Anda di halaman 1dari 20

Wawasan Iman Kristen

Pdt. Yohanes Bambang Mulyono, M.Th.


Tujuan Wawasan Iman Kristen
1. Memberikan gambaran umum mata-kuliah PAK: kita dapat
mengetahui peta dan prinsip dasar seluruh mata-kuliah PAK
2. Landasan teologis-alkitabiah: membangun pondasi iman dan
spiritualitas dengan prinsip Alkitab yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Pola berpikir yang perlu dibangun: membangun paradigma
4. Identitas dan Nilai Hidup Kristiani: jati diri dan nilai yang dihidupi
5. Landasan etis dan karakter perilaku: mengatur perkataan dan
perilaku secara benar di hadapan Tuhan dan sesama.
Sekilas Latar-belakang Iman Kristen
• Iman Kristen lahir dari rahim agama Yudaisme, yaitu iman umat
Israel yang dipersaksikan dalam Alkitab Perjanjian Lama mulai dari
Kitab Kejadian sampai Kitab Maleakhi.

• Itu sebabnya dalam iman Kristen mengandung dua bagian Alkitab,


yaitu Alkitab Perjanjian Lama (39 kitab) dan Alkitab Perjanjian Baru
(27 kitab).
Kanon Alkitab
• Kedua bagian Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab Perjanjian Baru
disebut dengan kanon.

• Arti dari kanon adalah: Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab


Perjanjian Baru menjadi ukuran kehidupan umat percaya dalam
ajaran, sikap etis-moral, spiritualitas dan kualitas relasi manusia
dengan Allah serta sesamanya.
• Dengan demikian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru pada
hakikatnya adalah firman Tuhan.
Kesinambungan PL dan PB
• Kesinambungan (kontinuitas) antara Alkitab Perjanjian Lama
dengan Perjanjian Baru dijangkarkan pada inkarnasi Sang Firman
Allah, yaitu Yesus Kristus.

• Sebab Kristus adalah penggenap seluruh kitab Taurat, Nabi-nabi dan


Kitab-kitab (Tanakh yang artinya: Torah, Nebiim, Ketubim).
• Di Matius 5:17 Yesus berkata: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
3 Dimensi Firman Tuhan
• Kristus yang adalah penggenap atau penyempurna “Tanakh” (Torah,
Nebiim, Ketubim) adalah Sang Firman Allah.

• Makna firman Tuhan memiliki tiga dimensi, yaitu:


• 1). Kristus: Sang Firman yang Hidup,
• 2). Alkitab: Firman yang Tertulis,
• 3). Khotbah atau Kerugma gereja: Firman yang Diberitakan.
Arti Gelar “Yesus Anak Allah”
• Sang Firman yang keluar dari Sang Bapa disebut “Anak Tunggal
Bapa.”

• Makna Anak Tunggal Bapa bukanlah gelar yang diperoleh Yesus dari
pengakuan manusia, sebaliknya gelar Anak Tunggal Bapa
merupakan hakikat ilahi yang telah dimiliki-Nya sejak kekal karena
Dialah satu-satunya yang keluar dari Sang Bapa.
• Matius 11:27, yaitu: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan
tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun
mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakannya.”
Ajaran Doketisme
• Tubuh kemanusiaan Yesus bukanlah tubuh yang semu sebagaimana
dipahami oleh doketisme.

• Dalam ajaran doketisme pada prinsipnya menolak kemanusiaan


Yesus. Kemanusiaan dan kebertubuhan Yesus menurut doketisme
hanyalah semu.
• Namun tidaklah demikian menurut kesaksian Injil Yohanes keberadaan
Yesus sebagai manusia  sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh
manusia.
Inkarnasi sebagai Karya Penyataan
• Karena Sang Firman Allah sungguh-sungguh menjadi manusia, maka
kita dapat melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran (Yoh. 1:14b).

• Di dalam inkarnasi Sang Firman Allah menjadi manusia Yesus, Ia


menghadirkan “karya penyataan” (revelatory work).
Kerusakan Total
• Johanes Calvin, bapa gereja reformatoris berpendapat manusia
telah jatuh dalam dosa sehingga mengalami “kerusakan total.”

• Kata kerusakan total memiliki arti bahwa keadaan mati yang dialami
manusia itu lengkap, sepenuhnya mati secara rohani.
• Manusia rusak secara keseluruhan (total), sehingga pengertian dan akal-
budinya menjadi gelap dan tidak mampu mengenal Allah.
• Karena itulah manusia tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Penebusan Kristus sebagai Anugerah
• Memahami pemikiran Calvin tersebut di atas, maka kita dapat
melihat bahwa anugerah keselamatan Allah di dalam penebusan
Kristus merupakan anugerah yang begitu berharga.

• Umat diselamatkan Allah semata-mata karena pengurbanan Kristus


melalui kematian dan kebangkitan-Nya.
• Kita tidak diselamatkan dengan sembarang darah, namun dengan darah
Anak Allah.
Pemulihan sebagai Gambar Allah
• Yesus adalah manifestasi diri Allah yang adalah Sang Bapa di dalam
keberadaan diri-Nya sebagai Anak Allah. Melalui inkarnasi Sang
Firman menjadi manusia berarti melalui kehidupan dan karya
penebusan Kristus, kodrat kemanusiaan kita dimuliakan  deifikasi.

• Kodrat kemanusiaan yang semula telah jatuh dalam dosa dan telah
kehilangan kemuliaan sebagai gambar dan rupa Allah, kini di dalam
Kristus dipulihkan.
Hidup dalam Anugerah Keselamatan
• Hidup dalam anugerah keselamatan berarti umat hidup dalam
kelimpahan kemurahan, kasih, dan kerahiman Allah. Umat tidak lagi
hidup dalam perspektif spiritualitas yang membawa daya kematian
bagi sesama di sekitarnya.

• Sebaliknya hukum-hukum Allah dihayati sebagai “hukum yang


menghidupkan dan membebaskan.”
• Sebab iman kepada Kristus adalah iman yang memberdayakan, memberi
ruang, dan menghadirkan keselamatan bagi sesama.
Mata-air Keselamatan
• Di dalam anugerah keselamatan Kristus, Allah menjadikan setiap
umat percaya sebagai “mata-air yang terus memancar memberi
kehidupan.”

• Di Yohanes 4:14, Tuhan Yesus berkata: “Tetapi barangsiapa minum


air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata-air di dalam dirinya, yang terus-menerus
memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
Arti “Teantropik”
• Nilai-nilai iman Kristen pada hakikatnya berpusat kepada Kristus.

• Karena itu hakikat dari nilai-nilai iman Kristen berpusat pada


personalitas Kristus yang teantropik, yaitu Kristus yang sungguh-
sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.
• Hakikat teantropik adalah penyataan Allah dalam inkarnasi Yesus menjadi
manusia.
Implementasi
• Misi inkarnasi Kristus yang teantropik adalah karya pendamaian
Allah dan penebusan dosa bagi umat manusia. Dalam konteks ini
makna dan implementasi nilai-nilai iman Kristen ditempatkan dalam
perspektif inkarnasi dan karya penebusan Kristus.

• Dalam perspektif teologis  karya penebusan dan terang Roh Kudus


inilah kita perlu menempatkan nilai-nilai iman Kristen yang dapat
diringkas menjadi Integrity (Integritas), Care (Kepedulian) dan
Excelence (Keprimaan).
Kriteria Penilaian
Materi Prosentage
Ujian Tengah Semester 20%
Ujian Akhir Semester 30%
Tugas Kelompok 50%*

• Pola dan ketentuan tugas kelompok telah disampaikan sejak


pertemuan 1, sehingga proses pelaksanaannya selama mata-
kuliah berjalan.
• Presentasi Kelompok dan Pengumpulan Tugas dalam
pertemuan ke-14.
Semester 1
1. Wawasan Iman Kristen + Penugasan KAT
2. Allah Trinitas (1)
3. Allah Trinitas (2)
4. Manusia dan Gambar Allah
5. Keselamatan dan Pengharapan
6. Spiritualitas Kerajaan Allah
7. Peran Gereja di Tengah Masyarakat
8. Ujian Tengah Semester
Semester 2
9. Kemiskinan dan Pemberdayaan Sosial
10. Budaya dan Iman Kristen
11. Spiritualitas Kerja dan Profesi
12. Spiritualitas Penatalayanan
13. Teknologi Abad-21 dan Revolusi Industri 4.0
14. Kerukunan Umat Beragama
15. Presentasi Kerja Kelompok (KAT)
16. Ujian Akhir Semester
Metode Pembelajaran
1. Setiap bab telah diberikan 25 pertanyaan.
2. Pelajarilah setiap pertanyaan agar mudah memahami materi.
3. Catatlah setiap istilah dan kata kunci untuk dipahami secara khusus.
4. Ajukan pertanyaan setiap perkuliahan berjalan
5. Deskripsikan secara naratif
6. Buat parafrase  Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary,
parafrase adalah: “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan
dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang
berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.”

Anda mungkin juga menyukai