Anda di halaman 1dari 9

KELAHIRAN BARU

Fitra Syukur Iman Zai


Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal
Program Studi Sarjana Pendidikan Agama Kristen
Zais2954@gmail.com

Abstrak

Manusia baru merupakan manusia yang sudah meninggalkan manusia lama dan melakukan
pembaruan hati atau pikiran, dan kepribadian yang baru ini harus dan pasti bertindak menurut
naturnya. Kelahiran baru merupakan kejadian tunggal, yang terjadi sekali untuk selamanya.
Setiap manusia yang percaya kepada Kristus harus mengalami kelahiran baru didalam
hidupnya.

Makalah ini memuat suatu hal yang berhubungan dengan manusia yang mengalami kelahiran
baru dan konsep pemikiran manusia yang sudah mengalami manusia baru. Selain itu, didalam
makalah ini juga mencakup manusia yang dibahas didalam Yohanes 3:3-7.

Kata Kunci: Teologis, Manusia Baru, orang percaya.

Pendahuluan

Di jaman modern ini, banyak orang percaya yang tidak mengerti tentang apa yang
dimaksud dengan Kelahiran Baru (Regenerasi). Seperti yang tuliskan oleh Louis Berkhof
dalam bukunya, dimana manusia sekarang telah salah memahami konsep kelahiran baru.
Mereka menganggap bahwa kelahiran kembali itu merupakan perubahan yang sempurna dari
seluruh natur manusia atau perubahan sebagian dari padanya, sehingga natur manusia itu tidak
lagi mampu berbuat dosa. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa kelahiran baru
merupakan perubahan salah asatu atau lebih sifat-sifat jiwa manusia, seperti misalnya emosi
manusia, dengan cara menyingkirkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan hal-hal yang
bersifat ilahi.1

Seperti yang kita ketahui, bahwa didalam Alkitab juga menyinggung tentang masalah
kelahiran baru ini. Dimana seorang Farisi yang bernama Nikodemus telah salah memahami
tentang kelahiran baru (Yoh. 3:3-4). Dari beberapa hal masalah diatas, penulis tertarik untuk
membuat karya ilmiah (Paper) tentang “Kelahiran Baru”, agar setiap kita, khususnya orang

1
Louis Berkhof, Teologi Sistematika (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997) Hal. 124
yang mempercayai bahwa Yesus adalah Juruslamat tidak salah mengartikan tentang Kelahiran
Baru, melainkan memahami apa yang dimaksud dengan Kelahiran Baru.

Pengertian Kelahiran Baru


Pada awal penciptaan kita tahu bahwa sebenarnya manusia adalah suatu makhluk yang
tidak memiliki dosa dihadapan Allah. Sesuai dengan pandangan Yusak dalam jurnal tentang
pandangan teologis tentang kehendak bebas yang menyatakan Sebelum manusia terjatuh
dalam dosa, manusia belum mengenal tentang dosa. Manusia hanya mengenal dan memiliki
hubungan yang erat dengan Allah saja sebagai penciptanya. Fokus pemikiran manusia pada
saat itu adalah manusia bisa melayani, menyenangkan dan memuliakan Allah serta
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya. 2 Namun dengan
hal yang telah dilakukan oleh manusia, yaitu melanggar perintah yang telah Allah berikan
kepada manusia, sehingga manusia tersebut harus menerima konsekuensi dari Allah. Oleh
karena itu, untuk memulihkan manusia yang telah jatuh kedalam dosa dan yang telah menjauh
dari Allah, tiada cara lain Allah harus memulihkan kembali yaitu menganugerahkan anaknya
yang Tunggal.

Untuk membahas tentang kelahiran baru, pada dasarnya sering disebut dengan
regenerasi. Regenerasi dalam bahasa Yunani yaitu paliggesia yang artinya “Kelahiran Baru”.
Kelahiran baru adalah kelahiran spritual sebagai kontras dengan kelahiran yang pertama yang
adalah suatu kelahiran fisik. Dalam kelahiran spiritual Roh kudus meregenerasikan seorang
manusia; Ia adalah alat regenerasi.3
Secara teologis, setiap orang mampu melakukan dua kelahiran: kalahiran fisik dan
kelahiran rohani. Kelahiran fisik adalah kelahiran duniawi yang memungkinkan semua orang
memiliki kemampuan untuk memasuki dunia materi, dunia dosa, penderitaan, penyakit,
kegelapan, kematian fisik. Kelahiran rohani adalah kelahiran baru di dalam Tuhan, yang
menawarkan semua orang untuk dapat mendapat kesempatan masuk kedalam Kerajaan
Allah.4
Richard L. Pratt berpendapat bahwa orang-orang yang percaya dalam Kristus
diperbaharui secara terus-menerus menurut sifat mereka yang semula sebagai manusia yang
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Mereka diberikan kebenaran, kesucian, dan
pengetahuan yang benar, dimana semua itu telah hilang pada waktu kejatuhan. Manusia tidak
2
Susanto, Y. N. PANDANGAN TEOLOGIS TENTANG KEHENDAK BEBAS MANUSIA DAN
RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN ORANG PERCAYA SAAT INI.
3
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology (Malang: Literatur SAAT, 2003) Hal. 420
4
Canales, Arthur David, a rebirth of being Born Again: teological, sacramental and pastoral replections from
Roman catholic perspective, 100-101
diselamatkan untuk sekedar berada dalam keadaan yang manis dan menyenangkan. Namun,
manusia diperbaharui sebagai ciptaan baru dan dikembalikan kepada asal mula keadaan
manusia sebagai gambar Allah melalui kelahiran baru.5 Dari pendapat Richard, kita dapat
beranggapan bahwa natur orang percaya menjadi manusia baru adalah sekali untuk selama-
selamanya, namun proses untuk menjadi manusia baru adalah peristiwa yang akan terus-
menerus diperbaharui untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya yang sesuai dengan
kehendak-Nya.
Pandangan Sinclair B. Ferguson berkata bahwa orang yang telah menerima Kristus dan
percaya kepada-Nya harus sungguh-sungguh membenci dosa, berpaling dari dosa kepada
Allah, dan memiliki kesungguhan hati untuk taat kepada Allah.6 Dari pandangan Sinclair, kita
juga mengetahui bahwa disaat kita sudah menerima Kristus dan percaya kepada-Nya, maka
disitulah kita mengalami yang namanya kelahiran baru dan ada harga yang harus kita bayar,
yaitu kita sebagai seorang yang sudah menerima Kristus sebagai Juruslamat kita, harus
sungguh-sungguh membenci yang namanya dosa, artinya tidak boleh hidup dibawah
pengaruh dosa dan kita juga harus memiliki kesungguhan hati untuk taat kepada setiap apa
yang telah di sampaikan Allah kepada kita melalui Firman – Nya.

Namun, supaya kita lebih mengerti tentang kelahiran baru, penulis akan membahas arti
kelahiran baru yang terdapat didalam Injil Yoh. 3:3-7.

Arti Kelahiran Baru (Yoh.3:3-7)


Di dalam Injil Yoh. 3:3a, Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, jika
seorang tidak dilahirkan kembali,” apa arti dilahirkan kembali? Menjadi ciptaan baru
melalui kelahiran baru sama juga dengan kelahiran dari atas atau dari surga. Kelahiran
Baru itu bukanlah sekedar suatu peerubahan, melainkan juga suatu ciptaan baru.
Paulus menjelaskan dalam II Korintus 5:17, jadi siapa yang ada didalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Alkitab mengilustrasikan keselamatan orang berdosa sebagai suatu kelahiran
kembali (Yohanes 3:3), kebangkitan dari orang mati (Efesus 2:5), dan suatu ciptaan
baru (II Korintus 5:17). Semua ilustrasi ini memiliki satu persamaan. Semuanya
menggambarkan peristiwa yang bukan diciptakan oleh pribadi yang mengalaminya.

5
Richard L. Pratt, menaklukkan segala pikiran kepada Kristus (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2003)
Hal. 57-58
6
Sinclair B. Ferguson, kehidupan kekristenan Sebuah Pengantar Doktrinal (Surabaya: Penerbit Momentum,
2007) Hal. 97
Allah sendirilah Sang Pencipta regenerasi (kelahiran baru), kebangkitan spiritual, dan
ciptaan baru.7
Kelahiran Baru yang dimaksud Tuhan Yesus adalah kelahiran secara rohani, yang
dialami seorang percaya, agar bisa melihat dan masuk kedalam Kerajaan Allah.
Bentuk aoris pasif dari kata kerja 𝛾𝜖𝜈𝜈𝜂𝜃𝜂 (gennethe) dari kata 𝛾𝜖𝜈𝜈𝛼𝜔 (gennao).
Mengindikasikan bahwa kelahiran baru ini merupakan kejadian tunggal, yang terjadi
untuk selamanya. Nikodemus yang agamawi, Nikodemus yang kepadanya dipercayai
jabatan, harus diperanakkan kembali. Tuhan Yesus mengajar bahwa segala jabatan,
amal, dan ketaatan, tidak memungkinkan seseorang dapat melihat Kerajaan Allah.8
Yohanes 3:3b, “ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Apa artinya melihat
Kerajaan Allah? mengalami kehidupan baru. Bentuk aoris aktif dari kata kerja 𝜄𝜊𝜖𝜄𝜈
(idein) dari kata 𝜖𝜄𝜊𝜊𝜈 (eidon) 𝜊𝜌𝛼𝜔 (horao) artinya melihat, mengalami. Stem yang
digunakan untuk aoris adalah stem verbal, yang berarti memahami atau mengalami
secara mendalam.9 Dalam teks ini menunjukkan orang yang tidak mengalami
kehidupan baru tidak akan memahami, mengatahui, akan kebenaran sejati tentang
Kerajaan Allah. Haruslah ada sesuatu perubahan total, yaitu suatu kelahiran baru, dan
tanpa perubahan itu harus mati dulu, engkau harus menjadi manusia baru, dan tanpa
perubahan itu seorang pun tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Harus ada
kelahiran baru oleh Roh Kudus.
Kata ten basileian tou theou (ten basileian tou theou) berarti Kerajaan Allah.
Kerajaan itu tak dapat dilihat orang. Kerajaan itu tersimpan di dalam hati orang-orang
yang sungguh-sungguh mengasihi Allah. Supaya dapat melihat Kerajaan itu, haruslah
engkau berubah dulu menjadi manusia lain. Dirimu yang angkuh dan sombong itu
harus mati dulu, engkau harus menjadi manusia baru, rendah hati, dan percaya akan
cinta kasih Allah.10 Untuk bisa melihat kerajaan Allah kita harus menjadi manusia
baru, memiliki kerendahan hati dan hati yang sungguh-sungguh mencintai percaya
kepadanya. Paulus menjelaskan dalam Efesus 4:23-24, “supaya kamu dibaharui di
dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Yohanes 3:4a, Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang
dilahirkan, kalau ia sudah tua?” Apa artinya dilahirkan lagi? Kalau ia sudah tua,
bagaimana mungkin bisa dilahirkan kembali menjadi manusia baru? Bentuk aoris

7
Jonathan Edwards, Pengalaman Rohani Sejati (Surabaya: Momentum, 2003), 35
8
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 1-5), 117
9
J. Wesley Brill, Tafsiran Injil Yohanes, Hal. 44
10
J.H. Bavink, Sejarah Kerajaan Allah 2: Perjanjian Baru, Hal. 159.
infinitif dipakai untuk menyatakan suatu perbuatan yang hanya satu kali saja. Bentuk
aoris pasif dari kata kerja gennethenai (gennethenai), dari kata gennao (gennao) dalam
bentuk pasif tampaknya dengan arti dilahirkan. Nikodemus mengartikan sebagai
kelahiran yang kedua kali. Dalam teks ini menunjukkan tidak mungkin dapat
dilahirkan lagi secara natural, karena perbuatan tunggal yang tidak mungkin terulang
kembali.
Yohanes 3:4b, “Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan
lagi?” koilian (koilian) dari kata koilia (koilia) artinya perut; rahim. Nikodemus
mengartikannya sebagai “kelahiran yang kedua kalinya” secara fisik dan harfiah, yang
tentu tidak masuk akal.11 “Kelahiran kedua” ini tidak akan menghasilkan apapun,
karena hal itu akan tetap merupakan kelahiran fisik.12 Pertanyaan itu mengandung arti
begini: aku mengaku bahwa suatu kelahiran baru adalah perlu, tetapi aku sudah terlalu
tua untuk berubah. Pola hidupku sudah mantap. Kelahiran jasmani tidaklah mungkin
dan kelahiran kembali secara psikologis lebih-lebih lagi tidak mungkin.13 Dari hal
diatas, kita mengetahui bahwa Nikodemus tidak memahami arti yang sebenarnya yang
dikatakan oleh Yesus. Kelahiran fisik adalah kelahiran daging atau jasmani, masih
tetap hidup di dalam dosa. Kelahiran baru adalah dilahirkan oleh Roh Kudus, berarti
menjadi manusia baru di dalam Kristus.
Nikodemus bertanya bukan terutama untuk mendapat jawaban, melainkan
menegaskan bahwa tidak mungkin seorang dewasa masuk kembali ke dalam rahim
ibunya untuk dilahirkan sekali lagi.14 Apa yang dilahirkan daging adalah daging,
secara jasmani melalui orang tua, tidak mungkin dapat dilahirkan kembali ke dalam
rahim ibu. Kelahiran daging berarti masih manusia lama tunduk dalam kuasa dosa.
Kecuali dilahirkan baru secara rohani melalui Roh Kudus menjadi manusia baru, hal
ini pengajaran Tuhan Yesus kepada Nikodemus.
Paulus mengontraskan manusia lama yang dihubungkan dengan kehidupan berdosa
dengan manusia baru yang telah dikenakan, karena sekarang orang percaya telah
berada di dalam Kristus. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai hubungan antara dua
diri atau natur manusia ini, para teolog Reformed, memiliki pandangan yang berbeda.
Sebagian besar pandangan teolog Reformed, berpegang bahwa manusia lama dan baru
adalah aspek-aspek dari orang percaya yang bisa dibedakan. Sebelum konversi, orang-
orang percaya hanya memiliki satu manusia baru tetapi belum menghilangkan

11
Bruce Milne, Yohanes: Lihatlah Rajamu, Hal 102
12
Andreas J. Kostenberger, John, Hal. 92
13
Merril C. Tenney, Yohanes: Injil Iman, Hal 92
14
Barchay M. Newman dan Eugene A. Nida, Pedoman Penafsiran Aalkitab: Injil Yohanes, Hal. 76
manusia yang lama secara total.15 Menurut pandangan ini, orang Kristen dipahami
terdiri dari sebagian manusia baru dan sebagian manusia lama. Terkadang manusia
lama ini yang berkuasa, tetapi di waktu-waktu lain manusia baru ini yang memegang
kendali; pergumulan hidup menurut pandangan ini adalah pergumulan antara kedua
aspek dari keberadaan orang percaya ini.
Manusia lama adalah manusia yang belum diregenerasikan; manusia baru adalah
manusia yang telah diregenerasikan, yang diciptakan didalam Kristus Yesus untuk
melakukan perbuatan-perbuatan baik. Adalah tidak benar untuk menyebut orang
percaya sebagai manusia baru dan manusia lama, itu sama hal nya dengan
menyebutnya manusia yang telah diregenerasikan sekaligus manusia yang belum
diregenerasikan. Dan juga tidak benar untuk mengatakan bahwa didalam diri orang
percaya terdapat manusia lama dan
manusia baru.16 Pemikiran seperti ini tidak memiliki dasar kebenarannya dan ini
hanyalah suatu bentuk prasangka terhadap doktrin yang begitu gigih ditegakkan oleh
Paulus ketika dia berkata, “Manusia lama telah disalibkan”.

Manusia yang mengalami Kelahiran Baru


Pembaruan batin dalam hal sikap orang percaya (4:23) digambarkan oleh Paulus
sebagai suatu proses. Allah adalah Pribadi yang mengadakan pekerjaan pembaruan yang
terus-menerus pada umat-Nya. Pada saat yang sama, nasihat implisit menekankan gagasan
suatu tantangan terusmenerus untuk orang percaya. 17 Ketika orang-orang percaya diajar dalam
Kristus maka didorong untuk diperbarui. Orang percaya harus menyerahkan diri kepada Allah
dan membiarkan diri diperbarui dalam manusia batinnya.
Di dalam konteks Yohanes 3:7b, “Kamu harus dilahirkan kembali.” Kata “dilahirkan
kembali” teks aslinya gennethe anothen. Dalam teks ini, Tuhan Yesus menyatakan orang
yang tidak mengalami kelahiran baru tidak akan melihat kebenaran tentang Kerajaaan Allah.
Sebagaimana Penebus “datang dari atas,” maka juga yang ditebus harus dilahirkan “dari atas.”
Untuk arti yang kedua, “sekali lagi,” orang dapat meminta pertimbangan kepada respons
Nikodemus yang berbicara tentang “kedua kali.”18 Terjemahan “kembali” menekankan ciri
pengalaman masuk ke dalam Kerajaan Allah. Terjemahan “dari atas” menekankan asal usul
pengalaman itu, yang sifatnya dari jenis surgawi, dan yang pada dasarnya bersifat ajaib. 19

15
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh anugerah (Surabaya: Penerbit Momentum, 2010), 291
16
Ibid, 283
17
G.I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster (Surabaya: Momentum, 2006), 149.
18
Herman N. Ridderbos, Injil Yohanes: Suatu Tafsiran Theologis, 135.
19
Bruce Milne, Yohanes: Lihatlah Rajamu, 100
Ungkapan dilahirkan kembali dalam ucapan Yesus ini adalah kiasan bermakna
mendalam, yang tidak selalu dapat diungkapkan dengan baik dalam bahasa tertentu. Meski
demikian, mungkin dapat diupayakan menegaskan makna itu, umpama dengan
menerjemahkannya dilahirkan sekali lagi atau bahkan dilahirkan kedua kalinya. 20 Kelahiran
baru tidak dapat dipisahkan dari efek-efeknya. Salah satu efeknya adalah iman. Yang lain
adalah pertobatan. Kelahiran baru adalah pembaruan hati atau pikiran, dan kepribadian yang
baru ini harus dan pasti bertindak menurut naturnya.
Kehendak bebas tidak menyanggupkan manusia untuk berbuat baik, kecuali kalau ia
dibantu oleh anugerah Allah, yaitu anugerah istimewa yang hanya diberikan kepada mereka
yang terpilih, melalui kelahiran kembali.21 Anugerah kelahiran kembali bermakna teologis
yang sangat dalam untuk menyatakan suatu hidup yang baru. Mencakup perubahan secara
total pada hati, pikiran dan pribadi seorang manusia lama, yang terbelenggu hidup dalam
natur dosa. Menjadi ciptaan baru atau manusia baru yang dilahirkan baru secara rohani. Hasil
kelahiran baru sangat signifikan terhadap iman dan pertobatan. Karena iman dan pertobatan
menghasilkan berpikir yang baru mengikuti kelahiran baru.
Melalui peristiwa kelahiran baru, manusia mengambil bagian dalam natur Allah: sebuah
prinsip, sebuah benih, sebuah kehidupan, dianugerahkan kepada manusia, yang lahir dari
Roh,” dan dengan sendirinya juga “adalah roh”; dan karena lahir dari Roh Kudus, kehidupan
itu juga bersifat kudus.22 Kelahiran baru menjadi hidup baru membuat seorang memiliki
pengharapan baru. Peristiwa kehidupan yang bertujuan dan fokus kepada Allah sepenuhnya.
Memiliki tabiat baru dan pengudusan terus menerus.
Pada intinya, kelahiran baru berarti mengambil bagian dalam kebangkitan dan kuasa
Yesus Kristus, dan memasuki hubungan yang hidup dengan Dia.23 Kebangkitan Kristus
menjadikan orang percaya masuk dalam persekutuan dengan Kristus untuk hidup bagi Allah.
Penebusan Kristus melepaskan dari belenggu dosa melalui kematian-Nya. Paulus menjelaskan
dalam Roma 6:10, Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk
selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Hasil kelahiran baru adalah orang-orang percaya berada di dalam Kristus. Kesatuan
dengan Kristus mengakibatkan Kristus bersekutu dengan orang-orang percaya dalam segala
sesuatu. Kristus beserta dalam perjuangan dan usaha, dalam penderitaan dan sukacita, dalam
ujian-ujian dan pencobaan-pencobaan hidup.24 Persatuan dengan Kristus merupakan kesatuan

20
Barclay M. Newman dan Eugene A. Nida, Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Yohanes, 75.
21
Yohanes Calvin, Institutio: Pengajaran Agama Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 2005), 64.
22
Arthur W. Pink, Kedaulatan Allah, 97.
23
Sinclair B. Ferguson, Anak-anak Allah Yang Hidup (Surabaya: Momentum, 2003), 20.
24
Chris Marantika, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, 137.
orang-orang percaya yang sudah dilahirkan baru oleh Roh Kudus. Menjadi satu dalam
persekutuan dengan Kristus, dalam arti segala kesulitan dan penderitaan yang dialami orang
percaya, ada pertolongan Tuhan.

Kesimpulan

Berdasarkan yang telah kita bahas tentang Manusia Baru kita dapat menyimpulkan
bahwa manusia baru adalah pembaruan hati atau pikiran, dan kepribadian yang baru ini harus
dan pasti bertindak menurut naturnya. Kelahiran baru merupakan kejadian tunggal, yang
terjadi sekali untuk selamanya. Melihat Kerajaan Allah berarti mengalami Allah, kerajaan itu
tidak dapat dilihat orang. Kerajaan itu tersimpan di dalam orang yang suci hatinya dan yang
sungguh-sungguh mengasihi Allah. Untuk dapat melihat Kerajaan Allah, harus dilahirkan
baru menjadi manusia baru.

Nikodemus mengartikan sebagai kelahiran yang kedua kali secara fisik, yang tentu tidak
mungkin. Orang sudah dewasa masuk kembali ke rahim ibu untuk dilahirkan sekali lagi.
Kelahiran fisik atau jasmani tidak mungkin menghasilkan kehidupan yang baru. Jikalau masih
hidup di dalam daging yang berarti belum diperbaharui oleh Roh Kudus. Dalam Yohanes
1:13, “orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara
jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Natur manusia baru
membuat orang yang dilahirkan baru mengerti kebenaran Allah.

Daftar Pustaka

1. Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology ,Malang: Literatur SAAT, 2003
2. Berkhof, Louis, Teologi Sistematika, Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997
3. Canales, Arthur David, a rebirth of being Born Again: teological, sacramental and
pastoral replections from Roman catholic perspective.
4. Prat, Richard L. t, menaklukkan segala pikiran kepada Kristus, Malang: Seminari
Alkitab Asia Tenggara, 2003
5. Ferguson, Sinclair B., kehidupan kekristenan Sebuah Pengantar Doktrinal, Surabaya:
Penerbit Momentum, 2007
6. Jonathan Edwards, Pengalaman Rohani Sejati, Surabaya: Momentum, 2003
7. Hagelberg, Dave, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 1-5).
8. Brill J. Wesley, Tafsiran Injil Yohanes
9. Bavink, J.H. Sejarah Kerajaan Allah 2: Perjanjian Baru.
10. Milne. Bruce, Yohanes: Lihatlah Rajamu,
11. Kostenberger Andreas J., John
12. Merril C. Tenney, Yohanes: Injil Iman.
13. Newman Barchay M. dan Eugene A. Nida, Pedoman Penafsiran Aalkitab: Injil
Yohanes.
14. Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh anugerah, Surabaya: Penerbit Momentum,
2010
15. Ridderbos Herman N, Injil Yohanes: Suatu Tafsiran Theologis.
16. Newman Barclay M. dan Eugene A. Nida, Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Yohanes.
17. G.I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster, Surabaya: Momentum, 2006.
18. Calvin Yohanes, Institutio: Pengajaran Agama Kristen, Jakarta: Gunung Mulia, 2005
19. Pink Arthur W., Kedaulatan Allah.
20. Ferguson Sinclair B, Anak-anak Allah Yang Hidup, Surabaya: Momentum, 2003
21. Chris Marantika, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani.

Anda mungkin juga menyukai