Anda di halaman 1dari 47

RENUNGAN

Pembacaan : Roma 5 : 12 – 21
TEMA : Melalui Kristus, Kasih Karunia dan Pembenaran Berlaku Bagi Manusia

Keluarga Budiantor serta Bapak, Ibu yang Tuhan Yesus Kasihi !!!
Dari topik pembacaan kita tadi yaitu: Adam dan Kristus atau dapat disebut “Dosa
dan Anugera” maka Rasul Paulus mau menjelaskan kepada kita tentang dua
tokoh yang kontras pada permulaan yaitu Adam dan tokoh akhir zaman yaitu:
Yesus Kristus, yang bertindak jauh melampaui apa yang dilakukan oleh Adam.
Bapak, Ibu jemaat yang Tuhan Yesus kasihi, Dosa telah masuk oleh satu orang,
dan dosa itu juga adalah maut (ayat 12). Kita sama tahu bahwa Adam adalah
manusia pertama yang diciptakan oleh Allah tetapi dalam sejarahnya Adam telah
berdosa karena tidak menaati apa yang diperintahkan oleh sang penciptanya yaitu
Allah, (Kej. 2:15-17 dan kej. 3:1-24). Manusia telah diciptan Allah untuk hidup
Bersama Allah selamanya, tetapi dosa Adam mengakibatkan kematian dialami
oleh semua manusia.
Dalam ayat 14” Rasul Paulus hendak memperlihatkan bahwa manusia sudah
tidak setia lagi kepada Allah, jauh sebelum Allah memberikan Hukum Taurat
kepada Musa. Menurut Rasul Paulus, salah satu fungsi utama Hukum Taurat
adalah untuk memperlihatkan kepada manusia betapa berdosanya mereka oleh
sebab itu manusia sangat membutuhkan pengampunan dari Allah (Roma 7 : 8).
Untuk itu, Karunia Allah tidak sama dengan pelanggaran Adam (ayat 15) Karunia
yang dimaksudkan Rasul Paulus adalah, hidup baru yang Allah berikan kepada
mereka yang percaya kepada Yesus Kristus, dan Dia yang telah membawa dan
menjadikan manusia “dibenarkan” yakni diterima oleh Allah.
Bapak, Ibu yang Tuhan Yesus kasihi, ketidak taatan Adam diperbandingkan
dengan ketaatan Kristus (ayat 19). Rasul Paulus menggunakan Bahasa hukum
yakni penghukuman disatu pihak dan pembenaran dipihak lain. Hal ini
merupakan bagian dari Bahasa hukum, dalam pengertian bagaiman semua orang
“menjadi” orang berdosa dan dalam pengertian bagaimana semua orang
“menjadi” orang benar ? Namun Paulus berkata karena ketaatan Kristus, semua
orang akan ditetapkan menjadi orang benar dan menjangkau semua orang yang
terkana pengaruh ketidak taatan Adam.
Oleh sebab itu, kasih karunia Allah akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup
yang kekal oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Tanpa karya penyelamatan yang
dilakukan oleh Yesus Kristus, dosa akan tetap berkuasa dalam hisup manusia.
Namun dalam KasihNya, Allah telah mengutus Yesus Kritus untuk mengampuni
dan menawarkan hidup kekal bagi manusia (Roma 2 : 7).
Untuk itu Bapak,Ibu yang Tuhan Yesus Kasihi, melalui pembacaan dan
perenungan firman Tuhan disaat ini apa yang hendak kita peroleh untuk menjadi
pedoman dalam hidup kita sebagai orang percaya yang telah diselamatkan dari
dosa oleh karena kasih karunya Allah yang menyelamatkan kita? Ada 3 hal
penting yang harus kita renungkan :
1. Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan oleh karena
ketidak taatan Adam. Dosa telah diwariskan oleh Adam kepada kita, namu
dalam kehidupan setiap hari kita menegaskan apa yang diwariskan itu
melalui pelanggaran yang kita buat sendiri sehingga kita juga telah berdosa
oleh ketidak taatan kita. Jadi dosa warisan itu tidak secara otomatis
melekat pada diri kita, tetapi tabiat dosa itulah yang melekat pada diri kita.
2. Melalui firman Tuhan disaat ini, mari kita belajar seperti Kristus yang oleh
kekuatan dan ketaatan, Ia dapat mengalahkan ketidak taatan Adam,
merupakan tema utama dalam teks ini yang mau mengajak kita semua
untuk merenung kembali tentang komitmen dan kesetiaan kita kepada
Kristus, baik selaku pribadi, kelurga maupun persekutuan sebagai orang
yang telah diselamatkan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus
Kristus.
3. Dosa dan kematian yang dialamatkan kepada manusia oleh karena dosa
Adam, telah mendapat kasih karunia dan pembenaran dari Allah melalui
Kristus, harus direspons dengan Tindakan mengasihi Allah dan sesama,
menjadi dasar dalam kshidupan kita setiap hari, sebab jika tidak ada kasih
yang mendasari tidakan kita maka kita menyi-nyiakan anugra keselamatan
yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada kita ….. A m i n ……
RENUNGAN

Hari : Senin, 23 Mei 2022


Ibadah : Wijk, IV (Kel. Anton Dari)
Pembacaan : Yeheskiel 37: 1-14
Tema : Kasih Allah yang Memberi Hidup

Keluarga serta Bapak, Ibu anak-anak yang Tuhan Yesus kasihi!!!


Dari pembacaan kita tadi, kita tahu siapa itu Yeheskiel. Yeheskiel adalah
seorang Imam dan juga seorang Nabi. Yeheskiel merupakan bagian dari
bangsa Yehuda yang dibuang ke Babel. Yeheskiel sebagai seorang Nabi,
dia taat dan setia kepada Allah walaupun berada dalam pembuangan.
Dalam ketaatan dan kesetiaan Yeheskiel tersebut, maka dia dipanggil oleh
Allah bukan hanya untuk orang buangan di Babel, tetapijugan untuk orang
Yehuda yang masih ada di Yerusalem. Dalam kontek ini Allah sangat
berkenaan kepada Nabi Yeheskiel.
Bapak, Ibu serta keluarga yang Tuhan Yesus kasihi,
Sesuai dengan pembacaan kita tadi, sebelum Yeheskiel menyampaikan
kabar pemulihan bagi bangsa Israel, Nabi Yeheskiel mengalami suatu
penglihatan ketika dia mengalami kuasa dan kemuliaan Allah melalui Roh
Kudus. Dalam penglihatannya itu, Allah membawa Yeheskiel ke tengah-
tengah lembah yang penuh dengan tulang-tulang yang amat kering (ayat 1).
Tulang-tulang yang amat banyak itu memberikan gambaran kepada kita
bahwa tentang umat Israel yang tawar hati dan sama seperti tulang-tulang
kering itu. Dalam proses pemulihan kembali Israel, Allah berfirman kepada
Nabi Yeheskiel dengan sebutan: Hai anak manusia, dapatkah tulang-
tulang ini dihisupkan kembali? Maka jawab Yeheskiel kepada Allah: Ya
Tuhan Allah Engkaulah yang mengetahuinya. Dari jawaban yang
disampaikan oleh Yeheskiel, memberi makna kepada kita bahwa Yeheskiel
tetap yakin bahwa kuasa Allah dapat membuat segala sesuatu yang tidak
mungkin menjadi mungkin. Untuk itu kita selaku orang percaya, tidak
perlu meragukan kuasa Allah dalam hidup kita. Disaat kita ada dalam
pergumulan yang menurut kita sangat berat, kita dituntut untuk selalu
mengandalkan kuasa Allah sehingga disitulah kita akan memperolej
jawaban dari Allah.
Pada (ayat 12-14), merupakan janji Tuhan kepada umat Israel bahwa
Tuhan akan:
1. Membuka kubur-kuburmu, yang mengandung makna bahwa: belenggu
dosa, penderitaan, keputuasaan dan persoalan hidup akan dihapuskan.
2. Membangkitkan dan mengeluarkan kamu, artinya bahwa: Tuhan
memberi semangat baru kepada umat Israel untuk kembali pada
kesejahteraan di tanah perjanjian.
3. Memberikan Roh Kudus: Roh Tuhan yang menguatkan, membimbing,
memampukan dan mengubah hidup umat Israel.
4. Memberikan tinggal ditanahmu: Hak dipulihkan dan kembali ke tanah
perjanjian yang melimpah susu dan madu.

Bapak, Ibu serta keluarga yang Tuhan Yesus kasihi !!!

Janji Tuhan yang disampaikan kepada umat Israel saat itu, juga berkalu bagi
kita umat ciptaanNya saat ini. Allah akan membawa kita pada keadaan yang
lebih baik asalkan kita tetap taat dan setia dalam iman, walaupun kita ada
dalam berbagaimacam persoalan dan pergumulan yang kita alami. Kita tahu
bahwa dalam pelayanan tidaklah mudah, banyak tantangan dan hambatan
baik dari luar maupun dari dalam persekutuan itu sendiri, tetapi kita dituntut
agar tetap setia dan taat. Ketaatan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh Nabi
Yeheskiel itulah yang harus menjadi bagian dalam hidup kita, sehingga kita
dipakai Allah untuk menghidupkan orang lain. Allah kita adalah Allah yang
penyayang dan setia kepada umat ciptaanNya. Kita mempunyai kelemahan
masing-masing tetapi tidak mustahil Allah akan memakai kita untuk
menjadi berkat bagi orang lain sesuai dengan kehendakNya, sebagaimana
Allah memakai Yeheskiel untuk menghidupkan umat Israel dalam kondisi
yang hanya tinggal tulang-tulang yang kering, asalkan kita tetap setia dan
taat dalam tugas dan pelayanan kita masing-masing.

Sebagai orang yang telah diangkat dari kubur dosa dan kematian oleh Yesus
Kristus, kita dituntut untuk memposisikan diri kita sebagai Yeheskiel masa
kini, yang dengan rendah hati patuh dan mau tunduk dan taat akan firman
Tuhan. Tuhan juga akan mau mengijinkan berbagai tantangan dan
pergumulan dalam hidup kita, bukan karena Dia tidak sanggup untuk
menghalaunya, melainkan agar kita semakin memperkokoh iman percaya
kita bahwa Tuhan sajalah yang dapat menyelamatkan kita dari persoalan
hidup ini. Sehingga dengan demikian, janji Allah sebagaimana (ayat 14)
menjadi nyata bagi kita yaitu: Aku akan memberikan RohKu kedalam kamu,
sehingga kamu hidup Kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di
tanahmu. Untuk itu biarlah kita yang telah dibangkitkan dari keterpurukan
dosa, hidup semakin takut akan Tuhan dan menjadikan hidup kita sebagai
tempat Roh Tuhan tinggal yang memberikan pengharapan dan pembaharuan
kepada kita sehingga tanggungjawab pelayanan ini dapat kita jalankan
sehingga banyak orang dapat kitab awa kedalam kerajaan Allah.

Tulang-tulang yang berserakah dapat dihidupkan kembali oleh Allah melalui


nubuat Nabi Yeheskiel, maka Allah yang pula akan mempukan kita untuk
menghidupkan orang lain melalui karya pelayanan kita asalkan kita tetap
setia dan taat kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati firmanNya A m i n…..
RENUNGAN

Hari/Tanggal : Jumat, 24 Juni 2022


Ibadah : KSP IX (Kel. F. Nebore)
Pembacaan : Mazmur 29:1-11
Tema : Suara Allah Dalam Badai

Bapak, Ibu, Anak-anak serta keluarga Bapak Nebore yang Tuhan


Yesus Kasihi, pembacaan kita pada malam hari ini, merupakan merupaka
pujian dari pemazmur atas keagunagn, kemahakuasaan dan kebesaran Tuhan
atas ciptaanNya. Begitu mulianNya Tuhan sehingga, pemazmur mengajak
semua manusi sebagai penghuni sorga untuk memuliakan Tuhan, (ayat 1).
Dari pembacaan ini, menjelaskan kepada kita bahwa kehadiran Tuhan,
dilambangkan dengan kehadiran suaraNya. Suara itu merupakan bagian
kecildari seluruh keberadaaNya, dimana suara itu tidak terlihat oleh
manusia, namun dampak kehadiranNya sangatlah dasyat. Kekuatan dan
kedasyatan Tuhan tersebut, dinyatakan dengan kemampuanNya
menggoncangkan unsur-unsur alam semesta yaitu pohon, gunung,
padanggurun, hutan dan seluruh penghuninya.
Untuk itu perlu kita renungkan bahwa pemazmur sedang menegaskan
kepada kita bahwa Tuhan tidak hanya berkuasa di wilayah Israel saja, tetapi
diseluruh bumi. Hal ini dapat kita lihat ketika pemazmur menggunakan
nama-nama daerah yang bukan merupakan daerah orang Israel seperti:
pohon aras Libanon (ayat 5), gunung Sirion (ayat 6), dan padang gurun
Kades (ayat 8), yang semua ini bukan wilayah Israel. Dengan demikian
Tuhan berkuasa diatas seluruh bumi ini yang merupakan ciptaan tanganNya.
Maksud pemazmur dalam pembacaan ini bahwa tidak mungkin memuliakan
Allah, jika suaraNya kita abaikan. Tanpa mau mendengar suaraNya mustahil
kita memuliakan Dia. Sama seperti seorang anak tidak mau mendengarkan
suara/nasehat orang tuanya, maka anak tersebut tidak bisa dikatakan sebagai
anak yang menghormati orang tuannya. Karena soara tidak lepas dari
identitas seseorang.

Menurut pemazmur, badai bukan kejadian alam yang alami semata,


melainkan fenomena tersebut juga bisa dilihat sebagai cara Allah untuk
menyatakan kekuasaan dan kebesaranNya. Sekalipun bagi Sebagian orang
gemuruh, topan dan badai merupakan fenomena alam semata namun bagi
Daud gemuruh itu adalah suara Tuhan. Itulah sebabnya pemazmur mengajak
semua penghuni sorgawi dan tentupula penghuni dunia ini menghormati
Tuhan, memberi kemuliaan dan sujud menyembah kepadaNya (ayat 1-2).
Dari kontek pembacaan ini juga memberikan pelajaran bagi kita umat
manusi penghuni bumi ini bahwa hidup kita tidak bisa lepas dari alam
sekitar kita. Kita diingatkan agar punya tanggungjawab untuk bagaimana
menjaga hubungan yang baik dengan alam sekitar kita. Tidak kita pungkiri
bahwa akhir-akhir ini, banyak terjadi bencana (banjir, kebakaran, gunung
meletus dan kejadian-kejadian lainnya) yang sangat mengerikah bagi kita
manusia. Ketika Allah berkehendak maka tidak ada seorangpun yang dapat
menghalanginya. Memang benar Tuhan dapat mengatur alam dengan
kekuatanNya dan mungkin mengakibatkan ketakutan, Tetapi dari
kesemuanya itu, masih ada harapan sebagaimana (ayat 11) Tuhan kiranya
memberikan kekuatan kepada umatNya, Tuhan kiranya memberkati
umatNya dengan sejahtera. Pemazmur berdoa agar Tuhan memberikan
kekuatan kepada kita sebagai umat Allah agar tetap kuat dalam menghadapi
setiap persoalan dan pergumulan dan juga Tuhan memberkati kita dengan
damai sejahteraNya. Tuhan menhendaki kita untuk hidup dan menjaga
lingkungan alam sekitar kita, karena dari alam sekitar kita akan memberikan
kehidupan dan damai sejahtera kepada kita. Kasih dan kesetiaan Allah
kepada umat manusia tetap dan untuk selama-lamanya………… A m i n
RENUNGAN

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Juli 2022


Ibadah : KSP IX (Kel. B. Lensru)
Pembacaan : (Keluaran 29: 38-46)
Tema : Persembahan, Perintah dan Berkat Allah bagi umat

Bapak, Ibu serta anak-anak yang Tuhan Yesus kasihi,


Kita tahu bahwa kitab Keluaran ditulis oleh Musa. Sesuai nama
kitabnya Keluaran, maka isi bagian ini adalah segala hal terkait
perjalanan umat Israel keluar dari Mesir dan menuju tanah
perjanjian yaitu tanah Kanaan. Khus dlam pembacaan kita pada
mala mini, melanjutkan perintah Tuhan tentang pentabisan Harun
dan anak-anaknya menjadi imam, maka Tuhan memberikan
perintah tentang persembahan korban bagi Tuhan.
Dari pembacaan kita mala mini, ada dua bagian besar yang
menjadi dasar perenungan kita yaitu:
1. Ayat 38-42a, yang secara keseluruhan memberikan penjelasan
kepada kita tentang perintah Tuhan untuk mempersembahkan
korban dengan taat. Tuhan memberikan perintah untuk
mengolah persembahan, dua anak domba yang terbaik umur 1
tahun diolah dan dipersembahkan setiap pagi dan petang. Selain
dua anak domba, disiapkan juga sepersepuluh tepung efa terbaik
dan minyak tumbuk seperempat hin. Dari penjelasan ini, dengan
detail Tuhan menjelaskan bagaimana umat harus
mempersembahkannya, sangat lengkat dan jelas sehingga tidak
ada yang tidak diketahui untuk tidak dilaksanakan.
2. Ayat, 42b-46, Tuhan menyatakan bahwa dalam ketaatan inilah
Tuhan bertemu, menyampaikan firmanNya dan memberkati
umatNya. Ketika umat taat pada perintah Tuhan, maka Tuhan
akan bertemu umatNya, Tuhan akan menyempaikan firmanNya
kepada umat.
Dibagian ini yang ditekankan bukan persembahan melainkan
perintah Tuhan. Jadi jelas bagi kita bahwa pemberian
persembahan adalah bagian dari tanda ketaatan kita manusia
kepada Tuahan.

Bapak, Ibu dan anak-anak yang Tuhan Yesus kasihi,


dari uraian diatas tadi, ada beberapa hal yang kita pelajari dan
renungkan saat ini :
1. Perintah untuk memberi persembahan dengan taat.
Tuhan pencipta kita umat manusia dan sumber segala berkat
meminta agar kita memberi persembahan, bukan karena
Tuhan itu kekurangan, melaikan Tuhan mau menguji apakah
kita taat dan percaya. Tuhan mempunyai segala-galanya dan
Tuhan menyediakan segala-galanya untuk kita manusi.
Disini jelas bahwa bukan Tuhan meminta melaikan ketaatan
yang harus kita perbuat sebagai wujud iman kita kepadaNya.
Kita tahu bahwa dalam kesaksian Abraham
mempersembahkan Ishak, Tuhan meminta semuanya, satu-
satunya yang dimiliki oleh Abraham dipersembahkan kepada
Tuhan, tapi apakah benar? ternyata tidak. Itu untuk menguji
iman percaya Abraham kepada Tuhan, karena Tuhan telah
menyediakan korban yang sesungguhnya yang harus
dipersembahkan bagi Tuhan (Kejadian 22:1-19).
2. Kita memberi persembahan sebagai tanda bahwa kita
percaya kepada Tuhan. Apakah kita memberi persembahan
kepada Tuhan, kita berkekurangan? Pasti kita jawab tidak.
Kita harus percaya bahwa Tuhan menyediahkan segala yang
kita butuhkan dalam hidup ini. Yang Tuhan minta tidak lebih
banyak dari yang kita pakai dalam hidup setiap hari.
Kita memberi persembahan juga tanda bahwa kita percaya,
taat pada perintah Tuhan, mengasihi Tuhan. Untuk itu
pertanyaan bagi kita:
Masikah kita taat memberikan persembahan kepada Tuhan?
Masikah kita taat memberikan persembahan persepuluhan
yang merupakan hak Tuhan?
Masikah kita memberikan persembahan pengucapan syukur
kepada Tuhan?...... Semua pertanyaan ini, jawabannya ada
pada kita masing-masing.
Tuhan tahu setiap persoalan dan pergumulan kita dalam
situasi apapun. Tuhan sedang melihat sejauh mana kita
percaya pada pemeliharaan Tuhan. Percayalah bahwa
rencana Tuhan bagi kita manusi itu indah, seperti rencana
Tuhan kepada bangsa Israel. Mereka keluar dari Mesir
bukan untuk mati dipadang gurun, tetapi untuk menikmati
kelimpahan susu dan madu disepajang jalan dan sampai pada
tanah perjanjian, asalkan mereka tetap setia kepada Tuhan.
Demikin juga rencana Tuhan indah bagi kita ketika kita taat
dan setia percaya kepada Tuhan dan memberi persembahan
sebagai wujud iman kita kepadaNya.
3. Percaya dan taat disitulah ada berkat Tuhan yang melimpah.
Memberi persembahan maka ada berkat yang besar yang
akan kita dapat dari Tuhan. Contoh berkat seperti kesehatan,
keberhasilan dalam pekerjaan dan usaha-usaha, keberhasilan
anak-anak dalam Pendidikan, pekerjaan, umur panjang yang
kita alami dan masih banyak lagi berkat-berkat Tuhan
lainnya. Untuk itu bapak, ibu sekalian Tuhan tidak menuntut
lebih dari kita. Tuhan tuntut agar kita percaya kepadaNya
sebagai sumber berkat, memberi persembahan karena Tuhan
telah lebih dulu mempersembahkan persembahan yang
agung yaitu Tuhan Yesus yang menjalani sengsara, dan mati
untuk menebus dosa-dosa kita manusia. A m i n.
IBADAH KUNCI BULAN

Rabu, 31 Agustus 2022


Pembacaan Alkitab : Mazmur 121 : 1 – 8
Tema : Tuhan Penjaga dan Penolong Kita.

Jemaat yang Tuhan Yesus Kasihi,


Ketika seseorang berada dalam situasi atau keadaan yang dapat
membahayakan dia, orang tersebut pasti mencari pertolongan atau
bantuan. Sumber pertolonganpun bermacam-macam. Ada yang
mencari pertolongan dari orang pintar, tetapi adapula yang
mengandalkan obat-obatan yang bisa mengatasi persoalan yang
dihadapi. Tetapi bagi orang yang percaya kepada Allah sumber
petolongannya, hanya Allah sajalah yang dapat menolong dan
mengatasi persoalan yang dihadapi oleh orang tersebut. Sekalipun
disekitarnya ada yang dianggap dapat menolong tetapi hanya Allah
saja yang diandalkan, sebab hanya Dialah penolong yang dapat
membebaskan dari kondisi kehidupan yang sulit itu.
Jemaat yang Tuhan kasihi, dari pembacaan kita tadi (Mazmur 121:1-
8), saya membaginya dalam tiga bagian besar yang akan kita sama-
sama pelajari pada malam hari ini yaitu :

I. Ayat 1-2 : Tuhan Sumber Pertolongan.


Kalau kita mempertanyakan sumber pertolongan, hal itu biasa.
Mengapa, karena alam pun dianggap dapat meberikan pertolongan
kepada kita. (Contoh: Ketika terjadi bencana sunami, orang selalu
menyelamatkan diri dengan cara mencari tempat atau dataran
yang tinggi). Tetapi dalam bagian firman Tuhan pada malam hari
ini ditegaskan bahwa Pertolongan itu hanya dari Tuhan, yang
menjadikan langit dan bumi, (ayat 2). Pernyataan Tuhan yang
menjadikan langit dan bumi, mempertegas tentang
kewenangan/otoritas Tuhan dalam memberi pertolongan kepada
manusia. Untuk itu, jemaat yang Allah kasihi ketika kita mencari
pertolongan diluar Tuhan, seperti pada gunung-gunung, bukan
mustahil, tetapi juga menentang Tuhan yang menciptakan langit
dan bumi, karena ala mini bukan Tuhan, maka pemazmur
menegaskan bahwa Pertolonganku ialah dari Tuhan!

II. Ayat 3-4 : Tuhan Setia Menjaga.


Tuhan adalah penolong yang setiamenjaga umat-Nya. Ia
memelihara perjalanan hidup umat manusia dan tidak membiarkan
mereka jatuh. Tuhan tidak memhiarkan kakimu goyah,
menunjukan kestiaan Tuhan mengawal perjalanan hidup kita dan
sedikitpun Dia tidak berpaling dari kita.
Bapak, Ibu dan anak-anak yang dikasihi Tuhan, Tiga puluh satu
hari kita lewati dalam perjalanan kita di bulan Agustus ini dengan
berbagaimacam persoalan dan pergumulan yang kita alami baik
pribadi, maupun keluarga, tetapi Tuhan tidak pernah
meninggalkan kita. Kita ada pada saat ini karena berkat penjagaan
dan perlindungan Tuhan kepada kita. Dengan demikian, Tuhan
tidak hanya setia, tetapi juga Tuhan konsisten menjaga umatnya
setiap waktu.

III. Ayat 5-8: Tuhan menjaga dan menyelamatkan.


Kesetiaan Tuhan untuk menjaga dan menolong umat-Nya,
dipertegas pada (ayat 4): sesungguhnya tidak terlelap dan tidak
tertidur penjaga Israel. Tuhan benar-benar tidak lalai dalam
menjaga dan menolong umat-Nya. Penjagaan dan pertolongan
yang dilakukan oleh Tuhan, mengandung nilai keselamatan,
sebagaimana (ayat 6) “Matahari tidak menyakiti engkau pada
waktu siang, atau bulan pada waktu malam. Hal ini berarti bahwa
dalam setiap waktu Tuhan menjaga dan pertolongan-Nya selalu
ada dan menyertai kita. Bahkan Tuhan akan menyelamatkan dari
kecelakaan dan menjaga nyawa kita dan juga keluar masuk kita
tetap Tuhan jaga. Penjagaan dan pertolongan Tuhan kepada kita
tidak hanya berlaku sementara tetapi selama-lamanya. Itulah
penjaga Israel.

Penerapan.
RENUNGAN
Hari/Tgl : Senin, 26 September 2022
Ibadah : Wijk IV (Kel. S. Timang)
Pembacaan : II Timotius 2 : 1-13.
Tema : Tuhan Karuniakan Roh Pengertian

Keluarga, serta Bapak/Ibu anak-anak yang Tuhan


Yesus kasihi !
Kita sama tahu bahwa surat I dan II Timotius,
merupakan surat pengembalaan yang ditulis oleh Rasul
Paulus yang ditujukan kepada anak rohaninya Timotius
yang pada saat itu menjadi gembala di jemaat Efesus,
untuk menasehati Timotius agar tetap setia dan kuat
dalam melaksanakan tugas pemberitaan injil. Tugas ini
tidak mudah bagi Timotus karena ia dipanggil untuk
ikut menderita Bersama dengan Yesus dalam
pelayanan-Nya. Dalam melayani Tuhan, Timotius tidak
hanya melihat mujizat yang dibuat oleh Yesus, tetapi
juga ia akanmengalami pergumulan, tantangan, maslah
dan penderitaan. Oleh sebab itu rasul Paulus meminta
Timotius untuk tetap kuat menjalani panggilannya
melayani Tuhan, karena kekuatan diberikan sebagai
kasih karunia Allah begi mereka yang tetap setia dan
mengandalkan Tuhan dalam tugas panggilan pelayan.
Bapak/Ibu serta keluarga yang Tuhan Yesus kasihi,
Sebagaimana prikop pembacaan kita tadi, Panggilan
Untuk Ikut Menderita, maka Ketika kita berbicara
tentang penderitaan, pasti kita sebagai manusi tidak
mau untuk menderita. Atau dengan kata lain manusia
cenderung menghindari diri dari penderitaan, bahkan
dalam pelayananpun kita mengharapkan agar kita
melayani dalam damai sejahtera dan sukacita bukan
menderita (sebagaimana ayat 3) Rasul Paulus meminta
Timotius untuk ikut menderita. Pertanyaannya mengapa
Timotius ikut dalam penderitaan itu?
Bpak, Ibu sekalian, pada ayat 1, rasul Paulus menasihati
Timotius “Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Yesus
Kristus. Disini rasul Paulus mau menguatkan Timotius
bahwa Ketika kita dating kepada Yesus, bahwa katika
kita berserah kepada-Nya dalam pelayanan kita, dan
Ketika kita mengandalkan Dia maka kita akan
dimampukan oleh Tuhan untuk ikut dalam penderitaan karena
memberitakan injil Kristus, karena jikalau kita mengandalkan
kekuatan dan kemampuan kita sendiri maka kita pasti akan
mundur ketika penderitaan kita alami.
Oleh sebab itu, pada ayat 2, rasul Paulus menekankan kepada
Timotius agar Injil Tuhan harus diteuskan dan tugas Timotius
adalah memuridkan orang lain. Dalam ayat ini, rasul Paulus
meminta Timotius untuk meneruskan apa yang telah ia denganr
dan pelajari kepada orang lain yang dapat dipercaya yang juga
dapat mengajar.
Untuk itu bapak, ibu yang Tuhan Yesus kasihi, ada 3 (tiga)
cintoh yang disampaikan oleh rasul Paulus tentang bagaimana
menjadi kuat dalam penderitaan sebagaimana (ayat 3-7) antara
lain:
Pertama: Sebagai seorang prajurit yang baik, yang berjuang
dengan komitmen penuh kepada Kristus Yesus yang memiliki-
Nya. Kita adalah prajurit-prajurit Kristus, kita harus selalu siap
untuk berjuang, menderita dan patuh kepada komandan kita
yaitu Tuhan Yesus. Kita harus sadar bahwa hidup di dunia ini,
ibarat kita berada dimedan perang, kita harus terus berjuan
mempertahankan iman dan berperang melawan kuasa-kuasa
kegelapan (iblis). Oleh kare itu bapak, ibu sekalian, kenakanlah
seluruh perlengkapan senjat Allah, supaya kamu dapat bertahan
melawan tipu muslihat iblis (efesus 6:11).
Kedua: Seperti seorang olahragawan yang bertanding sesuai
atur untuk memperoleh makota.
Kita sebagai seorang olahragawan, kita dituntut untuk harus
bertekun berlatih, dan taat pada peratura yang berlaku sehingga
dapat memperoleh makota kemenangan.
Begitupula kita sebagai orang perca, kita harus patuh pada
aturan yaitu: firman Tuhan; selain itu harus disiplin untuk tetap
focus pada tujuan akhir yaitu kemenangan. Aku telah
mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis
akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia
bagiku makota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku
oleh Tuhan (II Timotius 4:7-8). Makota ini adalah hasil
perjuangan yang didalamnya terkandung berkat-berkat Tuhan
yang senantiasa menyertai kehidupan kita.
Ketiga: Seperti seorang petani yang bekerja keras dan
menikmati hasilnya.
Sebagai seorang petani, kita harus bekerja keras dan tidak
mengenal lelah. Sebab petani yang bekerja keraslah yang
mendapat bagisn dari hasil panennya, bukan petani yang
bermals-malasan. Seperti kita ketahui seorang petani harus
sabar menunggu hingga musim panen tiba, sebelum menikmati
hasil jerih payanya. Dalam konteks ini, memberikan
pemahaman kepada kita bahwa kita harus belajar tekun dan
bekrja dan terus menabur dalam roh, karena pada saat yang
telah Tuhan tetapkan, kita akan menuai hasilnya. Dalam proses
menunggu itilah, kita harus tetap sabar dan jangan menjadi
lemah dan putus asa.

Untuk itu keluarga serta bapak, ibu dan anak-anak sekalian,


melalui firman dimalam ini memberikan pemahaman bagi kita
bahwa:
 Allah menyediakan upah bagi setiap orang yang setia
menderita dalam pemberitaan injil Tuhan, dan upah itu
adalah keselamatan dan kehidupan yang kekal yang Allah
anugrahkan bagi setiap kita yang setia, taat dan tekun. Kita
sama tahu bahwa penderitaan yang kita alami saat ini tidak
sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh Tuhan
Yesus. Dia yang memderita lebih dahulu, mati, disalibkan,
untuk menyelamatkan kita umat manusia. Pesan rasul
Paulus kepada Timotius pedoman dan semangat bagi kita
untuk berjuan dan bekerja keras untuk mendapatkan
makota kemenangan itu, walaupun kita harus berhadapan
dengan persoalan, tantangan dan perderitaan. Makota yang
hanya bisa didapat dengan terus bertekun dalam
melakukan segala hal yang menyenangkan hati Tuhan
meski kita harus menderita. Ingatlah, bahwa kasih setia
Tuhan tidak berkesudahan, akan mengiringi setiap kita
yang selalu setia dalam pelayanan ini. Roh pengertian dan
kekuatan adalah karunia Allah bagi mereka yang tekuan
dan setia dalam penderitaan untuk melayani Dia. Tuhan
Yesus memberkati kita, A m i n ………
RENUNGAN

Hari/Tgl : Senin, 16 Januari 2023


Ibadah : Wijk (Gedung Sekolah Minggu)
Pembacaan : Keluaran 24: 1 – 11
Tema : Pembaharuan dan Penyingkapan Tuhan

Bapak/Ibu, anak” yang Tuhan Yesus kasihi !


Hari ini kita sudah berada pada anak tangga yang ke 16, dari 365 hari yang akan
kita jalani di tahun 2023 ini. Kita semua patut bersyukur, karena Tuhan telah
mendengar dan menjawab setia doa dan permohonan yang kita naikan kepadaNya
di tahun 2022 yang lalu, dimana kitab boleh dituntun melewati tahun yang lalu
dan masuk di tahun 2023 ini. Ada yang pulang kampung merayakan Natal
bersama sanak saudara dan boleh kembali di Jayapura dengan tidak kurang suatu
apapun. Untuk itu ijinkan saya mengucapkan selamat tahun baru, kiranya Tuhan
memberkati kita semua di tahun yang baru ini.
Bapak/Ibu dan anak” yang Tuhan Yesuus kasihi, kita Kembali pada
pembacaan kita tadi (Keluaran 24:1-11), dengan prikop: Upacara Pengikatan
Perjanjian antara Tuhan dengan bangsa Israel. Dari pembacaan kita ini, jelas
bagi kita bahwa perna dari Musa sangatlah penting dalam membangun
komunikasi antara Tuhan dengan umat Israel. Musa ibarat atau pengantara yang
dapat menghubungkan Allah dengan bangsa Israel. Sebagaimana (ayat 1) dari
pembacaan kita ini, yaitu firman Tuhan kepada Musa untuk naik menghadap
Tuhan Bersama dengan Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang tua-tua bangsa Israel,
tetapi yang diperkenankan untuk mendekat kepada Tuhan hanyala Musa,
sedankan Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang tua-tua Israel tidak diperkenankan
dan hanya sujud menyembah Tuhan dari jauh. Lalu kembalila Musa kepada umat
Israel dan menyampaikan tentang segala firman dan segala peraturan yang
diperintahkan Tuhan kepada umat Israel, dan bagaimana respon umat Israel?
Mereka secara serentak mengatakan: Segala Firman yang telah diucapkan Tuhan
itu, akan kami lakukan (ayat 3.b). Apa yang disampaikan oleh Uamat Israel
adalah merupakan janji yang diikat dengan Tuhan, sebagaimana prikop
pembacaan kita tadi. Bpaka/Ibu sekalian, kita sama tahu bahwa suatu perjanjian
adalah ikatan antara dua belah pihak yang membuata perjanjian, tetapi perjanjian
yang dibuat antara Allah dengan Umat Israel ini dibuat dalam bentuk upacara,
yang didasari pada satu pengakuan yang harus dilaksanakan oleh Umat Israel.
Selain Firman Tuhan dan segala peraturan yang disampaikan oleh Musa, Musa
juga mengambil kitab perjanjian itu lalu dibacakannya dan didengar oleh Umat
Israel lalu apa respon Umat Israel? Mereka berkata: Segala firman Tuhan akan
kami lakukan dan akan kami dengarkan (ayat 7).
Bapak/Ibu yang Tuhan Yesus kasihi,
Dari uraian diatas, dapat kita lihat bahwa Allah tetap setia mengasihi uamat Israel
walaupun umat ini kadang kala tidak setai, tetapi Allah tetap memberikan
hukumNya atau tata aturan untuk menjadi pedoman bagi bangsa Israel sehingga
hidup mereka tidak bertentangan denga napa yang Allah kehendaki. Dalam
kontek ikatan pejajnjian ini juga, umat Israel berjanji untuk setia melakukan
segala firman yang diucapkan oleh Allah melalui Musa. Dan inilah yang menjadi
komitmen umat Israel dengan Tuhan. Dari komitmen umat Israel itulah maka
Musa mengambil darah lembuh jantan yang sudah disembeli dan disiramkan
pada umat Israel dan berkata: Inilah darah perjanjian yang diadakan antara Tuhan
dengan kamu berdasarkan segala firman ini.
Untuk itu Bapak/Ibu sekalian, dari semuannya itu dapat kita belajar bahwa:
Ikatan perjanjian antara umat Israel dengan Allah melalui darah anak domba,
merupakan perjanjian yang termetereikan dan berkenaan kepada Allah, yaitu:
penebusal Allah kepada manusi melalui anak Allah yang sengsara, mati dan
disalibkan untuk keselamatan mausia.
Untuk itu dari semuannya itu, kita belajar bahwa nilai sebuah perjanjian itu,
sangat besar dimata Tuhan. Tetapi seringkali kita mengingkari janji itu. Kita tidak
setia atas janji yang sudah kita ucapkan, khususnya dalam pelayanan ini.
Bukti kesetiaan Tuhan bagi kita adalah, Ia sudah memelihara kita di tahun 2022
yang lalu dan membawa kita melewati tahun yang lalu dan masuk pada tahun
yang baru ini. Tahun 2023 dengan selamat.
Apabila Tuhan setia dengan perjanjianNya dari dulu sampai sekarang, bagaimana
dengan kita, Apakah kita masih tetap setia untuk melayani Dia dalam segala
tugas dan pelayanan ini? Banyak hal yang akan kita buat di tahun pelayanan
2023, untuk mari kita bekerja sama untuk tugas pelayanan ini kedepan. Tuhan
memberkati kita. Amin.
RENUNGAN

Hari/Tgl : Senin, 20 Maret 2023


Ibadah : Kel. T. Iwo (Rayon Filadelfia)
Pembacaan : Filipi 2: 1 – 11
Tema : Bersatu dan Merendahkan Diri Seperti Kristus

Kel. Iwo, Bapk, Ibu dan Anak” sekalian yang Tuhan Yesus
kasihi, dari pembacaan kita tadi, maka timbul pertanyaan
bagi kita: Mengapa Paulus menyampaikan naehat kepada
Jemaat di Filipi? Dari konteks ini dapat kita lihat bahwa
Jemaat di Filipi hidup tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Tuhan (ada pengaruh yang kurang baik,
ada ajaran yang menyesatkan jemaat yang mengarah pada
perpecahan dalam jemaat.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi cara hidup jemaat di
Filipi, antaralain: 1). Faktor Internal atau faktor dari dalam
jemaat itu sendiri dan ke 2). Adalah Faktor Eksterna atau
faktor dari luar jemaat.
Bapak, Ibu, kedua faktor ini saling berpengaruhi, yaitu
faktor dari luar jemaat berpengaruh ke dalam jemaat.
Maka timbul pertanyaan bagi kita saat ini, siapakah yang
menebarkan pengaruh kepada jemaat di Filipi?
Dikatakan dalam Filipi pasal 1: 28 bahwa: “dengan tidak
digentarkan oleh lawanmu” Mereka yang disebutkan lawan
inilah menebarkan ajaran yang tidak diajarkan oleh Paulus,
maupun ajaran yang tidak bersumber dari kebenaran Allah,
sehingga terjadinya keretakan dalam hal hubungan dalam
persekutuan jemaat, sehingga jemaat di Filipi tidak lagi
hidup merendahkan diri seperti Kristus, melainkan mereka
hidup dalam tingi hati, mementingkan diri sendiri,
mengabaikan kehidupan kebersamaan dalam persekutuan.
Dengan demikian Rasul Paulus memberikan nasehat
supaya jemaat Bersatu dan merendahkan diri seperti
Kristus.
Dari penjelasan diatas tadi, maka ada 3 hal penting yang
harus menjadi pedoman bagi kita selaku jemaat dalam
membangun persekutuan dalam pelayanan jemaat kita
yaitu:
Ayat 1-4: Jemaat di Filipi yang cenderung tidak lagi hidup
Bersatu dan tidak saling merendahkan diri, maka dalam
ayat-ayat ini Paulus menasihati jemaat agar pola hidup
Kristus dijadikan patokan, dan cintoh hidup sebagai umat
Allah di dalam dunia.
Karena itu, Rasul Paulus menasihati kita juga sebagai umat
Allah, supaya sehati, sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu
tujuan dan tidak mencari pujian atau kepentingan diri
sendiri. Sebab jika kita mengikuti teladan hidup Kristus,
maka tidak ada pilihan untuk hidup menurut keinginan
sendiri, menampilkan kekuasaan diri sendiri, ingat diri
sendiri sambil melupakan atau mengabaikan Kristus dan
sesame.
Memang sulit atau berat bagi kita, tapi hal ini merupakan
prisip hidup kita orang percaya yang harus dilakukan.
Penegasan ini mengikuti teladan kasih Allah, yang relah
berkorban yang dating dalam kerendahan-Nya melalui
sengsara dan kematian-Nya untuk seluruh umat manusia,
karena anugerah keselamatan itu bukan hanya untuk orang
percaya saja melainkan untuk seluruh umat manusia.
Untuk itu Rasul Paulus menasehati jemaat di Filipi, juga
kita orang percaya saat ini untuk tidak mengabaikan diri
kita sendiri melainkan, menerapkan kasih dan
keseimbangan hidup.
Ayat 5-8, Dalam bagian ini, Paulus menekankan pola
keteladanan hidup Yesus supaya menjadi standar hidup
jemaat di Filipi. Menurut Paulus, walaupun Kristus anak
Allah, memiliki keilahian sebagai anak Allah, namun tidak
mempertahankan diriNya atau menganggap kesetaraan
dengan Allah Bapa, melaikan Ia menjadi sama dengan
manusia sehingga menanggung penderitaan dan sengsara
sampai mati di kayu salib. Rasul Paulus, melalui kesaksian
ayat-ayat ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada kita bahwa semua yang dijalani oleh Tuhan Yesus
merupakan tanda kesetiakawanan/ solidaritas Yesus
terhadap kita manusia sehingga Ia rela menanggung
kesalahan kita dalam dirinya. Hal ini dilakukan oleh Kristus
agar karya keselamatan Allah sampai ke bumi, sampai
dalam kehidupan kita umat ciptaan-Nya.
Ayat: 9-11, Disini Paulus mau menyampaikan kepada kita
alasan mengapa Allah begitu meninggikan Kristus dan
menganugerakan nama diatas segala nama? Ada 2 hala:
1). Allah meninggikan Kristus dan mengaruniakan nama
diatas segala nama kepada-Nya, karena: Ketatan,
kepatuhan dan kesetiaan melaksanakan semua
rencana Allah demi keselamatan kita manusia.
2). Supaya didalam nama Yesus, segala yang ada di langit
dan dibumi, dan dibawa bumi bertekuk lutut
menyembah dan menghormati nama-Nya.
3). Supaya semua manusia mengaku, memuji dan
memulikan Yesus Kristus, karena melalui Dialah karya
keselamatan Aallah bagi kita manusia dijalankan
melalui sengsara dan kematian-Nya.
Untuk itu melalui jalan sengsara dan kematian-Nya
merupakan jalan kebenaran dan kehidupan bagi orang
percaya.
Disini Rasul Paulus mau meyakinkan jemaat di Filipi dan
juga kita yang ada dalam persektuan ini bahwa: Yesus
Kristus adalah Anak Allah yang berkuasa. Karena itu
kemahakuasaan Yesus, tidak boleh disejajarkan dengan
manusia bahkan siapapun di dunia ini.
Yesus Kristus adalah jembatan penghubung antara Allah
dengan manusia. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasul
Paulus.
Bapak, Ibu serta anaka-anak yang Tuhan Yesus kasihi,
sebagaiman tema renungan kita pada hari ini dan juga
uraian dan penjelasan diatas maka ada 3 hal yang harus
kita wujudkan dalam kehidupan berjemaat al:
Pertama: Ketika jemaat hidup dalam perselisihan,
perpecahan, mementingkan diri sendiri, merasa lebih hebat
dari orang lain, dan sebagainya merupakan cara hidup
yang bertentangan dengan cara hidup yang dikehendaki
oleh Yesus. Untuk itu kita selaku jemaat, diminta untuk
bersatu, merendahkan diri antara satu dengan yang lain,
dan saling melayani, sebagaimana terdapat dalam Tri
Panggilan Gereja yaitu: Bersekutu, bersaksi dan melayani.
Kedua: Kita dituntut untuk merendahkan diri sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Yesus, yang datang sebagai
hamba yang menderita sengsara dan mati sebagai bukti
kasih-Nya kepada kita manusia.
Ketiga: Kita dituntut untuk Bersatu dan merendahkan diri
seperti Yesus, mengandung pengertian bahwa: hidup
dalam ketaatan, kesetiaan dan kepatuhan terhadap
kehendak Allah. Hanya dengan prisip hidup seperti inilah,
kita dapat Bersatu dan merendahkan diri seperti Yesus.
Untuk itu dalam persekutuan membutuhkan orang-orang
yang mau merendahkan diri, rela berkorban, tidak
mementingkan diri sendiri, menganggap orang lain lebih
penting sehingga ada keseimbangan. A m i n
RENUNGAN

Hari/Tgl : Jumat, 5 Mei 2023


Ibadah : KSP, (Kel. B. Idjie)
Pembacaan : I Petrus 2: 1-10
Tema : Kristus dan Jemaat Berharga Bagi Allah

Bapak, Ibu serta Anak-anak yang Tuhan Yesus


Kasihi
Prikop pembacaan kita pada malam hhari ini, Yesus Kristus
Batu Penjuru dan dari pembacaan ini, dirumuskan sebuah
tema untuk dapat mengatar kita memahami bagian firman
Tuhan ini, dengan Tema: Kristus dan Jemaat Berharga
Bagi Allah.
Bapak, Ibu dan Anak-anak yang Tuhan Yesus Kasihi, kata
harga menunjuk pada nilai atau suatu bendah atau barang.
Kita tahu bahwa semakin tinggi harga suatu benda,
berkantung dari kualitas dan nilai yang terkandung di dalam
benda tersebut. Begitupun kita selaku jemaat, kita berharga
dimata Tuhan, maka kita harus memiliki nilai yang
terkandung dalam diri masing-masing pribadi yang
membentuk suatu jemaat. Nilai seperti apa yang membuat
kita berharga di mata Allah? Nilai yang utama adalah
kudus.
Kata kudus berasal dari Bahasa Ibrani yang berarti
Terpisah dan tidak tercampur dengan yang lain. Untuk
memperoleh kekudusan, maka kita harus mengalami
pertobatan dan berbalik dari kehidupan yang lama kepada
kehidupan yang baru. Oleh sebab itu pada ayat 2 dari
……….., kita seperti seorang bayi yang baru lahir, dan
membutuhkan air susu yang murni.
Untuk itu Bapak, Ibu serta Anak-anak yang Tuhan
Yesus kasihi, Ketika Petrus menggambarkan Gereja
sebagai Bait Rihani Allah, Petrus mengambil beberapa
Nats dari Perjanjian Lama (Mazmur:118:22, Yesaya
8:14;28:16), para pembaca Surat Petrus tentu mengetahui
bahwa batu yang hidup itu adalah Israel, sehingga Petrus
memakai gambaran tentang “batu penjuru” untuk Kristus.
Sekali lagi Petrus menunjukan bahwa gereja tidak
membatalkan warisan Yahudi tetapi menggenapinya.
Petrus mengambarkan gereja sebagai rumah rihani yang
hidup, dengan Kristus sebagai dasar dan batu penjuru dan
setiap orang percaya sebagai batu. Selain itu Paulus juga
menggambarkan gereja sebagai tubuh, dengan Kristus
sebagai kepala dan setiap orang percaya sebagai anggota.
(Efesus 4:15-16).
Pada (ayat 6), Ketika Petrus berbicara tentang batu
panjuru, ia ingat akan pengakunnya kepada Yesus “Engkau
adalah Mesias Anaka Allah”. Engkau adalah Petrus dan
diatas batu karabg ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan
alam maut tidak akan menguasainya. (Matius 16:16,18).
Batu apakah yang benar-benar penting dalam
pembangunan gereja? Petrus menjawab Kristus Sendiri.
Untuk itu Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi, kita berharga
dimata Tuhan apabila kita kembali, taat dan setia serta
menjadikan Yesus sebagai dasar iman kita.
Dari Firman Tuhan pada malam hari ini, ada beberapa hal
yang dapat kita terapkan dalam hidup kita, baik pribadi
maupun persekutuan kita yaitu:
1. Kita bukan bayi-bayi yang membutuhkan Air susu, kita
telah menjadi dewasa dan melihat kebutuhan kita akan
firman Allah dan mulai mencari makna kehidupan rohani
kita didalam Kristus.
2. Rasul Petrus menegaskan bahwa kesatuan tubuh
Kristus itu sebagai batu, dalam mebangun Bait Allah,
dan Paulus melihat kesatuan sebagai Tubuh dan Kristus
sebagai kepala, dan kita sebagai anggota. Untuk itu
ingatlah Ketika Allah memanggil saudara untuk suatu
tugas pelayanan, maka ingatlah juga bahwa Allah
sedang memanggil orang lain untuk bekerja Bersama
anda.
3. Ingatlah bahwa kita menjadi berarti bagi Allah sehingga
kita diselamatkan dari dosa oleh sengsara, kematian dan
kebangkita Tuhan Yesus. A m i n.
RENUNGAN

Hari/Tgl : Sabtu, 13 Mei 2023


Ibadah : Kunci Usbu
Pembacaan : I Korintus (15: 35-58)
Tema : Berdirilah Teguh dan Jangan Goyah

Bapak, Ibu yang Tuhan Yesus kasihi !


Menurut pendapa banyak orang bahwa kata berdiri
posisi tegak bertumpuh pada kaki, bangkit lalu tegak.
Sedangkan Teguh dimaknai kukuh dan kuat, tetap
tidak berubah dalam pendirian, kesetiaan, iman atau
keyakinan. Dengan demikian Berdiri Teguh dan
Jangan Goyah, dapat kita maknai bahwa: kita tetap
kokoh, kuat tidak berubah dalam pendirian, serta setia
dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan.

Untuk itu Bapak, Ibu yang Tuhan Yesus


kasihi, sebagaimana Tema Renungan kita diatas, ada
3 (tiga) hal yang dapat kita pelajari yaitu:

1). Berdiri Teguh dalam Pelayanan.


Disini Paulus mengingatkan kita agar dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
pelayanan, kita tetap tegak bertumpuh pada kaki
kita sendiri dan juga tetap setia dalam pelayanan
firman Tuhan.
Jangan kita melihat orang lain yang tidak setia
atau jangan menyerah Ketika ada persoalan dan
hambatan.

2). Jangan Goyah


Jangan goyah mengandung makna: Tetap pada
pendirian sendiri, tidak mudah mengikuti pengaruh
orang lain. Dengan demikian didalam pelayanan
kita, kita tetap bekerja sesuai dengan komitmen
dan janji kita untuk melayani Tuhan. Jangan kita
mudah terpengaruh dengan situasi yang ada.

3). Jerih Payamu Tidak Sia-sia


Rasul Paulus mengatakan bahwa sesungguhnya
jerih payah kita tidak sia-sia, jika kita setia dan giat
dalam pekerjaan Tuhan. Kata tidak sia-sia bahwa
semua yang kita buat dalam wujud tanggung
jawab dan kesetiaan kita dalam pelayanan tuhan,
semuanya itu Tuhan pasti memperhitungkan bagi
kita, ada berkat disana, berkat itu bukan hanya
untuk kita saja, tetapi juga untuk keturunan kita,
masa depan anak-anak kita nanti.
Untuk itu saudara-saudara, berdirilah teguh,
janganlah goyah dan giatlah selalu dalam
pelayanan ini, sebab jerih payahmu pasti Tuhan
perhitungkan. A m i n.
RENUNGAN

Hari/Tgl : Senin, 15 Mei 2023


Ibadah : Rayon (Kel. H. Pelawi)
Pembacaan : Filipi 3:10-12
Tema : Kebenaran Yang Sejati

Bapak/Ibu serta anak-anak yang Tuhan kasihi !


Bagian pembacaan yang baru kita baca tadi, merupakan
kerinduan besar dari seorang Rasup Paulus yang saat
itu ia berada dalam penjara. Jika kita membaca pada
ayat-ayat sebelumnya, kita akan mengetahui dengan
jelas siapakah sosok Paulus sebelum ia mengalami
perjumpaan secara pribadi dengan Yesus. “Tentang
kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran
mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat” (Filipi 3:6).
Kehidupan Rasul Paulus berubah seratu delapan puluh
derajat, setelah dirinya ditangkap oleh Yesus kristus.
Segala yang dahulu dianggapnya sebagai suatu prestasi
atau keuntungan, sekarang dianggapnya sebagai
samapah karena pengenalan dia akan Kristus. Dengan
pengalamannya dengan Kristus, kini ia berkeinginan
untuk mengenal Yesus lebih dalam lagi melalui: inisiatif
penderitaan, kematian dan kuasa kebangkita-Nya. Rasul
Paulus memberikan gambaran yang jelas bahwa
dibenarkan Allah dalam Yesus adalah inisiatif dari Allah,
tetapi untuk lebih mengenal Yesus, harus menjadi
inisiatif manusia yang dibenarkan. Artinya bahwa: Kita
selaku orang percaya, harus berinisiatif membangun
hubungan secara khusus dengan Yesus agar kita dapat
mengenal Yesus secara pribadi dan kita dapat hidup
benar, sesuai dengan kehendak Allah dalam Yesus
Kristus.
Karena itu Bapak/Ibu anak-anak yang Tuhan Yesus
kasihi, Pembenaran oleh Tuhan, harus menjadi
kerinduan kita mengenal Yesus bikan hanya dari kuasa
kebangkitan-Nya yang telah mengalahkan doas dan
maut, tetapi juga kita harus mengenal Yesus dalam
persekutuan dengan penderitaan dan kematian-Nya.
Kerinduan Rasul Paulus untuk mengenal Yesus hendak
dicapai bukan melalui kajian teologis atau teori tentang
Tuhan, melainkan melalui pengalaman hidup sehari-hari
sebab pengalaman yang dicapai disini berkaitan dengan
kuasa dan persekutuan dengan Yesus. Kuasa Yesus
tidak dapat dilihat dan dirasakan melalui teori tetapi
melalui pengalaman sehari-hari bersama Yesus.
Demikian juga dengan persekutuan dalam penderitaan-
Nya, tidak dapat dibuktikan melalui perjanjian tertulis
atau ucapan bersedia menderita, tetapi dibuktikan
melalui tindakan dalam pengalaman sehari-hari….
(uraikan)
Pada ayat 11, dari pembacaan kita tadi, merupakan
kirinduan Rasul Paulus untuk memperoleh kebangkita
dari antara orang mati. Keinginan Rasup Paulus adalah
hidup kekal setelah memperoleh dan mengenal Yesus
Kristus secara benar.
Komitmen Rasul Paulus untuk mengenal Allah dalam
Yesus Kristus terlihat jalas dalam bacaan kita tadi.
Bukan sekedar mengenal saja, melainkan membangun
hubungan yang begitu erat sehingga Paulus dapat hidup
makin serupa Kristus.

Bapak/Ibu dan anak-anak yang Tuhan kasihi!


Dalam ayat 12, Rasul Paulus tidak pernah merasa telah
mencapai tujuan dan juga tidak pernah merasa sudah
sempurna dalam pelayanannya, melainkan tetap
berjuan dengan segenap hati untuk setia dalam
pelayanan yang benar. Kebenaran sejati akan menjadi
bagian kita kalua Yesus sudah menangkap kita. Paulus
menyadari bahwa anugerah Tuhan selalu mendahului
kemauan baik manusia.
Untuk itu ada beberapa hal yang menjadi pedoman bagi
kita, dalam memahami bagian firman Tuhan dimalam ini:
1). Kebenaran sejati adalah memperoleh Kristus. Artinya
kita selaku orang percaya harus menetapkan dalam
iman kita bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita.
Kita haru memiliki Kristus dan menjadikan Dia bagian
dalam hidup pribadi kita. Selain itu kita juga harus
mengenal Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat kita.
Jangan hanya dengan teori saja, atau ungkapan kata-
kata saja tetapi dalam harus dalam sikap dan perbuatan
melalui pelayanan kita. (kata orang tak kenal, maka tak
sayang). Setelah kita sudah memperoleh Kristus dan
mengenal Kristus, maka kita wajib mengeikut Dia
dengan setia. Kita wajib mengikut Kristus dalam
pelayanan walaupun nantinya kita akan berhadapan
dengan berbagai macam tantangan dan hambatan.
2). Kebenaran sejati bukan soal teori tentang Tuhan,
tetapi pengalaman tentang Tuhan dalam hidup setiap
hari. Ketika kita berbicara tentang pengalaman hidup
rohani kita dengan Tuhan pasti kita masing-masing
punya pengalaman yang berbeda-beda. Tetapi
sebagaimana Rasul Paulus dalam pengalamannya
Ketika dia ditangkap oleh Tuhan Yesus, dan dipakai
untuk pelayanan maka dia sungguh-sungguh melayani
dalam kesetiaan.

Untuk itu Bapak, Ibu sekalian marilah kita


memperbaharui selauruh hidup kita dalam pekerjaan
Tuhan karena kita telah diselamatkan melalui Yesus
Kristus, A m i n.

RENUNGAN

Hari/Tgl : Senin, 5 Juni 2023


Ibadah : Rayon (Gedung SM)
Pembacaan : 2 Tawarik 15:1-19
Tema : Pembaharuan yang dikehendaki Tuhan

Tema kita pada malam hari ini, sangat relefan dengan


fokus pelayanan GKI pada Triwulan kedua tentang:
Pembaharuan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus
Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah. Sesuai
dengan tema diatas maka yang menjadi focus kita adalah
Pembaharuan. Kalau kita perhatikan pembacaan kita tadi,
jela bagi kita bahwa: Lama sekali Israel berjalan tanpa Allah
yang benar dan juga tanpa ajaran dari para imam dan tanpa
hukum (ayat 3), sehingga Israel hidup dalam kekacauan,
sehingga pada saat itu tidak dapat orang pergi dan pulang
dengan selamat, karena terdapat kekacauan dalam
masyarakat (ayat 4). Bahkan yang sangat mengerihkan
adalah: Bangsa menghancurkan bangsa, kota
menghancurkan kota dan berbagai kesesakan yang dialami
oleh Israel, dan semua ini dilakukan oleh Allah.
Bapak, Ibu serta anak-anak yang Tuhan Yesus kasihi,
Kondisi Yehuda pada saat itu yang berada dalam
kekacauan karena tidak ada Allah yang memimpin mereka,
maka Allah yang kita percayai dan penuh kasih itu, tetap
setia kepada Israel, dengan memakai Azarya bin Oded
melalui Roh Allah(ayat 1). Melalui kuasa Roh Allah itu,
Azarya pergi menemui Asa (ayat 2) dibaca………
Umat Israel yang ada di Yehuda dan Benyamin saat itu,
yang penuh dengan kekacauan, Allah menginginkan
mereka untuk ada perubahan dan mencari Allah, tetapi
apabila kamu meninggalkan-Nya, maka kamu akan
ditinggalkan-Nya.
Sebagai seorang pemimpin, Asa tidak boleh lemah
menghadapi kondisi tersebut. Asa dinasehati: Tetapi kamu
ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena
ada upah bagi usahamu.
Melalui kuasa Roh Allah, maka Tindakan dan
pembaharuan dilakukan oleh Asa dan juga respon umat
Israel sebagaimana (ayat 8-16).
Termotivasi oleh pernyataan Azarya, Asa “menguatkan
hatinya untuk melakukan pembaharuan bagi Israel.
Pembaharuan yang dilakukan oleh Asa bukan hanya
terfokus pada keagamaan Israel, melainkan juaga di
lingkungan keluarganya (ayat 16). Jadi komitmen yang
ditandai dengan sumpah mencari Tuhan, berlaku untuk
seluruh umat Israel, mulai dari Raja sampai kepada seluruh
rakyatnya (ayat 13).
RENUNGAN

Hari/Tgl : Kamis, 15 Juni 2023


Ibadah : PKB (Bpk. B. Lensnru)
Pembacaan : Hosea, 1:1-11
Tema : Kasih Allah

Kaum bapak yang Tuhan Yesus kasihi,


Kalau kita memperhatikan pembacaan kita tadi,
sesungguhnya kasih Allah kepada Israel tidak
berkesudahan. Ketika kita berbicara tentang kasih Allah,
sudah jelas dan tegas bagi kita bahwa kasih Allah itu sangat
besar, sebagaimana dapat kita lihat pada (Yohanes 3:16)
dibaca……… Disaat bangsa Israel tidak taat dan setia
kepada Allah, Allah tetap setia menjaga, memelihar mereka.
Karena itu, sejahat apapun manusi, secara khusus kita
orang percaya, tidak melunturkan kasih Allah. Kalau kita
lihat pembacaan tadi, sekalipun Israel membelakangi Allah,
dan menyembah ilah lain, Allah tetap setia menjaga umat-
Nya. Allah mengasihi karena memang pada hakekatnya
Allah itu adalah kasih. Maka sekalipun Allah marah atas
sikap umat-Nya yang tidak menyembah-Nya, namun kasih
Allah itu selalu ada.

Untuk itu bapak-bapak yang Tuhan Yesus kasihi.


Dari pemcaan kita dimalam ini ada 2 (dua) bagian yang
menjadi perenungan kita saat ini:

1. Ayat 1-7: Disini menjelaskan tentang sikap dan


kedegilan orang Israel. Sekalipun Allah telah
membentuk Israel sejak kecil menjadi umat-Nya, namun
merek tetap menjadi umat yang tidak taat dan setia
menyembah Allah. Ketika Isrel masih mudah, Kukasihi
dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu (ayat 1). Dari
penjelasan ini menunjukan bahwa sejak awal
keberadaan Isarel Allah mengasihi mereka, dan Ketika
mereka menjadi budak di Mesir, Allah juga
membebaskan mereka, karena mereka adalah anak-
Nya.
Kaum bapak yang Tuhan Yesus kasihi,
Kasih allah yang begitu besar ini, tidak membuat umat
Israel betah bersama dan menyembah Allah, tetapi
makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari
hadapan-Ku (ayat 2). Disini Allah memanggil umat Israel
untuk kembali kepada Allah dan menyambah-Nya, tetapi
Israel semakin pergi dan menyembah baal dewa
kesuburan itu dan alah lain. Disinilah kecongkakan Israel,
mereka tidak lagi memuliakan Allah, berhenti
meninggikan Allah.

2. Ayat 8-11: Kasih Allah yang menyelamatkan.


Ketidak taatan umat Israel itu tidak dibalas dengan
hukuman sekalipun murka Allah menyala-nyala atas
Israel. Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim,
menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku
membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau
seperti Zeboim? Allah tidak membiarkan dan membuang
umat-Nya. Sebab “hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas
kasihan-Ku bangkit serentak” (ayat 8). Dengan demikian
jelas bahwa kedegilan Israel tidak menghalangi kasih
Allah bagi umat-Nya, sebab kasih Allah itu tidak
tergantung pada Israel, melainkan pada hati dan
belaskasihan Allah. Oleh sebab itu kasih Allah
menyelamatkan umat-Nya dan mereka akan mengikuti
Dia (ayat 10).
Untuk itu kaum bapak yang Tuhan Yesus kasihi,
Dari uarai diatas maka hal-hal yang dapat kita pedomani
sebagai kepala-kepala keluarga yang tetap percaya
kepada Allah adalah: Keberadaan kita sebagai umat
Allah seharusnya tercermin dalam hubungan dengan
Allah, yaitu hidup kita harus dekat dengan Allah dan
menyembah hanya kepada Allah. Hal yang demikian
seringkali tidak kita lakukan, sebagaimana terdapat
dalam pembacaan kita malam ini. Hal ini bukan terjadi
dengan sendirinya, melainkan karena ada ilah lain, diluar
Tuhan, yang memikat kita. Hal ini terlihat ketika Israel
terpikat pada baal, dewa kesuburan sehingga mereka
mempersembahkan korban kepada dewa tersebut. Untuk
itu mari kita sebagai kepala keluarga, kita tetap percaya
kepada Allah karena Allah begitu mengasihi kita. Wujud
kasih Allah adalah Ia rela dating ke dunia melalui
sengsara, kematian dan kebangkitan-Nya untuk segenap
umat manusia. Janganlah kita hidup seperti Israel yang
dengan kedegilan mereka, tidak setia menyembah Allah
yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di
Mesir, melaikan mereka menyembah alah lain. Namun
kita harus ingat bahwa ketika kita tidak setia, Allah tetap
setia, ketika kita tidak taat menyembah Allah, Allah tetap
memberkati dan memelihara kita. Ia ditak menbuang kita
tetapi Dia memanggil kita untuk kembali kepda Dia.
Amin.
RENUNGAN

Hari/Tgl : Senin, 24 Juli 2023


Ibadah : Rayon (Kel. A. Rumbekwan)
Pembacaan : Mazmur, 104:1-35
Tema : Bertemu Tuhan di Alam Sekitar Kita

Bapak, Ibu dan anak” yang Tuhan Yesus kasihi.


Mazmur 104, merupakan nyayian pemazmur yang mau
menyatakan tentang kemahakuasaan Allah yang
menciptakan segala sesuatu dan pemeliharaan-Nya atas
ciptaan-Nya itu.
Selain itu Mazmur 104 juga mengandung pujian dan
pengakuan tentang kuasa, kebesaran dan keajaiban
Allah. Pemazmur memuji Allah, karena karya” ciptaan
dan pemeliharaan-Nya, kekuasaan-Nya atas alam
ciptaan-Nya.
Sebagaimana Tema diatas, secara sederhana kita bisa
katakan bahwa: Tuhan Allah ada dekat dengan kita.
Dari konteks inilah maka pada:
Ayat 1-9, memberi pemahaman bahwa: Tuhan
memegang kendali atas alam semesta. Pujian ini
didasari pada pengakuan tentang Tuhan sebagai Allah
yang sangat besar dan dasyat. Kebesaran Tuahn tampak
dari semesta alam raya yang diciptakan.
Jika kebesaran dan keagungan seorang Raja terlihat dari
juba kebesaran, tahta, singgasana, kereta kuda dan
istananya, maka Tuhan lebih besar dari Raja manapun
dimuka bumi karena semuanya itu dibawa kendali dan
kuasa-Nya.
Ayat 10-18, disini mau memberikan pengertian kepada
kita bahwa: Tuhan berkuasa mengatur kehidupan
Binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Dalam bacaan kita tadi, bukan hanya Samudra raya, air
dilaut maupun juga air di langit, tetapi Tuhan juga
berkuasa mengatur kehidupan binatang dan tumbuh-
tumbuhan. Itulah sebabnya, ketika kita bertanya
dimanakah Tuhan itu berada, maka jawabannya adalah
Tuhan itu ada dimana-mana, menjaga dan memelihara
segala ciptaan-Nya. (Mazmur 50: 10-11) Punya-Ku-lah
segala Binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung.
Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang
bergerak dipadang adalah dalam kuasa-Ku.

Ayat 19-30, Tuhan berkuasa atas masa dan waktu.


Pada bagian ini menceritakan bagaimana kuasa Tuhan
untuk mengatur semua yang diciptakan-Nya. Bulan
bintang-bintang dan matahari bergerak dan berfungsi
sesuai dengan tugas masing-masing. Sebab seperti
itulah Tuhan telah menciptakan dan menentukan fungsi
benda-benda yang ada di angkasa raya, (Kejadian 1:14-
19)……….
Pada bagian ini, sang pemazmur mengaku tentang
kemahakuasaan Tuhan, sebagaiman (ayat 24)…….
Oleh sebab itu, seluruh kemegahan, keindahan, bumi
dan seluruh ciptaan ini, bergantung hanya pada kuasa
Allah. (Ayat 27-30), Sebab semua yang hebat itu, makan
dari tangan Allah dan hidup dari Roh Allah. Jika Allah
menarik tangan-Nya dan mengambil Roh-Nya maka
semua akan binasa.
Ayat 31-35, Merupakan respon pemazmur terhadap
kebesaran Tuhan atas ciptaan-Nya.
Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selagi akua hidup,
bermazmur bagi Allahku, selagi aku ada (ayat 33).
Inilah inti respon dari seluruh kekaguman dan pengakuan
sang pemazmur terhadap kebesaran Tuhan di dalam
seluruh ciptaan-Nya. Pengakuan ini mendorong
pemazmur untuk menyatakan “ Biarlah Kemuliaan Tuhan
tetap untuk selama-lamanya (ayat 31).

Keluarga serta bapak, ibu dan anak-anak yang Tuhan


Yesus kasihi, Jika seluruh ciptaan Tuhan dan alam
sekitar membuat kita melihat Allah ada di sekitar kita,
maka kita mempunyai kewajiban untuk: memelihara,
menjaga alam sekitar kita, tidak merusak alam, tidak
menghancurkan alam sebab alam sekitar kita bukan
hanya memberitahukan kita tentang Allah hidup
didalamnya, tetapi Allah memelihara hidup makluk
lainnya dengan alam, seperti: rumput tumbuh bagi
hewan, pohon menjadi rumah bagi burung-burung,
sungai dan danau menjadi istana bagi ikan-ikan, hutan
belantara menjadi taman bagi makluk-makluk liar…….
Jangan merusak lingkungan tempat tinggal kita dengan
membuang sampah sembarangan, menebang hutan
sesuka hati, membunuh Binatang liar dan binatang yang
dilindungi, menghancurkan gunung serta menimbun
danau dan hutan bakau, karena Ketika kita berbuat
demikian menunjukan keserakaan kita manusi. (contoh
kejadian banjir beberapa hari yang lalu dan juga
permasalahan penimbunan hutan bakau di Hamadi).
Untuk itu melalui bagian firman Tuhan ini, kita harus tahu
bahwa semua ciptaan Tuahan, sebab disitu Tuhan ada.
Kita dapat menikmati hidup, selalu ingat bahwa Tuhan
hadir dengan kuasa-Nya di dalam seluruh alam ini, maka
yang patut kita lakukan adalah memlihara dan menjaga
alam ciptaan Tuhan ini, sebab Tuhan memegang kendali
atas seluruh semesta, baik, indah dan menyenangkan
kita nikmati, tetapi juga mungkin tidak baik, menakutkan,
kita belajar untuk tetap bersyukur dan memuji Tuhan.
Entah saat malam penuh bintang-bintang, entah saat
langit hitam pekat dan bunyi Guntur yang menakutkan,
kita tetap memuji Tuhan, sebab Tuhan ada disana, Ia
memberitahukan kita Ia ada dan berkuasa atas ciptaan-
Nya untuk selama-lamanya. A m i n

Persembahan, menyanyi (KJ: 64: 1-3).

RENUNGAN

Hari/Tgl : Jumat, 4 Agustus 2023


Ibadah : KSP (Kel. Z. Siriyei)
Pembacaan : Mazmur, 8:1-10
Tema : Engkau Sangat Berharga

Bapak/Ibu dan anak” yang Tuhan Yesus Kasihi !


Sebagaimana Tema Renungan kita dimalam ini, maka saya coba
mencari” benda apa saja yang dinilai begitu berharga bagi manusia,
dan yang saya dapat adalah kurang lebih ada 10 contoh
benda/barang berharga dalam kehidupan manusia, antaralain:
Uang, Emas, Batu Permata, Surat Berharga, Perhiasan, Rumah,
Kendaraan, Tanah, Leptop, Henphon, dan barang mewah lainnya.
Untuk itu, sebuah benda menjadi berharga, karena kitalah yang
memberi nilai bagi bend aitu. Jadi kitalah yang memberi nilai pada
sebuah benda enta dari harganya, proses pembuatan atau asal dari
mana benda itu. Untuk itu sesuatu yang kita anggap berharga, pasti
kita jaga dengan baik. Kita tidak akan pernah membuang apa yang
berharga bagi kita.
Bapak/Ibu dan anak” sekalian, kalua pada minngu yang
lalu, pembacaan dari Mazmur 104:1-35, dengan Tema: Kita
bertemu Tuhan di alam sekitar kita, bahwa kemuliaan dan
keagungan Tuhan itu terwujud dari alam sekitar kita, maka bagian
Firman Tuhan di minggu ini, kita diingatkan bahwa Kemuliaan dan
Keagunggan Tuhan itu bukan saja terlihat dari alam ciptaan Tuhan,
tetapi juga terwujud dalam diri manusia.
Tema kita pada minngu ini adalah: Engkau Sangat Berharga.
Kita semua yang hadir saat ini, sangat berarti dimata Tuhan. Bayi
dan anak-anak yang masih menyusu, yang dinggap lemah tapi
justru

beroleh dasar kekuatan Tuhan. Kita manusia hanyalah buatan dari


debuh tapi menjadi buatan Allah yang berharga.
Kalu kita membaca pembacaan kita tadi, pemazmur manyadari
betapa kecilnya manusia dihadapan Tuhan sang pencipta. Pada
ayat 6 disebutkan: Manusi dimakotai dengan kemuliaan dan hormat.
Disini kita manusia diberi otoritas atau kekuasaan untuk mengelola
dunia ini atas nama Allah. Manusia beroleh penghirmatan dan
penghargaan untuk memiliki ”kuasa” atas alam. Manusi menjadi
istimewa dan berharga bukan karena manusia sendiri tetapi karena
Allah yang memberi nilai, karena Allah menjadikan manusia
berharga. Ada banyak ciptaan Tuhan di alam semesta ini, tapi
kitalah yang berharga bagi Tuhan. Kita manusia menjadi cerminan
kemuliaan Allah. Terlebih didalam Kasih Yesus Kristus, manusia
yang telah rusak karena dosa, dipulihkan menjadi berharga.
Pembacaan Firman Tuhan bagi kita saat ini, memberi
pelajaran penting tentang status kita sebagai pribadi-pribadi yang
istimewa dan berharga. Untuk itu mari kita bersyukur sebab Tuhan
menjadikan kita berharga. Tuhan telah melengkapi kita dengan
kekuatan, hikmat dan kemampuan untuk menghadapi dan
menyelesaikan setiap persoalan apapun. Jika kita ada dalam
situasi-situasi yang berat, ingatlah bahwa kit aini berhaga bagi
Tuhan, maka bawalah seluruh persoalan kita kepada Tuhan, Tuhan
sanggup mengubah kehidupan kita. Sesulit apapun dan seberat
apapun keadaan kita, bersama Tuhan kita pasti menjadi pemenang.
Untuk itu hiduplah sebagai pribadi-pribadi yang istimewa dan
berharga, bukan karena apa yang kita miliki tapi karena Tuhan yang
menjadikan kita berharga, sehingga kitapun berkata seperti
pemazmur: Yatuhan, Tuhan kami betapa mulianya nama-Mu. Amin.
RENUNGAN

Hari/Tgl : Rabu, 30 Agustus 2023


Ibadah : PKB (Kel. R. Hutahaean)
Pembacaan : Amsal 3:1-26
Tema : “ HIDUP MENGANDALKAN TUHAN “

Kaum Bapak yang Tuhan Yesus kasihi !


Hidup mengandalkan Tuhan adalah hidup yang diberkati
Tuhan.
Tidak ada kekuatan dan kuasa lain yang dapat melindungi
serta memberkati kita sepenuhnya selain Tuahn Yesus.
Kehidupan kita manusia di dunia ini, tidak ada seorangpun
yang ingin hidup menderita, putus asak arena tidak
mempunyai pengharapan.
Untuk itu, Bapak” sekalian, yang menjadi pokok renungan kita
pada mala mini adalah: (ayat 5-7) dari bacaan kita tadi.
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri, akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
(ayat 5). Hal inilah yang dilakukan oleh Daud, Ketika dia
melawan Goliat, sebagaimana Firman Tuhan pada minggu
yang lalu.
Dari Firman Tuhan ini kita dapat belajar bahwa: Dengan
mengandalakan Tuhan sepenuhnya, maka hidup kita akan
diberkati, karena didalam Tuhan kita mempunyai
pengharapan.
Dari bagian Firman Tuhan dimalam ini, ada 3 hal yang
merupakan ciri hidup mengandalkan Tuhan sepenuhnya,
supaya hidup kita diberkati:
Pertama: Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati.
Kalau kita berbicara tentang iman percaya kepada Tuhan,
maka sudah pasti masing-masing kita berbeda. Tetap yang
mau ditekankan oleh penulis Amsal pada (ayat 5) tadi bahwa:
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Kegagalan dalam hidup seseorang sering terjadi karena
TIDAK mengandalkan Tuhan, tetapi bersandar kepada
kepandaian, kekuatan dan kemampuannya sendiri.
(Yeremia 17.7) mengatakan bahwa: Diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menruh harapannya pada Tuhan.
Kedua : Mengakui Tuhan dalam segala tingkah laku
kehidupan kita. Pada (ayat 6) tadi, dikatakan bahwa: Akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Bapak” sekalian, dalam kehidupan kita di dunia ini, kita sangat
membutuhkan pimpinan Tuhan sepenuhnya. Kita tidak bisa
menentukan jalan hidup kita sendiri, karena jalan kita
seringkali bisa salah, bahkan tersesat.
Untuk itu disaat kita sungguh” mengandalkan Tuhan dalam
segala rencana, pekerjaan bahkan seluruh aspek kehidupan
kita, maka Tuhan akan meluruskan jalan kita dan menjawab
seluruh doa dan ciata” kita. Bila Tuhan meluruskan jalan kita,
maka kita tidak akan tersesat, hidup kita akan diberkati,
dipenuhi dengan segala sukacita dan kebahagiaan.
Karena itu akuilah Tuhan dalam segala tangka laku kehidupan
kita, jangan malu untuk bersaksi bahwa Tuhan Yesus adalah
Tuhan dan Juruselamat kita, maka jalan hidup kita akan
diberkati.

Ketiga : Hidup dengan rendah hati, takut akan Tuhan dan


jauhilah kejahatan.
(Ayat 7-8) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri
bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan; itulah yang
akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang”mu.
Pernyataan diatan mau menjelaskan kepada kita bahwa:
Hidup yang mengandalkan Tuhan adalah: Hidup yang
dipenuhi dengan kerendahan hati, takut akan Tuhan dan
menjauhi kejahatan; maka hidup yang seperti ini lah yang
akan mendatangka berkat dari Tuhan.
Saat kita hidup dengan redah hati, takut akan Tuhan dan
menjahui kejahatan, maka kita disembuhkan dari berbagai
sakit penyakit, dan tulang” kita dikuatkan dan disegarkan,
yang kesemuanya itu datangnya dari Tuhan.
Oleh sebab itu, kaum bapak yang Tuhan Yesus kasihi,
Ketika kita hidup menandalakan Tuhan maka jalan hidup kita
akan diberkati terus oleh Tuhan, segala rencana dan cita” kita
akan di jawab oleh Tuhan. Kekuatan, Kesehatan, sukacita dan
kebahagian dalam kehidupan rumah tangga kita akan selalu
kita rasaka dan alami. Daud mengandalakan Tuhan dalam
hidupnya, maka dia berhasil mengalahkan Goliat orang Filistin
itu. Ini adalah kenyataan dalam perjalanan bangsa Israel
dimasa perjanjian lama.
Untuk itu andalkanlah Tuhan dalam hidup kita maka kita akan
diberkati. A m i n.

RENUNGAN

Hari/Tgl : Kamis, 21 September 2023


Ibadah : Pemuda (PAM)
Keluarga : Sdr. SOBY
Pembacaan : Roma: 15: 1-13
Tema : Saling Menopang dalam Perbedaan

Saudara” Pemuda yang Tuhan Yesus Kasihi !


Hidup ini adalah kesaksian, dan juga hidup ini harus
bermakna.
Karena kalua kita hidup hanya biasa-biasa saja, apa yang
Tuhan kehendaki dari kita selaku anak-anak untuk menjadi
berkat bagi orang lain, tidak akan terwujud.
Saudara-saudara sekalian, kita kembali pada pembacaan kita
tadi, (Roma 15:1-13), dengan Prikop: Orang yang Lemah dan
Orang yang Kuat. Dari prikop ini jelas bagi kita bahwa ada dua
karakter manusia yang diceritrakan dalam bacaan ini.
Untuk itu Sdr/I, sekalian kita semua pasti punya kelemahan.
Banyak orang yang lemah, membutuhkan pertolongan orang
lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga dalam
mengatasi berbagai macam persoalan dan pergumulan yang
dihadapi. Untuk itu, Rasul Paulus mengingatkan kita: agar
yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak
kuat (ayat 1). Janganlah berdiam diri, sementara disekitar kita
ada orang yang membutuhkan uluran tangan kita.
Melalui Rasul Paulus, kita diajar untuk tidak mencari
kesenangan sendiri, tetapi kita harus mementingkan
kepentingan Bersama kita. Yang menjadi motivasi kita dalam
menolong sesame adalah demi kebaikan orang yang kita
tolong (ayat 2). Kita diharapkan saling membangun dan makin
bertumbuh didalam Iman, bukan karena pujian atas apa yang
kita lakukan, melainkan karena yesus yang telah menjadi
teladan buat kita.
Yesus hidup menuruti kehendak Allah Bapak. Ia
memberitahkan firman Allah, membuat mujizat, dan menolong
orang-orang yang lemah, semuanya telah dilakukan. Ini
adalah teladan Yesus bagi kita, bahkan Yesus rela membasuh
kaki para murid-muri-Nya.

Anda mungkin juga menyukai