1. Lihatlah. Kata ini bersifat jamak - "Hai, kamu semua lihatlah apa yang
telah aku lihat" (bdg. 2:28).
Kata ini memang menunjukkan adanya kekaguman dan keheranan
(bdg. Mat. 8:27; Mrk. 13:1, Luk. 1:29; II Ptr. 3:11 untuk pemakaian istilah
ini di Perjanjian Baru).
Karena itu - karena kita adalah anak-anak Allah - dunia tidak mengenal
kita.
Melalui pengalamannya, dunia tidak mengetahui orang-orang macam
apakah anak-anak Allah itu.
Dunia tidak mungkin memperoleh pengetahuan tersebut, sebab dunia
tidak mengenal Kristus sebagai Juruselamat (bdg. I Kor. 2:14).
2. Sekarang kita adalah ... tetapi. Pemikiran tentang keadaan sekarang dan
keadaan yang akan datang dari anak-anak Allah disandingkan dengan
memakai kata penghubung akan tetapi, selaku bagian dari satu
pengertian.
Keadaan seorang Kristen, sekarang dan selamanya berpusat pada
fakta, bahwa orang Kristen adalah anak-anak Allah.
"Di dalam fakta inilah terletak sumber dari segala kemungkinan
kehidupan kekal"
2. Kasih (3:10-18)
Benar. Perbuatan yang benar bersumber dari watak yang benar, dan
merupakan bukti, bahwa pelakunya sudah dilahirkan baru.
9. Yang lahir. Perfect participle - tindakan pada masa lalu yang akibatnya
berlanjut hingga sekarang - "telah lahir dan tetap demikian" (bdg. 2:29;
4:7; 5:1. 4, 18).
Tidak berbuat dosa lagi ... tidak dapat berbuat dosa. Bentuk waktu
sekarang yang digunakan, kembali menunjukkan perbuatan dosa
sebagai kebiasaan.
Benih. Prinsip kehidupan ilahi yang telah diberikan kepada orang yang
lahir dari Allah (Yoh. 1:13; II Ptr. 1:4). Kenyataan ini membuat orang
Kristen tidak mungkin memiliki kebiasaan untuk berbuat dosa.