Pembacaan : Roma 5 : 12 – 21
TEMA : Melalui Kristus, Kasih Karunia dan Pembenaran Berlaku Bagi Manusia
Keluarga Budiantor serta Bapak, Ibu yang Tuhan Yesus Kasihi !!!
Dari topik pembacaan kita tadi yaitu: Adam dan Kristus atau dapat disebut “Dosa
dan Anugera” maka Rasul Paulus mau menjelaskan kepada kita tentang dua
tokoh yang kontras pada permulaan yaitu Adam dan tokoh akhir zaman yaitu:
Yesus Kristus, yang bertindak jauh melampaui apa yang dilakukan oleh Adam.
Bapak, Ibu jemaat yang Tuhan Yesus kasihi, Dosa telah masuk oleh satu orang,
dan dosa itu juga adalah maut (ayat 12). Kita sama tahu bahwa Adam adalah
manusia pertama yang diciptakan oleh Allah tetapi dalam sejarahnya Adam telah
berdosa karena tidak menaati apa yang diperintahkan oleh sang penciptanya yaitu
Allah, (Kej. 2:15-17 dan kej. 3:1-24). Manusia telah diciptan Allah untuk hidup
Bersama Allah selamanya, tetapi dosa Adam mengakibatkan kematian dialami
oleh semua manusia.
Dalam ayat 14” Rasul Paulus hendak memperlihatkan bahwa manusia sudah
tidak setia lagi kepada Allah, jauh sebelum Allah memberikan Hukum Taurat
kepada Musa. Menurut Rasul Paulus, salah satu fungsi utama Hukum Taurat
adalah untuk memperlihatkan kepada manusia betapa berdosanya mereka oleh
sebab itu manusia sangat membutuhkan pengampunan dari Allah (Roma 7 : 8).
Untuk itu, Karunia Allah tidak sama dengan pelanggaran Adam (ayat 15) Karunia
yang dimaksudkan Rasul Paulus adalah, hidup baru yang Allah berikan kepada
mereka yang percaya kepada Yesus Kristus, dan Dia yang telah membawa dan
menjadikan manusia “dibenarkan” yakni diterima oleh Allah.
Bapak, Ibu yang Tuhan Yesus kasihi, ketidak taatan Adam diperbandingkan
dengan ketaatan Kristus (ayat 19). Rasul Paulus menggunakan Bahasa hukum
yakni penghukuman disatu pihak dan pembenaran dipihak lain. Hal ini
merupakan bagian dari Bahasa hukum, dalam pengertian bagaiman semua orang
“menjadi” orang berdosa dan dalam pengertian bagaimana semua orang
“menjadi” orang benar ? Namun Paulus berkata karena ketaatan Kristus, semua
orang akan ditetapkan menjadi orang benar dan menjangkau semua orang yang
terkana pengaruh ketidak taatan Adam.
Oleh sebab itu, kasih karunia Allah akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup
yang kekal oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Tanpa karya penyelamatan yang
dilakukan oleh Yesus Kristus, dosa akan tetap berkuasa dalam hisup manusia.
Namun dalam KasihNya, Allah telah mengutus Yesus Kritus untuk mengampuni
dan menawarkan hidup kekal bagi manusia (Roma 2 : 7).
Untuk itu Bapak,Ibu yang Tuhan Yesus Kasihi, melalui pembacaan dan
perenungan firman Tuhan disaat ini apa yang hendak kita peroleh untuk menjadi
pedoman dalam hidup kita sebagai orang percaya yang telah diselamatkan dari
dosa oleh karena kasih karunya Allah yang menyelamatkan kita? Ada 3 hal
penting yang harus kita renungkan :
1. Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan oleh karena
ketidak taatan Adam. Dosa telah diwariskan oleh Adam kepada kita, namu
dalam kehidupan setiap hari kita menegaskan apa yang diwariskan itu
melalui pelanggaran yang kita buat sendiri sehingga kita juga telah berdosa
oleh ketidak taatan kita. Jadi dosa warisan itu tidak secara otomatis
melekat pada diri kita, tetapi tabiat dosa itulah yang melekat pada diri kita.
2. Melalui firman Tuhan disaat ini, mari kita belajar seperti Kristus yang oleh
kekuatan dan ketaatan, Ia dapat mengalahkan ketidak taatan Adam,
merupakan tema utama dalam teks ini yang mau mengajak kita semua
untuk merenung kembali tentang komitmen dan kesetiaan kita kepada
Kristus, baik selaku pribadi, kelurga maupun persekutuan sebagai orang
yang telah diselamatkan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus
Kristus.
3. Dosa dan kematian yang dialamatkan kepada manusia oleh karena dosa
Adam, telah mendapat kasih karunia dan pembenaran dari Allah melalui
Kristus, harus direspons dengan Tindakan mengasihi Allah dan sesama,
menjadi dasar dalam kshidupan kita setiap hari, sebab jika tidak ada kasih
yang mendasari tidakan kita maka kita menyi-nyiakan anugra keselamatan
yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada kita ….. A m i n ……
RENUNGAN
Janji Tuhan yang disampaikan kepada umat Israel saat itu, juga berkalu bagi
kita umat ciptaanNya saat ini. Allah akan membawa kita pada keadaan yang
lebih baik asalkan kita tetap taat dan setia dalam iman, walaupun kita ada
dalam berbagaimacam persoalan dan pergumulan yang kita alami. Kita tahu
bahwa dalam pelayanan tidaklah mudah, banyak tantangan dan hambatan
baik dari luar maupun dari dalam persekutuan itu sendiri, tetapi kita dituntut
agar tetap setia dan taat. Ketaatan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh Nabi
Yeheskiel itulah yang harus menjadi bagian dalam hidup kita, sehingga kita
dipakai Allah untuk menghidupkan orang lain. Allah kita adalah Allah yang
penyayang dan setia kepada umat ciptaanNya. Kita mempunyai kelemahan
masing-masing tetapi tidak mustahil Allah akan memakai kita untuk
menjadi berkat bagi orang lain sesuai dengan kehendakNya, sebagaimana
Allah memakai Yeheskiel untuk menghidupkan umat Israel dalam kondisi
yang hanya tinggal tulang-tulang yang kering, asalkan kita tetap setia dan
taat dalam tugas dan pelayanan kita masing-masing.
Sebagai orang yang telah diangkat dari kubur dosa dan kematian oleh Yesus
Kristus, kita dituntut untuk memposisikan diri kita sebagai Yeheskiel masa
kini, yang dengan rendah hati patuh dan mau tunduk dan taat akan firman
Tuhan. Tuhan juga akan mau mengijinkan berbagai tantangan dan
pergumulan dalam hidup kita, bukan karena Dia tidak sanggup untuk
menghalaunya, melainkan agar kita semakin memperkokoh iman percaya
kita bahwa Tuhan sajalah yang dapat menyelamatkan kita dari persoalan
hidup ini. Sehingga dengan demikian, janji Allah sebagaimana (ayat 14)
menjadi nyata bagi kita yaitu: Aku akan memberikan RohKu kedalam kamu,
sehingga kamu hidup Kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di
tanahmu. Untuk itu biarlah kita yang telah dibangkitkan dari keterpurukan
dosa, hidup semakin takut akan Tuhan dan menjadikan hidup kita sebagai
tempat Roh Tuhan tinggal yang memberikan pengharapan dan pembaharuan
kepada kita sehingga tanggungjawab pelayanan ini dapat kita jalankan
sehingga banyak orang dapat kitab awa kedalam kerajaan Allah.
Penerapan.
RENUNGAN
Hari/Tgl : Senin, 26 September 2022
Ibadah : Wijk IV (Kel. S. Timang)
Pembacaan : II Timotius 2 : 1-13.
Tema : Tuhan Karuniakan Roh Pengertian
Kel. Iwo, Bapk, Ibu dan Anak” sekalian yang Tuhan Yesus
kasihi, dari pembacaan kita tadi, maka timbul pertanyaan
bagi kita: Mengapa Paulus menyampaikan naehat kepada
Jemaat di Filipi? Dari konteks ini dapat kita lihat bahwa
Jemaat di Filipi hidup tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Tuhan (ada pengaruh yang kurang baik,
ada ajaran yang menyesatkan jemaat yang mengarah pada
perpecahan dalam jemaat.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi cara hidup jemaat di
Filipi, antaralain: 1). Faktor Internal atau faktor dari dalam
jemaat itu sendiri dan ke 2). Adalah Faktor Eksterna atau
faktor dari luar jemaat.
Bapak, Ibu, kedua faktor ini saling berpengaruhi, yaitu
faktor dari luar jemaat berpengaruh ke dalam jemaat.
Maka timbul pertanyaan bagi kita saat ini, siapakah yang
menebarkan pengaruh kepada jemaat di Filipi?
Dikatakan dalam Filipi pasal 1: 28 bahwa: “dengan tidak
digentarkan oleh lawanmu” Mereka yang disebutkan lawan
inilah menebarkan ajaran yang tidak diajarkan oleh Paulus,
maupun ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran Allah,
sehingga terjadinya keretakan dalam hal hubungan dalam
persekutuan jemaat, sehingga jemaat di Filipi tidak lagi
hidup merendahkan diri seperti Kristus, melainkan mereka
hidup dalam tingi hati, mementingkan diri sendiri,
mengabaikan kehidupan kebersamaan dalam persekutuan.
Dengan demikian Rasul Paulus memberikan nasehat
supaya jemaat Bersatu dan merendahkan diri seperti
Kristus.
Dari penjelasan diatas tadi, maka ada 3 hal penting yang
harus menjadi pedoman bagi kita selaku jemaat dalam
membangun persekutuan dalam pelayanan jemaat kita
yaitu:
Ayat 1-4: Jemaat di Filipi yang cenderung tidak lagi hidup
Bersatu dan tidak saling merendahkan diri, maka dalam
ayat-ayat ini Paulus menasihati jemaat agar pola hidup
Kristus dijadikan patokan, dan cintoh hidup sebagai umat
Allah di dalam dunia.
Karena itu, Rasul Paulus menasihati kita juga sebagai umat
Allah, supaya sehati, sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu
tujuan dan tidak mencari pujian atau kepentingan diri
sendiri. Sebab jika kita mengikuti teladan hidup Kristus,
maka tidak ada pilihan untuk hidup menurut keinginan
sendiri, menampilkan kekuasaan diri sendiri, ingat diri
sendiri sambil melupakan atau mengabaikan Kristus dan
sesame.
Memang sulit atau berat bagi kita, tapi hal ini merupakan
prisip hidup kita orang percaya yang harus dilakukan.
Penegasan ini mengikuti teladan kasih Allah, yang relah
berkorban yang dating dalam kerendahan-Nya melalui
sengsara dan kematian-Nya untuk seluruh umat manusia,
karena anugerah keselamatan itu bukan hanya untuk orang
percaya saja melainkan untuk seluruh umat manusia.
Untuk itu Rasul Paulus menasehati jemaat di Filipi, juga
kita orang percaya saat ini untuk tidak mengabaikan diri
kita sendiri melainkan, menerapkan kasih dan
keseimbangan hidup.
Ayat 5-8, Dalam bagian ini, Paulus menekankan pola
keteladanan hidup Yesus supaya menjadi standar hidup
jemaat di Filipi. Menurut Paulus, walaupun Kristus anak
Allah, memiliki keilahian sebagai anak Allah, namun tidak
mempertahankan diriNya atau menganggap kesetaraan
dengan Allah Bapa, melaikan Ia menjadi sama dengan
manusia sehingga menanggung penderitaan dan sengsara
sampai mati di kayu salib. Rasul Paulus, melalui kesaksian
ayat-ayat ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada kita bahwa semua yang dijalani oleh Tuhan Yesus
merupakan tanda kesetiakawanan/ solidaritas Yesus
terhadap kita manusia sehingga Ia rela menanggung
kesalahan kita dalam dirinya. Hal ini dilakukan oleh Kristus
agar karya keselamatan Allah sampai ke bumi, sampai
dalam kehidupan kita umat ciptaan-Nya.
Ayat: 9-11, Disini Paulus mau menyampaikan kepada kita
alasan mengapa Allah begitu meninggikan Kristus dan
menganugerakan nama diatas segala nama? Ada 2 hala:
1). Allah meninggikan Kristus dan mengaruniakan nama
diatas segala nama kepada-Nya, karena: Ketatan,
kepatuhan dan kesetiaan melaksanakan semua
rencana Allah demi keselamatan kita manusia.
2). Supaya didalam nama Yesus, segala yang ada di langit
dan dibumi, dan dibawa bumi bertekuk lutut
menyembah dan menghormati nama-Nya.
3). Supaya semua manusia mengaku, memuji dan
memulikan Yesus Kristus, karena melalui Dialah karya
keselamatan Aallah bagi kita manusia dijalankan
melalui sengsara dan kematian-Nya.
Untuk itu melalui jalan sengsara dan kematian-Nya
merupakan jalan kebenaran dan kehidupan bagi orang
percaya.
Disini Rasul Paulus mau meyakinkan jemaat di Filipi dan
juga kita yang ada dalam persektuan ini bahwa: Yesus
Kristus adalah Anak Allah yang berkuasa. Karena itu
kemahakuasaan Yesus, tidak boleh disejajarkan dengan
manusia bahkan siapapun di dunia ini.
Yesus Kristus adalah jembatan penghubung antara Allah
dengan manusia. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasul
Paulus.
Bapak, Ibu serta anaka-anak yang Tuhan Yesus kasihi,
sebagaiman tema renungan kita pada hari ini dan juga
uraian dan penjelasan diatas maka ada 3 hal yang harus
kita wujudkan dalam kehidupan berjemaat al:
Pertama: Ketika jemaat hidup dalam perselisihan,
perpecahan, mementingkan diri sendiri, merasa lebih hebat
dari orang lain, dan sebagainya merupakan cara hidup
yang bertentangan dengan cara hidup yang dikehendaki
oleh Yesus. Untuk itu kita selaku jemaat, diminta untuk
bersatu, merendahkan diri antara satu dengan yang lain,
dan saling melayani, sebagaimana terdapat dalam Tri
Panggilan Gereja yaitu: Bersekutu, bersaksi dan melayani.
Kedua: Kita dituntut untuk merendahkan diri sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Yesus, yang datang sebagai
hamba yang menderita sengsara dan mati sebagai bukti
kasih-Nya kepada kita manusia.
Ketiga: Kita dituntut untuk Bersatu dan merendahkan diri
seperti Yesus, mengandung pengertian bahwa: hidup
dalam ketaatan, kesetiaan dan kepatuhan terhadap
kehendak Allah. Hanya dengan prisip hidup seperti inilah,
kita dapat Bersatu dan merendahkan diri seperti Yesus.
Untuk itu dalam persekutuan membutuhkan orang-orang
yang mau merendahkan diri, rela berkorban, tidak
mementingkan diri sendiri, menganggap orang lain lebih
penting sehingga ada keseimbangan. A m i n
RENUNGAN
RENUNGAN
RENUNGAN
RENUNGAN