Anda di halaman 1dari 7

Dalam Kaitan dengan Prospek Kita - Menyucikan Diri (3:1-3).

 Pemikiran yang diungkapkan dalam 2:29 - lahir dari pada-Nya – kini


dikembangkan.
 "Lahir dari pada-Nya! Kenyataan inilah yang menimbulkan rasa terkejut
penuh syukur dari Yohanes dan membuat dia berseru, 'Lihatlah betapa
besarnya kasih!'

Alasan Perlunya Menyucikan Diri (3:1-3a).


 Yohanes mengemukakan dua alasan mengapa orang Kristen harus
murni atau kudus. Yang pertama berkenaan dengan karya Allah pada
masa yang lalu, dan yang kedua berkenaan dengan karya Allah pada
masa yang akan datang.

1. Lihatlah. Kata ini bersifat jamak - "Hai, kamu semua lihatlah apa yang
telah aku lihat" (bdg. 2:28).
Kata ini memang menunjukkan adanya kekaguman dan keheranan
(bdg. Mat. 8:27; Mrk. 13:1, Luk. 1:29; II Ptr. 3:11 untuk pemakaian istilah
ini di Perjanjian Baru).

Dikaruniakan. Bentuk waktu perfect menunjukkan lebih lanjut, bahwa


yang dikaruniakan adalah milik permanen dari si anak Allah.

Anak-anak. Harfiah: yang dilahirkan.


Huios, anak dewasa, mengedepankan sisi hukum dari kedudukan
sebagai anak (dan hanya dipakai oleh Paulus untuk orang-orang
percaya).
Kata ini (teknon) menekankan sisi alamiah, lahir ke dalam keluarga
Allah.
Sekalipun demikian, kedua istilah ini cocok untuk mengungkapkan
tentang pengangkatan anak (Yoh. 1: 12; Rm. 8:14-17).

Karena itu - karena kita adalah anak-anak Allah - dunia tidak mengenal
kita.
Melalui pengalamannya, dunia tidak mengetahui orang-orang macam
apakah anak-anak Allah itu.
Dunia tidak mungkin memperoleh pengetahuan tersebut, sebab dunia
tidak mengenal Kristus sebagai Juruselamat (bdg. I Kor. 2:14).

2. Sekarang kita adalah ... tetapi. Pemikiran tentang keadaan sekarang dan
keadaan yang akan datang dari anak-anak Allah disandingkan dengan
memakai kata penghubung akan tetapi, selaku bagian dari satu
pengertian.
Keadaan seorang Kristen, sekarang dan selamanya berpusat pada
fakta, bahwa orang Kristen adalah anak-anak Allah.
"Di dalam fakta inilah terletak sumber dari segala kemungkinan
kehidupan kekal"

Sama seperti Dia. Kesamaan berupa gambaran penuh kemuliaan Allah


di dalam diri orang percaya.
Termasuk di dalamnya perubahan jasmaniah menjadi tubuh
kebangkitan dan juga perubahan rohani yang menyeluruh, yang
termasuk penyucian (ay. 3), tidak ada dosa (ay. 5), dan kebenaran (ay.
7).
Penyebab perubahan ini adalah karena kita akan melihat Dia pada saat
Gereja diangkat.

3. Menaruh pengharapan itu kepada-Nya. Nya mengacu pada Kristus.

Menyucikan diri. Bentuk waktu sekarang, "senantiasa menyucikan diri".


Usaha di pihak kita diperlukan, tetapi usaha tersebut harus dilandaskan
pada pengharapan kita (bdg. Yoh. 15:5).

Arti Menyucikan Diri (3:3b).


 Pemikiran yang ada di balik menyucikan diri adalah penyucian diri
menurut agama yang diperlukan sebelum tampil di hadirat Allah (bdg.
Yoh. 11:55; Ibr. 10:19 dst.; Kel. 19:10).
 Tetapi, pengertian kata itu bukan sekadar penyucian jasmaniah, namun
juga pembersihan batiniah (bdg. Yak. 4:8; I Ptr. 1:14, 18).
 Dengan demikian, yang dimaksudkan ialah bahwa orang Kristen yang
penuh pengharapan hendaknya suci sepenuhnya, sebagaimana Kristus
suci sepenuhnya. Dia senantiasa merupakan standar yang ditampilkan
Yohanes kepada orang percaya (bdg. 2:6).

Dalam Kaitan dengan Kedudukan Kita - Kebenaran dan Kasih (3:4-18).


 Kedudukan kita menuntut perilaku tertentu, dan Yohanes menekankan
ciri-ciri khas dari perilaku tersebut dalam dua pengertian: kebenaran dan
kasih.
 Ayat 3 dengan demikian dijelaskan melalui perluasan dan kontras dalam
3:4-18, dan mungkin cara terbaik untuk mengikuti alur berpikir penulis
ialah dengan memperhatikan skema dari ayat-ayat ini.
1. Kebenaran (3:4-9).

AYAT CIRI-CIRI AYAT KONSEKUENSI


4 Tidak terdapat dosa 4 Tidak tanpa hukum
5 Tidak menyia-nyiakan misi
Kristus
6 Tidak tetap berbuat 6 Membuktikan tetap berada
dosa di dalam Dia dan mengenal
Dia
7 Melakukan kebenaran 7 Bertindak benar dan meniru
Kristus
8 Tidak berbuat dosa 8 Tidak berasal dari iblis, dan
sudah ikut mengalami
kemenangan yang diberi
oleh Kristus
9 Tidak lagi berbuat dosa 9 Dilahirkan dari Allah
9 Tidak dapat berdosa 9 Membuktikan lahir dari Allah

2. Kasih (3:10-18)

AYAT CIRI-CIRI AYAT KONSEKUENSI


10 Kasih persaudaraan 10 Berasal dari Allah
11-12 Berbeda dengan Kain 11-12 Tidak akan terbawa untuk
membunuh
13 Dibenci dunia 13 Tidak heran
14 Kasih persaudaraan 14 Bukti perpindahan dari
dalam maut ke dalam hidup
15 Tidak membenci 15 Bukan pembunuh, dan
memiliki hidup
16 Siap mengorbankan diri 16 Mengenal hakekat kasih
bagi saudara seiman
17-18 Berbagi harta 17-18 Kasih Allah ada di dalam
dirinya

4. Berbuat dosa. Pengertiannya ialah terus-menerus berbuat dosa dan


melakukannya selengkap mungkin.
Dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Secara harfiah: dosa adalah tidak
mempunyai hukum.
Kedua istilah tersebut dapat saling dipertukarkan.
Dosa adalah tidak mempunyai hukum dan tidak mempunyai hukum
adalah dosa.
Di sini, hukum dipahami secara paling luas dan mencakup hukum alam
(Rm. 2:14), hukum Musa dan hukum Kristus (Rm. 8:2, I Kor. 9:21).

6. Tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi.


Kata berada dan berbuat menunjuk kepada kebiasaan seseorang.
Seseorang yang tinggal di dalam Kristus, tidak mungkin mempunyai
kebiasaan untuk berbuat dosa.
Dosa mungkin dilakukan olehnya, tetapi hal itu merupakan perkecualian
dan bukan kebiasaan.
Jika dosa merupakan prinsip yang mengatur kehidupan, maka orang
tersebut belum ditebus (Rm. 6). Karena itu, orang yang telah ditebus,
tidak mungkin memiliki kebiasaan berbuat dosa.
Ketika seorang Kristen berbuat dosa, dia mengakuinya (1:9), dan tetap
memelihara kesucian dirinya (3:3).
Orang yang terus-menerus berbuat dosa, belum mengenal Allah, dan
karenanya merupakan orang yang belum dilahirkan baru.

7. Anak-anakku. "Kelembutan sapaan itu diperlukan mengingat situasi


yang berbahaya".

Menyesatkan. Secara harfiah: menuntun ke jalan yang sesat.

Berbuat. Bentuk waktu sekarang: melakukan sebagai kebiasaan.

Benar. Perbuatan yang benar bersumber dari watak yang benar, dan
merupakan bukti, bahwa pelakunya sudah dilahirkan baru.

Seperti. Kristus, seperti biasanya dijadikan teladan.

8. Tetap berbuat. Bentuk waktu sekarang: orang yang terus-menerus


berbuat dosa.
Ini adalah kebiasaan hidup orang tersebut, bukan hanya satu tindakan.

Perbuatan-perbuatan Iblis. Iblis adalah sumber dari semua keinginan


berdosa ini.
Tindakan yang sudah merupakan kebiasaan, juga merupakan petunjuk
watak.
 Dari di sini, merupakan petunjuk sumber".

Anak Allah. Pemakaian pertama gelar ini oleh Yohanes di dalam


Suratnya, dan secara khusus mengungkapkan martabat dan
kewenangan.

Membinasakan. Secara harfiah: melepaskan.


Kristus di dalam kematian-Nya, telah melepaskan ikatan-ikatan yang
mempersatukan semua karya Iblis.
Kini Iblis tidak lagi bisa menyerang orang Kristen dengan kekuatan yang
terpadu.

9. Yang lahir. Perfect participle - tindakan pada masa lalu yang akibatnya
berlanjut hingga sekarang - "telah lahir dan tetap demikian" (bdg. 2:29;
4:7; 5:1. 4, 18).

Tidak berbuat dosa lagi ... tidak dapat berbuat dosa. Bentuk waktu
sekarang yang digunakan, kembali menunjukkan perbuatan dosa
sebagai kebiasaan.

Benih. Prinsip kehidupan ilahi yang telah diberikan kepada orang yang
lahir dari Allah (Yoh. 1:13; II Ptr. 1:4). Kenyataan ini membuat orang
Kristen tidak mungkin memiliki kebiasaan untuk berbuat dosa.

10. Inilah tandanya, menoleh kembali ke ayat-ayat sebelumnya.

Anak-anak Allah ... anak-anak Iblis. Satu-satunya bagian di dalam


Perjanjian Baru, di mana kedua anak kalimat ini diletakkan
berdampingan (bdg. Kis. 13:10, Ef. 2:3).
Seluruh umat manusia rupanya tergolong dalam salah satu kelompok:
sebelum seseorang menerima Kristus, dia adalah anak Iblis (Ef. 2:3 dan
di sini).

Barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. "Anak kalimat ini bukan


sekadar penjelasan dari anak kalimat yang mendahuluinya, tetapi
merupakan bentuk ungkapan Kristiani yang paling tinggi tentang anak
kalimat tersebut" .
Dalam Kaitan dengan Doa Kita - Jawaban (3:19-24).
 Pengajaran sebelumnya dengan sendirinya akan menimbulkan
perasaan khawatir pada sebagian orang.
 Karena itu, Yohanes bergegas untuk menambahkan, bahwa buah
dari kasih adalah keyakinan, dan keyakinan tersebut terungkap di
dalam doa, dan doa yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan
adalah doa yang dijawab.

19. Demikianlah. Di dalam hal ini, yaitu kasih akan saudara seiman.

Menenangkan. Secara harfiah: meyakinkan atau memastikan.

Meyakinkan hati kita akan apa?


Bahwa hati kita tidak perlu menuduh kita.
Dengan demikian tampaknya terjemahan yang paling tepat
ialah menenangkan.

Di hadapan Allah. Kepastian tersebut muncul di hadirat Allah.

20. Sebab jika, yaitu "di manapun", mengimbangi segala sesuatu pada


akhir ayat ini.
Apapun hal yang dituduhkan hati kita, Allah adalah lebih besar.
Waktu memeriksa kehidupan kasih persaudaraan kita, hati kita
mungkin terlalu keras atau terlalu lunak.
Tetapi, Allah lebih besar dan mengetahui segala sesuatu.
Oleh karena itu, kita meminta Dia melihat kebenaran mengenai diri
kita, dan mengingat bahwa Dia adalah Allah Yang Maha
mengasihani.
Hal ini menghasilkan penilaian yang benar dan keyakinan di dalam
hati kita.

21. Sebuah argumen a fortiori: "Jika di hadapan Allah, kita dapat


meyakinkan nurani untuk membebaskan kita, ketika nurani tersebut
mencela kita, betapa terlebih lagi kita memperoleh kepastian, jika
nurani tidak mencela" (Plummer, The Epistles of St. John, hlm. 89).

Tidak menuduh kita. Bukan kesempurnaan tanpa dosa, tetapi tidak


ada dosa yang tidak diakui.
Keberanian percaya. Secara harfiah: kebebasan untuk berbicara.
22. Doa yang dijawab kini tergantung pada kebiasaan untuk menaati
perintah-perintah Allah dan melakukan hal-hal yang berkenan
kepada-Nya.

Menuruti dan berbuat, keduanya dalam bentuk waktu sekarang.

23. Perintah yang dikemukakan ialah supaya kita percaya dan supaya


kita saling mengasihi.
Iman adalah suatu usaha seperti pada Yohanes 6:29.

Percaya akan Nama. Secara harfiah: mempercayai Nama. Itu


berarti mempercayai Yesus dalam segala keberadaan-Nya,
sebagaimana ditunjukkan oleh Nama-Nya.
Karena perintah ini ditujukan kepada orang-orang Kristen, maka ini
adalah nasihat untuk percaya kepada-Nya dalam segala sesuatu
yang disediakan oleh-Nya bagi kehidupan Kristen.

24. Ketaatan juga menghasilkan keadaan diam di dalam Allah.

Diam di dalam. Kata ini diterjemahkan menjadi "tinggal di dalam"


pada Yohanes 15.
Oleh karena itu, ayat ini merupakan definisi dari tinggal di dalam.
Tinggal di dalam, artinya menaati perintah-perintah-Nya.
Dan Roh Kudus akan bersaksi tentang fakta, bahwa Kristus diam di
dalam kita.

Anda mungkin juga menyukai