Kata pengantar.....................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
Pendahuluan ........................................................................................................................1
Bab I....................................................................................................................................
Kemanusian Yesus..............................................................................................................2
Bab II ..................................................................................................................................4
Keilahian Yesus...................................................................................................................4
Bab III..................................................................................................................................9
Kesimpulan..........................................................................................................................9
i
i
i
1
Pendahuluan
Kemanusiaan dan Keilahian Yesus
Perpaduan antara dua sifat dan watak dalam satu pribadi adalah hal yang mustahil. Sama
halnya seperti Yesus, Dia adalah Tuhan Allah dan manusia. Artiny 100% Allah dan 100%
manusia.
Anak Allah mengambil natur manusia merupakan doktrin krusial dalam sejarah kekristenan.
Pada konsili oikumene besar Chalcedon tahun 451, diteguhkan bahwa Yesus adalah benar-
benar manusia dan benar-benar Allah serta bahwa kedua natur KRISTUS merupakan suatu
pembagian, dengan demikian setiap natur tetap memiliki atributnyamasing-masing.
Memang ada beberapa ajaran yang menolak keilahian-Nya dan kemanusiaan-Nya bahkan ada
yang menolak kedua-duannya, dengan mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah dan bukan
manusia. Jadi, Yesus adalah makhluk ketiga. Ajaran ini di anut oleh paham arianisme.
Demikian juga paham Gnotikisme menolak keilahian dan kemanusiaan Yesus, dengan
mengatakan bahwa Yesus adalah sosok yang berada di atas manusia, tetapi berada di bawah
Allah. Bahkan pengajaran kaum liberalism tentang Kristus mereka bergitu melecehkan Yesus
Kristus yang adalah Allah.
Memang berbagai upaya dilakukan manusia untuk mengerti dan memahami pribadi Yesus
ini, khususnya dalam mempelajari kristologi. Adapun upaya itu disebut dengan istilah
"metode". Dengan adanya metode ini diharapkan kita dapat memahami dan mengerti tentang
kristologi. Metode berarti "menurut jalan" (Meta dan hodos = Yunani). Metode yang
dimaksudkan adalah:
1. Kristologi dari bawah, yang berusaha memahami Yesus melalui kemanusiaan Yesus.
2. Kristus yang kerugmatis, mendengarkan dan meng hubungi Yesus melalui "pewartaan dan
kesaksian" iman.
Walaupun ada empat metode yang diupayakan oleh manusia, jangan lupa bahwa imanlah
yang harus menjadi petunjuk jalan dan menentukan metode, karena sudah disebutkan bahwa
rasio manusia adalah terbatas adanya. Perlu kita ketahui bahwa dalam memahami kedua sifat
yang ada pada pribadi Yesus Kristus tidak boleh kita pisahkan. Karena, jika dipisahkan akan
memandang Yesus menjadi dua priadi dan dua wujud. Hal ini sangat berbahaya.
Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang kemanusiaan dan keilahian Yesus Kristus perlu kita
bahas satu persatu tetapi bukan untuk dipilah-pilah kemanusiaan dan keilahian-Nya karena
Yesus adalah satu Pribadi, yaitu sebagai Allah anak.
1
Bab I
Kemanusiaan Yesus
Keberadaan Yesus sendiri sangat penting karena dia sebagai Jusus Selamat harus memiliki
kedudukan. Dia harus menjadi manusia sungguh-sungguh supaya dapat menggenapkn
nubuatan sebagai Anak Domba Allah untuk mati sebagai tebusan dosa isi dunia (Yoh. 1:29; 1
Ptr. 3:18). Tanpa pengurbanan darah sejak Perjanjian Lama, tidak ada pengampunan dosa.
Karena itu, Yesus Kristus harus benar-benar menjadi manusia sesungguhnya supaya dapat
mati mencurahkan darah-Nya menjadi tebusan dosa orang banyak (1 Yoh. 4:3-4; 1 Ptr. 1:18-
19; Ef. 2:13-14; Ibr. 9:11-14).
Ada berbagai bukti dan fakta yang dikemukakan dalam Alkitab tentang kemanusiaan Yesus.
Allah mengambil rupa menjadi manusia dengan tujuan. Segala hal yang dikerjakan Allah
dalam Yesus sudah diprogram oleh Allah Bapa di surga. Yesus melakukan apa yang di
kehendaki oleh Bapa-Nya. Bapa-Nya menghendaki supaya manusia memperoleh hidup
sehingga Dia mengutus Yesus ke dalam dunia dalam rupa manusia. Banyak orang yang tidak
mengenal siapa Dia sebenarnya. Ada yang menganggap Yesus hanya seorang anak tukang
kayu, yaitu Yusuf. Sedangkan murid-murid-Nya juga bertanya tentang pribadi Yesus;
siapakah Dia sebenarnya. Murid-Nya hanya menduga menurut kata orang (Mat. 16:14).
Hanya Petrus yang mengenal-Nya secara pribadi, melalui pernyataan Allah Bapa kepada-Nya
(Mat. 16:17). Petrus menyebut Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16).
Kemanusiaan Yesus yang sejati telah diserang dari dua arah. Gereja mula-mula telah
menghadapi dari bidat docetisme, yang mengatakan bahwa Yesus tidak benar-benar memiliki
tubuh fisik atau natur manusia. Mereka mengajarkan bahwa Yesus hanya “kelihatannya”
memiliki suatu tubuh, tetapi pada kenyataannya hanya seperti suatu keberadaan yang
memakai topeng.
Ajaran bidat lainnya yang ditentang gereja adalah bidat monofisit. Bidat ini meyatakan
bahwa sebenarnya Yesus bukan memiliki dua natur, melainkan hanya satu natur. Bidat
monofosit memanusiakan yang ilahi dan mengilahikan yang manusiawi.
2
Jadi, kemanusiaan Kristus yang utama adalah menyatakan Kristus sebagai teladan sempurna
bagi manusia, menggenapi penebusan dosa manusia, sehingga manusia memperoleh hidup,
Roh Kudus, dan dapat percaya kepada Allah. R.C Sproul mengatakan, “ Di dalam penebusan
ada dua hal yang terjadi. Pertama, doa kita ditanggungkan kepada Kristus. Kedua, kebenaran-
Nya ditanggungkan kepada kita.
Selanjutnya akan dikemukakan bukti bahwa Yesus adalah manusia yang sungguhnya.
1. Yesus Dilahirkan
Seperti yang telah disebutkan bahwa Yesus dilhirkan melalui perawan Maria; yang mana
benih yang dikandungnya adalah dari Roh Kudus (Mat 1:18). Yesus disebutkan sebagai
keturunan Daud (Mat 1:1; Rm 1:3). Dia dijanjikan sebagai benih perempuan (Kej 3:15; Mat
1:230. Disebutkan juga dalam Galatia 4:4 bahwa Yesus lahir dari seorang perempuan. Yesus
lahir dari keturunan Raja Daud; tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari
keturunan Daud (Rm 1:3).
Bukti Yesus manusia adalah adanya pertumbuhan fisik dalam diri Yesus, mulai dari bayi
hingga dewasa, usia akil balig. Bukan hanya pertumbuhan secara fisik, melainkan
kejiawaannya juga semakin berkembang.
1. Usia bayi Yesus dalam kandungan (Luk 1:39-45) diperkirakan 3 bulan pada saat itu
Maria berkunjung ke rumah Elisabet,
2. Usia delapan hari, Dia disunat (Luk 2:21),
3. Ketika bayi Yesus mencapai 2 tahun, Dia hendak dibunuh oleh Herodes (Mat 2:16),
4. Usia ke 12 tahun, Dia berada di Bait Allah (Luk 2:42),
5. Ketika mengawali pelayanan-Nya Yesus di duga berumur 30 tahun (Mat 4:1-11).
Anak Allah menjadi wujud yang lengkap menpunyai tubuh, jiwa dan roh ( 1 Tes 5:23; Ibr
4:12). Ini menyatakan bahwa Yesus adalah manusia sejati. Sebagaimana manusia memiliki
unsur-unsur seperti kecerdasan, sifat sukarela, dan berpikir dengan logis; itu semua juga
dimiliki oleh Yesus. Yesus marah dan menjungkir balikkan meja pada pedagang yang
berjualan di Bait Allah, Ia tidak suka Bait Allah itu kotor dan dijadikan sarang penyamun,
dan Yesus juga menangis pada saat Lazarus meninggal. Dan terakhir Yesus menangisi kota
Yerusalem yang menolak kehadiran-Nya.
3
4. Yesus Memiliki Berbagai Kelemahan
Kemanusiaan Yesus Kristus bukanlah seperti robot, yang tidak mengenal lelah.
Bukti bahwa Yesus adalah manusia, yaitu dengan kematian-Nya pernah populer dengan
istilah "Allah sudah mati" (God is dead); dengan beranggapan bahwa jika Allah di dalam
Yesus, dan Dia sudah mati, maka Allah sudah mati. Jangan lupa bahwa di sini yang mati
adalah kemanusiaan-Nya, tetapi tidak keilahian-Nya.
Yesus Kristus dihukum dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi dengan disalibkan, persis
seperti manusia lainnya dalam menjalani hukuman mati. Hukuman salib diperuntukkan bagi
seseorang yang dianggap melakukan kejahatan dan pelanggaran berat. Yesus di samakan
seperti penjahat, padahal Dia tidak bersalah dan tidak berdosa. Dosa kitalah yang Dia
tanggung di Kalvari. Ucapan Yesus yang ketujuh ketika Dia disalibkan adalah, "Ya Bapa, ke
dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Luk. Sesudah mengucapkan perkataan ini,
akhirnya Yesus mati. Namun, pada hari yang ketiga Yesus dibangkitkan dari kematian untuk
selama-lamanya.
Bab II
Keilahian Yesus
Keilahian Yesus di sini mengandung pengertian "memiliki kodrat hakiki Allah atau kodrat
yang Mahatinggi. Keilahian Kristus Yesus dinyata kan berulangkali dalam gelar "Anak
Allah" yang diberikan kepada-Nya oleh orang lain maupun oleh diri-Nya sendiri.
Sikap mereka berbeda dengan Kristus. Ketika Yesus diadili dan diinterogasi oleh Raja
Herodes dan Pontius Pilatus, yang menanyakan siapa Yesus sebenarnya; Yesus hanya
4
berdiam diri. Hanya satu kalimat yang terucap dari Yesus, yang dikatakan-Nya kepada
Pilatus, "Engkau sendiri telah mengatakannya."
Yesus disebut Allah. Keilahian Kristus dibuktikan oleh kenyataan bahwa Dia diberi nama-
nama ilahi, misalnya dalam Yohanes 1:1, "Firman itu adalah Allah".
Yesus disebut Anak Allah. Sewaktu Yesus dibaptis di sungai Yordan, ada suara yang
terdengar dari surga yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah aku
berkenan" (Mat. 3:17). Yesus disebut Tuhan. Yesus bukan hanya sebagai Tuhan, terlebih lagi
Tuhan atas segala yang dipertuan (1 Tim. 6:15; Why. 19:6):
Menyebut Yesus sebagai Tuhan berarti mengakui keilahian-Nya; Dia adalah Allah. Yesus
disebut juga Kristus (Yunani-kristos), yang artinya: "Yang Diurapi". Dalam bahasa Perjanjian
Lama disebut "Mesias" dengan arti yang sama.
Ayat pendukung mengenai topik ini adalah Matius 2:11; 14:33; 28:9; Lukas 14:52; Ibrani
1:6; Wahyu 5:8; Yohanes 20:28. Orang-orang yang mengasihi Tuhan tidak menerima
penyembahan dari manusia. Tatkala Tuhan Yesus menolak pencobaan Iblis, Dia
menggunakan Ulangan 6:13, "Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia
haruslah engkau beribadah..."
Allah Bapa menghendaki manusia menyembah Yesus Kristus (Anak Allah) sama seperti
mereka menyembah Bapa (Mzm. 45:12; Yoh. 5:23; Why. 5:8-9, 12, 13).
Yesus Anak Allah wajib disembah sebagai Allah oleh malaikat dan manusia. Dia wajib
disembah sama seperti Allah Bapa (Ibr. 1:6; Flp. 2:10-11). Yesus juga menerima
penyembahan dari murid-murid pada waktu kenaikan-Nya ke surga seperti yang diceritakan
Lukas (Luk. 24:52).
5
b. Yesus Kristus Mahatahu (Omniscience) dalam Yoh 1:47-50.
c. Yesus Kristus Mahahadir (Omnipresent) dalam Mat 18:20).
d. Yesus Kristus Kekal (Why 1:8).
e. Yesus ada dengan sendirinya (Yoh 8:58; 1:4; 5:28).
f. Yesus Kristus tidak berubah (Ibr 13:8).
g. Yesus adalah benar, suci, kasih dan setia.
Kristus sendiri sadar akan ketuhanan-Nya (keilahian-Nya). Hal ini terlihat seperti berikut:
Sejarah membuktikan bahwa banyak orang Kristen yang mula-mula mati syahid karena teguh
berpegang pada keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan. Sebutan "Tuhan" (Kurios = Yunani)
dipakai dalam Per janjian Baru dan Perjanjian Lama untuk mengacu pada Allah dan Yesus.
Dalam Perjanjian Lama, kata "Tuhan" disebut "Adonai" (=bahasa Ibrani) yang dipakai untuk
menyebut Allah oleh kaum Yahudi.
Dalam Perjanjian Baru ada dua pengertian tentang pemakaian kata "Kurios", yaitu:
1. Arti yang umum, yaitu yang umum dipakai berkenaan dengan pemberian
salam yang sopan: dalam hal itul Kurios berarti "tuan".
2. Arti yang kudus, yaitu menyiratkan keilahian (Tuhan).
Ayat Perjanjian Baru yang menggunakan kata "tuan" sebagai kata sapaan kehormatan bagi
Yesus, misalnya dalam Yohanes 4:11.
Karena umat Kristen mula-mula bersifat monoteistis, seperti juga halnya bangsa Yahudi, jika
mereka sewaktu memanggil Yesus memakai kata "tuan" dalam arti yang kudus (Tuhan), ini
merupakan bukti kuat memandang Kristus sebagai Allah.
Pertanyaan ini muncul mengingat Pribadi Yesus yang adalah manu sia dan Allah. Untuk
menunjukkan atau membuktikan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia, teolog membuat
suatu istilah dengan 100% manusia dan 100% Allah. Istilah ini hanya menunjukkan bahwa
Kristus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah.
Sebagai manusia, tentu Yesus juga mengalami apa yang dialami manusia; baik secara fisik,
emosional, dan kejiwaan. Secara fisik, Yesus juga lapar. Secara emosional, Yesus pernah
bersedih dan menangis. Dari segi kejiwaan, Yesus pernah merasakan pergumulan yang berat.
Kalau Yesus adalah manusia, apakah Yesus juga bisa berdoa? Sama seperti manusia, ada
kecenderungan untuk berbuat dosa; apakah Yesus mengalami hal yang sama? Tentu
jawabannya tidak hanya bisa atau tidak bisa. Jawaban itu terlalu sederhana dan tidak
6
memuaskan. Ada dua pandangan dalam penilaian atau tanggapan akan pertanyaan ini:
kemungkinan bisa berdosa dan tidak mungkin berdosa.
Kelompok ini mengatakan bahwa ada kemungkinan Yesus bisa berdosa, tetapi Yesus tidak
melakukannya. Pada umumnya pandangan ini dianut oleh penganut paham Arminianisme,
tetapi ada juga dari golongan yang lain, misalnya reformed.
Adapun dasar pendapat demikian adalah sesuai apa yang ter tulis dalam Ibrani 4:15, "Sebab
Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, la telah dicobai, hanya tidak ber
buat dosa": Kata "cobaan" dijadikan bukti bahwa cobaan bertujuan agar orang berbuat dosa.
Jika Tuhan nyata tidak dapat berbuat dosa, apa Dia dicobai? Jika nyata Dia tidak bisa
berdosa, tetapi tetap dicobai, maka cobaan hanya bersifat formalitas. Berarti Yesus tidak
pernah mengalami cobaan yang sesungguhnya. Dengan demikian, Dia tidak bisa menyelami
arti sebenarnya dari cobaan itu. Ini berarti Dia tidak dapat merasakan kelemahan-kelemahan
manusia.
Kristus mempunyai kelemahan manusiawi, tetapi tidak gagal. Ini menyatakan Dia sebagai
manusia sejati, dan merupakan sifat asli manusia yang diciptakan Allah. Manusia menjadi
gagal atau berdosa tatkala dikelilingi kelemahan. Kegagalan itu diturunkan kepada manusia
sehingga semua manusia lahir dalam dosa (Mzm. 52:5). Rahasia kemenangan Yesus adalah
kerendahan diri dan hati, yang disertai ketaatan. Hal yang sama juga akan kita alami jika kita
mau belajar seperti yang dilakukan Yesus.
Memang pernyataan ini muncul ketika otak manusia mengatak-atik Pribadi Allah yang
Mahakuasa. Dengan tegas, golongan ini berkata, "Memang Yesus benar dicobai, tetapi
Kristus tidak mempunyai kemungkinan untuk berdosa."
Paulus Daun menyebutkan beberapa bukti atau dasar untuk menunjukkan bahwa Yesus tidak
mungkin berdosa. Inilah beberapa bukti yang ia sebutkan:
1. Alkitab menyatakan bahwa Yesus, baik kemarin, hari ini, dan selamanya itu sama
(Ibr. 13:8).
2. Alkitab menyebutkan bahwa segala kuasa, baik di sorga dan di bumi sudah diberikan
kepada Tuhan Yesus (Mat. 28:18).
3. Alkitab menunjukkan bahwa Kristus Mahatahu (Yoh. 2:25).
4. Kristus bukan hanya manusia, melainkan juga Allah.
5. Kristus tidak bisa berdosa, dapat dilihat pula dari sifat pencobaan (Yak 1:14-15).
6. Kristus tidak bisa berdosa, dapat dilihat dari tekad Nya (Mat. 26:39).
7. Kuasa yang dimiliki Yesus (Yoh 10:18).
Kemanusiaan dan keilahian Yesus sering menjadi bahan perdebatan. Ada orang yang melihat
kedua sifat ini secara terpisah sehingga memilah-milah antara kemanusiaan dan keilahian
7
Yesus. Mereka menganggap bahwa ketika hal manusia yang terjadi, maka sifat keilahian-Nya
ditinggalkan atau ditiadakan. Sebaliknya, ketika sifat keilahian yang tampil, maka sifat
kemanusiaan ditanggalkan.
Pernah terjadi perdebatan seru antara golongan Lutheran yang bernama Giessen dan teolog
dari Universitas Tubingen (abad ke-17). Topik perdebatannya adalah mengenai keempat Injil
yang tidak begitu jelas mengungkapkan waktu Yesus berada di dunia, apakah Yesus
menggunakan sifat ilahi-Nya?
Kedua pandangan ini tidak bisa dipertemukan dan terus di perdebatkan. Namun, keduanya
mempunyai pandangan yang sama, yaitu pada waktu dalam posisi sebagai manusia, Yesus
tidak kehilangan sifat keilahian-Nya. Jangan berpikir bahwa kemanusiaan-Nya itu sebentar
sebentar bisa ditinggalkan kemudian masuk lagi.
Kedataan Yesus ke dunia adala untuk melakukan misi penyelamatan akan dunia, khususnya
manusia. Misi penyelamatan ini sempurna ketika Firman yang adalah Logos (Yoh. 1:1)
menjadi daging (Yoh. 1:14). Dengan keberadaan Yesus sebagai manusia (da ging sarx-bahasa
Yunani), Yesus dapat merasakan dan mengalami apa yang dialami manusia. Kemanusiaan
yang ada pada Yesus adalah murni seperti kemanusiaan yang ada pada diri kita. Hal yang
membedakan Yesus dengan manusia adalah Dia tidak berdosa.
Perlu kita perhatikan juga tentang ketaatan Yesus dalam ke manusiaan-Nya dan dalam
keilahian-Nya. Bahkan dengan tegas Yesus berkata, "Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang" (Mrk. 10:45). Prinsip dan misi kedatangan Yesus ke dunia
menjadi manusia adalah "melayani". Pelayanan yang dilakukan-Nya dilandasi ketaatan dan
kesetiaan. Kesetiaan-Nya teruji sampai Dia mati di kayu salib. Itulah bukti kasih yang sangat
besar bagi manusia supaya manusia memperoleh keselamatan di dalam Dia (Yoh. 3:16).
3. Hubungannya dengan inkarnasi (menjadi manu sia), bukan berarti Dia harus
terlibat dalam dosa, melainkan dengan tujuan Dia harus menjadi manusia
karena yang diselamatkan adalah manusia. Selain itu, dengan menjadi manusia
Allah bisa berkomunikasi langsung dengan manusia.
4. Justru dalam kaitannya tentang ketidakberdosaan Yesus, makna teologisnya
mengarah kepada ketaatan Nya kepada misi Bapa.
5. Ketidakberdosaan Yesus menunjukkan Dia sebagai Allah.
6. Kita tidak bisa memisah-misahkan keilahian dan kemanusiaan Yesus secara
tajam karena hal itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
8
Bab III
Kesimpulan
Dari setiap materi yang sudah dijelas dapat disimpulkan bahwa Yesus adalah 100% Allah dan
100% Manusia. Kemanusia Yesus dapat dilihat dari pertama sekali yaitu saat Yesus lahir, Dia
dilahirkan dari seorang perawan yang bernama Maria; yang mana benih yang dikandungnya
adalah dari Roh Kudus (Mat 1:18). Selanjutnya Yesus bertumbuh dan berkembang seperti
manusia pada umumnya, Yesus menyatakan diri-Nya dalam wujud manusia yang lengkap,
Yesus memiliki berbagai kelemahan seperti kita manusia yang diciptakan oleh Allah Yesus
jua demikian Ia memiliki kelemahan, bahkan Yesus mengalami kematian seperti yang di
alami seorang makhluk ciptaan Allah yang lainnya.
Yesus juga dikatakan 100% Allah karena Yesus memiliki nama yang Ilahi. Yesus juga
disebut Anak Allah. Yesus menerima penyebahan dari manusia, Yesus memiliki sifat-sifat
Allah, Yesus Kristus adalah Allah. Dan juga Yesus dikatakan 100% Allah dan 100% manusia
karena sebagai manusia Dia berbeda dengan ciptaan lainnya yang sudah memiliki dosa, tetapi
Yesus tidak bahkan pada saat Dia mengalami pencobaan juga dia tidak melakukannya.
Dari semua ini kita sudah mengetahui bahwa Yesus itu adalah Allah yang hidup yang dapat
untuk menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Allah datang menjadi rupa Manusia
supaya setiap kita manusia boleh menerima Dia karena jika Dia datang dalam rupa ke
Allahan-nya kita sebagai manusia pasti takut dan tidak akan percaya.
Jadi, dari semua yang telah di bahas kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita patut bersyukur
dan selalu setia terhadap Tuhan dan melakukan Firman-Nya.