-cara
yang secara tidak disadari kita yakini akan bekerja. Seorang
istri bercerita kepada saya bahwa ia tidak dapat memberikan
dirinya secara seksual kepada suaminya. Dengan sadar ia ingin
dan berusaha keras untuk memberikan tubuhnya kepada
suaminya dalam ketaatan pada I Korintus 7:1-5, tetapi menjadi
begitu tegang sehingga ia menarik dirinya. Mengapa? Barang-
kali ia meyakini bahwa ia memerlukan kasih suaminya untuk
merasa aman. Karena suaminya telah melukainya di masa lal~,
maka sekarang ia mungkin me rasa takut untuk membuat dirinya
mudah dilukai lebih banyak dengan berada di dekat suaminya.
Dengan demikian ia menyangkal dan menarik diri dari seks,
yang merupakan ungkapan yang paling intim dari keakraban.
Barangkali ia juga merasa bend terhadap suaminya karena telah
melukainya dan sebagai tambahan ia tidak 1memiliki cukup
106 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

kepercayaan untukmendekatinyasehingga ia menarikdiri untuk


membalas dendam.
Seorang konselor yang sampai pada kesimpulan ini masih
belum menolong kliennya. Ia sekarang harus menolongnya
untuk berubah dari motivasi yang berkurang (tingkah laku
dengan keperluan-keperluannya yang tak terpenuhi dalam
pikiran) menjadi motivasi ekspresi (tingkah laku yang mengung-
kapkan keutuhan tetap yang diberikan Allah sesuai dengan arah
ajaran Alkitab). Jika pihak konselor akan mampu menolong
dampaknya ke arah ini dan juga untuk menangani dengan ber-
hasil berbagai macam kasus, maka ia akan perlu mengerti
beberapa prinsip dasar dari fungsi pribadi.
Dalam bab ini saya ingin menarik sebuah gambar mengenai
seseorang. Para seniman melukiskan bagian luar seseorang,
penampilan eksternal, fisik. Para profesor anatomi membuat
sketsa bagian dalam fisik seseorang, sambil menunjukkan
tulang-tulang dan organ-organ tubuh yang terletak di bawah
kulit. Saya juga ingin bergerak di bawah lapisan bagian luar,
tetapi daripada mencoba untuk merinci lebih jauh mengenai
bagian fisik seseorang, saya ingin mencoba menangkap di atas
kertas bagian yang tidak dapat diraba yang rumit. Para dokter
berbicara tentang anatomi fisik. Saya tertarik pada anatomi
pribadi, bagian-bagian utama yang mengakibatkan seseorang
lebih daripada sekumpulan bagian fisik yang berfungsi. Saya
ingin menggambar seorang manusia. Dalam istilah yang sesuai
dengan seorang ahli psikologi, saya dapat berkata bahwa saya
berharap untuk membuat sketsa anatomi psikologis seseorang.
Apa bagian dalam seseorang? Apa yang membuat kita dapat
berpikir? Apa yangmembuatkita merasa seperti yangkita alami?
Bagaimana pemikiran, perasaan, dan tingkah laku pilihan kita
berinteraksi?
Sebelum saya mulai menggambar seorang manusia, saya
ingin membuat dua pokok permasalahan penting. (1) Saya
bukan seperti yang para ahli psikologi sebut sebagai penurunan
fisi- kalistik, tetapi saya benar-benar yakin bahwa ada "bagian-
Struktur Kepribadian 107

bagian" yang tidak dapat diraba di dalam manusia yang tidak


dapat diturunkan pada tubuh fisik k.ita. Emosi lebih daripada
sekadar fungsi yang berhubungan dengan kelenjar. Pemikiran
lebih daripada sekadar aktivitas neurologis dalam otak. Mes-
kipun ada hubungan yang rumit antara fungsi fisik dan fungsi
pribadi, saya tidak yakin bahwa bagaimana kita berpikir, ber-
tindak, dan merasa sebagai manusia dapat dijelaskan seluruhnya
dalam istilah hubungan fisiologis. (2) Kapan pun kita membedah
suatu organisme untuk memeriksa bagian-bagiannya yang
utama, kita berada dalam bahaya kehilangan pandangan
terhadap fungsi keseluruhan organisme. Seorang ahli bedah
dapat belajar untuk berpikir mengenai "obyek" yang sedang
berbaring di atas mejanya sebagai suatu kumpulan dari bagian-
bagian tubuh termasuk jantung, paru-paru, hati, otak, dan lain
sebagainya. Saya yakin bahwa seorang manusia merupakan
suatu perwujudan yang berfungsi yang bertindak sebagai suatu
kesatuan. Semen tara saya membicarakan berbagai macam bagian
komponen dati manusia seutuhnya, saya mungkin memberikan
kesan bahwa saya memikirkan manusia sebagai tidak lebih
daripada sekumpulan bagian-bagian. Izinkan saya mengemu-
kakan dengan jelas bahwa saya yakin manusia merupakan
suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Usaha saya dalam
bab ini adalah untuk dapat dengan lebih baik memahami bagai-
mana fungsi seluruhnya yang tidak dapat dibagi-bagi dengan
melihat pada elemen-elemen fungsi yang penting di dalam
kepribadian manusia.
Dalam membicarakan bagian-bagian manusia, ban yak orang
Kristen mulai dengan berbicara mengenai roh, jiwa, dan tubuh.
Dalam pemikiran saya, sebagaimcrna yang telah saya nyatakan,
adalah lebih berguna untuk memikirkan manusia menjadi dua
bagian: fisikal dan personal, atau materi dan non-materi. Meski-
pun istilah roh dan jiwa kadang-kadang digunakan secara
tertukar dalam Alkitab, banyak mahasiswa telah berusaha
membedakan antara keduanya. Saya cenderung untuk setuju
dengan aliran dikotomis (aliran yang berpendapat bahwa
108 Konseling yang Efektlf & Alkitabiah

rnanusia dapat dibagi rnenjadi dua bagian: bagian yang


kelihatan dan yang tidak kelihatan) yang rnerasa bahwa roh dan
jiwa tidak dapat dipisahkan selain daripada rnernisahkan dalarn
cara kerjanya. Saya rnenyarankan bahwa istilah itu paling
sederhana dapat dirnengerti tidak sebagai suatu perwujudan
yang jelas atau bagian-bagian kepribadian yang sebenamya,
tetapi lebih baik sebagai istilah deskriptif yang rnengekspresikan
Repribadian, apakah sebagai suatu keutuhan yang berorientasi
terutarna kepada Allah atau kepada orang lain. Apabila saya
rnenyerahkan energi pribadi saya terhadap Allah dalam
penyernbahan, doa, atau rneditasi, rnaka dapat dikatakan bahwa
roh saya sedang berinteraksi dengan Allah.ltu hanya rnerupakan
cara lain untuk rnengatakan bahwa saya sebagai suatu pribad i
pada saat itu sedang berinteraksi dengan Allah. Apabila saya
rnengarahkan kernbali kepribadian saya terhadap orang lain,
apabila saya berfungsi secara rnenyarnping sebagai law an secara
vertikal, rnaka saya sedang rnerighubungkan jiwa saya dengan
jiwa Anda.
Jika roh dan jiwa benar-benar rnerupakan istilah deskriptif
yang rnengacu hanya pad a arah fungsi pribadi, rnaka kita harus
rnernperhatikan diri kita dengan apa yang sesungguhnya
kita rnaksudkan dengan fungsi pribadi. Cara kepribadi an
rnanusia bekerja rnungkin paling baik dimengerti dengan
rnernandangnya sebagai bagian-bagian yang berfungsi.

Pikiran Sadar
Elernen pertarna dalarn fungsi pribadi rnanusia adalah pikiran
sadar. Orang rnerniliki kesadaran diri; kita dapat berbicara
kepada diri sendiri dalarn kalirnat-kalimat. Dengan kernampuan
untuk berkata-kata kepada diri sendiri dalam bentuk pro-
porsional (rnisalnya: kita rnenutupi kesan dalarn kata-kata),
kita rnengevaluasi dunia kita. Ketika suatu peristiwa ekstemal
rnuncul dan rnenarik perhatian saya, rnaka saya rnemberikan
tanggapan terhadapnya pertarna-tarna dengan berbicara kepada
diri sendiri rnengenai peristiwa itu. Saya rnungkin tidak selalu
Struktur Kepribadian 109

memperhatikan blimat-kalimat yang sedang dikatakan kepada


diri sendiri, tetapi biar bagaimanapun saya sedang memberikan
tanggapan dalam bentuk verbal dan jika saya memperhatikan
pikiran saya, maka saya dapat mengamati kalimat-kalimat apa
yang sedang digunakan untuk mengevaluasi peristiwa ini.
Sebagai contoh, jika saya pada suatu pagi bangun dalam keadaan
hujan badai dan sudah merencanakan untuk bermain golf, maka
secara mental saya dapat mengevaluasi peristiwa itu dengan
kalimat-kalimat seperti, "Ternan bermain golf saya adalah
seorang klien yang potensial yang akan kembali ke kota besok
dan barangkali saya akan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan besar. Badai ini merupakan hal
yang menjengkelkan." Reaksi emosional saya akan sangat negatif.
Jika istri saya bertanya kepada saya mengapa saya merasa
tertekan, saya mungkin menjawab, "Karena di luarsedanghujan."
Tetapi itu tidak tepat. Badai hujan tidak memiliki kekuatan
untuk membuat saya tertekan, tetapi suatu evaluasi mental
negatif yang kuat memiliki kekuatan itu. Dengan perkataan lain,
peristiwa-peristiwa tidak mengontrol perasaan-perasaan saya.
Evaluasi mental saya terhadap peristiwa-peristiwa (kalimat-
kalimat yang saya ucapkan terhadap diri sendiri) benar-benar
mempengaruhi bagaimana perasaan saya. Misalnya, jika saya
mengubah evaluasi saya dari "Badai ini merupakan hal yang
menjengkelkan" menjadi "Uang itu penting tetapi saya percaya
Allah memenuhi keperluan-keperluan saya. Oleh karena itu,
meskipun saya lebih menyukai bermain golf hari ini, namun
bukan merupakan hal yang menjengkelkan jika saya tidak dapat
melakukannya." Deng~n pikiran itu dalam pikiran saya, reaksi
emosional saya akan mencakup kekecewaan yang sesungguhnya
tetapi juga ada suatu perasaan damai.
Bagi mereka yang telah mempelajari teori kepribadian, maka
akan menjadi jelas bahwa saya di sini sedang menguraikan
suatu sudut pandang yang subyektif, fenomenologis daripada
bersifat obyektif, positivistis. 1 Freud dan Skinner keduanya
mengajarkan bahwa apa yang terjadi, seseorang bertanggung
110 Konseling yang Efektlf & Alkitabiah

jawab terhadap masalah-masalahnya. Bersama dengan Adler,


Ellis, Rogers, dan yang lainnya, saya akan menyarankan bahwa
bagaimana seseorang menerima apa yang te~adi padanya sangat
berkaitan dengan reaksi emosional dan tingkah lakunya. Jika ia
menerima apa yang te~adi sebagai suatu ancaman terhadap
keperluan-keperluan pribadinya, maka ia akan mengalami
perasaan-perasaan negatif yang kuat dan akan menghadapi
peristiwa itu dengan sikap pribadi yang defensif. Barangkali ia
akan meluncurkan suatu serangan emosional terhadap peristiwa
itu sambil berusaha mengubahnya . (Para suami dan istri
merupakan para ahli dalam beke~a keras untuk saling mengu-
bah dengan maksud dapat memenuhi keperluan-keperluan
mereka sendiri dengan lebih baik.) Atau ia mungkin akan
menarik diri dari peristiwa itu untuk menghindari luka yang
lebih lanjut. Namun demikian, jika peristiwa-peristiwa itu
diterima sebagai suatu pemenuhan pribadi ("agar menjadi
bermakna, maka saya membutuhkan pengakuan; majikan saya
baru saja memuji saya karena kemampuan manajemen saya"),
maka seseorang akan me rasa enak. Jika ia menerima apa yang
te~adi sebagai sesuatu yang tidak relevan dengan keperluan-
keperluan pribadi-nya ("Para buruh tambang mengadakan
demonstrasi di Inggris"), ia mungkin tidak akan memiliki
reaksi emosional yang dalam. Bagaimana seseorang secara
mental mengevalUilsi suatu peristiwa menentukan bagaimana
perasaan- nya mengenai peristiwa itu dan bagaimana ia akan
bertingkah laku dalam memberikan tanggapan terhadapnya.
Gambar yang telah diuraikan sejauh ini dapat digambarkan
seperti ini.

PERISTIWA I+-- EV ALUASI PIKIRAN SADAR


Struktur Kepribadlan 111

Pikiran yangditerjemahkan dalam bahasa Yunani yang paling


mendekati kesesuaian dengan apa yang telah saya sebutkan
sebagai pikiran sadar adalah nous. Vine mendefinisikan nous
sebagai berikut "... tempat bertahtanya kesadaran reflektif, yang
terdiri dari bagian-bagian persepsi dan pemahaman dan hal-hal
sepeiti perasaan, pertimbangan, pengambil keputusan." 2 Saya
dapat mendefinisikannya dengan sederhana sebagai bagian dari
manusia yang membuat evaluasi- evaluasi sadar terrnasuk per-
timbangan-pertimbangan moral. Paulus sering menggunakan
kata itu, terutama mt:mgkin dalam Roma 12:2 di mana ia menga-
takan kepada kita bahwa transforrnasi ke dalam keserupaan
Kristus bergantung pada pembaruan pikiran kita. Saya mengam-
bil maknanya bahwa pertumbuhan spiritual saya bergantung
secara langsung pada bagaimana saya menerima dan mengeva-
luasi dunia saya, atau dengan perkataan lain, dengan kalimat-
kalimat apa saya memenuhi pikiran saya dalam memberikan
tanggapan terhadap peristiwa yangberlangsung. Jika itu benar,
maka menjadi penting untuk mengetahui apa yang menentu-
kan kalimat-kalimat yang secara sadar diucapkan kepada diri
sendiri dalam nous saya. Agar dapat mengerti mengapa saya
mengevaluasi peristiwa-peristiwa seperti yang saya lakukan,
maka saya harus menambahkan elemen lain terhadap sketsa
anatomi-psiko saya.

Pikiran Bawah Sadar


Dalam Alkitab kata Yunani phronenw kadang-kadang diter-
jemahkan dengan "pikiran", misalnya dalam Roma 8:15. Saya
baru-baru ini mendaftarkan setiap ayat di mana kata ini (atau
kata yang terbentuk dari kata lain) digunakan. Dari hasil studi
saya terhadap bagian ini, tampaknya konsep sentral yang diung-
kapkan melalui kata merupakan suatu bagian dari kepribadian
yang berkembang dan bertahan terhadap asumsi yang dalam,
dan reflektif. Sebagai contoh, "Hal-hal yang berada di belakang
pikiran daging merupakan hal-hal daging" menyarankan bahwa
orang-orang yang tidak menyertakan Allah ke dalam
112 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

pertimbangan mereka seluruhnya dipengaruhi dengan gagasan


bahwa kegiatan-kegiatan daging mengakibatkan kebahagiaan
pribadi. Izinkan saya untuk sementara menyarankan bahwa
konsep ini paling cocok dengan apa yang para ahli psikologi
sebut sebagai "pikiran bawah sadar". Dengan menggabungkan
dua konsep ini saya menyarankan sebuah definisi dari bagian
fungsi mental bawah sadar sebagai tempat persediaan asumsi-
asumsi dasar yang dipertahankan dengan kuat dan secara emosional
mengenai bagaimana memenuhi keperluan- keperluan mereka terhadap
makna dan rasa aman.
Setiap kita telah diprogram dalam alam bawah sadar masing-
masing untuk mempercayai bahwa kebahagiaan, harga diri,
sukacita -- semua hal yang baik dari kehidupan -- bergantung
pad a sesuatu yang lain daripada Allah. Daging kita (tempe ramen
sejak lahir yang menentang Allah) telah memberikan tanggapan
dengan menyenangkan terhadap ajaran d unia yang palsu bahwa
kita puas dengan diri sendiri, bahwa kita dapat mengetahui suatu
cara untuk mencapai harga diri yang benar dan harmoni sosial
tanpa berlutut lebih dahulu di bawah salib Kristus. Iblis telah
mendorong perkembangan suatu keyakinan bahwa kita dapat
memenuhi keperluan-keperluan kita jika hanya kita memiliki
------- Garis yang kosong isinya berbeda-beda, tergantung pada
tempera men tertentu dari seseorang dan Jatar belakang keluarga
dan kebudayaan. Suatu sistem dunia yang tidak percaya, yang
didorong oleh lblis dan menarik tabiat daging kita, telah
menekan kita ke dalam cetakan untuk menerima bahwa sesuatu
selain Allah menyediakan real ita dan pemenuhan pribadi.
Jika ayah saya kebetulan menjadi seorang pemusik profe-
sional, maka saya dapat mempelajari asumsi bahwa signifkansi
bergantung pad a pengembangan talenta a tau barangkali pad a
pengakuan orang lain terhadap pertunjukan kemampuan. Kita
semua mengembangkan beberapa asumsi yang keliru mengenai
bagaimana dapat memenuhi keperluan-keperluan kita. Adler
dengan tepat menyebut asumsi-asumsi da ~ ar ini sebagai suatu
"khayalan yang membimbing" seseorang, suatu keyakinan yang
Struktur Kepribadian 113

tidak benar yang banyak menentukan tingkah laku dan


perasaan-perasaan kita. Dalam bagian pertama bab ini saya
mengatakan bahwa kalimat-kalimat yang secara sadar diucap-
kan kepada diri sendiri dengan kuat mempengaruhi bagaimana
kita merasakan sesuatu dan apa yang ki ta lakukan. Kita sekarang
dapat melihat dari mana asal kalimat-kalimat ini. lsi kalirnat-
kalimat yang diucapkan kepada diri sendiri dalam pikiran sadar
kita menarikasumsi yangkelirn yangdipertahankan oleh piki ran
bawah sadar kita. Kita sering tidak was pad a terhadap keyakinan
dasar kita yang kelirn mengenai bagaimana memenuhi kep er-
luan-keperluan kita. Meskipun demikian keyakinan yang ti cl ak
rohani itu menentukan bagaimana kita mengevaluasi hal-hal
yang sedang terjadi di dunia kita dan evaluasi itu sebaliknya
mengontrol perasaan-perasaan dan tingkah laku kita. Per:~­
mulan saat ini adalah terhadap pikiran-pikiran manusia.
Pengarnhilah apa yang menjadi keyakinan seseorang dan Anda
mempengarnhi orang itu seutuhnya.
Kembali kepada contoh sebelumnya, jika saya secara penuh
mempercayai bahwa makna saya bergantung pad a suatu tingkat
yang tinggi terhadap talenta yang dikembangkan, maka setelah
saya berlatih biola selama bertahun-tahun dan masih meng-
hasilkan bunyi seperti burnng kakak tua seperti siswa yang barn
belajar, maka saya cendernng akan mengevaluasi penampilan
saya yang burnk (peristiwa) sebagai sesuatu yang sangat buruk
karena hal itu secara pribadi sesuatu yang mengancam. Sa ya
kemudian akan merasa tidak bermakna (makna) dan saya akan
(1) melipatgandakan usaha-usaha saya untuk menguasai alat itu,
atau (2) mengembangkan suatu alasan untuk menyelama!:kan
diri (misalnya: "tiba-tiba pergelangan tangan saya patah) yang
dapat digunakan untuk melindungi harga diri saya dari kece-
lakaan selanjutnya dengan mengatakan: "Betapa sialnya. Barn
saja saya berada di perbatasan keberhasilan" atau (3) menarik
diri kepada ketidakaktifan yang tertekan yang ditimbulkan
oleh perasaan yang sangat tidak berharga dan ditopang oleh
keamanan mencegah kegagalan selanjutnya.
114 Konsellng yang Efekt/f & Alkitobioh

Gambar itu sekarang tampak seperti ini.

EVALUASI
PERISTIWA Pikiran Sad

lblis----+ Dunia~Program \1 • 1 Pikiran Bawah S


yangkeliru

Meskipun bentuk yang tepat dari pemrograman yang keliru


pada setiap orang bervariasi, namun ada beberapa gagasan
umum yang diajarkan agar kita percaya, seperti:

"Saya harus sukses secara finansial agar dapat bennakna


Finansial nilainya sama dengan harga diri."
"Saya tidak boleh dikritik jika saya ingin merasa aman
Setiap orang harus menyetujui apa pun yang saya
lakukan."
"Orang lain harus mengakui kemampuan saya jika saya
ingin menjadi bermakna."
"Rasa am an saya tergantung pad a kedewasaan iman saya."
"Makna hid up saya tergantung pad a bagaimana suksesnya
saya dalam pelayanan."
"Saya tidak boleh gagal (kurang dari standar sukses yang
dicanangkan dengan sewenang-wenang, biasanya
mendekati kesempurnaan) jika saya ingin dengan juju
menganggap diri saya berharga."

Jika evaluasi kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terjad


Struktur Kepribadian 115

kepada kita bergantung pada pendapat-pendapat seperti ini,


rnaka tidak he ran bahwa banyak orang me rasa gelisah, bersalah,
atau kesal. Seorang wanita yang rasa arnannya bergantung
pada tidak adanya kritikan tidak akan rnenerirna dengan baik
kornentar-kornentar negatif suarni nya rnengenai kernarnpuannya
dalarn urusan rurnah tangga. Perasaan-perasaan kesalnya pada
sa at i tu bukan rneru pakan tanggapan langsung terhadap kritikan-
kritikan suarninya tetapi lebih rnerupakan tanggapan terhadap
keperluan rasa arnannya yang terancarn. Jika ia belajar untuk
rnernisahkan harga dirinya sebagai seseorang yang rnendapat
pengakuan suarninya, rnaka kri tikan yang sam a akan rnenirnbul-
kan reaksi yang jauh lebih tenang. Jika seorang pendeta
memerlukan agar jernaatnya rnengakui kernarnpuan khotbahnya
sebagai suatu alat untuk rnernbangun rnaknanya, rnaka indikasi
apa pun dari gereja yang rnenyatakan bahwa rnereka tidak
rnenikrnati khotbah-khotbahnya akan diterirna sebagai suatu
ancarnan terhadap harga dirinya. Ia rnungkin akan rnernberikan
tanggapan dengan kegelisahan ("Sesungguhnya dapatkah saya
berkhotbah sehingga diterirna jernaat? Jika saya tidak dapat, apa
yang tersisa dari diri saya? Say a tidak lagi Ia yak untuk apa pun"),
rasa bersalah ("Saya rnelakukan suatu pekerjaan yang rendah.
Mungkin Allah sedang rnenghukurn saya. Saya tidak dapat
rnernenuhi standar-Nya"), atau kekesalan ("Betapa beraninya
Anda rnengritik khotbah saya? Anda sedang merarnpok makna
saya dan itu rnembuat saya rnarah").
Agar dapat mengerti rnengapa pendeta itu rnulai rnenunjuk-
kan si kapnya yang resah di atas mirnbar, a tau rnengapa ia dengan
rnuram kehilangan minat dalarn pekerjaannya, atau rnengapa
ia dengan dingin rnengabaikan para pengecarnnya, rnaka
Anda harus mernpelajari tanggapannya secara tepat terhadap
kritikan, yaitu kalirnat-kalimat apa yang rnelintasi alarn
sadamya ketika ia rnernpertirnbangkan rnunculnya kritikan itu.
Kernudian Anda harus rnencari surnber kalimat-kalirnat ini
dalarn alarn bawah sadar yang rnernpertahankan asurnsi
rnengenai rnakna. Ia telah rnengizinkan harga dirinya sebagai
116 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

seseorang untuk dimenangkan dalam kemampuannya sebagai


seorang pengkhotbah. Ia memiliki sebuah keyakinan yang
keliru mengenai bagaimana menjadi bermakna.
Bagi seorang konselor untuk menggali "sistem asumtif"
seseorang (istilah Jerome Frank dalam bukunya yang istimewa
Persuasion and Healing) mencakup cahaya yang bersinar dalam
pemikirannya yang dalam hal ini telah diselubungi kegelapan.
Para konselor harus mengerti bahwa hanya sedikit orang
menyambut penyingkapan yang tidak menyenangkan mengenai
dirinya. Bagi seorang pria sukar untuk mengakui bahwa sasaran
bisnisnya yang mewakili seluruh ambisi yang terpusat kepada
diri sendiri adalah untuk menemukan harga diri. Para istri yang
selama bertahun-tahun telah berusaha menyenangkan para
suami mereka dan dengan jujur telah merasakan tingkah laku
mereka yang murah hati tidak dengan mudah menyadari bahwa
dalam kenyataan mereka telah memanipulasi suami-suami
mereka dengan kasih sayang karena mereka percaya bahwa
rasa aman pribadi mereka bergantung pada kasi h suami mereka.
Ketahanan untuk memenangkan khayalan yang membimbing
yang bersifat mementingkan diri sendiri mengambil banyak
bentuk berderet dari penya ngkalan terbuka terhadap kekacauan
yang samar. Adalah sukar untuk tidak menjadi frustrasi terhadap
seorang klien yang memberikan tanggapan terhadap segala yang
saya katakan dengan "Mungkin saja, tetapi saya tidak tahu --
saya begitu bingung." Tidak ada yang lebih mudah daripada
penip uan terhadap diri sendiri. Penemuan diri begitu menya-
kitkan: itu melukai kebanggaan kita dan menodai anggapan yang
baik yang kita sukai terhadap d iri sendiri. Alkitab mengajarkan
bahwa kita adalah tuan dari penipuan diri dan bahwa kita
memerlukan pertolongan supranatural un tuk melihat diri kita
sendiri sebagaimana adanya (Yeremia 17:9-10). Penggalian
yang jujur dan tepat terhadap bagian dalam keberadaan sese-
orang merupakan hak istimewa All ah. Konseling Kristen
dalam hal ini secara kritis bergantung pada karya Roh Kudus
yangmemberi terang. Tanpa pertolongan-Nya, tidakseorangpun
Struktur Kepribadian 117

akan menyadari atau menerima kebenaran mengenai pende-


katan terhadap hidup yang terpusat kepada diri sendiri dan yang
keliru.
Para ahli psikologi telah lama bergulat dengan masalah
ketahanan ini, yang mungkin dapat didefinisikan sebagai usaha
pasien untuk mencegah materi di alam bawah sadar yang
menyakitkan pindah ke alam sadar. Dari sudut pandang
psikologis, nampaknya bagi saya ketahanan itu dapat dijelaskan
dalam dua cara. Pertama, sebuah gagasan yangdengan kuat telah
ditambahkan dan dilakukan selama bertahun-tahun akan
menyerah untuk berubah dengan gerutuan. Keyakinan itu telah
menjadi bagian dari orang itu sekian lamanya sehingga ia merasa
nyaman, seperti sepasang sepatu yang enak dipakai. Setiap
perubahan dari suatu posisi yang dikenal, meskipun posisi itu
mungkin menyakitkan akan merupakan ancaman.
Kedua, adalah penting untuk menyadari bahwa asumsi-
asumsi dasar lebih daripada sekadar keyakinan- keyakinan yang
dipertahankan secara logis. Jika, dengan pikiran sadar, kita
menghibur pernyataan-pernyataan evaluatif, maka dengan
pikiran bawah sadar kita mempertahankan sikap kita. Sikap
memiliki pengaruh (emosional) sebagaimana komponen-
komponen kognitif (proses belajar dan mengenal) . Komponen-
komponen tersebut dikembangkan dalam atmosfir yang
diperintahkan secara emosional terhadap keinginan yang kuat
yang benar-benar menghanguskan untuk memenuhi keperluan-
keperluannya. "Saya harus menjadi berharga. Bagaimana saya
dapat melakukannya?" Dunia kemudian mengajarkan o rang
yang secara emosional sedang kelaparan apa yang diperlu-
kannya. Apabila ia menerima suatu keyakinan tertentu dan
mengambil suatu strategi untuk membangun harga diriny?' ,
maka ia akan memegang keyakinannya yang keliru dengan
kekuatan yang dahsyat. Untuk menggali keyakinannya adalah
dengan cara memotong penghubung penting. Konseling yang
berusaha secara logis mengajarkan kebenaran baru tanpa
memperhatikan ancaman emosional yang mencakup peruba han
118 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

pendekatan seseorang untuk memenuhi keperluan-keperluan


pribadinya akan membajak dengan sekuat tenaga ke dalam
ketahanan. Kembali izinkan saya menggarisbawahi hal yang
sangat penting pada hubungan dalam konseling. Hanya dalam
suatu atmosfir keamanan seseorang akan secara terbuka
melihat dirinya dan mempertimbangkan keyakinan-keyakinan
yang berubah yang selama bertahun-tahun telah menentukan
perjalanannya menuju harga diri. Kantor konseling ha rus
merupakan sebuah tern pat yang aman, tern pat klien mengetahui
bahwa ia diterima sebagai suatu pribadi tanpa menghiraukan
masalah-masalahnya. Orang-orang Kristen sebaiknya membaca
buku Carl Rogers mengenai perlunya tanggapan klien ·secara
dalam sebagai makhl uk yang berharga. Dalam satu kesempatan
Rogers berkata: "Saya memasukkan diri saya ke dalam hubungan
terapetik, sambil mem iliki suatu hipotesa, atau iman, bahwa
minat saya, keyakinan saya, pengertian saya terhadap dunia
bagian dalam orang lain akan menghasilkan suatu proses
penting untuk menjadi... Saya memasuki hubungan sebagai
suatu pribadi." 3
Dalam bentuk hubungan ini, orang-orang paling baik
dimampukan untuk menghadapi diri sendiri dan berubah.
Pikirkan sejenak. Di mana Anda merasa aman? Dengan siap a
Anda dapat secara total membuka diri tanpa takut terhadap
kritikan atau penolakan, yakin bahwa Anda akan diterima dan
bahwa orang lain akan berusaha dengan tutus untuk memahami
Anda? ltu merupakan bentuk hubungan yang secara ideal
seharusnya diberikan dalam konseling agar memberikan fasilita s
perubahan dalam keyakinan-keyakinan keliru yang sangat
dipertahankan secara emosional.

Petunjuk Dasar (Hati)


Elemen ketiga dalam kepribadian manusia mencakup
petunjuk dasar yang dipilih seseorang bagi dirinya. Kitab Suci
sering berbicara mengenai hati manusia. Kata Yunani kardio.
digunakan dalam begitu banyak cara yang sulit ditentukan
Struktur Kepribadian 119

menuju makna sentral. Tentu saja secara literal pengertian itu


mengacu pada organ utama dari kehidupan fisiko Alkitab
mengajarkan bahwa "... nyawa makhluk ada di dalam darahnya"
(Imarnat 17:11) dan jantung memenuhi fungsi untuk memper-
tahankan tubuh yang diperlengkapi dengan suplai yang membe-
rikan hidup yaitu darah. Vine mengemukakan bahwa,
"Melalui suatu transisi yang mudah perkataan mulai menunjuk-
kan seluruh aktivitas mental dan moral, baik elemen-elemen
rasional, maupun emosional. Dengan perkataan lain, hati
digunakan secara figuratif bagi mata air tersembunyi terhadap
kehidupan pribadi (huruf miring tamlilahan penulis)."4
Mendasari pemikiran yang keliru dalam pikiran bawah sadar
merupakan fakta bahwa kepribadian manusia secara keselu-
ruhan dipimpin ke arah yang keliru. Terpisah dari pekerjaan
Allah yang Mahakuasa, orang-orang pada akhimya ke luar dari
diri mereka sendiri. Semua kapasitas mereka (rasionalitas,
pertimbangan moral, em.osi, kehendak) bekerja sarna bergerak
menuju sasaran berdosa dari peninggian diri: "Saya ingin
melayani diri saya; saya menginginkan apa yang saya inginkan
dan apabila saya menginginkannya, saya ingin hal-hal dengan
cara yang saya sukai." Jika hati merupakan suatu istilah yang
luas termasuk seluruh tabiat pribadi kita, dan jika hal itu
benar-benar mengacu pada "... mata air yang tersembunyi dari
kehidupan pribadi kita," maka barangkali hati seperti yang
digunakan dalam ajaran Alkitab merupakan bagian penting dari
pribadi itu yang memilih petunjuk dasar dalam kehidupannya.
Katakan dengan cara lain, saya akan menyarankan hati yang
mewakili maksud-maksud dasar seseorang: untuk siapa atau
apa yang saya pilih untuk dapat hid up?
Seseorang telah mengatakan bahwa apabila rangkaian
jawaban yang memungkinkan terhadap sebuah pertanyaan telah
dipikirkan dengan saksama, maka jawaban itu menjadi agak
sempit. Dari suatu perspektif alkitabiah, sesungguhnya hanya
ada dua kemungkinan petunjuk dasar yang dapat dipilih
seseorang: hidup untuk diri sendiri atau hidup untuk Allah.
120 Konseling yang Etektif & Alkitabiah

Jika bersarna hati Anda, Anda memilih untuk hid up bagi diri
sendiri (yang secara alami dilakukan kita semua), maka Anda
tidak pernah akan secara sempurna memenuhi keperluan-
keperluan pribadi Anda. Dengan memutuskan Allah (suatu
konsep kebebasan yang menggoyahkan -- hanya manusia yang
dapat memutuskan Allah dari kehidupan mereka), maka Anda
memutuskan satu-satunya sumber dari makna dan sekuriti
yang benar. Anda kemudian ditinggalkan kepada diri sendiri
dan dengan demikian Anda melakukan yang terbaik sedapat
Anda untuk memenuhi keperluan-keperluan pribadi Anda.
Anda mungkin menyaring melalui pilihan-pilihan yang ada di
dunia, dan barangkali dengan pertolongan seorang ahli terapi,
menolak beberapa pilihan yang nampaknya bersifat neurotik
(contohnya, saya akan merasa aman hanya jika setiap orang
selalu menyukai saya, tetapi Anda tidak akan menemukan
sebuah pilihan yang dengan sempurna dan sepenuhnya
memuaskan keperl uan- keperl uan And a. Tanpa membawa Allah
ke dalam gambar, maka Anda ditinggalkan dengan seleksi dari
berbagai macam alternatif yang disediakan oleh lblis melalui
suatu sistem dunia yang keliru. Orang yang dengan hatinya
sedang melayani dirinya akan kelihatan seperti ini.

DIRI SENDIRI

EVALUASI
PERISTIWA + - - - - - - - - + - - 4 - -

IBLIS--DUNIA--....+PROGRAM
YANGKELIRU

\ (
Struktur Keprlbadian 121

Namun demikian, jika tujuan dasar Anda adalah kasih


karunia Allah, meletakkan Kristus lebih dahulu dan untuk
melayani Dia, maka Anda dapat menolak semua gagasan dunia
mengenai bagaimana menjadi berharga (dan syukurlah terhadap
semua gagasan itu -- tidak satu pun yang bekerja) dan Anda
dapat mulai memenuhi alam sadar Anda dengan kebenaran-
kebenaran ajaran Kitab Sud. Ketika saya sedang mengajarkan
konsep ini kepada suatu kelompok baru-baru ini, tanpa berpikir
dulu saya berteriak bahwa kita harus "Memenuhi nous kita
dengan kebenaran-kebenaran alkitabiah." Orang Kristen yang
hatinya sungguh-sungguh diserahkan kepada Kristus akan
kemudian kelihatan seperti ini.
ALKITAB KRISTUS

EVALUASI lr--+--. PIKIRAN SADAR


PERISTIW A
IBLIS~DUNIA-PROGRAM -=---- )
\ PIKIRAN BA-
WAH SADAR
YANGKELIRU
DIRI
:'-........ SENDIRI

~R
Daripada menghapuskan diri sendiri, orang ini telah mengerti
bahwa ia harus menghilangkan dirinya di dalam Kristus. "Bukan
kehendakku, tapi kehendak-Mu"; "Aku telah disalibkan
dengan Kristus; namun aku hid up, tetapi bukan lagi aku sendiri
yang hidup di dalam aku, melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku"; "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan memperolehnya"; "bahwa dalam segala hal
ia memilikinya di dalam kelimpahan." Sekarang ada dua
sumber masukan ke dalam pikiran sadar: apa yang dikatakan
lblis melalui dunia kepada pikiran bawah sadar kita dan apa
122 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

yang dikatakan Allah melalui Alkitab kepada pikiran sadarkita


Jika respons proposisional seseorang terhadap peristiwa
peristiwa itu masih ditarik dari alam bawah sadar yang
mempertahankan asumsi-asumsi yang keliru, maka ia tidak akan
berfungsi lebih efektif daripada orang tidak percaya. Namun, jik
ia memperbaharui pikirannya dengan mengevaluasi peristiwa
peristiwa dari perspektif alkitabiah, maka ia akan menjad
seseorang yang diubahkan. Apabila peristiwa celaan terjadi
maka ia akan berkata kepada dirinya sendiri berdasarkan otorita
ajaran Kitab Suci, "Sekuriti dan makna saya sebagai manusi
tergantung hanya pada hubungan saya terhadap Kristus
Meskipun saya sa rna sekali tidak menikmati penolakan ini, harg
diri saya sebagai manusia tetap tidak terganggu. Denga
demikian peristiwa ini menyakitkan tetapi tidak merusak. Say
tahu Allah dapat bekerja untuk kebaikan melalui peristiwa yan
sulit ini, sehingga saya dapat terus maju, mempercayai-Nya
memberikan respons secara alkitabiah, dan tidak hancur."

Paulu s memandang peri stiwa-peristiwa dalam kehidupanny


dari perspektif Allah. Ketika dengan tidak adil dikurun
dalam penjara, ia mampu mengevaluasi peristiwa itu mungki
sebagai peristiwa yang patut disesalkan dan tentu saja tid a
menyenangkan tetapi juga sebaga i suatu peristiwa di mana Alla
dapat bekerja (Filipi 1:12-18). Maknanya tidak tergantung dar
cara yang dimilikinya . Sebaliknya, maknanya hany
tergantung pada pengetahuan bahwa ia dapat dipakai Allah
Karena petunjuk dasar dari hatinya benar ("Bagiku hidu
adalah Kristus"), maka ia dapat mengevaluasi peristiwa
peristiwa dari perspektif Allah dan mengalami sukacita yan
dalam yang tersedia hanya bagi pribadi yang memiliki makn
dan sekuriti. Ia . memiliki makna sebagai seorang hamba dar
Allah yang hid up dan memiliki sekuriti dalam pengetahuanny
bahwa Allah yang Mahakuasa adalah Gembalanya yang penu
kasih, yang setiap saat sepenuhnya mengontrol semua yan
sedang terjadi dan yang sedang menyediakan semua sumbe
Struktur Kepribadian 123

yang dibutuhkan Paulus untuk memberikan respons secara


alkitabiah terhadap keadaannya yang sulit.

Kehendak
Sebagai tambahan terhadap pikiran sadar, bawah sadar, dan
hati, manusia memiliki kapasitas untuk memilih bagaimana
mereka bertingkah laku. Setiap konsep dari fungsi pribadi
yang mengabaikan keJzendo.k tidak akan sempuma. Perjanjian
Baru memiliki paling sedikit dua kata akar (boule dan thelema)
yang mengandung makna pilihan. Manusia biasanya memilih
untuk melakukan apa yang masuk akal babri mereka. Dengan
perkataan lain, persepsi atau evaluasi mengenai kehidupan (apa
yang dikatakan seseorang kepada dirinya sendiri di dalam
pikiran sadarnya) menentukan rangkaian tingkah laku di
dalamnya yang dipilih untukditampilkan. Kebebasan seseorang
untuk memilih dibatasi oleh batas pengertian rasionalnya.
Masalah yang sulit <;iari kehendak bebas harus dibahas dengan
kewaspadaan terhadap fakta bahwa manusia memilih hanya
untuk melakukan apa yang dipahami mereka sebagai sesuatu
yang masuk aka!. Misalnya, masalah dengan seorang yang
belum diselamatkan bukanlah ketidakmampuannya untuk
memilih Allah. Kehendaknya dengan sempurna mampu
memilih untuk mempercayai Kristus, tetapi pengertiannya
yang gelap tidak akan mengizinkan kehendaknya untuk
membuat pili han itu.la tidak membutuhkan kehendak yang
diperkuat; ia membutuhkan pikiran yang diterangi, dan itu
merupakan pekerjaan Roh Kudus.
Para pengkhotbah dan konselor dapat menghabiskan
energi mereka menasihati orang-orang untuk mengubah tingkah
laku mereka . Namun kehendak manusia bukan suatu
perwujudan yang bebas. Kehendak manusia diikat kepada
pengertian mereka. Orang-orang akan melakukan apa yang
mereka yakini. Daripada membuat suatu usaha bersama untuk
mempengaruhi pilihan, para pengkhotbah pertama-tama perlu
124 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

rnernpengaruhi pik.iran. Ketika seseorang mengcrti sinpakah


Kristus itu, di atas dasar apa ia rnerasa berharga, dnn untuk
apa hidup itu, rnaka ia rnernilik.i formulasi yang diperlukan
untuk setiap perubahan yang terus-menerus dalam gayn hid up .
Orang-orang Kristen yang berusaha untuk "hid up bennr" t;:wpa
mengoreksi pengertian yang keliru mengenai bngaimann
rnernenuhi keperluan-keperluan rnereka akan selalu bekerja
keras dan bergurnul dengan kekristenan, mengasah kewajibnn
tanggung jawab rnereka dalam gaya tanpa sukacita dan yang
dipaksakan. Kristus rnengajarkan bahwa apabila kita me11getahui
kebenaran, rnaka k.ita dapat dibebaskan. Kita sebrang bcbas
untuk memilih hid up taat karena kita mengerti b ahwa di da larn
Kristus k.ita sekarang orang-orang yang berha rga . Kita be/las
rnengekspresikan rasa terima kasih kita dalam penyembnhan dan
pelayanan terhadap Pribadi yang tel ah memenuhi keperlu<ln-
keperluan kita.
Harus ditekankan bahwa ketaatan tidak secam olomatis
rnengikuti pengertian yang benar. Ingatlah, saya telah menga-
takan bahwa persepsi-persepsi kita menentukan rangkairm
pilihan yang dapat kita pilih. Kehendak merupabn suat11
bagi;m nyata dari kepribadian manusia dengan fungsi mcmilih
secarn bertanggungjawab untuk bertingkah laku secara konsisten
terhadap apa yang ciajarkan Alkitab untuk m engeva ltta si
dunia k.ita. Dan pilihan-piliha n seperti itu tidak selalu nhtdah .
Pilihan itu sering mencakup usaha sampai menggertakbn gigi
untuk memilih bertingkah laku sebagaimana mesti nya . Adalah
penting untuk memilih melakukan apa yang benar s<lat demi
saat. Terpisah dari latihan yang jelas terhadap kehendak, tidak
akan ada ketaatan yang konsisten. Sementara orang Kristen
terus rnernilih jalan kebenaran, maka kemampuannya untuk
rnemilih yang benar di hadapan kesulitan dan godaan semakin
luas. Ia menjadi seorang Kristen yang lebih kuat, seorang yang
dapat dipercayai Allah dengan tanggung jawab yang lebih besar.
Sketsa k.ita terhadap psiko-anatomi harus mencakup elemen
penting ini.
Struktur Kepribadian 125

ALKITAB - - KRJSTUS

PIKIRAN SADAR
PIKIRAN BA WAH
\DIRI

( ;; cr =~NDIRI
~KEHENDAK~TINGKAHLAKUYANGBENAR

Emosi
S<ltu l<~gi bagian dari kepribadian manusia akan menyempur-
nakan g<~mbar kita, yaitu kemampuan kita untuk merasakan,
emosi-emosi kita . Dengan membicarakan emosi di bagian akhir
tidak berarti saya menunjukk<ln bahwa perasaan seseorang itu
tidak penting. Penekanan saya yang kuat terhadap pemikiran
mungkin mencipt<~kan kesan yang keliru bahwa selama
seseorang berpikir benar, maka seorang konselor akan
J itJ uaskan. Saya sungguh percaya bahwa pemikiran yang benar
merupakan suatu fondasi yang diperlukan untuk perasaan
yang benar. Seperti yang tel ah diekspresikan dalam buku
pert<Jma say<J, konseling dapat dipikirkan sebagai suatu usaha
untuk mempelajari "pemikiran yang benar", untuk memilih
"t ingkah laku yang benar", dan kemudian mengalami "perasaan
yang bena r" .
Ajaran-ajaran Alkitab banyak berbicara mengenai perasaan.
Kita m embaca bahwa Tuhan sering digerakkan dengan belas
kasil1.1n ketika Ia diperhadapkan dengan keperluan manusia. Ia
merasa emosi yang dalam untuk memperhatikan. Kata Yunani
126 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

yang diterjemahkan belas kasihan dalam Kitab Injil (splagchnon)


berasal dari kata "isi perut" atau kasih sa yang dalam surat-surat
kiriman Paulus. Yohanes berbicara mengenai menutup isi perut
dari belas kasihan apabila Anda tidak memberikan respons
dengan penuh pertolongan terhadap seorang saudara atau
saudari yang ada dalam keperluan. Orang seperti itu dapat
disebQt seorang "Kristen sukar huang air besar."
Orang-orang Kristen sering bingung terhadap seluruh pokok
permasalahan mengenai perasaan. Beberapa orang memberikan
kesan bahwa jika And a berjalan dengan Tuhan, sambil mengakui
semua dosa yang diketahui, maka And a akan selalu merasa enak.
Yang lainnya mengajarkan bahwa adalah mungkin bagi seorang
Kristen untuk memiliki emosi-emosi yang negatif, tetapi mereka
harus disembunyikan dan dikunci dan tidak pemah dieks-
presikan. Bagi orang-orang ini, emosi-emosi yang tidak menye-
nangkan merupakan suatu penyakit yang memalukan terhadap
kesaksian Kristen dan dengan demikian semestinya tidak
pemah terlihat. Pengajaran seperti itu menghasilkan kepalsuan-
kepalsuan rohani. Kita semua kadang-kadang merasa buruk.
Dan semua perasaan "buruk" secara moral tidak buruk.
Beberapa perasaan negatif, meskipun sangat menyiksa, secara
sempurna dapat diterima dan merupakan pengalaman yang
normal dalam perjalanan kekristenan dan dapat hidup
berdampingan dengan perasaan yang dalam dari damai dan
sukacita. Emosi-emosi negatif lainnya merupakan hasil dari
pemikiran dan kehidupan berdosa. Namun bahkan emosi
negatif yang tidak harus dirahasiakan dan dikuburkan, namun
lebih baik harus dilibatkan dengan memeriksa penyebab-
penyebabnya dan melakukan sesuatu yang membangun untuk
menyembuhkan masalah itu.
Jika beberapa perasaan negatif dapat diterima dan beberapa
yang lain berakar dari dosa, bagaimana kita membedakannya?
Saya ingin menunjukkan bahwa kriteria untuk membedakan
antara emosi-emosi negatif yang tidak berhubungan dengan
dosa dan yang berhubungan dengan dosa adalah sebagai
Struktur Keprlbodlon 127

berikut: setiap perasaan yang satu sarna lain tidale melibatkan belas
kasihan mencakup dosa. Perasaan utama dalam suatu kehidupan
rohani, yang berpusatkan Kristus merupakan perasaan belas
kasihan yang dalam (sarnpai tingkat isi perut) terhadap yang
lainnya. Paulus mengingatkan orang-orang Galatia agar setelah
mereka bertemu Tuhan, mereka memperhatikan Paulus
sedemikian rupa sehingga mereka dengan gembira mau
memberikan mata mereka sendiri kepadanya. Nampaknya
Paulus menderita penyakit mata yang mengakibatkan orang-
orang Galatia menunjukkan belas kasihan yang penuh
pengorbanan. Mereka benar-benar memperhatikan masalah
saudara mereka. Betapa hal itu merupakan suatu pukulan bagi
saya. Saya mungkin telah rela membayar biaya untuk
perjalanan ke dokter mata, tetapi memberikan mata saya? ltu
sedikit banyak merupakan tantangan. Namun demikian
tingkatan perhatian itu menjadi ciri orang-orang Kristen
mula-mula yang dipenuhi dengan kasih Kristus. Sekarang
masalahnya adalah ini: setiap emosi yang membatasi
perkembangan atau mencegah ekspresi dari bentuk belas kasihan
ini melibatkan dosa. Emosi-emosi negatif yang sarna sekali tidak
melibatkan perasaan belas kasihan dapat diterima. Jika
demikian, sebuah barometer yang baik terhadap persekutuan
Anda dengan Tuhan merupakan tingkat belas kasihan bagi
dunia yang terhilang dan gereja yang menderita.
Kekristenan tidak pemah dimaksudkan untuk menjadi saling
tertawaan. Hidup berkelimpahan yang dijalani orang-orang
Kristen menuju pemikahan yang tidak terhitung banyaknya
bukan merupakan suatu pengharapan yang paling menye-
nangkan, dan bebas dari rnasalah, melainkan suatu kehidupan
peperangan, suatu pergumulan di pihak Allah melawan Iblis,
suatu kehidupan penuh dengan kekecewaan, sakit hati, dan
penderitaan. Jadi apa yang dimaksudkan dengan kelimpahan?
Secara sederhana kelimpahan adalah: pengetahuan bahwa kita
kepunyaan Allah yang memiliki reaiita, bahwa kita sedang
menjalani kehidupan yang penuh makna di bawah bimbingan
128 Konseling yang Efektit & Alkitabiah

dan pengawasan Juruselamat yang memperhatikan yang suatu


hari akan membawa kita ke dalam istirahat abadi. Orang-orang
Kristen yang gagal untuk memahami hal ini kadang-kadang
merasa bersalah dan meragukan profesi kekristenan mereka
jika mereka tidak secara sadar berbahagia sepanjang waktu .
Saya tidak menyukai Iagu-Iagu ringan, yang sembrono yang
menjanjikan "kebahagiaan sepanjangwaktu" dan lebih menyukai
himne-himne yang teguh yang membawa kita kepada
atribut-atribut Allah, rencana-rencana-Nya yang abadi, dan
pemeliharaan-Nya yang penuh kasih bagi anak-anak-Nya .
Paulus tentu saja tidak sepanjang waktu meluap-Iuap dengan
kegembiraan. Kristus sendiri tahu merasakan marah dan
kesepian dan menderita. Jika Tuhan ki ta mengalami emosi-emosi
yang menyakitkan, dan jika seorang raksasa rohani seperti
Paulus juga merasakannya, maka kita seharusnya tidak terkejut
jika kita melewati masa-masa menyakitkan yang luar biasa.
Barangkali beberapa contoh akan dapat membantu . Dalam
Kolom A saya telah mendaftarkan beberapa emosi negatif yang
menutupi belas kasihan dan dengan demikian melibatkan dosa .
Bagian emosi yang tidak berdosa yang merupakan pasangan
dari setiap emosi muncul dalam Kolom B dengan referensi
ayat-ayat Alkitab, di mana emosi tertentu dilukiskan.

KolomA Kolom B
1. Depresi: asyik terhadap diri 1. Menderita: luka yang dalam
sendiri, belas kasihan ter- melewati keadaan-keadaan
hadap diri sendiri, menye- yang sukar, rasa sakit seca-
rah. Tidak ada perhatian ra emosional terhadap kehi-
terhadap yang lain; dengan langan, penderitaan dalam
demikian tidak ada tindakan mencari jiwa semen tara masa-
demi orang lain. lah bertumpuk. Lukas 22:44
Struktur Kepribadian 129

2. Rasa Bersalah yang 2. Kesedihan yang Membangun:


Melumpuhlam : perasaan tidak Dalam buku mereka yang
berharga dan penghu- istimewa Guilt and Freedom,
kuman terhadap diri Bruce Narramore dan Bill
sendiri yangtidak membawa Counts menguraikan suatu
ke langkah-langkah positif sikap penyesalan dan
untuk memperbaiki masalah. kesedihan karena perbuatan-
Perasaan-perasaan seperti perbuatan yang keliru yang
i tu seri ng menghasi I kan membawa kepada perubahan
alasan untuk tidak menye- ti ngkah laku . 2 Korintus 7:8-10.
lesaikan secara bertanggung
jawab bidang masalah .

3. Kebcncian: menyimpan iri 3. Kcmarahmz : reaksi terhadap


hati, membiarkan matJhari kesalahan moral yang mem-
terbenam menyimpan kema- pertahankan kesucian Allah
rahan, tingkah laku dimo- dan menempelak dosa dengan
tivasi oleh balas dendam . mata tertuju pada tuntutan
kesucian Allah dan memu-
lihkan pelanggar hukum
kepada tingkah laku yang
benar. Matius 21:12-13.

4. Frustrnsi:sikap "cuci 4. Rasa tidak puas yang


tangan", apa gunanya ber- dimotivasi: prihatin terhadap
usaha, usaha yang penuh keadaan-keadaan yang sukar
dengan kekalutan untuk yang membawa kepada suatu
berubah, memendam kema- rencana untuk mengubah~a
rahan terhadap masalah- a tau, jika itu terbukti mustahi~
masalah yang tidak berubah. maka sikap menerima sesuatu
yang tidak menyenangkan
karena mengetahui bahwa
Allah dapat bekerja dalam
setiap situasi. Filipi 1:12.
130 Konseling yang Efektif & Alkltablah

5. Kegelisahan: ketakutan 5. Prihatin: antisipasi terhadap


terhadap peristiwa yang peristiwa yang mungkin
tidak menyenangkan yang terjadi di masa yang akan
sudah diketahui, baik yang datang yang mengakibatkan
khusus, maupun yang sa- ketaatan terhadap Allah,
mar, yang demikian kuat tetapi yang mengakibatkan
sehingga mengontrol ting- pemikiran intelektual ke
kah laku; misaJnya: depan. AmsaI6:6-11.
kekhawatiran yang berkele-
bihan terhadap bagaimana
seseorang akan memberikan
respons kepada saya.

Dalam setiap contoh, emosi negatif yang keliru dapat


ditelusuri terhadap sebuah asumsi yang keliru mengenai
bagaimana keperluan-keperluan pribadi dapat dipenuhi.
Masalah itu akan menjadi lebih jelas dalam pasal6. Izinkan saya
mengatakan di sini bahwa jika saya dengan benar memahami
dasar untuk menganggap diri sendiri berharga, maka saya akan
mengevaluasi apa pun yang terjadi terhadap saya dengan
sedemikian rupa sehingga saya tidak akan mengalami depresi,
perasaan bersalah yang melumpuhkan, kebencian, frustrasi,
atau kegelisahan. Setiap emosi ini bersumber dari motivasi
yang defisit yang masing-masing disebabkan oleh pemikiran
yang keliru. Kegelisahan, kebencian, dan rasa bersalah
merupakan kondisi masalah dasar yang berada di belakang
semua kesulitan pribadi. Jika saya percaya bahwa semua yang
dibutuhkan adalah Allah dan apa yang dipilih-Nya untuk
memelihara saya, maka saya tidak 'akan mengalami satu pun
dari tiga emosi ini. Rnsa bersalah berasal dari keyakinan bahwa
apa yangdisediakan Allah tidak cukup dan.kemud ian melangkah
ke luar dari kehendak Allah untuk memastikan apa tidak
disediakan-Nya. Kebencian berasal dari keyakinan bahwa
keperluan-keperluan saya terancam oleh sesuatu yang telah
diizinkan-Nya supaya terjadi terhadap saya. Kegelisahan adalah
Struktur Kepribadian 131

rasa takut bahwa sesuatu yang saya butuhkan tidak akan


disediakan.
Bagaimana kita berpikir tidak hanya menentukan rangkaian
tingkah laku yang mungkin dipilih, tetapi juga sangat
mempengaruhi bagaimana perasaan kita. Jika pemikiran kita
berlandaskan pada sistem dunia yang keliru, maka kita akan
mengalami emosi-emosi negatif yang akan menutupi belas
kasihan. Namun demikian, jika pemikiran kita berlandaskan
ajaran-ajaran Kitab Suci, maka kita akan mengevaluasi
peristiwa-peristiwa dengan sedemikian rupa sehingga meskipun
mungkin kita merasakan emosi-emosi yang menyakitkan,
namun perhatian dan bel as kasihan yang dalam dan nyata akan
terus diekspresikan. Hanya seorang Kristen yang keperluan-
keperluannya dipenuhi di dalam Kristus mampu terus berbelas
kasihan tanpa menghiraukan keadaan. Oleh karena itu Tuhan
kita mengajarkan bahwa tanda yang membedakan orang
Kristen seharusnya adalah kasih, yang diekspresikan oleh
kelompok orang percaya yang bergaul atas dasar perhatian
yang mumi satu terhadap yang lainnya.
Sketsa psiko-anatomi kita sekarang dapat disempumakan.
Pertama, marilah kita lihat bagian dalam dari orang tidak
percaya.
132 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

ORANG TIDAK PERCA Y A

EVALUASI ~~RANSADAR

I
PERJSTIWA I ~~RANBAWAHSADAR

!BUS PROGRAM YANG


~ KELJRU DIRI
DUNIA_;:r \ SENDIRI

~SAR
TJNGKAH LAKU
I /KEHENDAK-+Y ANG MENCAR
KEPUASANDIR

PERASAAN

Diagram 8

Ia keluar bagi dirinya sendiri; ia mengevaluasi hidupnya


dalam kaitannya dengan sistem nilai dunia; ia bertingkah laku
dalam sikap yang didisain untuk memenuhi keperluan-
keperluannya sendiri; ia tidak dengan tulus memperhatikan
orang lain-- semuanya karena ia telah mempercayai kebohongan
lblis mengenai bagaimana menjadi seseorang. Ia benar-benar
anak lblis. Tetapi lihatlah orang percaya yang sungguh-sungguh.
Struktur Kepribadian 133

ORANG PERCA Y A
KRISTUS
ALKITAB

EVALUASI PIKIRAN SADAR


PIKIRAN BAWAH SADAR
.... .
DIRI
SENDIRI

BUS KELIRU PETUNJUKDASAR


"\
~DUNIA/
TINGKAH LAKU
~

YANGALKITABIAH

Diagram 9

Perhatikan bahwa keyakinan-keyak.inan yang keliru yang


telah dipelajarinya masih memasuki pikiran sadamya tetapi
lambat laun ia mengevaluasi dunianya dari rangka kerja
alk.itabiah. Perhatikanlah juga bahwa panah antara tingkah laku
dan belas kasihan menunjukkan arah bolak-balik: semak.in
saya merasakan belas kasihan, semakin saya akan bertingkah
laku dengan penuh belas kasihan dan semakin saya memilih
untuk bertingkah laku dengan penuh belas kasihan, semak.in
banyak belas kasihan yang dirasakan. Tujuan kekristenan
adalah hid up bagi Kristus. Ia mengevaluasi kehidupannya dari
perspektif Allah; ia memilih untuk bertingkah laku seperti yang
dikatakan Allah kepadanya; ia merasakan belas kasihan
134 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

terhadap yang lain dan bertingkah laku sesuai dengan belas


kasihan tersebut. Orang ini mengalami perasaan yang dalam
terhadap harga diri pribadinya dan mengalami buah Roh.
Seorang Kristen yang hidup sebagai seorang Kristen daging
masih hid up bagi dirinya sendiri, masih mengevaluasi dunianya
dari suatu perspektif yang keliru, dan dengan demikian ia
bertingkah laku mementingkan diri sendiri, tanpa ketaatan dan
belas kasihan. Ia berpikir, bertindak, dan merasa sama seperti
orang tidak percaya. Betapa malangnya!

Kesimpulan
Roh Kudus menyediakan sumber bagi transformasi
melalui mekanisme normal dari kepribadian manusia. Roh
membawa kepada pikiran reseptif kebenaran mengenai ajaran
Kitab Sud terutama yang sesuai dengan keadaan-keadaan yang
berlangsung: Kemudian orang itu menyadari bahwa tidak ada
satu kejadian pun yang dapat merampas harga dirinya, bahwa ia
seorang pribadi yang utuh dengan makna dan sekuriti apa pun
yang terjadi terhadapnya. Kemudian ia dapat mengevaluasi
peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sedemikian rupa
sehingga ia tidak bertingkah laku atau merasakan sesuatu
dengan mementingkan diri sendiri (pindah ke MASUK) .
Sementara ia terns mengevaluasi peristiwa-peristiwa secara
a 1kitabiah, Roh memperdalam penghargaannya terhadap
kebenaran Allah. Keyakinan-keyakinan Kristennya merembes ke
dalam sistem asumsi dasamya, pelan-pelan menggantikan
keyakinan-keyakinan yang keliru yang telah dipegangnya sejak
masa kecil. Ia sedang bertumbuh dewasa . Manusia bagian
dalamnya sedang berubah (pindah KE AT AS). Ia sekarang
menghargai dirinya sebagai pribadi yang utuh yang tidak
terancam yang dapat mengekspresikan harga dirinya dalam
penyembahan dan pelayanan. Transformasi bergantung pada
pembaharuan pikiran.
Struktur Kepribadian 135

Catalan

1
Phenomenologi: untuk memahami seseorang Anda harus
tahu bagaimana ia memandang dunia. Objectivisme: untuk
memahami seseorang Anda harus tahu apa dunianya.
2
W.E. Vine, An Expository DictianaryofNew Testament Words (Old
Tappan, New Jersey: Revell, 1966).
3
Carl R. Rogers, "Learning to be Free", sebuah makalah yang
belum diterbitkan yang dikutip dalam buku Dugald S. Arbuckle,
Counseling: Philosophy, Theory, and Practice, edisi kedua
(Boston: Allyn dan Bacon, Inc., 1970).
4
Expository Dictionary.
BAGIAN Ill: STRATEGI DASAR: BAGAIMANA
MEMAHAMI DAN MENGHADAPI MASALAH-
MASALAH PRIBADI

6. Bagaimana Masalah -Masalah Berkembang I?


7. Bagaimana Masalah-Masalah Berkembang II?
8. Apa Usaha Anda untuk Mengubah?
9. Sebuah Model Sederhana bagi Konseling
BAB 6

Bagaimana
Masalah-masalah
Berkembang I

T anpa suatu pemahaman yang jelas mengenai bagaimana


masalah-masalah berkembang, maka konseling menjadi
tidak lebih dari sekadar suatu percakapan yang hangat, ramah
yang penuh dengan maksud yang baik. Di batik ban yak pikiran
para konselor, tersembunyi di batik suatu keyakinan yang penuh
harapan dan penampilan yang rileks, berrnunculan pertanyaan-
pertanyaan, "Sebenamya apa yang dapat saya katakan yang
mungkin dapat membantu?" Jika para konselor baru saja mem-
baca sebuah buku mengenai konseling menurut Roger, maka
kemungkinan besar dengan hangat ia akan berucap, "Saya
mengerti," sambil berharap bahwa kliennya akan memper-
cayainya. Jika bacaannya yang paling akhir adalah Competent to
Counsel olehjay Adams, 1 maka barangkali ia akan mencari suatu
kesempatan untuk dengan kuat menyatakan bahwa "Melakukan
hal itu adalah dosa . Anda harus bertobat dan berubah. Ini ada
ayat-ayat Alkitab yang harus dibaca yang akan menolong Anda."
Para konselor pastoral yang profesional cenderung untuk
bergantung pada beberapa teknik dan dua atau tiga prinsip
dasar, bahkan barangkali tanpa secara jelas memikirkan secara
140 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

tepat mengapa usaha-usaha konseling mereka harus beketja


seperti itu.
Dalam bab ini saya akan menarik bersarna-sarna pemikiran-
pemikiran yang diberikan sejauh ini ke dalam sebuah model
tingkah laku manusia. Jika seorang konselor memiliki konsep
yang secara luas dapat diterapkan mengenai bagaimana manusia
mengembangkan masalah-masalah, maka ia akan memiliki
suatu kesempatan yang lebih baik untuk memahami kliennya
dan akan berusaha secara rasional memecahkan masalah-
masalah menurut strategi yang sistematis dan cerdik. Bagi
beberapa tingkat manusia akan tinggal sebagai suatu misteri
sampai selama-lamanya. Siapa yang dengan sempuma dapat
memahami produk dari Allah yang tak terbatas? Namun
demikian, suatu model yang baik dan jelas yang akan mene-
rangkan dasar-dasar dari fungsi manusia dapat melepaskan kita
dari pendekatan "untung-untungan, mudah-mudahan ini
dapat membantu" dan meminjamkan paling sedikit suatu ukuran
yang tepat terhadap usaha-usaha konseling kita. Model yang ada
dalam pikiran saya dengan mudah digambarkan. Saya
menemukan bahwa berg~ma untuk menyimpan sketsa dalam
pikiran sementara saya memberikan konseling, sambil berusaha
menyesuaikan masalah yang sedang ditangani ke dalam suatu
model, agar dapat memahami lebih baik apa yang harus
dilakukan dengannya. Izinkan saya mengembangkan sketsa itu
dengan memperkenalkan setiap elemen masing-masing.
Konsep pertama dalarn model itu adalah keperluan. Karena
manusia merupakan makhluk fisik dan pribadi, maka mereka
memiliki keperluan fisik dan keperluan pribadi. Keperluan-
keperluan fisik terdiri dari apa saja yang dibutuhkan untuk
dapat hidup secara fisik, untuk mempertahankan tubuh tetap
hidup -- makanan, pakaian, tempat tinggal, dan lainnya. Keper-
luan-keperluan pribadi terdiri dari apa saja yang dibutuhkan
untuk bertahan secara pribadi, untuk mempertahankan orang
itu tetap hid up-- makna dan rasa aman sebagai suatu dasarbagi
harga diri. Kita harus memiliki tujuan dan kasih jika kita ingin
Mos%h-mos%h Berkembong / 141

tetap hidup sebagai manusia. Banyak orang ada dalarn proses


menghadapi maut dan tidak menyadari keadaan gawat mereka.
Selama mereka menghibur diri dengan pengharapan bahwa
lebih banyak uang, popularitas, gengsi, seks, bepergian, apa saja
yang akan memperlengkapi mereka dengan makna dan rasa
aman, maka mereka tetap dapat bertahan. Segera setelah mereka
menghadapi kegelapan yang mengerikan tanpa harga diri, tanpa
harapan untuk memperolehnya, maka keputusasaan yang dalam
dan menguasai akan menggantikannya. Pada saat itu mereka
dapat bunuh diri, atau mengalami tekanan, menjadi tidak waras
dan menarik diri atau menjadi anehl ganjil, atau menjerumuskan
diri ke dalam usaha-usaha yang tidak masuk akal untuk
menumpulkan rasa sakit (alkohol, obat bius, melarikan diri,
p ornografi, dan sebagainya). Apabila seseorang menangkap
kebenaran bahwa ia berrnakna dan am an di dalam Kristus dan
mulai mempraktikkan kebenaran itu dengan hidup secara
rasional, bertanggung jawab, taat dan penuh penyerahan,
maka ia menjadi utuh, hidup, bersemangat, penuh. Hidup,
betapapun sulitnya keadaan yang ada akan tetap bemilai untuk
dijalani. Hidup menjadi berarti. Ada alasan untuk terus hidup.
Semua karakteristik dari aktualisasi diri, kepribadian yang
dewasa mulai muncul.
Para ahli psikologi membuat suatu perbedaan penting antara
keperluan-keperluan primer dan keperluan-keperluan
sekunder. Keperluan-keperluan pribadi yang primer adalah
makna dan rasa aman. Keperluan-keperluan sekunder (kadang-
kadang disebut keperluan-keperluan tambahan) merupakan
hal-hal dalam kehidupan kita yang telah menjadi alat untuk
memenuhi keperluan-keperluan primer kita. Ahli psikologi B.F.
Skinner secara teknis telah menjelaskan tambahan primer
(atau keperluan) sebagai suatu peristiwa pendorong yang telah
memperoleh harta milik yang kuat melalui pelayanan sebe-
lumnya sebagai pendorong yang jelas.
lzinkan saya mengatakan lagi sedikit lebih sederhana.
Lampu hijau menyatakan kepada saya bahwa sekarang saatnya
142 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

saya harus menyeberangi jalan dengan kesempatan yang baik


untuk menyeberang dengan aman. Lampu hijau itu kemudian
merupakan suatu pendorong yang jelas, sesuatu yang membe-
dakan atau menandai waktu ketika saya memenuhi keperluan
utama saya (dalam hal ini keselamatan secara fisik ketika saya
menyeberang jalan). Ketika saya menunggu di sudut, saya
memperhatikan sebuah tombol yang ketika ditekan membuat
lampu berubah menjadi hijau. Saya menjumpai diri saya
dimotivasi untuk menekan tombol itu karena saya ingin
menghasilkan suatu peristiwa dengan lampu hijau. Namun,
mengapa saya menilai lampu hijau di luar kemungkinan
pilihan estetika? Karena nilai itu tidak memiliki nilai tersendiri
atau nilai utama sarna sekali. Lampu hijau tidak memenuhi
keperluan di dalam saya namun memberikan saya kesempatan
untuk memenuhi keperluan utama saya terhadap keselamatan
fisik sementara saya menyeberangi jalan. Lampu hijau kemudian
memiliki nilai sekunder atau nilai tambah. Saya memerlukan
lampu hijau bukan karena lampu itu secara langsung memenuhi
keperluan saya tetapi karena lampu itu mengizinkan saya
memenuhi keperluan saya. Uang adalah contoh lain yang jelas
mengenai pendorong yang jelas yang telah menjadi suatu
keperluan tambah. Selembar kertas hijau tidak dapat dimakan.
Kertas itu tidak dapat memenuhi keperluan saya terhadap rasa
lapar. Namun, dengan uang saya dapat membeli makanan yang
akan memuaskan rasa lapar saya. Dengan demikian saya belajar
"memerlukan" uang.
Saya telah berusaha keras menjelaskan hal ini karena para
konselor harus dengan jelas memahami perbedaan antara
keperluan-keperluan pribadi yang primer dan keperluan-
keperluan pribadi tambahan (yang diajarkan oleh kebudayaan).
Para klien sering akan mengklaim untuk membutuhlam perse-
tujuan dari yang lain. Namun mereka tidak akan mendapat-
kannya. Apa yang mereka butuhkan sebenamya adalah rasa
aman. Mungkin dalam seluruh hidup mereka perasaan rasa
aman itu bergantung pada persetujuan orang lain. Orang-tua
Masalah-masalah Berkembang I 143

yang kuat dapat sedemikian rupa menguasai seorang anak


sehingga ia menghabiskan seluruh hidupnya dengan berusaha
untuk menyenangkan orang lain agar dapat menikmati
hubungan yang baik sehubungan dengan persetujuan ibunya.
Namun jika orang ini dapat melihat apa yang sebenamya
dibutuhkan bukanlah persetujuan tetapi rasa aman, maka ia
mungkin akan mempertimbangkan cara-cara lain yang me-
mungkinkan untuk memenuhi keperluan itu. Kuncinya adalah
pengakuan bahwa ia tidak membutuhkan persetujuan; ia
membutuhkan rasa aman. Kesepakatan merupakan keperluan
tambahan, rasa aman merupakan keperluan utama. Orang tidak
pemah dapat berhenti membutuhkan makna dan rasa aman.
Namun, leita dapat berhenti membutuhkan rute-rute tambahan tertentu
untuk memuaskan keperluan-keperluan primer leita terhadap l1Ulkna
dan rasa a11Uln (1) jika rute-rute ini menciptakan masalah dan (2) jika
ada rute yang bebas 11Ulsalah untuk memenuhi keperluan-keperluan
uta11Ul yang sama itu.
Para konselor harus membedakan antara keperluan dengan
keinginan. Kita membutuhkan makna dan rasa aman agar dapat
mempertahankan kehidupan yang beriman. Kita mungkin
menginginkan persetujuan, uang, popularitas, persetujuan,
promosi, rumah baru, pemikahan yang baik, rupa yang lebih
baik, hidung yang lebih kecil, kepribadian yang lebih baik,
tubuh yang lebih langsing, keberhasilan usaha, mobil besar,
anak-anak yang baik, sahabat, pelayanan yang efektif, dan
sebagainya. Dan saya mungkin sangatberhasrat menginginkan
semua itu sehingga ketidakberadaan mereka menimbulkan rasa
sakit yang beralasan yang tidak berdosa dari bagian yang sangat
menjengkelkan. Namun saya tidak memerlukan satu pun di
antara semuanya agar dapat menjadi seorang yang utuh yang
dapat hidup secara alkitabiah. Saya dapat menjalani hidup yang
sangat berrnakna dan utuh secara pribadi tanpa memuaskan
keinginan-keinginan saya meskipun kehidupan itu mungkin
dilubangi dengan penderitaan. Paulus merupakan sebuah contoh
yang terbaik. Namun baik Paulus, maupun saya tidak dapat terus
144 Konse/ing yang Efektif & Alkitabiah

berfungsi secara efektif bagi Kristus tanpa memuaskan


keperluan-keperluan kita. Saya menunjukkan kepada pembaca
buku pertama saya mengenai suatu diskusi terhadap apa yang
sebenamya dapat memenuhi keperluan- keperluan saya.
Jadi konsep pertama adalah keperluan, bukan keinginan, bukan
keperluan tambahan, bukan tambahan sekunder, tetapi
keperluan. Dalam sebuah model mengenai bagaimana seseorang
dapat berfungsi, kita mulai dengan keperluan-keperluan
pribadi terhadap makna dan rasa aman.
Konsep kedua dalam model itu adalah motivasi. Secara
sederhana dinyatakan bahwa motivasi merupakan kendali
atau dorongan untuk memenuhi keperluan-keperluan saya.
Daya gerak itulah yang mendorong saya untuk melakukan
sesuatu sehingga memiliki makna dan rasa aman. Sebagai
manusia yang sudah jatuh dalam dosa, kita mengalami
keinginan yang sangat kuat untuk menjadi bermakna dan me rasa
aman. Kita rela mengeluarka~ energi pribadi yang luar biasa
dalam usaha untuk memuaskan keperluan-keperluan ini. Kita
menyebut ini sebagai kemauan yang dalam, dan kuat untuk
memenuhi motivasi keperluan-keperluan kita. Sampai sejauh ini
model itu seperti ini.

MULA! Dl SIN!

KEBUTUHAN MOTIVASI

Mengacu pad a Diagram 10

Motivasi hasil pertimbangan diri sendiri agak lebih berarti


daripada energi tanpa ketentuan, tanpa arah. Saya ingin
melakukan sesuatu, untuk bergerak, untuk berusaha keras
menjadi seorang yang berguna. Namun apa yang harus saya
Masalah-masalah Berkembang I 145

lakukan? Arah mana yang dipilih untuk bergerak? Motivasinya


apa? Apa yang menjadikan saya penting? Energi bermotivasi
yang dihabiskan untuk mengejar apa? Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini penting dan sederhana: arah di mana
saya dimotivasi untuk mengikuti suatu usaha yang memenuhi
keperluan-keperluan saya tidak tergantung baik kepada keperluan,
maupun kepada energi bermotivasi, tetapi kepada apa yang saya
pikirkan yang akan dapat memenuhi keperluan-keperluan itu.
Keperluan-keperluan itu ada di sana dan saya bersemangat
untuk memenuhinya sehingga saya terdorong untuk melakukan
apa saja yang say a percaya akan memberikan kepada saya makna
dan rasa am an.
Anak-anak melewati berbagai tingkat perkembangan.
Millard Sail, dalam bukunya Faith, Psychology and Christian
Maturity memberikan suatu ringkasan yang istimewa dan
mudah dibaca mengenai pandangan psikoanalitis mengenai
tingkat-tingkat dalam pertumbuhan pribadi. Dalam setiap
tingkat ini, seorang anak dimotivasi untuk menemukan bebe-
rapa cara untuk memenuhi keperluan-keperluan pribadinya.
Dalam beberapa hal ia menemukan suatu strategi yang nam-
paknya dapat bekerja. Barangkali ia memperhatikan apa yang
dianggap penting oleh orang lain. Jika ayah terus-menerus
berbicara mengenai keberhasilannya dalam atletik, maka sang
anak dapat memutuskan bahwa keberhasilan dalam bidang
tertentu merupakan jalan menuju makna. Jika ibu menggerutu
mengenai ayah tetapi terus bekerja seperti seorang budak dalam
menyiapkan makanannya, membersihkan rumah dan mencuci
pakaiannya, maka anak perempuannya dapat belajar bahwa
rasa aman diharapkan berasal dari pemikahan tetapi jarang
diperoleh. Sebagai seorang dewasa, ia mungkin mengambil
keputusan untuk menghindari kekecewaan yang tidak dapat
dihindari dengan tetap tinggal lajang. Atau jika ia menikah,
dengan cepat ia mengambil suatu kedudukan yang ofensif
untuk melindungi dirinya dari luka yang dicegahnya. Segera
setelah ia melihat sesuatu yang negatif di dalam diri suaminya
146 Konsellng yang Efektif & Alkitabiah

(kerut di dahi, pulang terlambat, komentar terhadap rumah yang


tidak rapi), maka secara otomatis dan tidak sadar ia akan
menafsirkannya sebagai penolakan yang rliduga sebelumnya
dan memberi respons dengan serangan: "Apa maksudmu
rumah ini berantakan? Jika kamu mau mengangkat satu jar
untuk menolong saya, mungkin saya dapat tetap
membereskannya . Saya mempunyai anak-anak untuk
dipelihara, makanan untuk dimasak, karpet untuk dibersihkan
dan saya berusaha sekeras mungkin dan apa yang kamu dapa
lakukan hanya marah." Pada saat itu ia mungkin menangis atau
bersikap dingin dan kaku. Cara apa pun yang dilakukannya
adalah berusaha sedapat mungkin untuk menghindari luka
pada perasaan tidak aman. Akar masalahnya adalah sekum
pulan pendapat yang keliru mengenai rasa aman yang
dipelajarinya sejak kecil. Meskipun wanita itu bertanggung
jawab pada sikap dan tingkah lakunya yang berdosa
perubahan menjadi seorang wanita Kristen yang merasa yakin
dan aman akan tergantung dari dirinya yang mempelajar
sekumpulan pandangan yang baru.
Meskipun saya tidak jelas dan tepat dalam menjelaskan
bagaimana seorang anak memilih strateginya untuk menemukan
nilai dirinya, namun nampaknya masuk akal untuk menyaran
kan bahwa ia terutama dipengaruhi oleh pola hidup apa saja
yang secara konsisten ditunjukkan orang-tuanya. Amsal 22:6
menyatakan kepada kita untuk mendidik anak-anak kita
dengan jalan yang patut baginya. Kata lbrani untuk "mendidik
pertama digunakan (menurut Howard Hendricks dalam mater
yang luar biasa mengenai pendidikan anak) untuk mengacu
pada bidan Ibrani yang meletakkan jarinya dalam mulut bay
yang baru lahir untuk merangsang refleksi menyusu pada bay
itu. Pemikiran umum yang terkandung dalam kata itu adalah
melakukan sesuatu yang menimbulkan refleks-refleks dasar
untuk menolong suatu aktivitas alami, atau bahkan Jebih Jua
untuk menciptakan suatu keinginan yang kuat. Anak-ana
secara natural dimotivasi untuk memenuhi keperluan-keperluan
Mos%h-mos%h Berkembong / 147

pribadi mereka . Pekerjaan orang-tua adalah menolong


memunculkan refleks dasar itu melalui cara kehidupan kita.
Kita harus menciptakan keinginan yang kuat di dalam diri
anak-anak kita untuk bergantung pada Tuhan bagi kepuasan
keperluan-keperluan pribadi mereka (demikian juga secara
fisik) . Janganlah membuat kesalahan. Anak-anak dalam
beberapa bentuk akan mereproduksi usaha-usaha kita untuk
menemukan makna dan rasa aman. Jika kita benar-benar
percaya bahwa uang atau keberhasilan membawa makna atau
bahwa pujian dan pakaian bagus menimbulkan rasa aman,
maka kita dapat ngoceh semua yang kita inginkan mengenai
sukacita mengenal Yesus, namun anak-anak kita akan belajar
bergantung pada apa yang sesungguhnya kita lakukan untuk
mendapatkan kepuasan dalam kehidupan kita. Banyaknya
pengajaran, ibadah keluarga, atau perjalanan ke gereja secara
efektif tidak dapat melawan berita yang kita salurkan melalui
hidup kita sendiri. Anak-anak akan belajar bahwa keperluan-
keperluan mereka dapat dipenuhi jika mereka mencapai sasaran
yang sarna dengan yang diperjuangkan orang-tua mereka.

Dalam zaman kita, anak-anak muda semakin dapat lebih


mengenal bahwa sasaran yang membuat orang-tua mereka
telah mempersembahkan hidup mereka (uang, gengsi, pekerjaan
yang baik, dan sebagainya.) tidak dapat memuaskan. Bekerja
keras demi kerja keras sebagai suatu nilai dalam pekerjaan itu
sendiri dilihat sebagai sesuatu yang kosong. Dan memang
demikian. Sasaran yang secara khusus mengundang selera kita
beradadalam realitas palsu dan tidak memuaskan. Mereka tidak
menyediakan apa yang benar-benar diperlukan manusia, yaitu
makna yang nyata (suatu tujuan untuk hid up) atau rasa aman
nyata (perasaan dikasihi yang sah). Anak-anak sampai pada
usia tertentu secara tersembunyi menerima ideologi orang-tua
mereka. Namun generasi kita telah mendorong anak-anak muda
untuk mulai meragukannya. Dan itu baik. Ketika mereka
menjadi remaja, banyak yang berbalik dari ambisi orang-tua
148 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

mereka. Dan dengan benar melihat hanya kesia-siaan dalam


usaha pengejaran mereka.
Tragedinya adalah bahwa mereka sering mengganti sa tu
kesalahan dengan yang lainnya ketika mereka dengan mantap
bergerak menarik perhatian menuju mistik, strategi-strategi yang
tidak masuk akal dan berdasarkan pengalaman untuk
menemukan beberapa kepuasan -- obat bius, seks bebas,
okultisme, petualangan, dan apa saja. Hadiah masa kini
adalah dalam menemukan sesuntu yang rasanya baik.
Menasihati anak-anak ini untuk mengatur dan mendapatkan
pekerjaan yang bertanggung jawab sama sekali tidak berguna.
Hal itu tidak menyentuh masalah . Gereja Yesus Kristus perlu
menawarkan real ita dari makna dan sekuriti yang benar melalui
komitmen kita yang lurus dan tidak kompromi terhadap
kemutlakan ajaran-ajaran Alkitab dan melalui praktik kita (tidak
hanya ekspresi kita) terhadap kasih yang tidak bersyarat. Jika
orang-orang ini tidak menemukan jawaban yang rasi onal , dan
beralasan terhadap kebutuhan mereka yang terda lam dan
hanya dapat diusahakan oleh orang-orang Kristen, maka
mereka akan menjadi boneka- boneka seperti mesin, yang secara
mekanis mematuhi pengharapan-pengharapan masyarakat
(Apakah ini yang benar-benar saya inginkan, jauh di lubuk hati
saya? Mungkin saja.) atau mereka akan menjerumuskan diri
mereka ke dalam kegelapan yang mengerikan dari keputusasaan
yang dalam -- tidak bermakna, tidak ada kasih; bergerak seperti
mayat hidup tanpa tujuan a tau, jika mereka memiliki
kebe ranian, membunuh diri.
Saya bertanya-tanya, apakah dosa orang-tua diwariskan
kepada anak-anak (Keluaran 34:7) ketika anak-anak belajar dari
contoh orang-tua pengertian yang keli ru mengenai d i mana harus
menemukan makna dan sekuriti. Saya bersyukur kepada Allah
untuk orang- tua yang mengajar saudara laki-Iaki saya dan saya
melalui kehidupan mereka dan juga perkataan mereka bahwa
mempercayai Tuhan dan hid up bagi-Nya merupakan dasarbagi
semua kehidupan yang efektif. Tantangan yang jelas bagi
Mos%h-mos%h Berkembong / 149

orang-tua adalah untuk hidup sedemikian rupa sehingga kita


benar-benar bergantung pada Tuhan untuk makna dan sekuriti
kita.
Anak anak akan mengembangkan sebuah strategi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Dunia (terutama
o rang-tua mereka), daging (perlawanan dari dalam mereka
sendiri untuk mencari Allah, Roma 3:10-13), dan Iblis (yang
se nang menawarkan segala ilah yang tidak melibatkan
penyerahan kepada Kristus) bergabung untuk mengajar anak
suatu pandangan dasar yang keliru mengenai bagaimana
kebutuhan-kebutuhan pribadi dapat dipenuhi. Biasanya
ora ng-orang mengembangkan satu gagasan yang luas dan
bersifat membimbing. Contoh-contoh yang biasanya saya lihat
dalam praktik saya adalah: "Saya akan bermakna jika

saya punya uang


saya menonjol
saya tidak pernah membuat sua tu kesalahan
saya seorang pekerja yang mantap
anak-anak saya menjadi baik
saya diakui oleh kelompok sebaya saya
saya termasuk dalam go longan penting."

"Saya akan aman jika


saya memiliki seorang sLlami yang mengasihi
saya tid ak pernah dikritik (suatu pandangan yang
mengutamakan kesempumaan: "Jika saya sempuma, saya
tidak dapat dikritik").
setiap orang menerima saya
tidak seorang pun mengerutkan dahi atau berteriak atal1
dengan beberapa cara menolak saya."

Apabila anak-anak memalangkannya di atas pandangan


dasar, maka motivasi mereka memperoleh arah . Sebuah sasaran
ditetapkan . Sekarang mereka akan bertindak dalam tingkah
150 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

laku yang sudah didisain untuk memenuhi sasaran yang telah


ditentukan oleh asumsi dasar mereka. Sketsa kita sekarang dapat
diperluas .

MULA! Dl SIN!

KEBUTUHAN MOTIVASI

l
ASUMSI DASAR

l
SA SARAN TINGKAH LAKU YANG BERORIENTASI
PADA SASARAN

Mengacu pad a Diagram 10

Diagram seperti yang sekarang nampaknya menyarankan


satu cara, di mana masalah dapat berkembang. Tingkah laku
yang berorientasi pada sasaran dapat berupa cerdas, realistis,
dan masuk akal atau mungkin bodoh, tidak realistis, dan sama
sekali tidak efektif. Denga n demikian sasaran tidak mungkin
dicapai, orang itu akan merasa terancam karena kebutuhan-
kebutuhannya tetap tidak terpenuhi, dania akan menjadi gelisah
atau marah . Contohnya, jika seorang istri percaya bahwa
sekuriti dasarnya bergantung pada kasih suami terhadapnya,
maka ia cenderung akan berusaha mencapai sasaran untuk
memperoleh kasih suaminya . Namun mungkin ia tidak mengerti
apa yang menggairahkan seorang pria. Ia mungkin menolong
usaha suaminya atau ia mengambil alih anggaran keluarga dan
mengerjakannya secara efisien, namun mengabaikan
memelihara dirinya rapi atau dengan hangat menyambutnyajika
ia pulang. Masalah-masalah berkembang dalam pernikahan ini.
Suaminya dingin terhadapnya. Sasaran tidak tercapai. Ketika
Mos%h-mos%h Berkembong / 151

sang istri berkonsultasi dengan konselor, terluka dan pahit hati


sambi I mengeluh mengenai suaminya yang tidak penuh kasih
sayang dan jauh, ia mungkin menjadi mengerti apa yang sedang
dilakukannya itu keliru . Tingkah laku yang berorientasi pada
sasaran bodoh dan tidak efektif. Oleh sebab itu ia pergi ke toko
buku setempat dan mengambil beberapa buku mengenai
bagaimana menjadi seorang wanita yang sempurna, partner
seks yang bergairah, kesenangan yang feminin. Dalam usaha
untuk memenangkan kasih suaminya, ia belajar memasak
masakan istimewa, ia menghargai tubuh suaminya, mengenakan
pakaian dalam yang seksi dan minim, pakaian yang
berumbai-rumbai, dan lain sebagainya dan lain sebagainya.
Sekarang izinkan saya dengan cepat bersikeras bahwa saya
tidakmemiliki sedikit pun keberatan apabila istri saya melakukan
semua di atas. Saya menyukainya. Lebih banyak wanita harus
diberi kesempatan untuk mencoba. Namun ada dua masalah
yang nyata dengan pendekatan konseling yang hanya berusaha
mengubah tingkah laku yang berorientasi pad a sasaran yang
tidak rasional menjadi usaha-usaha yang lebih intelek dan efektif
untuk mencapai sasaran yang sarna.
(1) Sasaran untuk mendapatkan kasih suaminya mungkin
benar-benartidakdapat dicapai tidak peduli apa pun yang
dicoba untuk dilakukan oleh sang istri yang putus asa.
Jika demikian, lalu bagaimana? Apakah ia sudah
ditentukan untuk tidak memiliki sekuriti sampal
suaminya berubah atau sampai ia dapat menemukan pria
lain untuk mengasihinya?
(2) Motivasi dasar sang istri berpusat pada diri sendiri.
Semua nasihat mengenai bagaimana menjadi seorang
wanita yang efektif hanya mengajar wanita ini bagai-
mana untuk lebih efektif memanipulasi suaminya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Seorang istri dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi
beroperasi dari motivasi yang defisit. Ia ada pada pusat dunianya
sambi! mencoba memenuhi kekosongannya .
152 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

Dalam diagram di atas arah panah yang tertuju pada suami


mewakili tingkah laku istri terhadap suaminya. Arah panah dari
suaminya kembali kepadanya menunjukkan hasil terakhir
yang diinginkan dari usaha-usahanya, yaitu kasih suaminya
terhadap dirinya. Ia memberi untuk mendapat. Pada kenya-
taannya, ia sedang melakukan tidak lebih daripada meman-
faatkan suaminya untuk memenuhi kebutuhannya.
Pernikahan Kristen berbeda. Mungkin dapat digambarkan
seperti ini.

'- \ ~ KRISTUS Ill( I J

Dalam diagram mengenai suatu pernikahan yang ideal ini,


Tuhan sedang memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dari
setiap pasangan. Keduanya sekarang utuh dan dengan
demikian sedang beroperasi dari Motivasi Ekspresi. Tingkah
laku mereka terhadap yang lainnya memberi dengan tujuan
membantu yang lain menjadi lebih dekat kepada Kristus. Jika
sang suami mengasihinya sebagai balasannya, itu seperti krim di
atas kue. Meskipun krim itu manis dan membuat kue itu jauh
lebih menarik, namun bukan merupakan sentral, atau elemen
Moso/oh-moso/oh Berkembong I 153

yang paling pokok. Jika sang suami tidak mengasihinya, ia tetap


merasa aman dan rindu melayani suaminya seperti yang
diperintahkan Allah dan oleh sebab itu ia melanjutkan mena-
k1ukkan diri dengan rela, sambil berdoa agar Allah akan
memakai tingkah lakunya untuk membawa suaminya lebih
dekat kepada Tuhan.
Jadi masal ah-masalah dapat berkembang pada tingkah laku
yang berorientasi pada sasaran. Orang-orang dapat bergerak
secara efekti f atau tidak efektif menuju sasaran mereka. Konseling
ya n g men olo ng seseorang mencapai suatu sasaran yang
di tentukan oleh suatu asumsi ya ng keliru sebenamya sarna
denga n mengajarkan seekor serangga cara yang lebih produktif
untuk menghi sap darah anjing sampai habis. Jika seorang klien
dapat ditolong untuk mencapai suatu sasaran melalui
strategi-strategi yang lebih efektif, maka ia akan mencapai suatu
ukuran kepuasan. Namun jika benar bahwa hanya Kristus
yang benar-benar dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan
kita dan jika sasaran klien ditentukan oleh suatu asumsi yang
keliru mengenai apa yang menimbulkan makna dan sekuriti,
maka kli en yang mencapai sasarannya tid ak akan dipuaskan
sepenuhnya, kebutuhan-kebutuhannya masih belum terpenuhi,
dan ia akan dimotivasi untuk melewati Iingkaran lagi dan
mencapai sasara n baru. Sepanjang hidupnya ia akan mengejar
hal-hal yang tidak pemah memuaskan. Allah mengatakan
kep ada Yeremia bahwa umat-Nya "... meninggalkan Aku,
sumber air yang hid up, untuk menggali kolam bagi mereka
sendiri, yakni kolam yangbocor, yang tidak dapat menahan air"
(Yeremia 2:13).
Tuhan kita mengatakan kepada wani ta Samaria bahwa
orang-orang yang bergantung pada sumber makanan yang
lain selain daripada Kristus sendiri tidak pemah akan puas.
Arus putaran mengenai gambaran air dari sumur menjadi usaha
yang tanpa henti dan tidak kenai lelah, terus-menerus bekerja
keras untuk itu tetapi tidak pemah dipuaskan. Betapa malangnya
melihat orang-orang yang terkunci dalam suatu struktur
154 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

korporat, sedang mengorbankan keluarga mereka untuk


"mengusahakannya" dalam bisnis. Sebuah rumah mahal dengan
mobil Rolls Royce dalam garasi dan rekening bank dengan
jumlah yang sangat banyak disamakan dengan tidak lebih dari
sebuah tangki air yang rusak. Paulus tahu bagaimana berke-
Iimpahan dan bagaimana direndahkan. Ia dapat menikmati
kemewahan jika kemewahan itu datang dalam hidupnya tetapi
jugadapat hidup tanpa itu. Iasadarbahwa bergantungpada harta
milik materi untuk kebahagiaan seperti menurunkan sebuah
ember ke dalam sebuah sumur kosong untuk dapat me-
muaskan dahaganya. Harta milik materi tidak dapat
memberikan air yang memuaskan jiwa dengan makna dan
sekuriti yang benar tetapi terlalu sering orang-orang mengambil
sebuah tali yang lebih panjang untuk menjatuhkan ember lebih
dalam ke tempat yang tak berdasar, ke sumur yang tak berair,
sambil berharap bahwa pada akhirnya mereka akan
menemukan apa yang mereka cari. Yang lainnya berhenti dari
kehidupan yang makmur, menjual segala sesuatu, dan pindah ke
sebuah desa pinggir sungai atau sebuah tanah pertanian di
daerah, semuanya dalam suatu usaha untuk menenangkan
perasaan jenuh yang tidak enak, yang menderita kekosongan.
Banyak orang tidak dapat berhasil membeli lebih banyak barang
atau pindah ke daerah, tetapi dengan sangat rindu memba-
yangkan bahwa jika mereka dapat, maka kebutuhan-kebutuhan
mereka akan terpenuhi. Namun demikian, tidak ada satu pun
selain dari hubungan dengan Kristus yang akan dapat
memuaskan.
lzinkan saya sekarang menambahkan ke dalam diagram.
Moso/oh-moso/oh Berkembang I 155
MULAI DI SINI

PERASAAN TIDAK
PASTI DARI KEKOSONGAN
KEBUTUHAN-
KEBUIUHAN PRIBADI
-
I
MOTIVASI

1
KEPUASAN SEBAGIAN, ASUMSI
SEMENTARA DASAR

1
SASARAN +--------------------------YANG
TINGKAHLAKU
l
BERORIEN-
TASI PADA SASARAN

Diagram 10
Diagram itu sekarang merefleksikan bagaimana orang-
orang yang paling "baik menyesuaikan diri" hidup. Mereka
telah menetapkan sasatan-sasaran bagi diri mereka sendiri
menurut asumsi-asumsi yang tidak alkitabiah mengenai
bagaimana kebutuhan-kebutuhan mereka dapat dipenuhi.
Melalui kerja keras, rencana yang cermat, atau "keberuntungan",
mereka telah mencapai sasaran-sasaran mereka. Mereka
memiliki uang, anak-anak yang bail<, kesehatan yang prima,
gengsi bisnis, apa saja yang dinilai dan dinikmati sebagai suatu
ukuran yang sesungguhnya mengenai kemakmuran pribadi dan
kebahagiaan. Orang-orang ini tidak meminta nasihat para ahli
psikologi. Beberapa orang merasa tidak membutuhkan Allah
dalam hidup mereka. Mereka berusaha dengan baik tanpa-Nya.
Suatu desakan terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka yang
paling dalam tetap tidak terpenuhi dan tuntutan untuk
dipuaskan sering kali menjadi sia-sia. Masalahnya adalah
bahwa ketika segala sesuatu berjalan menurut rencana,
orang-orang benar-benar merasa baik. Jalan yang nampaknya
benar telah dicapai dan menimbulkan kepuasan sementara.
Sangatlah sulit untuk meyakinkan orang-orang ini bahwa ujung
156 Konsellng yang Efektlf & Alkitablah

dari jalan mereka adalah kematian -- kekekalan tanpa makna a tau


kasih.
Ada beberapa orang yang ketika mencapai semua sasaran
mereka, diperhadapkan langsung dengan kenyataan yang
mengerikan bah"'a "mimpi menjadi kenyataan" tidak
benar-benardipuaskan. Marilyn Monroe memiliki segala sesuatu
yang didambakan kebanyakan gad is: wajah yang cantik, tubuh
yang indah, pria berlimpah-limpah, popularitas, uang,
kemewahan. Narnun demikian, ia membunuh dirinya. Mengapa?
Nampaknya ia telah mencapai tingkat yang patut dikasi!"-ani
tetapi murni dari keputusasaan yang sempuma: "Saya telah
mencapai semua sasaran saya tetapi tidak memuaskan. Saya
kosong. Hid up ini tidak berharga lagi. Tidak ada yang lain yang
dapat dicoba. Saya telah mencoba segala sesuatu. Tidak ada satu
pun yang melegakan rasa sakit di dalam saya. Kematian
sekarang satu-satunya yang melegakan." Dengan menambah-
kan bentuk pengalaman ini ke dalam diagram kita, sekarang
nampaknya seperti ini.

MULAI Dl SINI

BUNUHDIRI PERASAAN TIDAK --~KEBUTUHAN OTIVASI


PASTI DARI KEKO- PRIBADI

l SONGAN

KEPUTIJSASAAN lKEPUASAN SE-


l
ASUMSI DASAR
HIDUP BAGIAN, SEMENT ARA

~ SAJRAN--------- TINGKAH LAKU


l
YANG BERORIENT ASI
PADA SASARAN

Mengacu pada diagram 10


Moso/oh-moso/oh Berkembong I 157

Sejauh ini saya telah membuat sketsa mengenai sebuah model


sederhana mengenai tingkah laku manusia dan menyarankan
beberapa cara mengenai bagaimana masalah dapat berkembang.
Dalam pasal berikutnya saya akan menambahkan satu lagi ele-
men penting dalam model itu, elemen yang secara langsung
bertanggung jawab terhadap kebanyakan masalah yang muncul
dalam kantor konselor.

Catatan

1 Jay Adams, Competent to Counsel (Grand Rapids: Baker, 1970).


BAB 7

Bagaimana
Masalah-masalah
Berkembang II
eseorang datang menemui Anda. "Kepala saya sangat sakit.
S Dokter berkata tidak ada yang sakit secara fisik tetapi kepala
saya benar-benar sakit. Saya tahu saya tegang. Namun jika ini
benar-benar sakit kepala karena tegang, saya tidak tahu apa yang
harus dilakukan. Dapatkah Anda menolong?"
Apa yang akan And a katakan kepada klien And a? Barangkali
Anda seorang pendeta atau seorang penatua, atau barangkali
seorang Kristen dalam anggota tubuh Kristus yang diperca-
yanya. Banyak yang tergoda untuk berkata, "Kedengarannya
And a mengalami masalah psikosomatis (sakit fisik karena faktor
mental) yang terns terang di luar kemampuan saya untuk me-
nangani. Apakah Anda telah mempertimbangkan untuk
menemui seorang ahli psikologi?" Yang lainnya mungkin
mendorong tingkah laku yang dirancang untuk membantunya
menjadi rileks (" Apakah And a memiliki suatu hobi?" "Bagaimana
dengan mengangkat kaki Anda dan menikmati dunia ini?")
Beberapa orang mungkin dengan tidak bijaksana menganjurkan
meditasi transendental, tanpa waspada terhadap tarikan yang
berbahaya menuju pandangan hidup tanpa Allah. Barangkali
konselor akan berusaha mengenali sumber ketegangan dan
menolong orang itu menyelesaikannya secara alkitabiah.
160 Konsellng yang Efektlf & Alkltobloh

Seperti yang telah ditunjukkan pada permulaan bab 6,


konseling yang cermat membutuhkan suatu pemahaman
konseptual yang baik mengenai bagaimana masalah ber-
kembang. Para dokter diajar secara maksimum: diagnosa dulu,
kemudian pengobatan. Bagaimana And a mendiagnosa masalah
ini? Diagnosis bagi saya sebenamya berarti memahami apa
penyebab masalah dan apa perawatannya.
Dalam bab terakhir saya memasukkan ke dalam bentuk
diagram gagasan bahwa orang-orang digerakkan untuk men-
capai sasaran apa saja yang dianggapnya akan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka yangterdalam. Sekarang
saya ingin memperluas model itu untuk menjelaskan bagaimana
banyak masalah psikologis berkembang. Elemen penting di balik
kebanyalam gejala aclalah suatu hambatan yang berhubungan dengan
pencapaian sasaran yang dipilih seseorang. Jika hambatan itu
dapat diatasi dengan membuat perubahan-perubahan dalam
tingkah laku yang berorientasi pada sasaran, maka ancaman
terhadap neurosis (gangguan emosi) dapat dihindari. Namun,
seperti yang sudah dikemukakan dalam bab sebelumnya, jika
sasaran didasarkan pada anggapan-anggapan yang tidak
alkitabiah, maka hasilnya dapat berupa kepuasan sebagian --
dan lebih menyerupai gaya jentera yang terus mengejar peme-
nuhan --atau keputusasaan. Kadang-kadang hambatan i tu tidak
dapat diatasi ("Say a tidak dapat membuat suami saya mengasihi
saya." "Betapapun kerasnya saya berusaha, saya tetap membuat
kesalahan.") Paling sering penghambat yang keras kepala ini
tetap berdiri meskipun telah dilakukan usaha-usaha yang
terbaik dari orang-orang yang frustrasi dan dapat dimasukkan
ke dalam salah satu dari tiga kategori ini:
Kategori # 1: Sasaran yang Tidak Tercapai
Kategori # 2: Keadaan-keadaan dari Luar
Kategori # 3: Takut Gagal
Kapan saja seseorang menjumpai suatu hambatan di tengah
peijalanan menuju suatu sasaran yang benar-benar didambakan,
maka mereka akan mengalami frustrasi. Bentuk emosi yang
Masa/ah-masa/oh Berkembang /I 161

diarnbil alih oleh rasa frustrasi tergantung dari sifat dari


harnbatan yangdijurnpai. Jikasasaran yangditetapkan oleh orang
itu tidak dapat dicapai (Kategori # 1), rnaka tanggapan utarna
yang paling urnurn adalah rasa bersalah atau perasaan rnence-
rnarkan diri sendiri. Jika orang itu yakin bahwa sasaran ini dapat
dicapai (apakah rnernang dernikian atau tidak) tetapi keadaan-
keadaan luar telah rnengharnbat jalan rnenuju sasaran (Kategori
# 2), rnaka akibatnya biasanya rasa kesal. Jika harnbatan itu bukan
sasaran yang tidak tercapai atau keadaan yang rnerintangi
tetapi perasaan takut gagal yang rnelurnpuhkan (Kategori #
3), rnaka biasanya orang itu rnengalarni kegelisahan.
Tiga rnasalah ernosi yang berada di balik banyakkesulitan
pribadi adalah rasa bersalah, kegelisahan, dan kekesalan.
Supaya dapat lebih baik rnernaharni bagairnana setiap rnasalah
ini berkernbang dari suatu bentuk yang spesifik rnelalui
pengalarnan yang rnernbuat frustrasi, rnaka izinkan saya rnern-
bahas tiga bentuk harnbatan yang rnengakibatkan tiga ernosi
yang berlainan ini.

Kategori # 1: Sasaran yang Tidak Tercapai


Sasaran-sasaran tertentu yang ditetapkan orang-orang bagi
diri rnereka sendiri biasanya tidak dapat dicapai tidak peduli
betapa kerasnya rnereka berusaha. Beberapa orang berpikir
(Asurnsi Dasar) bahwa satu-satunya cara untuk rnerasa enak
rnengenai diri rnereka sendiri adalah rnenghindari sernua
kritikan. Seorang wanita setengah baya yang bekerja bersarna
saya dulu telah dirernehkan terus-rnenerus oleh ibunya, secara
tidak rnenyenangkan dibandingkan dengan saudara perern-
puannya oleh kedua orang-tuanya, dan biasanya dinasihati
panjang lebar oleh setiap orang. Suatu kurnpulan kritikan
yang terus-rnenerus rnenghasilkan suatu kasus yang buruk
terhadap pencernaan ernosional di dalarn diri seorang anak.
Wanita ini rnenjadi yakin bahwa perasaan-perasaan yang baik
rnengenai dirinya (sekuriti) tergantung pada tidak adanya
162 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

kritik. Agar dapat rnenghindari sernua kritikan, rnaka ia harus


hid up dengan sernpuma. Tujuannya rnenjadi sasaran yang tidak
dapat dicapai untuk rnencapai kesernpumaan. Ia rnenikah dengan
seorang pria yang baik dan benar-benar rnengasihi dan
rnenerirna dia. Narnun ia telah rnernbuat kesalahan. Ia rnernasak
telur setengah rnatang terlalu lama, lupa rnengerjakan cucian
sehingga rnengakibatkan suarninya tidak dapat rnengenakan
pakaian dalarn yang bersih, rnenghabiskan uang belanja · terlalu
banya~ dan sebagainya. Kadang-kadang suarninya rnengecam,
biasanya dengan sabar, lernbut dan dengan sikap rnernbangun.
Ia hancur. Ia tidak dapat rnenyalahkan suarninya karena
suarninya jelas-jelas bersikap suportif dan baik. Kesalahan
seluruhnya ada padanya. Sebagai akibatnya ia rnernbenci dirinya
sendiri dan tanpa betas kasihan rnenyerang dirinya dengan
rnengeluarkan caci-rnaki dan penyesalan yang rnengandung
keputusasaan. Dukungan atau dorongan apa pun tidak dapat
rnenolong. Sebenamya, perhatian yang penuh kasih yang
rnengakibatkan persoalan rnenjadi lebih buruk: semakin baik
dunianya; sernakin ia rnenyadari bahwa kesalahan ada pada
dirinya, bahwa ia tidak sernpuma.
Para ahli psikologi yang sedang rnernbaca ini akan rnenduga
bahwa sebagai tarnbahan terhadap rasa bersalahnya (yang dalarn
hal ini disarnakan dengan ketakutan yang disadari terhadap
penolakan) rnungkin ada ukuran besar dari kernarahan yang
rnenentang dunianya (terutarna suarninya) karena rneminta
k<sernpumaan. Meskipun rnungkin kekesalan menjadi yang
terutarna, saya cenderung berpikir bahwa rasa bersalah meru-
pakan rnasalah yang lebih besar kapan pun ada standar yang
ditetapkan terhadap diri sendiri yang tidak dapat tercapai
rnelawan apa yang diukurkan kepada dirinya sendiri. Jika klien
itu rnenerirna tanggung jawab untuk tidak rnencapai sasarannya
yang tidak dapat dicapai, rnaka ia rnerasa tidak berharga. Sering
kali perasaan ini diungkapkan dalarn pemyataan-pemyataan
kebencian terhadap diri sendiri, sikap putus asa, jijik terhadap
diri sendiri dan kehilangan rnotivasi untuk rnencoba.
Masa/ah-masatah Berkembang II 163

Kategori # 2: Keadaan-Keadaan Luar


Suatu si tuasi yang berbeda berlangsung ketika klien menerima
bahwa sasaran akan dapat dicapai jika tidak ada perintang dari
luar dirinya sendiri. Dalam peristiwa itu masalah emosi yang
terutama adalah kekesalan. Dalam pertimbangan saya, masalah
yang paling umum di balik berbagai macam keprihatinan yang
saya tangani di kantor saya adalah kekesalan.
Umat Israel menawarkan contoh-contoh yang berguna
mengenai masalah emosional. Kapan pun peristiwa-peristiwa
yang sulit muncul, maka mereka berulang kali menggerutu mela-
wan Musa, sambil mengeluh mengenai betapa buruknya hal-
hal yang terjadi atas mereka. Kekesalan mereka terhadap
peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan dalam hidup
mereka sampai pada puncaknya sehingga mereka siap
melempari Musa, seorang yang disalahkan menjadi penyebab
semua masalah mereka, dengan batu. Para ahli psikologi telah
lama berdebat mengenai "hipotesa frustrasi-agresi" . Menurut
teori, agresi merupakan res pons yang tidak dapat dihindari bagi
unsur frustrasi. Jika saya sedang berusaha mencapai suatu
sasaran tetapi Anda menghalangi usaha-usaha saya dengan
masuk di tengah-tengah, maka saya akan merasa marah terhadap
Anda. Tingkah laku bangsa Israel tampaknya menggambarkan
gagasan ini. Namun demikian, nampaknya bagi saya teori
itu dapat lebih tepat dipahami sebagai berikut: ketika sese-
orang menerima bahwa sasarannya hanya dapat dicapai jika
tidak ada suatu hambatan dari beberapa bentuk yang
mengganggu (di mana untuk itu ia tidak merasa bertanggung
jawab), maka ia akan merasa kekesalan yang agresif terhadap
hambatan itu . Namun demikian, jika penghambat yang
menghalangi itu bukan suatu keadaan ekstemal, tetapi berupa
sasaran yang tidak tercapai atau takut gagal, maka frustrasi
tidak akan menghasilkan kemarahan agresi tetapi akan menjadi
rasa bersalah atau kegelisahan.
Seorang wanita setengah baya meminta nasihat kepada saya
sehubungan dengan sakit kepala yang hebat yang telah
164 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

mengakibatkan perawatan berulang kali di rumah sakit selama


jangka waktu tiga tahun. Dokternya telah menunjukkan
kemungkinan masalah otak organis dan merawatnya dengan
cukup banyak obat yang cukup memberinya alasan yang tepat
untuk memiliki hotline dengan apotik. Dalam dua atau tiga
percakapan pertama menjadi nyata bahwa ia dipenuhi dengan
kemarahan terhadap ibunya karena mencampuri urusan
hidupnya dan terhadap suaminya karena mengabaikannya
secara emosional selama bertahun-tahun. Asumsi dasamya
adalah agar dapat merasa aman ia membutuhkan keluarganya
untuk menerimanya dan mendukungnya dengan kuat dalam
semua yang dilakukannya. Ketika mereka menjadi suatu ham-
batan dari sasarannya terhadap dukungan yang kuat, maka ia
mengembangkan suatu kepahitan yang dalam terhadap mereka,
namun tidak mampu mengungkapkannya karena takut akan
penolakan selanjutnya. Ia terus-menerus berusaha untuk
mengubah baik ibunya maupun suaminya untuk lebih baik
menyesuaikan kebutuhan-kebutuhannya dan seperti yang biasa
terjadi jika seseorang berusaha mengubah yang lainnya, maka ia
gagal total. Tingkah lakunya yang berorientasi pada sasaran
sama sekali tidak efektif. Dasar dari penyakit psikosomatisnya
adalah kekesalan yang tidak diungkapkan. Ia telah melanggar
prinsip alkitabiah terhadap "janganlah matahari terbenam,
sebelum padam amarahmu" (Ef. 4:26). Namun demikian, pera-
watannya yang terutama bukan serangkaian nasihat untuk
bertingkah laku secara alkitabiah, melainkan berkaitan dengan
suatu penyelidikan dan perubahan radikal terhadap angapan-
anggapan dasamya. Ketika ia menyadari bahwa kasih Allah
cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dan
kemudian menaruh "keyakinan yang tidak dapat dirasakan" ke
dalam praktik dengan membagikan perasaan-perasaannya ber-
sama suaminya dan dengan menyerahkan kebutuhannya
untuk mengubahnya, maka sakit kepalanya hilang sama sekali.
Masalah-masalah Berkembang II 165

Kategori # 3: Takut Gagal


Bentuk ketiga dari harnbatan berkaitan dengan perasaan
takut gagal. Para pria Arnerika dikuasai oleh perasaan ini dalarn
peranan rnereka sebagai suarni dan ayah dan sebagai akibatnya
rnengingkari tanggung jawab rnereka. Sasarannya rnungkin
rnasuk akal dan dapat dicapai. Jalan rnenuju sasaran rnungkin
bebas dari harnbatan. Narnun jika seseorang takut rnungkin ia
tidak dapat rnencapai sasaran itu, ia sering akan rnernbatalkan
dalarn keragu-raguan yang rnenggelisahkan. Seorang suarni
sangat rnendarnbakan suatu hubungan pernikahan yang baik. Ia
percaya bahwa itu rnungkin. lstrinya rnau bekerja sarna. Narnun
ia rnasih ragu, rnenunda dalarn suatu keadaan ragu tanpa
tindakan. Mengapa? Ia takut akan rnernbuat kekacauan, dan
khawatir bahwa usaha-usaha terbaiknya rnasih di bawah standar
sehingga ia tidak rnelakukan apa-apa. Berdasarkan anggapan
tersebut bertindak sederhana: jika saya men cob a dan gagal, rnaka
saya harus rnengakui bahwa saya gagal, dan konsep diri saya
tidak dapat rnernpertahankan hal itu. Jika saya tidak pernah
rnencoba, rnaka saya dapat rnenghindari kegagalan. Tentu saja
kebenarannya adalah bahwa tidak pernah rnencoba rnenjarnin
kegagalan dan dengan dernikian pada akhirnya rnerupakan
pilihan yang terburuk. Ia tetap rnernilih bagian itu karena dalarn
waktu yang dekat ia tidak akan harus rnenghadapi secara
langsung kegagalannya.
Miller dan Dollard, dua ahli psikologi yang telah
rnernpelajari konflik telah mengernbangkan suatu diagram
klasikal baru yang rnewakili keraguan yang diliputi kegelisahan.

SASARAN

Kekuatan dari
rnotivasi
Ruang/waktu Titik Perrnulaan
166 Konse/lng yang Efektlf & Alkitablah

Garis vertikal mewakili sasaran (mengadakan kencan,


mencoba mendapatkan wawancara pekerjaan, menerima
tanggung jawab untuk mengajar Sekolah Minggu, memulai
percakapan dengan pasangan Anda) . . Pada titik permulaan,
orang itu yakin sasarannya sangat diinginkan dan mulai
mencapainya. Garis miring yang tidak terputus-putus disebut
lereng pendekatan. Ketika ia mendaki garis menuju sasaran
(berjalan menuju pesawat telepon untuk janji kencan), ia
menemukan dirinya menginginkannya semakin dan semakin
kuat. Motivasi pendekatannya menjadi lebih kuat. Namun ketika
ia terus bergerak menuju sasaran, ia merasa sedikit tidak enak
(ketika ia sampai di pesawat telepon, perutnya agak berdenyut
namun ia masih mengangkat gagang telepon). Garis yang
terpatah- patah mewakili lereng rintangan, rasa takut bahwa ia
tidak akan mencapai sasaran (sang gadis mungkin berkata
tidak). Ia akan terus maju menuju sasaran sampai ia mencapai
suatu titik di mana dua lereng pertolongan. Untuk melangkah
lebih lanjut akan menghasilkan rasa takut yang lebih kuat
daripada keinginannya untuk mencapai sasaran. Untuk
melangkah mundur akan berakhir dengan keinginan yang
kuat terhadap sasaran yang lebih kuat daripada rasa takutnya
bahwa ia akan gagal untuk mencapainya. Selama lereng itu
tetap pada posisinya, orang ini mungkin menghabiskan
hidupnya di dalam lingkaran pipih yang digambarkan
mengelilingi titik pertemuan (dalam contoh kita, anak laki-laki
itu mungkin memutar nomor pertama dari em pat nomor telepon
ternan gadisnya dan kemudian menaruhnya ratusan kali.
Contoh saya membawa kembali beberapa kenangan bagi saya.)
Pengalaman dasar emosionalnya adalah kegelisahan sementara
hambatan untuk mencapai sasaran itu adalah takut gagal.
lzinkan saya membuat sketsa dari model dasar kita sejauh ini.
Masa/ah-masa/ah Berkembang II 167

MULAI DI SINI:
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN PRJBADI MOTIV ASI
1
ASUMSI DASAR

HAMBATAN
1
TINGKAH LAKU YANG
BERORIENTASI PADA SASARAN

l
FRUSTRASI

[(ATEGORI HAMBATAN BENTUK FRUSTRASI

1. Sasaran yang tidak tercapai - R A S A BERSALAH

2. Keadiuln luar (eksternal) -----+ KEKESALAN

3. Takut Gagal - - - - - - - - + KEGELISAHAN

Mengacu pada Diagram 11

Sekarang izinkan saya beralih untuk mempertimbangkan


bagaimana tiga bentuk frustrasi ini dapat berakhir dengan
masalah-masalah pribadi yang lebih kompleks.
Saya memikirkan rasa bersalah, kegelisahan dan kekesalan
sebagai pengalaman-pengalaman preneurotis. Neurosis yang
lebih parah timbul ketika seseorang mengembangkan suatu
gejala atau pola gejala yang dirancang untuk menghindari
.penghinaan selanjutnya terhadap harga dirinya. Sasaran dari
penderitaan preneurosis adalah mengatasi hambatan dan
mencapai sasarannya yang sangat didambakan (mengubah istri,
hidup dengan sempurna, mencari uang, dan lainnya). Dengan
rela ia akan mengevaluasi ketepatgunaan (effectivenes) dari
168 Konsel/ng yang Efektlf & Alkltablah

tingkah lakunya yang berorientasi pada tingkah laku, dan


mengambil strategi-strategi baru yang menjanjikan untuk
menyeberangi rintangan itu dan mencapai sasaran. Meskipun
respons seperti itu terhadap frustrasi menunjukkan suatu
fleksibilitas (keluwesan) yang sehat dan dapat mencegah
neurosis, seperti yang telah didiskusikan dalam bab terakhir
ini, namun pencapaian sasaran sekalipun berhasil tetapi tidak
alki t abiah tidak pernah dapat rnernuaskan . Kunci bagi
kedewasaan terletak pad a pernilihan satu-satunya sasaran yang
tepat bagi orang Kristen: rnengenal Allah. (Untuk birnbingan
khusus yang dapat rnernbantu untuk rnencapai sasaran itu,
bacalah buku Packer berju3 ul Knowing God).
Pengalaman penderita neurosis berbeda dengan pengalarnan
penderita preneurosis. Para penderita neurosis tidak lagi
rnencoba mengatasi hambatan. Sasaran orang neurosis adalah
rasa aman. Ia telah mencoba berulang kali untuk mencapai
sasaran yang menurut keyakinannya penting bagi makna dan
sekuritinya. Jika ada sebuah cerita panjang mengenai kegagalan
yang berturut-turut atau jika ia tidak melihat cara yang
memungkinkan untuk mengatasi hambatan, rnaka orang yang
frustrasi itu nampaknya akan mengubah strateginya menuju
suatu jalan yang rnembawanya secara langsung kepada neurosis.
Daripada mengejarsasaran yang diyakininya akan rnenyediakan
harga diri, sekarang ia mulai mengarahkan usaha-usahanya
menuju perlindungan apa saja yang dapat rnernpertahankan
harga dirinya. Ia berhenti berusaha untuk menjadi berguna dan
beralih kepada pola pertahanan: bertahanlah untuk harga diri
apa pun yang dirniliki. Jangan mencoba untuk mendapat-
kannya lebih banyak -- Anda sedang rneminta frustrasi yang
lebih dalam. Dalam kasus yang ekstrirn di mana tidak ada harga
diri sama sekali, seseorang beralih rnundur kepada psikosis --
suatu kehancuran secara total dari dunia yang menyakitkan.
Pada dasamya penderita psikosis akan berkata, "Saya sudah
cukup sakit. Saya tidak mau lagi. Saya akan menarik diri sama
sekali ke dalam wilayah satu-satunya yang aman yang saya
•.
Mosoloh-moso/oh Berkembong II 169

miliki -- ketidaksadaran." Perbedaan neurosis dan psikosis


nonorganis dapat dijelaskan paling sederhana dalam istilah
tingkatan penarikan diri.
Banyak orang, dalam istilah saya, hidup dalam tingkat
preneurosis. Mereka marah dengan dunia mereka (kekesalan),
atau merasa rendah terhadap diri sendiri (merasa bersalah),
atau mereka hidup di bawah awan ketegangan yang berke-
panjangan dan ketakutan (kegelisahan). Mereka masih terus
mencoba, sambil be~alan dengan tertatih-tatih setiap hari,
sambil menggerutu mengenai kerutinan. Kekristenan meru-
pakan suatu pengalaman "pengasahan" di mana orang-orang
ini dengan berani mempertahankan suatu kehidupan yang tidak
bahagia sambil memaksakan sekali-kali "Puji Tuhan dalam
segala keadaan", dan sambil meragukan apa sukacita dalam
Tuhan yang sesungguhnya.
Di bawah kehidupan yang mengerikan tanpa kelimpahan
ini bersembunyi beberapa asumsi yang keliru yang telah
mengakibatkan salah satu dari ketiga masalah emosi itu.
Kepribadian manusia tidak didisain untuk mengoperasikan rasa
bersalah, kegelisahan, atau kekesalan. Apakah penghambat-
penghambat itu akan memberikan jalan menuju usaha-usaha
tingkah laku yang diperbaharui dan sasaran yang memuaskan
tetapi keliru "dan bersifat semen tara yang akan dapat dicapai a tau
yang akhimya beberapa bentuk kehancuran akan muncul. }alan
menuju neurosis atau dalam istilah umum, kehancuran jiwa
dengan mudah dapat ditelusuri. Dalam beberapa hal setelah
frustrasi yang cukup hebat atau yang cukup lama, orang itu
akan berhenti mencoba untuk mengatasi hambatan. Ia akan
mencari suatu keadaan yang lebih aman, menjauh dari frustrasi-
frustrasi yang menyakitkan atau perasaan-perasaan yang tidak
pemah enak a tau dalam isti lah say a tidak pemah mengalami arti
yang benar dari kelayakan .
Sering kali ada beberapa stimulus yang mempercepat
te~adinya sesuatu yang menimbulkan gejala-gejala neurosis. Hal
itu nampaknya tidak penting: seorang anak tidak melakukan
170 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

apa yang diperintahkannya, menerima rekening cek yang


melambung, hinaan yang nampaknya tak berarti. Frustrasi yang
utama muncul ke dalam keinginan yang kuat dan mendesak
untuk menemukan rasa aman, untuk melarikan diri dari rasa
sakit yang lebih hebat dari penolakan dan kegagalan.
Pengalaman sehari-hari yang merupakan analogi yang normal
dari neurosis adalah berendam dalam bathtub (bak mandi) yang
hangat untuk melegakan stres. Perbedaan antara tingkah laku
yang normal dan neurosis adalah bahwa mereka berendam
dengan maksud muncul dari air masuk ke dalam dunia yang
penuh tanggung jawab. Penderitaan neurosis ingin tetap
berendam selama-lamanya.
Pelarian menuju keamanan mungkin mencakup salah satu
dari banyak bentuk kekacauan klasik: fobia, kekacauan
seksual, neurosis obsesif-kompulsif, tics (denyutan urat syaraf
yang tidak dapat dikendalikan, terutama di bagian muka), dan
lainnya. Suatu gambaran singkat mungkin dapat membantu.
Seseorang mengembangkan rasa takut menyeberangi jembatan.
Materi percakapan menunjukkan bahwa agar dapat berhasil ia
harus menyeberangi jembatan utama. Karena mengetahui bahwa
gejala- gejala itu biasanya didisain untuk mencapai sasaran
dari rasa aman, konselor dengan mudah membuat hipotesa
bahwa bagaimanapun juga rasa takutnya dihubungkan dengan
suatu ancaman terhadap harga dirinya yang mencakup
pekerjaarl'ya, suatu ancaman yang sangat ingin dihindari .
Menanyakan hal ini dalam pikiran menyingkapkan bahwa rasa
·t akut dikembangkan, ketika klien diberikan suatu promosi
dalam pekerjaannya dan ia merasa tidak mampu menanga-
ninya. Sasaran yang diperkirakannya akan menyediakan
makna merupakan keberhasilan usaha. Hambatannya adalah
takut gagal. Dengan demikian frustrasi itu mengambil bentuk
kegelisahan. Pada titik ini .klien mengalami preneurosis. Ia
seharusnya dapat menyelesaikan masalahnya dengan mengakui
ketakutannya dan dengan dukungan teman-temannya dapat
menyelesaikan pekerjaannya. Secara ideal ia seharusnya telah
Masa/ah-masa/ah Berkembang II 171

mengubah asumsinya mengenai makna, sambil menyadari


bahwa sukses atau gagalnya dalam pekerjaan dari sudut
pandangan Allah tidak menentukan harga dirinya. Di atas
kekuatan dari keyakinan itu ia kemudian dapat memilih untuk
menerima tanggung jawab. Namun klien beralih dari
· preneurosis menuju neurosis ketika dalam usaha untuk
menemukan rasa aman dari kemungkinan kehilangan makna
melalui kegagalan pekerjaannya, secara tidak sadar tetapi
disertai tujuan ia mengikatkan ketakutannya pada jembatan.
Sebagai akibat dari rasa takut yang melumpuhkan, ia "harus"
berhenti dari pekerjaannya dan mengambil posisi yang lebih
rendah dan lebih aman dengan pegangan yang kuat pada sisi
yang lain dari jembatan itu. Ia mengeluh bahwa "rasa takutnya
yang aneh" menggadaikan pekerjaannya. Namun, dan dalam
titik ini, itulah yang secara tepat telah didisain untuk dilakukannya.
Rasa takutnya tidaklah aneh; rasa takutnya berguna sebagai
pelindung diri, suatu perlindungan yang sangat dibutuhkan
bagi seseorang yang memahami dasar alkitabiah mengenai
makna dan sekuriti.
Tidak semua gejala bertindak sebagai tujuan untuk mencapai
rasa aman. Gejala-gejala psikosomatis dapat menjadi akibat
langsung secara fisik terhadap keadaan emosional yang tidak
sehat. Masalah emosi dari kegelisahan, kekesalan dan rasa
bersalah memiliki hubungan psikologis yang sering dapat
berakibat pada masalah organis yang nyata, seperti radang
usus, sakit kepala, atau penyakit kulit. Jika benar bahwa
emosi-emosi negatif ini dapat memiliki efek langsung terhadap
berbagai macam aspek tingkah laku seperti kekacauan dalam
kehidupan seksual. Kekacauan orgasme dan impotensi,
misalnya, tidak selalu mewakili suatu usaha untuk mencapai
rasa aman tetapi sebenamya dapat merupakan akibat psikologis
yang tidak dapat dihindari dari kemarahan, rasa bersalah, atau
perasaan gelisah. Namun demikian, dalam beberapa kasus,
menurut pendapat saya gejala-gejala itu memiliki makna
fungsional. Artinya, gejala-gejala itu dirancang oleh klien apakah
172 Konseling yang Efektif & Alkitobioh

untuk mengatasi hambatan (preneurosis) atau lebih sering


untuk menolongnya menghindar dari frustrasi selanjutnya
dengan menyediakan rasa aman dari perjumpaan dengan
hambatan itu lagi (neurosis). Kita sekarang berada dalam
posisi untuk menyelesaikan model mengenai bagaimana
rnasalah berkembang.

PERKEMBANGAN "NORMAL" YANG MENGAKIBATKAN KEKOSONGAN

MULA! 01 SIN!:
PERASAAN TIDAK PAST! KEBlJTUH AN-KEBlJTUH AN MOTIVA SI
DAR! KEKOSONG AN PRIBADI

1
j
BUNUH KEPUASAN SE BAG IAN, SEM ENTARA ASUM SI
DIRI DASAR

PUTUS
1
ASA

- - - - SASARAN TINGKAH LAKU YANG


BERORIENTASI PADA
SA SARAN

Diagram 10 dalam Lampi ran


Masalah-masalah Berkembang II 173

Perkembangan "ABNORMAL" yang Mengakibatkan


Kekacauan Psikologis

MULA! DI SIN!

BUTUHAN-KEBU- -------+MOT! VAS!


HANPRIBADI
1
ASUMSJ DASAR

HAMBATAN
BERORJENTAS!
!
KELAKUAN YANG BERORI-
(PRENEUROSJS) ENTASI PADA TUJUAN

j
FRUSTRASI--------+ RASA AMAN (NEUROSIS)

KATEGORI HAMBATAN BENTUK FRUSTRASI

1. Sasa.ran yang Tidak Tercapai - - - - - - + RASA BERSALAH

2. Keadaan Luar KEKESALAN

3. Takut Gaga! - - - - - - - - - - + KEGELISAHAN

Diagram 11
BAB 8

Apa Usaha Anda untuk


Mengubah?

ntuk mengembangkan strategi konseling kita harus


U memutuskan dengan tepat apa yang akan kita usahakan
untuk mengubah. Apakah kita akan mengubah bagaimana
perasaan klien? Apakah kita hanya mencoba menghapus
gejala-gejalanya? Para ahli terapi tingkah laku tipe-Eysenck
mengklaim bahwa gejala itu merupakan masalah total. Hapus-
kanlah gejala-gejala itu dan masalah akan dipecahkan. Keba-
nyakan teknik terapi tingkah laku didisain hanya untuk
melakukan itu -- mengubah gejala tingkah laku. Apakah kita
lebi~ baik mencoba menolong seseorang untuk bertingkah laku
lebih bertanggung jawab? Apakah konseling berkaitan dengan
masalah menempatkan serangkaian tingkah laku alkitabiah
dan mendesak persesuaian? Apa usaha kita untuk mengubah?
Jawaban terhadap pertanyaan itu tergantung dari jawaban
terhadap pertanyaan lain: apa yang akan kita harapkan sebagai
akibat dari perubahan-perubahan yang dihasilkan? Dengan
perkataan lain, apa sasaran akhir kita? Pada titik ini pembaca
mungkin ingin membaca kembali pasal pertama. Sasaran
seorang konselor Kristen akan berbeda secara radikal dari
sasaran para sekular.
Para konselor duniawi, berakar pada pemikiran humanistis,
176 Konseling yang Efektlf & Alkitobioh

menghargai kesejahteraan individu manusia sebagai sesuatu


yang terutama. Tanpa standar objektif atau petunjuk untuk
mendefinisikan apa sebenarnya kesejahteraan itu, konselor
harus mengizinkan klien individu untuk menentukan defini-
sinya sendiri mengenai apa yang akan membuatnya bahagia
Jadi sasaran akhir bagi konselor sekular adalah menolong klien
merasa enak. Beberapa ahli teori menggunakan bahasa fantasi
untuk mengekspresikan sasaran-sasaran mereka namun
mereka semua mengembalikan ke keadaan yang sama. Apa
pun yang membuat klien merasa enak merupakan sesuatu
yang didambakan jika kebanyakan kaum humanis tidak
menambahkan bahwa itu mengganggu perasaan enak (kesejah-
teraan) yang lainnya. Para ahli sekular benar-benar menga-
takan bahwa konseling merupakan suatu usaha untuk meno-
long klien mencapai apa pun yang dirasakannya yang akan
membuatnyc:. bahagia. Kembali ayat-ayat Kitab Suci terlintas
dalam pikiran, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi
ujungnya menuju maut." (Amsal14:12) .
Para konselor Kristen mendambakan kesejahteraan dari klien
mereka juga tetapi mereka percaya bahwa kesejahteraan
seseorang tergantung dari hubungannya dengan Kristus. Ada
standar-standar absolut (mutlak). Seorang Kristen tidak mau
menolong seorang klien merasa enak dengan cara yang
bertentangan dengan standar-standar absolut itu. Menceraikan
pasangan yang tidak menyenangkan mungkin membuat seorang
klien merasa enak tetapi seorang Kristen percaya bahwa cara itu
yang tampaknya sama sekali benar pada saat itu dan yang
sebenamya mengurangi ketegangan dan menambah perasaan
enak akan mengakibatkan kematian pribadi (tanpa signifikans
atau rasa aman) jika hal itu bertentangan dengan perintah
perintah Allah.
Konselor Kristen ada dalam posisi unik dalam menasihat
orang-orang untukhidup dalam cara yangmungkin menambah
beban kehidupan. Seorang klien wanita saya baru-baru ini ber
berita kepada saya, "Sebelum saya datang ke sini, saya terliba
Apa Usaha Anda untuk Mengubah? 177

dalam kehidupan permainan seksual yang menyenangkan dan


dalam arti yang sesungguhnya saya merasa enak. ltu meng-
gairahkan. Sejak saya memutuskan untuk sungguh-sungguh
menyerahkan diri saya kepada Kristus, saya menemukan bahwa
hidup ini telah menjadi suatu pergumulan. Kehidupan
duniawi lebih mudah dan lebih bahagia daripada kehidupan
Kristen." Dan kemudian ia menambahkan, "Tetapi saya tidak
akan kembali untuk apa pun. Tidak ada jalan putar. Saya telah
merasakan kenyataan. Walaupun kadang-kadang menyakitkan,
saya ingin lebih lagi. ltulah arti kehidupan sebenamya. Untuk
pertama kali dalam kehidupan saya, saya merasa benar-benar
hidup, dikendalikan, saya bebas dari kecemasan. Rasanya
menyakitkan seperti mau meledak tetapi berharga karena
sekarang saya seorang pribadi."
Jika kita sudah mantap bahwa kita ingin memperkenalkan
perubahan-perubahan yang akan menarik seseorang lebih
dekat kepada Allah dengan perasaan-perasaan yang mengi-
kutinya apakah positif atau negatif, maka kita dapat
mengevaluasi apa yang seharusnya diusahakan untuk diubah.
Lihatlah kern bali pada model yang sudah diselesaikan pad a
akhir pasal 7. Pertimbangkanlah setiap rincian dalam model itu
untuk melihat apakah (1) hal itu dapat diubah dan (2) perubahan
itu akan mengakibatkan kita lebih dekat kepada sasaran per-
sesuaian kepada gambar Kristus. Marl kita mulai dengan
kebutuhan-kebutuhan pribadi. Kebutuhan untuk menghargai diri
sendiri sebagai pribadi yang berarti melalui pengalaman
signifikansi dan rasa aman yang merupakan suatu bagian yang
tidak dapat diubah dari kepribadian manusia. Kita tid ak dapat
mengubah apa-apa di sini.
Motivasi, sebagai suatu kendali yang disimpulkan secara
umum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi juga
merupakan bagian dari kepribadian yang normal dan penting.
Kita semua menginginkan kebutuhan-kebutuhan kita terpenuhi
dan akan mengeluarkan energi yang masuk di aka! untuk
memenuhi semuanya.
178 Konse/ing yangEfektlf & Alk/tablqh

Keyakinan saya harus jelas bahwa perubahan kritis dalarn


rnenolong seseorang untuk hidup secara efektif rnencakup
perubahan Asurnsi Dasar, elemen ketiga dalarn model ini. Setiap
masalah da.lam model itu da.pat dihinda.ri sama sekali jika asumsi da.sar
sesuai dengan kebenaran yang diungkapkan . Orang yang
benar-benar rnenyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang
bergantung kepada Allah semata-rnata (dan apa yang dipilih-
Nya untuk disediakan rnencakup kornunitas Kristen) untuk
rnernbuatnya berarti dan arnan. Keputusasaan, frustrasi
kekesalan, kegelisahan, rasa bersalah, perasaan kosong, gejala
gejala neurotis -- setiap rnasalah dapat secara langsung dite-
lusuri dari asurnsi yang keliru rnengenai bagairnana rnernenuh
kebutuhan-kebutuhan pribadi. Masalah utarna yang orang
orang saat ini keliru dengan ketergantungan. Kita rneng
gantungkan segala sesuatu tetapi Allah rnernenuhi kebutuhan
kebutuhan dasar kita. Jadi apa usaha kita untuk rnengubah?
Bagairnana seseorang berpikir, apa ternpat sandarannya, apa
yang diyakininya harus dirnilikinya jika ia benar-benar rnerasa
berharga. Kita harus rnengubah pikirannya. Transforrnas
tergantung pada pernbaharuan bukan pada perasaan-perasaan
kita, bukan pada tingkah laku kita, bukan pada keadaan kita
tetapi pada pikiran kita. Rogers rnernperbarui perasaan. Glasse
rnernperbarui tingkah laku. Skinner rnernperbarui keadaan
Kristus rnernperbarui pikiran.
Banyak konselor rnengabaikan kunci ini terhadap trans
forrnasi Kristen dan rnencoba rnengubah sesuatu yang lain
Beberapa orang rnencoba rnengubah tingkah laku yang berorientas
pada. sasaran dari tingkah laku yang tidak rasional dan berdos
rnenjadi rasional dan alkitabiah. Orang-orang Kristen tentu saj
tertarik dengan tingkah laku yang rasional dan rnasuk di aka
tetapi hanya di atas dasar pernikiran yang benar. Tingkah lak
yang benar tanpa pernikiran yang benar rnenghasilkan jeni
ketaatan Kristen yang dengan keras diusahakan, tertekan da
penuh dengan usaha. Tingkah laku yang benar turnbuh dar
pernikiran yang benar dan rnenghasilkan ketaatan kepada Alla
Apa Usaha Anda untuk Mengubah? 179

yang telah membuat kita sebagai pribadi yang utuh dengan


merniliki signifikansi dan rasa arnan. Ketaatan yang dernikian
penuh dengan sukacita, bersifat wajardandidambakan. Bahkan
jika tingkah laku yang benar rnencapai sasaran, tetapi tidak
alkitabiah, dapatkah kedewasaan Kristen dipromosikan? Jika
seorang wanita yakin bahwa seluruh alasannya untuk hidup
tergantung dari kasih suarninya, maka tingkah laku yang lebih
efektif sehubungan dengan tugas seorang istri mungkin dapat
rnenolongnya rnencapai sasaran untuk mendapat perhatian lebih
banyak dari suaminya, narnun tidak akan dapat menambah
sedikit pun terhadap perturnbuhan rohaninya. Konseling
alkitabiah pertarna-tarna harus mengajarnya bahwa Kristus
adalah alasan baginya untuk hidup (pemikiran yang benar),
kemudian harus menolongnya rnenjadi seorang istri yang lebih
baik (tingkah laku yang benar), terutarna bukan untuk
rnendapatkan kasih suarninya tetapi untuk menyenangkan
Tuhan dan rnelayani suarninya (sasaran yang benar). Jika
sebagai balasannya suarninya rnengasihi dia, puji Tuhan. Ia
harus benar-benar rnenikmati kasih suaminya. Jika suarninya
tidak rnernbalas kasihnya, ia tetap seorangwanita yangutuh dan
terjarnin, dapat terns hidup bagi Allah.
Beberapa konselor rnencoba untuk mengubah sasaran.
Narnun dernikian, untuk mengubah sasaran yang penuh makna,
rnaka seseorang perlu mengubah pernikirannya. Sebagai contoh,
dalam rnendisiplin anaknya, ia menetapkan sasaran untuk
rnernbuat anaknya rnernberikan respons sebagaimana mestinya.
Narnun sasaran itu rnencakup satu elernen yang tidak secara
total berada di dalam penguasaan klien saya, tetapi orang lain.
Saya rnengatakan kepadanya bahwa sasarannya seharusnya
bukan suatu respons yang semestinya dari anaknya tetapi ia
harus berjuang untuk bertindak dengan bertanggung jawab
menu rut prinsip-prinsip alkitabiah. Namun demikian, sebelum
ia dapat rnengubah sasarannya ia perlu rnengubah pernikirannya
dari "Saya perlu agar anak saya rnenjadi benar jika saya ingin
rnenjadi seorang yang berarti" menjadi "Saya berarti sebagai anak
180 Konsel/ng yang Efektif & Alkltob/oh

Allah yang bertanggung jawab. Tentu saja, saya ingin anak saya
rnenjadi benar sehingga saya akan rnendisiplinnya dengan apa
yang saya paharni sebagai sikap yang alkitabiah. Jika anak saya
kurang rnernberikan respons, saya akan sedih dan akan
rnengevaluasi kernbali prosedur-prosedur disiplin untuk rneya-
kinkan bahwa sernuanya alkitabiah, tetapi saya secara pribadi
tidak akan terancarn karena kebutuhan-kebutuhan saya tidak
dipertaruhkan. Kebutuhan-kebutuhan saya tidak tergantung
dari tanggapan anak saya."
Ketika pernikiran berubah, sasaran tentu saja akan berubah
karena sasaran tergantung dari asurnsi dasar rnengenai
bagairnana rnernenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi. Apabila
pernikiran Anda benar dan Anda tahu bahwa dalarn rnernenuhi
kebutuhan Anda hanya tergantung kepada hubungan Anda
dengan Kristus, rnaka Anda berada dalarn suatu posisi untuk
selalu dapat rnenetapkan sasaran-sasaran yang dapat dicapai.
Dalarn setiap situasi, sasaran yang luas adalah ketaatan
terhadap Kristus. Barangkali itu rnencakup rnenyediakan
rnakan mal am bagi keluarga Anda secara bertanggung jawab.
Tentu saja kata-kata pujian dihargai tetapi sernuanya tidak
dibutuhkan. Penghinaan bukan sesuatu yang rnenyenangkan
dan rnenirnbulkan rasa sakit yangberalasan tetapi hal itu tidak
mengancam secara pribadi.' Narnun dernikian beberapa banyak
wanita rnernendarn kernarahan ketika para suarni rnereka
rnengeluh rnengenai rnakan rnalarn. Mengapa? Karena pada
saat itu rnereka sedang bergantung pad a respons suarni untuk
rasa arnan rnereka. Sasaran dari tingkah laku rnereka rnenye-
diakan rnakan rnalarn benar-benar untuk rnengontrol respons
suarninya. Seperti yang telah dijelaskan sebelurnnya, usaha-
usaha untuk rnernbuat rnakan rnalarn yang terhebat untuk
rnernperoleh pengakuan yang rnernbangun rasa arnan rnerupa-
kan rnanipulasi belaka. Itu juga rnencakup penerirnaan sasaran
yang tidak dapat secara total dikontrol sang istri, yang dalam
kasus ini rnerupakan res pons sang suarni. Kapan pun seseorang
berrnaksud rnencapai sasaran yang tidak dapat dijamin oleh
Apa Usaha Anda untuk Mengubah? 181

usaha yang bertanggung jawab, maka ia akan mengalami apa


yang disebut Kegelisahan Dasar. Biarlah sebuah lingkaran
mewakili batasan tentang apa yang dapat dicapai jika Anda
dengan bertanggung jawab memilih untuk berusaha keras di
dalam batas kemampuan Anda. Jika sasaran-sasaran Anda ada
di dalam lingkaran, maka Anda tidak akan mengalami
Kegelisahan Dasar. Tidak ada ketakutan bahwa sasaran itu tidak
dapat dicapai. Hal itu tergantung dari apakah Anda mau
mengerahkan usaha itu. Tetapi biarkanlah sasaran Anda jatuh
di luar lingkaran. Sekarang usaha-usaha Anda yang paling gigih
dan paling baik tidak menjamin sasaran itu. Anda mungkin
mencapainya. Suami Anda mungkin tersenyum dengan hangat
atas makan malam yang lezat dan mengekspresikan kasih untuk
Anda namun jauh di dalam hati, di balik rasa aman yang telah
diberikan suami Anda terdapat Kegelisahan Dasar: "Saya
membutuhkan sesuatu yang saya tidak dapat pastikan."

A B

SASARAN

SASARAN

i
Tanpa Kegelisahan Dasar Kegelisahan Dasar

Dalam lingkaran A seseorang mungkin bertingkah laku secara


tidak bertanggung jawab dan tidak mencapai sasaran-sasaran
yang tepat dan dapat dicapai. Akibatnya bukan kegelisahan tetapi
rasa bersalah yang sesungguhnya yang bersifat 11onneurotis.
Pengobatan yang dilakukan adalah teguran: "Bentuklah hidup
Anda dan hiduplah dengan bertanggungjawab. Sasaran-sasaran
182 Konsellng yang Efektlf & Alkitablah

Anda konsisten dengan pemikiran yang benar. Anda terjamin


dan bermakna di dalam Kristus. Sekarang Ia menghendak
Anda mencium istri And a, bermain dengan anak-anak, bersaks
kepada ternan Anda, pergi bekerja setiap hari. Sasaran-sasaran
ini dapat dicapai dan sesuai untuk orang Kristen. Sekarang
lakukan." Istilah yang dipakai dalam bab 1, "masuk" ada pada
garis ketaatan. Lakukan apa yang diharapkan Allah karena Ia
telah siap memberikan kepada Anda segala sesuatu yang
diperlukan untuk hid up dengan bertanggungjawab.
Sebuah contoh yang dramatis mengenai hal ini dilaporkan
dalam kantor saya baru-baru ini. Seorang penderita homo
seksual telah datang untuk mendapatkan terapi. Ia seorang
Kristen dan dengan tulus mendambakan dirinya untuk
menjadi heteroseksual tetapi merasa sama sekali tidak tertarik
kepada wanita. Bertahun-tahun dalam pemikahannya ia tidak
pemah berhubungan seksual dengan istrinya. Setelah kam
menghabiskan sejumlah sesion untuk memikirkan kembal
asumsi dasamya mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadiny
dan mempelajari dasar alkitabiah untuk hidup dalam
kepenuhan, saya berkata kepadanya, "Sekarang waktunya
Sekarang And a sedang berpikir benar. Sasaran Anda sekarang
harus berupa ketaatan kepada Allah. I Korintus 7 mengatakan
kepada saya bahwa Anda tidak boleh menghalangi kebutuhan
seksual istri Anda. Apa yang diperintahkan Allah, Ia akan
memampukan Anda melakukannya. Jika Anda mau secar
bertanggung jawab mendekati istri Anda secara seksual
bukan dengan sasaran untuk menikmatinya atau bahkan
menampilkan diri dengan memadai, maka Anda akan hidup
bertanggung jawab sedapat mungkin. Dengan demikian tuga
Anda selama seminggu ini adalah mendekati istri Anda secar
seksual." Dalam session (termin) berikutnya ia melaporkan
dengan air mata bahwa ia telah melangkah ke luar di atas ima
(suatu konsep yang rei evan bukan hanya bagi tugas misionari
tetapi juga di kamar tidur) dan Allah telah menghargainya
Untuk pertama kali dalam hidupnya ia telah berperilak
Apa Usaha Anda untuk Mengubah? 183

secara heteroseksual dan ia merasa seperti seorang pria yang


diperbarui. Jika ia mencoba seks sebelum pemikirannya berubah,
maka ia akan mendekati tindakan seksual dalam usaha untuk
memperoleh makna. Rasa takut gagal akan menyebabkannya
untuk menghindarinya atau tidak berfungsi secara efektif.
Namun dengan pemikiran yang sudah diubahkan, ia maju
menuju tempat tidur pemikahan bukan untuk menjadi ber-
makna tetapi karena ia sudah bermakna -- dunia psikologis
berbeda. Sangat bersyukur untuk sasaran-sasaran yang
diubahkan.
Pengalaman terhadap rasa bersalah kadang-kadang
merupakan titik fokus dalam usaha-usaha konselor untuk
mengubah segala sesuatu. Bruce Narramore dan Bill Counts
telah menulis sebuah buku yang istimewa mengenai rasa ber-
salah dari perspektifKristen. Mereka menunjukkan bahwa rasa
bersalah adalah suatu emosi yang kompleks yang tidak selalu
dapat diselesaikan dengan pendekatan sederhana terhadap
pengampunan Kristus. Dalam model saya rasa bersalah yang
palsu merupakan akibat dari kegagalan mencapai suatu sasaran yang
tidak dapat dicapai. Penyembuhannya kembali harus mencakup
suatu perubahan dalam sasaran-sasaran yang menuntut peru-
bahan dalam pemikiran.
Saat-saat yang lain para konselor mungkin secara langsung
terl ibat d engan kekesalan. "Biarkan kel uar, eksp resikan kemarahan
Anda." Atau barangkali mereka akan menolong klien untuk
mengidentifikasikan keadaan yang menghambat yang
bertanggung jawab terhadap kemarahan dan menolong klien
apakah untuk berubah atau untuk menerima hambatan itu.
Pendekatan apa pun tidak memecahkan masalah. Masalah
yang sebenamya kembali berupa pemikiran yang keliru yang
mengakibatkan sasaran yang keliru. Jika seorang suami yakin
bahwa untuk menjadi bermakna ia membutuhkan promosi
dalam peketjaan, tetapi ia diabaikan, kemungkinan besar ia
akan menyesalkan perusahaan. Tentu saja ia mungkin memukul
kepalanya sendiri karena kegagalan itu tetapi sering kali emosi
184 Konseling yang Efektif & Alkitablah

kekesalan itu akan bersembunyi di balik hukuman yang


sedemikian rupa terhadap dirinya sendiri. Kekesalannya
merupakan akibat dari ketergantungan yang keliru .
Marah itu dosa jika merupakan reaksi kekesalan terhadap
seseorang yang mengancam kebutuhan-kebutuhan pribadi ki ta.
Ji ka itu merupakan suatu reaksi terhadap kesalahan moral
terhadap yang lain, maka kemarahan itu benar dan dihasilkan
dari Roh. Adams dalam bukunya Handbook of Christian
Counseling memiliki satu bagian yang bennanfaat y<mg
berkaitan dengan kemarahan. Ia menunjukkan bahwa ada dua
reaksi yang keliru terhadap kemarahan: (1) menguburkannya
dan mendiamkannya, barangkali dendam tanpa disadari .
Efesus 4:26 memerintahkan kita agar jangan memb ia rkan
matahari terbenam sebelum padam amarah kita. ("Orangbebal
melam piaskan seluruh kema rahannya," Amsal 29:11). Efesus
5:18 memerintahkan agar kita jangan seperti pemabuk yang
rnembo roskan apa yang telah diberikan Allah ("d an janganlah
kita mabuk oleh anggur, di mana di d alam nya ada pemborosan
atau pembuangan"). Membiarkan lepas kontrol dengan omelan
yang heb at merupakan pembuangan dari emosi yang berharga
dari kemarahan. Sebaliknya, penuhlah dengan Roh Kudus.
Man faatkan kemarahan Anda sebagai suatu motivator untuk
mengerjakan apa yang And a mampu di bawah petunjuk Allah
untuk mengo reksi situasi yang menghasilkan kemarahan. Hai
istri, jika suami And a benar-benar memperlakukan Anda dengan
tidak benar, marahlah. Ungkapkan dengan tulus bagaimana
perasaan And a tetapi lakukanlah untuk menjadi suatu alat yang
d apat dipakai Allah untuk mengubahnya. Namun demikian,
sasaran pribadi And a bukan untuk mengubah suami Anda. Jika
;t u adalah sasaran Anda, maka Anda akan menambahkan
egelisahan Dasar ke dalam masalah-masalah Anda . Sasaran
nda adalah penakJ ukkan diri, suatu sasaran yang secara
kesel uruhan dap at dicapai. Doa Anda adalah bahwa Allah akan
m er~amah suami And a.
Kegelisn.han kactang-kadang merupakan faktor dalam model
Apo Usoho Ando untuk Menguboh? 185

kita yang diusahakan oleh para ahli terapi untuk rnengubahnya.


Terapi rnelalui obat-obatan (obat-obat penenang) dan terapi
tingkah laku (terutarna desensitisasi sisternatis -- usaha untuk
mengurangi kepekaan) merupakan dua cara langsung yang
berkaitan dengan kegelisahan. Saya tidak berkeberatan untuk
menggunakan salah satu dari itu. Dalarn praktik saya, kadang-
kadang saya mengurangi kepekaan, terutarna terhadap reaksi-
reaksi fobi secara khusus atau rnasalah-rnasalah seksual yang
berkaitan dengan kegelisahan. Saya juga kadang-kadang
rnerekomendasi obat-obatan. Namun keinginan seorang
konselor Kristen dalarn rnemprornosikan kedewasaan Kristen
tidak akan pernah berhenti dengan itu. Ia akan rnenelusuri
kegelisahan ke belakang kepada suatu harnbatan di tengah
perjalanan rnenuju sasaran yang telah ditentukan oleh pernikiran
yang keliru, suatu asurnsi bahwa sesuatu selain Allah dan apa
yang dipilih-Nya untuk disediakan diperlukan untuk rnerne-
nuhi keperluan-keperluan pribadi.
Keputusasaan dan perasaan tidak pasti dari kekosongan
(elernen-elernen sisa dalarn model) rnungkin rnenghasilkan
sesuatu seperti dorongan sernangat, hubungan, dan
dukungan. Namun penyembuhan Kristen kembali akan
mencakup suatu perubahan dalarn pemikiran yang keliru
mengenai bagairnana rnemenuhi kebutuhan-kebutuhan.
Yang harus jelas mungkin terhadap rnasalah yang terus
dengan segala usaha diulang yaitu bahwa pencapaian sasaran
konseling (Masuk ke Atas) akan rnencakup suatu perubahan
dalam pemikiran klien. Apa yang akan kita usahakan untuk
diubah? Yang akan kita usahakan untuk diubah adalah
keyakinan bahwa kita mernbutuhkan segala sesuatu selain
Allah dan apa yang dipilih-Nya yang disediakan untuk
memenuhi keperluan-keperluan pribadi bagi signifikansi dan
rasa aman. Apabila keyakinan itu diubah dan klien bertindak di
atas keyakinan baru yang alkitabiah, rnaka ia ada dalarn
perjalanan menuju sasaran ketaatan dan kedewasaan.***
BAB 9

Sebuah Model Sederhana


Bagi Konseling

Dalambab 6 dan 7 saya mengembangkan sebuah model untuk


menjelaskan bagaimana masalah-masalah berkembang.
Bab 8 mengenali berbagai macarn elemen dalam model yang
dapat diubah, dan disarankan bahwa elemen inti yang harus
diubah dalam setiap konseling yang benar-benar efektif
adalah keyakinan seseorang mengenai apa yang dibutuhkannya
untuk menjadi berarti dan terjamin. Dengan menggunakan
konsep yang telah dikembangkan sejauh ini sebagai suatu bentuk
rangkaian mental, suatu kisi-kisi melalui mana kita dapat
memandang manusia, sekarang saya ingin melihat dalam suatu
cara yang secara garis besar disederhanakan mengenai apa yang
dilakukan seorang konselor selarna masa serangkaian sesion
konseling. Barangkali dalarn buku yang akan datang saya akan
membahas secara rind hal-hal seperti bagaimana memulai suatu
wawancara, bagaimana mempertahankan percakapan yang ber-
gerak dalam jalur yang bermanfaat, apakah memanggil klien
dengan nama pertamanya, bagaimana menangani krisis-krisis
khusus seperti bunuh diri atau kehancuran psikotis, bagaimana
menangani transference (pemindahan roh), dan sebagainya. lsu-
isu ini penting dan dapat mengakibatkan atau menghancurkan
188 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

keberhasilan dalam konseling. lsu-isu ini tentu saja paling baik


diajarkan melalui percontohan dan melihat langsung. Namun
sebelum isu-isu ini dapat ditangani, para konselor membutuh-
kan suatu strategi yang luas bagi keseluruhan proses konseling.
Bab ini bermaksud memberikan strategi seperti itu.
Sebelum saya memberikan sketsa model yang terdiri dari tujuh
tingkat yang telah dikembangkan, lebih dulu saya ingin
mendiskusikan pendekatan umum terhadap konseling yang bagi
saya paling berarti. Jay Adams telah dikenal secara luas
karena pendekatan konfrontasionalnya. Dalam keteguhannya
bahwa modelnya merupakan satu-satunya yang benar-benar
alkitabiah, ia memperdebatkan bahwa kata Yunani noutheteo
yang mencakup gagasan konfrontasi verbal, direktif (mengarah)
dan instruktif menyediakan konsep sentral mengenai konseling
Kristen. Dalam bab 1 saya mengacu pada Kolose 1:28 di mana
Paulus menyatakan bahwa ia "secara nouthetis melakukan
konfrontasi" terhadap orang-orang dalam usaha untuk mem-
promosikan kedewasaan mereka. Meskipun saya setuju dengan
Adams bahwa kedewasaan Kristen merupakan sasaran yang
sentral bagi konseling Kristen, namun saya tidak sependapat
bahwa strategi konfrontasi menjelaskan sepenuhnya semua
cara yang memungkinkan untuk mencapai sasaran. Tentu saja
ada saat-saat di mana konfrontasi yang kuat, kokoh sangat tepat
dan dibutuhkan. Namun ada saat-saat lain ketika dukungan
yang lembut, dorongan nasihat, mendengarkan dengan penuh
perhatian, penggalian dinamika dalam batin, refleksi, penjelasan,
dan penerimaan terhadap perasaan-perasaan sangat
dibutuhkan.
Model konfrontasi tidakcukup luas untuk mencakup semua
bahan dari konseling Kristen yang efektif. Paulus mengatakan
kepada jemaat di Tesalonika untuk secara nouthetis melakukan
konfrontasi terhadap mereka yang bertindak kacau, orang-
orang yang dengan keras kepala menolak tanggung jawab
mereka. Namun ia juga memerintahkan mereka untuk meng-
hibur orang-orang yang putus asa atau lemah. Kata Yunani
Sebuah Model Sederhana bag/ Konsellng 189

untuk penghiburan adalah paramutheo dan secara harfiah berarti


"berbicara akrab". Kata itu digunakan untuk rnenggarnbarkan
ekspresi ernosional rnengenai dukungan dan kasih tanpa sedikit
pun teguran konfrontasional. Untuk rnelakukan konfrontasi
dengan keras terhadap orang yang sedang lernah bukan hanya
kejarn tetapi juga sangat rnerugikan. Paulus juga rnenasihat-
kan rnereka untuk rnernegang dengan kuat rnereka yang lernah.
Pernikiran itu narnpaknya berarti bahwa kadang-kadang bebe-
rapa orang perlu rnerninjarn kekuatan dari yang lainnya.
Dorongan-dorongan sernangat lainnya untuk sating rnenang-
gung beban rnendukung gagasan bahwa anggota tubuh Kristus
dari orang-orang percaya harus rnerupakan persekutuan yang
sating bergantung yang rnencakup konfrontasi, dorongan
sernangat yang rnendukung, bantuan yang kuat, dan sejurnlah
tingkah laku lainnya yang serupa. Jadi konseling rnencakup
lebih jauh daripada sekadar konfrontasi dan kadang-kadang
rnungkin tidak rnernasukkan konfrontasi sarna sekali. John
Carter rnenyarankan bahwa kata parakaleo dan kata yang
berhubungan dengan itu paraklesis rnenawarkan suatu "model
konseling yang jauh lebih rnernadai (daripada noutheteo)
berdasarkan perspektif alkitabiah". 1 Ia rnenunjukkan bahwa
sernentara noutheteo dan kata yang berhubungan dengan itu
hanya rnuncul tiga belas kali dalarn Perjanjian Baru, parakaleo
atau salah satu dari bentuk-bentuknya diterjernahkan (dalarn
terjemahan versi King James Version) sebanyak dua puluh
sembilan kali sebagai "comfort" (hiburan), dua puluh tujuh kali
sebagai "exhort" (nasihat), ernpat belas kali sebagai "consola-
tion" (hiburan), dan empat puluh tiga kali sebagai "beseech"
(perrnohonan). Ia juga rnembuat hal yang lebih penting bahwa
paraklesis didaftarkan secara khusus sebagai suatu karunia bagi
gereja (Roma 1:28). Vine berkata bahwa parakaleo berarti "rne-
manggil ke sarnpingnya, jadi rnemohon bantuannya. Kata itu
digunakan untuk setiap bentuk perrnohonan kepada seseorang
yang berarti rnenghasilkan suatu usaha tertentu, oleh karena
itu, dengan berbagai rnacarn arti seperti rnenghibur, rnenasihati,
190 Konsel/ng yang Efektlf & Alkltablah

mendambakan, memerlukan ... (dan) memohon". 2


Konsep datang untuk menolong seseorang dalam berbagai
macam cara yang berbeda tergantung dari masalah-masalah yang
nampaknya bagi saya memberikan suatu model yang luas dan
akurat bagi konseling, barangkali lebih baik daripada pende-
katan konfrontasi yang sempit, dan lebih terbatas. Benar bahwa
langkah-langkah saya dalam konseling mencakup lebih banyak
kesempatan bagi konfrontasi, tetapi saya akan memikirkan
bahwa saya mendekati klien-klien saya dengan sungguh-
sungguh terutama bukan untuk melakukan konfrontasi tetapi
untuk berada di samping mereka untuk menolong. Dalam
usaha-usaha saya untuk menolong saya berhubungan dengan
berbagai macam tingkah laku konseling mencakup konfrontasi.
Karena saya yakin konseling mencakup berbagai macam
tingkah laku tanpa satu strategi tingkah laku yang disatukan
seperti konfrontasi, maka saya tidak in gin menyampaikan dalam
bab ini bahwa model konseling saya yang terdiri dari tujuh
tingkat bersifat menjemukan, mekanis, pendekatan "lakukan
ini, lalu kerjakan itu". Jauh dari itu. Konseling merupakan hu-
bungan. Interaksi hubungan bervariasi tergantung dari
temperamen, masalah, kepribadian orang-orang yang terlibat.
Dengan beberapa orang Anda mengambil suasana profesional,
dengan yang lainnya bersikap rileks dan ramah. Dengan
beberapa orang Anda secara langsung mengajar, dengan yang
lainnya Anda menggali secara acak. Dengan beberapa orang
Anda memberikan tugas pekerjaan rumah yang berhubungan
dengan tingkah laku khusus, dengan yang lainnya And a dengan
lembut membangkitkan perasaan emosional secara terbuka atau
perubahan-perubahan sikap.
Meskipun konseling mencakup serangkaian operasi yang
berbeda, namun saya pikir masih memungkinkan untuk
meringkaskan sebuah rencana permainan dasar yang melalui
semua tingkah laku y.mg berJeda ini dapat diikuti konselor.
Sisa dari bab ini mengui'aikan garis besar rencana permainan
yang disarankan.
Sebuoh Model Sederhono bagJ Konsellng 191

Kebanyakan orang mulai suatu sesion konseling dengan


mendiskusikan apakah perasaan ("Saya merasa depresi"),
keadaan luar ("Pernikahan saya hancur"), atau masalah tingkah
laku ("Saya mulai gemetar setiap kali saya bertemu dengan
orang baru"). Sasaran pertama dari para konselor adalah
menunjukkan dengan tepat apa pun masalah emosi yang ada.
Jika klien mulai dengan mencurahkan perasaan, refleksikan,
pancing agar ia berbicara, pahami, jelaskan. Cobalah mengin-
dentifikasikan apakah perasaan itu kegelisahan, kekesalan,
rasa bersalah, keputusasaan, atau perasaan tidak pasti dari
kekosongan. Mengaculah lagi pada model pada akhir bab 7
(diagram 11 dalam Lampiran) dan Anda akan melihat bahwa
lima emosi ini mencakup tiga masalah emosi utama dan dua
perasaan lainnya yang menyusahkan yang dialami orang-orang.
Perkiraan saya saat ini adalah bahwa semua emosi negatifyang
lain apakah perubahan sedikit atau tiruan dari perasaan-perasaan
dasar ini.
Jika klien Anda mulai dengan mendiskusikan keadaan
masalahnya, tanyalah bagaimana perasaannya mengenai
keadaan-keadaan ini. Kembali sasarannya adalah untuk
mengindentifikasi masalah perasaan yang mana yang nam-
paknya menjadi yang terutama. Misalnya, sekali Anda tahu
bahwa klien Anda sedang merasa panas dengan kekesalan yang
dalam, maka Anda mencari hambatan terhadap sasarannya,
kemudian menjelaskan sasaran, kemudian memeriksa tingkah
lakunya yang berorientasi pada sasaran, dan akhirnya
perhatikan sepintas asumsi-asumsi dasar yang mulai dengan
urutan masalah.
Jika masalah yang diperlihatkan adalah suatu gejala atau
serangkaian masalah tingkah laku, kembali cobalah mengi-
dentifikasi perasaan apa yang mendahuluinya atau yang
menyertai gejala-gejala itu. Penting untuk melihat dengan cepat
wilayah utama kehidupan bersama klien Anda, sambil mencari
masalah emosinya. Sebuah pertanyaan sederhana seperti
"Ceritakanlah kepada saya mengenai pernikahan Anda" dapat
192 Konseling yang Efektlf & Alkltabiah

membawa kepada ekspresi yang jelas dari kekesalan. Wilayah-


wilayah yang dibuka dalam pertanyaan pertama mencakup
pekerjaan, keluarga (pernikahan, anak-anak, orang-tua, saudara
kandung), aktivitas seksual, agama dan bagian-bagian yang
berhubungan dengan gereja, pendidikan, dan uang. Dalam
setiap contoh Anda akan mencari masalah perasaan. Dengan
demikian tingkat pertama dari konseling adalah: MENGENALI
MASALAH PERASAAN.
Rogers yakin bahwa konseling terutama berkaitan dengan
bidang kegiatan yang membangkitkan perasaan. Sekali seorang
klien mengekspresikan, memahami, dan menerima penga-
laman-pengalaman emosionalnya yang terdalam, maka ia akan
merasa bebas dari kecemasan dan gejala-gejala itu akan lenyap.
Menurut pandangan saya perasaan-perasaan merupakan fokus
pertama yang penting agar dapat menolong konselor untuk
menelusuri ke belakang ke dalam akar masalah.
Namun demikian, sekali masalah perasaan telah dikenali,
maka konselor harus beralih kepada suatu pertimbangan
mengenai tingkah Ia yang berorientasi pada sasaran. Perta-
nyaannya adalah "Apa yang telah dilakukan klien saya ketika ia
dulu mengalami hambatan yang menciptakan perasaan-
perasaan negatif?" Adams dengan penuh pertolongan me-
nekankan bahwa para konselor harus secara rutin bertanya,
"Apa yang akan Anda lakukan?" daripada "Mengapa Anda
berperasaan seperti itu?"
Seorang pria setengah baya melaporkan serangan
kegelisahan yang akut. Ia melaporkan bahwa kegelisahan
pertama muncul ketika ia mengisi sebuah aplikasi untuk
pekerjaan dengan bayaran yang lebih tinggi. (Secara sambillalu,
sering kali berguna untuk menanyakan kapan untuk pertama
kali klien mengingat perasaan dengan emosi apa saja yang telah
dikenal Tingkat 1. Sering kali Anda mendapatkan laporan yang
cepat dan akurat mengenai tingkah laku yangberorientasi pada
tingkah laku yang terhambat.) Pertanyaan selanjutnya men-
dukung hipotesa bahwa kegelisahan menyerang setiap kali
Sebuah Model Sederhana bag/ Konsellng 193

beberapa bentuk promosi usaha dilibatkan. ltu merupakan hal


yang sederhana untuk mengidentifikasikan ket~rhasilan dalam
keuangan sebagai sasarannya dan asumsi terhadap "signifikansi
yang disamakan dengan uang". Sering kali analisis itu tidak jelas
seperti itu. Namun suatu penyelidikan yang konsisten bagi
tingkah laku yang berorientasi kepada sasaran yang ketika
dirintangi mengakibatkan masalah emosi biasanya akan ter-
wujud dalam identifikasi terhadap pola tingkah laku yang
relevan.
Seorang istri mengekspresikan kekesalannya terhadap
suaminya (perasaan negatif). Kekesalannya dimulai setiap kali
suaminya berkelakar mengenai penampilannya. Bertahun-tahun
ia telah mencoba untuk mempertahankan dirinya tetap menarik
(tingkah laku yang berorientasikan kepada sasaran yang
rasional) untuk memperoleh penerimaan dari suaminya
(sasaran). Dengan tidak berperasaan suaminya menikmati
membuat kelakar mengenai beberapa kekurangan kecil dalam
penampilannya. Ia mulai membiarkan dirinya memasuki suatu
usaha yang tidak rasional agar suaminya berkata, "Saya
mengasihimu tidak peduli kamu kelihatan menarik atau tidak"
(tingkah laku yang berorientasi pada sasaran yang tidak
rasional). Sudah dapat diduga reaksi negatif suaminya berlipat
kali ganda. Seperti yang sudah diduga, ia merasa kekesalan yang
dalam karena hambatan yang merintanginya menuju sasaran
adalah keadaan dari luar, yaitu suaminya. Sekarang dengan
membiarkan dirinya, itu merupakan suatu ekspresi terhadap
kekesalannya terhadap suaminya tetapi juga suatu pergumulan
neurotis terhadap rasa aman. "Jika saya membiarkan diri saya
menjadi jelek dan kusut, lalu ketika ia menolak saya, saya dapat
yakin bahwa jika saya dulu terns memperbaiki penampilan
.; saya, maka akhirnya ia akan menerima saya."
.,, Seluruh analisis ini mulai dengan mengenali kekesalan-
nya dan kemudian melihat tingkah laku yang berorientasi
kepada sasaran yang terhalang. Jadi, tingkat 2 berupa:
MENGENALI TINGKAH LAKU YANG BERORIENTASI
194 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

PADA SASARAN (MASALAH).


Glasser, Mowrer, Szasz dalam partai sekular dan Adams
dalam partai Kristen nampaknya memusatkan usaha-usaha
mereka pada pertumbuhan tingkah laku. Adams terutama
membandingkan pola tingkah laku (apa yang saya sebut dengan
tingkah laku yang berorientasi pada sasaran) dengan
pemahamannya mengenai pola-pola tingkah laku yang
alkitabiah dan kemudian memerintahkan perubahan. Karena
ia nampaknya yakin bahwa tingkah laku yang benar (dengan
taat melakukan apa yang diperintahkan Allah) merupakan
satu-satunya bahan yang penting bagi pertumbuhan rohani dan
penawar racun bagi setiap masalah pribadi yang disebabkan
secara nonorganis, maka pendekatannya adalah mengkon-
frontasi klien dengan tingkah lakunya yang salah dan menuntut
perubahan berdasarkan otoritas ayat-ayat Alkitab. Seperti
yang dikemukakan dalam buku pertama saya, saya yakin bahwa
ketaatan secara mutlak dibutuhkan bagi kehidupan Kristen
yang efektif. Sasaran masuk dalam bab 1 tidak lebih dari ketaatan
sederhana. Dan para konselor nouthetis menawarkan materi
yang istimewa mengenai bagaimana menyelesaikan sasaran
itu. Namun mereka meninggalkan "bagian dalam" dari tingkah
laku manusia. Bagi saya bagian yang penting dari "bagian
dalam" adalah sistem asumsi pribadi dan evaluasinya terhadap
situasi-situasi yang didasarkan pad a asumsi-asumsinya. Dengan
demikian saya yakin bahwa setelah Tingkat 2, konseling harus
beralih ke dalam suatu penggalian terhadap sikap dan
keyakinan pribadi orang itu.
Hanya dengan mengenali kesalahan pribadi itu atau asumsi
dasar yang menghasilkan kesulitan biasanya tidak terlalu sulit.
Setelah perasaan-perasaan negatif didefinisikan,· maka sasaran
yang keliru yang dulu dikejar orang itu biasanya cukup jelas.
Apabila Anda mengetahui sasaran itu, maka Anda dapat
menetapkan sederetan terbatas dari kemungkinan asumsi dasar
itu. Jika klien Anda telah mengorbankan segalanya (waktu,
kesehatan, keluarga) untuk memperoleh promosi usaha, maka
Sebuah Model Sederhana bogl Konsellng 195

kemungkinan besar ia yakin bahwa signifikansinya tergantung


pad a gengsi, atau pengenalan, a tau barangkali uang. Sementara
konselor menyarankan berbagai macam kemungkinan asumsi
yang bertanggung jawab terhadap sasaran-sasaran pilihan-
nya, maka kadang-kadang klien akan menunjukkan yang
mana yang paling sesuai dengan mengatakan sesuatu seperti,
"Yah, itulah yang saya pikirkan." Biasanya bijaksana bagi
seorang konselor untuk mencurahkan seluruh perhatian
setepat mungkin dengan asumsi yang sesungguhnya. Komentar-
komentar seperti "Saya benar-benar merasa seperti itu,"
"Mungkin yang itu; Saya tidak pasti tetapi bisa saja," atau
"Tentu saja itu mungkin" kadang-kadangmerupakan persetujuan
yang terkuat yang akan ditawarkan seorang klien.
Sebuah teknik yang dikembangkan oleh Alfred Adler, disebut
Teknik Rekoleksi Awal sering membantu dalam menunjukkan
asumsi dasar. Dalam proseduryangsederhana ini Anda bertanya
kepada klien Anda, "Ceritakanlah hal yang paling awal yang
dapat diingat, suatu peristiwa di mana Anda terlibat - suatu
hari saya ... -- selesaikan kalimat itu." Karena otak menyimpan
setiap peristiwa dalam sebuah bank memori yang sangat besar,
maka ada ribuan peristiwa secara harafiah yang mana klien
dapat memilih salah satu. Teknik ini berdasarkan pada konsep
bahwa orang akan mengingat suatu peristiwa yang memiliki arti
khusus dalam susunan psikologis mereka. Suatu peristiwa
bermakna dalam tingkat yang relevan dengan kebutuhan-
kebutuhan pribadi. Dengan demikian peristiwa di mana
seseorang mengingat seharusnya mengandung beberapa
relevansi terhadap apa yang diyakininya penting bagi perasaan
harga dirinya. Rincian dari rekoleksi itu sering menyarankan
strategi dasar yang telah diambil orang itu untuk mencapai
sasaran dari harga diri pribadi.
Izinkan saya memberikan contoh. Seorang pria setengah
baya, ketika ditanya untuk menetapkan rekoleksinya yang
paling awal, memikirkan yang berikut ini:
Klien: "Saya ingat ketika masih kecil sekitar empat atau lima
196 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

tahun ayah saya pulang dalam keadaan mabuk -- seperti biasa-


nya -- ia pemabuk kelas satu. Ia memberitahukan kami bahwa ia
dipecat hari itu dan ibu saya berteriak dan menjerit 'Kamu tidak
.ada gunanya dan tidak pemah akan ada gunanya."'
Konselor: "Apa yang Anda rasakan?"
Klien: "Saya merasa marah, takut, semua perasaan semacam
itu. Namun saya ingat, saya mengatakan kepada ibu bahwa ayah
itu baik, bahwa ia akan mendapatkan pekerjaan dan membayar
tagihan-tagihan kami namun ia tidak pemah melakukannya."
Sebagai seorang dewasa orang ini membangun suatu pola
dengan pindah dari satu pekerjaan ke yang lainnya. Pad a indikasi
pertama ketika hal-hal itu tidak berjalan dengan baik ia me-
ngembangkan reaksi-reaksi kegelisahan yang akut yang
menyediakan kepadanya suatu alasan untuk menghindari
kegagalan potensinya. Rekoleksi awalnya menyediakan suatu
bukti terhadap penjelasan-penjelasan bagi tingkah lakunya.
Dari kata-kata ibunya ia belajar bahwa signifikansi atau harga
diri seseorang tergantung seluruhnya kepada keberhasilan
pekerjaan. Dari contoh ayahnya itu ia belajar untuk merasa
takut terhadap konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan
dari kegagalan. Tingkah lakunya yang berorientasi pad a sasaran
dihambat di tengah perjalanan menuju sasaran keberhasilan
dengan perasaan takut gagal. Emosi yang diakibatkannya
(seperti yang dijelaskan dalam bab 7) adalah kegelisahan.
Karena kegelisahannya merupakan suatu alat dalam melin-
d unginya terhadap apa yang ditakutinya (kehilangan
signifikansi), maka gejala- gejala kegelisahannya bermanfaat
baginya dan dengan demikian diperkuat. Usaha-usaha
langsung bermanfaat baginya untuk mengurangi kegelisahan
(pengurangan kepekaan secara sistematis, pengobatan, nasihat
untuk mempercayai Tuhan) akan menghilangkan bagian pokok
masalah itu -- suatu keyakinan dasar yang keliru dalam
menentukan apa asumsi masalahnya. Tingkat 3 kemudian
dengan sederhana disebut: MENGENALI PEMIKIRAN
MASALAH.
Sebuah Model Sederhana bagi Konseling 197

Sekali asumsi itu telah diidentifikasikan, maka kerja keras


dimulai. Langkah selanjutnya adalah meyakinkan klien dengan
suatu cara bahwa pemikirannya itu keliru dan memberikan
dengan himbauan cara alkitabiah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pribadinya (lihat buku pertama saya
mengenai diskusi panjang tentang rute alkitabiah). Ketika saya
lebih dulu mengutarakan konsep yang sederhana (dan agak
jelas) bahwa kebutuhan-kebutuhan pribadi saya seluruhnya
dipenuhi Tuhan dan apa yang dipilih-Nya untuk disediakan,
dengan naiv dan antusias saya membagikan pandangan hebat
saya mengenai klien-klien saya. Ketika seorang istri mengeluh
bahwa suaminya dingin, tidak peka, dan mungkin menye-
leweng, dengan saksama saya membagikan, "Tidakkah Anda
tahu bahwa Anda tidak membutuhkan suami Anda untuk
mengasihi Anda? Kebutuhan Anda terhadap sekuriti dapat
secara total dipenuhi dalam hubungan dengan Kristus."
Saya dikesalkan dengan luapan kelesuan dalam menanggapi
pemberitahuan saya yang hebat. "Ya, bukankah itu manis, tetapi
saya ingin suami saya mengasihi saya." Pandangan keraguan
penuh ketidakpercayaan, luapan yang membosankan, atau
persetujuan pasif dengan desakan bahwa kita beralih pada
"hal-hal penting" menuntut suatu perubahan dalam pendekatan
saya yang palos memalukan. Masalahnya adalah bahwa
asumsi-asumsi yang dengan kuat dipertahankan tidak dengan
mudah menghasilkan cara-cara baru dalam pemikiran seperti
yang disarankan .
Para ahli psikologi sosial telah menulis buku-buku dengan
pokok permasalahan mengenai sikap: Apakah sikap itu?
Bagaimana sikap itu berkembang? Apakah sikap terutama
bersifat afektif (berkaitan dengan perasaan) atau kognitif
(berkaitan dengan pikiran)? Untuk tujuan bab ini izinkan saya
meringkaskan pendapat dari banyak ahli psikologi dengan
mendefinisikan sikap sebagai suntu asumsi yang dengan kunt
dipertahankan atau keyakinan yang biasanya dipelajari dalam keadaan
emosional dan dengan demikian dipenuhi dengan komponen-komponen
198 Konseling yang Efektif & Alkltablah

efektif yang kuat. Dengan kata lain, Asumsi Dasar seseorang


bahwa ia membutuhkan secara finansial berhasil atau menjadi
berarti lebih dari sekadar pendapat akademis yang dapat diu bah
oleh bukti yang bertentangan atau perintah yang berwibawa.
Seperti yang dapat dikatakan dalam bahasa sehari-hari, sikap
adalah sesuatu yang "benar-benar diyakini" . Karena
asumsi-asumsi itu diyakini secara emosional, maka konseling
yang dalam membutuhkan lebih jauh daripada hanya
mengenali asumsi-asumsi yang keliru dan mengemukakan
alternatif-alternatif alkitabiah.
lzinkan saya dengan singkat menguraikan beberapa saran
yang relevan dengan perubahan pemikiran yang keliru
menjadi pemikiran yang benar.
1. Mengenali di mana asumsi yang keliru itu dipelajari.
Ketika seorang klien melihat bahwa serangkaian keadaan
khusus bertanggung jawab dalam mengajarkan keyakinan yang
dapat diterima, maka keyakinan itu menjadi kurang kuat. Ia
mampu melihat bahwa sumbernya mungkin tidak sempurna.
Diskusi mengenai koreksi terhadap keyakinan-keyakinannya
lebih tnudah ketika konselor dapat menunjukkan di mana ia
mempelajari semua itu.
2. Bangkitkan ekspresi do.ri emosi-emosi di sekitar keyakinan itu.
Daripada mendiskusikan asumsi-asumsi mengenai nilai
pribadi dalam sikap klinis dan tidak bersifat pribadi, lebih
baik konselor mendengarkan dulu perasaan-perasaan apa saja
yang berhubungan dengan asumsi itu. Apabila seorang klien
f.' .enyatakan, "Saya membutuhkannya untuk memperlakukan
saya lebih baik sehingga saya dapat merasa dikasihi," emosi yang
menyertainya mungkin rasa kesal ("Ia tidak pernah akan") atau
rasa bersalah (" Apa salah saya sehingga tidak seorang pun
mengasihi saya?"). Konselor yang peka akan merefleksikan
emosi apa pun yang didapatkannya ketika asumsi-asumsi dasar
klien didiskusikan. Apabila klien merasa dimengerti, maka ia
akan menjadi rileks dan kurang mempertimbangkan dengan
penuh pertahanan keabsahan pemikirannya.
Sebuah Model Sederhana bag/ Konsellng 199

3. Mendukung klien ketika ia mempertimbangkan untuk mengubah


asumsi-asumsinya.
Menyerahkan asumsi yang sudah lama dipertahankan
dengan sendirinya merupakan suatu proses yang mengancam
sekuriti. Para klien tahu bahwa jika mereka setuju dengan
pemikiran yang benar maka langkah selanjutnya adalah kembali
pada situasi yang sebelumnya sangat menyakitkan. Penolakan
dalam hal ini sering merupakan ketakutan yang dapat dime-
ngerti karena meninggalkan rasa arnan. Para konselor perlu
menawarkan dorongan semangat dan dukungan. Beberapa ahli
terapi berbicara mengenai "meminjam ego". Paulus berbicara
mengenai mendukung yang lemah dalam I Tesalonika 5:14.
4. Mengajar klien untuk mengisi pikirannya dengan: Teknik "Tape
Recorder".
Saya sering menyarankan kepada para pasien agar mereka
menghargai pikiran mereka seperti alat perekam. Kemudian
saya menyuruh mereka untuk menuliskan di atas kartu ukuran
tiga kali lima asumsi mereka yang salah dan meminta mereka
menuliskan di atas kartu yang lain asumsi yang berlawanan
yang alkitabiah. Mereka harus membawa kartu-kartu itu
sepanjangwaktu. Setiap kali mereka merasa sedih (rasa bersalah,
kesal, atau gelisah), saya memerintahkan mereka untuk
membaca kedua kartu itu dan memilih untuk mengulang kali-
mat penting yang alkitabiah. Teknik ini diakui bersifat mekanis
tetapi nampaknya mempromosikan ketaatan terhadap perintah
Paulus untuk "memikirkan semua yang benar" (Filipi 4:8).
Session (terrnin) konseling sering mencakup diskusi mengenai
rekaman apa yang sedang dimainkan oleh klien.
Setelah klien mencoba menangkap pemikiran baru dan paling
sedikit dapat mengenal kesalahan dari asumsi lamanya, Tingkat
4 disempumakan. Demi sebuah ungkapan, Tingkat 4 dengan
sederhana disebut: MENGUBAH ASUMSI atau barangkali
MENJELASKAN PEMIKIRAN ALKIT ABIAH.
Tingkat 5 berkaitan dengan memastikan suatu komitmen
untuk bertindak di atas dasar asumsi yang baru dipelajari.
200 Konsellng yang Efektlf & Alkitabiah

Memainkan rekaman dengan benar tidaklah cukup. Klien harus


menentukan untuk bertindak secara konsisten dengan semua
yang terkandung di dalamnya. Langkah ini kritis. Karena
pemikiran yang benar paling mudah han cur, maka perubahan
tingkah laku tidak akan mengalir secara otomatis dari pemikiran
yang berubah. Ada kebutuhan-kebutuhan yang perlu menjadi
suatu komitmen yang kokoh, tidak menyimpang Uika
mengganggu urat syaraf): "Baiklah, saya setuju bahwa pemikiran
baru ini alkitabiah. Sekalipun saya tidak merasakannya, saya
memilih untuk mempercayainya dan menyerahkan diri saya
untuk bertindak secara konsisten meskipun saya tidak merasa
suka menampilkan tingkah laku yang diperlukan."
Banyak orang "terkatung-katung" di sini. Ketika saya me-
ngatakan kepada mereka bahwa mereka harus melakukan
sesuatu yang konsisten dengan pemikiran yang benar, tidak
peduli mereka suka a tau tidak, mereka sering berkata, "Tetapi itu
munafik. Saya tidak sungguh-sungguh. Saya hanya
berpura-pura." Alasan mereka sama sekali tidak sah. Tentu
saja tingkah laku mereka bertentangan dengan perasaan-
perasaan mereka tetapi haruskah perasaan-perasaan subyektif
menjadi pembimbing utama bagi tingkah laku Kristen? Kita
hid up dalam sebuah zaman yang subyektif. "Bersikaplah benar
terhadap diri Anda sendiri." "Lakukanlah apa pun yang Anda
rasakan." "Saya harus menjadi apa adanya." Tetapi apakah
pemikiran seperti ini benar- benar alkitabiah?
Banyak kekristenan injili kita berpusat pad a manusia. Kita
perlu kembali kepada posisi Kristen yang berpusat kepada Allah
yang mengajar bahwa Anda melakukan apa yang dikatakan
Allah untuk dilakukan tidak peduli apakah A_nda merasa suka
atau tidak. Saya kadang-kadang merasa suka untuk tidak pergi
kerja. Tetapi ketika saya memikirkanhal itu, saya tahu saya harus
pergi untuk bekerja. Apa yang seharusnya mengontrol tingkah
laku saya -- bagaimana perasaan saya a tau apa yang saya pikirkan ?
Saya tidak selalu merasa suka menaati Allah. Saya sering merasa
menyukai dosa. Namun demikian, saya tahu apa yang benar --
Sebuah Model Sederhana bag/ Konseling 201

bahwa Allah telah membeli saya, bahwa saya milik-Nya, bahwa


Ia Tuhan saya. Apa yang seharusnya mengontrol saya -- bagai-
mana perasaan saya atau apa yang saya ketahui untuk menjadi
. benar?
Konseling tidak dapat berkembang sebelum melewati
peristiwa ini sampai k.lien telah menyerahkan dirinya (setotal
mungkin) untuk bertingkah laku secara konsisten dengan apa
yang telah diketahuinya sebagai sesuatu yang benar tanpa
mempedulikan bagaimana perasaannya. Pada saat ini pengakuan
dosa nampaknya paling sesuai. Bukan hanya tingkah laku yang
keliru (memanipulasi pasangan hidup, dosa seksual, kehi-
langan pengendalian diri, kompromi etis untuk mencari uang)
yang harus diakui, tetapi juga emosi-emosi yang keliru
(menyimpan dendam terhadap seseorang yang tidak bersikap
baik terhadap Anda karena Anda berpikir Anda membu-
tuhkannya) dan pemikiran yang keliru (yakin bahwa Allah
tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda).
Baru-baru ini saya menasihati seorang istri untuk membuat
sebuah daftar mengenai segala sesuatu yang membuatnya
kesal terhadap suaminya. Asumsinya yang keliru adalah
bahwa ia membutuhkan suaminya mengasihinya agar ia memi-
liki rasa aman. Selama bertahun-tahun banyak contoh
ketidakpekaan, sikap dingin, dan sikap yang lemah telah
menimbulkan kekesalan. Saya menyarankannya untuk
mengulangi daftar itu sambil memilih di hadapan Tuhan
untuk menerima setiap masalah, untuk berhenti bersikap kesal
terhadapnya karena apa yang dilakukannya yang seharusnya
tidak dilakukan dan untuk apa yang tidak dilakukannya yang
seharusnya dilakukan. Ia juga diperintahkan untuk mengenal
dan mengakui kekesalannya terhadap suaminya sebagai dosa.
Ketika semua ini sudah dike~akan, ia ada dalam suatu posisi
menyerahkan dirinya untuk mempercayai bahwa suaminya
tidak perlu berubah sedikit pun agar ia dapat benar-benar dan
secara berarti memiliki rasa aman. Ketika ia menyerahkan
dirinya untuk bertingkah laku berdasarkan asumsi itu, Tingkat
202 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

5 diselesaikan. Barangkali kita mesti menyebut Tingkat 5:


MEMASTIKAN KOMITMEN.
Tingkat 6 merupakan tindak lanjut yang jelas dari Tingkat 5:
merencanakan apa yang berbeda yang akan dilakukan klien
sekarang karena pemikirannya telah diubah. Seorang pria
yang dengan teratur pindah pekerjaan sebagai tanda pertama
terhadap kegagalan yang ditakutinya sedang mempertim-
bangkan untuk meninggalkan pekerjaannya yang sekarang
ketika ia datang kepada saya untuk konseling. Diperlengkapi
dengan pemikiran yang baru bahwa signifikansi tidak tergan-
tung pada keberhasilan dalam pekerjaan tetapi pada tindakan
yang mengikuti pimpinan Allah secara bertanggung jawab,
maka ia menyerahkan dirinya (dengan pertambahan yang
pesat dalam kegelisahan) untuk tetap tinggal dalam pekerjaan
yang lama. Pemikirannya berbeda, ia menyerahkan dirinya
untuk mempraktikkan kebenaran, dan kemudian ia sungguh-
sungguh harus berubah dalam tingkah laku.
Pengertian-pengertian yang dalam yang dicapai dalam
Tingkat 3 dan 4 tidak sungguh-sungguh menjadi satu bagian dari
orang itu sebelum ia mulai bertindak berdasarkan semua itu.
Pertumbuhan Kristen mungkin dapat didefinisikan secara
teknis (barangkali sedikit mekanis) sebagai proses dengan mana
pengertian-pengertian yang dalam dipahami dengan pikiran
sadar meresap masuk ke dalam pikiran reflektif, di mana
asumsi-asumsi dasar dipertahankan dengan kuat. Kemajuan
dari hanya setuju kepada kebenaran beralih pada benar-benar
setuju dengan kebenaran bergantung pada tindalam bertingkah
laku secara konsisten dengan kebenaran. Paulus mengisyaratkan
gagasan mengenai dua langkah progresif ini dalam satu
jangkauan kebenaran ketika ia menasihati Timotius untuk
meneruskan dalam hal-hal yang" ... telah dipelajarinya" (Langkah
1) "dan telah diyakinkan" (Langkah 2). Kita belajar banyak
kebenaran tetapi bagaimana kita menjadi yakin mengenai semua
itu secara dalam, dengan tidak tergoyahkan, dan dengan
disertai pengalaman? Yesus berjanji bahwa Ia akan membuat
Sebuah Model Sederhana bag/ Konseling 203

diri-Nya dikenal dengan cara yang kaya, penuh, bersifat pribadi


bagi mereka yang mengenal ajaran-ajaran-Nya dan menaatinya.
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya,
dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku,
ia akan dikasihi oleh Bapa- Ku dan Aku pun akan mengasihi dia
dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya" (Yohanes 14:21).
Pemikiran-Nya tampaknya agar kita dapat menangkap kebe-
naran dalam pikiran sadar kita, yang dengan kuat dipertahankan
keakuratannya tetapi ketika kita bertindak berdasarkan hal
itu (yang akan dilakukan jika kita mengasihi-Nya), maka kemu-
dian kita akan mengenal kebenaran sebagai suatu realita yang
vital yangmenggetarkan. Yesus Kristus, yang adalah Kebenaran,
akan membuat diri-Nya sendiri dikenal bagi kita secara pribadi
dalam kepenuhan yang selalu bertambah ketika kita terus
bertingkah laku secara konsisten dengan kebenaran yang kita
percayai. Mempraktikkan kebenaran membawa kebenaran itu
dari alam abstrak, pemyataan-pemyataan mekanis ke dalam
alam keyakinan yang dalam dan kepastian.
Izinkan saya memberikan contoh. Seorang wanita telah
mengembangkan tanggapan kebiasaannya dengan balas menye-
rang orang-orang yang mengecamnya. Kami menentukan
bersama bahwa asumsinya yang keliru berkaitan dengan keya-
kinan bahwa sekuritinya tergantung dari perasaan selalu
dihargai atas usaha-usahanya. Karena temperamennya pada
dasamya agresif, maka ia telah belajar mengungkapkan melalui
kemarahan perasaan tidak aman dan sakit hati yang disebabkan
oleh kecaman. Kami setuju dalam konseling itu bahwa kali
berikutnya ia dikecam, maka ia akan segera mulai memainkan
rekaman alki tabiah, "Yes us mengasihi saya sehingga saya me rasa
aman tidak peduli saya dikritik atau tidak". Atas dasar kekuatan
komitmen untuk bertindak secara konsisten berdasarkan
kalimat itu, ia setuju untuk tidak balas menyerang tetapi
memberikan respons dengan lembut dan hangat terhadap
kritik yang ditujukan kepadanya. Seperti yang telah disebutkan,
penolakan yang standar dalam hal ini adalah, "Tetapi hal itu bagi
204 Konseling yang Efektlf & Alkltablah

saya menjadi sesuatu yang munafik untuk mengasihi sementara


saya merasa ingin mencabut giginya keluar." Jawabannya
sederhana: "Ya, hal itu benar-benar munafik bagi perasaan-
perasaan Andil yang dikuasai dilging" tetapi cukup konsisten
dengan keyakinan- keyakinan yang dipimpin Roh. Jika Anda
bertindak secara konsisten dengan perasaan-perasaan Anda,
maka Anda rnenjadi rnunafik terhadap keyakinan-keyakinan
yang dikernukakan."
Ia kernudian rnelaporkan bahwa ketika ia rnengikuti
pengarahan-pengarahan itu, ia rnerasa bertindak secara rnekanis
dan tidak nyata, seakan-akan ia sedang bersandiwara. Narnun
setelah itu ia rnulai merasa sedikit lebih baik terhadap dirinya
sendiri. Hari-harinya tidak dilalui dengan buruk sebagairnana
biasanya. Ia bahkan tersenyurn sirnpul terhadap gagasan bahwa
rnungkin kasih Yesus dapat rnenjadi suatu kenyataan. Penga-
larnannya rnerupakan suatu contoh yang hidup dari Yohanes
14:21 -- rnelakukan apa yang diperintahkan kebenaran dan
Kristus larnbat laun akan rnenjadi lebih dan lebih nyata bagi
Anda. Perintah itu tetap : pertarna, fakta (pikiran yang diper-
barui), kernudian iman (rnelakukan apa yang disarankan oleh
fakta, dan kernudian perasaan (fakta rnenjadi kenyataan yang
dapat dialarni dan bersifat subyektif).
Menarik untuk rnelihat para ahli psikologi sekular
rnengernbangkan versi tiruan rohani terhadap prinsip ini.
Leon Festinger telah rnenulis secara luas rnengenai teori diso-
nansi (ketidakcocokan) kognitif. Ia rnenyarankan bahwa
apabila dua pengetahuan (keyakinan-keyakinan dan peristiwa-
peristiwa mental) tidak cocok atau bertentangan satu dengan
yang lainnya, rnaka yang satu diperkuat oleh konsistensi tingkah
laku akan rnenjadi lebih kuat. Dengan perkataan lain berkali-
kali saya cenderung akan sernakin yakin terhadap asurnsi-
asurnsi yang konsisten dengan cara saya bertingkah laku. Matius
6:33 rnengajarkan bahwa Allah akan rnenyediakan kebutuhan-
kebutuhan rnateri kita jika kita lebih dahulu rnencari
kebenaran-Nya. Dua orang Kristen rnenyatakan persetujuan
Sebuah Model Sederhana bagi Konseling 205

mereka terhadap ayat yang berpengaruh ini. Lima tahun


kemudian yang satu yang telah bertindak berdasarkan ayat itu
melalui pemberian secara teratur dan dengan murah hati
kepada pekerjaan Tuhan, dengan kuat diyakinkan mengenai
keakuratan ayat itu, sementara yang kedua yang telah
memberi sedikit masih mengklaim mempercayainya tetapi
sebenarnya tidak sangat yakin. Penyembuhan terhadap
keraguan adalah ketaatan. Tingkat 6 mencakup rancangan
terhadap tingkah laku yang khusus yang kon~isten dengan
kebenaran yang dipelajari dalam Tingkat 3 dan 4. "Jika Anda
membutuhkan agar suami And a berhenti minum minuman keras
supaya Anda merasa aman, maka Anda tidak dapat secara murni
menerimanya ketika ia minum. Jika Anda tidak membutuhkan
agar ia berhenti minum, jika semua yang dibutuhkan bagi
sekuriti adalah Tuhan dan apa pun yang dipilih-Nya untuk
disediakan dalam lingkaran Anda, maka Anda dapat dengan
murni menerima suami Anda ketika ia minum meskipun Anda
mungkin mengekspresikan kekecewaan Anda dan dengan kuat
mendambakan agar ia berubah. Minggu ini, apakah Anda
mencium bau minuman keras melalui nafasnya atau tidak (tetapi
terutama jika Anda mencium bau minuman keras), ekspre-
sikanlah keprihatinan Anda mengenai kebiasaan minumnya
tetapi lanjutkanlah bertingkah laku dengan baik dan dalam
suatu sikap yang penuh penerimaan. Sementara Anda melaku-
kan hal ini, And a akan menyadari semakin dalam bahwa Anda
dapat merasa aman, menjadi wanita yang utuh, tidak peduli
apakah ia minum atau tidak, karena Anda memiliki semua yang
dibutuhkan di dalam Allah dan apa yang dipilih-Nya untuk
disediakan". Tingkat 6 secara deskriptif dapat diungkapkan:
MERENCANAKAN DAN MENJALANKAN TINGKAH LAKU
ALKITABIAH.
Tingkat 7 hanya merupakan pengenalan pada kurangnya
perasaan yang dihubungkan dengan dosa dan kehadiran
"perasaan-perasaan rohani" (seperti yang sebelumnya telah
dibahas mungkin mencakup banyak emosi yang menyakitkan).
206 Konseling yang Efektlf & Alkitobloh

Perkembangan perasaan ketenangan, kebersamaan, dan keda-


maian merupakan pengalaman yang menyenangkan dan
meyakinkan. Konselor seharusnya mencari bukti dari karya
Roh ini dalam kehidupan kliennya dan memastikan bahwa hal
ini diperhatikan dan dinikrnati. Banyak orang Kristen telah
mengalami "perasaan yang benar-benar enak" ketika mereka
secara sadar tinggal dalam Kristus dan mengalami perasaan
bahwa "ada sesuatu yang keliru" ketika mereka keluar dari
persekutuan. Tingkat 7 mencerrninkan bahwa perasaan yang
hebat terhadap persesuaian yang dikembangkan yang
mengikuti pikiran yang diperbarui (Tingkat 4), komitmen
(Tingkat 5), dan ketaatan (Tingkat 6). Kita dapat menyebut
tingkat terakhir ini: MENGENALI PERASAAN-PERASAAN
YANG DIKUASAI ROH.
Dalarn bentuk diagram, model konseling yang dikembang-
kan dalam bab ini tampaknya seperti ini.

Tingkat 1: Mengenali masalah Tingkat 7: Mengenali perasaan


perasaan yang dikuasai Roh
1
Tingkat 2: Mengenali masalah
i
Tingkat 6: Merencanakan dan
tingkah laku menjalankan tingkah laku alkitabiah

Tingkat 3:
1
Mengenal masalah Tingkat 5:
t Memastikan komitmen
pemikiran
Tingkat 4: lenjelaskan pem ikiran
alkitabiah

MENGA]AR 1
Diagram 12
Sebuah Model Sederhana bag/ Konsellng 207

Catatan

1
John Carter. • Adam's Theory of Nouthetic Conseling", Journal of
Psychology and Theology, vol. 3, no. 3, 1975
2
· Expository Dictionary.
BAGIAN IV: MENGEMBANGKAN PROGRAM
KONSELING DALAM GEREJA LOKAL

10. Konseling dalam Kelompok Kristen


BABlO

Konseling dalam Kelompok


Kristen

alarn tahun-tahun terakhir ini tuntutan yang sernakin


D bertarnbah besar bagi pelayanan konseling telah rnendorong
studi yang serius bagi para profesional sebagai konselor. Konsep
para konselor yang dididik secara tidak profesional telah rnen-
jadi populer. Bagi sejurnlah orang gagasan "konseling" rnerniliki
pesona dan daya tarik tertentu tetapi yang rnenyerang prospek
sekolah formal. Terutarna dalarn gereja, kelornpok kerja dan
konseling ternan sebaya telah rnenyebar dalarn gaya epidernis,
rnengarnbil bentuk perternuan pernikahan, latihan kepekaan
antar pribadi, analisa pelaksanaan, dan yang sernacarn itu.
Sangat disesalkan, banyak yang ditarik dalarn peranan kon-
seling adalah orang-orang yang tidak kokoh yang dipikat oleh
kesernpatan untuk keintirnan secara instan; beberapa orang
ditarik oleh posisi otoritas yang kelihatan; yang lainnya rnelihat
titel "konselor" sebagai pernenuhan secara pribadi. Banyak
orang secara tidak sadar sedang berharap untuk rnenyelesaikan
rnasalah-rnasalahnya sendiri yang tertunda tanpa rnenying-
kapkan diri rnereka sendiri dalarn kedudukan sebagai konseli.
Dengan sernangat yang dikendalikan oleh kewaspadaan
212 Konseling yang Efektlf & Alkitablah

terhadap masalah-masalah yang berkaitan, saya meramalkan


perkembangan konselingyangpenuh arti dalam gereja lokal yang
dijalankan oleh para anggota gereja. Apabila itu dioperasikan
secara alkitabiah, maka anggota tubuh Kristus dapat mem-
perlengkapi para individu dengan semua sumber yang diper-
lukan untuk menyesuaikan signifikansi dan sekuriti dalam
Kristus. Namun kita tidak seharusnya berpikir bahwa kesem-
patan untuk pelayanan (yang memenuhi keperluan makna) dan
persekutuan (yang memenuhi keperluan rasa aman) secara
otomatis akan disambut gembira dengan saksama oleh setiap
orang percaya dan dengan jelas dipahami sebagai sesuatu
yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar mereka.
Pola-pola yang tidak disadari dari tingkah laku yang berdosa
dan pendekatan yang keliru terhadap kehidupan yang secara
diam-diam berkepanjangan akan terus berfungsi meskipun ada
komitmen yang tulus yang dilakukan secara sadar. Hati ini
menipu. Keyakinan-keyakinan yang keliru sering bersikeras
tetap tinggal sampai disingkapkan di dalam terang kesadaran
yang jelas . Konseling individu sering dibutuhkan untuk
menangani bentuk-bentuk masalah ini. Paulus mengingatkan
orang-orang Kristen di Tesalonika bahwa ia telah bekerja dengan
setiap orang secara individu dalam usahanya untuk membim-
bingmerekakepada kedewasaan rohani (1 Tes. 2:11). Gerejalokal
harus menerima tanggung jawab bagi pribadi secara individu
untuk memperhatikan setiap anggota. Dengan nyata tidak ada
s taf pelayanan yang dengan memadai dapat menangani
kebutuhan-kebutuhan yang sangat besar untuk memperhatikan
individu dalam anggota tubuh Kristus. Hal ini juga bahkan
tidak diusahakan. Pekerjaan itu milik anggota tubuh Kristus.
Model konseling yang dikembangkan dalam pasal 9 menye-
d iakan suatu dasar yang natural untuk mendefinisikan tiga
level konseling yang dapat dipadukan dengan luwes ke
dalam struktur gereja lokal.
. ,. -~-
Konseling dalam Kelompok Kristen 213
Masalah Perasaan Perasaan Alkitab

l
Masalah Tingkah laku
Tingkah
If" Alkit.biah

Komitmen

Masalah Pemikiran
rPemikiran Alkitabiah

' )oMengaj~__j
Dalam model yang sederhana ini tetapi yang saya yakin
komprehensif, tiga kemungkinan level konseling dapat dikenali.

Konseling melalui:
Levell Masalah Perasaan DORONGAN Perasaan
Alkitabiah

Level2 Masalah Tingkah Laku--NASIHAT Tingkah laku


Alkitabiah

Level 3 Masalah Pemikiran PENERANGAN )lo- Pemikiran


Alkitabiah

Mengacu pada Diagram 13

Proposal saya adalah sebagai berikut: semua anggota tubuh


Kristus dapat dan harus terlibat dalam konseling Level I.
Beberapa anggota tubuh Kristus (misalnya, tua-tua, gembala
sidang, diaken, guru Sekolah Minggu, orang-orang lainnya
yang dewasa rohani dan bertanggung jawab) dapat dilatih
dalam konseling Level II. Beberapa individu yang dipilih
214 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

dapat diperlengkapi untuk menangani masalah-masalah yang


lebih dalam, lebih sulit, kompleks dalam konseling Level III .
Jika dikembangkan sebagaimana mestinya, maka mungkin itu
pengharapan saya yang optimis tetapi realistis bahwa setiap
kebutuhan konseling (kecuali orang-orang yang terlib at
masalah organis) akan dipenuhi dalam kelompok gereja.

Level 1: Konseling melalui Dorongan


Pemahkah Anda menguping suatu percakapan antara dua
orang yang sedang menunggu kelas Sekolah Minggu dimulai?
"Hai, Sally, senang ketemu kamu ."
"Oh, hai, Peggy, apa kabarmu?"
"Baik terima kasih, bagaimana kabarmu?"
"Tidak ada keluhan kecuali Billy sakit flu ."
"Oh, ya? Wah, saya harap ia baik-baik saja. Anak saya Susie
juga kena flu semalam minggu lalu. Memang banyak yang
sakit akhir-akhir ini."
"Memang demikian -- oh -- itu Tuan Teldon sudah datang.
Sudah saatnya masuk kelas."
Kebanyakan kita terlalu terbiasa dengan bentuk percakapan
ini sehingga kita menerimanya secara wajar dan kita menye-
butnya persekutuan Kristen. Namun demikian, di dalam hati di
mana tidak seorang pun dapat melihat dan tidak seorang pun
diizinkan masuk, kita sedang sangat terluka. Seseorang dalam
kelas And a sedang bermasalah mengenai seorang suami yang
minum setiap malam, seorang anak perempuan yang bersikap
membangkang dan kemungkinan besar berandalan, jumlah
uang di bank merosot, pekerjaan ada dalam krisis, pemikahan
di ujung kehancuran, keinginan seksual yang menyesatkan
yang membanjiri pikiran dengan khayalan yang ganjil selama
menyanyi lagu "Kudus, Kudus, Kudus", atau perasaan bersalah
a tau kekosongan di mana kematian nampaknya melegakan, dan
lain sebagainya. Orang-orang dalam dunia yang dirusak dosa
sedang terluka dan sangat terluka. Namun demikian, begitu
sering interaksi kita dengan kumpulan orang percaya,
Konseling do/am Ke/ompok Kristen 215

orang-orang yang dengan siapa kita membagikan kesatuan


yang dalam mengenai keanggotaan yang sarna dalam anggota
tubuh Kristus, secara sambillalu bersikap ramah, murni tetapi
dangkal, dan sarna sekali tak berarti. Kita dengan hangat
berjabat tangan setiap hari Minggu dengan orang-orang yang
hampi r berantakan dan ki ta tidak pernah mengetahuinya sampai
benar-benar terjadi.
Banyak orang yang sedang mengalami penderitaan sangat
dapat ditolong melalui kehangatan, minat yang murni dari
orang-orang yang memperhatikan. Ketika saya merasa
dikasihi, beban saya nampaknya lebih ringan. Pengetahuan
bahwa saya dikasihi memperlengkapi saya dengan kekuatan
untuk menghadapi masalah- masalah saya dan dengan lebih baik
memampukan saya untuk percaya kepada Tuhan yang Pengasih.
Tubuh Kristus yang mengasihi memberikan kepada saya
perasaan yang dengan sempurna beralasan terhadap rasa aman
sementara saya merenungkan kebenaran yang luar biasa
mengenai kesatuan saya dengan orang-orang percaya lainnya,
yang dimungkinkan oleh tindakan kasih Yesus yang tertinggi.
Kenyataan keluarga yang saya miliki dalam Kristus memberi
kesan yang tak terhapuskan atas saya. Barn-barn ini saya
berbicara kepada suatu kelompok, di mana di dalamnya
terdapat orang-orang yang bercerai atau tidak pernah
menikah. Mereka menunjukkan masalah mereka yang terbesar,
yaitu kesepian: tidak ada orang yang dapat diajak berbagi
rasa, tanpa keluarga. Sementara saya membahas situasi mereka,
saya lebih merasa seperti seorang dokter ahli kandungan
pria yang sedang memberitahukan seorang wanita bagaimana
rasanya memiliki seorang bayi: saya telah sering mengamati
gereja itu tetapi saya tidak pernah mengalaminya. Namun
demikian, konsep yang dibagikan alkitabiah dan dengan
demikian bersifat valid tanpa mempedulikan kurangnya
pengalaman saya dalam kehidupan orang dewasa yang lajang.
Konsepnya adalah sebagai berikut: satu-satunya keluarga yang
kekal adalah keluarga dalam Kristus; keluarga natural kita
216 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

melalui kelahiran atau pernikahan bersifat sementara dan


ilustratif (dipakai untuk menjelaskan). Keluarga surgawi kita
(yang ada sekarang) bersifat kekal dan substantif (yang
sesungguhnya). Kita perlu untuk mempraktikkan bahwa
kebenaran dalam gereja-gereja lokal kita dalam banyak cara,
termasuk sating mendukung dalam kasih. Ini konseling Level I.
Konseling melalui Dorongan tergantung pada kewaspadaan
terhadap emosi-emosi yang menyakitkan dalam anggota
keluarga dan suatu usaha yang tutus untuk memahami mereka,
yang keluar melalui sikap penuh betas kasihan dan perhatian
terhadap orang yang terluka .
Barangkali konselor Level I memanfaatkan kewaspadaan
awal terhadap masalah dengan memperhatikan bahwa saudara
pria atau saudara wanitanya lebih diam dari biasanya, agak
sedikit dingin atau dipaksakan dalam percakapannya,
barangkali muram, atau mungkin dengan tidak dapat dibatasi
tetapi dengan nyata berbeda dari biasanya. Ditolong melalui
betas kasihan dan melalui keinginan yang kuat untuk meng-
komunikasikan kasih Kristus, maka ia kemudian akan mencari
kesempatan untuk memberi semangat, untuk terlibat dalam
percakapan yang berarti dengan tidak berat sebelah dalam
membantu yang lainnya. Saya dengan cepat dapat memberikan
suatu peringatan yang penting: berhati-hatilah agar Anda
jangan menjadi seorang yang bertipe seperti sirup (terlalu
manis), "Izinkanlah saya dengan penuh kasih mengatasi
luka-luka Anda tidak peduli apakah Anda terluka atau tidak. "
Sama sekali tidak ada salahnya dengan keramahan, percakapan
ringan yang biasa, yang memampukan And a untuk mengalih-
kan kepada level yang lebih bersifat pribadi jika dibutuhkan
oleh situasi. Tidak ada orang yang Jebih ofensif terhadap saya
daripada konselor yang bermaksud baik yang mencari korban
yang sedang putus asa. Saya tidak sedang menyarankan bahwa
kita menciptakan kesempatan-kesempatan konseling tetapi kita
lebih baik menjadikan diri kita peka terhadap mereka yang
benar-benar sah menyeberangi jalan kita.
Konsellng dolom Ke/ompok KrIsten 217

Sementara dalam pokok permasalahan kewaspadaan,


izinkan saya menawarkan saran lainnya. Beberapa orang
merupakan perampas simpati, sering tanpa disengaja, tetapi
mereka masih ingin sekali untuk diperhatikan. Pandangan ke
bawah, nada yang tertekan, sikap yang kaku ketika mengangkat
bahu dan kekakuan ketika tersenyum dengan beban -- suatu
siasat yang sering didisain untuk menarik simpati. Saya
benar-benar merasa jijik ketika saya memperhatikan diri saya
sendiri berdoa di hadapan urn urn dalam nada yang didisain
untuk mengkomunikasikan kedalaman rohani dan kecerdasan
teologis daripada dengan sederhana mengekspresikan diri
saya sendiri kepada Bapa saya. Jika Anda berpikirbahwa Anda
tidak pemah bersalah terhadap siasat yang begitu kekanak-
kanakan, maka saya tergoda untuk dengan lembut mere-
komendasi analisa pribadi yang lebih sensitif. Kita semua
senang menghasilkan suatu efek, menciptakan suatu kesan,
mendorong perhatian yang menyenangkan. Para konselor
Level I seharusnya menjaga untuk mengamati bagi mereka yang
nampaknya secara konsisten menuntut perhatian dengan
menceritakan keprihatinan mereka, baik secara terbuka
maupun secara samar, tanpa membuat usaha-usaha yang
bertanggung jawab untuk menangani masalah-masalah mereka.
Orang-orang seperti itu membutuhkan lebih sedikit dorongan
semangat dan lebih banyak nasi hat (konseling Level II).
Dengan kewaspadaan ini dalam pikiran, izinkan saya
melanjutkan memberikan contoh bagaimana konseling Level I
dapat beroperasi. Anggaplah Anda memperhatikan seorang
ternan yang kelihatannya agak muram selama kelas Sekolah
Minggu. Anda tidak tahu secara jelas keadaan apa yang mem-
bebaninya. Ingat bahwa apa yang nampak kepada Anda
seperti air muka yang sedih sebenamya mungkin ekspresi yang
mudah terlihat dari kasus yang buruk terhadap rasa panas
karena terlalu banyak minum kopi pada waktu sarapan.
Barangkali respons pertama Anda terhadap situasi itu adalah
berdoa dengan sederhana: "Tuhan, jika itu keinginan-Mu untuk
218 Konsellng yang Efektif & Alkitabiah

memakai saya dalam kehidupannya sebagai seorang saudara


yang memberikan dorongan semangat, saya mau. Buatlah saya
peka tanpa bersikap mengganggu dengan kasar." Tindakan
itu akan berarti jika orang-orang Kristen secara rutin mencari
kesempatan untuk memberikan dorongan semangat? Separuh
dari perjuangan dalam mengembangkan konseling Level I dalam
gereja lokal adalah untuk membangkitkan suatu sikap ringan
tangan yang berkelanjutan dalam setiap anggota terhadap satu
sama lain.
Kembali kepada contoh kita, setelah kelas berakhir Anda
menemui ternan And a dan memberikan sal am yang hangat secara
sambillalu.
"Senang bertemu kamu. Bagaimana keadaanmu?" Jangan
mulai dengan "Kamu kelihatannya sedih, ada masalah apa?"
kecuali And a kenai orang itu dengan baik dan dapat diyakinkan
secara relatifbahwa ia akan menyambut penyelidikan pribadi
Anda. Jika pertanyaan awal dimotivasi oleh minat yang
mumi dan kasih daripada hanya "mencampuri urusan orang
lain" atau hanya basa- basi, maka respons itu kemungkinan
besar mengandung beberapa petunjuk terhadap suatu masalah
jika benar-benar ada. Kembali, masalah sesungguhnya mungkin
paling baik ditangani dengan tablet dari Alka-Seltzer.
Barangkali cal on "klien" And a memberikan tanggapan dengan
"ini bukan salah satu hari baik saya tetapi saya akan mem-
baik, bagaimana kamu?" Anggaplah Anda berpikir Anda
memperhatikan suasana hati yang putus asa dalam suara dan
sikapnya. Dalam hal ini apa yang dikatakan konselor Level I?
Pikirkan apa yang Anda akan katakan. Ingatlah, semua yang
sedang diusahakan untuk dikerjakan adalah memahami dan
mengungkapkan kasih, memperkuat kebenaran yang membe-
baskan bahwa kasih Kristus secara penuh cukup untuk meme-
nuhi kebutuhan seseorang terhadap rasa aman. Tanggapan-
tanggapan berikut ini merupakan contoh-contoh khas mengenai
apa yangjangan dikatakan.
Konselingdalam Kelompok Kristen 219

1. "Memang, kita semua memiliki hari-hari seperti itu."


Res pons ini secara efektif mengakhiri percakapan ·
dengan tidak menangga~ orang itu secara cukup serius
untuk menghindari klise yang tidak berarti.
2. "Bukankah sesuatu yang luar biasa untuk mengetahui
bahwa segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan
kebaikan?" Kebenaran rohani menawarkan dengan fasih
sebagai obat mujarab yang memiliki efek untuk me-
ngendalikan perasaan sakit di bawah tanah di mana rasa
sakit itu tetap tidak terselesaikan dan sering kali meng-
hasilkan masalah-masalah psikologis ("Jika segala
sesuatu bekerja mendatangkan kebaikan maka seha-
rusnya saya tidak sedih; saya akan berpura-pura untuk
tidak sedih").
3. "Berharaplah hal-hal akan menjadi lebih baik". Di
dalam orang itu tidak ada minat untuk dikomunika-
sikan. Pengharapan Kristen diberikan benar-benar seba-
gai kehampaan kosong yang bermaksud baik terhadap
makna dasar.
4. "Ada masalah apa?" Jika Anda mengenal orang itu
dengan baik, m.u ngkin ini merupakan suatu respons
yang baik tetapi sekalipun demikian mungkin itu terlalu
langsung. Kebanyakan orang tidak siap mengungkapkan
konflik-konflik penting dengan cepat. Suatu pertanyaan
langsung seperti ini mungkin menakutkan orang itu
sehingga menjauhkan di ri dengan jawaban ringan seperti,
"Oh, sungguh tidak ada apa-apa, makan mal am yang lezat
paling tidak pasti menyembuhkan."
5. "Apakah pekerjaan tidak berjalan dengan lancar?"
Sebelum Anda mengetahui di mana letak perma-
salahannya, memperkenalkan suatu kemungkinan bidang
khusus dari konflik tidak lebih dari pekerjaan menebak
dan cenderung menyebabkan Anda kelihatan tidak
peka. Bahkan jika And a memiliki alasan untuk meyakini
masalah itu berhubungan dengan pekerjaan, Anda lebih
220 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

baik memberikan kesempatan kepadanya untuk


menjelaskan konflik yang sebenamya.

Para konselor Level I seharusnya tidak pemah memberikan


tanggapan-tanggapan "kalengan" (terlalu cepat). Para konselor
pemula sering menangani kegelisahan mereka dengan bersem-
bunyi di balik serangkaian ungkapan atau kalimat yang cerdas,
tepat. Suatu kali saya mengatakan kepada seorang mahasiswa
yang sedang praktik untuk memulainya responsnya terhadap
seorang klien dengan kata-kata "Anda merasa ... " agar dapat
mengembangkan dalam konselor pelajaran mental dari
empati. Dalam sesion berikutnya yang direkam ia memulai
setiap kalimat dengan "kata-kata terapetis" ini tanpa
menghiraukan apakah cocok atau tidak. Klien dalam suatu
kesempatan bertanya, "Jam berapa sekarang?" Dengan penuh
tanggung jawab ia memberikan respons, "Anda merasa ingin
tahu mengenai waktu ." Tidak ada satu pun yang dengan
cepat menghancurkan konseling daripada suatu kontradiksi
kewajaran melalui penggunaan teknik interaksi yang
dibuat-buat, dipaksakan, diprogramkan . Bahkan seorang
konselor ketika menggunakan teknik terapi tingkah laku yang
berstruktur seperti pengurangan kepekaan sistematis, harus
bersikap seadanya. Beberapa kalimat yang disarankan di
bawah dimaksudkan hanya untuk menunjukkan kepada
pembaca dalam suatu arah yang tepat secara luas . Kata-kata
Anda harus milik Anda sendiri.
Respons-respons seperti berikut ini dapat menyampaikan
sikap, "Saya di sini, saya sedang mendengarkan, saya
memperhatikan."
"Kedengarannya And a seperti agak sedikit sedih."
"Tidak me rasa sebaik seperti biasanya, yah?"
"And a me rasa agak be rat hari ini."
Jika "klien" Anda bahkan menjumpai berbagai anggapan
lembut ini terlalu mengancam (dan beberapa akan merasa --
refleksi-refleksi ini mungkin masuk ke dalam tempat persediaan
Konseling do/am Ke/ompok Kristen 221

yang besar dari emosi-emosi yang menyakitkan), maka mungkin


ia akan menarik diri dengan menyangkali perasaannya. "Tidak,
saya tidak me rasa seburuk itu." Kern bali, pertimbangkanlah
kemungkinan bahwa mungkin ia benar-benar tidak merasa
seburuk itu dalam kasu s mana Anda kehilangan seorang klien
dan memanfaatkan perjumpaan yang rileks dari persekutuan
yang ringan. Seandainya ia tidak terluka parah dan tidak
membutuhkan pelayanan Anda, maka tidak ada kerugian yang
telah dilakukan dan sebenarnya sesuatu yang positif
barangkali telah terjadi (menempatkan diri Anda sebagai
seorang sa udara pria yang memperhatikan mungkin menye-
diakan kesempatan untuk menolong di kemudian hari}, atau ia
akan senang membagikan bebannya sendiri kepada seseorang
namun pada saat ini ia tidak merasa cukup aman untuk
melakukannya. Sekali lagi, menetapkan diri Anda sendiri
sebagai seseorang yang memperhatikan dapat mengakibatkan
ia akan mencari Anda minggu selanjutnya, sambil berharap
untuk membagikan beban-bebannya kepada And a pad a saat itu.
Jika orang itu terbuka, tanggung jawab And a pad a dasarnya
tidak berubah: mengkomunikasikan minat dan perhatian.
Begitu banyak orang bertanya-tanya: "Apa yang dapat saya
katakan untuk menolong? Saya bukan konselor." Yang lainnya
merasa tertekan untuk memecahkan masalah dengan segera.
Konseling Level I menyediakan bahan yang sangat kuat,
ya itu penerimaan yang sesungguhnya. Dalam pasal
sebelumnya saya mengembangkan gagasan bahwa begitu
ban yak ak.ibat dari kebutuhan rasa aman yang terhalang, sikap
yang dirasakan sangat dalam bahwa "tidak seorang pun peduli
mengenai saya." Jangan memikirkan konseling Level I hanya
untuk mengkomunikasikan kasih. Tidak ada "hanya" dalam hal
penerimaan yang sesungguhnya terhadap orang lain. Dengan
hangat terns merefleksikan dan melibatkan diri Anda dalam
rasa sakit emosional apa pun yang dibagikan saudara seiman
Anda dengan sendirinya akan memiliki akibat yang sangat
kuat dan kadang-kadang revolusioner. Jangan cepat-cepat
222 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

rnenawarkan nasihat atau rnenunjukkan saran. Tunggu


sernentara dan dengarkan. Jika nasihat yang baik rnuncul,
tawarkan. Jika penunjukan pada surnber pertolongan yang lain
tarnpaknya rnernadai, kerjakan. Dalarn ban yak kasus tanggapan
Anda terhadap individu yangsedangterluka akan rnenyediakan
dasar di atas mana ia akan rnarnpu rnernecahkan kernbali
dengan berhasil rnasalah apa pun yang akan dialarninya.
Berikut ini rnewakili sebuah contoh dari suatu usaha yang
efektif untuk rnengkonsel dalarn level ini. Dua orang wanita
sedang rnakan siang.

Hazel: "Cathy, kadang-kadang saya begitu frustrasi


terhadap George. Menundukkan diri terhadap-
11
nya tidaklah rnudah.
Cathy: (Saya ingin rnenanyakan apa rnasalahnya
tetapi saya hanya akan rnernbiarkan dia tahu
bahwa saya rnendengarkan dia dan rnelihat
apakah ia rnau rnengatakannya kepada saya.
Mungkin saya dapat rnenolong dengan cara
hanya rnenjadi seorang pendengar yang baik.)
Kedengarannya karnu seperti sedang
11

11
rnelewati rnasa yang cukup sulit.
Hazel: 0h, Cathy, ia hanya tidak akan rnau
11

rnenghadapi rnasalah yang sedang karni


hadapi dengan putra karni Peter. Peter
rneninggalkan sekolah, sepanjang waktu
berbicara tidak sopan kepada saya. Saya yakin
ia terlibat obat bius dan George rnenolak
11
bahkan untuk rnernbicarakan hal ini.
Cathy: (Saya ingin rnenyetujuinya rnengenai betapa
parah- nya George -- kedengarannya ia pasti
sedang gagal dalarn pekerjaannya- tetapi itu
rnungkin rnenarnbah kekesalannya. Bagai-
rnanapun juga ia sedang rnenghadapi rnasa
yangsukar.)
Konseling do/am Kelompok Kristen 223

"Ia hanya tidak mau menghadapinya? ltu pasti


menjengkelkan."
Hazel: "Memang benar demikian. Namun demikian,
seberapa jauh kamu melaksanakan penundu-
kan diri? Apakah saya harus mengamati putra
saya membenamkan diri sampai kering
sampai George memutuskan untuk bertindak?"
Cathy: (ltu pertanyaan yang sulit. Saya ingin
mengatakan kepadanya untuk menyerang
suaminya dengan kata-kata kasar tetapi hal itu
nampaknya tidak alkitabiah. Saya benar-benar
tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan.
Mungkin saya dapat memberikan dorongan
kepadanya dengan membiarkan ia tahu
bahwa saya juga bingung.)
"Hal itu juga membingungkan saya, Tidak
mudah untuk mengerti secara tepat apa yang
kadang-kadang diinginkan Allah untuk kita
lakukan."
Hazel: "Yang saya maksud, begitu buruknya karena
satu-satunya waktu George berbicara kepada
Peter pada saat ia berteriak kepadanya. Saya
tidak dapat tahan. Ia membuat saya begitu
marah."
Cathy: (Oh, oh. Ia benar-benar penuh dengan
kekesalan dan siap meledak. Saya lebih baik
menolongnya untuk melihat bahwa ia sedang
merasa agak pahit.)
"Hazel, sementara saya mendengarkan kamu
berbicara, saya bingung mengenai apa yang
harus kamu lakukan. Namun kedengarannya
seperti kamu menjadi agaklebih pahitterhadap
George."
Hazel: "Ya, saya rasa demikian. Tetapi kalau kamu
bagaimana?"
224 Konsellng yang Efektlf & Alkitabiah

Cathy: (Sekarang ia sedang mencoba membenarkan


kepahitannya. Jika saya menolongnya untuk
melihat apa yang sedang dikerjakannya
mungkin ia akan melibatkan hal itu.)
"Hazel, tidakkah mungkin kamu sedang
merasa sedikit bersalah berkenaan dengan
sikap yang begitu kesal dan sekarang sedang
mencoba untuk mengatakan bahwa kamu
diberi alasan yang tepat untuk bersikap
pahit?"
Hazel: "Saya kira demikian hanya terlalu sulit."
Cathy: (lni bukan saatnya untuk menempelak. Ia
perlu membereskan kemarahannya dan perlu
untuk lebih baik memahami penundukan
diri tetapi saya tidak yakin jika saya memiliki
jawaban-jawabannya. Saya akan mengacu
pada konselor Level II dalam gereja lokal kita.
Sekarang saya akan meminjamkan kepadanya
penerimaan yang penuh dengan kasih yang
sangat dibutuhkannya untuk melewati ini.)

"Pasti hal itu lebih sulit daripada yang dapat


dibayangkan. Hazel, saya benar-benarprihatin
mengenai bagaimana sulitnya hal-hal ini;
kamu pasti sakit di dalam. Mungkin kamu
perlu untuk melihat secara tepat bagaimana
ajaran-ajaran Alkitab mengajar kamu untuk
menangani situasi-situasi seperti ini. Mengapa
kamu tidak mengizinkan saya meminta Phil
Kearney di gereja dan mengatur agar ia dapa t
berbicara denganmu. Ia banyak berbicara
dengan orang-orang di gereja mengenai
bagaimana menangani situasi-situasi yang
sulit seperti yang kamu alami secara
alkitabiah."
Konseling dolom Ke/ompok KrIsten 225

Sering kali Konseling melalui Dorongan akan menyediakan


kekuatan yang diperlukan untuk melakukan apa yang dengan
nyata benar. Dalam beberapa peristiwa, seperti dalam contoh di
atas, Konseling melalui Nasihat mungkin diperlukan. Jika Cathy
merasa arnan untuk beralih ke Level II, maka ia dapat menangani
masalah itu sendiri. Jika ia benar-benar tidak yakin mengenai
tingkah laku alkitabiah apa yang akan diberikan, maka
menunjukkan seorang konselor Level II yang lebih ber-
pengetahuan akan memadai.

Level II: Konseling Melalui Nasihat


Kitab Hakim-Hakim diakhiri dengan suatu kalimat yang
menjelaskan banyak masalah yang sedang dialami bangsa
Israel : "Setiap orang berbuat apa yang benar menu rut
pandangannya sendiri" (Hakim-Hakim 21:25). Jadi sekarang
penting untuk memperhatikan bahwa orang-orang ini
benar-benar berpikir bahwa cara menangani masalah mereka
itu benar. Komentar Tuhan atas tingkah laku mereka adalah,
"Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan"
(Hakim-Hakim 13:1). Mereka dengan tulus meyakini bahwa
mereka benar. Allah menyatakan mereka jahat.
Begi tu sering orang memberikan respons terhadap keadaan
masalah dengan cara yang bagi mereka masuk akal. Karena hati
ini penuh tipuan, maka mungkin saja untuk secara sadar
bersikap tulus, namun demikian sarna sekali salah. Rogers
mengajarkan bahwa pembimbing yang tidak pemah salah
terhadap tingkah laku yang produktif dan integratif adalah
kecenderungan diri sendiri terhadap "penetapan nilai
kehidupan organismis." Dalam bahasa yang sederhana, Rogers
menasihatkan orang untuk melakukan apa yang benar
menurut pandangannya sendiri, untuk mempercayai reaksi-
reaksi terdalam "sampai ke isi perut" sebagai suatu petunjuk
yang sah untuk merencanakan arah tingkah laku mereka. Jika
Anda merasakannya, lakukan! Betapa hal itu sarna sekali tidak
226 Konsel/ng yang Efektif & Alkitobloh

alkitabiah! Orang-orang Kristen tidak boleh menempatkan


kepercayaan akhir dalam pengalaman bentuk apa pun tetapi
dalam pengungkapan ayat-ayat Alkitab secara tepat. Seorang
klien Kristen saya yang sok tahu berdebat mengenai apakah ia
boleh meninggalkan istrinya. Percakapan kami berjalan seperti
ini.

Klien: "Saya benar-benar tidak tahu bagaimana


perasaan saya mengenai hal itu. Mungkin
saya harus meninggalkannya; mungkin saya
akan lebih bahagia, tetapi saya tidak tahu."
Konselor: "Anda kedengarannya agak bingung dengan
perasaan Anda. Apa pemahaman Anda
mengenai perintah Allah yang harus
dilakukan?"
Klien: "ltu sulit untuk dijelaskan. Kadang-kadang
saya me rasa Ia sedang mengatakan kepada saya
'Mengapa terus bersedih, keluarlah dan
nikmati sedikit dari kehidupan,' dan kemu-
dian pada kesempatan lain saya tidak tahu."
Konselor: "Allah telah berbicara dengan jelas mengenai
pokok permasalahan itu dalam Alkitab. Ia
memerintahkan agar Anda tidak memutuskan
apa yang telah disatukan-Nya. Ia melarang
perceraian kecuali atas dasar perzinahan dan
melarikan diri dan Anda tidak memiliki
dasar-dasar itu."
Klien: "Tetapi saya tidak tahu bagaimana perasaan
saya."
Konselor: "Tidakkah Anda lihat bahwa sebagai seorang
Kristen perasaan Anda bE;nar-benar tidak
relevan dengan keputusan Anda? Allah telah
memerintahkan agar Anda melakukan apa
yang diperintahkan-Nya. Satu-satunya
masalah adalah apakah Anda memilih untuk
Konseling do/am Kelompok Kristen 227

rnenaati Allah atau tidak. Jika Anda rnernilih


untuk rnenaati-Nya, rnaka Ia akan bekerja
~
rnenolong Anda bertingkah laku secara
alkitabiah terhadap istri Anda dan perasaan
And a akan rnengikutinya."
Klien: (dalarn ledakan kernarahan) "Tunggu sebentar.
Mengapa saya harus rnelakukan apa yang
ditulis oleh sebuah Kitab yang ditulis 2000
tahun yang lalu?"

Reaksinya agak khas, saya akan rnenilai banyak sikap orang


terhadap ;.tjaran-ajaran Alkitab. Francis Schaeffer telah
rnengfingkapkan pendapat bahwa rnedan perternpuran utarna
kita saat ini dalam wilayah penginjilan rnencakup otoritas
ajaran-ajaran Alkitab. Konseling alkitabiah harus secara tepat
alkitabiah. Kita rnernbutuhkan arah yang bersifat otoritatif
dalarn berurusan dengan kerurnitan yang berlirnpah dan
rnengacaukan yang rnenarnpakkan diri setiap hari. Ketika kita
rnenghadapi suatu situasi rnasalah dan harus rnenentukan
serangkaian tindakan, rnaka kita dapat rnencari pertolongan
dalarn beberapa pengarahan. (1} "Ahli nasihat" tersedia. Para
ahli dalarn kehidupan keluarga dan pernecahan rnasalah yang
kadang-kadang sedang bergurnul dengan rnasalah-rnasalah
rnereka dengan tidak berhasil sering tidak sepakat satu dengan
yang lainnya. Yang lebih penting, nasihat rnereka dicurigai ada
di atas dasar yang tidak pemah rnungkin lebih dari sekadar
pendapat orang yang tidak sernpuma. (2) "Akal sehat"
rnungkin rnenjadi pernbirnbing tetapi kurnpulan hikrnat yang
jelas, intuitif yang berlabelkan "akal sehat" kernbali rnewakili
tidak lebih daripada pendapat-pendapat orang-orang yang
cenderung salah. (3) Kita dapat rnernbabi buta rnernpercayai
"pertirnbangan batin" kita, sarnbil berharap bahwa desakan kita
untuk hidup secara efektif yang dikacaukan dengan perasaan
dasar dari hikrnat akan bergabung untuk rnernirnpin kita di
sepanjangjalan-jalan yang produktif, penuh kedarnaian. Sekali
228 Konseling yang Efektif & Alkltabiah

lagi, komentar yang jelas harus dibuat: mengikuti prasangka


Anda sendiri atau "insting" adalah mempercayai manusia
yang sudah jatuh dalam dosa · yang berprasangka, terbatas,
dan tidak sempuma. Masalahnya jelas. Setiap petunjuk selain
dari firman Allah dicurigai. Orang-orang Kristen memiliki
kesempatan yang luar biasa untuk membangun hid up mereka
menurut suatu program yang terjamin. Konseling Level II pada
dasamya terdiri dari spesifikasi mengenai strategi rohani untuk
menangani situasi yang ada.
Setiap orang yang telah mencoba mengkomunikasikan
nasihat alkitabiah kepada orang-orang yang tidak bahagia
telah memperhatikan dengan perasaan kesal bahwa banyak
orang dengan keras kepala mogok terhadap pengarahan-
pengarahan alkitabiah. Seorang wanita datang menemui saya,
sambil mengeluh tentang suaminya yang peminum. (Izinkan
saya kembali mengungkapkan bahwa saya tidak pemah akan
mengacu kepada siapa pun yang terlintas dalam pikiran
sementara Anda membaca deskripsi kasus saya. Setiap kasus
yang dilaporkan cukup disamarkan untuk mencegah dapat
dikenal.) Selama bertahun-tahun ia telah berusaha untuk
membuat suaminya berubah, menjalani setiap teknik tipu
muslihat kewanitaan yang dapat dikerahkan oleh akal
bulusnya. Ketika wanita ini datang menemui saya, ia ingin
meninggalkan suaminya. Sementara saya memandangnya --
pahit, tertekan, putus asa, sama sekali sedih -- saya memikirkan
nasihat Petrus yang penting bahwa para istri harus tunduk
kepada suami mereka yang bel urn percaya. Kemudian saya
memikirkan ekspresi ' pemazmur mengenai cinta terhadap
perkataan Allah: "Betapa manisnya janji- Mu itu bagi
langit-langitku, lebih daripada madu bagi mulutku." (Mazmur
119:103). Saya tidak dapat membayangkan bahwa jika saya harus
membacakan kepada wanita ini perkataan Allah melalui
Petrus, "Hai istri tunduklah kepada suamimu," bahwa ia akan
memberikan respons dengan "Oh, gagasan yang betapa manis,
luar biasa. Saya begitu menghargai nasihat yang hebat ini. Saya
Konsellng dalam Ke/ompok Kristen 229

mau menerima peminum yang terlentang di atas sofa di


rumah." Lalu bagaimana nasihat alkitabiah dapat dihargai
sebagai sesuatu yang manis? Izinkan saya memberi contoh.
Beberapa waktu yang lalu saya membeli sebuah Rumbler bagi
anak laki-laki saya. Bagi mereka saya tidak tahu, Rumbler adalah
sebuah kendaraan fantasi yang mencolok untuk anak-anak
kecil. Anak laki-laki saya menunjukkan garnbar dalam surat
kabar kepada saya dan saya setuju untuk membelikannya.
Ketika saya pergi ke toko, mereka tidak memberikan kepada
saya apa yang telah saya lihat dalam iklan surat kabar tetapi
sebuah kotak besar yang terbuat dari papan, yang kemudian
baru saya dapatkan ketika saya mengosongkan isinya di atas
lantai garasi kami, berisi apa yang nampaknya terdiri dari 10.000
bagian terpisah. Di tengah-tengah pertunjukan yang
membingungkan ini saya melihat sebuah buklet dengan judul
yang dengan gembira memperdayakan "Langkah-langkah
Penyusunan yang Mudah". Saya membolak-balik sepanjang
sembilan halaman dan lima puluh empat langkah, di mana
setiap langkah memberikan instruksi untuk menggabungkan
bagian yang tidak pernah saya dengar dan tidak dapat
ditemukan dengan bagian yang lain yang tidak pemah saya
dengar dan tidak dapat ditemukan. Anda harus mengerti
bahwa saya tidak diberkati dengan kemampuan mekanis.
Ketika mesin cuci kami rusak, saya meletakkan tangan saya di
atasnya dan berdoa, kemudian memanggil tukang yang
memperbaiki. Sambil berdiri di sana dalam garasi saya
memandang tumpukan dari logam campuran, karet, dan
plastik, dan sambil memegang buku instruksi yang didisain
bagi para insinyur yang sudah lulus, saya merasa tersesat,
send irian, dan sama sekali tanpa ada dorongan. Dan kemudian
anak laki-laki saya pulang ke rumah dari sekolah. Ia
memasukkan kepalanya sambil tersenyum Iebar dan berkata,
"Hai, ayah, apakah Anda sudah mendapatkan Rumbler saya?"
Kemudian ia melihat tumpukan itu. Ketika ia menilai keadaan
genting itu, senyumnya hilang dania berkata "Oh" dengan cara
230 Konsellng yang Efektlf & Alkitablah

yang penuh kesabaran dan pengertian dan pelan-pelan ia pergi.


Saya mengasihi anak-anak laki saya. Tidak ada satu pun yang
lebih menggetarkan hati saya daripada melihat mereka
bahagia. Saya berpikir mengenai buku instruksi itu dan
menyadari bahwa sesungguhnya itu bukan musuh saya tetapi
kawan saya. Dengan mengikuti apa yang telah dikatakan saya
dapat menghasilkan sesuatu yang akan menyenangkan anak
saya. Tidaklah mudah untuk memahami atau mengikuti, tetapi
sekarang saya dimotivasi. Tiap-tiap dari lima puluh empat
langkah itu menjadi seperti madu dalam mulut saya ketika saya
berpikir mengenai kesenangan untuk memahami langkah-
langkah tersebut dan mengikutinya akan membawanya
kepada anak laki-laki saya. Setelah dua hari yang dipenuhi
dengan rasa frustrasi, kemudian saya mempersembahkan
Rumbler yang menarik, yang dibuat dengan baik kepada anak
laki-laki saya yang sangat gembira.
Apakah maksud saya jelas? Alkitab merupakan buku
instruksi kita. Kehidupan kita sering ada dalam 10.000 bagian,
yang berserakan dalam keadaan kacau balau dengan sedikit
pengarahan atau pola. Buku peraturan, Alkitab, tidak selalu
mudah untuk dipahami dan kadang-kadang sangat sulit untuk
diikuti. Kita sering harus mengundang para spesialis untuk
menolong kita menafsirkan apa maksudnya. Allah telah
mengetahui lebih dulu kebutuhan ini dan memberikan kepada
gereja lokal karunia dari para pengajar. Visi saya mencakup
r · elatih beberapa guru ini ,dalam konseling Level II,
memperlengkapi mereka untuk menetapkan dengan jelas
langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan untuk membenahi
kehidupan yang kacau. Motivasi untuk mengikuti buku
peraturan itu hanya satu: Saya ingin menyenangkan Tuhan. Saya
mengasihi Dia. Ia mati bagi saya. Sementara saya dengan
hati-hati memperhatikan pengarahan-pengarahan dalam
Alkitab, kehidupan saya akan menjadi sumber kesukaan bagi-
Nya. Hanya dalam perspektif ini, pengarahan-pengarahan
alkitabiah selalu dapat dihargai semanis madu bagi mulut saya.
Konsellng do/am Kelompok Kristen 231

Di atas semuanya konseling Level II menuntut pengetahuan


Alkitab. Teknik konseling penting. Kemampuan untuk
membangun hubungan, untuk merefleksikan perasaan secara
akurat (Level I) dan untuk bereaksi secara peka terhadap
kebutuhan seseorang sangat penting. Narnun tanpa penge-
tahuan yang membentuk dari prinsip-prinsip kehidupan yang
alkitabiah, maka seseorang benar-benar tidak dapat menasihati
dalam Level II.
Bill Gothard dalam seminar-seminamya dan Jay Adams
dalam buku-bukunya menawarkan pemyataan komprehensif
yang paling membantu dari banyak prinsip alkitabiah untuk
menangani situasi- situasi masalah. Latihan dalam Level II akan
mencakup pemeriksaan kembali terhadap banyak situasi dan
diskusi mengenai prinsip- prinsip alkitabiah terapan seperti
yang diajarkan oleh Gothard dan Adams. Misalnya, dalam
Tingkat II konselor akan mampu memikirkan suatu situasi
seperti ini. Tuan A telah berzina. Istrinya tidak tahu mengenai
hal ini. Tuan A mengatakan kepada Anda bahwa istrinya akan
meninggalkannya jika istrinya tahu. Ia telah bertobat dari
dosanya dan ingin mengembangkan komunikasi dengan
istrinya. Apa yang Anda katakan kepadanya untuk dilakukan?
Apakah ia harus mengatakan kepada istrinya? Apakah ada
prinsip-prinsip alkitabiah yang dapat diterapkan? Atau
apakah kita menggantungkan situasi ini pada aka! sehat yang
sudah dikuduskan?
Ayah seorang gadis berusia remaja adalah seorang majelis
dalam gereja. Gadis ini datang kepada gembala sidang dan
mengutarakan kepadanya bahwa ayah dan ibunya sedang
mengalami masalah pemikahan yang serius. Apa yang seharus-
nya dilakukan oleh gembala sidang itu? Anak perempuan itu
tidak ingin orang-tuanya tahu bahwa ia membagikan pergu-
mulan mereka kepada pendetanya tetapi ia begitu khawatir
dan menghendaki bantuan. Haruskah pendeta ini meng-
hancurkan kepercayaannya? Mengabaikan situasi itu? Apakah
makan si'ang bersama ayahnya dan dengan hati-hati dan
232 Konse/lng yang Efektlf & Alkltobloh

bijaksana mulai membicarakan masalah ini dengannya?


Contoh-contoh seperti ini seharusnya menunjukkan bahwa
lebih banyak yang dibutuhkan dari seorang konselor Level II
yang benar-benar efektif daripada daftar singkat mengenai
prinsip- prinsip yang diuraikan dengan baik. Ia perlu untuk
mampu "berpikir alkitabiah". Sebagai tambahan terhadap
pengetahuan dari prinsip-prinsip dasar alkitabiah mengenai
pernikahan, komunikasi, mengatasi kemarahan, membesarkan
anak, tingkah laku seksual, perceraian, kecanduan, mengatasi
godaan, dan sebagianya, ia harus "membiarkan perkataan
Kristus diam dengan segala kekayaan-Nya ... dengan segala
hikmat" (Kolose 3:16). Ia harus lancar dalam pemikiran
mengatasi situasi-si tuasi yang kompleks dan mengenal
pendekatan yang akan paling konsisten dengan pengajaran
alkitabiah. Sebelum Paulus menawarkan beberapa prinsip
kehidupan dalam Kolose 3:18-22, ia memerintahkan para
pembaca untuk melakukan semua itu dalam nama Tuhan
Yesus (Kolose 3:17). Ia kemudian melanjutkan menawarkan
contoh-contoh dari tingkah laku seperti itu dan kemudian
mengulanginya lagi, "Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan"
(Kolose 3:23).
Jadi para calon yang latihan Konseling Level II harus
orang-orang Kristen yang memiliki pengenalan yang luas
terhadap ajaran Alkitab dan secara aktif mengembangkannya
melalui studi. Latihan akan terpusat pada (1) prinsip-prinsip
dasar kehidupan Kristen dalam beberapa bidang penting, (2)
bagaimana memikirkan suatu situasi masalah dan tiba pada
strategi alkitabiah untuk mengatasinya dan (3) keahlian-
keahlian secara umum dalam wawancara. Para gembala sidang
dan pemimpin gereja lainnya merupakan prospek yang jelas
bagi latihan seperti itu.
Izinkan saya menawarkan sebuah contoh singkat dan padat
dari konseling Level II. Dalam contoh konseling Level I Cathy
telah menunjukkan Hazel kepada Phil, seseorang dalam gereja
Konsellng do/om Kelompok Kristen 233

yang dikenal sebagai seorang konselor Level II.

Phil: "Hazel, Cathy rnenceritakan kepada saya


rnengenai situasi Anda. Saya dapat rnernaharni
kebingungan And a. Sa:ya yakin itu rnerupakan
rnasalah yang rnenyakitkan."
Hazel: "Saya benar-benar tidak tahu apa yang harus
dilakukan sehubungan dengan hal itu."
Phil: "Ceritak.anlah kepada saya rnasalah sebagai-
rnana Anda rnernandangnya, hanya untuk
rnernastikan bahwa apa yang saya ketahui
benar."

Hazel rnengulangi kernbali situasi itu terrnasuk seorang putra


yang kecanduan, dengan siapa ia sedikit berkornunikasi dan
seorang suarni yang rnenolak untuk rnenangani situasi itu.

Phil: "Bentuk pendekatan apa yang telah diusa-


hakan dalarn rnenangani hal ini?"
Hazel: "Tidak ada satu pun yang dapat saya lakukan."
Phil: "Hazel, rneskipun saya yakin Anda rnerasa
sangat buntu, narnun keindahan ajaran Kitab
Sud adalah bahwa ada cara alkitabiah untuk
rnenangani setiap situasi. Akibatnya rnungkin
tidak selalu seperti apa yang diinginkan
tetapi Anda dapat rnerniliki darnai sejahtera
yang dalarn dan pengetahuan bahwa tingkah
laku Anda sedang rnenyenangkan Allah dan
bahwa Ia sedang beketja rnelalui Anda untuk
rnenyelesaikan tujuan-tujuan-Nya. Saya dapat
rnernberikan jarninan darnai sejahtera dan
pengetahuan itu.
Hazel: "Sernua yang saya perhatikan adalah bahwa
agar putra saya rnenjadi baik."
234 Konseling yang Efektif & Alkitablah

(Hazel cenderung pada Kegelisahan Dasar, rnernikul


tanggung jawab untuk sesuatu yang tidak dapat dikontrolnya.
Apa pun yang rnengharnbat sasarannya untuk rnernbuat putra-
nya rnenjadi benar akan rnengakibatkan kekesalan. Tidak he ran
ia begitu rnarah terhadap suarninya. Ia rnernandang suarninya
sebagai pengharnbat untuk rneluruskan putranya.)

Phil: "Hal itu cukup wajar dan dapat dirnengerti,


Hazel tetapi sikap And a tidak alkitabiah. And a
tidak dapat secara total rnengontrol bagairnana
putra Anda seharusnya. Mernang benar Anda
dapat rnelakukan banyak hal untuk rnena-
nganinya tetapi Anda tidak dapat
rnengontrolnya."
Hazel: "Apakah salah rnenginginkan anak saya
rnenjadi seorang Kristen yang baik?"
Phil: (Oh, oh -- ia agak tidak bersahabat. Saya tidak
rnau rnenghentikannya pada hal-hal yang
tidak perlu tetapi saya harus rnernbuat dia
rnelihat bahwaia rnerniliki sasaran yang keliru .)
"Tentu saja tidak, dan saya ingin rnelakukan
apa saja yang dapat saya lakukan untuk
rnenolong Anda bersarna putra Anda .
Sasaran Kristen harus tetap sarna dalarn setiap
situasi, 'Tuhan, apa yang dapat saya lakukan
untuk rnenyenangkan Engkau?' Bagi saya
narnpaknya sasaran Anda adalah, 'Apa yang
dapat saya lakukan untuk rnengubah putra
saya?' Bisakah Anda rnelihatnya?"
Hazel: "Ya, saya kira dernikian."
Phil: "Bagus. Anggaplah sasaran Anda hanya
untuk rnenyenangkan Tuhan dalarn cara Anda
rnernberikan respons terhadap suarni Anda.
Menu rut And a bagairnana And a dapat rnelaku-
kan itu untuk rnenghorrnati Tuhan?"
Konseling dalam Kelompok Kristen 235

Hazel: "Untuk permulaan, saya kira, seharusnya saya


tidak mengganggu suami saya mengenai hal
itu.
Phil: "Memang sulit untuk tidak ngomel, bukan?
Namun Anda benar. Petrus memerintahkan
para istri agar mereka memiliki roh yang lemah
lembut dan tenang. Apakah Anda tahu apa
artinya?"
Hazel: "Saya kira jadi keset kaki ."
Phil: "Ayolah Hazel (berbicara dengan sabar
sambil tersenyum), dapatkah Anda memba-
yangkan bahwa Allah menginginkan Anda
menjadi sebuah alas kaki? Apa yang
dimaksudkan adalah bahwa Anda harus
memperlihatkan damai sejahtera karena
mengetahui bahwa Allah mengontrol segala
sesuatu."
Hazel: "Tetapi tidakkah saya boleh berbicara sama
sekali? Saya sedang membiarkan lblis terus
tidak terkendali jika saya tidak berkata
apa-apa."
Phil: "Anda harus mengatakan sesuatu. Orang-
orang Kristen harus berdiri kuat teguh
melawan lblis tetapi keteguhan mereka
seharusnya tidak pemah melanggar penga-
rahan-pengarahan alkitabiah . Katakanlah
kepada George apa adanya mengenai perasaan
Anda tetapi bukan dengan suatu sikap karena
'Saya begitu marah kepada Anda karena
mengabaikan hal ini tetapi saya perlu
membagikan ini dengan Anda. Hal ini sangat
memprihatinkan saya tetapi saya tahu tangan
Allah ada di atas segala sesuatu."'
Hazel: "ltu tidak akan berhasil"
Phil: "ltu tergantung dari apa yang Anda
236 Konsellng yong Efektlf & Alkltablah

maksudkan dengan berhasil. Apakah itu akan


memuliakan Allah? Ya. Jika itu sasaran Anda,
maka rencana ini akan berhasil. Namun Anda
benar, mungkin tidak akan mengubah George.
Mari kita melihat pada bawan lain dari sisi
pemikahan Anda untuk melihat sampai di
mana Anda disibukkan dengan usaha ini
untuk benar-benar menerimanya dan
menyatakan kepadanya suatu sikap hormat
yang penuh kasih.

Jadi konseling akan meneliti dengan saksama hal-hal seperti


kebiasaan membersihkan rumah, kehidupan seksualnya dengan
George, caranya menyalami George ketika pulang -- apa saja
yang mungkin bertentangan dengan tanggung jawabnya
sebagai seorang istri. Pendekatan untuk menangani anaknya
perlu diteliti dengan saksama. Jika suaminya terus menolak
dengan keras kepala untuk menangani situasi itu, maka
konselor akan merekomendasikan (1) agar ia mengekspresikan
keprihatinannya tetapi menerima suaminya dengan memper-
lakukannya dengan baik, (2) bahwa ia menangani putranya
dengan tegas. Ketika Musa tidak melakukan tanggung
jawabnya sebagai seorang ayah, Ziporah melangkah ke dalam
kekosongan itu dan menyunat anak mereka. Allah nampaknya
menghormati tingkah lakunya dengan tidak menghukum Musa
seperti yang direncanakan-Nya. Ajaran Alkitab juga menga-
jarkan bahwa orang-tua memiliki tanggung jawab untuk
mendisiplin anak-anak mereka. Bagi seorang wanita duduk
bermalas-malasan sementara suaminya gagal mengikuti ajaran
Alkitab akan melibatkan sang istri ke dalam pelanggaran.
Penundukan diri secara alkitabiah terhadap suami tidak
pemah mencakup menjalankan pola tingkah laku yang dengan
berdosa bertentangan dengan prinsip-prinsip alkitabiah lain;.1ya.
Konseling Level II kadang-kadang tidak efektif. Ban yak orang
Konseling dalam Kelompok Kristen 237

melaporkan, "Saya tahu apa yang seharusnya dilakukan tetapi


saya tidak dapat melakukannya." Desakan orang yang
berpengaruh bahwa mereka dapat melakukannya dapat
menimbulkan penolakan berikutnya, frustrasi, dan kadang-
kadang keputusasaan yang dalam. Baru-baru ini saya bekerja
dengan seorang wanita rohani yang nampaknya tidak dapat
menguasai temperamennya. Ia tahu bagaimana cara seorang
Kristen mengatasi kemarahannya tetapi menjumpai dirinya
sendiri sedang berjuang dan kalah dalam perang. Bertahun-
tahun berdoa untuk memohon pertolongan telah menghasilkan
kemajuan yang sangat kecil. Imannya memudar, namun
demikian ia dengan putus asa tetap melekat pada kepastian
bahwa Allah mengasihinya dan memiliki suatu rencana bagi
hidupnya, di mana kuasa-Nya akan memampukannya untuk
mengikuti rencana-Nya. Namun bagaimana membuat pega-
ngan yang penuh dengan kekuatan? Dalam contoh ini konseling
Level III diperlukan. Beberapa bulan memikirkan asumsi
dasamya mengenai rasa aman dan pengertiannya terhadap
bagaimana keluarganya merupakan suatu hambatan untuk
mencapai apa yang diyakininya secara keliru sebagai kebutu-
hannya agar merasa aman. Rasa aman itu menyediakan baginya
suatu rencana yang masuk di aka! untuk memecahkan masalah-
nya. Pendekatan konseling didasarkan atas gagasan-gagasan
yang ditampilkan dalam buku ini menolongnya untuk memakai
kebenaran yang luar biasa itu bahwa rasa amannya telah
ditetapkan dalam Kristus. Ketika ia datang untuk mengerti
bahwa ia tidak perlu keluarganya menjadi berbeda dengan
maksud agar ia memiliki rasa aman, maka ia mampu menerima
mereka dan berhenti menjengkelkan mereka. Masalah
penguasaan dirinya dipecahkan ketika kekesalannya hilang.
Karena kebanyakan buku ini telah berkaitan dengan model
bagi konseling Level III, maka dalam bab ini saya hanya akan
membahasnya secara singkat.
238 Konsellng yang Efektlf & Alkitobloh

Level III: Konseling melalui Penerangan


Untuk menjadi seorang konselor Level III diperlukan lebih
banyak daripada sekadarbeberapa kali latihan. Perkiraan saya
(dan saya bermaksud menguji spekulasi saya dalam suatu
program latihan) adalah suatu kelas yang minimum enam bulan
dan maksimum satu tahun setiap satu minggu sekali selama
dua kali sam setengah jam atau tiga jam akan cukup
memperlengkapi seorang Kristen yang dewasa dengan penge-
tahuan yang diperlukan dan menjalankan fungsinya secara
mandiri sebagai seorang konselor Level Ill.
Setelah mengenal dan bersikap empati terhadap perasaan-
perasaan masalah seseorang (Level I) dan setelah menetap-
kan pola tingkah laku yang melanggar prinsip-prinsip
alkitabiah (Level II), maka seorang konselor Level III akan
melihat di bawah tingkah laku yang keliru itu ke dalam dunia
yang dipikirkan, sambil berharap mendapatkan asumsi-asumsi
yang keliru mengenai bagaimana menjadi bermakna dan merasa
aman. Keyakinan-keyakinan yang keliru ini merupakan
kambing hitam. Keyakinan- keyakinan ini telah menghasilkan
tingkah laku-tingkah laku yang keliru yang sebagai balasannya
menghasilkan perasaan-perasaan yang keliru . Ajaran Alkitab
menekankan berulang kali bahwa dunia yang dipikirkan, apa
yang dipikirkan dan diyakini seseorang adalah sentral terhadap
cara kerja ini. Jika kita mesti secara dalam mengubah
bagaimana seseorang berfungsi, maka kita harus menolongnya
mengubah apa yang diyakininya. Perubahan revolusioner untuk
hidup bagi Allah dalam kelahiran baru tergantung dari suatu
keyakinan yang diubah. Ketika saya mengerti dengan pikiran saya
bahwa saya adalah seorang berdosa yang tersesat, tidak berdaya,
tanpa harapan, layak menerima hukuman yang benar dari Allah
yang kudus, ketika saya mengerti dengan pikiran saya bahwa
Yesus adalah Allah, bahwa Ia menjalankan suatu kehidupan
tanpa dosa, bahwa ketika Ia mati di kayu salib Ia sedang berada
dalam tempat saya menanggung hukuman yang layak bagi
saya, ketika saya mengerti dengan pikiran saya bahwa Allah akan
Konsel/ng dalam Kelompok Kristen 239

memberikan kepada saya karunia dari kehidupan diri-Nya


sendiri, kehidupan kekal, jika saya mempercayai apa yang telah
dilakukan ~sus bagi saya dan bukan terhadap apa yang saya
lakukan bagi diri saya sendiri, jadi, ketika saya percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus, saya akan diselarnatkan (.Kisah Para Rasul
_16:31). Komitrnen terhadap Kristus bergantung pada beberapa
level pengertinn mengenai Injil. Jadi, karena saya telah dibenar-
kan dan sebagai suatu meterai dalam kehidupan saya yang
baru, maka Roh Kud us datang untuk tinggal di dalam saya untuk
menolong saya .lebih memaharni kebenaran mengenai Kristus
("Ia akan membawa kamu ke dalam seluruh kebenaran," "Kamu
akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu") sehingga saya dapat menjadi semakin
seperti Dia.
Saya diubahkan melalui pembaruan pikiran saya. Ketika saya
menangkap dengan pikiran saya bahwa kebutuhan- kebutuhan
saya (makna dan rasa aman) secara utuh dipenuhi dalam
Kristus, maka saya dimampukan untuk lebih baik menyesuaikan
pola tingkah laku saya dengan contoh Kristus dan menikrnati
damai sejahtera yang dalam dari pertumbuhan kedewasaan.
Keduanya baik pembenaran, satu kali untuk seluruh pernyataan
hukum oleh Allah bahwa saya sekarang dianggap benar,
maupun pengudusan, proses dengan mana karakter saya
menjadi semakin seperti Kristus, mempengaruhi kandungan
pikiran saya. Pekerjaan Allah adalah untuk menerangi pikiran
yang belum diperbarui dan untuk terus menerangi pikiran yang
diperbarui. Pekerjaan konselor Kristen adalah berfungsi
sebagai suatu instrumen melalui mana Roh Kudus menerangi
pikiran sehubungan dengan kebenaran terhadap makna dan
rasa aman dalam Kristus. Dan itulah yang diperlukan konseling
Level III -- menyelidiki dengan dalarn ke dalarn bagian-bagian
pikiran yang tersembunyi, di mana orang-orang memegang
dengan kuat terhadap asumsi-asumsi tertentu, menggali
keyakinan-keyakinan yang menolak kecukupan dari Kristus
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi terhadap makna
240 Konse/lng yang Efektlf & Alkltablah

dan rasa aman, mengajarkan bahwa Kristus itu cukup, dan


kemudian mendorong tingkah laku yang baru dalam
kebenaran bahwa kebutuhan-kebutuhan kita dipenuhi dalam
Kristus.
Proses konseling mengikuti model yang ditampilkan dalam
pasal 9: (1) bersikap empati terhadap perasaan-perasaan yang
menyakitkan, (2) mengidentifikasi pola-pola tingkah laku yang
berdosa yang bertanggung jawab terhadap emosi-emosi negatif,
(3) menyingkapkan pemikiran yang keliru yang membawa
kepada tingkah laku yang tidak marnpu menyesuaikan diri, (4)
menerangi individu dengan pemikiran alkitabiah mengenai
kebutuhan-kebutuhan pribadi, (5) memastikan komitmen untuk
bertingkah laku secara konsisten terhadap kebenaran, (6) meren-
canakan perubahan-perubahan tingkah laku yang mereflek-
sikan komitmen itu, dan (7) menikrnati perasaan-perasaan
yang terjadi terhadap kasih, sukacita dan damai sejahtera.
Sebagai suatu usaha untuk menjelaskan percakapan yang
sebenamya dalam menjalankan langkah-langkah ini, marilah
kita kembali kepada dilema Hazel. Anggaplah setelah lima
sesion konseling Level II ia masih khawatir mengenai putranya
Peter, marah terhadap suaminya George karena ketidak-
acuhannya yang nampak, dan menemukan selanjutnya
mustahil untuk berdiam diri mengenai kurangnya campur
tangan George sebagai seorang ayah. Dalam sesion kelima
dengan Phil ia melaporkan bahwa ia berbicara dengan Iembut
kepada Ceorge, membuatkan dia makan malam yang lezat,
menyalaminya di pintu dengan ciuman, mengungkapkan
dirinya dengan lembut mengenai masalah Peter, singkatnya,
mengikuti semua tugas pekerjaan rumah yang telah diberikan
Phil kepadanya. Namun ia masih mendidih di dalarn, menyum-
bat kemarahannya dan memaksakan kata-kata manis keluar dari
mulutnya ketika menyampaikan sesuatu kepada suaminya.
Ketika ia melihat Peter, semua yang dapat dilakukannya adalah
khawatir. Ia telah mencoba untuk menanganinya dengan
tegas menurut saran-saran konselor tetapi merasa di dalam
Konsel/ng do/am Kelompok Kristen 241

seperti gunung berapi yang sedang meluap yang hampir


meletus. Obat-obat penenang, doa, menghafal ayat Alkitab,
memberitahu ternan, rnenengking lblis sernua telah dicoba.
Selanjutnya apa lagi?
Mereka yang rnenyangkali kebutuhan terhadap level
konseling yang lebih dalam rnungkin rnenggeleng-gelengkan
kepala mereka dengan sedih dan berdoa agar Hazel dapat
rnengatasi pernberontakannya yang keras. Hazel yang rnalang.
Ia berpikir ia sudah rnengatasinya. Ia telah rnengakuinya sebagai
dosa dan berdoa untuk rninta tolong. Apa yang lainnya yang
dapat dilakukan? Dalarn hal ini ia rnungkin rnenjadi yakin
bahwa ia sakit secara mental, atau ia rnungkin rnenjadi agak
bosan dengan Allah, atau barangkali ia akan rnencari
pertolongan dari seorang ahli sekular, tanpa diragukan lagi
dengan rasa bersalah sehingga ia tidak dapat rnelalui jalan
Allah. Dalarn pernikiran saya, Hazel seharusnya jangan
dianggap sebagai seorang yang terkutuk sebelum ia telah diteliti
dengan saksarna kepada konseling Level III. Sekarang
paharnilah pernikiran saya. Ia rnungkin benar-benar seorang
pernberontak yang keras kepala, terkunci ol eh keinginan berd osa
ke dalarn suatu pola keyakinan yang keliru dan pelanggaran.
Narnun konselomya tidak ada dalarn posisi rnernutuskan itu
sebelurn ia rnenyelidiki pernikirannya rnengenai rasa arnan,
rnenyingkapkan pernikiran keliru apa pun yang rnungkin ada di
sana dan menerangi dia (Level III) sehubungan dengan
kebenaran rnengenai rasa arnan dalarn Kristus. Jika ia rnasih
rnenolak untuk bertingkah laku dalarn irnan atas dasar
pemahaman yang disadari bahwa kebutuhan-kebutuhannya
dipen uhi dalarn Tuhan, rnaka dalarn beberapa rnasalah konselor
akan dibenarkan dalarn rnenganggapnya sebagai ketidakrelaan
yang berdosa untuk rnernpercayai Allah.
Anggaplah Phil telah rnengatakan kepadanya bahwa
rnasalah-rnasalahnya barangkali sedikit lebih rurnit daripada
perlengkapannya untuk rnenangani dan kernudian rnernbuat
persiapan baginya untuk rnenernui seorang konselor Level III
242 Konse/lng yang Efekt/f & Alkltablah

dalam gereja. Jika Hazel telah menolak untuk bekerja sama


dengan Phil dalam instruksi-instruksinya untuk menangani
masalah-masalahnya secara alkitabiah, maka penunjukkan
kepada konselor lain tidak akan berguna. Konseling yang lebih
dalam bukan penyembuhan karena kurangnya kerja sama
tetapi kadang-kadang merupakan penyembuhan karena
kurangnya keberhasilan dalam bekerja sama dengan klien.
Sebuah sesion konseling Level III dapat berjalan seperti ini.
Kita akan mengambil sesion setelah mereka mengulang hal-hal
yang berlaku.

Konselor: (Langkah pertama saya adalah mengiden-


tifikasi dengan jelas masalah emosi. Saya
mencari kegelisahan, kekesalan, rasa bersalah,
kekosongan yang tidak pasti, atau kepu-
tusasaan. Nampaknya cukup jelas bahwa
Hazel kesal terhadap George dan gelisah
terhadap Peter sehingga secara terang-terangan
saya akan menyarankan itu.)
Hazel: "Dan saya sudah mencoba demikian keras apa
yang telah dikatakan Phil. Saya benar-benar
telahmelakukannya tetapi itu tidakmenolong.
Saya merasa seperti orang gagal."
Konselor: (Rasa frustrasinya kedengarannya seperti
kasihan terhadap diri sendiri dan lebih
seperti suatu respons yang realistis terhadap
apa yang telah terjadi dalam konseling sejauh
ini. Ia membutuhkan dukungan dan harapan.)
"Hazel, saya tahu And a telah berusaha keras.
Phil menceritakan kepada saya Anda paling
kooperatif. Saya tidak akan setuju menemui
Anda jika Anda belum melakukan segala
sesuatu yang dikatakan Phil. Kadang-kadang
melakukan yang benar belum cukup untuk
mengubah segala sesuatu. Apabila hal ini
Konsellng do/om Kelompok Kristen 243

terjadi, biasanya itu berarti bahwa kita harus


menyelidiki sedikit lebih dalam untuk
menemukan dan mengoreksi masalah
sebenarnya. ltulah yang akan dikerjakan
bersama-sama."
Hazel: "Mohon supaya jangan memberikan tugas
lebih banyak lagi. Semua yang saya lakukan
adalah merasa frustrasi."
Konselor: (Dalam hal ini saya dapat menerima
frustrasinya sebagai sesuatu yang realistis dan
tidak bersifat memberontak sehingga saya
perlu penuh pengertian dan mengalihkan
percakapan menuju suatu pertimbangan
mengenai kebutuhan-kebutuhan rasa aman-
nya. Saya dapat menduga bahwa karena ia
seorang wanita kemungkinan besar saya akan
terlibat dengan kebutuhan-kebutuhan rasa
aman yang tidak terpenuhi. Izinkanlah saya
beralih ke arah itu.)
"Jangan khawatir. Sejak saat ini tidak ada PR
lagi. Saya lebih tertarik pad a apa yang sedang
Anda pikirkan ketika Anda merasa marah
terhadap George. Anggaplah ia menangani
Peter seperti yang Anda kehendaki. Mengapa
Anda mengira hal itu akan membuat Anda
merasa enak? Kalau begitu bagaimana
Anda mengevaluasi hal-hal itu?"
(Di sini saya sedang mencari sasaran yang
dipercayainya akan membawa rasa amannya.)
Hazel: "Saya merasa sendirian dalam menangani
Peter. Saya benar-benar tidak dapat mena-
nganinya. Saya akan merasa jauh lebih baik jika
saya tahu saya membutuhkan beberapa
bantuan."
Konselor: Jadi sasaran Anda adalah memiliki seseorang
244 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

yang kuat untuk membantu Anda dengan


tanggung jawab yang sulit. Anda merasa
bahwa tanpa bantuan Anda mungkin membuat
kekacauan yang sebenamya."
Hazel: "Ya, saya kira saya merasa seperti itu."
Konselor: "Menghancurkan segala sesuatu meman g
buruk."
Hazel: "Ya, tentu saja -- putra saya dipertaruhkan.
Saya tidak mau melihat dia hancur."
Konselor: "Namun Phil menjelaskan kepada Anda dan
Anda menerima gagasan bahwa Anda harus
memikul tanggung jawab hanya untuk apa
yang dapat dikontrol Anda dan kemudian
mempercayai bahwa Allah yang menangani
sisanya. Jika Anda mempercayai itu, maka
emosi-emosi Anda mengenai kesejahteraan
putra And a merupakan kesedihan yang dalam
dan keprihatinan yang didorong untuk
melakukan semua yang diperintahkan Allah
untuk dilakukan. Dan And a telah menge~akan
semuanya itu. Namun demikian Anda masih
gelisah. Hal itu memberitahu saya bahwa lebih
banyak yang mesti terlibat daripad a
keprihatinan terhadap kesejahteraan putra
And a."
Hazel: "Saya tidak dapat membayangkan hal itu ."
Konselor: "Hazel, izinkan saya mengajukan suatu
pertanyaan yang nampaknya tidak berhu-
bungan. Pikirkan kembali ke masa kecil Anda.
Peristiwa apa yang paling awal dalam hidup
Anda yang dapat diingat? And a mengenalnya,
' Suatu hari saya .. .' -- dapatkah Anda
menyelesaikan dengan suatu peristiwa dari
beberap a tahun yang Jalu?"
Hazel: "Sejauh yang dapat diingat? Coba lihat. Oh ya,
Konsellng do/am Kelompok Kristen 245

saya dapat rnengingat suatu kali ibu rnerninta


saya rnenolongnya rnernpersiapkan rurnah
bagi perusahaan. Saya pasti baru lima atau
enarn tahun. Ia rnernerintahkan saya untuk
rnernbersihkan karnar rnandi."
Konselor: (Saya rneragukan apakah rasa arnannya
bergantung pada pencapaian standar orang
lain. Mungkin ia rnerasa rasa arnannya ber-
gantung pada pelaksanaan sebagai seorang
ibu yang baik dan penarnpilannya diukur
dengan keadaan putranya yang baik. Tanpa
pertolongan George ia tidak rnarnpu rnen-
capai sasarannya, rasa arnannya terancarn,
dan dengan dernikian ia rnenunjukkan rasa
ke sal terhadap George yang rnenjadi
harnbatan. Biarlah saya rnerneriksa apakah
rnernori awalnya rneneguhkan sernua ini.)
"Bentuk pekerjaan apa yang dulu dilakukan?"
Hazel: "Tidak terlalu baik. Saya tidak tahu bagairnana
rnenggantungkan handuk dan saya rnengotor-
kan saluran pernbuangan air dengan sernua
pernbersih yang digunakan."

Konselor: (Kebanyakan anak rnenggantungkan rasa


arnannya kepada reaksi orang-tuanya. Saya
ragu bagairnana ibunya rnernberikan res pons?)
"Apa yang dikatakan lbu Anda ketika ia
rnelihat karnar rnandi itu?"
Hazel: "Telinga saya sekarang rnasih berd enging. Ia
rnernekik, kernudian berusaha tenang tetapi
kelihatannya ia benar-benar sedih. Ia bahkah
berkata bahwa saya tidak rnernbantunya dan
disuruh ke luar."
Korzselor: (Saya ingin rnernbuktikan bahwa perasaan-
perasaan yang rnenyakitkan terhadap
246 Konseling yang Efektif & Alkitabiah

ketidakarnanan itu bergantung pada kritikan


dan penolakan.)
"Bagairnana perasaan Anda terhadap hal itu?"
Hazel: "Sangat buruk. Saya tidak yakin apakah saya
rnernbenci ibu atau diri sendiri tetapi saya
benar-benar sedih. Saya rnasuk ke karnar saya
dan rnenangis."
Konselor: "Kebutuhan apa yang ada di dalarn Anda yang
benar-benar tak terpenuhi pada saat itu?"
Hazel: "Saya tidak tahu, kebutuhan untuk dihargai,
saya kira."
Konselor: "Dapatkah saya rnernperluasnya dengan
rnengatakan bahwa kebutuhan untuk rnerasa
arnan, dikasihi bagairnanapun situasinya?"
Hazel: "Kedengarannya rnernang seperti itu."

Lebih banyak diskusi rnengenai pengalarnan rnasa kedl,


hubungan dengan orang-tua, perasaan-perasaan rnengenai
diri sendiri, dB. rnengikuti.

Konselor: "Baiklah, Hazel, izinkan saya rnernbereskan


sernua ini sernarnpu saya. Anda rnern iii ki
suatu kebutuhan dasar untuk rnerasa arnan
seperti setiap orang normal lainnya. Narnun
Anda agak dikritik dan beberapa kali dengan
rnenyakitkan seperti waktu Anda rnernbersih-
kan karnar rnandi. Itu rnernbuat Anda rnerasa
tidak arnan. Anda belajar bahwa agar dapat
rnerasa arnan, Anda harus diterirna, untuk
rnencegah kritikan . Sekarang agar dapat
rnenghindari kritikan Anda harus rnelakukan
peke~aan yang baik. Melakukan peke~aan
dengan baik dengan dernikian rnenjadi sangat
penting bagi Anda. Anda harus rnelakukan
dengan baik sehingga Anda dapat
Konseling dalam Kelompok Kristen 247

menghindari kecaman dan dengan demikian


merasa aman. Sejauh ini dapat mengikuti
saya?"
Hazel: "Saya pikir demikian."
Konselor: "Bagus. Anda menyebutkan bahwa beberapa
orang sedang membicarakan betapa buruknya
tingkah laku Peter dan itu merobek-robek
And a karena rasa aman And a terancam --And a
sedang dikecam. ltu sebabnya Anda menco-
ba meluruskan Peter untuk menghindari
kritikan itu. Sekarang pikirkan sedikit.
Kebutuhan-kebutuhan siapa yang sedang
And a usahakan untuk dipenuhi dalam hal
keinginan untuk meluruskan Peter
kebutuhannya atau kebutuhan Anda?"
Hazel: "Saya tidak dapat mempercayainya -- tetapi
itu kebutuhan saya. Saya ingin dia menjadi
baik agar saya tidak dikritik."
Konselor: "Dan dengan demikian merasa aman. Sekarang
And a yakin bahwa Peter membutuhkan suatu
hubungan yang lebih baik dengan ayahnya
jika ia sudah terbentuk. Anda harus mengu-
sahakan George untuk melakukan bagiannya
untuk menolong perkembangan Peter
sehingga Anda dapat merasa aman. N am un
George mengabaikan seluruh situasi itu. Ia
merupakan penghambat yang menghalangi
jalan menuju sasaran Anda untuk mendapat-
kan Peter terbentuk dan dengan demikian
Anda merasa aman. Pada dasamya Anda
kesal terhadap George karena sebenamya
Anda memandangnya sebagai penghambat
bagi Anda untuk memiliki rasa aman."
Hazel: "Yah, apa yang telah saya lakukan sehubungan
dengan hal ini?"
248 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

Konselor: "Hazel, selesaikan kalimat ini. 'Saya akan


menghargai diri saya sebagai seorang wanita
yang merasa aman jika ... '"
Hazel: "Jika tidak seorang pun menolak saya."
Konselor: "Ya, itulah yang telah Anda yakini selama
bertahun-tahun. Menurut Anda bagaimana
Tuhan akan menyelesaikan kalimat Anda bagi
And a?"
Hazel: "Saya tidak tahu. Saya kira mungkin Anda
menghendaki saya berkata bahwa saya merasa
aman karena Kristus mengasihi saya."
Konselor: "Ya. Namun jangan mengatakan hal itu dengan
asal saja. Pikirkanlah sungguh-sungguh. Jika
hal yang paling buruk di dalam Anda telah
dilihat dan secara kekal telah diterima oleh
Allah sendiri, kemudian tanyakanlah kepada
diri Anda sendiri -- apakah sesungguhnya
saya membutuhkan agar setiap orang mene-
rima saya? Apakah mereka mengritik saya,
apakah rasa aman saya benar-benar terancam
atau apakah itu tetap tidak terganggu?"
Hazel: "Maksud Anda saya tidak membutuhkan Peter
membentuk dirinya agar saya merasa aman
karena rasa aman saya tidak tergantung pad a
keadaan apakah saya dikecam atau tidak?"
Konselor: "Ya, tepat sekali."
Hazel: Saya pikir saya mengikutinya tetapi itu
tidak menolong. Saya masih merasa marah."
Konselor: "Tentu saja. Anda masih belum mempraktik-
kan kebenaran ini. Anda bersikap baik
terhadap George ketika Phil menasihati Anda
tetapi Anda masih mengatakan kepada diri
sendiri, mungkin secara tidak sadar, bahwa
Anda membutuhkan dia untuk berubah jika
Anda ingin mendapatkan keamanan.
Konseling d9/am Kelompok Kristen 249

Dapatkah Anda menyerahkan diri Anda


terhadap kebenaran alkitabiah yang jelas
bahwa nilai Anda sebagai pribadi, kebutuhan
Anda dikasihi tanpa syarat, secara total
bergantung pada kasih Yesus. Apakah Anda
percaya akan hal itu?"
Hazel: "Ya, saya percaya."
Konselor: "Bagus. Karena itu, saya ingin And a melakukan
hal berikut ini. Tuliskan di atas sebuah kartu
ukuran tiga kali lima kalimat-kalimat ini, 'Saya
tidak membutuhkan Peter terbentuk agar saya
merasa aman. Dengan demikian saya tidak
membutuhkan George menolong saya untuk
membentuk Peter sehingga saya dapat merasa
aman. Saya merasa aman, dikasihi, dan
berharga tanpa menghiraukan apa yang
dilakukan George atau Peter dan tanpa
menghiraukan apakah orang-orang akan
mengritik saya atau tidak.' Sekarang saya
ingin menggambarkan pikiran Anda seperti
alat perekam. And a telah memainkan rekaman
yang keliru dalam otak Anda sejak Anda
berusia lima tahun. Rekaman itu mungkin
berbunyi seperti ini: 'Saya perlu menghindari
kritikan jika saya ingin merasa aman.' Tulislah
kalimat itu juga di atas kartu ukuran tiga kali
lima. Minggu ini bawalah kedua kartu ini
dalam dompet And a. Kapan saja And a merasa
apakah kesal terhadap George atau khawatir
mengenai Peter, tariklah kartu-kartu itu,
bacalah dua-duanya, tolaklah rekaman yang
keliru, kemudian ulangi sepuluh atau dua belas
kali yang benar. Jelas?"
Hazel: "Baiklah."
Konselor: (Minggu depan saya akan menyuruhnya
250 Konsellng yang Efektlf & Alkltablah

melakukan kembali semua tingkah laku yang


baik yang telah ditugaskan Phil kepadanya
sebelumnya tetapi "perubahan pemikiran" ini
perlu menjadi suatu kebiasaan yang
dipraktikkan lebih dulu.}
"Bagus. Jangan berharap untuk merasakan
semuanya berubah. Anda mungkin merasa
lebih buruk pad a mulanya . Namun Anda
sedang mengisi pikiran Anda dengan
kebenaran seperti yang diperintahkan Paulus
dalam Filipi 4. 'Semua yang benar pikirkan
semuanya itu.' Kita akan bertemu lagi minggu
depan."
. '

Konseling sekarang telah beralih melalui Langkah


(mengidentifikasi perasaan-perasaan yang keliru -- kekesalan
dan kegelisahan), Langkah 2 (mengidentifikasi tingkah laku
yang negatif -- telah diselesaikan Phil), Langkah 3 (mengenali
pemikiran yang keliru -- "agar merasa aman saya harus
menghjndari kritikan"), dan Langkah 4 (mengajarkan pemikiran
yang benar -- "rasa aman saya tergantung pada kasih Kristus
terhadap saya"). Langkah 5 telah dimasuki sebagian, sambil
memastikan suatu komitmen terhadap kebenaran yang
dibangun dalam Langkah 4.

Ringkasan dan Kesimpulan


Gereja lokal seharusnya dan dapat memikul tanggung jawab
untuk memulihkan orang-orang yang tertekan yang men-
derita ketidakefektifan pribadi dipimpin menuju kehidupan
yang penuh, produktif dan penuh sukacita. Untuk dapat
melakukannya, kita harus mengembangkan sumber-sumber
konseling yang unik. Dalam buku ini saya telah mendiagramkan
suatu model untuk memahami orang-orang dengan menyaran-
Kai-I strategi-strategi untuk memobilisasi dan melatih petugas
Konse/ing do/am Ke/ompok Kristen 251

konseling dari dalam gereja untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan orang-orang. Tiga level konseling telah diper-
kenalkan. Level I -- Konseling melalui Dorongan dapat
mencakup setiap anggota tubuh Kristus dalam suatu pelayanan
yangpenuh arti untuk menolong satu dengan yang lainnya secara
dalam. Level II -- Konseling Melalui Nasihat membutuhkan
sejumlah orang yang memiliki pengetahuan ajaran Alkitab,
dilatih dalam keahlian berinteraksi, dan mampu menerapkan
secara praktis hikmat dari Alkitab terhadap situasi-situasi
kehidupan. Level III -- Konseling Melalui Penerangan menun-
tut latihan yang lebih ekstensif tetapi harus memperlengkapi
calon-calonnya dalam waktu kurang dari setahun untuk
memenuhi setiap kebutuhan konseling non-organis dalam
gereja lokal.
Seluruh model memanfaatkan dua konsep sentral: (1)
orang-orang sangat membutuhkan makna dan kasih, atau dalam
istilah yang lebih saya sukai, makna dan rasa aman. Kebanyakan
masalah pribadi merupakan akibat dari suatu kekurangan
dalam suatu kekurangan dalam satu atau dua kebutuhan ini. (2)
Tuhan Yesus Kristus secara total cukup untuk secara lengkap
memenuhi kedua kebutuhan ini. Konseling alkitabiah berupaya
menolong orang-orang untuk secara penuh memasuki kekayaan
pribadi yang merupakan milik mereka di dalam Kristus.
Biarlah Allah menggerakkan kita semua untuk lebih baik
mengalirkan melalui kehidupan kita dan melalui perkataan
kita bahwa Yesus Kristus benar-benar cukup sampai akhir "...
sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena
seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia" (Kolose
1:18-19).

Anda mungkin juga menyukai