Stephen Tong
Turunnya Roh Kudus ke dunia adalah pemberian terbesar Allah bagi Gereja.
Hidup kekal adalah janji terbesar Allah. Hidup kekal diberikan melalui Roh Kudus
yang membawa kita untuk taat kepada Kristus. Inilah definisi orang Kristen sejati
menurut 1 Petrus 1:2, yang mencakup karya Tiga Pribadi Allah Tritunggal: i)
dipilih oleh Allah; ii) dikuduskan oleh Roh Kudus; dan iii) taat pada Kristus dan
menerima percikan darah-Nya. Satu ayat yang mengungkapkan doktrin
Predestinasi, Tritunggal, Kesela-matan, dan Karya Roh Kudus dengan begitu
tepat, singkat, dan sempurna. Orang-orang dari segala bangsa, segala tempat,
segala zaman yang dipilih oleh Allah Bapa dan digerakkan oleh Roh Kudus dari
pasif menjadi aktif, dari tak mengerti menjadi mengerti, dari membangkang
menjadi taat pada Yesus Kristus, menerima percikan darah-Nya, dan
dikumpulkan menjadi Gereja yang kudus (sifat gereja) dan Am (universal).
Di segala zaman, selalu ada orang yang sulit untuk mengerti doktrin Allah
Tritunggal, Kristologi, Soteriologi, terlebih lagi doktrin Roh Kudus. Juga terdapat
banyak orang yang tidak mengerti dengan benar, tetapi berani untuk bersuara
lantang dan berbicara seperti orang yang mengerti. Orang-orang yang tak mau
mempelajari doktrin dengan sungguh-sungguh, secara sadar atau tidak sadar
telah menanamkan benih salah-mengerti di dalam diri jemaat yang
mengakibatkan perpecahan gereja yang tak pernah ada habisnya. Sejak 30 tahun
silam, pernyataan: “Jangan ke Gereja Protestan, GRII, Katholik… karena di sana
tidak ada Roh Kudus” terus menjalar, membuat orang tidak mau mendengar
khotbah yang penting dan benar. Di tempat dan pada saat seseorang
menyampaikan berita Injil yang murni, menelaah Alkitab secara akurat dan
mendalam, membawa orang kembali pada firman Tuhan, ada suara yang
mencegah orang Kristen untuk mendengar. Mungkinkah suara itu berasal dari
Tuhan? Tentu tidak! Roh Kudus yang sudah mewahyukan kebenaran kepada
nabi-nabi di Perjanjian Lama dan kepada rasul-rasul di Perjanjian Baru untuk
menulis Alkitab, tentu ingin agar manusia mengerti kebenaran dan beriman.
Suara seperti itu bertentangan dengan suara Roh Kudus.
Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalah menurunkan Firman dari sorga dalam
bentuk tulisan, satu-satunya kitab yang diwahyukan oleh Allah. Mengapa Tuhan
memberikan kita Alkitab? Karena Dia telah memberikan kita potensi untuk
mengerti kebenaran. Jadi, Tuhan menciptakan manusia yang memiliki potensi
untuk mengerti kebenaran, Tuhan juga menyatakan kebenaran pada manusia.
Ini merupakan pengertian organik dan struktur epistemologi dalam iman Kristen.
Jadi, di antara semua mahluk yang diciptakan oleh Tuhan, hanya manusia yang
diciptakan seturut peta teladan-Nya, diberi potensi untuk menjalin hubungan
dengan-Nya, mengerti kebenaran, dan diberikan kesempatan untuk mengerti
kebenaran-Nya. Ada kebenaran yang tersimpan di dalam alam, ada juga
kebenaran yang melampaui kebenaran alam – yang berkaitan dengan arti hidup,
makna perjuangan, dan ke mana setelah kematian – yang tak mungkin kita
dapatkan melalui penelitian ilmiah. Untuk itu Tuhan mewahyukan Kitab Suci
untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang secara objektif berlaku di seluruh
dunia; menggerakkan orang-orang untuk menerjemahkannya ke banyak bahasa
supaya semua bangsa mengerti. Maka, selain memberi firman-Nya yang
berbentuk tulisan di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Allah juga
mendampingi, memberi pencerahan, memimpin orang yang membacanya, from
literal to spiritual understanding, from written word to the truth of God. Jadi,
biar kita renungkan dengan tenang, jangan terlalu percaya terhadap penilaian
orang, “Ini ada Roh Kudus, itu tidak ada Roh Kudus.” Yang perlu kita ketahui
adalah “What does the Bible say” dan biar Roh Kudus memimpin rasio kita untuk
mengerti, bukan hanya isi tetapi juga metodenya agar kita tidak menjadi kacau.
Kalau di Samaria perlu tumpang tangan oleh rasul, apakah berarti di kota-kota
saat ini juga perlu ada rasul yang datang? Tidak. Mengapa waktu itu perlu rasul,
sekarang tidak? Mengapa sida-sida yang pulang ke Ethiopia dan gereja di
Ethiopia tidak perlu rasul? Keempat kali Roh Kudus turun mewakili keempat
tempat di mana Injil akan dipelopori ke seluruh dunia. Pada pasal kedua, mereka
tidak sadar bahwa Roh Kudus belum mewahyukan seluruh Kitab Suci sampai
sempurna sehingga tidak ada satu pun gereja yang boleh menganggap diri sudah
sah. Kecuali di Yerusalem yang menjadi kolektif, representatif, universal sekali
untuk selama-lamanya. Roh Kudus turun langsung atas rasul, itulah gereja yang
sah, gereja induk, gereja permulaan, gereja menjadi dasar gereja seluruh dunia,
maka semua gereja yang lain tidak sah. Mengapa? Karena di Efesus 2:20, Gereja
didirikan atas dasar rasul dan nabi. Di Samaria, Injil sudah diberitakan, banyak
yang sudah menerima Tuhan dan sudah dibaptiskan. Gereja yang benar harus
memiliki dasar “Yesus mati bagi aku, Yesus bangkit kembali.” Inilah Injil. Tetapi
siapa memberitakan Injil ini? Saya hanya percaya Yesus yang dikabarkan oleh
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru berbicara tentang Yesus. Perjanjian Lama ditulis oleh nabi, Perjanjian Baru
ditulis oleh rasul. Jadi, Gereja ini berdiri di atas Kristus, dan bukan saja demikan,
nabi dan rasul memberikan dasar kepada kita dan keduanya bersaksi tentang
Kristus. Tetapi bagi jemaat Samaria, saat itu mereka hanya memiliki Perjanjian
Lama. Perjanjian Baru belum dicatat sehingga gereja itu belum memiliki dasar
rasul dan nabi. Mereka percaya nabi hanya karena dulu masih belum Kristen,
sebagai orang Yahudi pernah mendengar. Tetapi sekarang mereka tidak ada dasar,
Yesus itu disaksikan oleh siapa? Disaksikan oleh rasul sedangkan Filipus bukan
rasul. Di dalam Alkitab ada dua Filipus: Filipus yang adalah rasul dari kedua belas
rasul yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sendiri, dan seorang Kristen di Yerusalem
yang akhirnya dipilih menjadi majelis (diaken). Jadi, rasul dipilih oleh Tuhan
sendiri. Majelis dipilih dari jemaat sehingga majelis yang suka mengabarkan Injil
sangat baik, tetapi dia tidak bisa mewakili rasul. Tempat di mana rasul tidak bisa
pergi maka majelis yang pergi. Ketika Filipus yang adalah majelis memberitakan
Injil di Samaria, banyak orang percaya namun ini belum cukup, walaupun sudah
didirikan gereja di sana. Mengapa? Karena hanya ada Perjanjian Lama dan belum
ada Perjanjian Baru, maka Petrus dan Yohanes diutus untuk mengonfirmasikan
gereja karena mereka adalah rasul. Amin.
Mengapa Kaisarea?
Empat tempat di mana Roh Kudus turun yaitu Yerusalem, Samaria, Yudea, dan
Efesus, yang mewakili Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ujung bumi. Empat kali
Roh Kudus turun, empat kali Roh Kudus membaptiskan orang. Ini mewakili
empat tahap penginjilan di dalam seluruh sejarah dunia. Tahapan yang sedang
kita bicarakan adalah tahap yang ketiga. Mengapa Samaria terlebih dahulu baru
Yudea? Kaisarea sekalipun masih berada di dalam wilayah Yudea, tetapi yang
menerima Injil adalah orang kafir; sementara Samaria sekalipun di luar Yudea,
tetapi yang menerima Injil adalah orang Yahudi. Maka urutan kedua dan ketiga
dibalik. Di sini kita melihat bahwa Injil tiba kepada orang Yahudi dahulu
kemudian orang Yunani. Ini adalah rencana Allah yang tidak boleh diubah
Waktu Petrus pergi, ia mulai berkhotbah dengan kalimat bahwa ia adalah orang
Yahudi, dan orang Yahudi biasanya tidak masuk ke dalam rumah orang kafir;
tetapi ia datang karena ia baru sadar bahwa Tuhan menerima setiap orang yang
takut kepada-Nya dan beramal baik kepada sesamanya. Inilah pertama kalinya
dalam seluruh Kitab Suci di mana seseorang yang merepresentasikan orang
Yahudi harus mengaku bahwa Allah menerima orang kafir. Hal ini tidak mudah.
Pengakuan pertama bahwa “Barangsiapa yang takut kepada Allah, barangsiapa
yang melakukan amal kepada orang miskin, diperkenan oleh Tuhan” harus keluar
dari mulut rasul yang paling senior, yaitu Petrus. Ini semua diatur begitu rupa.
Tidak mudah bagi orang Yahudi saat itu untuk menerima orang kafir. Ketika
terjadi revolusi di Iran, dan Shah Palevi diusir dari Iran, dia mempunyai sebidang
tanah yang cukup besar di Beverly Hills, Los Angeles, tetapi Amerika menolak dia
untuk tinggal di Amerika. Anwar Sadat, Presiden Mesir saat itu mengatakan satu
kalimat yang mengejutkan saya, “Shah Palevi, jika tidak ada tempat bagimu,
datanglah ke Mesir, karena kami sudah terkenal keramahannya sejak Yesus
dalam kesulitan, ia melarikan diri ke Mesir.”
Jika kita melihat khotbah Petrus di dalam ayat yang kita renungkan, Petrus sama
sekali tidak berbicara tentang Roh Kudus. Setelah Petrus berkhotbah, Roh Kudus
turun. Sekarang banyak gereja yang terus berkhotbah tentang Roh Kudus, tetapi
ini adalah suatu bahaya besar karena tidak mengetahui bahwa Roh Kudus hanya
memenuhi seseorang jika orang itu meninggikan Kristus. Benny Hinn, Kenneth
Copeland, dan banyak pendeta Karismatik lain yang terus berkhotbah tentang
Roh Kudus namun mereka tidak menjunjung tinggi Kristus. Mereka beranggapan
bahwa sekarang masanya sudah lewat, sekarang adalah masa menjunjung tinggi
kemakmuran dan kekayaan. Sama seperti orang yang beli lotere. Janganlah kita
menyangka bahwa di mana terdapat banyak orang maka di situ ada kebenaran.
Saya tidak mengatakan bahwa kebenaran pasti tidak ada pada banyaknya orang.
Saya mengatakan bahwa banyaknya orang tidak menentukan adanya kebenaran.
Ada banyak orang yang beli lotere, tetapi yang dapat lotere sangat sedikit.
Banyak orang tidak mendapatkan lotere, tetapi tetap banyak orang mau beli
lotere. Mengapa? Karena itu lotere. Jadi, jika sekarang engkau membuka
“Company of Lottery” pasti banyak orang akan datang. Kalau dikatakan, “percaya
pasti akan disembuhkan, percaya akan diberkati, berdagang akan menang, akan
kaya”, itu namanya gereja lotere. Gereja lotere pasti banyak yang datang, tetapi
yang dapat lotere di gereja itu juga tidak banyak. Perhatikanlah, di seluruh bagian
yang kita baca, Petrus tidak berkhotbah tentang Roh Kudus. Tetapi, setelah ia
selesai berkhotbah, Roh Kudus turun atas orang-orang yang mendengar. Ini
adalah karena ia meninggikan Kristus. Roh Kudus akan hadir hanya pada gereja
yang meninggikan Kristus dan memberitakan salib. Gereja sejati adalah gereja
yang memberitakan Injil yang sejati, yaitu Injil Kristus. Di gereja-gereja seperti ini
Roh Kudus pasti akan bekerja. Kisah Para Rasul 5:32 mengatakan, “… kami adalah
saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah
kepada semua orang yang mentaati Dia.” Kalimat ini lebih jelas diterjemahkan
sebagai berikut, “Kami yang bersaksi bagi hal-hal ini, disertai oleh Roh Kudus
yang bersaksi bagi hal-hal ini kepada orang yang taat kepada Allah.” Kami
bersaksi bagi Injil dan Roh Kudus juga akan bersaksi bagi Injil, karena Dia bersaksi
bagi orang-orang yang akan taat kepada Tuhan. Ketika engkau tunduk kepada
Allah, taat pada perintah-perintah-Nya, engkau akan menerima kesaksian dari
Roh Kudus sebagaimana kita bersaksi tentang Kristus. Roh Kudus hanya
mendampingi, mengurapi, dan bekerja sama dengan mereka yang sungguh-
sungguh mengabarkan Injil.
Tuhan Yesus berkata, “Beberapa hari lagi, Roh akan turun kepadamu.” Ini
membuktikan engkau akan dibaptiskan dengan Roh Kudus atau oleh Roh Kudus.
Bukan Roh Kudus yang membaptiskan, melainkan Tuhan Yesus yang
membaptiskan memakai Roh Kudus. Makna baptisan yang paling utama adalah
pembersihan. Dibaptiskan dengan air memberikan gambaran kepada kita bahwa
melalui air yang mencuci, kita beroleh pembersihan. Dibersihkan oleh Roh Kudus
berarti Roh Kudus membersihkan kita, mengubah status manusia dari orang
berdosa menjadi orang yang disucikan, menjadikan kita kaum kudus, Gereja
yang kudus dan am. Kudus berarti dibersihkan, am berarti bergabung dengan
seluruh bangsa menjadi tubuh Kristus.
Kisah Para Rasul 10 mencatat bahwa Petrus pergi ke Kaisarea dan di sana
Kornelius beserta semua kawan, sahabat, dan sanak saudaranya mendengarkan
Firman Tuhan yang diberitakan oleh Petrus. Tuhan menggerakkan Petrus untuk
pergi ke rumah Kornelius, meski pada awalnya Petrus tidak mau karena Kornelius
adalah orang kafir. Akhirnya Tuhan mengatakan satu kalimat, “Apa yang Aku
kuduskan, jangan kamu anggap najis.” Dalam hal ini, bukan Allah yang berubah,
juga bukan Petrus yang berubah, tetapi Allah mengubah manusia dan manusia
harus taat. Jangan menganggap bahwa Allah berubah karena Dia
memerintahkan sesuatu yang berlawanan dengan Alkitab. Di dalam Alkitab
diperintahkan tidak boleh makan dan sekarang Tuhan Allah mengatakan boleh
makan, di situ bukan Allah yang berubah, tetapi karena yang najis sudah
dikuduskan maka Allah mengizinkan. Jadi, orang Kristen harus belajar sungguh-
sungguh. Banyak pendeta berkhotbah hanya copy bahan dari internet tanpa
tahu apakah sumbernya benar atau tidak. Lalu, orang Kristen percaya saja apa
yang dikhotbahkan pendetanya, akhirnya yang dikhotbahkan salah tapi didengar
banyak orang. Itulah sebabnya didirikan Gereja Reformed Injili ini, supaya kita
mengajar zaman ini bahwa kita harus kembali kepada Firman yang benar,
kembali kepada ajaran yang ketat, kembali kepada kesetiaan tanpa kompromi.
Ketika Petrus tiba di rumah Kornelius, banyak orang telah berkumpul dan haus
akan Firman. Mereka begitu rendah hati dan mau mendengar Firman dengan
sungguh. Petrus memberitakan Yesus yang mati disalib dan bangkit kembali.
Gereja didirikan di atas rasul dan nabi, dan yang menjadi fondasi yang mengikat
keduanya ini adalah Kristus sebagai batu penjuru. Rencana Allah yang
dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama digenapkan di dalam Perjanjian Baru. Itu
sebabnya, mengapa di Samaria sudah ada orang yang begitu hebat mengabarkan
Injil, tetapi tidak cukup, Petrus harus diutus ke situ karena Filipus bukan rasul.
Lalu Petrus pergi, tumpang tangan, dan mereka menerima Roh Kudus. Nabi
sudah tidak ada lagi pada zaman itu. Tapi melalui rasul mengenal nabi, melalui
Perjanjian Baru mengerti akan Perjanjian Lama. Di dalam Kisah Para Rasul 19,
Apolos bukan rasul maka Paulus sebagai rasul harus pergi untuk
mengesahkannya.
Namun untuk yang keempat, Petrus tidak lagi diutus. Kini Paulus yang harus
melakukan konfirmasi. Ketika fondasi sudah kuat, kini tugas boleh dilanjutkan
oleh Paulus. Paulus menjadi rasul mengabarkan Injil ke Tesalonika, Filipi, Galatia,
Kolose, Korintus; diutus sampai ke ujung bumi. Kembali menurut Kisah Para
Rasul 1, Roh Kudus akan turun dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung
bumi. Menurut kenyataan adalah Yerusalem, Samaria, Yudea, lalu Efesus. Ini
sengaja dibalik, antara urutan geografis dengan urutan suku. Alkitab begitu ketat,
teliti, dan hati-hati. Kita harus teliti menemukan semua rahasia dan kita perlu
bersabar. Di Efesus, Paulus melihat kalau mereka sudah percaya tetapi belum
menerima Roh Kudus berarti ada pemisahan, ini tidak benar. Maka, Paulus
mempertanyakan baptisan itu dan akhirnya terungkap bahwa baptisan itu masih
baptisan Yohanes Pembaptis, bukan baptisan di dalam Kristus.
Gereja sekarang tetap sah walaupun tanpa rasul karena seluruh PL dan PB sudah
tertulis lengkap, sehingga orang-orang bisa mengerti PL dan PB dengan lengkap,
teliti, dan benar. Maka, kini tidak perlu ada penumpangan tangan dari orang-
orang yang bukan rasul. Paulus menumpangkan tangan, berdoa untuk mereka,
dan membaptis mereka dalam nama Yesus, karena tidak cukup dengan baptisan
Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes Pembaptis hanyalah bayang-bayang maka
mereka harus dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Darah Kristus, Firman-Nya, dan
Roh-Nya yang membersihkan, barulah dosa seseorang bisa diampuni. Yang bisa
membersihkan dosa dan menebus dosa manusia bukanlah baptisan Yohanes
Pembaptis, bukan juga air baptisan yang dengan nama Allah Bapa, Anak, dan Roh
Kudus. Itu ajaran Gereja Katolik. Di dalam Kitab Suci, yang menguduskan
manusia hanya tiga, yaitu Firman, darah Kristus, dan Roh Kudus. Allah Bapa
memakai Allah Anak dengan kuasa Roh Kudus untuk membersihkan Gereja;
barulah engkau yang tadinya berdosa menjadi orang suci dan masuk ke dalam
Tubuh Kristus yang disebut Gereja yang kudus dan am.
Di dalam Kisah Para Rasul 8, tidak ada baptisan ulang, sedangkan di dalam Kisah
Para Rasul 19 ada baptisan lagi. Jadi, kalau para penganut Anabaptis atau orang
Pantekosta mengatakan bahwa dibaptis percik tidak cukup, harus diselam lagi,
jangan dengarkan mereka. Mereka memakai ayat-ayat secara sembarangan.
Orang di dalam Kisah Para Rasul 19 dibaptiskan lagi karena sebelumnya mereka
dibaptiskan dalam baptisan Yohanes Pembaptis, maka tidak sah. Orang di Kisah
Para Rasul 8 tidak dibaptiskan lagi karena mereka sudah dibaptiskan dalam nama
Yesus, sehingga sudah sah. Saat itu, Roh Kudus belum turun kepada kelompok
itu karena bukan rasul yang meneguhkan Gereja. Harap kiranya engkau sekarang
mengerti makna Gereja sejati. Dengan demikian, engkau boleh lebih setia dan
rajin melayani Tuhan. Banyak orang meskipun sudah bergereja bertahun-tahun,
tidak mendapatkan Firman Tuhan yang benar sehingga hatinya kosong sekali.
Banyak yang menjadi majelis gereja, tetapi tidak mempunyai pengertian tentang
Firman Tuhan dengan benar. Banyak yang diangkat menjadi majelis hanya karena
mempunyai kelebihan uang dari jemaat yang lain. Kiranya kita belajar dan betul-
betul mengerti Firman lalu menjadi saksi Tuhan di dunia ini.
Bahasa Lidah
Di dalam Kisah Para Rasul 2, turunnya Roh Kudus disertai dengan orang berkata-
kata dalam bahasa orang lain. Di dalam Kisah Para Rasul 8, setelah penumpangan
tangan Roh Kudus turun dan orang tidak berkata-kata dalam bahasa asing. Di
dalam Kisah Para Rasul 10, mereka berkata-kata dalam bahasa asing dan memuji
serta memuliakan Allah. Di dalam Kisah Para Rasul 19, mereka berkata-kata
dalam bahasa asing dan bernubuat. Istilah bernubuat dalam bahasa Inggris
adalah prophecy. Dan istilah prophecy di seluruh Perjanjian Baru berarti
berkhotbah (menyampaikan Firman Tuhan). Jadi, mereka berkata-kata dalam
bahasa asing lalu berkhotbah. Orang-orang ini juga ditumpangi tangan dan
dibaptiskan. Di dalam Kisah Para Rasul 8, ditumpangi tangan tanpa perlu dibaptis
lagi. Di dalam Kisah Para Rasul 2, tidak ditumpang tangan dan juga tidak pernah
dibaptis. Di dalam Kisah Para Rasul 10, tanpa tumpang tangan Roh Kudus sudah
turun. Ini semua berbeda. Ada satu gejala yang kelihatannya hampir mirip yaitu
berkarunia lidah (glossolalia). Maka, orang Pantekosta sering mengatakan bahwa
ini buktinya. Tetapi jika kita memeriksa dengan teliti, ternyata di dalam Kisah Para
Rasul 8 tidak ada. Jadi, tidak ada satu yang mutlak. Di dalam Kisah Para Rasul 8,
tidak ada angin ribut yang lewat dan juga tidak ada lidah api yang hinggap di atas
kepala mereka. Kisah Para Rasul 2 adalah fondasi yang paling besar dari janji Roh
Kudus yang turun kepada manusia dan sampai sekarang belum kembali. Itu
sekali untuk selamanya.
Perbedaan waktu antara Kisah Para Rasul 2 dan Kisah Para Rasul 19 adalah
sekitar dua puluh delapan tahun. Berarti, dalam dua puluh delapan tahun terjadi
empat kali Roh Kudus turun. Terakhir kali Paulus menyebut istilah baptisan Roh
Kudus adalah di 1 Korintus 12 :13. Dan ini adalah satu-satunya ayat yang
memberikan arti apa yang dimaksud dengan dibaptiskan dengan Roh Kudus.
Mereka sudah dibaptiskan (dalam bahasa Yunani: past participle tense, yang
artinya sekali untuk selamanya). Itu berarti bukan setiap hari orang dibaptiskan
dengan Roh Kudus. Siapa yang membaptiskan? Yesus Kristus, dengan memakai
Roh Kudus. Ketika engkau menerima Kristus, engkau dikuduskan, engkau
dibaptiskan ke dalam satu Tubuh yaitu Tubuh Kristus. Terpujilah Tuhan. Amin.
Allah Tritunggal adalah Allah yang Mahaesa. Allah Tritunggal adalah Allah satu-
satunya yang ber-Ada. Di luar Allah Mahaesa tidak ada Allah lain yang dikenal
oleh orang Kristen. Orang Kristen mengenal Tuhan Allah di dalam diri Kristus
yang membawa kita masuk ke dalam pengenalan terhadap Bapa-Nya. Yesus
berkata bahwa tanpa Anak, tidak ada seorang pun datang kepada Bapa. Tanpa
Anak yang mewahyukan Bapa, tidak ada seorang pun yang mengenal Bapa. Yang
ada Anak, ada Bapa, yang tidak ada Anak, tidak ada Bapa. Sebagaimana Allah
Bapa rela memperkenalkan Anak-Nya kepada manusia, maka sewaktu Anak-Nya
dikirim ke dalam dunia, Dia rela memperkenalkan Bapa kepada umat-Nya.
Melalui Anak, kita kembali kepada Bapa. Kristus sendiri berkata, “Aku datang dari
Bapa dan masuk ke dalam dunia ini, dan Aku meninggalkan dunia ini kembali
kepada Bapa.”
Setelah Kristus kembali kepada Bapa, lalu Bapa dan Kristus mengirim Roh Kudus.
Kristus lahir dari Bapa di dalam kekekalan, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak
juga di dalam kekekalan. Istilah-istilah ini tidak bisa diganti dan tidak ada
persamaan antara Pribadi Kedua dengan Pribadi Ketiga. Kalau Pribadi Kedua
disebut Anak Allah yang tunggal, berarti satu-satunya yang boleh disebut Anak
adalah Yesus Kristus. Apakah Roh Kudus adalah anak kedua? Tidak bisa, karena
jika demikian Yesus bukan Anak Tunggal Allah. Roh Kudus bukan anak, tetapi Roh
Kudus keluar dari Bapa dan Anak. Yesus adalah satu-satunya yang dilahirkan oleh
Allah Bapa, tetapi Roh Kudus juga adalah Allah karena kelahiran meneruskan
genetika dan menjadi satu kesinambungan sifat hidup. Yesus adalah Anak Allah
yang tunggal, berarti Allah hanya melahirkan yang tunggal dan yang dilahirkan
bersifat sama dengan yang melahirkan. Itu sebabnya Allah Bapa dan Allah Anak
mempunyai sifat ilahi yang sama.
Bagaimana kita dilahirkan oleh Allah Roh Kudus? Alkitab mencatat, “Jikalau
engkau bukan diperanakkan pula oleh Roh Kudus, engkau tidak akan masuk ke
dalam Kerajaan Allah.” Dilahirkan oleh Roh Kudus berbeda dari dilahirkan oleh
Allah Bapa. Yesus bukan ciptaan, tetapi kita adalah ciptaan. Maka, ciptaan yang
dilahirkan kembali tidak pernah dilahirkan sebelumnya oleh Allah Bapa maupun
oleh Allah Roh Kudus. Dengan demikian, Yesus tetap adalah satu-satunya Anak
Allah yang tunggal, yang dilahirkan oleh Bapa di dalam kekekalan. Manusia
dilahirkan oleh manusia dan manusia melahirkan manusia. Maka, yang
dilahirkan identik dengan yang melahirkan. Inilah artinya anak. Tikus melahirkan
tikus, tidak mungkin kucing melahirkan tikus. Maka, yang dilahirkan dan yang
melahirkan memiliki natur yang sama. Yesus lahir dari Bapa, maka Ia bersifat ilahi.
Ketika kita dicipta oleh Allah, seluruh esensi dan substansi kita adalah ciptaan.
Kita bukan pencipta. Ketika kita dilahirkan kembali, dilahirkan dari atas, berarti
ada hidup yang surgawi yang dikaruniakan kepada kita. Kita dicipta dengan sifat
kekekalan melalui kelahiran baru kita sehingga kita boleh hidup bersama Tuhan
di dalam kekekalan. Jadi, kita adalah anak adopsi, berbeda dengan Yesus yang
adalah Anak Allah. Maka, manusia secara status adalah ciptaan dan di dalam
kerohanian, kita adalah orang-orang yang dilahirkan kembali menjadi anak-anak
Allah. Dengan demikian, status kita sebagai anak-anak Allah tidak bisa
dipersamakan dengan Yesus sebagai Anak Allah.
Seperti sebuah akta yang bisa ada fotocopy-nya. Fotocopy yang sudah dilegalisir
bisa dianggap setara dan sama dengan akta aslinya. Secara fisik, kita melihatnya
berbeda, tetapi secara isinya adalah sama. Isi fotocopy itu sama dengan yang asli,
tetapi ia tetap berbeda karena bukan aslinya. Sekalipun manusia dicipta menurut
peta dan teladan Allah, dan ada kesamaan sifat dengan Allah yang direfleksikan
di dalam ciptaan, manusia tetap bukan Allah. Kita dipanggil oleh Tuhan,
diberikan kelahiran baru dan diadopsi menjadi anak-anak Allah. Kita tidak ada di
dalam kekekalan sebelum kita berada. Kita tidak bereksistensi sebelum kita
dicipta. Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus mempunyai sifat kekekalan yang
tidak perlu permulaan, sedangkan kita baru ada setelah kita dicipta. Seluruh
ciptaan baru berada setelah diciptakan.
Banyak orang yang bukan saja tidak mengerti doktrin Allah Tritunggal, bahkan
berusaha merusak kepercayaan Allah Tritunggal, seperti: Unitarianisme yang
berasal dari New England, USA, di daerah Boston dan sekitarnya; Saksi Yehova
yang tidak percaya kepada Allah Tritunggal; Pemahaman Theologi Liberal, yang
dimulai semenjak Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher, Adolf von Harnack,
Ferdinand Christian Bauer, Johann Wilhelm Herrmann. Sampai sekarang kaum
Liberal tidak percaya doktrin Allah Tritunggal.
Sebagai orang Reformed, meskipun dengan rasio yang terbatas kita tetap harus
mau mengerti firman Tuhan dengan tuntas. Sampai akhirnya kita mendapatkan
pengertian firman Tuhan yang lebih mendalam dari kemungkinan kita bisa
mengerti. Dan itu membuat kita menyembah Dia serta berkata: “Kebenaran-Mu
sungguh melampaui kemampuan pengertian kami. Kami menyembah-Mu.
Engkau adalah Allah yang melampaui pengetahuan manusia.”
Allah Bapa ada dari kekal sampai kekal, demikian pula Allah Anak dan Allah Roh
Kudus. Yang sulit dimengerti adalah mengapa di dalam kekekalan Allah yang Esa
bisa berpribadi Tiga. Allah Bapa melahirkan Anak di dalam kekekalan. Kalimat ini
tidak mudah dijelaskan. Allah Anak adalah Anak Tunggal, maka Roh Kudus tidak
boleh memakai istilah Anak Allah. Karena itu, Roh Kudus tidak bisa dikatakan
dilahirkan dari Allah Bapa. Maka, di sini ada istilah yang khusus: Yesus Kristus
dilahirkan dari Bapa, tetapi Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak. Penggunaan
istilah ini dengan tegas sekali dibedakan dalam ajaran Athanasius. Ajaran ini
merupakan suatu ajaran ortodoks yang dipercayai oleh gereja yang sungguh-
sungguh sejak zaman Agustinus. Gereja Katholik percaya akan hal ini, demikian
juga para Reformator. Tetapi gereja Orthodoks Timur tidak mau mempercayai
ajaran ini sehingga terjadi Skisma (Perpisahan) Besar sejak tahun 1033. Pusat
gereja di Barat adalah Roma (Roma Katholik) sementara pusat gereja di Timur ini
adalah Konstantinopel (Gereja Orthodoks Timur), yang kemudian pada tahun
1453 direbut oleh tentara Islam dan semua gereja dijadikan mesjid. Akhirnya,
orang Islam menguasai wilayah Turki di mana terdapat tujuh gereja yang dicatat
dalam Kitab Wahyu.
Konstantinopel adalah pusat pemerintahan sejak Kaisar Konstantin Agung
memerintah. Ia memindahkan pusat pemerintahan dari Roma ke Konstantinopel.
Konstantinopel berasal dari kata “Konstantin” dan “Polis”. Polis berarti “kota”
Konstantinopel berarti “kota dari Konstantin”. Kota itu dimulai sejak abad ke-4
dan bertahan selama 1.100 tahun sebelum jatuh ke tangan orang Islam. Kota ini
jatuh karena dihancurkan oleh meriam terbesar sepanjang sejarah. Teknologi
orang Islam sebenarnya jauh di belakang orang Kristen, tetapi mengapa mereka
bisa memiliki meriam terbesar seperti itu? Jawabannya adalah karena meriam
itu dipesan dari orang Kristen. Orang Kristen membuat meriam yang sangat
besar untuk menghancurkan orang Kristen sendiri. Sejak tahun 1033, kerajaan
Timur tidak merasa perlu untuk tunduk di bawah Barat. Gereja Barat tidak mau
mengakui gereja Timur sehingga mereka menyebut diri mereka sebagai Gereja
yang Am (Katholik) dan berpusat di Vatikan, Roma. Sebenarnya, arti dari gereja
yang kudus dan am adalah semua gereja secara universal yang meliputi semua
gereja, baik Katholik, Orthodoks, Injili, Karismatik, Methodist, Presbiterian,
Lutheran, Baptis, Anglikan, dll. Tetapi masing-masing gereja ini memiliki banyak
perbedaan sehingga perlu untuk dipersatukan. Sebenarnya, yang membawa
seluruh kekristenan kembali kepada hati dan kesetiaan untuk taat kepada
seluruh Kitab Suci adalah Theologi Reformed, yang sekarang ini justru mau
dibuang oleh banyak gereja. Banyak gereja hanya mau mempertahankan ajaran
mereka masing-masing, tidak mau sungguh-sungguh kembali taat secara
komprehensif (menyeluruh) dengan segenap jiwa kembali kepada Alkitab.
Pada tahun 1033, terjadi perpecahan gereja karena doktrin Roh Kudus. Tepatnya
mengenai pendapat Roh Kudus dari mana. Eastern Orthodox berkata, “Kami
percaya Roh Kudus keluar dari Allah Bapa.” Roma Katholik tidak setuju. Mereka
berkata, “Kami percaya Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Anak.”
Masing-masing mempertahankan pendapatnya sehingga terjadi Skisma Besar.
Gereja Barat mempertahankan bahwa Roh Kudus dari Allah Bapa dan Anak
karena mereka mendapatkan pengajaran ini dari seorang Bapak gereja yang
agung luar biasa, yaitu Augustinus. Di dalam doktrin yang ditulis oleh Agustinus,
ada satu disertasi yang penting, yaitu On Trinity. Istilah Trinity (Tritunggal) tidak
ada di dalam Kitab Suci. Istilah Trinitas pertama kali dipakai oleh seorang yang
bernama Tertulianus. Tertulianus menyatakan Allah Tritunggal karena Allah Bapa
adalah Allah, Anak juga adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Itulah alasan
kita percaya bahwa Allah itu Tiga Pribadi dalam Satu Esensi. Ketiga Pribadi itu
adalah Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Ketiga Pribadi yang berbeda
itu adalah Satu Allah secara substansi. Agustinus menegaskan bahwa Roh Allah
adalah Roh dari Anak. Roh Allah keluar dari Allah sendiri dan Roh Anak juga
keluar dari Anak sendiri. Maka, Allah Bapa dan Allah Anak, kedua Pribadi ini
merupakan sumber bagi Pribadi yang ketiga. Gereja Timur tidak menerima
konsep ini sehingga perpecahan terjadi sampai sekarang. Memecahkan sesuatu
itu mudah tapi mempersatukan tidak mudah. Ingat kalimat ini!
Pada abad ke-16, terjadi perpecahan lagi yang dikenal sebagai Reformasi.
Reformasi keluar dari Katholik Roma. Ini adalah perpecahan kedua kali yang
terbesar di dalam sejarah. Perbedaan dari kedua perpecahan ini adalah bahwa
Martin Luther, Calvin, Theodore Beza, Bullinger, Melanchton, William Farel, John
Hus, John Knox, dan John Wycliff melakukan reformasi karena gereja Roma
Katholik pada saat itu semakin menyeleweng. Mereka bukan mau pecah
melainkan mau kembali kepada ajaran asli Alkitab.
Sampai ke abad ke-20, secara tanpa sadar terjadi perpecahan yang lebih besar
lagi. Pada permulaan abad ke-20, timbul aliran Pantekosta dan Karismatik. Kali
ini tidak disebut perpecahan tetapi perbedaan yang begitu besar mengakibatkan
penyelewengan yang sangat besar. Sayap-sayap Pantekosta semakin lama
semakin menyeleweng dari firman Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak bisa dan
tidak boleh melihat gejala lalu mengambil kesimpulan secara gegabah.
Pandangan tentang Roh Kudus sekarang menjadi berbeda-beda. Perbedaan
doktrin ini dimulai dari pandangan Allah Tritunggal disambung dengan doktrin
Kristologi dan Pneumatologi. Gereja Advent, saksi Yehova, Mormon, dianggap
bidat karena penyelewengan ajaran dalam hal Kristologi. Gereja Pantekosta
dianggap ekstrim karena penyelewengan dalam doktrin (ajaran tentang) Roh
Kudus.
Kita percaya bahwa Roh Kudus keluar hanya dari Allah Bapa dan Allah Anak.
Istilah “dan Anak” dalam bahasa Latin adalah ‘filioque’. Pemberian terbesar
Tuhan Allah kepada umat manusia adalah mengirim Kristus ke dunia. Orang-
orang yang tidak sadar akan hidup kerohaniannya dan hanya hidup untuk
mengejar materi, menganggap pemberian terbesar Tuhan adalah harta dan
kekayaan sehingga menimbulkan Theologi Kemakmuran. Untuk mendapatkan
materi, mereka memakai Tuhan sebagai media. Mereka memperalat Allah untuk
mencapai sasaran materi. Padahal tujuan terakhir kita adalah bersatu dengan
Allah dan materi hanyalah media. Jangan memperalat Tuhan Allah untuk
mencapai materi yang jauh lebih rendah dari Tuhan. Kita selalu menganggap
sasaran tertinggi adalah Tuhan Allah. Tujuan terakhir hidup manusia adalah
memuliakan Allah (Soli Deo Gloria). Dunia ini hanya merupakan suatu media.
Kalau saya mempunyai tubuh yang kuat, bukan minta kepada Tuhan agar saya
bisa menikmatinya, tetapi sebaliknya minta kepada Tuhan agar diberikan
kekuatan tubuh supaya boleh melayani Tuhan dengan baik. Kita tidak boleh
memperalat Tuhan untuk kekayaan dengan berkata, “Tuhan, kalau Engkau
memberikan kekayaan kepadaku, aku akan mengabdi pada-Mu.” Apapun yang
engkau miliki, yang engkau minta, yang engkau kuasai haruslah untuk
memuliakan Tuhan dan menggenapkan rencana-Nya. Tuhan mengontrol hidup
kita karena Dia adalah Tuhan di atas segala sesuatu. Yang memiliki bakat apapun
harus menyerahkannya kembali kepada Tuhan sehingga seluruh hidup tidak sia-
sia.
Pemberian Allah paling besar kepada umat manusia adalah Kristus. Pemberian
Allah paling besar kepada Gereja adalah Roh Kudus. Tetapi Roh Kudus tidak bisa
dilihat. Kita perlu membedakan manusia yang ada Roh Kudus dengan manusia
yang tidak ada Roh Kudus. Sama seperti kejujuran dan kesetiaan juga tidak bisa
kita lihat. Namun yang tidak kelihatan bukan berarti tidak penting. Manusia bisa
mulia, manusia bisa mempunyai nilai yang tinggi, sifat abadi yang kekal, jikalau
ia mempunyai bagian yang tidak kelihatan, lebih daripada bagian yang kelihatan.
Apa gunanya memiliki tubuh yang sehat jika digunakan untuk berzinah? Apa
gunanya engkau cantik tapi menyeleweng? Bagi orang yang hidupnya dipimpin
oleh Tuhan dan berjalan di jalan yang benar, yang tidak kelihatan jauh lebih
penting daripada yang kelihatan. Yang tidak kelihatan dan yang terbesar itu
adalah Allah sendiri. Allah yang tidak kelihatan turun dari surga, mendampingi
manusia yang kelihatan dan membimbing seluruh hidup orang itu. Inilah Allah
Roh Kudus. Ini adalah suatu pemberian yang paling penting untuk orang Kristen.
Dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kita sudah menerima
berkat yang paling besar yang Tuhan karuniakan kepada dunia.
Dunia dipisahkan menjadi dua jenis orang, yaitu: yang menerima Kristus dan
yang tidak menerima Kristus. Ini adalah pemisahan. Orang-orang yang menerima
Kristus telah menerima suatu pemberian Allah paling besar kepada dunia,
menjadi orang Kristen. Namun setelah menjadi Kristen, masih ada pemberian
Tuhan Allah, yaitu Pribadi Ketiga (Roh Kudus). Yesus berkata, “Namun benar yang
Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab
jikalau Aku tidak pergi, Penghibur (paraklētos – Roh Kudus) itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Berarti
Roh Kudus tidak sama dengan Yesus.
Ada pendeta yang mengajarkan Allah Tritunggal adalah pada waktu Bapa
meninggalkan tempat-Nya lalu masuk ke dalam dunia dan menjadi Anak.
Inkarnasi adalah Bapa menjadi Anak. Ini adalah ajaran yang salah! Roh Kudus
adalah Anak yang datang kembali menjadi Roh Kudus. Ini juga adalah ajaran yang
salah! Karena dalam hal ini, bukan tiga pribadi melainkan satu pribadi dengan
jubah yang berbeda. Di dalam sejarah, sudah ada theologi yang percaya bahwa
Allah Tritunggal sebenarnya adalah satu pribadi dengan tiga macam peran,
namanya Sabellianisme. Dimulai oleh Sabellius, seorang theolog bidat. Tuhan
tidak pernah berubah, Allah Bapa selama-lamanya Allah Bapa, Allah Bapa tak
pernah menjadi Allah Anak; Allah Anak selamanya Allah Anak, Allah Anak tidak
pernah menjadi Roh Kudus. Aku akan mengirimkan Penghibur bagimu. Saya akan
mengirimkan “Pendamping Lain” bagimu. Ini yang Tuhan Yesus katakan. Kalau
Yesus adalah Allah Bapa yang menjelma menjadi manusia, lalu siapa yang
mengutus Dia? Yang mengutus menjadi yang diutus? Ini bukan ajaran Alkitab.
Allah Bapa mengutus Allah Anak ke dunia. Ketika Yesus berada di dunia, Allah
Bapa berada di surga. Dan waktu Yesus mati, Allah Bapa tidak mati. Ada ajaran
yang mengatakan bahwa Allah Bapa menjadi Allah Anak. Akhirnya ada satu
istilah theologi yang menyindir kesalahan doktrin ini, yang disebut sebagai
patripassionate, yang berarti Sang Bapa menderita. Ajaran ini mengatakan
bahwa Allah Bapa yang digantung di atas kayu salib. Jika demikian, bagaimana
kita dapat mengerti ketika Dia mengatakan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku.” Siapa meninggalkan siapa, siapa yang diutus oleh
siapa? Kalau yang diutus sama dengan yang mengutus, itu bukan ajaran Kristen.