Anda di halaman 1dari 16

TEOLOGI TENTANG ALLAH, KRISTUS,

ROH KUDUS, DOSA, MANUSIA,


KESELAMATAN, dan GEREJA dalam
pandangan kitab ROMA
OLEH : TIRTA BUDIAWAN
NIM 1323430 MT
I. Pendahuluan
1.1 Teologi TRINITAS/TRITUNGGAL dalam pengajaran Iman Kristen
Pengajaran iman Kristen atau Kristiani tentang Tritunggal atau Trinitas (kata Latin yang secara harfiah
berarti "tiga serangkai", dari kata trinus, "rangkap tiga") menyatakan bahwa Allah adalah tiga
pribadi/Hypostasis yakni:
1. Bapa
2. Anak (Yesus Kristus)
3. Roh Kudus
yang satu hakikat (konsubstansial yang artinya "satu Allah dalam tiga Pribadi Ilahi". Ketiga pribadi ini dapat
dibedakan, tetapi merupakan satu "substansi, esensi, atau kodrat" (homoousios). Dalam konteks ini,
"kodrat" adalah apa Dia, sedangkan "pribadi" adalah siapa Dia
1.2 Manusia, Keselamatan, dan gereja
Manusia sebagai ciptaan Allah , keselamatan hanya karena iman kepada Kristus dan gereja adalah
komunitas orang percaya yang dipanggil keluar untuk dikuduskan untuk melakukan amanat agung
meneruskan pekerjaan kesematan bagi manusia di bumi ini
II. Teologi tentang Allah menurut kitab
Roma
Allah Bapa, menurut kitab Roma dinyatakan dalam Pasal 8 ayat 15 yang bunyinya :
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut
lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh
itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa "
Rasul Paulus mengajarkan bahwa dalam Roma 8 : 1-17 yakni hidup oleh Roh ,
bahwa kita adalah anak-anak Allah yang oleh Yesus Kristus Tuhan kita Anak-Nya
yang tunggal (Pribadi Allah yang Kedua), kita tidak lagi dibawah penghukuman, dan
oleh Roh Kudus (Pribadi Allah yang Ketiga) kita bisa memanggil Allah yakni
pribadi Allah yang pertama dengan sebutan Abba atau Bapa
III. Teologi tentang KRISTUS menurut
kitab Roma
Dalam Kitab Roma 6 : 23 “Sebab upah dosa ialah maut tetapi karunia Allah ialah
hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita “.
Yesus Kristus yang adalah Pribadi Allah yang kedua , Dia adalah Alllah dan Tuhan
kita , disebutkan Tuhan kita karena Hidup kekal hanya ada di dalam Kristus Yesus
Ada sebuah relasi personal antara Tuhan dan kita, sejarah dalam hidup kita, Raja kita,
pengharapan kita , dan satu-satunya jalan keselematan manusia .
“Christ is either Lord of all, or He is not Lord at all,” oleh Hudson Taylor. Kita harus
percaya Kristus Yesus sebagai Tuhan atas hidup kita. Yesus Kristus adalah Tuhan atau
kita sama sekali tidak menjadikan Ia siapa-siapa dalam hidup kita. Tidak ada Kristen
yang setengah-setengah, yang ada adalah kekristenan yang penuh. Kita harus
sungguh-sungguh menganggap Yesus adalah Tuhan Allah yang berkuasa atas kita.
IV. Teologi tentang Roh Kudus menurut
kitab Roma
Dalam Kitab Roma 5 :5 “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita”

Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang Ketiga , adalah Pribadi yang menolong/membenarkan hidup kita ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan juru selamat kita yang merupakan pengharapan yang tidak mengecewakan oleh karena Kasih Allah yang dikarunikan-Nya kepada kita oleh Roh Kudus

Roh Kudus bertanggung jawab untuk memberikan kekuatan dan inspirasi bagi jemaat Gereja untuk melawan kekuatan jahat dan menjaga agar mereka tidak
jatuh ke dalam dosa. Roh Kudus memberikan kesegaran bagi jemaat Gereja sehingga mereka dapat terus menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan
kepada mereka. Roh Kudus mengingatkan mereka pada kasih karunia Allah dan mengingatkan mereka bahwa Kristus selalu hadir di tengah-tengah mereka.

Selain itu, Roh Kudus juga bertanggung jawab untuk mendidik jemaat tentang Firman Allah. Roh Kudus memberikan kesempatan bagi mereka untuk
mempelajari dan menguasai ajaran-ajaran dalam Alkitab. Roh Kudus juga bertanggung jawab untuk membimbing mereka semakin dekat dengan Allah dan
menjadi pengikut yang lebih baik bagi Kristus.

Roh Kudus juga bertanggung jawab untuk mempersatukan Gereja yang berbeda. Roh Kudus menyatukan jemaat Gereja dalam satu tubuh Kristus dan
membantu mereka untuk menjadi satu. Roh Kudus membantu mereka untuk menghormati perbedaan-perbedaan mereka dan tidak terlibat dalam
perselisihan.

Roh Kudus juga bertanggung jawab untuk menguatkan jemaat Gereja dan meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Roh Kudus memberikan kekuatan dan
persatuan bagi semua jemaat Gereja, membantu mereka untuk bertumbuh dan berkembang di dalam Kristus.

Dalam kesimpulan, Roh Kudus memiliki peran penting dalam menyatukan dan mendidik jemaat Gereja. Roh Kudus membantu mereka untuk
menyampaikan Injil dan mengabarkan kasih karunia Allah. Roh Kudus juga bertanggung jawab untuk menguatkan dan mempersatukan jemaat Gereja. Roh
Kudus adalah kekuatan yang berasal dari Allah yang dapat membantu Gereja untuk bertumbuh dan berkembang.
v. Dosa

Konsep dosa inilah yang Paulus nyatakan di dalam pembukaan Surat Roma ini. Ia menyatakan kefasikan dan
kelaliman manusia yang telah merajalela, dan tentunya semua hal ini dibenci oleh Allah. Lalu di pasal dua, Paulus
menjelaskan mengenai hukuman atas dosa tersebut. Semua orang yang telah berdosa, tidak ada satu pun yang dapat
lepas dari murka Allah. Bukan hanya itu, Paulus juga menjelaskan bahwa baik pemenuhan hukum Taurat maupun
sunat tidak bisa menyelamatkan mereka. Di sini Paulus ingin menekankan bahwa manusia yang hidup di bawah
hukum dosa tidak mungkin menyelamatkan dirinya, baik itu melalui sunat maupun hukum Taurat. Oleh karena itu,
Rasul Paulus mengkritik keras para jemaat di Roma yang terkena ajaran Farisi, karena pengajaran ini hanya akan
menyesatkan para jemaat dari ajaran kekristenan yang sesungguhnya, yaitu keselamatan melalui iman kepada Allah,
bukan usaha diri.
J ika dipikir, mengapa Rasul Paulus langsung menggebrak dengan berkata terus terang dan menelanjangi
keberdosaan mereka? Tentunya agar konsep mereka yang salah mengenai dosa dan penanganannya menjadi benar
dan tidak keliru. Mata Tuhan melihat ke dalam hati dan pikiran setiap manusia. Segala perbuatan baik yang
dilakukan manusia tidak dapat menutupi keberdosaan mereka. Seperti Adam yang berusaha menutupi dirinya yang
sudah telanjang dengan daun, begitu juga ajaran Farisi yang mengandalkan usaha diri. Mereka mengira usaha
manusia dapat menutupi dosa mereka. Inilah kebobrokan manusia. Mungkin kita juga sering kali menutupi dosa-dosa
tersembunyi kita dengan tindakan-tindakan agamawi. Berbagai pelayanan kita lakukan agar kita dianggap suci dan
diperkenan Tuhan. Lalu dengan segala usaha ini, kita sudah puas dan berbangga, padahal di dalam diri kita ada dosa-
dosa tersembunyi yang masih belum kita selesaikan.
Hal seperti ini sangat berbahaya karena menjadi ragi dalam kehidupan rohani
kita. Kita harus mengenal diri kita termasuk segala kelemahan-kelemahan kita.
Reformator John Calvin menganggap pengenalan akan diri sangat penting, karena
saat kita mengenal diri maka saat itu kita mengenal Allah. Tetapi yang Calvin maksud
di sini bukanlah menjadikan kita sebagai acuan. Proses mengenal diri dan Allah
terjadi bersamaan; justru saat kita mengenal Allah dan diri kita maka kita akan
mengerti bahwa kita bukan Tuhan atas diri kita sendiri. Kita makin sadar bahwa kita
sangat membutuhkan Tuhan. Oleh karena itu, pengertian doktrin yang benar akan
menjauhkan kita dari kesombongan dan kemunafikan.
VI. Manusia Menurut Kitab Roma

Manusia sebagai ciptaan Allah menurut kitab Roma telah berbuat dosa dan
kehilangan kemuliaan Allah /sudah tidak mengenal Allah (Roma 3 : 23). Karena itu
manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian.
Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia
atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam
anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya
dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus,
buak dengan perbuatan baik, amal
VII. Keselamatan menurut kitab Roma

Dalam Iman Kristen keselamatan itu karena Iman kepada Kristus saja tidak ada
yang lain , dalam Roma 10 : 9-13”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena
dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: ”Barangsiapa yang percaya kepada Dia,
tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang
Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua
orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama
Tuhan, akan diselamatkan.”
Dalam ayat ini apa yang kita harus lakukan dengan mulut dan hati kita disebut. Cranfield651 mencatat bahwa urutan
ini, mulut dulu, baru hati, mencerminkan urutannya dalam Ulangan 30:14, yang dikutip dalam Roma 10:8. Urutannya
disesuaikan dengan urutan waktu dalam ayat yang berikut.
...mengaku Yesus sebagai Tuhan...
Istilah Tuhan dipakai lebih dari 6000 kali dalam Septuaginta untuk "menterjemahkan" nama pribadi Tuhan Allah,
yaitu Yahweh.653 Untuk mengalami "keselamatan" ini, kita harus mengaku bahwa Yesus adalah Yahweh, Tuhan Allah
yang diilhamkan dalam seluruh Perjanjian Lama.
Nats ini berkata bahwa kita harus percaya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan untuk diselamatkan. Kalau keselamatan
yang dimaksudkan di sini disamakan dengan pembenaran, maka dalam nats ini Rasul Paulus menyangkal apa yang telah
ditegaskan berkali-kali dalam Surat Roma, seperti pasal 4:5, "Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya
kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran." Mengaku dengan mulut
merupakan sebuah usaha, sebuah pekerjaan, tetapi pembenaran diberikan kepada "orang yang tidak bekerja".
Tetapi kalau "keselamatan" yang disebut dalam ayat ini adalah keselamatan yang sudah berkali-kali disebut dalam
Surat Roma, yaitu keselamatan dari murka Allah yang saat ini dinyatakan, dan yang akan dinyatakan, maka nats ini
sangat sesuai dengan seluruh Surat Roma. Jikalau bangsa Israel, dan kita, mengaku Tuhan Yesus dengan mulut, dan
percaya kepada Dia dengan hati, maka mereka, dan kita, akan diselamatkan, atau diluputkan, dari murka Allah yang saat
ini "sedang dinyatakan dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia" (Roma 1:18).
VIII. Gereja

6.1Pengertian Gereja
Gereja dalam berasal dari kata "igreja" dalam bahasa Portugis danbahasa Yunani berasal dari
kata"εκκλησία/ekklesia" dari katakaleo yang berarti dipanggil keluar. Dalam perjanjian lama,
gerejadapat didefinisikan sebagai persekutuan orang-orang yang telah dipanggil atau
dikumpulkan.Dan dalam perjanjian baru gereja memiliki artiper kumpulan orang Kristen sebagai
jemaat untuk menyembah dan memuliakan Tuhan Yesus. Secara etimologi Gereja dapat diartikan :
1. "Umat", atau lebih tepatnya persekutuan orang kristen.Arti iniditerima sebagai arti pertama
orang kristen.Jadi,pada awalnya gereja bukanlah sebuah gedung, melainkan orang itu sendiri. Itulah
yang disebut sebagai gereja tidak nampak.
2. "Ibadah", pertemuan/perhimpunan ibadah umat kristen. Hal ini bisa dilakukan dimana saja,
dirumah,dihotel,dilapangan maupun ditempat rekreasi.
3. "Rumah ibadah", inilah pengertian umum dari gereja itu sendiri.Gereja merupakan sebuah
rumah ibadah bagi umat kristen untuk berdoa dan bersembahyang.Gereja yang berbentuk bangunan
ini disebut gereja Nampak
 Pada awalnya gereja memang berasal dari amanat agung yang diberikan
oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya.Hal ini dijelaskan dalam Kis. 1 : 1 –
11, yang menceritakan sebelum Tuhan Yesus naik kesurga, Tuhan Yesus
memperintahkan kepada murid-muridNya untuk pergi ke Yerusalem dan
menunggu disana sampai Roh Kudus dicurahkan kepada mereka.Dengan kuasa
Roh Kudus itu Tuhan memperlengkapi murid-muridNya untuk menjadi saksi-
saksi Kristus,bukan hanya di Yerusalem saja, tetapi hingga ke ujung
bumi.Dari situlah murid-muridYesus mulai berani bergerak untuk menyaksikan
tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang. Pada Kisah Para Rasul 11:26, di kota
Antiokhia itulah orang percaya disebut sebagai orang kristen.Dari Antiokhia
berkembang ke Asia kecil, Yunani, Italia (Roma) dan dari kota Roma gereja
berkembangke Eropa dan keseluruh muka bumi.
6.2 Unsur-unsur penting yang mencirikan gereja adalah
1. Pemberitaan Injil tentang Yesus Kristus sesuai dengan kesaksian Alkitab,baik ke
dalam maupun keluar
2. Dilayankan sakramen-sakramen
3. Ada doa dan syafaat
4. Pekerjaan sosial (diakonia) yang mencerminkan belas kasih Allah terhadap dunia
ini
5. Penggembalaan terhadap anggota-anggota gereja untuk menuntun jemaat pada
pemberitaan firman Allah
6.3 Gereja sebagai umat Allah
Gereja sebagai umat Allah berada dalam lingkup sejarah yang luas karena
menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang, bahkan dengan masa yang akan datang.
Gereja dikatakan terhubung dengan masa lalu karena gereja lahir sejak masa jemaat mula-
mula.Sementara,gereja dihubungkan dengan masa depan karena umat Allah adalah umat
peziarah,umat dalam perjalanan, dan akhirnya berorientasi pada akhir zaman.
6.4 Gereja pada zaman Israel
Kekhususan Israel sebagai bangsa adalah kesatuannya dengan Tuhan.Selain itu,Israel juga
memandang dirinya sebagai keturunan Abraham.Bagi bangsa Israel,dasar bangsa adalah
kehidupan agama yang berdasar pada perjanjian Tuhan dengan leluhur di Gunung Sinai.Dari
perjanjian itu, YHWH menjadi "AllahIsrael" dan bangsa tersebut diterima menjadi "umat
YHWH". Hal yang akhirnya menjadi ikatan kesatuan bangsa bukanlah sekadar kekerabatan
berdasarkan darah ataupun keturunan,melainkan hokum Taurat. Dari situlah lahir Yudaisme.
6.5 Gereja dalam perjanjian baru
Gereja didirikan oleh karya Allah Bapa yang dilaksanakan dalam kehidupan
Yesus,khususnya saat wafat, bangkit,danturunnya Roh Kudus.
Gereja didirikan oleh Yesus Kristus melalui seluruh kehidupan-Nya. Gereja
merupakan hasil sabda dan karya Yesus
Dengan kebangkitan Yesus,gereja mula-mula mulai menyadari bahwa Allah
berkarya dalam bentuk yang sungguh-sungguh berbedadari perkiraan mereka.Gereja
bertugas menghadirkan "tanda" kerajaan Allah.Menurut perjanjian baru,percaya
pada Allah dan gereja artinya gereja adalah persekutuan orang beriman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai