Anda di halaman 1dari 2

Bahan Renungan Ibadah Rumah Tangga, 16 Mei 2023

Bahan Bacaan : Ibrani 13: 1- 15


Tema : Korban Syukur Kepada Allah

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, penerima Surat Ibrani adalah orang Kristen asal Yahudi
yang menghadapi penganiayaan dari orang Yahudi dan pemerintah Romawi. Iman mereka telah
dimantapkan dalam fasal fasal terdahulu dan sekarang diberi juga petunjuk praktis kehidupan
Kristen, perlihatkanlah kasih yang sungguh-sungguh. Nasehat-nasehat praktis itu hendak
mengatakan bahwa keristenan itu harus dihidupi jangan hanya sebatas kata-kata tetapi
haruslah dalam perbuatan dan tindakan nyata. Tentunya nasehat surat Ibrani ini begitu relevan
dalam kehidupan kita sekarang. Melalui nats ini hidup Kristen itu diuraikan melalui beberapa
tindakan yang harus diimplementasikan dalam tindakan dan perbuatan nyata. Bagaimanakah
keramahtamaan, empati, kesetian dan kepuasan akan pemberian Tuhan diberlakukan sebagai
implikasi kasih Kristus dalam kehidupan kita.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, ayat 7 bacaan kita berkata: Ingatlah akan pemimpin-
pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup
mereka dan contohlah iman mereka. Mereka berjuang menghadapi kesulitan antara janji Allah
yang akan mengutus Mesias/ Juruselamat dengan kenyataan yang tidak kunjung mereka alami.
Ketika kita mulai memikirkan realita dari penyertaan Tuhan, berarti kita tengah dibawa ke
dalam momen untuk mengerti akan Dia. Janganlah kita menuntut Tuhan untuk mengerti akan
kesusahan kita karena Dia bukanlah Allah yang dungu, Dia jelas mengerti kesusahan kita. Dalam
setiap pergumulan yang kita jalani, kita haruslah menyadari posisi kita, Allah mengajar kita
untuk selalu hormat kepada-Nya. Bukan Allah yang harus mengerti kita melainkan kita yang
harus mengerti Dia. Pergumulan sejati seharusnya membawa manusia semakin menghormati
Tuhan.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini
dan sampai selama-lamanya (ay. 8). Mengerti bahwa Tuhan Yesus itu tidak pernah berubah,
kuasa, kasih dan janji setiaNya tetap dan tak berubah, pada saat ini begitu relevan bagi kita.
Allah tidak berubah dan tidak mungkin berdusta, oleh karena itu, saat kita menghadapi badai
persoalan hidup kita dapat tetap percaya kepadaNya. Tetapi jangan lupa bahwa Dia adalah
Allah yang suci dan adil, karena itu kita harus tetap taat walaupun sedang berada dalam
kesulitan. Pemazmur pernah berkata “Sebab Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-
lamya, dan kesetiaanNya tetap turun temurun” (lih Mazmur 100 : 5). Jika saat ini kita sedang
mengalami kesulitan atau pergumulan berat, jangan pernah putus asa, apalagi pergi
meninggalkan Dia dan minta pertolongan kepada allah lain. Datanglah kepada Kristus karena
Dialah yang berkuasa yang dapat diandalkan untuk menolong dan memberi kekuatan. Kita
patut berbahagia. Sebab walaupun segala sesuatu di dunia ini berubah, Tuhan tetap setia
mengasihi, berlimpah anugerah dan mau menerima kita. Kalau Tuhan Allah tetap setia
mengasihi, menolong dan menyelamtakan kita , marilah kita tetap setia dan berlaku benar.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, ketika Allah memberikan iman kepada seseorang, maka
Dia tidak pernah memberikan iman yang lemah melainkan iman yang kuat, Dia tidak pernah
memberikan iman yang pasif, yang tanpa arah, yang tanpa isi, yang buta. Dia memberikan iman
dengan kualitas yang mampu membawa seseorang untuk semakin percaya kepada-Nya. Iman
yang hidup adalah iman yang berubah menjadi semakin percaya kepada-Nya, yang tidak mau
dikalahkan oleh kondisi yang ada. Iman Kristen merupakan pergumulan bagaimana memahami
cara kerja Tuhan dan menerima kenyataan bahwa Tuhan menyediakan dan memberikan
kekuatan.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Ayat 15 : “Sebab itu marilah kita oleh Dia, senantiasa
mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan
namaNya”. Itu berarti bahwa persembahan yang dilakukan bukanlah lagi untuk kurban
pengampuan dosa tetapi kurban ucapan syukur karena korban pengampuan dosa telah
sempurna dilakukan oleh Yesus.
Marilah senantiasa memuji Tuhan, Mulut kita dan totalitas hidup ini seharusnya mengakui
nama Allah dan meninggikanNya melalui kata dan perbuatan. Segala perbuatan baik itu sangat
berkenan kepada Tuhan sebagai implementasi iman kita kepada Kristus. Berbuat baik dan
memberi bantuan atau menolong orang lain sangat menyenangkan hati Tuhan dan berkenan
kepadaNya walaupun tindakan-tindakan itu tidak diketahui orang lain. Terpujilah Kristus, Tuhan
kita, amin.
Bahan Renungan Ibadah Kategorial PPGP, PKPr, PKP
Bahan Bacaan : Kisah Para Rasul 17: 22- 30
Tema : Korban Syukur Kepada Allah
Persekutuan …………., yang dikasihi Tuhan, Paulus sebagai rasul memberikan pemahaman yang
baik dan jelas tentang posisi ALLAH di tengah-tengah umat-Nya. ALLAH bukanlah sama dengan
buatan tangan manusia, kuasa ALLAH tidak sama dengan kuasa benda-benda buatan manusia.
ALLAH adalah pencipta, pemilik dan penguasa atas segala sesuatu yang ada di bumi ini.
Namun dalam perjalanan Paulus ke kota Atena ia menemukan ada banyak berhala-berhala yang
mereka sembah, dan pada mezbah persembahan mereka ada tertulis “kepada Allah yang tidak
di kenal
Persekutuan …….., yang dikasihi Tuhan, yang hendak di ungkapkan Paulus pada mereka bahwa
Allah yang tidak dikenal itu adalah Yesus Kristus. Dialah Tuhan yang menjadikan segala
sesuatunya, Allah yang memberikan kehidupan. Kita dekat kepada-Nya bukan dengan dengan
mendirikan patung-patung berhala dan meminta kepada-Nya dengan memberikan
sesajen. Sebenarnya Tuhan itu sangat dekat dengan kita. Tidak perlu dengan berhala dan
pemberian korban sajian agar Dia dekat dengan kita, karena sesungguhnya kita hidup dan
bergerak dalam Dia. Hidup kita dari Dia, kehidupan kita dari Dia dan tempat kita hidup juga dari
Dia dan yang akan menghakimi dunia ini adalah Dia. Namun, ada penghalang yang memisahkan
kita dari Dia yaitu pengenalan. Maka kita harus keluar dari zaman kebodohan yaitu dengan
mengenal hikmat yang benar itu yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah kekuatan dan
kemuliaan kita, tujuan hakiki hidup kita, dari Dia kita akan menemukan nikmat hidup yang
sebenarnya. Walaupun saat ini “mungkin” kita tidak lagi hidup dalam zaman penyembahan
berhala, kita sudah hidup pada iman percaya pada Yesus Kristus, namun bisa saja kita seperti
orang-orang Atena ini menyembah Allah yang tidak di kenal. Sebenarnya kita dekat dengan
Dia, tetapi kita jauh. Terkadang kita menempatkan Tuhan itu seperti “berhala” dalam
kehidupan kita. Bagaimana tidak, terkadang kita datang untuk berdoa kepada Tuhan hanya
ketika kita sedang menghadapi masa-masa sulit, ataupun kita hanya memanfaatkan Tuhan
untuk menggapai ambisi hidup kita.
Apakah demikian penyembahan, doa dan kedekatan kita kepada-Nya? Pertanyaan kita
sekarang adalah bagaimana cara kita agar taat kepada ALLAH? Ada beberapa cara agar hidup
kita bisa taat kepada ALLAH, yakni: 
Pertama, mengenali keadaan kita dengan cermat (ay. 16-21). Hal pertama yang dilakukan
Paulus di Atena adalah mengamati kota itu. Dia mendapati begitu banyak penyembahan
berhala di sana, sehingga hatinya merasa sedih (ay. 16). Apa yang ada di dalam hati perlu
diekspresikan dengan hati-hati.
Kedua,kita harus mampu menghargai keyakinan orang lain (ay. 22-23). Di awal khotbahnya,
Paulus menyebut penduduk Atena sebagai orang-orang yang “sangat beribadah kepada dewa-
dewa” (deisidaimōn,ayat 22). Kata ini bisa bermakna positif (“relijius”) atau negatif (“percaya
takhayul”). Dalam hal ini yang menjadi penentu arti adalah konteks. Karena pernyataan ini
diucapkan oleh Paulus di awal khotbahnya dan keseluruhan khotbah juga tidak terlalu
menyerang keyakinan mereka, kita sebaiknya mengambil makna yang lebih positif. Paulus
memang mengapresiasi hasrat relijius mereka. Penduduk Atena bukan hanya relijius.
Mereka sangat relijius. Yang jelas, salah satu bukti kualitas relijius mereka adalah keberadaan
mezbah yang diperuntukkan bagi illah yang tidak dikenal (ayat 23). 
Ketiga, kita harus menggunakan penalaran sebagai pijakan bersama (ay. 25-26). Dalam bagian
ini Paulus memulai dengan konsep tentang Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara.
Keempat, kita harus mampu memahami dan memanfaatkan ajaran pihak lain (ay. 26-2. Poin
yang ingin disampaikan adalah keterlibatan Allah secara langsung dalam pemeliharaan segala
bangsa. Allah memiliki maksud di balik keterlibatan yang langsung ini. Allah ingin menunjukkan
bahwa Dia tidak jauh dari manusia (ay. 27b), sehingga manusia seyogyanya bisa menemukan
Dia (ay. 27a). Seberapa dekatkah Allah dengan kita? Manusia bisa sedekat itu dengan Allah
sebab manusia adalah keturunan Allah (ay. 28).
Kelima, kita harus mampu menjelaskan keunikan kekristenan (ay. 30-31). Kritikan terhadap
keyakinan penduduk Atena (ay. 22-29) bermanfaat untuk membuktikan bahwa semua manusia
bersalah (ay. 30). Paulus mengungkapkan pentingnya pertobatan yang membawa mereka
kepada keselamatan. Pertobatan itu adalah wujud dari penyerahan hati secara total kepada
Tuhan yang di dalamnya tercipta rasa syukur kepada Allah yang adalah pencipta. Kiranya hidup
kitapun penuh dengan pertobatan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai