Anda di halaman 1dari 5

Jumat, 10 Januari 2020 Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan

“Tuhan menyembuhkan semua penyakitmu. Maka, jangan takut, semua sakit penyakitmu akan
disembuhkan….Engkau hanya harus mengijinkan Dia untuk menyembuhkanmu dan engkau tidak
boleh menolak tangan-Nya” (St. Agustinus, Exposition on Psalm 102, 5; PL 36, 1319-1320).

Antifon Pembuka (Mzm 112:4)

Bagi orang tulus hari telah terbit cahaya dalam kegelapan, yaitu Tuhan yang maharahim, penyayang
yang adil.

A light has risen in the darkness for the upright of heart; the Lord is generous, merciful and just.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber cinta kasih, kami bergembira dan bersukaria, karena Engkau sudi mengunjungi
umat-Mu dalam diri Yesus Kristus, Sang Mesias. Kami mohon, agar dapat setia pada sabda-Nya dan
menghayati cinta kasih-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:5-13)

"Kesaksian tentang Anak Allah."

Saudara-saudara terkasih, tidak ada orang yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa
Yesus adalah Anak Allah! Dia inilah yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; bukan
saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh
adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air, dan darah dan ketiganya
adalah satu. Kesaksian manusia kita terima, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah
kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia
mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Allah
menjadi pendusta karena orang itu tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-
Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu
ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak
memiliki Dia, ia tidak memiliki hidup. Semuanya ini kutuliskan kepada kamu supaya kamu, yang
percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863

Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah! Pujilah Tuhan, hai umat Allah!

Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; R: 12a)


1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu
gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang
terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.

3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel . Ia


tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya, alleluya

Ayat. (Mat 4:23)

Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:12-16)

"Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta."

Sekali peristiwa Yesus berada di sebuah kota. Ada di situ seorang yang penuh kusta. Ketika melihat
Yesus, tersungkurlah si kusta dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Maka Yesus mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau
tahir!" Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukan hal
ini kepada siapa pun juga dan Ia berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan
persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa sebagai bukti
bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar, dan datanglah orang banyak
berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit
mereka. Akan tetapi Yesus mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Inilah Injil Tuhan kita!

U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan.

Renungan

Menurut Talmud Yahudi, seseorang dilarang berdekatan dengan seorang kusta sebatas 3 m di dalam
ruangan dan 45 m di luar ruangan berdasarkan arah angin bertiup. Penyakit kusta mengakibatkan
terputusnya hubungan si penderita dengan sesamanya bahkan dengan Tuhannya, sebab orang yang
najis dilarang untuk ambil bagian dalam peribadatan dan mendekati kekudusan Tuhan (lih. Im 13:44-
46).

Ketika Yesus sedang berada dalam sebuah kota datanglah seorang kusta dan tersungkur memohon:
“Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Melihat bibit iman yang terungkap dalam sikap si
kusta dan karena belas kasihan Yesus pun mau menolongnya, lalu meretas jarak antara mereka,
mengulurkan tangan dan menyembuhkannya. Karena penderita penyakit kusta secara fisik sangat
menderita, secara sosial dikucilkan dari masyarakat dan secara religius dilarang ikut serta dalam
peribadatan, maka penyembuhan penyakitnya berarti juga penyembuhan secara menyeluruh baik
fisik, sosial maupun religius. Karena itu Yesus berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam
dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai
bukti bagi mereka.” Yesus meminta orang itu segera pergi menghadap imam karena hanya imam yang
berhak mempersembahkan kurban untuk pentahiran. Dengan perantaraan imam itulah ia harus
mengucap syukur kepada Allah dan mempersembahkan kurban pentahiran sesuai Hukum Taurat
Musa (lm 7:1-7). Semua perayaan liturgis itu sebagai bukti bahwa orang itu sudah sembuh dari
penyakit kustanya. Nah, karena para imam percaya bahwa penyembuhan penyakit kusta dan
pentahiran dari kenajisannya hanya mungkin oleh kuasa Allah dan kuasa itu telah ditunjukkan oleh
Yesus, maka penyembuhan orang kusta itu pun mau menyatakan bahwa Yesus itu Tuhan serentak
mendorong terlaksananya pemulihan orang itu dalam haknya beribadat sehingga dengan sendirinya
juga akan diterima lagi dalam masyarakat.
Dampak dari karya penyembuhan itu membuat berita tentang keberadaan Yesus di kota itu makin
tersiar luas, sehingga datanglah orang banyak berbondong-bondong untuk mendengarkan
pengajaran-Nya dan berharap disembuhkan dari penyakit mereka. Namun Yesus mengundurkan diri
ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Kita kadang bersikap acuh dan tak bersahabat dengan orang-orang yang bermasalah dalam
masyarakat, padahal mereka juga sesama kita yang membutuhkan bantuan. Tidak jarang kita pun
malah menyingkiri dan mengucilkan mereka. Mengapa? Yesus telah menunjukkan kepedulian dan
belas kasih-Nya kepada orang yang sangat menderita. Kita adalah pengikut-pengikut Kristus zaman ini
yang seharusnya peduli dan siap menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Apa mau
kita sekarang? (SS/INSPIRASI BATIN 2020)

Antifon Komuni (1Yoh 4:9)

Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita: Allah telah mengutus Anak-Nya yang
tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

By this the love of God was revealed to us: God sent his Only Begotten Son into the world, so that we
might have life through him.

Doa Malam

Allah Bapa sumber segala harapan, curahkanlah Roh Putra-Mu kepada kami, penuhilah hati kami
dengan pengharapan, yang selalu menyemangati hidup-Nya. Semoga damai-Mu menaungi bumi dan
menjadi sumber kebahagiaan bagi semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Renungan:

Kesaksian tentang Yesus

Perhatian utama Yohanes, seperti juga perhatian penulis lain di Perjanjian Baru, adalah
kesaksian yang mengarah pada pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan. Para penulis itu
tidak pernah berusaha meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Pembuat mukjizat atau
Seorang yang sangat saleh hingga patut diteladani. Atau banyak juga orang yang
mengatakan, “Yesus ajaib! Ia melakukan banyak mukjizat!” Itu bukanlah poin utama.
Kesaksian Yohanes di sini bukanlah pada apa yang Ia lakukan, melainkan siapakah Dia.
Kitab Suci jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah, yang turun ke dunia dalam rupa
manusia.

Allah telah memberi kesaksian tentang Kristus. Namun orang-orang pada zaman Yesus tidak
yakin bahwa Ia adalah Anak Allah. Mereka malah menyebut Dia sebagai peminum, pelahap,
pemberontak, dan sebagainya. Sehingga ada orang yang berkata: “Bila orang-orang pada
waktu itu tidak bisa percaya pada Dia, bagaimana Ia bisa dipercaya orang pada zaman ini?”
Oleh karena itu ada tiga kesaksian bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi: air, darah,
dan Roh (ayat 6). Air dan darah mengacu pada dua hal: baptisan dan kematian Yesus. Yesus
dibaptis bukan karena Ia bertobat atas dosa-dosa-Nya, sebab Ia tidak berdosa. Ia dibaptis
karena ingin mengidentifikasikan diri-Nya secara utuh dengan manusia berdosa. Ketika
Yesus disalib, kematian-Nya bukanlah karena Ia harus mati, sebab maut tidak berkuasa atas
Dia. Ia mati karena menyerahkan hidup-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa. Roh Kudus
juga memberikan kesaksian tentang Yesus (Yoh. 15:26, 16:14).

Kesaksian itu adalah bahwa Allah telah mengaruniakan hidup kekal di dalam Yesus (ayat 11).
Bila kita hidup di dalam Yesus, itulah bukti bahwa kita memiliki hidup yang kekal. Selanjutnya
hidup itu harus merupakan kesaksian bahwa Yesuslah Juruselamat yang menganugerahkan
kemenangan atas dosa dan maut. Maka jangan mau kalah terhadap dosa! Kalahkanlah dosa
dengan kuasa Yesus yang telah menang atas maut. Hiduplah dalam kemenangan anak-anak
Allah!

Mazmur, Pujian bagi Tuhan yang setia

Yerusalem sudah hancur dan umat tertindas terbuang ke Babel. Itulah situasi Israel saat itu
sebagai akibat dosa-dosa mereka. Namun mazmur ini merayakan kesetiaan Tuhan yang
nyata melalui janji-Nya, yang akan memulihkan mereka setelah masa penghukuman usai.
Pertama, pemazmur menegaskan kemahakuasaan Tuhan. Dia yang menciptakan benda-
benda penerang di angkasa luas (4; band. Yes. 40:26), berkuasa untuk membangun kembali
Yerusalem (Mzm. 147:2) dan mempersatukan lagi umat-Nya yang sudah kocar-kacir dalam
penindasan (6).

Kedua, pemazmur menegaskan kasih Tuhan yang tak berkesudahan dan sangat berlimpah.
Kalau Dia begitu peduli pada ciptaan yang lebih rendah daripada manusia; apalagi pada
manusia, yang diciptakan menurut gambar-Nya sendiri. Kebalikan daripada naluri seekor
gagak betina yang tega meninggalkan anak-anaknya kelaparan, Tuhan justru memberi
mereka makan (9). Oleh karena itu, yang disukai Tuhan bukanlah orang yang senantiasa
berjuang dengan kekuatannya sendiri, melainkan orang yang bersandar dan berharap
kepada-Nya (10-11).

Ketiga, kesetiaan Tuhan jelas terbaca dari ikatan perjanji-an-Nya dengan umat-Nya (19).
Itulah yang membedakan umat Tuhan dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Dia,
apalagi menyembah-Nya (20). Tuhan sendiri dalam kedaulatan-Nya yang akan
memerintahkan alam untuk menyuburkan tempat tinggal umat-Nya, dan untuk
menyejahterakan mereka (14-18).
Semua kebenaran indah ini diketahui umat karena Ia berfirman. Dalam firman-Nya Ia
menegur umat, juga menyatakan rencana dan kehendak-Nya. Firman begitu penting dalam
keumatan kita sebab di dalam firman-Nyalah Ia mengikat diri dengan kita dalam perjanjian
yang menyemarakkan hidup kita. Bertumbuhlah dalam pujian dan keyakinan melalui
penghayatan firman yang makin dalam.

Injil hari ini,

Pada zaman Yesus belum ada pengobatan untuk orang sakit kusta seperti sekarang ini. Oleh
karena itu, orang kusta harus hidup di luar kampung supaya tidak menulari orang lain. Nasib
mereka sungguh menyedihkan. Tergerak oleh belas kasihan, Yesus menjamahnya dan
menyembuhkan mereka.

Padahal, menurut peraturan orang Yahudi waktu itu, kalau seseorang menjamah orang kusta,
dia menjadi tidak bersih, menjadi haram. Namun, belas kasihan-Nya jauh lebih besar
daripada semuanya itu dan Ia mau menolong serta menyembuhkan orang yang menderita itu.

Dewasa ini, banyak sekali orang-orang yang menderita kusta rohani karena dosa-dosa yang
diperbuatnya. Kusta rohani ini lebih berbahaya daripada kusta jasmani. Sebab, kusta rohani
akan berlangsung terus sampai di balik kubur bila orang tersebut tidak disembuhkan lebih
dahulu. Untuk itu pula Yesus datang. Untuk menyembuhkan kusta rohani itu Yesus rela wafat
di salib.

Yesus juga mengharapkan agar kita pun mengasihi sesama kita, khususnya yang menderita.
Yesus menyamakan diri-Nya dengan mereka yang menderita. Maka, apa yang kita lakukan
bagi mereka, kita lakukan bagi Yesus sendiri. ”Aku lapar, dan kamu memberi Aku makan, Aku
sakit dan kamu melawat Aku, Aku dalam penjara dan kamu menjenguk Aku …. Apa yang
kamu lakukan bagi yang terkecil dari antara saudara-Ku itu, kamu lakukan bagi-Ku” (lih. Mat
25: 34–40).

Doa: Tuhan Yesus, berilah aku rahmat-Mu agar aku mampu melihat Engkau dalam diri
sesamaku, terutama dalam diri mereka yang menderita. Amin. (Lucas Margono)

Anda mungkin juga menyukai