Anda di halaman 1dari 9

Tugas MK : Penginjilan pribadi

Nama : Norce

Prodi : PAK

Laporan baca, kitab para rasul

KPR Pasal 1.

Kisah Para Rasul ditulis untuk memberi informasi yang teratur dan akurat mengenai kehidupan Yesus
Kristus kepada Teofilus, sebagai kelanjutan Injil Lukas. Tidak diketahui jelas siapa Teofilus ini, namun
kemungkinan besar dia berhubungan dengan pengadilan Paulus di Roma dan sudah menjadi Kristen dari
pemberitaan Injil.

KPR pasal 2

Dalam Kisah Rasul fatsal 2 di bagian awal dicatat tentang pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta.
Roh Kudus membaptis para murid dan kemudian mereka bisa berkata-kata dalam suatu bahasa yang
baru, mereka berkata-kata tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah Kis2:11. Bahasa
Roh adalah tanda awal dari seorang yang dibaptis dalam Roh Kudus. Dan selanjutnya karya Roh Kudus
bukan hanya membuat umat Tuhan dapat berkata-kata dalam bahasa yang baru, melainkan juga
membuat umat Tuhan dapat hidup dengan cara hidup yang baru, yaitu suatu cara hidup yang indah!
Cara hidup jemaat mula-mula memberkati semua orang yang ada di sekeliling mereka. Cara hidup
mereka memberkati banyak orang di komunitas mereka sehingga Alkitab mencatat bahwa tiap-tiap hari
Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan Kis2:47. Nah bagaimana Cara
menjangkau jiwa yang paling efektif adalah saat mereka melihat dengan nyata suatu kehidupan yang
telah diubahkan oleh Kristus! Dan ini semua hanya dimungkinkan melalui karya Roh Kudus yang
dicurahkan melimpah kepada jemaat.

KPR pasal 3

Dalam KPR fatsal 3 ini menceritakan tentang kisah penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah, pintu
masuk ke Bait Allah oleh Petrus dan khotbah Petrus di Serambi Salomo.

KPR pasal 4

KPR pasal 4 ini menceritakan riwayat penangkapan Petrus dan Yohanes berkaitan dengan penyembuhan
orang lumpuh yang dicatat di pasal 3. Bagian pasal ini mulai ayat 32 berkaitan dengan pasal 5.

KPR pasal 5.
Sering kali dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil, kita suka meragukan penyertaan Allah, apalagi
ketika berhadapan dengan ancaman. Mungkin saja kita memilih taat kepada manusia dengan cara
bungkam sebagai bentuk kompromi. Satu hal yang perlu diketahui dan diingat adalah orang yang taat
dan setia akan memperoleh keselamatan hidup. Tetapi, orang yang cari aman dan berkhianat akan
binasa.

KPR pasal 6.

Apakah reaksi Stefanus saat mendengar semua tuduhan palsu yang dilontarkan orang-orang yang
memusuhinya? Ia mengambil sikap diam. Tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulutnya
untuk membela diri. Hatinya sangat damai dan tentram. Tidak ada ketakutan dan kekhawatiran tampak
di wajahnya. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Yesus yang diimaninya. Tatapan matanya
memancarkan ketulusan dan kejernihan hatinya. Wajahnya seperti wajah seorang malaikat.

KPR pasal 7.

Bagaimana dengan hidup kita saat ini Apakah kita masih dibutakan oleh ego diri? Ataukah kekerasan
hati telah menutupi mata hati kita sehingga menjadi buta Jika demikian halnya, bertobatlah! Bukalah
pintu hati kita agar kasih dan kebenaran Allah menyinari hidup kita kini dan selamanya.

KPR pasal 8.

Bagaimana caranya seseorang dapat merespons keselamatan Allah Setidaknya ada dua hal, yaitu kuasa
Roh Kudus dan hati yang terbuka. Keduanya bukan bagian kita. Bagian kita hanya mewartakan Injil dan
memohon kuasa Allah membimbing dan menolong kita. Karena itu, janganlah kecewa apabila ditolak.
Teruslah bersaksi bagi Kristus.

KPR pasal 9.

Sering kali kita juga mengalami apa yang dialami Saulus. Ketika kita memutuskan untuk memprioritaskan
Tuhan dan mengerjakan agenda-Nya dalam hidup kita, tantangan mulai datang silih berganti. Tantangan
mewarnai kehidupan kita dan menjadi ujian terhadap iman dan komitmen kita.

KPR pasal 10.

Jangan lupa selalu bersyukur kepada Tuhan dan tetaplah menjadi orang yang rendah hati, karena semua
datangnya dari Tuhan.

KPR pasal 11.

Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang berpusat kepada Kristus. Gereja yang menyehatkan adalah
gereja yang seluruh dinamikanya dikendalikan oleh Kristus. Gereja yang diberkati adalah gereja yang
mengutamakan Kristus. Gereja yang menyejukkan adalah gereja yang siap berubah menjadi serupa
dengan karakter Kristus. Gereja yang berbuah adalah gereja yang bersukacita karena mengenali
pekerjaan Allah yang nyata di tengah-tengah umat-Nya.

KPR pasal 12.

Saat kita bersandar pada Tuhan, kita ingat pengalaman-pengalaman hadirnya kasih Tuhan itu sudah
terjadi pada waktu lampau. Maka kita punya pengalaman dan keyakinan hari ini pun kasih dan kuasa
Tuhan akan terjadi. Berlaku waktu lalu, berlaku pula kini dan nanti. Karena itu, biarlah pengalaman
Petrus memberikan kekuatan dan pengharapan kepada kita untuk tidak berhenti meminta. Kita tidak
berhenti untuk berharap di dalam Tuhan. Untuk itulah kita menyatakan kasih dannkuasa Tuhan hadir di
masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

KPR pasal 13.

Tujuan utama hidup orang percaya adalah menjadi agen penyebar keselamatan Allah bagi dunia. Karena
itu, bagilah pengalaman yang kita alami dalam Kristus kepada orang banyak agar mereka memperoleh
anugerah Allah.

KPR pasal 14.

JANGAN BERMIMPI INGIN MEMUASKAN SEMUA ORANG, BERKARYALAH MENGERJAKAN TUGAS DEMI
MENYENANGKAN TUHAN.

KPR pasal 15.

Penjelasan Petrus dalam sidang menekankan dua hal utama, yaitu: Pertama, Tuhan tidak membeda-
bedakan orang Yahudi dan non-Yahudi. Kedua, keselamatan diperoleh dari kasih karunia Allah dalam
Yesus (11). Pernyataan Petrus diteguhkan oleh Yakobus. Alasannya adalah tiada seorang pun yang boleh
menyulitkan dan menghambat seseorang berbalik kepada Allah (19). Meski demikian, orang percaya
non-Yahudi patut diberikan bimbingan untuk memahami apa yang harus mereka patuhi dalam hal
perilaku hidup (20). Pada masa kini barangkali tidak ada sistem gereja yang memberlakukan pemisahan
golongan. Namun, dalam praktik kehidupan bersama masih saja ada "oknum" jemaat yang
memberlakukan pemisahan golongan. Karena itu, kita perlu menjauhi cara berpikir dan berperilaku
seperti itu. Sebab, Allah memberikan anugerah keselamatan secara cuma-cuma kepada semua orang.

KPR pasal 16.

Melalui bacaan hari ini, kita memperoleh pelajaran bahwa meskipun

dalam setiap pelayanan ada risiko dan konsekuensi yang harus siap
kita pikul, tetapi kita tidak perlu khawatir karena Tuhan pasti

akan menolong dan melepaskan kita. Kuasa Allah akan memampukan

kita menghadapi kesulitan apa pun. Tiada kuasa apa pun, baik kuasa

gelap berupa serangan roh-roh jahat maupun kuasa manusia, berupa

pemerintahan dunia yang antikristen atau pemimpin-pemimpin

keagamaan yang fanatik, yang sanggup menghancurkan iman dan

pelayanan anak-anak Tuhan. Biarlah firman Tuhan ini bisa membuat

kita lebih giat dan bersemangat melayani pekerjaan Tuhan dan tidak

gentar menghadapi berbagai tantangan dan pencobaan.

KPR pasal 17.

Apa pun situasinya, Paulus dan rekan-rekan pemberita Injil dengan

konsisten memberitakan Injil yang intinya ialah Kristus adalah

Raja yang harus mati dan bangkit! Meskipun pemberitaan Injil

mengakibatkan ada orang yang membenci mereka dan berupaya

membungkam pemberitaan Injil, tetapi mereka tidak gentar atau

goyah. Mereka tetap teguh dan tegar di dalam menghadapi berbagai

ancaman sebagai risiko dalam pelayanan pemberitaan Injil.

Kita juga melihat bahwa Kristus adalah Raja yang jauh lebih berkuasa

daripada raja-raja dunia ini, dan kita tidak perlu khawatir

terhadap kuasa apa pun di dunia ini, bila kita melayani Kristus.

Di dalam setiap pergumulan dan kesulitan yang kita hadapi saat

kita melakukan pekerjaan Tuhan, Ia pasti menyertai serta

memberikan pertolongan pada waktu-Nya, sesuai dengan kedaulatan


kehendak-Nya yang sempurna.

KPR pasal 18.

Kita perlu meneladani semangat penginjilan Paulus. Ia konsisten menjaga semangat dan sukacitanya
dalam Kristus. Ia sangat serius dalam menyampaikan Injil dalam setiap kesempatan. Ia tidak membiarkan
dirinya tenggelam dalam kenyamanan dan perasaan puas diri. Sebab, Paulus menyadari bahwa hal itu
dapat membuatnya kendor dalam pemberitaan Injil di tempat lainnya. Ia terus-menerus mendatangi
saudara seiman di berbagai tempat. Marilah kita meneguhkan iman percaya kepada Yesus Kristus dan
bertekad untuk memberitakan-Nya dalam kehidupan ini.

KPR pasal 19.

Kegagalan anak-anak Skewa mengusir roh jahat justru membuat nama Yesus semakin terkenal. Melalui
kejadian itu orang-orang menjadi tahu bahwa nama Yesus bukan nama yang sembarangan. Sebab,
dalam nama Yesus ada kemenangan dan kuasa bagi setiap orang yang mau hidup mengikuti kehendak-
Nya.

Jangan biarkan identitas Kristiani yang kita miliki hanya menjadi aksesori kehidupan. Identitas Kristiani
harus menjadi bagian kehidupan yang membawa kita dekat dengan Kristus.

KPR pasal 20.

Gaya hidup pengikut Kristus harus berbeda dan wajib memberi dampak positif. Teladan Paulus
menginspirasi jemaat yang dilayaninya. Dia berusaha membangun cara hidup baru kepada orang-orang
percaya agar merasakan kasih karunia Kristus. Walau tidak lagi ada di tengah jemaat, tetapi
keteladanannya masih tinggal bersama mereka. Begitulah Paulus meninggalkan mereka dalam sukacita.

Kita harus berdampak bagi kehidupan. Jika pergi dari suatu tempat, kita harus memastikan bahwa
keadaannya kelak akan lebih maju. Warisan integritas kita sebagai pengikut Kristus adalah jaminannya.

KPR pasal 21.

Hidup sebagai saksi Kristus bukan perkara mudah. Kita akan menjumpai banyak tantangan dan
ancaman. Namun, kita jangan berkecil hati. Sebaliknya, kita harus semakin bertekad untuk mengabarkan
Injil-Nya. Kristus Yesus adalah Allah yang hidup. Dia akan menguatkan iman kita. Tuhan hanya meminta
agar kita selalu mengarahkan hati kepada-Nya. Inilah sumber kekuatan sejati.
Inilah sebabnya kita harus tetap menatap salib Kristus. Kematian-Nya adalah bukti nyata kasih dan
pertolongan-Nya. Inilah sumber keyakinan kita bahwa, dalam segala hal, Dia selalu menyertai. Dia pasti
akan memberi pertolongan kala badai datang mendera karena Allah berdaulat atas segalanya.

KPR pasal 22

Saulus dari Tarsus dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Ia bekerja sangat giat bagi Allah (ay.
3). Ia menganiaya dan membinasakan para pengikut Jalan Tuhan yang dianggapnya melanggar Hukum
Taurat. Dalam rutenya menuju Damsyik, ia bersua dengan Yesus. Jalan hidup yang ditempuhnya dengan
tekun selama ini terpotong begitu saja. Namun, itu justru menjadi titik balik dalam kehidupannya. Sejak
hari itu ia bertumbuh luar biasa dan menggenapi panggilan yang sejati dari Allah baginya.

Hidup kita ada kalanya terasa seperti dipotong di tengah jalan. Rencana yang sudah kita susun lama dan
terarah kepada satu tujuan tiba-tiba harus putus begitu saja. Namun, berhenti melangkah tidak selalu
berarti akhir dari perjalanan kita. Mungkin saja itu adalah cara Tuhan untuk membuat kita fokus kepada
panggilan kita yang sesungguhnya. Mungkin, inilah saatnya kita memaksimalkan segenap potensi kita ke
arah yang sebenarnya.

KPR pasal 23.

Dari kisah Paulus kita dapat melihat bahwa manusia bisa saja berencana

jahat terhadap umat Tuhan. Akan tetapi, kalau Tuhan tidak berkenan

atas semua rancangan jahat itu, tentu tidak akan terjadi apa pun

pada umat-Nya. Oleh karena itu, ingatlah bahwa apa pun kesulitan

dan tekanan yang kita alami karena iman kita, Tuhan tidak pernah

meninggalkan kita. Bahkan tidak jarang Tuhan memakai perbuatan

jahat manusia untuk menggenapi rencana-Nya yang indah bagi

umat-Nya. Maka, apa pun yang terjadi dalam kepengikutan kita akan

Kristus, janganlah pernah putus asa, kecewa, dan mundur, karena

Tuhan menginginkan kita melakukan karya besar untuk perluasan

Injil bagi kemuliaan nama-Nya.

KPR pasal 24.


Oleh karena tidak didapati kejahatan serius, Paulus hanya dikenai hukuman ringan (23). Ia tetap
dipenjara, tetapi sahabat-sahabatnya boleh melayaninya.

Walau tidak bebas, Paulus menggunakan kesempatan itu dengan baik. Momen itu dipakainya untuk
memberitakan Injil Yesus Kristus kepada Feliks dan istrinya (24-25).

Orang yang bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan hanyalah mereka yang fokus pada
tujuan. Paulus sadar betul akan panggilannya. Ia di sana untuk Kristus. Kreativitasnya terus bekerja
untuk menggenapi tugas panggilannya dalam situasi sulit sekalipun. Jadi tidak mengherankan, dalam
situasi terjepit, Paulus tetap menyebarkan Injil Yesus Kristus.

KPR pasal 25.

Begitulah kesulitan yang akan dialami orang yang tidak berani tegas

dalam mengambil keputusan berdasarkan kebenaran. Selain merugikan

orang lain, sesungguhnya kita juga merugikan diri sendiri. Pada

awalnya kita akan menjadi gelisah karena tindakan kita

bertentangan dengan hati kita. Dan lama kelamaan, hati nurani kita

akan menjadi tumpul dan tidak peka lagi terhadap kebenaran. Karena

itu, jangan pernah lalaikan setiap kebenaran yang bersuara di hati

kita ketika kita bertindak atau mengambil suatu keputusan. Selain

itu, pertajamlah kebenaran suara hati itu melalui firman Tuhan

yang kita dengar atau baca tiap-tiap hari.

KPR pasal 26.

Namun, ketika Paulus berjumpa dengan Tuhan, ia bertobat (6-7). Paulus punya pemikiran dan arah baru
dalam hidupnya (8-9). Pada akhirnya, kita semua tahu siapa Paulus. Ia adalah tokoh sentral dalam
sejarah kekristenan dan peradaban dunia.

Jelas bahwa Paulus tidak menyiksa dirinya dengan masa lalu. Ia tidak melupakannya, sebaliknya sadar
dengan sejarah hidupnya yang brutal. Menariknya, Paulus tidak pernah berusaha menyembunyikan atau
menyangkali itu semua. Sebaliknya secara jujur dan terbuka, ia menerima fakta itu. Paulus berdamai
dengan masa lalunya. Masa lalu bisa melumpuhkan kita dengan dua cara, yaitu sesal dan dendam. Jika
tidak keluar darinya, maka yang tersisa hanyalah hati yang terluka. Kita akan dibuatnya bangkrut
menjalani kehidupan. Terimalah masa lalu, belajar darinya, dan hiduplah sekarang.

KPR pasal 27.

Tuhan setia menolong dan memelihara umat-Nya. Dia memakai banyak orang untuk menolong Paulus.
Tuhan menggunakan rekan sekerja, jemaat, bahkan orang yang tidak percaya sebagai perpanjangan
tangan-Nya. Hal yang sama masih dilakukan Tuhan pada zaman ini bagi kehidupan anak-anak-Nya.

Hidup ini memang keras. Bahkan, kita sering diterornya dengan kecemasan dan ketakutan. Kita kerap
gamang serta khawatir saat menatap hari esok. Komentar John Piper tentang kondisi ini sangat
meneduhkan. Ia berkata, "Saya tahu suara Tuhan. Saya telah melihat tangan Tuhan. Jika Tuhan adalah
penolong saya, mengapa saya harus takut".

KPR pasal 28.

Akhirnya, Paulus berjumpa dengan jemaat di Putioli dan Roma (13-14). Hatinya sangat bersyukur,
terhibur, dan semakin dikuatkan karena pertemuan ini (15). Peristiwa ini adalah jawaban dari doa
Paulus. Ia pernah memohon kepada Allah agar bisa mengunjungi jemaat di Roma (Roma 1:10-11).

Cara Tuhan menjawab doa Paulus begitu rumit dan berliku-liku. Namun, kita dapat belajar dari Paulus
tentang kesetiaan dalam menjalani proses. Ia bergulat dengan getirnya kenyataan dengan sabar dan
tekun. Lidahnya tidak pernah melontarkan nada protes kepada Allah. Karakter seperti ini bisa muncul
karena kesatuan utuh antara Paulus dengan Tuhan. Dalam segala pergolakan batinnya, Paulus yakin
bahwa Tuhan tidak pernah tidur. Jadi, mari kita setia dalam tiap penantian.

Anda mungkin juga menyukai