Anda di halaman 1dari 22

Lanjutan dasar-dasar

iman Kristen (4)


Pertumbuhan “manusia roh” karya
Allah atau saya ?
BAPA KAMI YANG DI SORGA ………………..
BAPA, SAAT INI KAMI MENGARAHKAN HATI PADA ALLAH UNTUK MENERIMA
KASIH ALLAH YANG SEMPURNA.

KAMI MENYERAHKAN OTORITAS DIRI PADA KEBENARAN FIRMAN ALLAH.

HARI INI KAMI MEMBUKA DIRI UNTUK MEMILIKI HIDUP BERKELIMPAHAN YANG
TIDAK TERIKAT, TIDAK TERBATAS, DARI ALLAH YANG HIDUP.

HARI INI KAMI MENERIMA SEGALA BERKAT ALLAH, KESEMBUHAN, KUASA DAN
MUKJIZAT SERTA SELURUH KEPENUHAN KEKAYAAN KRISTUS.
KAMI MENYERAHKAN HIDUP UNTUK DIBENTUK SEMAKIN SERUPA DENGAN
KRISTUS SETIAP HARI.

HARI INI, KAMI MENDEKLARASIKAN BAHWA :

KAMI LAHIR SECITRA, SEGAMBAR DENGAN ALLAH.


KAMI LAHIR UNTUK MEWUJUDKAN KEHADIRAN ALLAH DI DUNIA INI. KAMI
ADALAH KEKASIH ALLAH, KAMI ADALAH HAMBA ALLAH DAN KAMI ADALAH
PEMEGANG MANDAT ALLAH.
DALAM NAMA TUHAN YESUS, AMIN.
Pengudusan melibatkan satu misteri kerjasama
manusia dengan Allah
• Apakah pengudusan, pertumbuhan “manusia roh” merupakan karya Allah
atau saya ? Sebagian umat Kristen mengambil posisi bahwa pengudusan
adalah semata-mata karya Allah saja. Mereka merasa bahwa tindakan
manusia sia-sia dan bertentangan dengan anugerah. Sebagian yang lain
meyakini mampu membuat diri mereka kudus, dan membuat gereja menjadi
ajang kompetisi, siapakah yang paling kudus. Dalam bagian ini kita akan
belajar bagaimana yang seharusnya, dan bagaimanakah kesalahan-
kesalahan pemahamannya, kemudian mempelajari bagaimana misteri
kerjasama antara Allah dan manusia dalam mengikuti jejak Kristus bersama
Allah dalam pencarian kekudusan.
Identifikasi Masalah : pertumbuhan “manusia roh”,
“Apakah itu karya Allah atau manusia ?”
• Pekerjaan siapakah pengudusan, pertumbuhan “manusia roh” kita ? Ilmu psikologi menjelaskan
bahwa penyebab konflik dalam organisasi atau rumah tangga adalah ketidaksepakatan yang
secara umum dikenal dengan bagian tata kerja kerumahtanggaan. Jika sprei tidak ditata, piring
kotor tidak dicuci, pakaian tidak diseterika karena tidak adanya kesepakatan tentang siapa yang
harus mengerjakan ? Banyak sekali keluarga yang tidak pernah dengan “damai” menyelesaikan
kesepakatan pekerjaan-pekerjaan rumah, siapa yang harus membuang sampah, atau siapa yang
harus mengantar sekolah. Ujungnya adalah, banyak hal tidak diselesaikan karena setiap anggota
keluarga berpikir orang lainlah yang bertanggungjawab mengerjakannya.
• Dalam bagian ini kita akan belajar tentang dasar dari pengudusan, pertumbuhan “manusia roh”
yang terkait dengan kata kudus dalam bahasa Yunani hagios. Alkitab tidak hanya menjelaskan
bahwa ketika kita mati didalam Kristus agar hidup bersama-Nya di sorga ; tetapi Alkitab
menjelaskan tentang pemberian kehidupan di Kerajaan Allah. Rencana Allah dari semula adalah
agar gambar-Nya didalam diri manusia, yang telah rusak oleh dosa, harus dipulihkan dalam segala
kemuliaan dan keindahannya. Pengudusan akan terjadi dalam kehidupan anak-anak Allah.
Manusia akan kembali mengidupi “manusia roh”nya.
• Tetapi bagi sebagian besar orang Kristen mengalami kebingungan tentang tata kerjanya,
karena menyangkut pertumbuhan “manusia roh” atau pengudusan. Mereka bertanya,
“Apakah itu karya Allah atau manusia ?”.

• Sebagian mengambil posisi bahwa pengudusan adalah murni karya Allah dan
mengatakan, “Saya tidak dapat melakukan apapun”. Untuk mendukung gagasan ini,
mereka mengutip ayat-ayat seperti Roma 7:18 dimana Paulus mengatakan, “Sebab aku
tahu, bahwa didalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang
baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang
baik”. Menurut pengertian mereka, ayat ini menjelaskan bahwa perbuatan manusia
adalah sia-sia. Mereka menolak usaha beban berat dan penuh pengorbanan ini, dengan
mengatakan bahwa usaha manusia itu bertentangan dengan anugerah.

• Sejumlah besar anggota gereja menolak pengajaran tentang jalan penderitaan,


pengorbanan, ketaatan adalah cara yang diperkenalkan Kristus untuk diteladani. Karena
mereka menganggap, mereka sudah didalam anugerah bukan lagi menjadi pengikut
hukum agamawi (legalism).
• Disisi lain, sebagian orang Kristen meyakini pendekatan pertumbuhan “manusia roh”
adalah melalui mengevaluasi diri setiap waktu sebagai sebuah komitmen pribadi secara
ketat. Ini didasarkan oleh ayat dalam Imamat 11:44, “Akulah TUHAN Allahmu.
Kuduskanlah dirimu. Jadilah kudus, sebab Aku kudus”. Sehingga mereka percaya tugas
merekalah untuk memastikan diri mereka kudus, karena Allah kudus.
• Dalam sejarah perjalanan gereja, pernah terdapat sekelompok orang Kristen yang
berjuang untuk mencapai kekudusan sendiri. Gereja menjadi ajang pembuktiannya siapa
yang paling kudus yang bisa menghafal lebih banyak ayat Alkitab, mengabarkan Injil ke
banyak orang, paling banyak bermeditasi, serta paling banyak berdoa. Mereka yang
paling banyak mengerjakan daftar ini merasa bahwa “manusia roh”-nya telah bertumbuh
meski sering tidak disertai dengan tindakan Kasih dan Sukacita.

• Diskusi awal :
• 1. Tugas siapakah menurut saudara pengudusan, pertumbuhan “manusia roh” itu ?
• 2. Cara berpikir diatas yang mana menurut saudara yang benar ? Karya Allah ? Atau karya
manusia ? Jelaskan !
1. Pengudusan adalah proyek kerjasama antara
Allah dan manusia.
• Bacaan : Filipi 2:12-13.
• Pertama Paulus menjelaskan “kerjakan keselamatanmu”, memiliki makna bahwa peran
manusia adalah penting. Tetapi kemudian Ia menjelaskan, “Allahlah yang mengerjakan
didalam kamu”. Manusia tidak mengerjakan proyek ini sendirian. Pengudusan
diberdayakan oleh Allah, tanpa itu tidaklah mungkin. Sebuah pernyataan dari Bapa
Gereja Agustinus memberikan gambaran lugasnya, “Pengudusan tanpa Tuhan kita tidak
bisa ; tanpa kita, Tuhan tidak akan melakukannya”.
• Ketika Paulus mengatakan, “Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar”, itu tidak
berarti bahwa kita harus bekerja untuk keselamatan dengan keadaan ketidakpastian,
tidak tahu apakah ini akan cukup layak dihadapan Allah. Bukan demikian, maksud Paulus
menggunakan kalimat itu adalah merujuk pada sikap hati akan ketergantungan mutlak
pada Allah. Kita memang memiliki peran, tetapi bukan kita yang memegang kendalinya.
• Hal-hal berikut bisa kita kendalikan : menelpon, mengemudi mobil, berlari, berjalan.
Sementara ada hal yang tidak bisa kita kendalikan seperti : cuaca, kelahiran, kematian.
Namun ada juga kategori lain diluar itu, misalnya : tidur. Kita tidak bisa melakukan
dengan cara seperti saat kita menelpon untuk tidur. Yang bisa kita lakukan hanyalah
mematikan lampu, membaringkan badan yang kemudian bisa diteruskan kita tertidur.

• Cobalah membedakan pergerakan kapal mesin dengan kapal layar. Dengan kapal mesin,
kita bisa mengendalikan penuh, menyalakan mesin, mengendalikan kecepatan dan pergi
kearah manapun kita kehendaki. Kapal layar sangat berbeda. Meskipun saat berlayar kita
harus sangat aktif, ada bagian yang harus kita pastikan kerjakan. Kitalah yang
mengarahkan kemudi dan mengatur layarnya, tetapi semua akan tergantung pada angin.
Tidak ada sedikitpun keyakinan bahwa kita memegang kendali, tanpa angin maka kita
akan diam ditengah laut. Tetapi seketika tiupan angin datang, maka segala sesuatunya
berjalan dengan sangat baik.
• Bacalah Yohanes 3:8. Kata yang dipergunakan untuk angin (pneuma) adalah kata yang
dipergunakan untuk roh, baik dibahasa Ibrani maupun Yunani. Yesus mengatakan bahwa
angin bertiup kearah mana saja yang ia mau. Kita mendengar suaranya, tetapi tidak
pernah tahu akan datang dari mana, dan kemana ia akan pergi. Angin bebas dan penuh
kekuatan, berjalan diluar kendali manusia. Hal yang sama terjadi pada orang yang
dilahirkan dalam roh, dimana angin “Roh” Allah bertiup.
• Karya pengudusan, pertumbuhan “manusia roh” adalah karya Roh Kudus yang penuh
misteri dan kekuatan. Manusia tidak dapat mengendalikan dan membuatnya. Adalah
bukan tentang manusia yang mengatur programnya dan hasil yang terkontrol. Tetapi
disisi lain manusia tidaklah pasif. Tugas kita adalah mencari dimanakah angin “roh” itu
bertiup dan mengetahui bagaimana menggunakannya.
• Bacalah Filipi 3:12-13. Paulus berbicara tentang pengudusan dimana ia terpanggil.
Identitasnya telah aman dan jelas, yang tidak tergantung pada keberhasilan yang
dilakukannya.
• 1. Berikan contoh pengalaman pribadi saudara, bagaimana Roh Allah mengarahkan hidup
saudara seperti angin mengarahkan kapal layar.
• 2. Menurut saudara, apakah yang dimaksudkan Paulus saat menulis di Filipi 3:12 saat
mengatakan “atau telah sempurna” ?
• Catatan : Sebagaimana yang dijelaskannya dalam bagian ini, ia belum mendapatkan
kesempurnaan, tetapi terus maju kearah itu. Meskipun ia sadar manusia tidak akan
mencapai kesempurnaan, tetapi kita harus terus mengejar pengudusan.
• 3. Paulus mengatakan, “Aku berusaha menangkapnya, karena akupun telah ditangkap
Yesus Kristus”. Bagaimanakah kita melihat bahwa manusia dan Allah memiliki peran
dalam pengudusan, pertumbuhan “manusia roh” manusia ?
• Catatan : Kristus adalah inisiatornya dalam perjalanan bersama Dia, tetapi kitalah yang
mengejar kearah Dia. (Kristus memilih mempelai, tetapi mempelai harus belajar
mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, melalui bukti penyertaan dan kasih-Nya dalam
kehidupan)
2. Pengudusan adalah proses yang penuh
keseksamaan.
• Pengudusan, pertumbuhan “manusia roh” adalah sebuah proses bukanlah even yang
satu kali kejadian. Cobalah mengingat pertanyaan dari anak-anak kita saat melakukan
perjalanan yang jauh dan lama. Sudahkan kita sampai tujuan ? Itulah pertanyaan yang
selalu mereka ucapkan.
• Lihatlah banyak orang tidak sabar menunggu lift, dengan memencet tombol berkali-kali.
Tentu harapannya adalah, lift itu tidak akan berhenti di lantai yang lain selain menjempur
kita. Tapi realita tidaklah demikian.
• Kita hidup di zaman serba instan, semua mudah dan cepat. Pengudusan, pembentukan
“manusia roh” bukanlah proses yang demikian. Paulus mengatakan, “Apakah aku sudah
meraihnya ? Belum, tidak hari ini, tidak pula besok. Tetapi satu hal yang aku lakukan. Aku
terus berjalan mengejar yang dihadapanku”.
• Dalam mengejar kekudusan, kita akan sering mengalami kegagalan. Apakah saudara
pernah mengalami atau sedang terjadi pada diri saudara. Saat saudara sangat serius
mengejar kekudusan tetapi saudara malah masuk dalam sebuah kebiasaan buruk ?
• Bacalah lagi Filipi 3:13. Paulus memiliki strategi terhadap kegagalan masa lalu, dan ini
dinyatakan dalam satu kalimat : “Aku melupakan yang di belakangku”. Kadang manusia
berfikir adalah tidak baik dengan tindakan “melupakan”, sebagai sesuatu yang jangan kita
lakukan, tetapi ternyata melupakan adalah tindakan yang sangat penting dalam meraih
kekudusan.
• Mintalah kepada Roh Kudus, mengatasi kesalahan masa lalu, dosa, pelanggaran dan hal-
hal yang memalukan. Benar saya harus belajar sesuatu yang harus saya pelajari dari
peristiwa itu, tetapi saya harus terus berjalan kedepan. Saya tidak boleh terhenti oleh
penyesalan masa lalu karena pengudusan, pembentukan “manusia roh” adalah sebuah
proses jangka panjang bukan hal instan.
• Pastilah dalam perjalanan kita akan terjatuh ; yang berbahaya adalah saat kita terjatuh
kita akan kecewa dan menyerah. Paulus mendorong kita untuk terus maju dan
melupakan apa yang di belakang. Paulus tidak mengijinkan apakah keberhasilan atau
kegagalan masa lalu menghentikan langkahnya. Pengudusan adalah sebuah proses.
Jangan pernah menyerah ditengah prosesnya.
• 1. Mengapa melupakan yang telah menjadi masa lalu adalah hal esensial untuk maju
kedalam kehidupan kekristenan kita ?
• Catatan : setan menginginkan kita terpaku pada kesalahan akibat dosa sehingga hidup
kita tidak lagi efektif, atau menjadi sombong karena sebuah keberhasilan masa lalu
sehingga membuat kita lupa bergantung pada Allah.
• 2. Area kehidupan yang mana yang membutuhkan segera melupakan, sehingga kita
segera bisa melangkah maju ?
• - Dosa masa lalu.
• - Kesalahan masa lalu.
• - Hubungan masa lalu dengan orang tertentu.
• - Keberhasilan masa lalu.
• - hal lain, jelaskan.
• 3. Perhatikan ayat 13 , Paulus menekankan tentang sikap bersungguh-sungguhnya,
segenap kesungguhaan. Apakah akibat dari sikap demikian dengan upaya yang
dilakukannya ?
3. Pengudusan diberdayakan oleh Allah bukan
manusia.
• Pengudusan adalah proses yang diberdayakan oleh Allah bukan manusia.
• Jika kita adalah kapal layar, Allah yang memberikan anginnya.
• Saat berbicara tentang proses transformasi, Paulus menggunakan kata
dalam bentuk “imperative” yang dipakai ketika seseorang memberikan
perintah. Sebagai contoh “berhenti” : adalah juga “imperative”. Ada juga
bentuk lain kalimat “passive”. Keadaan dimana sesuatu mendatangi kita. Kita
tertabrak sepeda. Kita terkena sakit. Itu kalimat passive.
• Kata transformasi yang dipakai Paulus sering menggunakan bentuk “passive
imperative”. Baca Roma 12:2. Dia mengatakan dalam bentuk “imperative”,
“berubahlah” (be transformed) tidak mengatakan “rubah dirimu” (transform
yourself).
• Terdapat beberapa cara yang bisa kita pakai memahami bagaimana Roh Kudus
bekerja dalam hidup kita. Caranya adalah menanyakan pertanyaan berikut,
“Tuhan, bagaimanakah cara-Mu mentransformasikan diri saya dalam keadaan ini
?” Misalnya kita harus mengantri di kasir karena ada orang yang kesulitan
menghitung uangnya dengan bertanya,Tuhan, bagaimana cara-Mu menggunakan
peristiwa saat ini untuk mengajarkan kesabaran ?” Saat kita mengalami fitnah,
“Tuhan bagaimana yang Kau inginkan di saat seperti ini untuk bertekun ?”
• Belajarlah untuk bergantung pada Roh Kudus sebagai konselor dari waktu ke
waktu, katakan segalanya pada-Nya ini sangat menantang. Karena Allah akan
memakai semua itu meniupkan kehidupan kedalam diri kita. Demikian cara kita
memberikan otoritas angin Roh Allah berhembus dalam hidup kita. Inilah yang
menyebabkan proses pengkudusan tidak berjalan otomatis. Sehingga akan terlihat
berbeda satu sama lain, bahkan akan ada hal-hal yang berbeda dalam setiap
langkah kehidupan kita. Kita membutuhkan pemahaman bagaimana kerja Allah
saat kejadian tertentu itu.
• 1. Dimanakah angin dari Roh Allah berhembus dalam hidup saudara ? Dimana dan
bagaimana Allah melakukan pekerjaan-Nya dalam hidup kita ?
• 2. Dosa apakah yang dibongkarnya untuk membebaskan kita dari kuasanya ?
• 3. Melalui aktifitas spiritual praktis apakah atau pendisiplinan Allah apakah, yang paling
merubah kita saat ini ? Bagaimana cara kita untuk selalu memperhatikan dan serius
mencari makna dari setiap langkah kehidupan, seperti yang sedang Tuhan inginkan ?
• Aktifitas tambahan : Bertanyalah dalam kelompok kecil apa yang mereka lihat didalam
diri kita perubahan kearah yang lebih baik. Kemudian tanyalah pada kelompok itu apa
saja yang menurut mereka masih membutuhkan perubahan. Berikan waktu setiap orang
melakukan hal yang sama.
4. Pengudusan harus dikejar demi sesama.
• Kita harus mengejar kekudusan demi kepentingan banyak orang, bukan sekedar untuk
memenuhi kepenuhan diri saja. Ada sebuah bahaya dalam mengejar pertumbuhan
spiritual, sebab jika keluar jalur akan menjadi sangat individualistik dan penyanjungan diri
berlebihan (jenis penyakit jiwa) ini yang biasa terjadi pada spiritualis diluar Kristus. Para
ahli Taurat dan kaum Parisi pada zaman Yesus berpikir bahwa mereka adalah orang
kudus, tetapi mereka tidak menyatakan kasih pada sesamanya. Mereka hanya tertarik
dengan diri sendiri, berpusat pada diri. Tuhan Yesus jelas-jelas meneladankan kekudusan
bukanlah yang berpusat pada kepentingan diri apalagi penyanjungan dan pengagungan
diri. Yesus meneladankan justru sebuah pengosongan diri demi kepentingan banyak
orang. Pengudusan memiliki makna didalam sebuah komunitas.
• Dalam Filipi 2:14, Paulus menuliskan, “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantah”. Dengan kata lain, sebagai sebuah komunitas
yang dewasa ini yang seharusnya terjadi : tidak menggerutu, tidak berbantah, hanya hati
yang penuh syukur. Komunitas saling melayani menggantikan kepahitan dan kebencian.
• Banyak kita saksikan berbagai komunitas termasuk didalam gereja dimana anggotanya
bertumbuh dalam kemarahan, kebencian dan kepahitan, tetapi mereka merasa sebagai
orang-orang yang suci secara rohani.
• Paulus menekankan kekudusan didalam kontek komunitas. Jika kita tidak meletakkan
dengan benar maka mengejar pertumbuhan rohani akan menyimpang pada kerangkeng
kehidupan mengagungkan diri sendiri. Yang ditunjukkan adalah hal-hal yang seolah-olah
mewakili kehidupan spiritual (cara berpakaian, berdoa, berkata-kata), yang
diterjemahkan pada diri sendiri untuk mengangkat keadaan dirinya. Dengan menjalani
kehidupan spiritualitas yang melupakan maknanya sebagai bagian dari komunitas
majemuk yang membutuhkan kerelaan untuk melayani dan berkorban. Suatu keadaan
dimana manusia sudah memasuki suatu penyakit jiwa.
• Tujuan akhir mengejar pengudusan hanyalah KASIH. Ada perbedaan mendasar antara
menghidupi kekudusan dengan kemunafikan. Meski secara sepintas bisa dilihat sama.
Perbedaannya jelas, kekudusan adalah sebuah usaha untuk mengejar KASIH yang lebih
banyak tercurah bagi sesama dan semesta. Sedangkan kemunafikan adalah cara hidup
hanya mementingkan kepentingan diri tanpa KASIH sama sekali.
• Contoh kejadian ini mungkin akan menggambarkan dengan lebih jelas :
• Ada seorang anak laki-laki yang tidak akan pernah diperhitungkan dalam kehidupan.
Begitu banyak kepahitan dialaminya. Sejak kecil telah ditinggalkan bapaknya. Ibunya
adalah seorang ibu yang bermasalah. Ibunya gagal dalam pernikahannya dengan 5
orang termasuk yang terakhir. Dia tidak punya banyak waktu bertemu dan memberikan
semangat pada anaknya. Pada suatu waktu didapati ibunya menderita penyakit
“degenerative muscular”, suatu penyakit langka yang secara perlahan mengambil
kemampuan fisiknya.
• Tidak ada satupun anak yang lain dan bekas suaminya yang peduli bahkan mau tahu
keadaan ibu yang lumpuh ini. Hanya anak laki-laki yang penuh penderitaan kehidupan
itu yang akhirnya memutuskan untuk merawat setiap harinya. Memandikan, menyuapi,
mengganti baju, membersihkan segala kotoran yang disebabkannya. Pada saat ibunya
meninggal, anak laki-laki itu memutar sebuah kaset yang berisi suara ibunya waktu
menyanyikan lagu natal saat perayaan di gerejanya. Anak itu sangat menyukai ibunya
saat menyanyikan lagu natal bersama dia yang memainkan sebuah gitar waktu itu. Anak
ini menyadari tidak bisa mengasihi ibunya dengan sempurna. Tetapi saat Kasih itu terasa
sangat berat dan saat tidak ada seorangpun peduli, ia melakukan tindakan kasih yang
dilakukannya itu tanpa pamrih.
• Inilah wujud KASIH dan buah dari pengudusan. Karena siapakah yang bisa mengasihi
dengan cara demikian dan sempurna ? Tuhan Yesuslah yang meneladankan. Tuhan
mengasihi kita saat dalam keadaan yang sangat sulit untuk dikasihi. Allah merindukan
untuk menguduskan kita, dan tidak merupakan hal yang sederhana. Ini bukan sebuah
proyek rohani yang sekali, dan ini juga bukan merupakan sebuah kegiatan alternatif. Ini
adalah sebuah rancangan besar dan tujuan Allah bagi sepanjang hidup kita. Jika kita gagal
menghidupinya berarti kita gagal mencapai apa yang menjadi tujuan kita diciptakan
Allah. Pengudusan Allah adalah sarana agar kita bisa menyalurkan KASIH yang mengalir
dari Allah didalam dan melalui kehidupan kita.
• Baca Filipi 2:14-18

• 1. Bagaimanakah sikap Paulus dalam hidupnya sesuai dengan ayat 17 ? Menurut kita
apakah yang dimaksudkan dengan “sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan
ibadah imanmu” ?
• 2. Sebutkan setiap cara dalam bagian ayat-ayat ini yang menekankan “berpusat pada
sesama”.
• 3. Apakah bahayanya mengejar kekudusan hanya untuk diri sendiri, yang tidak
menghiraukan orang lain ?
Penerapan
• Pengudusan adalah sebuah norma (falsafah/pola/dasar) kehidupan bukan sekedar
pilihan ; proses bukan even sesaat ; diberdayakan Allah, bukan manusia ; dan bertujuan
bagi kepentingan orang lain.
• 1. Adakah poin pengajaran yang baru buat kita ?
• 2. Sebagai hasil pembelajaran ini, adakah cara baru yang akan kita lakukan dalam
tindakan disiplin “manusia roh” kita ?
• 3. Simpulkan dengan kata-kata kita sendiri inti pelajaran kali ini.

Anda mungkin juga menyukai