Anda di halaman 1dari 2

PERMATA

17 Maret – 23 Maret 2024


Tema : Dibata Kap Kegeluhen
Bahan: Roma 6:3-11; Kisah Para Rasul 1:8

I. Kata Pengantar
Kita semua telah berbuat dosa (lih. Rom. 3:10-12). Artinya, kita semua patut mati
karena dosa-dosa kita, sebab upah dari dosa kita adalah maut (Rom. 6:23). Namun, syukur
kepada Allah, karena kasih karunia Tuhan jauh lebih besar dari dosa kita. Sesungguhnya,
dosa memisahkan kita dengan Tuhan, tetapi kasih karunia-Nya telah memulihkan hubungan
kita dengan-Nya. Apa buktinya bahwa kita telah mendapat kasih karunia
tersebut? Sederhana saja, seandainya kita belum mendapatkan kasih karunia tersebut, maka
sesungguhnya kita semua sudah mati karena dosa-dosa kita. Namun, faktanya adalah bahwa
kita masih hidup sampai saat ini, dan malah masih dapat beraktivitas dan bersekut di rumah
Tuhan. Itulah bukti dasar bahwa kita telah mendapatkan kasih karunia Tuhan. Dia telah
mengubah “kematian” yang seharusnya kita terima menjadi “kehidupan” yang tidak
bisa direbut oleh siapa pun. Inilah yang kita sebut sebagai pengampunan dosa,
pembebasan dari kuasa maut.

II. Pendalaman Nats


Bacaan kita hari ini dala Roma 6:3-11 memiliki perikop Mati dan bangkit dengan
Kristus. Ini adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat di Roma yang membahas tentang
pembenaran dan kehidupan baru di dalam Kristus. Paulus membuka pasal 6 ini dengan
pernyataan: “bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya bertambah kasih karunia itu?”
(ay.1). Paulus menghadapi kemungkinan kesalahpahaman (salah tafsir) bahwa kita hidup di
dalam kasih karunia Allah, kitab oleh terus melakukan dosa. Karena keselamatan kita tidak
tergantung perbuatan kita, itu adalah kasih karunia Allah. Dalam ayat 2 Paulus berkata
“Sekali-kali tidak!” Dengan tegas Paulus menegaskan bahwa kita tidak boleh
menyalahgunakan kasih karunia Allah dengan terus hidup di dalam dosa.
Paulus mengaitkan peristiwa salib ini dengan baptisan orang-orang percaya (ay.3-4).
Bagi Paulus, baptisan orang-orang percaya berarti mati dan bangkit bersama Kristus, dan
peristiwa itu terjadi hanya satu kali (lih. ay. 9). Ini menunjukkan bahwa baptisan orang-orang
percaya merupakan meterai bagi pengampunan dosa, tanda dimulainya kehidupan yang baru
di dalam Kristus. Melalui baptisan yang kita terima, kita dipersatukan dengan Kristus, dan
jika kita bersatu dengan Kristus, artinya kita pun telah mati bagi dosa bersama dengan
Kristus, dan telah dibangkitkan dalam kehidupan bersama dengan Dia. Ini adalah anugerah
terbesar, mati dan bangkit bersama Kristus; kematian yang seharusnya kita terima karena
dosa, diubahkan oleh Kristus menjadi kehidupan yang dianugerahkan bagi seluruh umat
manusia. Dalam ayat 5-7 ditegaskan Kembali, Ketika kita dibaptis di dalam nama Allah
Bapa, Anak-nya Yesus Kristus dan Roh Kudus, sebenarnya kita sudah mati dengan Kristus,
dan dibangkitkan bersama Kristus (ay.5). Kata “kita juga menjadi satu dengan
kebangkitannya” dalam ayat 5 bukan saja menunjukkan keselamatan yang kita peroleh, tapi
juga menunjukkan kepada kehidupan baru yang dijalani sekarang di bumi. Ap aitu?
Kehidupan yang meningalkan cara hidup yang lama, kemudian berjuang mengenakan
manusia baru yang terus menerus diperbaharui (bdk. Ef.4:21-23). Hidup baru yang kita
peroleh dari Tuhan membawa perubahan baru dalam hidup kita, bukan saja perubahan
perilaku tapi juga sikap dan spiritual kita.

III. Refleksi
Kita sudah mendapatkan kasih karunia Tuhan memperoleh kehidupan dari dia. Apa
yang menjadi repond kita? Respon kita adalah: mati bagi Dosa, hidup bagi Allah di dalam
Kristus Yesus (ay.11). Kehidupan baru yang kita peroleh di dalam Allah memampukan kita
untuk hidup oleh Dia, bagi Dia dan untuk Dia. Jika kita membaca dalam Kisah Para Rasul 2:8
kita diajak untuk menjadi saksi bagi Kristus. Kita menjadi pemberita Firman melalui
kehidupan kita. Bagaimana cara kita mempersaksikan Yesus dalam kehidupan kita? Bisa
melalui Pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Pertama, Orang yang sudah memperoleh
kehidupan baru dari Tuhan tidak lagi memikirkan dosa. Kita tidak membiarkan dosa
menguasaai tubuh kita. Pikiran kita harus dipenuhi dengan pengajaran Tuhan dan kasih,
sehingga itu terpancar dan tercerminkan dalam tidakan kita. Kedua, melalui perkataan dan
Tindakan. Jika kita sudah ditebus oleh Tuhan mari serahkan tubuh kita menjadi alat Tuhan.
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup
di dalam aku”(Gal.2:20). Ingatlah bahwa Yesus sudah mati bagi kita. Ia sudah mengalahkan
kuasa dosa (ayat 10). Oleh karena itu manusia lama kita, yaitu tubuh dosa kita telah ikut pula
disalibkan sehingga dosa tidak berkuasa lagi atas kita.
Maka kita harus memandang diri kita telah mati bagi dosa. Artinya kita harus
mematikan keinginan berdosa kita. Jangan biarkan anggota tubuh kita dipakai untuk berbuat
dosa. Panggilan hidup anak-anak Tuhan adalah menyerahkan anggota-anggota tubuh untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang menjadi berkat buat orang lain dan yang
memuliakan Tuhan. Pakailah mata kita untuk memandang keindahan ciptaan Tuhan dengan
rasa takjub sehingga hati dan mulut kita tak putus-putus memuji kebesaran-Nya. Gunakan
tangan kita untuk menopang orang yang jatuh tersandung, sebagai wujud kasih Allah dalam
diri kita. Karyakan talenta yang kita miliki agar makin banyak orang yang merasakan
pertolongan Allah lewat hidup dan karya kita.

Anda mungkin juga menyukai