Anda di halaman 1dari 6

Bahan Khotbah Minggu Para-Paskah 1 Minggu, 18 Pebruari 2024

MENERIMA PENGGENAPAN JANJI ALLAH


Untarima Kasundunanna Pangallu’-Na Puang
Bacaan Mazmur : Mazmur 25:1-10
Bacaan 1 : Kejadian 9:8-17
Bacaan 2 : 1 Petrus 3:13-22
Bacaan 3 : Markus 1:9-15 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Kejadian 8:21-22
Petunjuk Hidup Baru : Markus 1:15
Tujuan
1. Jemaat dapat semakin meyakini bahwa dunia telah menerima penggenapan janji Allah yang telah
dinyatakan dalam diri Anak-Nya, Yesus Kristus.
2. Jemaat dapat meyakini bahwa Allah pasti menggenapi janji-Nya.

SUSPENSE :
LEAD :
Shalom Bapak/Ibu/Sdr.i dalam Tuhan...
Kita patut bersyukur sebab kitab oleh melalui pesta demokrasi dengan
baik. Masing-masing bertangugngjawab secara iman atas pilihannya. Semoga
tidak ada yang terkena serangan fajar. Hehehe
Kita juga beberapa bulan ini telah di suguhi oleh banyaknya janji-janji
kampanye. Kita tinggal menanti penggenapannya.
Tidak secara kebetulan…tema khotbah kita juga berbicara tentang
penggenapan akan janji. Bedanya kalau janji para caleg, kita masih menanti.
Kalau janji Allah – justru kita menerima penggenapannya.
Maka pertanyaan kita adalah: penggenapan janji Allah seperti apa yang
kita terima? Untuk memahami ini, mari kita perhatikan bahan bacaan hari ini,
khususnya dalam Markus 1:9-15.
PUNCH LINE :
Setelah penulis Injil Markus memaparkan apa yang Yohanes nubuatkan
tentang Dia Yang Akan Datang...(ay. 8), dalam ayat 9, kita membaca: Pada
waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di
sungai Yordan oleh Yohanes. Ini menerangkan bahwa apa yang baru saja
Yohanes beritakan, tentang Dia yang akan datang, kini tergenapi. Siapa Dia?

1
Yesus. Datanglah Yesus dari Nazaret di Tanah Galilea. Untuk apa Dia datang?
Untuk dibaptis. Dengan demikian Yesus telah menggenapi janji Allah, janji
dimana Yohanes dengan penuh semangat memberitakan kepada orang banyak:
"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk
dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak’’.
Maka dalam ayat 9-11 kita diajak berpindah pada episode bukti otoritatif
Yesus yang ditegaskan melalui pengurapan mesianisnya pada peristiwa
baptisan: Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti
burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga:
"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (ay. 10-
11).
Dengan proklamasi tentang identitas Yesus ini, Allah sendiri menegaskan
kepada orang-orang yang di masa itu menantikan datang-Nya Sang Mesias yang
akan menyelamatkan mereka dari Penjajahan Romawi, bahwa orang yang kamu
nantikan sebagai Mesias, Dia inilah! Yang diutus Tuhan. Diurapi (Dibaptis) dan
yang dalam diriNya ada kuasa Roh Tuhan. Inilah Dia orangnya. "… Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Sayang sekali…hari ini…ada beberapa anak-anak muda yang hidupnya
Christles Cristianity (Hidup Kristen, Tanpa Kristus). Dia hanya mau ambil,
dapat sesuatu dari Kristus, dari Tuhan, tapi tidak mau ambil bagian di
dalamnya. Mau enaknya saja. Tidak perduli tanggungjawabnya. Padahal kita
tahu Tuhan mengajarkan kita ‘Anda ikut aku, bukan untuk dapat berkat’. Tapi
yang penting dan terutama adalah: kamu ikut Aku untuk ‘pikul salib, sangkal
diri dan ikut Aku’.
Ketika suara dari sorga berkata: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku berkenan." Tuhan mau mengajak orang untuk memutuskan
secara pribadi, untuk percaya pada Yesus sebagai Mesias atau masih menanti
Mesias datang. Yesuslah yang menjadi lensa kita dalam memandang,
memahami dan mencoba mengerti kehendak Allah atas karyanya bagi dunia dan

2
umat-Nya.
Kalau kita baca PL, ceremonial low: mezbah korban, meja roti sajian,
pelita emas, Bait Allah, Imam Besar, dsbg. Kalau saudara tidak punya lensa
Injil Allah, Saudara jadi bingung. Dengarkan saya, mezbah korban, berbicara
Kristuslah korban itu. Meja Roti Sajian bicara, Kritsutlah Roti hidup itu. Pelita
Emas bicara, Kristuslah terang dunia. Tabernakel bicara: Injil Allah, yakni
Kristuslah jalan masuknya. Sehingga kita mempunyai akses kepada Allah Bapa.
Kalau kita bicara imam besar, siapa imam besar itu? Yesuslah imam besar kita
yang sempurna.
Kalau saudara tokoh-tokoh Alkitab dalam PL: Musa, Yosua, Yunus.
Kalau saudara tidak lihat itu dalam lensa Injil Allah, di dalam Kristus, bisa jadi
saudara pikir Musa itu dirimu. Bangsa Filistin saudara identikkan dengan
saingan bisnismu. Musuhmu. Saudara bisa bingung.
Tapi kalau saudara lihat dalam terang Injil Allah, Injil Kristus, Yesus
adalah Musa yang sempurna, yang membawa keluar bangsa Israel, dari
perbudakan Mesir. Di bawah ke Tanah Perjanjian. Siapa saudara? Saudara
adalah bangsa Israel yang diperbudak dosa. Saudara adalah orang yang bebal
orang yang selalu menyembah berhala, orang yang ketakutan, yang selalu ingin
kembali ke Mesir. Itu saudara.
Siapa Adam? Kalau saudara tidak lihat dalam terang Injil Allah, maka
saudara hanya akan berfikir ‘Karena sama seperti semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam’ Tapi karena Injil Kristus, kita sadar, bahwa
Krsitus datang, menjadi Adam kedua, menjadi yang sulung, walau tidak berbuat
dosa, maka demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam
persekutuan dengan Kristus.’ (1 Kor. 15:22). Tuhan telah berbicara: Engkaulah
Anakku yang Ku kasihi. Kepadanyalah Aku berkenan’. Pernyataan ini
menegaskan kedudukan dan kebenaran Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan
dan Anak Allah yang unik. Hal ini juga menunjukkan hubungan yang erat
antara Allah Bapa dan Yesus Kristus, serta persetujuan-Nya terhadap pelayanan

3
dan misi Yesus di dunia ini.
Jika Tuhan sendiri yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak yang
Tuhan kasihi dan kepadaNyalah Allah berkenan untuk menyatakan karya
keselamatan bagi dunia ini, maka ini menegaskan, posisi Yesus, identitas Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, tidak pernah bergantung pada pengakuan
manusia. Dan kalau ada orang yang berfikir seperti itu, keberadaan Yesus
bergantung pada pengakuan manusia-saudara tidak lebih dari orang bebal.
Mengapa saya bilang begitu? Bagaimana tidak bebal bila ada orang yang
berpikir bahwa keberadaan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat tergantung
pada manusia dan bukan sebaliknya. Seolah-olah Yesus Tuhan atau bukan
sepenuhnya tergantung pada kesediaan manusia untuk memercayainya atau
tidak. Kalau semua manusia tidak mau mengakui Yesus Tuhan dan Juruselamat,
Tuhan tidak rugi. Tidak ada pengaruhnya pada Alkah. Justru kitalah yang
Rugi besar. Siudah bebal, rugi besar lagi.
Bagaimana tidak bebal saudara…kalau ada ikan merasa diri begitu
hebatnya, hingga tidak mau tergantung lagi pada air? Tidakkah mereka akan
seperti ‘layang-layang putus tali? Melayang-layang dengan kenesnya (lincah
dan menawan), berfikir diri hebat, padahal tinggal menunggu binasa!
Kenyataan yang sebenarnya, Tuhan Yesus itu bagaikan udara bagi
manusia dan air bagi ikan. Tanpa Kristus, manusia hanya akan binasa. Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya
sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya
jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
(2 Ptr. 3:9). Atau dalam Yohanes 3:16 ‘Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.’
Karena itu menjadikan Yesus atau memilih Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamatmu, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Dia Ada dan Dia

4
memang Tuhan. Atau secara formal menyebut Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruselamat dengan bibir kita. Tetapi merindukan Dia, seperti Rusa yang
dahaga merindukan air! Bergantung sepenuh-Nya kepada Yesus Kristus, sebab
tanpa air, Rusa itu tidak bisa hidup. Karenanya, ia harus menempati tempat
yang sentral dalam kehidupan kita. Bukan Cuma di pinggir-pinggirnya. Dia
adalah ‘Tuhan dan Juruselamat kita.’ Tuhan berarti ‘tuan’, ‘penguasa’ dan
‘raja’. Dialah Anak Allah. Dia adalah Mesias. Maka jika begitu yang kamu
pikirkan tentang Yesus Kristus, Dia mesti hadir, bagaikan ‘roh’, ‘darah’, dan
‘daging’ di tubuh kita. Bukan Cuma sebagai ‘baju resmi’, atau ‘jubah
kebesaran’ yang sekali-kali tidak dikenakan, tetapi lebih sering ditanggalkan.
Tuhan sudah sampaikan pendapatnya bahwa Hanya kepada Dialah, Allah
berkenan. Masakan kitapun tidak berkenan menyerahkan seluruh hidup kita,
untuk Tuhan selamatkan dan mejadikan kita manusia baru. Rugi dong. Jangan
sampai saudara menyesal nantinya. Amin.

5
6

Anda mungkin juga menyukai