Anda di halaman 1dari 5

MAKNA LAHIR KEMBALI

Bacaan : 1 Petrus 1: 18 – 23
Bacaan inti : 1 Petrus 1: 23
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak
fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”

Renungan :
Lahir kembali? Apa artinya? Apakah kembali menjadi rupa fisik seperti bayi? Atau
menjalani hidup seperti bayi? Kata “dilahirkan kembali” secara rohani diartikan sebagai “lahir
dari atas” yang dapat diartikan bahwa adanya tindakan Allah yang disediakan bagi orang percaya
sehingga memungkinkan mereka hidup kekal (Yohanes 1:12-13). Lalu bagaimana konsep
tentang lahir kembali? Apakah harus menjadi rupa fisik seperti bayi? Jawabannya adalah
menjadi seperti benih. Benih biji yang telah mati yang ditaburkan dalam tanah, kemudian
bertumbuh, tidak mendadak semalam langsung menjadi pohon yang besar, tetapi bertahap dari
hari ke hari. Demikian juga dengan dilahirkan kembali dimana terdapat pertumbuhan perubahan
rohani di dalam hati manusia, Pertumbuhan ini harus diingat, bahwa lahir baru itu adalah sebuah
proses, bukan semalam jadi. Karena itu Allah memakai kata dilahirkan, bukan diubahkan. Sebab
kata dilahirkan mengandung makna bertumbuh menjadi dewasa. Dan dalam pertumbuhan ini
maka tidak otomatis orang menjadi sempurna, tidak berbuat salah lagi atau berbuat dosa. Ada
proses jatuh bangun sampai kita berdiri teguh tak bercacat cela (1 Korintus 1:8). Proses lahir
baru, tidak terjadi dengan tanda-tanda jasmani, tidak ada perubahan yang nampak kasat mata,
sebab semua itu dikerjakan oleh Roh atas roh kita. Kita dilahirkan kembali di dalam roh yang
dikerjakan oleh Roh Allah.
Mengapa seseorang perlu dilahirkan kembali? Alasannya agar dapat terkoneksi kembali
dengan Allah yang sudah terputus oleh adanya dosa dan mengakibatkan kehilangan kemuliaan
Allah (Roma 3:23). Lalu bagaiman kita dapat lahir kembali? Caranya adalah dengan percaya
kepada Yesus Kristus. Alasannya karena kita sudah ditebus oleh-Nya, dan telah beroleh
keselamatan. Seperti di 1 Petrus 1:18-19 dikatakan bahwa kita sudah diwarisi dosa dari nenek
moyang tetapi dos akita telah ditebus, bukan dengan barang fana, melainkan dari darah Kristus
yang tidak bernoda dan bercacat dan Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan. Semua hal tersebut
adalah karunia Tuhan. Ia mau merelakannya demi dosa manusia sehingga kita mau percaya, dan
iman serta pengharapan kita tertuju kepada Allah. Ketika adanya iman dan pengharapan yang
tertuju kepada Allah maka timbulah pertumbuhan perubahan rohani, yaitu lahir kembali.
KASIH KARUNIA ALLAH SEBAGAI INISIATIF ALLAH

Bacaan : Efesus 2: 1-10


Bacaan inti : Efesus 2: 8
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah,”

Renungan :
Pada saat menciptakan manusia, Allah menjadikan manusia segambar dan serupa
dengan-Nya sebagai makhluk yang paling istimewa dibandingkan ciptaan lainnya. Tetapi ketika
manusia jatuh ke dalam dosa, Alkitab menggambarkan manusia sebagai orang yang mati secara
rohani. Dalam ayat 1-3, Paulus mengajak orang-orang Efesus untuk mengingat keadaan mereka
dahulu. Kita harus melupakan masa lalu ketika hal itu menghambat kemajuan iman kita. Namun
ketika kita mengingat keadaan kita dahulu sebagai orang berdosa, hal itu justru seharusnya
mendorong kita untuk lebih maju. Pada saat yang sama kita semakin merasakan kasih Allah,
sekaligus “memaksa” kita dapat mengampuni orang lain. Ayat 4 menunjuk pada tindakan Allah
yaitu bahwa Allahlah yang mengambil inisiatif pada waktu Ia melihat manusia secara alamiah itu
(Kej 3:8-9).

Lalu apa yang Allah lakukan?


Pada bacaan firman Tuhan tersebut, Allah menghidupkan (ayat 5), membangkitkan (ayat
6), memberi tempat di surga (ayat 6). Dengan kata lain, semua orang percaya akan mengalami
hal yang sama seperti yang dialami oleh Kristus (kebangkitan, kenaikan ke surga, duduk di
sebelah kanan Allah). Hal ini menunjukkan adanya misteri antara Kristus dengan orang-orang
pilihan. Selain itu, Allah juga melakukan penyelamatan (ayat 5, 8), dimana keselamatan yang
Allah berikan adalah lebih dari sekedar pengampunan. Keselamatan adalah anugerah/pemberian
Allah sebagaimana yang dinyatakan oleh ayat 8, “Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah”. Dengan kata lain,
keselamatan karena kasih karunia oleh iman adalah pemberian/anugerah Allah.
Mengapa Allah melakukan itu? Karena rahmat dan kasih (ayat 4), kasih karunia (ayat
5,8) dan kebaikan-Nya (ayat 7). Jadi, Allah menyelamatkan bukan karena apa yang ada pada
kita/kebaikan kita, melainkan untuk menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-
limpah (ay 7). Selain itu, supaya kita berbuat baik (ay 10). Pekerjaan baik itu sudah dipersiapkan
Allah sebelumnya dan Ia ingin supaya kita “hidup” di dalamnya. Semua itu terjadi karena
KASIH KARUNIA ALLAH.

Kesimpulannya adalah kita tidak diselamatkan oleh pekerjaan/perbuatan baik manusia, tetapi,
karena pekerjaan/perbuatan Allah dan pemberian-Nya yang melimpah. Tugas kita ialah
menerima pemberian itu dan sebagai tanda pengucapan syukur kita meneruskannya kepada
orang lain dengan “hidup di dalam pekerjaan baik”.
ANUGERAH HIDUP KEKAL DALAM PERSEKUTUAN DENGAN
KRISTUS

Bacaan : Yohanes 10:22-30

Bacaan inti : Yohanes 10:28-29


“dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak
dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”

Renungan :
Hidup kekal sering diartikan sebagai hidup yang tak pernah berakhir. Kekekalan hanya
dihubungkan dengan dimensi kuantitas hidup yang tanpa batas. Dampak positifnya orang Kristen
tidak takut menghadapi kematian, sebab selalu percaya bahwa setelah itu bisa hidup tanpa mati
lagi. Namun, juga harus diakui bahwa pemahaman yang demikian cenderung tidak menghargai
kehidupan sekarang sebagai tanggung jawab yang harus dirawat dan diperjuangkan sebaik
mungkin. Bahkan, di dalam hidup yang kedodoran, penuh cela, dan jadi batu sandungan
sekalipun orang masih bisa sangat percaya bahwa ia telah menerima anugerah kehidupan yang
kekal. Jika direnungkan lebih jauh, sebenarnya konsep hidup kekal dalam kekristenan berbicara
tentang dimensi kualitas hidup. Disebut kekal bukan karena hidup terus, melainkan mampu
menghasilkan nilai yang bersifat kekal, seperti hidup yang berbuahkan cinta kasih, pengampunan
dan perdamaian. Kekekalan itu tidak menanti di seberang kematian, melainkan ada di sini,
sekarang yang kita kenal sebagai manusia baru. Dengan demikian, hidup kekal adalah hidup
yang menghasilkan nilai-nilai kekal, yakni nilai-nilai Kerajaan Allah.
Dalam kekristenan kekekalan hidup itu tak dapat diupayakan sendiri, tetapi karena
anugerah Allah. Kekekalan hidup yang dianugerahkan Allah di hati manusia begitu sulit
diwujudnyatakan, sampai Kristus hadir dan membuka mata kita tentang kekekalan itu. Jika hidup
kekal hanya dilihat dalam kuantitas (asal percaya pasti selamat dan tidak akan mati – walau
hidupnya kedodoran), maka anugerah hidup kekal itu hanya menjadi hadiah murahan (cheap
grace), karena siapa saja bisa menerima. Dalam persekutuan dengan Kristus, kekekalan diartikan
dalam kualitas, dimana terdapat buah persekutuan dengan Kristus yatu hidup elegan, yang
menghasilkan keharmonisan relasi dengan Tuhan, sesama dan seluruh ciptaan.

Anda mungkin juga menyukai