Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RUTIN

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Nama : Helena Febrianti Panjaitan


Nomor : 159
Nim : 2022210066
Prodi : Teknik Sipil S1
Kelas : B 2022
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen

FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kita masih diberinya kesehatan sehingga kita masih bisa mengerjakan
Tugas rutin PAK yang diberikan dosen dengan tepat waktu.
Saya ingin berterimakasih kepada dosen pembimbing dan dosen pengampu
matkul Prekembangan Peserta Didik yang sudah membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan ini saya merasa masih banyak terdapat kekurangan baik secara
penulisan maupun secara materi. Saya berharap pembaca dapat mengkritik dan
memberikan saran yang membangun guna memperbaiki kekurangan makalah ini.

Padang, 06 Oktober 2022

Helena Febrianti Panjaitan

2
OVERVIEW

1. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk rendah hati karena allah menciptakan nya dari debu
tanah tetapi allah membuat manusia menjadi makhluk yang mulia karena allah menciptakan
nya se gambar dengan dia(imagode) jelaskan apa maksud dan tujuan allah melakukan dua hal
seperti itu
Jawab:

Imago Dei

Allah menciptakan manusia menurut menurut gambar dan rupa-Nya dan, “Alkitab juga
menggambarkan Allah dengan memakai organ tubuh manusia. Alkitab berkata mengenai
Allah dalam istilah manusia, bahwa Allah mempunyai bentuk (Kel. 20:14; Bil. 12:8) dengan
kaki (Kej. 3:8; Kel. 24:10), tangan (Kel. 24:11), mulut (Bil. 12:8; Yer. 7:13) dan hati (Hos.
11:8).

Kita harus berhati-hati jangan sampai menyamakan keterbatasan sifat alamiah fisik kita
dengan Allah, menjadi terlalu berpikir dari sudut manusia (antromorpis) dalam memandang
Khalik. Namun demikian, mengatakan bahwa Allah sama sekali berbeda dengan kita sama
salahnya dengan mengatakan bahwa Dia persis seperti kita.” Kalimat di atas menjadi acuan
untuk menjelaskan serupa dalam gambar dan rupa antara Allah, Pencipta itu dengan manusia
ciptaan-Nya.

Bagaimana pengertian diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. “Hakikat kemanusiaan kita
adalah citra Allah (Kej. 1:26-27). Citra Allah itu meliputi gambar Allah (imago Dei) dan
teladan Allah (similitudo Dei). Ini merupakan kelengkapan manusia yang di anugerahkan
Tuhan kepada manusia untuk melakukan tugas-tugas yang telah diberikan-Nya.”

Diciptakan menurut gambar-Nya adalah poin yang sangat penting, yang membuat manusia
berbeda dengan ciptaan lainnya dan mendapat sebutan mahkota ciptaan Allah. “Kata Ibrani
tselem diterjemahkan sebagai imago dalam bahasa Latin, image (gambar) dalam bahasa
Inggris, tselem artinya ukiran, patung, wujud yang kelihatan (segi jasmani).”

“Diciptakan menurut gambar Allah merupakan salah satu titik awal teologis yang mendasar di
mana iman Kristen dimulai ketika kita membahas tempat manusia di alam semesta. Karena
gambar Allah yang kita miliki ini maka kita percaya bahwa setiap kehidupan manusia adalah
kudus.”

Gambar Allah yang ada didalam diri mahkota ciptaan-Nya itu menjadikan manusia itu kudus.
Ini memiliki konsekuensi teologis yaitu manusia sebagai mahkota ciptaan harus menjaga
bahwa ada perberbedaannya dengan ciptaan lainnya yang di ciptakan oleh Allah pada hari
pertama sampai hari ke enam pada minggu penciptaan itu. Perbedaan ini pulalah yang
membuat kita bertanggung jawab untuk menjaga gambar Allah yang kudus itu tetap
terpelihara di semua lini kehidupan kita.

3
2. Jelaskan perbedaan menjadi hamba atau budak dosa dan menjadi hamba atau budak kristus

Jawab:

Dalam pemahaman rohani, kita semua merupakan budak. Kita bisa menjadi budak pada dosa,
yakni kondisi alami kita, atau menjadi budak Kristus. Para penulis Perjanjian Baru dengan
sukarela menyatakan diri sebagai budak Kristus. Paulus membuka suratnya kepada jemaat di
Roma dengan menyebut diri sebagai "hamba Kristus Yesus" (Roma 1:1) dan dalam suratnya
kepada Titus sebagai "hamba Allah" (Titus 1:1). Yakobus memulai suratnya dengan cara
yang sama, "Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus" (Yakobus 1:1). Sebagian besar
terjemahan menuliskan "hamba" dalam bagian ayat ini, namun kata Yunani doulas, secara
harafiah, artinya "budak."

Di dalam Yohanes 8:34 Yesus berkata pada orang Farisi, "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa." Ia menggunakan kiasan
tuan dan hamba untuk mengajar bahwa seorang hamba menaati tuannya karena ia adalah
miliknya. Hamba tidak mempunyai kehendak pribadi. Mereka terikat pada tuan mereka.
Ketika dosa adalah tuan kita, kita tak mampu menolaknya. Akan tetapi, melalui kuasa Kristus
kita dapat mengalahkan kuasa dosa, "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba
kebenaran" (Roma 6:18). Ketika kita datang kepada Kristus dalam pertobatan dan menerima
pengampunan dosa, kita dihidupkan secara rohani oleh Roh Kudus yang mulai mendiami kita.
Melalui kuasa-Nya kita dapat menolak dosa dan menjadi budak kebenaran.

Murid Yesus adalah milik-Nya dan ingin melakukan hal yang menyenangkan-Nya. Ini berarti
para anak-anak Allah menaati Dia dan hidup dalam kemerdekaan dari kebiasaan berdosa. Kita
dapat melakukan hal ini karena Yesus telah melepaskan kita dari perbudakan dosa (Yohanes
8:36), dan dengan demikian kita sudah tidak lagi berada di bawah hukuman mati dan
keterpisahan dari Allah.

Roma 6:1-23 memperdalam kiasan antara hamba dan tuannya. Sebagai orang Kristen kita
tidak boleh melanjutkan kebiasaan berdosa karena kita telah mati bagi dosa. Roma 6:4
mengajar bahwa karena kita telah dikubur dan dibangkitkan bersama Kristus kita sekarang
dapat mengalami kehidupan yang baru, lain dari orang yang tidak percaya yang masih
diperbudak dosa. Roma 6:6 mengatakan bahwa, karena diri kita yang lama telah disalibkan
dengan-Nya sehingga tubuh berdosa kita tersingkirkan, kita sudah boleh menjadi hamba dosa.
Dan Roma 6:11 menekankan bahwa kita harus menganggap diri mati kepada dosa dan hidup
bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Allah memerintah supaya kita tidak memperbolehkan dosa bertakhta dalam tubuh jasmani
kita, dengan menaati hawa nafsunya, melainkan kita perlu mempersembahkan diri kepada-
Nya sebagai senjata kebenaran (Roma 6:12-14). Di dalam Roma 6:16-18 kita diajari bahwa
kita merupakan hamba pada apa yang kita taati, baik ketaatan kepada dosa atau ketaatan pada
kebenaran. Kita perlu menjadi budak Allah, yang daripada-Nya kita menerima karunia
pengudusan dan kehidupan kekal. Kita melakukan hal ini karena upah dosa adalah maut,
namun anugerah Allah adalah kehidupan kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita (Roma 6:23).

4
Rasul Paulus, penulis kitab Roma, kemudian menjelaskan bahwa ia memahami betapa
sulitnya untuk tidak hidup dalam dosa karena ia bergumul dengan pengalaman itu meskipun
telah menjadi pengikut Kristus. Hal ini penting untuk diketahui umat Kristen. Walaupun kita
sekarang telah dibebaskan dari hukuman dosa, kita masih hidup di tengah-tengah dosa di
bumi ini. Satu-satunya cara supaya kita dapat bebas dari kuasa dosa adalah melalui kuasa Roh
Kudus yang telah diberikan pada orang percaya pada saat mereka beriman dalam Kristus
(Efesus 1:13-14), dan Ia memeteraikan kita dalam Kristus sebagai jaminan akan warisan kita
sebagai anak-anak Allah.

Keberadaan Roh Kudus dalam kehidupan kita berarti bahwa, sambil iman kita berkembang
dan kita semakin mengasihi Allah tiap harinya, kita mendapatkan kekuatan untuk semakin
menahan diri dari dosa. Melalui karya Roh Kudus kita dimampukan untuk bertahan melawan
dosa, tidak menyerah pada godaan, dan hidup menurut Firman Allah. Kebiasaan berdosa akan
semakin membuat kita jijik, dan kita semakin menjauh dari hal-hal yang merintangi
persekutuan kita dengan Allah.

Roma 7:17-8:2 menyemangati orang percaya karena kita dibertahu bahwa, walaupun kadang
kita berdosa, kutukan sudah tidak ada lagi karena kita berada did alam Kristus Yesus. Dan 1
Yohanes 1:9 memberi kami harapan bahwa, jika kita berdosa sebagai orang Kristen, ketika
kita mengakui dosa kita kepada Tuhan tiap harinya, Ia setia dan benar dan akan menyucikan
kita dari noda dosa supaya kita dapat hidup dalam hubungan yang benar dengan-Nya. Di
sepanjang kitab Efesus, rasul Paulus mendukung dan menyemangati kita untuk hidup sebagai
anak-anak terang, dengan saling mengasihi sebagaimana Kristus telah mengasihi kita, dan
mencari tahu apa yang berkenan bagi Tuhan dan melaksanakannya (Efesus 2:1-10; 3:16-19;
4:1-6; 5:1-10). Di dalam Efesus 6:10-18 Paulus memberitahu caranya menguatkan diri dalam
Tuhan dengan mengenakan perlengkapan baju zirah Allah tiap hari supaya kita dapat
bertahan melawan siasat Iblis.

Kita berkomitmen untuk bertumbuh dan menjadi dewasa dalam iman kita sebagai pengikut
Kristus dengan membaca dan mempelajari Firman Allah setiap hari dan mengkhususkan
waktu dengan-Nya dalam dosa. Dengan demikian kita semakin dikuatkan oleh Roh Kudus
dan mampu bertahan terhadap dosa. Pengalaman kemenangan-kemenangan kecil tiap hari
yang kita peroleh dalam Kristus akan menguatkan dan menyemangati kita, dengan
pengetahuan bahwa kita tidak lagi merupakan budak dosa; melainkan budak Allah.

3. Perluasan pemahaman anda tentang ketiga hal berikut : berkuasa beranak cucu dan berbakti
kepada allah

Jawab:

-Pertama, Allah Memerintahkan Kita untuk Beranak Cucu,

Suatu bagian penting dari beranak cucu yang terkadang diabaikan adalah mendatangkan
kerajaan Allah ke atas bumi. Juruselamat mengajarkan:

5
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya: Barangsiapa tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-
apa ….

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja
yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan
demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”2

Kita menjadi berbuah sewaktu kita tinggal di dalam Kristus. Kita “mengambil ke atas [diri
kita] nama Yesus Kristus [dan] … melayani-Nya sampai akhir”3 dengan menolong orang lain
datang kepada-Nya.

Di zaman kita, para nabi dan rasul yang hidup melanjutkan untuk mengangkat suara mereka
mengundang kita masing-masing untuk menjadi sepenuhnya terlibat dalam pekerjaan
keselamatan sesuai kemampuan dan peluang kita.

Titik awal dari tanggapan yang menghasilkan banyak buah adalah menjadi “lembut hati dan
rendah hati.”4 Kita dapat kemudian lebih sepenuhnya datang kepada Kristus sewaktu kita
menyerah kepada bujukan Roh Kudus dan menepati semua perjanjian yang telah kita buat.5
Kita dapat mencari dan menerima karunia kasih amal dan memiliki kekuatan untuk
mengundang keluarga kita sendiri, leluhur kita, dan tetangga serta teman kita yang anggota
dan nonanggota untuk menerima Injil Yesus Kristus.

Bekerja dalam semangat kasih amal bukanlah sebuah tugas namun sebuah sukacita.
Tantangan menjadi peluang untuk membangun iman. Kita menjadi “saksi bagi [kebaikan]
Allah di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat di mana [kita] berada,
bahkan sampai kematian”6

Kita semua dapat dan hendaknya menjadi sepenuhnya terlibat dalam pekerjaan keselamatan.
Juruselamat telah memberi kita tanggung jawab berikut dengan sebuah janji: “Akulah yang
memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah
dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-
Nya kepadamu.”7

-Kedua, Allah Memerintahkan Kita untuk Bertambah Banyak

Tubuh jasmani kita adalah berkat dari Allah. Kita menerimanya untuk tujuan memenuhi
pekerjaan Bapa Surgawi “untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi
manusia.”8Tubuh kita adalah sarana yang melaluinya kita dapat mencapai potensi ilahi kita.

Tubuh ini memungkinkan anak-anak roh patuh Bapa Surgawi untuk mengalami kehidupan di
bumi.9 Melahirkan anak-anak memberi anak-anak roh Allah yang lainnya kesempatan untuk
juga menikmati kehidupan di bumi. Semua yang lahir dalam kefanaan memiliki kesempatan
untuk maju dan menjadi dipermuliakan jika mereka mematuhi perintah-perintah Allah.

Pernikahan antara pria dan wanita adalah institusi yang ditetapkan Allah untuk memenuhi
perintah untuk bertambah banyak. Hubungan sesama gender tidak menambah banyak.

6
Pernikahan yang resmi dan sesuai hukum dimeteraikan di bait suci dan yang di dalamnya
perjanjian pemeteraian dihormati memberi orangtua dan anak-anak mereka kesempatan untuk
pengalaman terbaik dari kasih dan persiapan bagi kehidupan yang berbuah. Itu memberikan
kepada mereka lingkungan ideal di mana mereka dapat menjalankan perjanjian yang dibuat
dengan Allah.

Karena kasih-Nya bagi kita, Bapa Surgawi telah menyediakan agar semua anak-Nya yang
setia yang tidak atau tidak dapat menikmati berkat-berkat dari perjanjian pernikahan dan
anak-anak atau kegenapan dari berkat-berkat tersebut karena alasan di luar kesalahan mereka
akan, dalam waktu yang ditunjuk Tuhan, menikmati berkat-berkat ini.10

Para nabi dan rasul yang hidup telah menasihati semua yang memiliki kesempatan untuk
memasuki perjanjian pernikahan kekal untuk melanjutkan dalam kebijaksanaan dan iman.
Kita hendaknya tidak menunda waktu dari hari sakral itu karena pengejaran duniawi atau
mengharapkan rekan yang pantas di level yang mendiskualifikasi setiap kandidat yang
mungkin ada.

Janji bagi semua yang dimeteraikan dalam perjanjian pernikahan kekal dan yang berbuah
sebagaimana ditunjukkan melalui menepati perjanjian mereka adalah bahwa lawan tidak akan
pernah memiliki kuasa untuk merusak landasan dari kerekanan kekal mereka.

-Berbakti kepada Tuhan

Berbakti, dengan kata dasar bakti berarti: tunduk dan hormat, perbuatan yang menyatakan
setia (kasih, hormat, tunduk). Berbakti kepada Tuhan adalah sebuah keputusan untuk
menjadikan Tuhan sebagai pusat pengabdian hidup atau sasaran hidup, "Sebab segala sesuatu
adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:" (ayat nas). Segala sesuatu yang kita
kerjakan dalam hidup ini (dalam profesi apa pun) hendaknya menjadi ladang memraktekkan
nilai-nilai firman Tuhan atau menjadi pelaku firman Tuhan. Jadi tempat untuk kita berbakti
kepada Tuhan bukan hanya di dalam gedung gereja saja, tetapi di mana pun kita berada (di
rumah, di kantor, di toko, di sekolah, di kampus). Tetapi sering dijumpai banyak orang
Kristen yang tampak berbakti kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh saat berada di gereja,
tetapi begitu berada di luar gereja, bahkan masih di area parkiran gereja, mereka sudah tidak
lagi berperilaku sebagai orang yang berbakti kepada Tuhan; tabiat lama kembali muncul.

Ini menunjukkan bahwa ibadah mereka kepada Tuhan tidak lebih dari ritual atau upacara
agamawi semata, terbukti dari karakter hidupnya yang tidak berubah.

Berbakti kepada Tuhan bukan hanya diukur dari tata cara ibadah atau liturgi, tetapi meliputi
seluruh tindakan dan perbuatan dalam keseharian kita!

7
4. Jelaskan apa tugas dan tanggung jawab manusia dalam hubungan vertikal dengan Allah dan
dalam hubungan horizontal dengan semua manusia

Jawab:

Tanggungjawab kita pertama-tema adalah kepada Tuhan yang telah menciptakan dan
menebus kita dari dosa, serta memelihara hidup kita. Hubungan vertikal ini sekaligus
merupakan satu sumber kemampuan manusia untuk bertanggung jawab kepada dirinya
sendiri, kepada saudara seiman dan sesama manusia. Tanpa pertanggungjawaban kepada
Allah, maka kita tidak akan mungkin bertanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada
sesama manusia.

Dalam Kitab Keluaran 20: 2 Tuhan berkata “Akulah TUHAN, Allahmu yang membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”. Kemudian pada ayat 3 sampai 17
Tuhan menyampaikan kesepuluh hukum Taurat. Istilah TUHAN Allah, yang dalam bahasa
Ibrani adalah Yehova Elohim, memiliki beberapa makna. Pertama adalah membicarakan
otoritas Allah atas kehidupan moral manusia, bagaimana manusia seharusnya hidup. Allah
berotoritas penuh atas kehidupan moral manusia. Sebagai Allah—dalam konteks ini—DIA
membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir.

Makna yang kedua, membicarakan tentang ketetapan Allah atas hubungannya dengan
manusia. Manusia adalah ciptaan yang sudah dibebaskan-Nya. Sebagai orang yang sudah
dibebaskan, dimerdekakan, manusia bertanggung ja-wab penuh kepada Allah, dan harus
menjalankan segala ketetap-an dari Allah. Yang ketiga, kete-tapan-ketetapan ini bersifat
mutlak dan harus ditaati, tidak bisa digang-gu gugat. Jadi di sini, pengertian “TUHAN
Allahmu” punya makna mendalam, yakni bagaimana Allah membicarakan tentang otoritas-
nya, tentang ketetapan-ketetapannya, yang harus ditaati oleh manusia.

Manusia harus menyadari posisinya untuk me-naati ketetapan-ketetapan Allah. Dengan


demikian, barulah manusia tahu tanggung jawabnya terhadap Allah. Tanpa kesadaran akan
posisi ini, manusia tidak mungkin bertanggung jawab pada Allah. Tanggung ja-wab ini
muncul karena iman yang sudah bertobat. Pertobatanlah yang membuat manusia bisa
mengetahui posisinya secara tepat, yang membuat manusia menyadari tugas dan tanggung ja-
wabnya secara pas. Tanpa pertobatan, kita tidak akan pernah sampai ke sana.

Hubungan kita sesama manusia SAMA PENTING nya dengan hubungan kita dengan Tuhan

Matius 5:23-24 (TB)

23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Dalam Matius 5 ini dikatakan lebih baik buat kita manusia berdamai dahulu ketika ada
masalah dengan sesama kita manusia.

8
Lebih mudah mengasihi Tuhan daripada mengasihi sesama manusia

Tuhan sangat memperhatikan hal yang sangat penting

Mengasihi Tuhan = Moralitas Vertikal

Mengasihi Sesama = Moralitas Horizontal

Contoh Hub yang Vertikal :

– Saat ibadah, hubungan kita dengan Tuhan.

– Memberikan persembahan buat Tuhan.

Contoh Hub yang Horizontal :

– Mengampuni / Memaafkan sesama.

Di Perjanjian lama, manusia bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan


hubungan vertikal dan horisontal.

Vertikal :

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan
segenap akal budimu.

Horizontal:

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri*

Banyak orang yg bermasalah dengan 2 hubungan Vertikal dan Horisontal ini.

Namun Tuhan memberikan perintah baru supaya manusia bisa lebih mudah dalam pengertian
yaitu ayat dibawah ini:

Yohanes 13:34-35 (TB)

34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi.”

Yesus memberikan perintah baru tersebut karena Yesus mau manusia mengerti dengan benar
bahwa hubungan itu penting.

Ibrani 8:7-13 (TB)

7 Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat
untuk yang kedua.

8 Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: “Sesungguhnya, akan datang waktunya,”


demikianlah firman Tuhan, “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan
dengan kaum Yehuda,

9
9 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu
Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab
mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka,” demikian firman Tuhan.

10 “Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,”
demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan
menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku.

11 Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan
mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.

12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa-dosa mereka.”

13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama
sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah
dekat kepada kemusnahannya.

Dalam kutipan Ibrani diatas, Yesus memberikan pengertian bahwa hubungan itu diletakan
dalam dasar Akal Budi dan Hati kita, sehingga dengan demikian semua manusia bisa
langsung terkoneksi dengan Dia.

5. jelaskan apa yang disebut kepercayaan animisme, dinamisme,politeisme dan monoteisme


berikan contoh masing masing

Jawab:

1. Pengertian Animisme

Animisme merupakan Kepercayaan (dari bahasa Latin anima atau “roh”) yakni kepercayaan
kepada makhluk halus dan roh adalah asas kepercayaan agama yang awalnya muncul di
sekitar manusia primitif. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi
ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), memiliki jiwa yang mesti
dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari
semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.

Contohnya adalah: memberi sesajen kepada pohon beringin

2. Pengertian Dinamisme

Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa semua sesuatu memiliki tenaga atau kekuatan
yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan
kehidupan. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu bisa menolong mereka.
Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar,
dan lain-lain. Untuk memperoleh pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan
upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

10
Contohnya adalah: memberikan sesajen ke kuburan dengan tujuan meminta tolong kepada roh
nenek moyang

3. Pengertian Politeisme

Secara harfiah politeisme berasal dari bahasa Yunani poly + theoi, yang artinya banyak
Tuhan. Politeisme merupakan kepercayaan pada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam
politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi
juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat
yang bersangkutan.

Contohnya adalah: kepercayaan Hindu dan budha yang memiliki banyak dewa

4. Pengertian Monoteisme

Monoteisme merupakan paham yang mengungkapkan bahwa cuma satu Tuhan untuk seluruh
alam tidak lagi diakui adanya Tuhan-Tuhan asing yang disangka musuh atau saingan.
Kemudian menurut Bakhtiar (1997:72), Paham Tuhan utama dalam suatu agama ini bisa
meningkat menjadi paham Tuhan tunggal. Artinya, Tuhan utama ialah Tuhan satu, yakni
Tuhan untuk nasional untuk satu bangsa.

Contohnya adalah:tuhan maha esa yang di sembah.

6. Menurut pemahaman kita sebagai seorang Kristen,bahwa tidak ada satu agama pun di dunia
ini yang bisa menyelamatkan manusia, termasuk agama Kristen, mengapa demikian? Jelaskan
jawaban mu dengan alasan? Yang tepat dan dukung dengan ayat ayat Alkitab

Jawab:

Pertama, kekeliruan ada pada menganggap bahwa keseluruhan perjalanan iman seorang
Kristen hanyalah “percaya Yesus”. Pandangan ini mengabaikan kenyataan bahwa sebelum
seseorang percaya Yesus, dia harus terlebih dahulu menyadari bahwa dia adalah orang
berdosa dan menyadari betapa dalamnya dosa itu. Tidak semua orang sadar dirinya berdosa.
Semakin hari, kita semakin melihat bahwa bahkan hal-hal yang sudah jelas-jelas berdosa,
misal LGBT, saat ini sudah tidak lagi dianggap dosa di beberapa bagian dunia. Namun tidak
terbatas pada hal-hal yang sudah hitam-putih. Banyak orang menganggap dirinya tidak
berdosa padahal yang dipikirkannya sehari-hari hanyalah dirinya sendiri, bagaimana aku jadi
pintar, bagaimana aku jadi dokter yang sukses, dan seterusnya.

Pun jika seseorang sadar diri berdosa, tidak akan ada yang menyadari seberapa dalamnya
dosanya tersebut. Semua orang bisa berkata musik karangan Beethoven itu indah, tapi hanya
orang-orang yang belajar sungguh-sungguh tentang musik tersebut yang akan menyadari
keindahan musik tersebut secara benar dan penuh. Demikian juga mungkin banyak orang
yang sadar diri berdosa, tapi tidak akan ada seorang pun yang menyadarinya secara benar dan
penuh, betapa dalamnya ia berdosa. Mengapa demikian? Karena semua orang telah mati
dalam dosa. Seluruh pikiran, perasaan, dan kehendaknya telah dibelenggu oleh dosa sehingga

11
– sebagaimana orang mati tidak menyadari dirinya mati demikian juga – tidak ada orang yang
menyadari kalau dirinya mati dalam dosa.

Maka cara satu-satunya manusia bisa menyadari diri berdosa dan menyadarinya secara benar
dan penuh, hanya dengan anugerah dan kebaikan Allah saja, tidak ada yang lain. Di titik ini,
kita sadar adanya konsep all or none, di mana jika Allah sudah membukakan kesadaran
berdosa ini kepada dia, maka tidak mungkin tidak, orang tersebut akan menyadari bahwa
tidak ada yang dapat menyelamatkannya, termasuk perbuatan-perbuatan baiknya juga.
Dengan menyadari hal tersebut, dia akan sadar bahwa keselamatan itu harus berasal dari luar
dirinya, yaitu pengorbanan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat satu-satunya, yang suci dan
tak bercacat, yang menanggung murka Allah atas dosa-dosa kita. Oleh karena itu, siapapun
kamu yang membaca artikel ini, tidak ada yang memaksa kamu percaya Yesus, namun kami
mengajak kamu untuk berdoa memohon kepada Tuhan untuk menyadarkanmu akan seberapa
dalam keberdosaanmu. Sadarlah bahwa tidak ada yang dapat menghapuskan dosa-dosamu,
ibadahmu tidak bisa, kebaikanmu tidak bisa, pahalamu tidak bisa, mengapa? Sebab dosa kita
terlalu besar dan dalam; sementara Tuhan adalah Allah yang suci dan membenci. Oleh karena
itu, tidak bisa tidak, keselamatan hanya, benar-benar hanya, dapat kita peroleh dari luar diri
kita, tepatnya dari pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, tidak ada yang lain.

12

Anda mungkin juga menyukai