Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBENTUKAN KEROHANIAN

NAMA: CLARA JUNISCA GAKUR


NIM: 202141094
DOSEN: PDT. CHRISTIAN LUWUK, M.TH
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan
kasih-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Integritas Kristen ” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pembentukan Kerohanian. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang ”Integritas Kristen” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Christian Luwuk
sebagai Dosen Mata Kuliah.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Integritas berasal dari kata Latin "integer" yang mencakup aspek lahiriah,
moral, etika, dan karakter yang mulia. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
menyebut integritas sebagai "kejujuran; mutu, sifat, atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang
memancarkan kewibawaan". Integritas secara singkat dapat diartikan
sebagai satunya kata dengan perbuatan. Menurut Alkitab, kata Ibrani yang
diterjemahkan sebagai "integritas" dalam Perjanjian Lama berarti "kondisi
yang menjadi tidak bercela, kepenuhan, kesempurnaan, ketulusan,
kesehatan, kejujuran, keutuhan." Perjanjian Lama: Integritas merupakan
cermin karakter seseorang yang. Karakter terbentuk dari dan akibat
pergaulan seseorang dengan Tuhan, yang mengakibatkan sifat-sifat moral
Allah dimiliki orang tersebut. Perjanjian Baru: Integritas berkaitan dengan
kejujuran dan kepatuhan terhadap pola perbuatan yang baik. Yesus adalah
teladan sempurna dari seseorang yang memiliki integritas. Dia sepenuhnya
manusia dan sepenuhnya Allah pada saat bersamaan, dan Dia tergoda
dalam segala hal seperti halnya kita, tetapi Dia tidak pernah berdosa
(Ibrani 4:15); itulah definisi integritas Tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, tidak berjalan di jalan orang berdosa, dan tidak bergaul dan
bersekutu dengan pencemooh (Mazmur 1:1- 2). Takut akan Tuhan (Amsal
1:7). Mereka menyukai dan merenungkan firman Tuhan secara intensif,
berjalan di jalan yang benar dan menjauhkan diri dari kejahatan (Mazmur
1:2, 6). Memiliki ketulusan dan kejujuran (Kejadian 20:5). 

1.2 Tujuan integritas Kristen

Pertama, integritas berarti komitmen dan loyalitas. Apakah komitmen itu?


komitmen adalah suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang
tercermin dalam tindakan-tindakan seseorang. Seseorang yang
berkomitmen adalah mereka yang dapat menepati sebuah janji dan
mempertahankan janji itu sampai akhir, walau pun harus berkorban.
Banyak orang gagal dalam komitmen. Faktor pemicu mulai dari keyakinan
yang goyah, gaya hidup yang tidak benar, pengaruh lingkungan, hingga
ketidakmampuan mengatasi berbagai persoalan kehidupan. Gagal dalam
komitmen menujukkan lemahnya integritas diri

Kedua, integritas berarti tanggung jawab. Tanggung jawab adalah tanda


dari kedewasaan pribadi. Orang yang berani mengambil tanggung jawab
adalah mereka yang bersedia mengambil risiko, memperbaiki keadaan,
dan melakukan kewajiban dengan kemampuan yang terbaik. Peluang
menuju sukses terbuka bagi mereka. Sementara itu, orang yang melarikan
diri dari tanggung jawab merasa seperti sedang melepaskan diri dari
sebuah beban (padahal tidak demikian). Semakin kita lari dari tanggung
jawab, semakin kita kehilangan tujuan dan makna hidup. Kita akan
semakin merosot, merasa tidak berarti dan akhirnya menjadi pecundang
(penghasut).

Ketiga, integritas berarti dapat dipercaya, jujur dan setia. Kehidupan kita
akan menjadi dipercaya, apabila perkataan kita sejalan dengan perbuatan
kita; tentunya dalam hal ini yang kita pandang baik atau positif. Sebuah
pribahasa mengatakan “Kemarau setahun akan dihancurkan oleh hujan
sehari”, yang artinya segala kebaikan kita akan runtuh dengan satu kali
saja kita berbuat jahat.

Keempat, integritas berarti konsisten. Konsisten berarti tetap pada


pendirian. Orang yang konsiten adalah orang yang tegas pada keputusan
dan pendiriannya tidak goyah. Konsisten bukan berarti sikap yang keras
atau kaku. Orang yang konsisten dalam keputusan dan tindakan adalah
orang yang memilih sikap untuk melakukan apa yang benar dengan tidak
bimbang, karena keputusan yang diambil beradasarkan fakta yang akurat,
tujuan yang jelas, dan pertimbangan yang bijak. Selalu ada harga yang
harus dibayar untuk sebuah konsistensi dimulai dari penguasaan diri dan
sikap disiplin.
Kelima, berintegritas berarti menguasai dan mendisiplin diri. Banyak orang
keliru menggambarkan sikap disiplin sehingga menyamakan disiplin
dengan bekerja keras tanpa istirahat. Padahal sikap disiplin berarti
melakukan yang seharusnya dilakukan, bukan sekedar hal yang ingin
dilakukan. Disiplin mencerminkan sikap pengendalian diri, suatu sikap
hidup yang teratur dan seimbang.

Keenam, berintegritas berarti berkualitas. Kualitas hidup seseorang itu


sangat penting. Kualitas menentukan kuantitas. Bila kita berkualitas maka
hidup kita tidak akan diremehkan. Kitab Suci menuliskan dengan gamblang
tentang kehidupan para tokoh Alkitab, ada yang gagal ada yang berhasil.
Integritas hidup berkualitas adalah kehidupan yang membiarkan orang luar
menilai diri kita. Pada saat menyenangkan ataupun pada saat tidak
menyenangkan.

1.3 Rumusan masalah

1. Apa yang di ajarkan Alkitab tentang Integritas

2. Mengapa kita harus memiliki Integritas ?

3. Apa kunci mengembangkan Integritas?


BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian tentang integritas

Umat Kristen seharusnya terkenal sebagai kaum yang tidak dapat


disuap atau disimpangkan karena kita melayani Allah, bukan manusia
(Kolose 3:17,23; Kisah 5:29). Kita haruslah menjadi umat yang menepati
janji (Matius 5:27; Yakobus 5:12). Kita harus mengasihi orang di sekitar
kita baik dalam perkataan maupun perbuatan (1 Yohanes 3:17-18;
Yakobus 2:17-18; Efesus 4:29). Kita dipanggil untuk mempercayai Allah
dan menaati Dia dalam semua aspek kehidupan kita (Yohanes 6:19;
15:1-17). Kehidupan kita selayaknya selaras dengan keyakinan kita
dalam Allah dan menghidupi keyakinan bahwa jalan-Nya adalah yang
terbaik (Amsal 3:5-6). Hidup berintegritas di dunia yang tampaknya
lebih menyukai orang korup, dan bergumul dengan kodrat berdosa kita,
memang menantang. Satu Petrus 3:13-18 menyemangati kita: “Dan
siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin
berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena
kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti
apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah
Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala
waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang
yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan
yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah
kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena
fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik,
jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat
jahat. Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia
yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa
kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.” Hidup
berintegritas adalah mengikuti teladan Kristus. Dan kita hanya mampu
hidup berintegritas melalui kuasa-Nya, yang telah Ia anugerahkan
secara Cuma-Cuma kepada semua yang adalah milik-Nya (Yohanes
16:33; Filipi 1:6; Efesus 1:13-14).

2.2 Pembelajaran Tokoh Alkitab tentang Integritas Kristen

Yesus, sebagai teladan Paulus, di dalam hidup-Nya juga menjunjukkan


integritas: “Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur
mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga,
sebab Engkau tidak mencari muka” (Mat 22:16). Yesus dan Paulus tidak
melihat reputasi atau popularitas lebih penting dari integritas. Yesus
adalah teladan yang sempurna akan manusia berintegritas. Setelah Ia
dibaptis, Ia pergi ke pada belantara untuk berpuasa selama empat
puluh hari dan malam, dan pada waktu itu Setan datang ketika Ia lemah
dan berusaha menggagalkan integritas-Nya dan menyimpangkan-Nya.
Yesus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah secara bersamaan,
dan Ia menghadapi godaan sama seperti kita, namun Ia tidak pernah
berdosa (Ibrani 4:15); itulah definisi integritas. Yesus adalah satu-
satunya yang tidak bercela, yang sempurna, yang sepenuhnya jujur, dan
menunjukkan pola perbuatan baik terus-menerus.

Umat Kristen dipanggil untuk meniru Yesus. Di dalam Kristus, kita


adalah ciptaan baru dan dapat dianggap tak bercela di hadapan Allah (2
Korintus 5:17,21; Efesus 1:4-8). Di dalam Kristus, kita juga didiami Roh
Kudus, yang bekerja di dalam hati kita dengan menguduskan kita dan
membuat kita serupa dengan Yesus (Roma 8:29; 2 Korintus 3:18). Kita
juga dihimbau: “tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar…karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik
kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:12-13).
Melalui kuasa Allah kita menjadi orang-orang berintegritas. Kita
dipanggil untuk menaati Allah dan, dengan demikian, menjadi orang
yang moralitas maupun integritasnya lurus. Umat Kristen haruslah
memeluk kebenaran dan melakukan perbuatan baik.
BAB III
KESIMPULAN
Integritas dikembangkan saat kita belajar dan mempraktikkan
beberapa keterampilan tertentu, yaitu: Mengembangkan kejujuran
personal yang dalam melalui konfrontasi diri yang radikal. Jika
ingin menjadi orang yang berintegritas, standar Tuhan harus
menjadi standar kita; nilai-nilai-Nya harus menjadi nilai- nilai kita
dan belajar untuk mengasihi apa yang Dia kasihi dan membenci
apa yang Dia benci. "Takut akan Tuhan" -- kita harus
mengembangkan rasa hormat yang benar kepada Tuhan. "Takut
akan Tuhan" mengajarkan kita untuk mengasihi apa yang baik
dan membenci apa yang jahat (Roma 12:13). Firman Tuhan
harus secara efektif dicerna/diterima dalam hati, pikiran, dan
kesadaran kita sehingga itu akan memengaruhi pikiran,
perkataan, perbuatan, dan sikap kita.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/sabda/integritas-kristen

Anda mungkin juga menyukai