dapat dikatakan sebagai tokoh pendiri agama Kristen Protestan. Kemudian setelah Martin Luther
terdapat Ulrich Zwingli dan Jean Calvin. Yang akan diuraikan lebih lanjut disini adalah mengenai
Martin Luther, siapa Martin Luther, bagaimana pemikirannya serta bagaimana perjuangannya.
Martin Luther berasal dari keluarga petani di Thuringen. Ia dilahirkan pada tanggal 10
Novenber 1483 di Eisleben, Jerman. Pada tahun 1507 ia ditahbis menjadi imam, kemudian pada
tahun 1512 ia berhasil meraih gelar doktor dalam teolog dari Universitas Weittenberg dan
Luther menyerang cita hidup mistik dalam gereja, yang berusaha mendapatkkan
keselamatan dan persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia mendasarkan ajarannya pada
iman dan Rahmat sebagai sumber hidup manusia. Dikemukakannya pengertian baru tentang
percaya. Pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata
kebenaran Allah, yang bertolak dari iman, dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis:
Berdasarkan ayat tersebut Luther tidak dapat menerima apa yang sering didengarnya
bahwa ‘Kebenaran Tuhan’ adalah keadilan Tuhan yang sama dengan Hakim Duniawi,
membebaskan, membenarkan orang-orang yang baik dan menghukum orang-orang yang jahat.
orang berdosa serta putus asa terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya Tuhan menolak orang-orang
Titik dasar ajaran Luther adalah di dalam al-Kitab yang berbeda dari ajaran Katolik
tentang hubungan Tuhan dengan manusia. Ia berpendirian bahwa Tuhan itu hanya di atas, tidak
perbuatan manusia itu mempunyai nilai sedangkan Tuhan tidak dapat dinilai. Manusia hanya
dapat berusaha mencari jalan keselamatan dengan imannya. Oleh karenanya apa yang disebut
Disinilah peristiwa yang membuat Luther bergerak bangkit menyerang gereja Katolik,
yaitu perbuatan yang disebut ‘simoni gereja’, dimana para biarawan dominikan di Jerman
melakukan transaksi jual beli surat-surat indulgensi untuk mengumpulkan dana bagi
pembangunan gereja Santo Pertus, sehingga nilai-nilai rohani dipermainkan dengan uang dan
barang.
D. Pokok-pokok Ajaran Protestantisme
Ajaran protestan memang tidak dapat dilepaskan dari ajaran Gereja Katolik, karena
Protestan memang berasal dari agama Katolik. Keduanya mempercayai Allah yang sama,
pencipta alam semesta, Penembus manusia. Keduanya menekankan tanggung jawab manusia
kepada Allah sebagai jawaban atas tuntutan-Nya untuk menciptakan sebuah hubungan yang
4
“trustful” dengan-Nya, serta hubungan yang bertanggung jawab dan murah
hati dengan sesama manusia.
Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen protestan adalah
‘Kristsentrisme’, artinya bahwa Yesus Kristus berkedudukan sebagai sentral
dari seluruh kehidupan orang-orang Kristen. Ajaran tersebut terwujud dalam konsepsi Inkarnasi,
Penembusan, dan Trinitas, sehingga menjadi suatu sistem kepercayaan yang terdiri dari 12
pasal.
1) Sistem kepercayaan
Asas-asas yang menonjol menurut kepercayaan dalam ajaran Protestan adalah ‘anti
pemutlakan terhadap hal-hal yang relatif’ dan pembenaran ‘iman’, di mana setiap umat Kristiani
sebagai manusia dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu :
Dalam tatanan dan keagungan alam
Segi-segi kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan
Roh Kudus atau Roh Tuhan, yang dapat diketahui dari isi dan makna yang tercantum dalam ke-
‘aposteles’:
iman atau Latin, ‘credo’: percaya), kemudian diartikan menjadi ‘Pengakuan Iman Rasuli’ atau
Adanya pengakuan iman ini asalnya dibuat para Rasul yang kemudian disusun secara
II. 2. Dan kepada Yesus Kristus, anak Tuhan yang tunggal, Tuhan kita.
3. Yang terkandung dalam Roh Kudus, lahir dari perawan Maria.
4. Yang menderita di bawah pemerintahan Pointus Pilatus,
disalibkan, wafat dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.
5. Pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
6. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang
Mahakuasa.
7. Dan akan datang dari sana untuk mengakimi orang-orang yang
hidup dan mati.
Dari urutan kalimat tersebut maka dapat diuraikan bahwa pada mulanya pengakuan
gereja Kristen cukup dengan rumusan singkat ‘Yesus adalah Tuhan’ atau ‘Yesus adalah Kristus’.
3) Kepercayaan tentang Tuhan
Menurut ajaran Kristen, tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, disatu pihak bahwa
Allah tidak boleh turun dari surga. Dipihak lain Allah itu menjadi manusia di dalam diri Yesus
Kristus, yang mana antara keduanya mempunyai tekanan yang sama tanpa harus melebur yang
satu dengan yang lain. Sebagaimana digambarkan pada saat kedatangan Yesus, bahwa Allah
yang hidup itu telah menyatakan diri sebagai dia yang sungguh-sungguh Allah dan yang
Artinya Allah itu bukan makhluk yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Karena Allah itu Roh,
maka orang yang menyembahNya sharus menyembah di dalam Roh dan kebenaran. Jadi
ibadah lahiriyah itu tidak akan ada artinya di hadapan Allah jika orang itu tidak berada dalam
kebenaran, dan tidak seorang pun yang benar di hadapan Allah jika tidak menerima kebenaran
Seperti dinyatakan dalam bagian kedua Pengakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus
mendapat kehormatan yang sama dengan Allah Bapa. Dalam arti gereja meyakini bahwa Yesus
Kristus adalah sesungguhnya Allah dan sesungguhnya manusia. Rumusan yang paradoks ini
bukan berarti yang satu boleh dilebur dengan yang lain. Oleh karena Yesus bukan terletak
diantara Allah dan manusia, juga bukan setengah Tuhan, melainkan benar-benar Allah dan
benar-benar manusia.
5) Roh Kudus
Dilihat dari namanya, sifat dan peranan dan karyanya Roh Kudus adalah Allah. Setiap
orang yang percaya bahwa Allah melalui Roh Kudus mau bersemayam dalam umat Kristen.
6) Sakramen
Sakramen merupakan pusat dari ibadah yang merupakan perbuatan lahir yang ilahi atau
disebut juga firman yang nyata. Sakramen itu disusun dalam dan ditetapkan dalam Konsili
Luteran IV dan Konsili Trente yang menyimpulkan bahwa sakramen adalah alat anugerah yang
bukan saja sebagai tanda dan cap anugerah tetapi juga mengandung anugerah. Dari
kepercayaan itu bertarti bahwa melakukan sakramen dan membagikannya kepada orang.
Firman Allah hanyalah menggambarkan adanya anugerah dan yang dapat diberi anugerah
hanya sakramen.
pembenaran, sakramen itu harus ada atau sekurang- kurangnya orang harus mempunyai
keinginan menerimanya, karena hanya dengan percaya saja maka itu tidak akan cukup.
Menurut Kristen Protestan sakramen itu ada dua macam, yaitu ‘sakramen pemandian’
atau ’sakramen pembaptisan’ dan ‘sakramen ekaristi’ atau ‘sakramen penjamuan suci’ yang juga
disebut ‘komuni suci’, ‘jamuan suci’, ‘misa’ atau ‘korban suci, dan sebagainya.
Baptisan dalam Protestan dilakukan pada aorang-orang yang telah mencapai usia
dewasa dengan memandikan mereka. Hal ini dilakukan seperti yang dilakukan oleh Yahya yang
memandikan Yesus sebagai upacara pembaptisan menjadi Rasul Tuhan dengan air sungai
Yordan pada usia 30 tahun. Sedangkan pembaptisan dalam Gereja Roma Katolik dilakukan saat
bayi lahir. Diharapkan dengan sakramen itu dalam jiwa bayi ditanamkan Rahmat Pertama dari
Tuhan yang akan mendorongnya ke dalam susunan kehidupan yang supernatural (suci).
pelaksanaannya Yesus secara rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi
makanan. Dengan pengertian bahwa bukan hanya tubuh saja yang memerlukan santapan tetapi
juga rohani dalam diri manusia. Dengan demikian yang merupakan santapan rohani adalah roti
(Yesus Kristus), dimaksukan agar ikatan batin antara orang-orang yang percaya bertambah erat
dengan Yesus. Di dalam penjamuan suci ini Yesus hadir dengan rohnya dan dia akan berada
dalam diri manusia yang percaya. Roti melambangkan tubuh Yesus dan anggur malambangkan
a. Konfermasi, yaitu sakramen untuk memberikan kekuatan batin kepada anak-anak yang memasuki
c. Perminyakan terakhir, sakramen mensucikan jenazah yang akan dikubur dengan menggosok
seluruh tubuh jenazah dengan minyak sejenis vestin yang telah disucikan.
d. Pentahbisan imam, sakramen pengangkatan imam-imam pastur
sebagai pejabat suci gereja.
e. Sakramen pernikahan, upacara pengesahan perkawinan oleh pastur.
Lima sakramen tersebut dianggap tidak sah karena melanggar kitab suci. Dalam Injil
Matius 28 : 19 dan 20 dan Injil Markus 14 : 22-24, Yesus suci (eucarisasi) dan pembaptisan
c. Mengenai hakekat manusia, disebutkan bahwa pada satu saat yang sama manusia adalah “orang
f. Meurut Protestan, gereja adalah persekutuan orang beriman sebagai sebuah persekutuan dimana
setiap orang adalah imam bagi sesama dan juga saksi bagi sesama.
g. Gereja wajib melakukan pelayanan perdamaian kepada dunia, karena protestan meyakini bahwa
pentingnya kebenaran itu bagi keselamatan manusia. Dalam gereja Protestan masa kini, ada
dua posisi yang harus dibedakan, yaitu: a. Posisi yang menolak pemikiran tentang kebenaran
b. Sikap yang bersedia menerima kebenaran-kebenaran iman yang harus dituruti. Dalam hal ini,
pemberlakuan dan formulasinya tidak kekal, melainkan harus terus diformulasikan kembali.
Fungsi teolog dogmatika, paling sedikit ada dua yang mana keduanya
saling melengkapi dan mengoreksi, yaitu :
a. Fungsi reproduktif tradisional
Dogmatika berfungsi memadukan tatanan al-Kitab dan penjelasan dogma gereja. Fungsi
dogmatif tradisional ini tampak dalam buku-buku dogmatika yang berasal dari masa lalu.
b. Fungsi produktif kontekstual
Yang dimaksud kontekstual disini adalah bagaimana hubungan domatika dengan situasi dan
kondisi masa kini. Dogmatika tidak boleh tinggal dalam pertimbangan-pertimbangan historis saja.
Jadi apa yang sudah terjadi di masa lalu memerlukan penerjemahan kebenarannya ke dalam
10
BAB III
PENUTUP
Agama Kristen adalah salah satu agama besar di dunia yang banyak pengikutnya.
Agama Kristen terbagi menjadi dua, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Agama
Protestan ini lahir karena protes yang dilakukan oleh Martin Luther atas penjualan surat
indulgensia, yaitu surat untuk penebusan dosa kepada para jemaat geraja. Yang mana hasil dari
Nama ‘Protestan’ berasal dari kata ‘protes’ yang dilancarkan oleh raja-raja atau
beragama Katolik. Pangeran-pangeran Jerman tersebut adalah pengikut Injil kaum Luther yang
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. Menguak Misteri Agama-agama Besar. Jakarta : Golden Terayan Press.
1994.
Djam’annuri. Edt. Agama Kita : Perspektif Sejarah Agama-agama Sebuah
Pengantar.Yogyakarta : Kurnia Kalam Semesta. 2000.
Ghazali, bahri. Agama Masyarakat (Pengenalan Sejarah Agama-agama).
Yogyakarta : Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga. 2004.
Hadikusuma, Hilman. Antropologi Agama : Pendekatan Budaya Terhadap agama
Yahudi, Kristen Katolik, Protestan dan Islam. Bandung : PT Citra aditya
Bakti. 1993.