Anda di halaman 1dari 20

Lanjutan dasar-dasar

iman Kristen (1)


Menyesuaikan DIRI dengan bentuk “manusia
roh” yang adalah kemanunggalan dengan Allah
BAPA KAMI YANG DI SORGA ………………..
BAPA, SAAT INI KAMI MENGARAHKAN HATI PADA ALLAH UNTUK MENERIMA
KASIH ALLAH YANG SEMPURNA.

KAMI MENYERAHKAN OTORITAS DIRI PADA KEBENARAN FIRMAN ALLAH.

HARI INI KAMI MEMBUKA DIRI UNTUK MEMILIKI HIDUP BERKELIMPAHAN YANG
TIDAK TERIKAT, TIDAK TERBATAS, DARI ALLAH YANG HIDUP.

HARI INI KAMI MENERIMA SEGALA BERKAT ALLAH, KESEMBUHAN, KUASA DAN
MUKJIZAT SERTA SELURUH KEPENUHAN KEKAYAAN KRISTUS.
KAMI MENYERAHKAN HIDUP UNTUK DIBENTUK SEMAKIN SERUPA DENGAN
KRISTUS SETIAP HARI.

HARI INI, KAMI MENDEKLARASIKAN BAHWA :

KAMI LAHIR SECITRA, SEGAMBAR DENGAN ALLAH.


KAMI LAHIR UNTUK MEWUJUDKAN KEHADIRAN ALLAH DI DUNIA INI. KAMI
ADALAH KEKASIH ALLAH, KAMI ADALAH HAMBA ALLAH DAN KAMI ADALAH
PEMEGANG MANDAT ALLAH.
DALAM NAMA TUHAN YESUS, AMIN.
Mengenal, membiasakan diri hidup
dalam “manusia roh”
• Bagaimanakah cara membuat suatu rencana untuk lebih mengenal, mengalami dan mewujudkan
“manusia roh” yang akan memberikan perubahan kehidupan semakin serupa Kristus dengan cepat ? Tidak
ada cara yang cocok untuk semua orang untuk melakukannya. Yang lebih penting adalah melangkah,
memulai menghidupi dari pada hanya berpusat pada mencari metode dan caranya. Ingatlah bahwa Allah
adalah Pribadi yang tidak terbatas dimensinya, sehingga pendekatan untuk hidup didalam Dia juga begitu
luas.
• Kita harus membuat sendiri cara yang akan kita lakukan dari pada menirukan yang dilakukan oleh orang lain.
Yang paling penting adalah tujuan perjalanannya yaitu semakin menjadi serupa dengan Kristus,
menghidupi “manusia roh”, manunggal dengan Allah. Ketika kita selalu melihat akhir perjalanan ini, maka
kita akan menemukan jalan setapak demi setapak untuk berjumpa secara pribadi dengan Allah yang penuh
Kasih itu. Fokus dan disiplinkan diri dengan setia dalam “melakukan” prosesnya, dapatkan hasil sedikit demi
sedikit dalam setiap langkahnya. Itu yang akan menguatkan kita dalam perjalanan seumur hidup ini.
• Dengan cara apakah yang dipilih Allah untuk membawa manusia menikmati persekutuan yang intim dan
manunggal dengan Dia ? Bagaimana cara kita melangkah masuk dan semakin dalam dalam kehidupan
“manusia roh” ? Bagaimana cara membuat kerinduan dan kehausan untuk menjalani dengan sungguh-
sungguh kehidupan “manusia roh” dalam keseharian kita ? Pembelajaran ini akan berfokus pada mendorong
setiap orang pada pertumbuhan menghidupi “manusia roh” secara kreatif langkah demi langkah.
Identifikasi Masalah : Bagaimanakah cara kita
bertumbuh dalam “manusia roh” ?
• Yang terjadi saat ini, pengajaran di Gereja Indonesia sangat diwarnai oleh pemahaman bahwa menjadi
manusia roh adalah sebuah pemberian yang instan. Kita hanyalah penerima “kemanunggalan” itu dari
iman pada Kristus. Sehingga kita tinggal menerima dan menikmatinya, yaitu kemenangan dan sukacita yang
dibuktikan dengan berkat-berkat duniawi saat ini. Pengajaran ini sangat berbahaya, karena akan membawa
umat bergeser dari fokus yang sangat esensial yaitu kemelekatan, kemanunggalan dengan Allah, sebuah
batu penjuru untuk bertumbuh menjadi semakin serupa Kristus.
• Demikian sama berbahayanya pengajaran yang menekankan pada usaha manusia untuk memiliki
kehidupan “manusia roh” dengan cara melakukan hukum-hukum yang disertai dengan berbagai ancaman
sangsi dan hukuman. Umat justru akan dibawa dalam kehidupan yang penuh tekanan dan ketakutan serta
memandang Allah dengan cara yang salah, sebagai Pribadi yang kejam dan bengis yang membuat
keputusasaan dan ketidak menarikan menjalankan prosesnya.
• Membangun hubungan intim, manunggal dengan Allah dalam bentuk menghidupi “manusia roh” kita,
secara mendasar adalah mengembangkan keakraban, sebuah hubungan yang intim, pribadi,
menyenangkan dan penuh gairah dengan Allah, dimana melaluinya Allah setiap hari selalu menyediakan
“makanan” yang kita butuhkan baik untuk kehidupan jasmani maupun rohani. Sehingga kita akan mampu
menjalani setiap langkah dalam hitungan satu hari demi satu hari.
• Setiap manusia unik karena ada dimana, di level apa, berkebutuhan apa, sehingga tidak
akan ada ukuran yang bisa dipakaikan secara umum. Inilah esensi mengembangkan
persekutuan pribadi dengan Allah, karena disanalah kita akan menemukan ukuran,
waktu, tingkatan yang paling sesuai dengan diri kita. Pemahaman bahwa Allah adalah
tidak terbatas dimensinya, seharusnya menyadarkan kita betapa luas jangkauan yang
bisa dipakai Allah untuk berhubungan dengan umat-Nya.
• Allah bisa menggunakan Firman dan doa, tetapi bisa juga menggunakan pemandangan
alam, musik, hubungan dengan sesama, pelayanan, persembahan, keadaan-keadaan
yang kita alami dalam hidup yang semuanya dapat dipakai-Nya dalam otoritas dan
keunikan mutlak-Nya untuk membawa kita semakin dekat dengan Dia. Allah menciptakan
setiap kita unik, sehingga Allah sering menggunakan cara yang unik jauh melampaui
pemikiran dan imajinasi manusia. Ingatlah selalu Allah kita adalah Allah yang sangat
kreatif dan detil (renungkan variasi ciptaan-Nya).
• Kemanunggalan dengan Allah dimulai dan dijaga dengan menjaga hubungan intim,
pribadi dan terus-menerus dengan Allah. Inilah yang sering dimaknai dengan
kemelekatan, sebagaimana cabang dan ranting pohon itu tidak akan bisa hidup bila tidak
melekat pada batang pohonnya. Mereka akan layu, kering dan mati. Hanya melalui
kemelekatan, maka cabang dan ranting itu mendapatkan makanan untuk bertumbuh dan
berbuah.
Pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi :
• 1. Apakah yang diberikan oleh pemimpin Gereja untuk memperoleh
pertumbuhan “manusia roh” kita ? Apakah itu Alkitabiah ? Ataukah itu
sebuah kebiasaan atau pendapat/pengalaman pribadi ?
• 2. Menurut pengalaman saudara apakah yang mempengaruhi
pertumbuhan “manusia roh” saudara selama ini ?
• 3. Apakah ada sebuah perencanaan yang bisa memastikan kita akan hidup
dalam pertumbuhan “manusia roh” saudara ? Mengapa dan mengapa tidak
?
• 4. Bagaimana seharusnya pemimpin Gereja mendorong pertumbuhan
“manusia roh” dalam diri mereka dan didalam orang lain ?
• 5. Apakah karakter yang dapat kita lihat didalam diri orang-orang yang kita
yakini memiliki persekutuan pribadi yang dekat dengan Allah ?
1. Ambillah langkah-langkah berikutnya
Bacalah 2 Tawarikh 34
• Yosia baru berusia 8 tahun saat menjadi raja. Jika seseorang harus memberitahukan
padanya bagaimana menjadi seorang yang “dewasa” secara rohani sebagai pengikut
Allah maka ia harus melakukan hal-hal ini. Ia harus memusnahkan semua berhala,
menghancurkannya kemudian membangun kembali Rumah Allah, meneladankan pada
umat Israel untuk memberikan persembahan dengan murah hati, mendorong
peribadahan dengan musik dan nyanyian, menggali Firman Allah dan menerapkannya,
serta memimpin rakyat untuk tekun beribadah kembali pada Allah. Dan bila Yosia harus
mengikutinya, maka ia akan putus asa karena bahkan ia tidak tahu bagaimana
memulainya dalam posisi raja baru berumur 8 tahun.
• Tetapi Allah yang penuh kasih tidak menuntut Yosia melakukannya semua itu secara
instan. Dalam pasal 34 ini menjelaskan langkah demi langkah, tahun ke tahun
pertumbuhan rohani Yosia dan pengaruhnya pada seluruh bangsa Israel.
• Dalam usia 16 tahun Yosia mulai mencari Allah, usia 20 tahun ia mulai mentahirkan
Yehuda dari berhala, dan pada usia 26 tahun ia memperbaiki rumah Tuhan.
• 1. Apakah dijelaskan langkah pertumbuhan rohani Yosia setelah ia membersihkan berhala dan
membangun rumah Tuhan Kembali ? Apakah yang dijelaskan tentang langkah-langkah pertumbuhan
rohani dari Yosia ?
• 2. Yosia menghancurluluhkan berhala dan menghamburkan reruntuhannya keatas kuburan orang-
orang yang mempersembahkan korban padanya. Mengapa ini dilakukan ? Apa yang dapat
diungkapkan dengan tindakan ini tentang kasih dan kegairahannya pada Allahnya ?
• 3. Setelah berapa tahun berjalan dalam persekutuan intim dengan Allah, Yosia melakukan tindakan
ini ? (4 tahun)
• 4. Setelah berapa tahun berjalan bersama Allah, Yosia menemukan Kitab Taurat ? (10 tahun).
• 5. Menurut pemikiran kita, mengapa Allah menunggu waktu yang lama agar Yosia menemukan
Kitab Taurat ?
• 6. Sejarah spiritual seperti apa yang kita jalani dalam perjalanan bersama Allah ? Dimana kita
melihat terjadinya pertumbuhan paling banyak ? Kapan kita mengembangkan suatu kegairahan
pada Allah sehingga saudara memutuskan untuk mengancurkan seluruh berhala dalan kehidupan ?
Kapan dan bagaimana kita mengembangkan satu kecintaan akan Firman Tuhan ?
• 7. Bagaimana Yosia melibatkan orang lain dalam perjalanan spiritualnya ?
• 8. Perjalanan menjadi “manusia roh”, manunggal dan melekat dengan Allah, bagi Yosia berlangsung
satu langkah ke satu langkah. Bagaimana kita dapat mengambil sebuah langkah maju berikutnya
dalam perjalanan spiritual kita membentuk “manusia roh” semakin serupa Kristus ?
• Yang dimaksud dengan pertumbuhan spiritualitas, menghidupi “manusia roh” yang
diharapkan dalam PA ini, bukanlah sebuah “kedatangan” kedewasaan spiritual instan,
tetapi lebih pada sebuah proses bertahap melalui membangun suatu hubungan intim
dengan Allah.
• Apa yang biasanya terjadi pada pengikut baru Kristus ketika diberikan sejumlah
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sebagai tanggungjawab menjadi pengikut
Kristus ?
• Bagaimana cara kita ,menghindari pengajaran pertumbuhan “manusia roh” dengan cara
memberikan daftar kewajiban ? Apa yang sebaiknya menjadi fokus saat mendorong
orang lain untuk bertumbuh “manusia roh”-nya ?
2. Temukan cara kreatif untuk menggunakan
waktu dalam Firman dan Doa
• Bacaan : Mazmur 119:1-18, 54 dan Matius 14:6-23.
• Menggunakan waktu dalam Firman dan Doa adalah hal yang esensi untuk pertumbuhan
“manusia roh” kita. Dari pada memaksakan sebuah metode, lebih baik mendorong disiplin
berkelanjutan pada bidang yang akan memaksimalkan pertumbuhan rohani secara pribadi bagi
kita, yang akan berdampak langsung merubah kehidupan semakin serupa Kristus.
• Penulis Mazmur 119 menjelaskan tentang cara kreatif untuk fokus pada Firman Tuhan, seperti
memohon Roh Kudus membuka matanya pada kebenaran, menghafal, mengucapkan Firman
dengan keras, meditasi dan mendengarkan pujian. Menggambarkan bagaimana cara menyimpan
Firman dalam hati kita adalah cara yang bersifat pribadi. Kuncinya adalah untuk tidak
mengabaikan Firman Allah, tetap dalam ketaatan dan keintiman dengan Allah.
• Carilah waktu untuk menggunakan waktu bersama Allah saja seperti yang selalu dilakukan Yesus
dalam kesibukan-Nya. Setelah kematian Yohanes Pembaptis, Yesus menggunakan perahu secara
pribadi menggunakan waktu bersama Allah, agar dapat memberikan pelayanan pada ribuan
orang yang membutuhkan pelayanan-Nya. Yesus menyingkir untuk menyediakan waktu khusus
bersama Allah sehingga Ia dapat menyembuhkan yang sakit, memberi makan 5.000 orang. Yesus
secara tegas mementingkan waktu khusus bersama Allah, menyingkir dari para murid dan orang
banyak.
• 1. Bagaimana cara kita untuk memiliki waktu dengan Firman dan Doa jika jadwal yang
kita miliki tidak memungkinkan ?
• 2. Bagaimana cara kita menginterupsi agar memiliki waktu pribadi bersama Allah ?
• 3. Mazmur 119 memberikan variasi cara untuk mempelajari Firman. Cara yang manakah
yang kita rasa efektif ? Apakah ada cara yang sukar ? Mengapa ?
• 4. Adakah cara lain agar kita bisa fokus pada Firman sepanjang hari ?
• 5. Alkitab mengajarkan agar kita berdoa berkelanjutan (1 Tesalonika 5 :17). Bagaimana
cara kita berdoa sepanjang hari ? Dalam cara kreatif seperti apa kita dapat mengukir
kehidupan doa ?
3. Secara proaktif kembangkan persekutuan
dengan saudara kita seiman
• Bacaan : Kisah Para Rasul 2:42-47.
• Pemimpin gereja sering merekomendasikan pertemuan formal, sebagaimana Elia
memberikan mentoring pada Elisa ( 1 Raja-raja 19:21). Kelompok belajar Alkitab adalah
cara yang umum juga untuk membangun hubungan kepada mereka yang berkomitmen
hidup bersama dalam Tuhan, saling mendukung juga dalam doa dan pertolongan praktis.
Banyak orang yang mengambil keuntungan melalui sistem ini, tetapi sebagian lainnya
mengalami kesulitan terutama terkait dengan kegiatan dan lokasi tempat tinggal.
• Komunitas dan persekutuan umat Kristen mungkin dirasakan kurang esensial bagi
pertumbuhan “manusia roh”. Tetapi teladan dari jemaat mula-mula, mereka sangat
menyadari bahwa kedewasaan rohani akan muncul ketika berkumpul dengan saudara
seiman. Tidak hanya pada saat mengadakan pelayanan dan doa bersama, mereka bahkan
secara bergantian makan bersama di rumah-rumah saudara seiman. Komunitas dengan
saudara seiman membangun “hati yang gembira dan tulus” (Kisah Para Rasul 2:46). Ini
tidak hanya menumbuhkan kerohanian bagi umat, tetapi juga menarik kedatangan orang
yang belum percaya kepada Kristus.
• 1. Mengapa komunitas bersama saudara seiman merupakan pondasi bagi pertumbuhan
kerohanian ?
• 2. Cobalah lakukan cara kreatif bagi orang yang sangat sibuk cara membangun hubungan
dengan saudara seiman ?
• 3. Lakukan “brainstorming” (Misalnya : lakukan pelayanan, rekreasi atau membuat
projek bersama dengan saudara seiman).
• 4. Bagaimanakah saudara seiman menjadi bagian penting pada perjalanan spiritual kita
?
• 5. Apakah kita sudah merasa memiliki persekutuan dengan saudara seiman ? Jika tidak,
bagaimana cara kita meningkatkannya ?
4. Mengembangkan disiplin pribadi dan kebiasaan
untuk perubahan diri secara berkelanjutan
• Bacaan : Daniel 6:4-13.
• Daniel berdoa tiga kali dalam sehari. Dia telah mengembangkan kebiasaan yang bekerja dengan
sangat baik baginya dan sangat konsisten meski penasihat raja mengetahuinya. Daniel hidup
dalam kedisiplinan pribadi yang tinggi.
• Kita tidak mendapat ancaman atau larangan untuk berdoa, tetapi terhalang oleh berbagai
kesibukan sehingga gagal untuk memprioritaskannya. Adalah penting untuk membuat
perencanaan menyediakan waktu bagi Allah yang dapat kita lakukan. Ini akan membangun
disiplin yang konsisten yang akan memberikan perubahan secara berkelanjutan.
• 1. Dalam keadaan apa yang membuat sulit bagi kita memiliki waktu bersama Allah ?
• 2. Mengapa penting menjadi konsisten dalam perjalanan bertumbuh dalam “manusia roh” ?
• 3. Bagaimana kita menyeimbangkan antara konsistensi dan fleksibilitas ? Berikan beberapa
contoh rencana yang tetap fleksibel dalam Firman dan Doa ?
• 4. Mengapa akan lebih konsisten menjalani pertumbuhan “manusia roh” jika metode yang kita
terapkan lebih bersifat pribadi ?
• 5. Bagaimana konsistensi akan meningkatkan waktu kita bersama Allah ?
Penerapan
• Pertumbuhan “manusia roh” kita tergantung pada keintiman, kemelekatan,
kemanunggalan hubungan penuh gairah dan semangat dengan Allah, bukan rangkaian
kewajiban keagamawian. Pertumbuhan rohani yang sebenarnya akan terjadi ketika kita
mengambil langkah dalam sebuah perjalanan menghidupi “manusia roh”. Ini
membutuhkan konsistensi dan disiplin pribadi, dengan tetap membuka diri pada
flesibilitas dan individualitas. Metodenya jangan disalahartikan sebagai satu formula
untuk diikuti, tetapi lebih pada alat membantu kita fokus pada hubungan semakin intim
dengan Bapa Sorgawi yang sangat mengasihi lebih dari yang kita pikirkan dan
imajinasikan.
• Jawablah pertanyaan berikut kemudian aplikasikan pada aktifitas selanjutnya.
• 1. Apakah yang menjadi hal esensial pada suatu pertumbuhan “manusia roh” ?
• 2. Bagaimana kita bisa melihat konsistensi kemajuan “manusia roh” dengan mengijinkan
fleksibilitas dan individualitas dalam metodenya ?
Tindakan : Allah menciptakan setiap kita unik,
memahami personalitas manusia
• A. Cara manusia menerima energi dan fokus perhatian.
• 1. Ekstrovet – Orang yang biasa hidup terbuka yang merasa nyaman dalam kelompok,
memiliki kawan yang luas, menikmati kebersamaan dengan orang lain. Bersama orang
lain akan membuat bersemangat bagi orang dengan tipe ini.
• 2. Introvet – pribadi yang pendiam, perenung dan merasa lebih baik melakukan sendiri
atau dengan satu atau dua orang yang mana ia merasa nyaman. Waktu sendiri
dibutuhkan untuk menimbulkan semangat bagi orang tipe ini.
• B. Cara manusia menerima informasi.
• 1. Merasakan dengan indra (sensing) orang yang akan memberikan perhatian pada
realita fisik : apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, kecap atau bau. Mereka menyadari
fakta, mengingat secara detil dan lebih mengutamakan pengalaman yang diteruskan.
• 2, Intuitif – orang yang memberikan perhatian pada impresi atau makna dari informasi
yang diterimanya. Mereka melihat gambar besar baru kemudian menemukan fakta.
• C. Cara manusia mengambil keputusan.
• 1. Berpikir – Saat mengambil keputusan, orang ini akan melihat dasar kebenarannya atau
prinsipnya untuk diterapkan dengan tidak memperhatikan situasi spisifiknya. Mereka mencari
penjelasan logis atau jalan keluar untuk hidup, memiliki perasaan kuat terhadap keadilan,
percaya bahwa menyampaikan kebenaran lebih penting dari pada meraih kebijaksanaan, dapat
dikatakan sebagai seorang yang orientasinya tugas saja.
• 2. Perasaan – Orang ini membuat keputusan dengan mempertimbangkan bagaimana perhatian
orang lain dan berbagai sudut pandang dipergunakannya. Mereka berkomunikasi secara baik
dengan orang lain, memperhatikan keharmonisan dalam hubungan dan mengekpresikan
perhatian dan kasih sayang.
• D. Pilihan gaya hidup.
• 1. Pengambil keputusan – Orang ini lebih menyukai kehidupan terstruktur. Mengutamakan
kehidupan yang teratur, merasa lebih nyaman kalau keputusan itu diambil, dan menyukai hidup
yang terkendali. Mereka nampak sebagai orang yang berorientasi pada tugas, membuat daftar,
membuat pekerjaan diselesaikan sebelum bermain, dan rencana kedepan untuk menghindari
terkena deadline.
• 2. Pengamat – Orang ini lebih menyukai gaya hidup yang fleksibel dan menyesuaikan. Mereka
lebih bisa mengerti dan menyerap apa yang ada di sekelilingnya dari pada mencoba
mengaturnya. Mereka terbuka terhadap suatu pengalaman dan informasi baru, Nampak longgar
dan santai, menjalankan rencana minimal, baru akan terstimulasi oleh deadline.
• Perhatikan pula cara belajar berikut :
• Pembelajar visual menyukai gambar, diagram dan tulisan yang telah terbagi dalam
pokokpokoknya. Mereka secara mental menvisualkan apa yang terjadi dalam tulisan yang
sedang dibaca. Karakter orang ini menggambar saat mereka berbicara, melambaikan
tangan dan menulis catatan.
• Pembelajar auditory – Mendengar dengan baik apa yang dikatakan.
• Pembelajar kinestetik -–mengambil dan menangani, berjalan saat belajar, menginginkan
mencoba sesuatu secara fisik.
Aplikasi pribadi
• Lakukan aktifitas berikut dalam kelompok dua atau tiga orang. Pilihlah karakteristik dari
masing-masing kategori diatas. Identifikasi secara kreatif, strategi yang bisa dilakukan
untuk pertumbuhan rohaninya yang cocok.
• Gunakan penjelasan karakter diatas untuk membantu kita mengidentififkasi kekuatan,
kelemahan dan kecenderungan pilihan yang sesuai dengan kita. Gunakan informasi ini
untuk mengembangkan sebuah rencana yang konsisten untuk melangkah lebih jauh
dalam pembentukan “manusia roh” kita.

Anda mungkin juga menyukai