Anda di halaman 1dari 48

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KERUSSO INDONESIA

MODUL 57 MATA KULIAH


“IMAN DAN MUJIZAT”

DI SUSUN OLEH :

TIIM PENYUSUN MODUL

STT KERUSSO INDONESIA

2020
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

KEGIATAN BELAJAR 1

IMAN & MUJIZAT

WAWASAN IMAN KRISTIANI

Iman Kristen lahir dari rahim agama Yudaisme, yaitu iman umat Israel yang dipersaksikan dalam
Alkitab Perjanjian Lama mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Maleakhi. Itu sebabnya dalam iman
Kristen mengandung dua bagian Alkitab, yaitu Alkitab Perjanjian Lama (39 kitab) dan Alkitab
Perjanjian Baru (27 kitab). Kedua bagian Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab Perjanjian Baru disebut
dengan kanon. Arti dari kanon adalah: Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab Perjanjian Baru menjadi
ukuran kehidupan umat percaya dalam ajaran, sikap etis-moral, spiritualitas dan kualitas relasi
manusia dengan Allah serta sesamanya. Dengan demikian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru pada hakikatnya adalah firman Tuhan. Alkitab adalah Firman Tuhan yang tertulis.

Firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab adalah firman yang diwahyukan Allah dalam sejarah
umat percaya. Karena itu antara kesaksian iman yang diberitakan di dalam Alkitab Perjanjian Lama
sinambung dengan kesaksian iman yang diberitakan dalam Alkitab Perjanjian Baru dan yang dihidupi
dalam tradisi dan pengajaran gereja. Kesinambungan antara Alkitab Perjanjian Lama dengan
Perjanjian Baru dijangkarkan pada inkarnasi Sang Firman Allah, yaitu Yesus Kristus. Sebab Kristus
adalah penggenap seluruh kitab Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab (Tanakh yang artinya: Torah,
Nebiim, Ketubim). Di Matius 5:17 Yesus berkata: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.” Makna kata “menggenapi” berarti menyempurnakan. Ini berarti
Kristus adalah penyempurna seluruh penyataan Allah yang dinyatakan dalam Alkitab Perjanjian
Lama. Kristus yang adalah penggenap atau penyempurna “Tanakh” (Torah, Nebiim, Ketubim) adalah
Sang Firman Allah. Dengan demikian dalam iman Kristen, makna firman Allah memiliki tiga dimensi,
yaitu: 1). Kristus adalah Sang Firman yang Hidup, 2). Alkitab adalah Firman yang Tertulis, dan 3).
Khotbah atau Kerugma gereja adalah Firman yang Diberitakan.

Melalui Firman Allah yang berinkarnasi di dalam Kristus sebagaimana yang dinyatakan oleh Alkitab
dan diberitakan oleh gereja-Nya, Allah menyatakan karya keselamatan-Nya kepada umat manusia.
Jadi inti berita iman Kristen yang dipersaksikan oleh Alkitab dan pengajaran gereja adalah karya
keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Di dalam Kristus, Allah menyatakan diri-Nya
sebagai Penyelamat yang menebus seluruh dosa umat manusia. Karena itu di Surat 1 Yohanes 4:9

Page 2 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

menyatakan: “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah
mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.” Dalam karya
penebusan Kristus, Allah menyatakan kasih-Nya yang nyata kepada seluruh umat manusia.

Melalui kehidupan dan karya Kristus, penyataan Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Tanakh
(Torah, Nebiim, Ketubim) mencapai puncaknya. Surat Ibrani 1:1-2 menyatakan: “Setelah pada zaman
dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh
Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Di dalam Kristus, penyataan Allah bukan mengalami
“keterputusan” sebaliknya penyempurnaan atau penggenapan. Sebab Kristus adalah Sang Firman
Allah. Dia adalah yang telah menjadikan alam semesta.

Dengan pemikiran di atas, maka dalam pembahasan di topik ini kita akan membahas tentang Kristus
Sang Firman Allah, Tubuh kemanusiaan Yesus, kerusakan total dan kerahiman Allah, di dalam Kristus
kodrat manusia dipulihkan, hidup dalam anugerah keselamatan, dan ICE dalam
perspektif Teantropik. Arti istilah teantropik adalah penyataan Allah dalam inkarnasi Yesus menjadi
manusia.

Di bagian: Kristus Sang Firman Allah kita akan membahas keilahian Yesus sebagai Sang Anak Allah
yang sehakikat dengan Allah. Dia telah ada sejak kekal bersama Allah. Kemudian pada bagian: Tubuh
kemanusiaan Yesus kita akan membahas Kristus Sang Firman Allah berinkarnasi menjadi manusia.
Hakikat tubuh kemanusiaan Yesus adalah nyata, bukan tubuh yang semu. Di bagian: Kerusakan total
dan kerahiman Allah merupakan pembahasan kerusakan total akibat dosa yang merusak hakikat
manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Di bagian: Di dalam Kristus kodrat
manusia dipulihkan untuk menyatakan bahwa karya penebusan Kristus memulihkan manusia dengan
rahmat Allah sehingga menjadi ciptaan baru menurut gambar dan rupa Allah yang sesungguhnya. Di
bagian: Hidup dalam anugerah Allah adalah pembahasan tentang buah dari karya penebusan Kristus
memampukan umat untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Umat percaya dimampukan untuk hidup
kudus dan melaksanakan misi Allah di tengah dunia. Di bagian: ICE dalam perspektif Teantropik
merupakan pembahasan yang aplikatif dalam kehidupan Universitas Kristen Maranatha yaitu nilai-
nilai ICE (Integrity, Care, Excellence) yang dilandasi oleh karakter dan keteladanan Kristus.

 Kristus, Sang Firman Allah

Sang Firman yang keluar dari Sang Bapa disebut “Anak Tunggal Bapa.” Makna Anak Tunggal Bapa
bukanlah gelar yang diperoleh Yesus dari pengakuan manusia, sebaliknya gelar Anak Tunggal Bapa

Page 3 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

merupakan hakikat ilahi yang telah dimiliki-Nya sejak kekal karena Dialah satu-satunya yang keluar
dari Sang Bapa. Bandingkan dengan Matius 11:27, yaitu: “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh
Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa
selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” Gelar Anak Tunggal
Bapa  juga menyatakan bahwa Yesus selaku inkarnasi Firman Allah memiliki relasi kasih yang intim
dan tiada taranya dengan Sang Bapa. Karena itu di Yohanes 10:30, Yesus menyatakan: “Aku dan
Bapa adalah satu.” Kata “satu” (heis) dalam konteks ini menunjuk pada kesatuan kasih Ilahi yang
eksklusif, intim dan tiada taranya antara Allah dengan Yesus.

Relasi kasih Allah dalam diri Bapa-Firman-Roh Kudus adalah relasi kasih yang mencipta. Yohanes 1:3
menyatakan: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.” Kata “dia” di sini adalah Sang Firman. Seluruh alam semesta dan
isinya diciptakan oleh Sang Firman. Namun bukankah di Kejadian 1:1 menyatakan bahwa Allah yang
menciptakan langit dan bumi? Allah ataukah Sang Firman yang menciptakan alam semesta?
Sebagaimana telah ditegaskan di bagian awal bahwa Bapa-Anak-Roh Kudus telah ada sejak kekal dan
esa. Karena itu karya penciptaan alam semesta dan seisinya adalah karya Allah yang Trinitarian.
Allah melalui Firman dan Roh Kudus-Nya yang menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:1-2). Secara
khusus Sang Firman adalah Sabda Allah yang kreatif. Allah berfirman: “jadilah,” maka “terjadilah”
(kun fayakun). Kekhususan Sang Firman yang berdaya-cipta dinyatakan dalam Ibrani 11:3, yaitu:
“Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa
yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” Firman Allah yang mencipta itu
berinkarnasi dalam diri Yesus Kristus, sehingga Surat Ibrani 1:2 menyatakan: “maka pada zaman
akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai
yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Dengan
demikian dalam peristiwa inkarnasi Kristus, Firman Allah yang ilahi dan kekal masuk dalam realitas
manusiawi dan terbatas.

Kesaksian Injil Yohanes 1:14 menyatakan: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Makna pernyataan “Firman itu telah menjadi
manusia” (ho logos sarx egeneto) seharusnya diterjemahkan menjadi “Firman itu telah menjadi
daging.” Sang Firman Allah yang kekal dan ilahi, yaitu Dia yang telah menciptakan alam semesta dan
di dalam diri-Nya memiliki sumber hidup pada satu titik waktu dalam sejarah manusia berkenan
menjadi manusia dengan segala keutuhan manusiawi-Nya. Dalam inkarnasi Kristus, Sang Firman
Allah yang kekal memasuki interval ruang dan waktu, serta sungguh-sungguh menjadi manusia
dalam diri Yesus Kristus. Ini berarti dalam diri Yesus, Sang Firman bukan tampak seperti manusia,

Page 4 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

atau seakan-akan hadir memperlihatkan diri-Nya dalam kebertubuhan manusia tetapi Dia sungguh-
sungguh menjadi manusia dengan tubuh-jiwa-roh sebagai manusia Yesus dari Nazaret.

Tubuh Kemanusiaan Yesus

Tubuh kemanusiaan Yesus bukanlah tubuh yang semu sebagaimana dipahami oleh doketisme.
Dalam ajaran doketisme pada prinsipnya menolak kemanusiaan Yesus. Kemanusiaan dan
kebertubuhan Yesus menurut doketisme hanyalah semu. Namun tidaklah demikian menurut
kesaksian Injil Yohanes keberadaan Yesus sebagai manusia. Yesus mengalami kodrat manusiawi yang
dapat mengalami situasi lelah (Yoh. 4:6), haus (Yoh. 4:7, 19:28), lapar (Yoh. 4:31-34), dorongan
emosi kasih (Yoh. 11:5), menangis (Yoh. 11:35), terharu (Yoh. 12:27; 13:21), dan perasaan masygul
(Yoh. 11:33). Surat Ibrani dengan jelas memberi kesaksian yang serupa, yaitu: “Sebab Imam Besar
yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15). Karena itu
makna “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” menegaskan bahwa di dalam
Yesus Kristus Allah mendirikan pemerintahan-Nya di tengah-tengah kehidupan dan sejarah umat
manusia. Kerajaan Allah yang semula transenden dan sorgawi kini dalam inkarnasi Yesus terwujud
nyata dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Karena Sang Firman Allah sungguh-sungguh menjadi manusia, maka kita dapat melihat kemuliaan-
Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia
dan kebenaran (Yoh. 1:14b). Di dalam inkarnasi Sang Firman Allah menjadi manusia Yesus, Ia
menghadirkan “karya penyataan” (revelatory work). Melalui kehidupan dan karya Kristus, umat
manusia dapat menemukan kehidupan (Yoh. 1:4), terang (Yoh. 1:4-5), anugerah (Yoh. 1:14),
kebenaran (Yoh. 1:14), bahkan diri Allah sendiri. Sebab di Yohanes 1:18, Yesus menyatakan: “Tidak
seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa,
Dialah yang menyatakan-Nya.” Ungkapan “Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah
yang menyatakan-Nya” menunjuk relasi personal yang eksklusif dan intim tiada-taranya antara Yesus
dengan Allah. Karena itu hanya Yesus yang sanggup menyatakan kedirian Allah yang sesungguhnya.
Kepada Filipus yang bertanya kepada Yesus agar dapat menunjukkan Bapa, Yesus memberi jawaban:
“Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah
Bapa itu kepada kami” (Yoh. 14:9).

Page 5 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Kerusakan Total dan Kerahiman Allah

Johanes Calvin, bapa gereja reformatoris berpendapat manusia telah jatuh dalam dosa sehingga
mengalami kerusakan total. Kata kerusakan total memiliki arti bahwa keadaan mati yang dialami
manusia itu lengkap, sepenuhnya mati secara rohani. Manusia rusak secara keseluruhan (total),
sehingga pengertiannya menjadi gelap dan tidak mampu mengenal Allah. Karena itulah manusia
tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Calvin mengutip Roma 3:10-12, yaitu: “Tidak ada
yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang
mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang
berbuat baik, seorangpun tidak.” Dengan kondisi kodrat manusia yang telah rusak total, Calvin
menyatakan bahwa semua orang tertindas oleh malapetaka yang tak terhindarkan, dan mereka
hanya dapat dibebaskan dari malapetaka itu jika ditarik keluar oleh kasih-sayang Allah. Walau
manusia mengalami kerusakan total, namun menurut Calvin masih ada suatu tempat bagi anugerah
Allah. Peran anugerah Allah tersebut bukan untuk membersihkan kerusakan itu namun untuk
mengendalikannya. Sebagaimana pemikiran Agustinus, Calvin menyatakan bahwa anugerah Allah itu
mendahului setiap pekerjaan baik, dan bahwa kemauan mengikuti namun bukan memimpin,
menuruti bukan mendahului. Jadi menurut Calvin akal budi insani manusia sama sekali terasing dari
kebenaran Allah sehingga segala sesuatu yang dipikirkan, diinginkan dan dikejarnya tidak ada yang
tidak fasik: semuanya palsu, kotor, cemar, dan hina. Di tengah kondisi keberadaan manusia yang
telah rusak total, anugerah keselamatan bekerja karena kasih-sayang Allah. Allah adalah Sang
Maharahim. Ini berarti anugerah Allah merupakan satu-satunya dasar pijakan keselamatan dan
harapan umat manusia. Anugerah Allah tersebut dinyatakan dalam penebusan Kristus.

Memahami pemikiran Calvin tersebut di atas, maka kita dapat melihat bahwa anugerah keselamatan
Allah di dalam penebusan Kristus merupakan anugerah yang begitu berharga. Kita diselamatkan
Allah semata-mata karena pengurbanan Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kita tidak
diselamatkan dengan sembarang darah, namun dengan darah Anak Allah. Namun sayangnya banyak
orang Kristen memerlakukan anugerah keselamatan Allah sebagai anugerah yang murah (cheap
grace). Melalui Kristus, Allah menyatakan kerahiman-Nya, yaitu kehidupan Anak Allah. Surat 1 Petrus
1:18 menyatakan: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang
kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas.” Keselamatan kita bukan ditebus dari barang yang fana. Di Surat1 Petrus 1:19, firman
Tuhan berkata: “melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah
anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” Karena itu jika kita sengaja berbuat dosa, maka
kita bukan hanya telah merendahkan keselamatan yang begitu mahal tetapi juga tidak akan tersedia
lagi pengampunan dosa. Surat Ibrani 10:26 menyatakan: “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa,

Page 6 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk
menghapus dosa itu.” Dengan demikian, makna predestinasi dalam teologi Calvin tidak boleh
dimaknai secara deterministis-fatalistis(penentuan/takdir Allah yang bersifat mutlak terhadap
keselamatan manusia). Keselamatan adalah anugerah Allah membutuhkan respons manusia untuk
memilih percaya kepada Kristus atau menolak-Nya, hidup kudus atau cemar, taat kepada kehendak
Allah atau mengikuti keinginan daging. Makna anugerah Allah tidak meniadakan hakikat kewajiban
dan tanggungjawab manusia.

Di Dalam Kristus, Kodrat Manusia Dipulihkan

Yesus adalah manifestasi diri Allah yang adalah Sang Bapa di dalam keberadaan diri-Nya sebagai
Anak Allah. Melalui inkarnasi Sang Firman menjadi manusia berarti melalui kehidupan dan karya
penebusan Kristus, kodrat kemanusiaan dimuliakan. Kodrat kemanusiaan yang semula telah jatuh
dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan sebagai gambar dan rupa Allah, kini di dalam Kristus
dipulihkan.

Tujuan utama inkarnasi Sang Firman menjadi manusia di dalam Yesus Kristus adalah melimpahi umat
manusia dengan rahmat Allah, sehingga dengan rahmat Allah manusia dirangkul dalam samudera
kasih-Nya yang tak terhingga untuk menerima status sebagai “anak-anak Allah. Di Yohanes 1:12
menyatakan: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Di dalam dan melalui Kristus, umat berenang
dalam energi (kuasa) Allah sehingga mereka dimampukan untuk mengalami persekutuan kasih
dengan Yang Ilahi. Jika demikian tujuan akhir dari tindakan percaya kepada Kristus adalah
“pengilahian” (deifikasi). Yang mana arti “pengilahian” bukan dimaksudkan umat percaya menjadi
Allah, tetapi umat percaya memeroleh bagian dalam keilahian Allah sebagai “anak-anak Allah.”
Ciptaan tidak akan pernah dapat menjadi bagian hakikat Sang Pencipta. Namun melalui kehidupan
dan karya Kristus, umat percaya dikaruniai rahmat Allah untuk ambil bagian dalam kuasa kasih-Nya.
Sebab melalui rahmat Allah yang dikaruniakan kepada kita, kita dimampukan untuk mengalami
pembenaran dan pengudusan.

Hidup dalam Anugerah Keselamatan

Hidup dalam anugerah keselamatan berarti umat hidup dalam kelimpahan kemurahan, kasih, dan
kerahiman Allah. Umat tidak lagi hidup dalam perspektif spiritualitas yang membawa daya kematian
bagi sesama di sekitarnya. Sebaliknya hukum-hukum Allah dihayati sebagai “hukum yang
menghidupkan.” Sebab iman kepada Kristus adalah iman yang memberdayakan, memberi ruang,

Page 7 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

dan menghadirkan keselamatan bagi sesama. Rasul Paulus berkata, “Ialah membuat kami juga
sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan” (2Kor.
3:6). Hidup dalam anugerah keselamatan Allah berarti umat menjadi pelayan-pelayan dari suatu
perjanjian baru yang dikuasai oleh Roh yang menghidupkan. Dengan demikian, umat tidak lagi
menghayati makna firman Tuhan secara legalistis, namun dengan spiritualitas kasih dan kesetiaan
yang tulus. Spiritualitas kasih dan kesetiaan yang tulus memampukan umat untuk tidak menghakimi
sesama yang berbeda atau tidak seajaran.

Anugerah keselamatan Allah seperti air yang menghidupi, sehingga anugerah keselamatan tidak
berhenti hanya kepada si penerimanya namun juga bagi sesama di sekelilingnya. Di dalam anugerah
keselamatan Kristus, Allah menjadikan setiap umat percaya sebagai mata-air yang terus memancar
memberi kehidupan. Di Yohanes 4:14, Tuhan Yesus berkata: “tetapi barangsiapa minum air yang
akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan
Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata-air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal.” Karena itu pembaruan hidup perempuan Samaria tersebut
mampu membawa dampak keselamatan yang lebih luas, yaitu: “Banyak orang Samaria dari kota itu
telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu” (Yoh. 4:39). Anugerah
keselamatan Allah memampukan umat percaya untuk melaksanakan misi Allah, yaitu memberitakan
dan memberlakukan Injil sehingga Kerajaan Allah menjadi realitas kehidupan umat manusia.

Anugerah keselamatan Allah memampukan dan memanggil setiap umat percaya untuk hidup kudus.
Pola kehidupan yang cemar dalam dosa menandakan umat belum mengalami atau merespons
anugerah keselamatan Allah secara bertanggungjawab. Mereka masih menjadi hamba dosa yang
tunduk kepada keinginan daging. Hidup dalam anugerah keselamatan Allah berarti umat
mempraktikkan hidup menurut keinginan Roh. Anugerah keselamatan dan keinginan Roh adalah
hukum yang memerdekakan (bdk. Yak. 1:25), sehingga mampu menolak keinginan daging. Karena itu
kekudusan adalah wujud nyata dari anugerah keselamatan Allah (Rm. 6:19). Tanpa kekudusan,
manusia tidak dapat melihat Allah (Mat. 5:8). Jadi dengan anugerah keselamatan Allah, umat
dimampukan untuk hidup kudus, yaitu taat kepada kehendak Allah dalam Kristus (1Petr. 1:2).

Penutup

Iman kepada Kristus berarti hidup dalam karya penyelamatan Allah sebagai manusia baru yang telah
ditebus dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Karena itu hidup di dalam Kristus sebagai ciptaan
baru ditandai oleh integritas diri yang menolak segala kepalsuan/kemunafikan (integrity). Sebaliknya
mengutamakan hidup benar dalam Roh Kudus dengan peduli dan menyatakan belarasa kasih Allah

Page 8 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

kepada sesama (care). Untuk itu setiap umat bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik bagi
Allah dan sesamanya (excellence).

Ayat-ayat pendukung:

Keluaran 10:2

“Dan supaya engkau dapat menceritakan kepada anak cucumu, bagaimana Aku mempermain-
mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mujizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka, supaya
kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.”

Galatia 3:5-6

Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-
limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan
hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? Secara itu jugalah Abraham
percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Efesus 3:17

Sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam
Kristus

Markus 16:17

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi
namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasabahasa yang baru bagi mereka.

Markus 16:18

Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Markus 16:20

Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Ibrani 11:1, 3-5, 7-13

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah,
sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

Page 9 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Korban

Karena iman, Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban
Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan
akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

Bergaul

Karena iman, Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan,
karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia
berkenan kepada Allah.

Taat, Tekad & Kerja

Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan
taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia
menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

Pergi Keluar

Karena iman, Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya
menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Tidak Terikat

Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia
tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia
menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

Memuridkan

Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya
sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan pendapat anda tentang iman, beriman atau sesuatu yang kita Imani contohnya
dalam hal kesembuhan dari sakit penyakit dengan iman atau dengan obat-obat medis??
2. Apakah iman dapat diupgrade bagaimana caranya jelaskan?? (pompa iman)
3. Iman timbul dari pendengaran akan firman Tuhan jelaskan hubungan Iman dengan rhema
firman Tuhan dalam pembacaan Alkitab?

Page 10 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

KEGIATAN BELAJAR 2

JANJI TUHAN

Mungkin kamu sedang menghadapi "Sungai Yordan"-mu sendiri. Bahkan kemungkinan di tahun ini,
kita akan berhdapan dengan sesuatu yang sulit bagi kita. Bahkan yang mustahil. 

Tuhan yang sama yang penuh kuasa yang membelah sungai Yordan bagi Israel juga peduli kepada
kamu dan saya. Dan pasal-pasal awal di kitab Yosua mengajarkan kita 7 pelajaran penting saat iman
kita diuji. 

1. Ingatlah bahwa Tuhan yang membawa kita kesini

Selama 40 tahun, Tuhan memimpin bangsa Israel melewati padang gurun dengan tiang awan dan
tiang api. Kemudian, saat mereka di depan sungai Yordan adalah saat-saat kristis mereka, Tuhan
memimpin mereka melewatinya. Bukankah lebih mudah bangsa Israel menunggu saat air surut atau
tempat yang dangkal untuk melewati sungai Yordan? Bisa saja, tapi hal itu membuat mereka tidak
mengalami karya Tuhan yang hebat. Tuhan memimpin kita "dengan penuh kasih" untuk melewati
berbagai situasi yang mustahil untuk menyatakan kemuliaan-Nya. 

2. Ingatlah kepada janji Tuhan

Sebelum Tuhan memimpin Israel menuju sungai Yordan, Dia mengingatkan Yosua:  "Setiap tempat
yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan
kepada Musa...Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu;
seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan

Page 11 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yosua 1:3, 5). Janji ini bukan hanya Perjanjian Lama
yang diberikan kepada Israel. Janji yang sama untuk kita. Dalam Ibrani 13:5, Tuhan berkata, "Aku
sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

3. Taati Firman Tuhan

Bersama dengan janji-Nya, Tuhan mengingatkan Yosua untuk mentaati setiap hukum-hukum
Tuhan: "Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati
sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah
menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi."  (Yosua
1:7). Saat Tuhan berkata kepada Yosua kuatkan dan teguhkanlah hatimu, itu bukan karena kekuatan
atau pikiran positif yang membuat dia berani. Itu karena dia tahu bahwa hanya dengan ketaatan
penuh kepada Tuhan akan membawa mereka kepada keberhasilan. 

4. Tinggallah di dalam Firman-Nya

"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,
supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan
demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." Yosua 1:8.

Ketika kita menghadapi situasi sulit atau mustahil, kita harus menenggelamkan diri kepada Firman-
Nya. Meme dari Facebook tidak akan memberimu "makanan" yang kamu butuhkan untuk
menghadapi situasi dengan penuh iman. Saat teduh setiap hari dengan membaca Firman Tuhan akan
membawa kita mengenal Tuhan dan bagaimana menyelaraskann hidup kita dengan-Nya. 

5. Jaga fokus kita tetap pada Tuhan

Saat orang Israel akan menyeberang sungai Yordan, mereka diperintahkan untuk mengarahkan
pandangan mereka kepada Tabut Perjanjian: " supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu
tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."  (Yosua 3:4). Tabut Perjanjian menjadi
kompas dimana hadirat Tuhan ada. Kita akan kehilangan iman setiap kali kita fokus pada masalah di
sekitar kita. Kita harus terus mengarahkan hati dan pikiran kita kepada kebenaran Firman Tuhan dan
membuka mata hati kita agar dipimpin oleh tangan-Nya. Martin Luther pernah berkata, "Saya tidak
tahu cara Dia menuntunku, tetapi saya tahu benar Penuntun-ku."

6. Basahi kaki kita

Yosua menuliskan "Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para
imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu----sungai Yordan itu
sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai--" (Yosua 3:15). Tuhan tidak

Page 12 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

membelah sungai Yordan saat mereka berkemah di pinggirnya. Mukjizat terjadi saat mereka
melangkahkan kaki ke sungai. Tuhan berkarya saat kita melangkah dalam iman bersama-Nya. 

7. Buatlah tugu peringatan

Tuhan memerintahkan Yosua untuk mengambil 12 batu dari tanah kering di sungai Yordan yang
mereka lewati dan membangun sebuah tugu peringatan, untuk selamanya mengingatkan kepada
generasi selanjutnya tentang mukjizat Tuhan. Hal itu akan membangkitkan iman setiap kali mereka
menghadapi hal baru yang sulit! Kita juga perlu tugu peringatan. Saya biasanya membuat jurnal atau
tanda di Alkitab dan menulis tanggal serta peristiwa lengkap apa yang dikerjakan Tuhan. Hal itu
menguatkan iman saya setiap kali membacanya ulang dan saya diingatkan kepada Tuhan yang
membawa saya melewati semua itu dan akan melakukannya lagi. 

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan tentang perjanjian pelangi? Beserta tindakan iman yang di lakukannya.


2. Dalam setiap tindakan iman yang kita lakukan harus mendapatkan konfirmasi apa pendapat
anda tentang Tindakan iman dalam sebuah Tindakan Profetik jelaskan hubungan nya.
3. Apakah Tuhan masih tetap membuat perjanjian perjanjian dengan umat nya hingga saat ini?
Berikan contoh nya dalam hidup kerohanian anda?

Page 13 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

KEGIATAN BELAJAR 3

IMAN MEMBUTUHKAN KEBERANIAN

Menjadi seorang Kristen adalah hal perjumpaan dengan Yesus

Menjadi seorang Kristen adalah masalah pengenalan dengan Yesus. Mengenal Yesus bukan berarti
tahu sesuatu tentang Yesus. Kita bisa tahu sesuatu tentang seseorang tanpa harus mengenal orang
tersebut. Mengenal seseorang bukan sekadar mengetahui nama ataupun alamatnya. Mengenal
seseorang berarti saya telah bertemu langsung dengannya dan saya telah bercakap-cakap
dengannya.

Saya tidak bisa mengaku kenal jika yang saya maksudkan hanya sekadar tahu nama ataupun alamat
Anda, untuk itu saya hanya bisa mengaku tahu tentang Anda. Untuk mengenal seseorang, berarti
Anda harus bertemu langsung dengan orang itu.

Menjadi seorang Kristen adalah perkara perjumpaan dengan Yesus. Banyak orang Kristen adalah
orang yang tahu sesuatu tentang Yesus, mereka tahu beberapa hal tentang Yesus, tetapi apakah
mereka mengenal Yesus? Jika ditanya, “Apakah Anda kenal siapa Yesus itu?” Anda mungkin berkata,
“Yah, saya tahu tentang dia. Saya tahu bahwa dia dilahirkan di suatu tempat di Timur Tengah. Di
hidup di sebuah wilayah di Israel dan telah melakukan berbagai hal yang hebat, demikianlah kata
orang.” Yang saya maksudkan bukan, “Apakah Anda tahu sesuatu tentang dia?” melainkan, “Apakah
Anda sudah bertemu dengannya?”

Banyak yang percaya karena kawan mereka percaya kepada Yesus, mungkin karena ayah atau ibu
mereka percaya kepada Yesus, sehingga mereka berkata, “Jika hal itu baik buat mereka, berarti baik
juga buat saya. Jadi, jika mereka percaya kepadanya, saya akan percaya juga kepadanya.” Itulah
iman tangan kedua. Itu bukan mengenal Yesus sama sekali.Yang menjadikan Anda Kristen adalah
apakah Anda mengenal Yesus secara langsung atau tidak. Poin inilah yang ingin saya sampaikan.

Belajar dari Petrus

Di pesan ini kita akan berbicara tentang hal mengenal Yesus, dan mengenal dia secara sangat
pribadi. Dan kita akan melakukan hal ini dengan meneliti apa yang diajarkan oleh seorang yang
bernama Simon Petrus melalui kepribadian, kesalahan dan tindakan yang dilakukannya. Simon
Petrus adalah pribadi yang sangat menarik perhatian. Menurut saya Petrus adalah pribadi yang
cukup mempesona dan orang yang sangat menyenangkan, setidaknya saya sendiri menyukainya. Hal
apa yang bisa kita pelajari tentang Yesus melalui kesalahan-kesalahan dan juga hal-hal benar yang
Petrus lakukan?

Page 14 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Petrus bukanlah orang yang tindakannya selalu benar. Dia pernah berbuat salah dan pernah salah
omong. Dia tidak sempurna. Yang istimewa dari Petrus adalah, ia orang baik yang selalu terhadang
oleh tindakan yang salah. Dan setiap kali ada perbuatan yang salah, selalu saja Petrus yang
melakukannya. Saya benar-benar bisa merasa diri ini seperti dia.

Petrus membuat kita merasa dekat dengannya karena dia memiliki permasalahan yang sama dengan
kita. Orang yang bersemangat dan tulus akan tetapi selalu salah bertindak. Kita bisa belajar sesuatu
bukan saja dari tindakan-tindakan benar yang dilakukan orang lain, tetapi juga dari kesalahan-
kesalahan mereka. Dan hal ini sangat melegakan karena ada juga beberapa orang Kristen yang
sedemikian baiknya sehingga justru membuat kita merasa tidak enak hati. Karena setiap kali kita
membandingkan diri kita dengan mereka, kita merasa bahwa diri ini jauh di bawah tingkatan
mereka, sehingga kita sampai merasa, “Aku tidak akan pernah sampai ke sana.” Namun hal yang
paling menghiburkan dari Petrus adalah Anda bisa berkata, “Wah, aku rasa, aku bisa sampai ke
tingkatannya.”

Demikianlah kita bisa melihat dari pengalaman-pengalaman Petrus, bagaimana dia sampai mengenal
Yesus? Bagaimana dia melangkah maju? Apa rahasianya? Apa yang membuat dia menjadi rasul yang
besar? Dia adalah salah satu dari tiga rasul besar. Lalu Anda berkata, “Bagaimana bisa orang yang
selalu bertindak keliru ini akhirnya menjadi salah satu dari rasul-rasul yang terbesar? Apakah
rahasianya?” Dengan demikian, hari ini kita akan membahas tentang “Kunci Kerohanian Petrus.” Hal
ini suatu pelajaran yang sangat berharga bagi saya.

Matius 14:22-33

Mari kita melihat catatan di Matius 14:22-33 dan coba bayangkan apa yang sedang terjadi dengan
menempatkan diri kita di sana. Tanyakan pada diri Anda, apa yang bisa kita pelajari dari Perikop ini.

Matius 14:22 – 33.

22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-muridnya naik ke perahu dan mendahuluinya ke
seberang, sementara itu  ia menyuruh orang banyak pulang. 

23 Dan setelah orang banyak itu disuruhnya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang
diri. Ketika hari sudah malam,  ia sendirian di situ. 

24 Perahu murid-muridnya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan
gelombang, karena angin sakal. 

25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 

Page 15 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

26 Ketika murid-muridnya melihat  dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”,
lalu berteriak-teriak karena takut. 

27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 

28 Lalu Petrus berseru dan menjawab  dia: “Tuhan, apabila  engkau itu, suruhlah aku datang kepada-
mu berjalan di atas air.” 

29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan
Yesus. 

30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan,
tolonglah aku!”  31 Segera Yesus mengulurkan tangan-nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang
yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” 

32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. 

33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah  dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak
Allah.”

Dari rasa takut menuju iman

Dari rasa takut menuju iman. Sungguh kisah yang menarik! Saya suka ini. Kisah yang menakjubkan!
Ini adalah catatan peristiwa yang luar biasa. Ini adalah catatan tentang Yesus yang datang
menyelamatkan murid-muridnya. Mereka terjebak badai besar di tengah laut Galilea, yang juga
disebut sebagai danau Galilea. Kadang-kadang danau ini disebut laut karena memang sangat besar,
lebar sekitar enam hingga delapan mil, dan panjangnya tiga belas mil, sebuah danau yang sangat
besar. Dan tentunya, bukanlah hal yang lucu jika terjebak di tengah danau ini dan harus berhadapan
dengan badai dan gelombang-gelombang raksasa.

Petrus adalah seorang nelayan dan pelaut yang berpengalaman. Dia telah sering mengarungi danau
ini. Dia tahu bahayanya. Ini adalah danau yang sangat berbahaya. Bahkan di zaman sekarang ini,
kapal bisa tenggelam jika terhantam badai di sini. Badai tersebut muncul secara mendadak tanpa
peringatan sama sekali. Tidak ada tanda-tanda yang memberi Anda petunjuk bahwa badai akan
datang. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda sedang berada di tengah danau itu?

Yesus baru saja selesai memberi makan 5,000 orang, belum termasuk perempuan dan anak-anak.
Mukjizat yang hebat! Luar biasa! Setelah memberi makan orang-orang itu, mereka begitu
bersemangat mendukung Yesus. “Ha! Yesus ini sangat hebat! Dia mengenyangkan perut kita. Setiap
kali kamu merasa lapar, kamu Cuma perlu datang kepada Yesus. Hmm, ini dia orang yang kita

Page 16 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

inginkan. Kita akan mendukung Yesus.” Ya, mereka akan mendukung Yesus sebagai raja. Mereka
akan menjadikan dia raja, kata Yohanes. (Ada dua lagi catatan tentang peristiwa ini, Anda perlu
membandingkan catatan-catatan tersebut untuk bisa mendapatkan gambaran keseluruhannya.)

Di Yohanes pasal 6, dikatakan bahwa mereka ingin menjadikan Yesus raja setelah peristiwa
pemberian makan ini. Yesus tahu pemikiran mereka. Dia berkata, “Aku tahu persis mengapa kalian
ingin menjadikan aku sebagai raja, karena perut kalian kenyang, bukankah begitu? Dan sekarang
kalian ingin menjadikan aku sebagai raja untuk mengatasi semua persoalan ekonomi kalian, tidak
usah bekerja lagi. Kalian berpikir, ‘Ini hebat! Inilah yang kita inginkan, kita duduk santai,
menjentikkan jari, dan makanan tersedia di atas nampan di hadapan Anda, disajikan langsung oleh
para rasul. Pelayanan yang sangat menyenangkan!’”

Yesus tidak akan mengizinkan hal ini terjadi. Jika kita mencoba untuk memperalat Yesus dan
kuasanya untuk tujuan yang egois, maka Anda akan mendapati bahwa Yesus semakin menjauh dari
kita.

Jangan memperalat Allah

Jika Anda ingin mengenal Allah, pelajarilah poin yang pertama: Jangan coba-coba memperalat Allah.
Manusia sangat pandai mengeksploitasi. Mereka gemar memperalat orang lain, dan itu termasuk
Tuhan. Setiap kali ada peluang, mereka akan segera memperalat orang lain. Dan jika Tuhan bisa
diperalat, bagus sekali, mereka juga ingin memperalat Dia. Tuhan itu tahu persis apa yang terdapat
di dalam benak Anda. Tidak ada gunanya datang dengan pikiran semacam itu.

Banyak orang (termasuk orang-orang Kristen, dan ini sangat memalukan) seringkali menganggap
bahwa Allah itu semacam mesin makanan otomatis yang mulia, seperti mesin-mesin otomatis yang
bisa Anda lihat di kota besar, Anda tinggal memasukkan koin dan mesin itu mengeluarkan makanan
siap saji. Cara mereka berdoa kepada Allah lebih menimbulkan kesan bahwa doa itu seperti koin
yang mereka masukkan dan mereka berharap jawaban akan segera keluar, “Sim Salabim!”, mirip
mesin otomatis.

Jika Anda mencoba memperalat Allah dengan cara seperti ini, Anda akan mendapati bahwa Allah
akan semakin menjauh dari Anda. Anda tidak akan mendapatkan hasil apa-apa dari Dia, karena Dia
melihat langsung ke dalam hati Anda dan Dia tahu apa yang Anda pikirkan. Anda sedang menyia-
nyiakan waktu Anda. Jika Anda benar-benar ingin mengenal Allah, jangan pernah mencoba
melakukan hal-hal semacam itu.

Saya kenal beberapa orang yang mencoba bermain-main dengan Allah. Jika Anda bermain-main
dengan Allah yang hidup, Anda sedang melakukan sesuatu hal yang sangat berbahaya. Saya kenal

Page 17 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

seseorang yang berdoa, “Tuhan, jika Engkau memberiku mobil, aku akan beribadah ke gereja. Aku
tidak bisa membeli mobil sekarang ini, tetapi aku akan membuat perjanjian dengan-Mu. Jika Engkau
memberiku mobil, maka aku akan pergi ke gereja.” Hei, apa yang Anda doakan? Ada apa ini? Apakah
Allah memerlukan kehadiran Anda di gereja? Apakah Dia akan memohon kepada Anda dan berkata,
“Tolonglah, kalau kamu tidak datang ke gereja, maka Aku akan sangat rugi”? Apa-apaan ini? Manfaat
macam apa yang bisa Dia peroleh dari urusan seperti ini? Andalah yang rugi, bukannya Dia. Kitalah
yang membutuhkan Dia. Jangan salah menilai fakta.

Demikianlah, orang-orang itu mencoba untuk memperalat Yesus. Mereka ingin menjadikan dia
sebagai raja. Mereka ingin menjadikan dia sebagai raja demi kepentingan mereka sendiri, bukan
karena mereka ingin memuliakan dia. Mereka ingin memperalat Yesus. Dan Yesus membubarkan
mereka. Dia berkata, “Waktunya untuk pulang! Silakan pulang!” Dan dia juga berkata kepada murid-
muridnya, “Kalian semua naik ke perahu dan menyeberanglah!” Sedangkan dia sendiri diam-diam
naik ke pegunungan untuk berdoa. Dia adalah seseorang yang selalu rindu untuk dekat dengan
Bapanya.

Para murid sudah berangkat dan Yesus sedang berdoa dengan tenang, malam pun tiba, cuaca
menjadi gelap. Anda bisa membayangkan suasana saat itu. Yesus sedang berada di atas bukit di sisi
timur danau Galilea, dan para murid sedang berdayung di tengah danau. Di bagian timur danau itu
terdapat perbukitan dan Yesus sedang berada di daerah perbukitan dan berdoa, sementara para
murid sedang mendayung perahu menyeberangi danau. Dan tepat di tengah-tengah danau, saat
mereka sedang berada di jarak sekitar tiga atau empat mil di tengah danau sesuatu terjadi. Lebar
danau ini sekitar enam hingga delapan mil, jadi mereka tepat berada di tengah-tengah danau itu saat
mereka diterpa badai. Para nelayan yang berpengalaman ini berjuang keras, berdayung dengan
segenap kekuatan otot mereka yang kekar itu; pekerjaan yang biasa mereka lakukan dulunya.

Sekarang bayangkan: di sebelah sini adalah sisi timur danau Galilea. Di daerah inilah 5,000 orang itu
diberi makan. Para murid menyeberangi danau. Jika Anda mendayung, Anda akan duduk menghadap
ke arah mana? Apakah Anda mendorong atau menarik dayung itu? Tentunya, Anda berdayung
dengan duduk menghadap arah yang berlawanan dengan arah yang sedang dituju, betul? Setiap
orang tahu bahwa otot-otot di punggung itu lebih kuat. Anda tidak bisa menghasilkan banyak tenaga
dengan mendorong. Dengan menarik ke belakang, dan ditambah dengan tenaga dorongan kaki,
maka Anda akan menghasilkan tenaga yang lebih besar. Terlebih lagi, dengan posisi duduk berarti
titik berat tubuh Anda berada pada ketinggian yang rendah, dan ketika badai bertiup, Anda tidak
akan terlempar keluar.

Page 18 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Badai yang melanda itu sangat hebat. Mereka tidak mengalami kemajuan sedikitpun. Selama
berjam-jam, mereka berjuang melawan badai itu. Mereka semakin lelah tapi masih terjebak di
tengah badai. Tidak maju-maju. Dan yang lebih berbahaya lagi, air membanjir masuk, harus ada
orang yang mengurasnya. Tenaga pendayung berkurang, laju perahu berkurang. Situasi secara
keseluruhan menjadi semakin gawat.

Sementara itu, waktu sudah menunjukkan jaga yang keempat, saat menjelang fajar. Langit mulai
bersinar di bagian timur, benar bukan? Dapatkah Anda membayangkannya? Awalnya, keadaan gelap
gulita, akan tetapi sekarang matahari secara perlahan naik di bagian timur. Para murid melihat langit
mulai berwarna keperakan, lalu merah, matahari mulai terbit. Dan mereka terus mendayung dengan
sekuat tenaga.

Suasana sekitar masih gelap, tetapi langit di sebelah timur sudah mulai terang, matahari masih
belum muncul akan tetapi langit sudah mulai terang. Dan di tengah suasana seperti itu, tiba-tiba saja
muncul sesosok tubuh yang berjalan dari arah timur membelakangi sinar pagi. Bisakah Anda
bayangkan keadaan saat itu? Ada sesosok tubuh yang berjalan di atas air! Astaga! Cukup sudah!
Mereka pasti mengejap-ngejapkan mata sambil bertanya-tanya, “Ada apa ini?” Ada sesosok tubuh
yang berjalan di atas air! Dapatkah Anda bayangkan rasa ketakutan yang mereka rasakan pada saat
itu? Terjangan badai itu saja sudah cukup buruk, akan tetapi ini ditambah dengan melihat sesosok
tubuh berjalan di atas air. Mereka tidak bisa melihat wajahnya. Yang mereka lihat hanyalah berupa
sesosok tubuh yang membelakangi sinar pagi. Mereka lalu berteriak ketakutan.

Apa Anda tidak akan takut? Jika Anda sedang berada di tengah danau tersebut, di dalam badai yang
sedang mengamuk dan Anda melihat suatu sosok berjalan di atas air.

Iman menuntut keberanian

Para murid adalah orang-orang perkasa yang bertubuh kekar. Mereka dulunya bekerja di danau itu.
Mereka kenal daerah ini. Tapi ini bukan main-main! Mereka melihat orang berjalan di atas air! Lalu
orang itu berjalan semakin mendekat, dan mereka benar-benar ketakutan. Mereka menjerit-jerit
ketakutan.

Terasa aneh juga karena Yesus datang untuk menyelamatkan mereka. Mereka takut karena badai
dan juga takut pada orang yang mau menyelamatkan mereka. Ini adalah perlajaran yang perlu kita
camkan juga. Saya menemukan satu pelajaran yang sangat penting dan sangat berharga yaitu:  Iman
menuntut keberanian.

Page 19 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk bisa memiliki iman. Iman bukan untuk orang
penakut. Hanya orang-orang pemberani yang bisa memiliki iman. Ini adalah suatu kenyataan.
Namun manusia ketakutan pada hal-hal yang berasal dari Allah. Ini memang aneh.

Orang yang kurang nyali, tak akan bertemu dengan Allah

Saya akan berikan satu contoh. Beberapa tahun yang lalu, saya sempat berbincang-bincang dengan
sekumpulan mahasiswa pasca sarjana. Mereka adalah para mahasiswa sayap kiri yang mendukung
gagasan komunis, dan tentu saja mereka adalah ateis (tidak bertuhan). Yang satu adalah peneliti di
bidang fisika, yang satu lagi adalah mahasiswa tingkat doktor di bidang kimia. Saat itu saya sendirian
berhadapan dengan mereka. Saya berkata, “Anda ateis, yah? Baguslah. Saya sendiri dulunya seorang
ateis, sampai akhirnya saya bertemu dengan Allah. Anda tidak menerima apa yang saya katakan.
Saya akan memberikan satu ujian. Karena saya telah bertemu dengan Allah, maka saya
mengenalNya. Saya tahu bahwa Dia sekarang ada di kamar ini.” Mereka menjawab, “Kami tidak
kenal Allah dan kami tidak melihat ada Allah di sini.”

Saya berkata, “Baiklah, jadi Anda tidak percaya. Saya beri kalian kesempatan untuk menguji secara
langsung.” Mereka berkata, “Ujian macam apa?” Saat itu, mereka mulai merasa tidak yakin. Saya
berkata, “Saya sudah sampaikan bahwa Allah sekarang ada di kamar ini, bahwa dia adalah Pribadi
yang hidup, Dia sedang mendengarkan apa yang kita bicarakan.” Lalu saya berkata, “Jika Anda
berbicara kepada tembok ini, apakah tembok ini akan menjawab Anda?” “Tidak, tembok tidak akan
memberi jawaban.” Saya berkata, “Jika Anda berbicara kepada meja ini, apakah meja ini akan
menjawab Anda?” “Oh, tentu saja tidak. Bagaimana bisa meja menjawab pembicaraan?” Saya
berkata, “Baik, tapi jika Anda berbicara kepada Allah, maka Dia akan menjawab. Anda siap untuk
mulai?” Mereka berkata, “Hei! Tunggu dulu. Sebentar dulu. Tahan. Kami harus berpikir dulu.”

Saya berkata, “Jadi, apakah Anda takut pada sesuatu yang tidak Anda percayai?” Mereka menjawab,
“Kami tidak takut. Saya berkata, “Tadi saya katakan bahwa kalau Anda berbicara pada tembok, maka
tembok tidak akan bisa menjawab. Tetapi jika kalian berbicara kepada Allah, maka Dia bisa dan akan
menjawab. Apakah bisa kita mulai? Apakah Anda siap menguji hal ini?”

Lalu mereka berkata, “Hei tunggu dulu. Apa maksudnya ini?” Saya berkata, “Saya sedang memberi
Anda kesempatan yang adil untuk membuktikannya. Saya ada di sini. Jika Allah tidak menjawab
kalian, silakan pukul saya. Saya ada di sini. Saya tidak melarikan diri. Saya bukan tukang obat yang
setelah menjual obat palsu yang akan hilang entah ke mana.”

Saya ingat, di sekitar rumah kami, pernah ada seseorang yang berkeliling menjual sejenis pil, dan dia
menjamin bahwa jika Anda menelan pil itu, maka tidak akan ada ular yang mau menggigit Anda.

Page 20 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Hebat sekali! Tak ada ular di sekitar sana. Satu-satunya ular yang ada hanyalah ularnya sendiri, dan
ular ini memang tidak menggigit orang. Lalu dia berkata, “Kalau kau minum obatku ini, tak akan ada
ular yang mau menggigitmu.” Masalahnya, saat obat itu Anda uji ke kebun binatang dengan
menjulurkan tangan Anda ke kandang ular, orang itu sudah melarikan diri. Saat Anda kembali esok
harinya untuk berkata, “Hei kamu! Lihat apa yang terjadi pada tanganku!” dia sudah tidak ada di
sana. Dia sudah pergi ke kota lain untuk menjual obat ajaibnya di sana.

“Nah,” saya berkata, “Saya tidak akan melarikan diri. Saya hadir di sini. Ini adalah ujian yang cukup
adil, benar bukan?” Mereka berkata, “Katakan sekali lagi? Apa yang harus kami lakukan?” Saya
menjawab, “Anda datang kepada Allah, yaitu Allah yang hidup, dan Anda berbicara kepada-Nya.
Sampaikan kepada-Nya tentang persoalan yang telah Anda ajukan kepada saya tadi. Sampaikan
pada-Nya bahwa Anda tidak percaya kepada-Nya. Jelaskan alasan mengapa Anda tidak percaya
kepada-Nya. Nyatakan dengan jujur, tegas, dan dari lubuk hati Anda, dan dengan kerendahan hati
juga. Anda sedang berurusan dengan Allah yang hidup. “

Lalu saya berkata, “Jika Anda tidak sekadar mau berdebat tapi benar-benar ingin dan tulus mencari
kebenaran, inilah kesempatannya, inilah waktunya. Bagaimana? Jika Dia tidak menjawab kalian, saya
masih akan ada di sini. Jika Anda memang benar-benar ingin mengenal Allah, katakan, ‘Ya Allah, aku
tidak kenal Engkau, aku belum pernah bertemu dengan-Mu. Aku bahkan tidak tahu bagaimana
berkenalan dengan-Mu. Tetapi temanku di sini berkata bahwa jika aku berbicara kepada-Mu, kalau
aku datang dengan rendah hati kepada-Mu, kalau aku siap untuk mengizinkan segala rintangan yang
berdiri di antara Engkau dan aku disingkirkan, maka Engkau akan berbicara kepadaku, Engkau akan
membuatku mengenal-Mu.’ Jika Anda siap untuk melakukan hal itu, maka Allah akan berbicara ke
dalam hati Anda dengan cara yang membuat Anda tahu bahwa itu semua nyata. Apakah Anda
bersedia menerima tantangan saya?”

Aneh, Anda tahu apa yang terjadi? Mereka semua berubah menjadi pengecut. Tak satupun yang
bersedia menerima tantangan saya. Tak satupun! Mereka ketakutan karena saya berkata, “Inilah
kebenarannya. Saya berpihak pada kebenaran ini. Saya tahu bahwa saya menyampaikan kebenaran.
Jika kalian pikir saya menyampaikan kebenaran, ujilah pernyataan saya, bukankah begitu?” Apakah
Anda pikir saya masih akan memberitakan Injil hari ini dan tidak mencari pekerjaan lain yang akan
memberi saya penghasilan sampai empat atau lima kali lipat dari yang saya dapatkan sekarang ini,
jika saya tidak percaya bahwa Allah itu nyata? Akan tetapi Anda tidak harus ikut keyakinan saya. Saya
hanya akan mengundang Anda untuk menguji sendiri. Itu sudah cukup adil. Akan tetapi mereka
ketakutan.

Page 21 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Iman menuntut keberanian, keberanian untuk menghadapi kebenaran sekalipun Anda mungkin tidak
suka akan kebenaran itu. Anda harus siap berkata, “Baik, jika demikian halnya, jika aku harus
berkorban sebesar itu, aku akan melakukannya.” Namun mereka semua yang mengaku ateis itu,
berubah menjadi pengecut. Tak satupun yang meladeni tantangan saya.

Beberapa waktu kemudian, salah satu dari mereka, saat itu sudah mendapatkan gelar doktornya dan
sudah mengajar di London University, datang menemui saya. Suatu hari, saya pulang dan dia sedang
menunggu saya. Dia berkata, “Aku ingin bercakap-cakap denganmu.” Saya mengundang dia ke
kamar saya. Dan dia memulai, “Tolong beritahu saya, bagaimana kamu sampai menjadi orang
Kristen?” Lalu saya ceritakan padanya tentang bagaimana saya menjadi Kristen. Dan dia mengajukan
banyak sekali pertanyaan. Kemudian, dia berkata, “Aku mau katakan sesuatu. Aku mau beritahu
kamu bahwa aku benar-benar ingin berkenalan dengan Allah. Aku sangat menyadari bahwa bahwa
apa yang kau sampaikan itu benar.”

Akan tetapi dia ketakutan. Bahkan sampai dengan hari itu, dia masih saja takut. Dia tidak berani
mengambil langkah maju. Dia tidak berani meninggalkan keamanan, dia merasa aman berada di atas
perahu kecilnya itu. Sekalipun perahu itu bisa tenggelam setiap saat, namun tetap saja itu adalah
perahu! Jika dia melangkah keluar, dia akan tenggelam ke dalam air, tidak ada landasan untuk dia
berpijak. Jadi, dia merasa lebih aman jika berada di dalam perahunya yang sebetulnya tidak aman
itu. Dan sampai dengan malam itu, saya melihat terjadi pergumulan di dalam dirinya. Pada larut
malam, dia pergi sambil berkata, “Saya benar-benar ingin mengenal Allah. Saya akan pulang dan
memikirkan hal ini dengan lebih teliti.” Kekurangan yang saya ketahui tentang orang ini adalah ia
tidak punya keberanian untuk menjadi orang Kristen. Penundaannya sangatlah merugikan karena
belakangan saya dengar dia diusir karena kegiatan politiknya. Saya sangat menyesal, sangat sedih
akan hal itu karena saya merasa bahwa dia sudah begitu dekat, untuk bisa bertemu dengan Allah.
Namun sudah terlambat. Dia terusir dari Inggris, dan saya tidak tahu dia berada di mana sekarang
ini.

Butuh keberanian untuk percaya

Namun di kesempatan yang lain, saya mengajukan tantangan yang sama pada seorang mahasiswa
yang lain. Dia mengajukan banyak pertanyaan kepada saya. Selesai saya jawab satu pertanyaan, dia
sudah mengajukan pertanyaan yang lainnya, belum sempat saya menarik nafas setelah menjawab
yang itu, dia sudah mengajukan pertanyaan yang baru lagi. Saya berkata, “Tunggu dulu. Begitu
banyak pertanyaanmu, dan aku mungkin harus berada di sini semalaman dan mungkin sampai
beberapa hari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu itu. Apakah kamu hanya ingin berdebat

Page 22 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

denganku atau kamu ingin benar-benar bertemu dengan Allah?” Dia menjawab, “Oh, aku tidak
sedang mendebatmu, aku benar-benar ingin bertemu dengan Allah.”

Lalu saya bertanya, “Apa kamu serius?” Dia berkata, “Benar, aku serius.” Saya katakan, “Baik.
Apakah kamu siap untuk melakukan apa yang akan kusampaikan?” Dia bertanya, “Apa itu?”
“Berbicara dengan Allah.” “Berbicara dengan Allah? Bagaimana melakukannya?” Saya berkata,
“Sama seperti kamu berbicara denganku, demikianlah kamu berbicara dengan-Nya.” “Oh,” katanya,
“Maksudmu, Dia mendengarkan kita?” Saya jawab, “Sudah tentu, Dia mendengarkan kamu.” Saya
berkata, “Perhatikan, jika engkau telah berbicara dengan-Nya dan Dia tidak menjawabmu, maka
kamu pasti tahu, bukankah begitu?” Dia berkata, “Tentu saja, aku pasti tahu.” Saya katakan,
“Baiklah, sekarang semua pertanyaan yang telah kau ajukan padaku, ajukanlah kepada-Nya.
Sampaikan pada-Nya semua persoalanmu. Bahaslah bersama-Nya dengan cara yang sama seperti
kamu sedang membahasnya bersamaku. Akan tetapi kamu harus datang kepada Allah dengan
kerendahan hati.” Lalu kami berdua berlutut di hadapan Allah.

Tidak ada orang yang bisa masuk dengan keangkuhan di dalam hadirat Dia yang menciptakan langit
dan bumi. Ingatlah, Anda sangatlah kecil dibandingkan dengan alam semesta ini. Datanglah dengan
kerendahan hati di hadapan Allah. Jika Anda ingin mengenal kebenaran, singkirkan keangkuhan dari
hati Anda. Kesombongan dan keangkuhan adalah penghalang utama dalam pengenalan akan
kebenaran. Dalam mencari kebenaran, Anda harus selalu mendekatinya dengan ketulusan,
kerendahan hati dan dengan tekad yang kuat. Dan kebenaran itu bisa meminta pengorbanan yang
sangat besar – dari segi waktu dan tenaga!

Lalu saya berkata, “Apakah kamu siap?” Dia menjawab, “Baik.” Lalu kami berdua berlutut, dan saya
berdoa buat dia dan saya berkata, “Ayo, berbicaralah kepada Allah, sampaikan pada-Nya
permasalahanmu.” Kemudian dia mulai berbicara, sampai akhirnya selesai. Setelah beberapa saat
dia berhenti, kami bangkit, dan dia berkata, “Kau tahu, ada sesuatu terjadi pada diriku.” Dia berkata,
“Sesuatu terjadi. Aku tidak tahu apa yang terjadi, akan tetapi aku telah berubah.” Saya berkata,
“Benar, kamu telah berubah. Kamu telah bertemu dengan Allah. Sudah aku katakan dari tadi, bahwa
kamu sedang berurusan dengan Pribadi yang hidup?” Dia menjawab, “Aku tak pernah
mengharapkan hal semacam ini. Di sepanjang hidupku aku selalu mencari hal ini, aku tidak tahu
bagaimana menggambarkannya – Allah telah mengubah hidupku!” Dia sangat takjub. Dia terpesona,
terkesima! Sampai dengan hari ini dia adalah seorang Kristen yang sangat aktif melayani Tuhan.

Pada saat itu, dia baru saja memulai kuliahnya di bidang kedokteran, akan tetapi begitu luar biasa
pengalamannya bertemu dengan Allah sehingga dia tidak mau belajar kedokteran lagi dan mau ganti
jurusan. Hal ini membangkitkan kemarahan keluarganya. Dia berkata, “Sekarang aku telah mengenal

Page 23 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Allah, aku telah bertemu dengan-Nya. Aku benar-benar ingin lebih mengenal Dia. Bagiku, itulah yang
paling penting sekarang ini.” Dia telah menangkap visi tersebut. Dia telah bertemu dengan Allah.

Jika Anda telah bertemu dengan Allah, Anda akan tahu. Tidak ada keraguan sama sekali. Apakah
Anda jenis orang Kristen semacam itu? Atau, apakah Anda percaya karena  orang lain percaya, dan
Anda berpikir, “Oh, penjelasannya cukup bagus, aku akan menerima keyakinannya.” Jika demikian
halnya belum mengenal Allah; Anda baru tahu sesuatu tentang Dia. Jika Anda bukan seorang Kristen,
ladeni tantangan saya! Saya bukan penjual obat palsu. Ucapan saya siap diuji.

Dosa bagaikan badai yang mengacaukan hidup kita

Mari kita melanjutkan pengamatan akan Perikop ini. Para murid sedang mendayung di tengah badai,
sama seperti kita, kita sedang dilanda persoalan-persoalan hidup. Kita sedang mendayung di tengah
badai. Badai di dunia ini, di dalam hidup kita, di tengah keluarga kita –  badai yang ditimbulkan oleh
dosa. Dosa menyebabkan badai mengamuk di dalam kehidupan kita. Orang-orang dilanda
kegelisahan di dalam dirinya. Saat dosa melanda kehidupan mereka, ia bagaikan hama belalang atau
seperti badai yang membuat kacau segala sesuatu di dalam hidup mereka. Sangat mengerikan. Lihat
saja kehancuran yang telah ditimbulkan oleh dosa di dunia ini. Dan Allah telah mengutus Yesus
datang untuk mengatasi masalah dosa di dalam pribadi setiap orang percaya. Demikianlah, mereka
berada di tengah badai, dihantam oleh badai, lalu datanglah Juruselamat.

Dan ketika Juruselamat datang, apa yang terjadi? Mereka malah ketakutan, sama seperti para murid
ini. Ketika Yesus mendekat dan berkata, “Marilah kepada-ku,” apakah yang terjadi? Orang-orang itu
ketakutan. Mereka tidak berani datang. Camkan pelajaran ini. Yesus berkata, “Jangan takut.” Dia
tidak akan mencelakai Anda. Dia hanya ingin menyelamatkan dan memberi Anda damai sejahtera.
Dia ingin mengubah Anda. Dia akan menyingkirkan dosa dari dalam hidup Anda dan menjadikan
Anda pribadi yang baru – pribadi yang tidak lagi menempatkan dosa sebagai raja; yang tidak bisa lagi
dipermainkan sesuka hati oleh dosa; pribadi yang memiliki sukacita bersekutu dengan Allah. Semua
ini adalah hal yang bisa Anda buktikan sendiri.

Tujuan utama hal ini disampaikan adalah agar Anda bisa membuktikannya sendiri. Anda tidak perlu
bergantung pada orang lain. Anda sendiri bisa bertemu dengan Allah dan mengenal Dia. Kita harus
siap untuk mendekati–Nya, karena Dia selalu siap untuk mendekati kita. Anda sedang mendengarkan
firman Injil, Allah sedang mendekati Anda lewat Firman–Nya. Janganlah takut.

Di dalam Perikop ini, saat Yesus menghampiri dan berkata-kata pada mereka, apa reaksi Petrus?
Petrus mendengar suara itu dan dia mengenalinya. Itu memang suara Yesus. Benar, itu adalah dia!
Saat kita angkat telpon, Anda tidak harus selalu bertanya siapa yang menelepon itu. Anda cukup

Page 24 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

mendengar suaranya dan segera tahu, “Ah, ini suara si Anu.” Anda mengenali suaranya. Namun yang
tidak Petrus bayangkan adalah bahwa Yesus sedang berjalan di atas air! Terlebih lagi, dia bisa
melihat sosok tubuh itu akan tetapi dia belum bisa mengenali secara jelas. Yesus membelakangi
cahaya pagi dan hanya berbentuk bayangan gelap yang dikelilingi sinar langit pagi.

Di Markus 6:48, kita diberitahu bahwa Yesus tidak lurus mengarah ke perahu. Dia berjalan melewati
perahu mereka, itu pun sudah membuat mereka sangat ketakutan. Jika dia lurus mengarah ke
perahu, mereka mungkin akan melompat keluar dari perahu karena ketakutan! Mereka merasa
terancam! Sangat ketakutan!

Bagi Petrus, “Lebih aman berada bersama Yesus.”

Petrus melihat Yesus mendekat namun bukan langsung ke arahnya, dan dia mendengar suaranya.
Hal apakah yang terlintas di benak Petrus? “Hei, kalau itu Yesus, mestinya dia tidak akan melewati
kita, bukankah begitu? Mestinya dia tidak meninggalkan kita di tengah badai ini!” “Yesus!” dia
berseru, “Tentunya engkau tidak akan meninggalkan kami di tengah semua ini bukan?” Dan dia
mendapat ide, “Jika itu engkau, suruhlah aku datang kepadamu. Katakan saja, ‘Datanglah’, maka aku
akan datang berjalan di atas air ke arah engkau.” Dia tahu bahwa yang terbaik adalah berada
bersama Yesus di mana pun Yesus itu. Perahu ini akan tenggelam. “Yesus akan berlalu. Jika itu Yesus,
aku tidak akan berdiam di sini. Aku tidak mau.” Lalu ia berseru, “Yesus, jika itu Engkau, suruhlah aku
datang kepadamu. Aku ingin berada bersamamu.” Sungguh suatu hal yang hebat dan indah! Cara
Petrus berpikir memang berbeda.

Yesus menanggapi Petrus

Namun murid-murid yang lain mungkin berpikir, “Yah, perahu ini mungkin akan tenggelam, namun
untuk sementara dia masih mengapung.” Hal berjalan di atas air, sama sekali tidak terlintas di benak
mereka.

Akan tetapi pemikiran Petrus tidak seperti itu. Dia berpikir, “Perahu ini memang mengapung untuk
sementara ini, tapi tidak akan lama. Yang aman adalah berada bersama dengan Yesus.” Jadi dia ingin
mendatangi Yesus. Dan dia mengucapkan kalimat yang luar biasa ini, “Tuhan, apabila  engkau itu,
suruhlah aku datang kepada-mu berjalan di atas air.” Dan apa jawab Yesus? Yesus menyuruhnya
datang! Sungguh mengesankan! Yesus bisa saja berkata, “Tetaplah di dalam perahu. Kamu akan
baik-baik saja di sana. Aku ada di sini.” Ternyata tidak. Yesus meladeni Petrus. Yesus berkata,
“Datanglah. Kamu berani melangkah keluar dari perahu dan melangkah di atas air? Datanglah.” Dan
Petrus benar-benar melakukannya. Dia berkata, “Perkataanmu sudah merupakan jaminan buatku.
Engkau sudah mengucapkannya, maka aku akan melakukannya.”

Page 25 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Kebesaran Petrus: “Engkau mengatakannya, aku akan melakukannya.”

Yesus juga mengatakan hal yang sama dalam kesempatan yang berbeda. Petrus pernah berkata
bahwa mereka telah bekerja semalaman, dan tidak mendapatkan hasil apa-apapun, dan Yesus
berkata, “Jalankan perahu dan buanglah jala ke sebelah kanan.” Petrus berkata, “Apa? Di siang hari?
Tak ada orang menjala ikan di siang hari. Engkau boleh saja mengajarkan aku tentang Injil, tetapi
jangan mengajariku cara menangkap ikan. Aku nelayan, dan tidak ada orang yang menjala ikan di
siang bolong. Tidak, tidak. Ikannya terlalu jauh di bawah air. Malam hari adalah waktunya menjala
ikan, bukankah begitu?”

Namun Petrus adalah orang yang bersedia merendahkan diri. Dia melakukan banyak kesalahan, akan
tetapi dia memiliki kualitas ini. Apakah yang Petrus katakan? “Baiklah, aku menurut perintahmu, jika
engkau menyatakannya, aku akan melakukannya.” Inilah kekuatan Petrus. “Engkau mengatakannya,
aku akan melakukannya. Baiklah, aku akan berangkat.”

Kebesaran Petrus adalah: “Yesus, jika Engkau yang mengatakannya, aku akan melakukannya.” Dia
tidak dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan pribadinya. Dia berangkat, dia menebarkan jala.
Hasilnya? Dia tidak kuat mengangkat jalanya; jala itu penuh dengan ikan!

Petrus berkata, “Tuhan, jika engkau menyuruhku.” Dia tidak mau berbuat bodoh. Dia tidak mau
langsung melompat keluar dari perahu tanpa menanti perintah dari Tuhan. Di dalam perahu saja
keadaannya sudah cukup buruk, langsung melompat keluar dari perahu akan jauh lebih buruk lagi.
Petrus belum sebodoh itu. Otaknya masih bisa bekerja dengan baik. Jadi dia tidak mau begitu saja
berenang keluar perahu. Dalam keadaan seperti itu, sekalipun Anda adalah seorang perenang yang
pandai, peluang Anda untuk tenggelam sangatlah besar. Petrus berkata, “Suruhlah aku untuk datang
kepadamu, dan aku akan datang.” Yesus menjawab, “Datanglah.” Lalu Petrus melangkah keluar dari
perahu dan berjalan melintasi air.

Iman adalah keberanian; tidak percaya adalah ketakutan

Sangat hebat! Tidak dikatakan bahwa Petrus mengambil satu atau dua langkah, akan tetapi dia
berjalan! Wow! Dituliskan, bahwa Petrus berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Dia berjalan
menuju Yesus!

Tapi kemudian dia menoleh ke sekelilingnya. Di depan ada Yesus. Selama dia memusatkan perhatian
kepada Yesus, keadaannya baik-baik saja. Akan tetapi saat dia memperhatikan badai dan keadaan di
sekitarnya, apa yang terjadi? Tiba-tiba keadaan di sekitarnya membuat dia goyah.” Dia berkata,
“Mengapa aku berada di tengah-tengah danau ini?” Dikatakan dia mulai kuatir dan ketakutan lagi.

Page 26 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Iman adalah keberanian, dan lawan dari iman adalah ketakutan. Ketidak-percayaan itu berkaitan
dengan ketakutan, akan tetapi iman adalah keberanian. Begitu dia mulai ketakutan, dia mulai
tenggelam.

Petrus tidak langsung tenggelam

Coba Anda renungkan. Kapankah dia mulai tenggelam? Ini adalah hal yang sangat menarik. Ayat 30
berkata: dan mulai tenggelam. Mulai tenggelam? Tunggu dulu. Pikirkan dengan baik. Coba pergi ke
kolam renang, melangkah ke air dan lihat apa yang terjadi. Apa yang akan terjadi? Saat Anda
melangkah ke dalam air, Anda langsung tenggelam begitu saja! Anda tidak mulai tenggelam,
melainkan langsung tenggelam. Tidak ada yang namanya mulai tenggelam. Berdasarkan prinsip
gravitasi bumi, dia tidak akan pernah sempat berseru, “Tuhan, tolong aku!” Kalimatnya terlalu
panjang. Belum sempat dia berkata, “Tuhan,” dia sudah tenggelam.

Tahukah Anda apa maksudnya? Di sinilah letak keindahannya. Alkitab ini sungguh hebat. Pada saat
dia kehilangan imannya, dia mulai tenggelam dan buat beberapa saat Yesus mengizinkannya untuk
tenggelam. Saat Petrus mulai ragu, Yesus memberi dia satu pelajaran. Dia membiarkan Petrus
tenggelam secara perlahan. Secara perlahan-lahan Petrus mulai tenggelam. Petrus mendapati
bahwa air mulai naik. Dan dia berkata, “Tuhan, tolong aku.” Inilah keindahan dalam cara Yesus
menangani kita. Jika kita diizinkan jatuh setiap kali kita kekurangan iman, maka kita sudah langsung
jatuh ke dasar laut! Yesus membiarkan dia tenggelam secara perlahan. Suatu pelajaran buat Petrus
tapi dia tidak akan membiarkan Petrus untuk terus tenggelam. Ini adalah hal yang sangat indah. Dari
catatan ini kita banyak belajar tentang cara Allah menangani kita.

Sebenarnya Petrus sudah sangat dekat dengan Yesus. Pernahkah Anda melihat anak kecil coba
menyeberangi balok yang melintang di atas parit atau kali kecil? Mereka mulai melangkah dan dapat
dengan baik menjaga keseimbangannya, namun tiba-tiba pada langkah-langkah terakhir mereka
kehilangan nyali. Sama seperti Petrus, mereka jatuh ke parit. Jika mereka tetap tenang,
mempertahankan keberanian, mereka akan bisa menyeberang dengan selamat. Jika Petrus memiliki
keberanian iman yang cukup dan tetap berpegang teguh pada Kristus, maka dia akan berhasil
sampai, akan tetapi dia ketakutan. Dia mulai tenggelam. Dia sudah sangat dekat karena kita tahu
Yesus dapat langsung mengangkatnya.

Berseru pada Tuhan dalam kelemahan

Sekarang pikirkanlah: dia harus berjalan lagi di atas air untuk kembali ke perahu! Dia tidak sedang
berada di samping perahu. Dia telah berjalan meninggalkan perahu menuju Yesus, dan dia harus
berjalan kembali ke perahu bersama Yesus. Ini adalah pelajaran indah buat orang Kristen. Kadang

Page 27 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

kala, ketika iman Anda melemah, Anda terpuruk. Namun Allah tidak membiarkan Anda begitu saja
tenggelam sampai ke dasar. Dia biarkan Anda tenggelam sedikit, dan ketika Anda berseru kepada-
Nya, Dia mengangkat Anda kembali. Dan selanjutnya Anda berjalan bersama Dia selanjutnya.

Pokok pertama – kita harus menanggapi

Apa yang bisa kita pelajari dari Petrus? Pertama-tama, kita melihat bahwa Petrus, di dalam segala
kelemahan dan kegagalannya, adalah orang yang sangat tanggap. Dalam hal menjadi seorang
Kristen, hal yang paling pokok adalah kita harus tanggap. Bagaimana Anda bisa mencapai kemajuan
jika Anda tidak tanggap terhadap segala sesuatu? Tidak ada gunanya. Saat berbicara dengan orang
lain, Anda terasa mungkin seperti sedang berbicara dengan tembok karena tidak ada responnya.
Setidaknya berbicara dengan tembok, Anda masih bisa mendengarkan gema dari tembok itu. Akan
tetapi saat berbicara dengan orang lain, seringkali tidak ada hasil sama sekali. Mereka tidak
menanggapi apa yang Anda katakan.

Mereka mendengarkan Firman Allah, “Baiklah, itu memang benar, khotbah yang menarik, enak
didengar. Mari pulang dan menikmati makan malam.” Tak ada tanggapan! Orang yang tanggap akan
berkata, “Jika demikian halnya, jika memang benar, aku harus berbuat sesuatu.”

Perlu keberanian iman untuk berpegang pada Allah

Hal kedua dari Petrus adalah, dia bukan sekadar tanggap, dia juga bersedia berpetualang. Dia
bersedia mengambil resiko iman karena dia melangkah menuju hal yang tidak dia ketahui. Iman
menuntut keberanian. Ketika Allah memanggil Abraham, dia tidak tahu kemana Allah akan
mengutusnya. Dia berangkat tanpa tahu kemana arah tujuannya. Itulah keberanian iman. Melangkah
bersama dengan Allah tanpa tahu apa yang akan dihadapi. Ini bukanlah iman yang buta. Ini bukan
iman yang buta karena Anda mengarahkan pandangan Anda kepada Dia. Anda tidak tahu apa yang
terdapat di masa depan, tetapi Anda tahu Siapa yang mengendalikan masa depan. Itulah iman.

Keberanian iman membuat kita teguh berpegang pada Allah. Keberanian iman berkata, “Jika
demikian halnya, jika Engkau mengatakannya, maka aku akan melakukannya. Jika Tuhan berkata,
‘Datanglah,’ maka aku akan datang. Sekalipun aku tahu bahwa hal ini mungkin berbahaya.”
Pikirkanlah keberanian yang dibutuhkan untuk melangkah ke air di tengah badai itu. Iman memang
dibentuk oleh hal-hal semacam itu.

Petrus orang yang seperti itu. Dia adalah orang yang berani, mungkin bisa dikatakan orang bodoh
yang berani. Namun itu adalah kelemahan sekaligus kekuatannya. Dan dia sangat diberkati. Dia
selalu bersedia untuk berpetualang jika Yesus menyuruhnya. Dia adalah orang yang selalu ingin
bersama dengan Yesus. Dia orang yang bersedia membayar harga tinggi untuk taat.

Page 28 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Ada sebagian orang yang ingin tahu kebenaran akan tetapi mereka tidak mau mengambil resiko. Tak
akan ada penjelajah di dunia ini jika tak ada orang yang berani pergi melewati batas daerah yang
mereka ketahui. Tak akan ada ilmu pengetahuan seperti yang sekarang ini jika tak ada orang yang
berani bergerak melampaui batas pengetahuan yang mereka kenal. Anda menempuh resiko. Anda
bertualang. Mungkin Anda harus mengeluarkan banyak uang dan tidak mendapatkan hasil apa-apa
dari sana. Itulah resiko!

Penelitian ilmiah mengandung resiko yang besar. Untuk mencapai kebenaran, diperlukan kesediaan
untuk mengambil resiko yang besar. Hasil yang didapat mungkin sangat berharga. Dan itulah yang
disebut orang Kristen. Bagi Petrus, dia baru saja mengenal Yesus. Ada resiko yang ditempuh saat
menapakkan kaki keluar perahu dan pergi mendapatkan Yesus. Dia kenal Yesus, tetapi dia belum
cukup mengenalnya. Akan tetapi tingkat pengenalannya akan Yesus sudah cukup untuk
memberanikan dia mempercayai ucapan Yesus, sekalipun hal itu melibatkan resiko menempuh
keadaan yang baru, keadaan yang berbahaya.

Apakah Anda bersedia menempuh resiko demi kebenaran?

Sekarang tanyakan pada diri Anda: “Apakah Anda seorang yang tanggap? Apakah Anda jenis orang
yang bersedia mengambil resiko untuk mengenal kebenaran?” Jika iya,  berarti Anda adalah orang
yang diberkati. Iman adalah keberanian untuk mengambil resiko dan berkata, “Ya Allah, jika itu
kataMu, akan aku lakukan.” Itulah yang dilakukan oleh para manusia Allah yang perkasa. Mereka
berpegang pada Firman yang disampaikan oleh Allah dan mereka mendapati bahwa Allah tak pernah
gagal. Tak pernah gagal! Itu sebabnya saya berani menantang para mahasiswa yang skeptis (bersikap
menolak) itu. Saya berani membuat tantangan karena saya tahu, saya bukan sekadar percaya di
dalam pengertian yang kabur, saya tidak sekadar mengkhayal, saya tahu bahwa Allah tak pernah
gagal. Saya tantang mereka. Namun, mereka tidak berani menerima tantangan itu.

Tantangan yang sama saya berikan pada Anda sekarang. Jika Anda bersedia meresponi Firman Allah,
jika Anda bersedia bertualang, maka sama halnya dengan Petrus, Anda akan tahu bahwa Firman
Tuhan itu benar. Jika Anda adalah seorang non-Kristen, Anda mungkin merasa bahwa Anda sedang
menempuh beberapa langkah yang gemetaran ke arah Tuhan. Jangan takut. Ambillah langkah-
langkah itu. Dan jika Anda mulai tenggelam, Anda akan tahu bahwa Tuhan sangat baik, sangat
bermurah hati. Dia tak akan membiarkan Anda langsung tenggelam ke dasar laut. Tidak sama sekali.
Dia akan mengulurkan tangan-Nya dan mengangkat Anda. Dia akan berkata, “Mengapa kamu takut?
Mengapa kamu ragu? Tidakkah kamu tahu bahwa aku setia pada firman-Ku? Mengapa kamu takut?”

Page 29 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Demikianlah, saya menghadapkan Anda dengan suatu tantangan dari perikop yang indah ini.
Ketahuilah bahwa Allah itu baik. Anda mungkin berkata, “Yah, aku tidak yakin apakah yang
kulakukan ini benar. Aku tidak yakin apakah aku cukup berani.” Jangan takut. Anda akan mendapati
bahwa Allah sangat sabar dan sangat indah kasih-Nya. Anda tidak perlu takut untuk datang kepada
Allah. Jadi, ulurkanlah tangan-mu dalam iman dan berpegang teguhlah kepada-Nya. Dan Anda akan
mengerti apa yang telah saya sampaikan. Terimalah tantangan saya. Buktikan sendiri. Dan Anda akan
tahu bahwa apa yang saya katakan itu benar: Allah tidak pernah gagal.

LATIHAN SOAL

1. Tindakan iman dan keberanian Petrus saat berjalan diatas air, apakah saat ini dapat dan
mungkin dilakukan?? (contoh pesulap yang berjalan diatas air).
2. Hukum roh dan iman mengatasi hukum alam setujukan anda akan pernyataan ini?? Dalam
konteks apa hal ini dapat di buktikan (iman sebesar biji sesawi)?? Berikan contoh dan ayat
alkitabnya.

Page 30 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

KEGIATAN BELAJAR 4

IMAN & MUJIZAT

Perkembangan Teologia di Indonesia memasuki babak baru sejak tahun 1960-an. Aliran
Pentakosta datang di Indonesia. Pada tahun 1980-an aliran Neo Pentakosta yang dinamakan aliran
Karismatik juga muncul. Berbagai perubahanpun terjadi. Dari segi tata ibadah dari yang biasanya
tampil dengan tata aturan yang baku dan cenderung “monoton” sekarang agak lebih “semangat”
dan “dinamis” diiringi dengan tepuk tangan meriah. Dari segi lagu-lagu dari yang biasanya lagu
Hymne beralih ke lagu yang agak berbau pop, rock bahkan R & B. Dari segi Theologi juga banyak
yang baru, Baptisan yang selalu kukuh dipertahankan dengan Baptisan percik oleh Gereja suku,
sekarang ada baptisan selam dan keharusan Baptisan ulang. Bahasa Roh yang sebelumnya mungkin
tidak terlalu diperhatikan, sekarang para Theolog lokal sibuk membahas apa itu Bahasa Roh yang
sepertinya menjadi kebanggaan bagi aliran karismatik. Konsultasi Internasional pemimpin organisasi
Gereja Protestan seluruh dunia yang tergabung dalam United Evangelical Mission (UEM) yang
berlangsung di Kota Accra, Ghana juga mengambil sikap yang sama yaitu menolak apa yang
dilakukan orang Kharismatik berupa kesembuhan melalui mujizat (Harian SIB 7 Des. 2003). Sadar
atau tidak sadar kehadiran Pertakosta dan Karismatik di Indonesia memberi “warna” baru dalam
Theologi Indonesia. 
Dalam kesempatan yang lain kita juga sering disuguhi lewat selebaran, spanduk maupun lewat
media massa untuk menghadiri sebuah kebaktian dengan iming-iming kesembuhan Illahi, Doa
pelepasan, Mujizat dan janji urapan Roh kudus. Berbagai tanggapan sering muncul dari yang pro dan
kontra. Pro dan banyak yang mengikuti karena kita menyadari bahwa semua manusia mempunyai
masalah dan juga banyak yang mengalami sakit yang membutuhkan kesembuhan. Harapan untuk
mendapat kesembuhan tanpa mengeluarkan dana adalah sebuah bayangan yang secara ekonomi
dapat menguntungkan.

Terlepas dari sembuh atau tidak itu adalah persoalan belakangan, yang jelas tawaran itu
adalah tawaran yang menggiurkan banyak orang. 

Page 31 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Disisi yang lain ada yang kontra karena hal-hal ini sering diidentikkan dengan kegiatan aliran
Karismatik yang mana Gereja lokal memandangnya agak kurang setuju walaupun tidak dapat
berbuat apa-apa. Eksploitasi mujizat yang sering kita saksikan memang kebanyakan dari mereka
yang beraliran karismatik. Terjadinya krisis identitas tidak terelakkan bagi jemaat yang masih belum
paham tentang Teologia. Tak jarang kita menyaksikan perpindahan jemaat dari Gereja yang satu ke
Gereja yang lain dengan alasan yang sebenarnya sering mengada-ada dan sering menyudutkan salah
satu pihak dan mengkultuskan pihak yang lain. Bagi para Pendeta Gereja Tradisional juga panik
melihat banyaknya jemaat yang masih tercatat sebagai anggota gereja namun beribadah ditempat
yang lain. Gereja yang dalam defenisinya adalah perkumpulan orang-orang kudus sepanjang zaman
telah terpecah belah oleh sesuatu hal yang belum dimengerti esensi dari apa yang dijalani dan sering
fanatik terhadap salah satu gereja hanya karena mengikuti apa kata Pendeta kami dan bukan apa
kata Alkitab. 
Dari apa yang kita saksikan belakangan ini, banyaknya fenomena yang terjadi disekitar kita mengenai
Theologia yang kita sebut dengan Theolgia Kontemporer, baik itu Bahasa Roh, Baptisan Ulang,
Eksploitasi Mujizat, Minyak urapan, Doa kesembuhan, Doa pelepasan dan entah apapun namanya,
saya tertarik untuk membahas mengenai mujizat dalam hubungannya dengan iman. Saya tertarik
karena saya melihat penekanan iman dari setiap proses yang mereka tawarkan sangat erat
hubungannya dengan janji kesembuhan itu. Walaupun pada akhirnya terdapat juga vonis yang
kurang bersahabat seperti yang tidak sembuh pasti belum beriman. Paksaan untuk beriman agar
memperoleh kesembuhan pada akhirnya menimbulkan masalah baru bagi mereka yang
menginginkan kesembuhan yaitu merasa diri sendiri tidak ada arti karena tidak beriman. Pada
akhirnyapun sang korban sibuk mencari bagaimana agar bisa beriman. Maka terjadilah kalau saya
mengatakan kekacauan dan gejolak bagi diri sendiri karena diantara belum beriman dan merindukan
kesembuhan yang tidak jarang pada akhirnya menimbulkan depresi. Dari sisi ini justru saya melihat
sebuah kerancuan diantara Iman dalam hubungannya dengan janji kesembuhan itu. Bagaimana
mungkin seseorang yang ditawarkan kesembuhan yang seharusnya membawa dia kepada
kedamaian yang daripada Allah justru mengalami depresi. Saya melihatnya sebagai salah kaprah dan
cenderung hanya untuk kesenangan pribadi.
Definisi Mujizat

Banyak yang kita lihat ditampilkan mereka yang menjanjikan mujizat dalam iklan maupun
undangan adalah berupa kesembuhan penyakit. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang
sakit sembuh dan lain-lain, dari sini kita bisa katakan bahwa mujizat yang dimaksud adalah
kesembuhan. Selama pelayanan Yesus tiga setengah tahun di bumi hal kesembuhan seperti itu
sering terjadi yang dicatat oleh Alkitab. Didalam perjanjian lama juga kita bisa melihat hal-hal yang

Page 32 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

diluar dari kebiasaan atau menurut ukuran manusia itu tidak lazim. Orang Israel berjalan
menyeberangi laut Teberau, makan roti manna di Padang gurun, air keluar dari bebatuan tandus,
matahari berhenti dan banyak lagi yang dicatat oleh Alkitab. Namun apakah dengan demikian kita
mengatakan itu sebagai mujizat? 
Ketika Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya selama enam hari, Allah mengatakan
bahwa semuanya itu baik. Kita melihat adanya suatu tatanan yang sempurna dari semua yang
diciptakan Allah. Lalu melalui kejadian-kejadian yang tidak lazim yang dicatat oleh Alkitab, begitu
mudahkah Allah untuk merubah tatanan yang dibuatNya sendiri untuk membuat manusia terpesona
terhadap Allah. Kenapa dizaman ini mujizat menjadi sesuatu sesuatu hal yang selalu di eksploitasi
untuk menarik perhatian orang?

Zaman Perjanjian Lama apa yang kita alami pada zaman ini mungkin adalah mujizat.
Perjalanan Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan memakan waktu puluhan tahun. Namun
dengan adanya sekarang pesawat terbang maka waktu yang puluhan tahun itu dapat ditempuh
dengan beberapa jam saja. Maka dari sudut pandang waktu Perjanjian Lama pesawat terbang
mungkin adalah sebuah mujizat. Dalam Perjanjian Baru Yesus berjalan diatas air, mungkin itu adalah
sebuah mujizat, namun dengan memasyrakatnya selancar maka berjalan diatas air mungkin tidak hal
yang aneh lagi. 
Edwin Rowulette seorang berkebangsaan Rumania tidak menguburkan istrinya Maria Lynn
Rowulette sejak meninggal tahun 1996. Istrinya dikuburkan pada Oktober 2003 setelah putrinya
mengadu ke polisi karena tidak tahan melihat ayahnya memelihara mayat ibunya disimpan dirumah.
Didalam rumahnya Edwin menyimpan puluhan mayat kucing sebagai bahan percobaan dengan
keyakinan bahwa mayat akan bisa dihidupkan kembali. Dia berharap bahwa istrinya yang sangat
dikasihinya juga suatu saat akan bisa dibangkitkan dengan sangat berkembangnya ilmu pengetahuan
dan Teknologi. Bagaimanakah jikalau suatu saat Edwin Rowulette berhasil? Bisa jadi suatu saat apa
yang dilakukan Tuhan Yesus yang membangkitkan Lazarus dari kematiannya bukan suatu mujizat
lagi. Zaman dahulu siapa yang pernah berpikir tentang Kloning? Siapa juga diantara manusia dahulu
yang menyangka bahwa manusia bisa mendarat di Bulan? Listrik mungkin adalah mujizat besar
dizaman Abraham. Dan banyak hal lagi yang ditinjau dari sudut pandang waktu apa yang menjadi
mujizat pada zaman dahulu adalah sesuatu yang biasa pada zaman ini. Perjalanan kehidupan dan
kemajuan Teknologi telah menempatkan kita pada posisi dimana segala sesuatu yang aneh adalah
biasa dari sudut pandang waktu sepanjang masa. Maka tidak mudah bagi kita untuk mengatakan
keanehan zaman dahulu dan kemungkinan yang terjadi dimasa mendatang adalah mujizat.

Dari defenisi mujizat yang ditawarkan selama ini saya melihat bahwa ada beberapa hal yang
saya pikir perlu diperhatikan. Pertama kalau dikatakan mujizat itu adalah berupa kesembuhan

Page 33 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

seperti yang ditawarkan selama ini maka sebenarnya kita telah terjebak dalam sesuatu hal dimana
kita telah menempatkan Allah pada posisi yang rentan bahwa suatu saat Allah akan bisa dikalahkan
oleh teknologi sesuai dengan perjalanan waktu. Kedua kalau kita ingin membuktikan atau
menunjukkan keterlibatan Allah didalam apa yang kita katakan sebagai mujizat seperti kesembuhan
penyakit, sebenarnya itu telah menempatkan Allah pada tempat bukan sebagai Allah lagi. Dengan
apakah manusia mau membuktikan Allah? Atau apakah Allah bisa dibuktikan dengan segala sesuatu
yang ada dialam ini, atau siapakah manusia sehingga mau membuktikan kehadiran Allah. Ketiga
jikalau kita berani mengatakan dengan iman hari ini Allah akan melakukan keajaiban berupa mujizat
dan kesembuhan dari penyakit, bukankah itu berarti kita telah menggeggam Allah? Bukankah
seharusnya apapun yang terjadi sembuh atau tidak sembuh, sakit atau menderita kita seharusnya
bersyukur dan berkata kehendak Allah yang jadi? Bagaimana mungkin dengan permintaan hari ini
untuk melakukan mujizat serta merta Allah setuju dan melakukannya? Justru menurut saya
kehadiran mujizat seperti yang dijanjikan sangat berlawanan dengan hakekat Allah yang bebas,
bahwa Allah adalah Maha hadir yang bisa melakukan apa saja dan dimana saja sesuai dengan
kehendaknya. Yang artinya dimanapun dan kapanpun Allah berkuasa untuk melakukan “mujizat”
asal ada iman bukan hanya ditempat kebaktian. Keempat, setiap orang yang mengikuti atau bahkan
mengalami “mujizat” yang ditawarkan oleh mereka, akan melihat Allah sebagai penyembuh dari
penyakit-penyakit. Atau jika menawarkan Allah sebagai solusi dari setiap masalah dan pergumulan
dalam dunia seperti penyakit-penyakit, kebangkrutan, kemiskinan, kelaparan dan yang lain maka
sebenarnya kita telah menawarkan Yesus sebagai Dokter hebat yang luar biasa, konglomerat
pemberi kekayaan, dan konsultan manajemen yang hebat, orang kaya pemberi makan, bukan lagi
sebagai Mesias yang menyelesaikan penyakit dari penyakit kita yang paling utama dan yang paling
gelap yaitu dosa. 

Israel gagal mengenali Yesus dan pada akhirnya menolak dan menyalibkan-Nya karena
mereka mempunyai pola pikir tersendiri seperti apa seharusnya Mesias. Ketika secara politik mereka
dilempar kesana-kemari didalam penjajahan bangsa disekitarnya yang pada zaman Yesus mereka
terjajah oleh Roma, Israel mengharapkan bahwa Mesias itu akan menjadi Panglima perang yang
dapat memimpin Revolusi untuk memberontak kepada Roma, Israel mengharapkan Mesias
melepaskan mereka dari kemiskinan akibat pemungutan Pajak yang sangat mencekik oleh penjajah,
mereka rindu pada zaman Salomo yang kaya Raya.

Oleh karena itulah setiap kita menawarkan Yesus untuk menjadi penyelesaian dari berbagai
masalah yang kita hadapi pada masa ini, cenderung akan membuat pola pikir orang yang mengalami
mujizat itu bahwa Yesus hanya penyelesai masalah duniawi bukan masalah kekekalan. Sebagaimana
Israel telah menolak Mesias, besar kemungkinan manusia dizaman ini juga kelak akan menolaknya

Page 34 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

kalau Mesias yang ditawarkan adalah Mesias penyelesai masalah dalam dunia. Dia adalah Mesias
yang akan menebus dosa dunia bukan penyakit jasmani. Maka dari dua sisi baik itu yang
menawarkan mujizat juga yang mengalami mujizat akan selalu menempatkan Allah pada tempat
yang tidak semestinya yaitu dibawah kapasitasnya sebagai Allah. Dari penjelasan diatas begitu jelas
bahwa kesembuhan orang buta, orang lumpuh berjalan, dan sejenisnya bisa kita katakan bukanlah
mujizat.

Mujizat yang Sebenarnya: dimanakah letak Iman?

Kalau saya sendiri berpendapat bahwa mujizat adalah sesuatu yang tidak mungkin bagi
manusia namun mungkin bagi Allah. Artinya dalam skala apapun dengan cara bagaimanpun usaha
yang dilakukan manusia tidak mungkin mencapai apa yang dilakukan Allah, tidak lazim dan tidak bisa
dijelaskan dengan ilmu alam, ilmu jiwa, atau ilmu apapun juga.

Melalaui defenisi diatas mujizat sebenarnya terjadi pada setiap orang yang percaya kepada
Yesus dan memerima Dia sebagai Juruselamatnya dimana ketika dia percaya, dirubah statusnya dari
mati menjadi hidup. Melalui imannya telah menghantarnya kerumah Allah yaitu Sorga. Apapun yang
dilakukan manusia tidak akan bisa menghantarnya ke Sorga dan hal ini tidak bisa dijelaskan dengan
ilmu apapun. Hanya orang yang percaya yang bisa memahami rahasia besar ini. Dia hidup dalam arti
sebenarnya yaitu hidup didalam kekekalan. Setiap terjadi “mujizat” yaitu kesembuhan tubuh suatu
saat dia tetap mati, tubuhnya akan kembali menjadi tanah, maka kesembuhan itu bukanlah
kesembuhan. Namun bagi setiap orang yang mempunyai iman kepada Allah akan mengalami mujizat
yaitu kesembuhan abadi. Maka apa yang tidak mungkin bagi manusia namun mungkin bagi Allah
itulah mujizat. Kita sampai kepada Allah hanya karena kasih karunia oleh iman kepada Allah. Jelas
sekali bahwa keberadaan kita didalam kerajaan Allah benar-benar sebuah mujizat.

Panggilan kita : Memberitakan Injil

Panggilan kita sebagai orang Kristen kembali ditantang didalam menghadirkan mujizat Allah didalam
dunia ini. Bagaimanakah agar mujizat seperti diatas bisa terjadi. Bagaimana agar seseorang
mempunyai iman. “Iman timbul dari pendengaran” kata Rasul Paulus pada suratnya kepada Jemaat
Roma. Bagaimana mereka mau mendengar kalau tidak ada yang memberitakan katanya selanjutnya.
Amanat Agunglah yang selalu harus diperdengarkan bagi dunia ini bukan janji-janji melalui “mujizat”.
Memberitakan Injil kepada seluruh dunia adalah cara kita satu-satunya menghadirkan mujizat Allah
bagi dunia ini. Setiap orang yang percaya dan lahir baru maka ia sudah mengalami mujizat, dan kita
yang melihat seseorang yang kita Injili percaya kepada Allah disetiap itu pula kita melihat dan
menyaksikan mujizat Allah terjadi. Panggilan yang sungguh unik.

Page 35 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Ibrani 11: 1 – 3

Iman adalah dasar yang kokoh serta menjadi bukti bagi apa yang kita harapkan. 1 Yohanes 5: 4, ”…
Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita”.Hanya sesuatu yang datang dari Allah
yang dapat mengalahkan dunia ini, yaitu Iman. Ibrani 11: 1 3, ”Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat…”. Iman memberi
kita pengertian tentang luar biasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dari sesuatu yang
tidak ada menjadi ada, hanya dengan berfirman.

Iman selalu ada hubungannya dengan pikiran. Banyak orang ragu ketika mengharapkan sesuatu, dan
menyadari betapa sulit memperolehnya. Biarlah Iman memberi kita pengertian bahwa Allah dapat
mengadakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Abraham mengerti bahwa Allah sanggup
membangkitkan orang mati, itu sebabnya ketika Allah meminta ia mempersembahkan anaknya,
Abraham tidak ragu untuk melakukannya. Peristiwa ini akhirnya memunculkan kalimat bahwa Allah
mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada (Yehovah Jireh) untuk pertama kalinya. Peristiwa ini
terjadi karena adanya iman. Bagi orang beriman, selalu ada jalan keluar atas setiap maslah yang
terjadi.

Kejadian 12 1 4, karena iman, Abraham taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya,
walaupun dia tidak tahu kemana Tuhan akan membawanya. Roma 10 : 17,”Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”. Biarlah iman kita terus bertumbuh, agar kita
dapat meraih setiap kerinduan kita. Iman yang lahir dari Firman akan menghasilkan sesuatu yang
luar biasa. Ketika Allah berkata kepada Abraham, dia langsung berangkat tanpa bertanya. Karena itu,
iman Abraham diperhitungkan Allah sebagai suatu kebenaran, dan oleh dia semua bangsa di bumi
diberkati.

Ibrani 11 : 8, ”Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia
tujui”. Untuk mengetahui sejauh mana iman kita, lihatlah sejauh mana ketaatan kita kepada Firman
Allah. ”Karena iman Abraham taat”, artinya semua langkah hidupnya disesuikan dengan Firman dan
dia tidak pernah takut.

Berdiri di atas kebenaran Firman membuat kita menjadi orang yang beriman. Semakin banyak kita
mendengarkan Firman dan berdoa, akan membuat iman kita bertumbuh. Alkitab berkata bahwa jika
kita memiliki iman sebesar biji sesawi, kita bisa berkata kepada gunung ini pindah, maka itu akan
pindah. Masalah, tantangan dan cobaan akan pindah jika kita perintahkan asalkan kita memiliki iman
tersebut. Ini adalah janji Allah, dan Dia yang berjanji itu setia dan pasti menepati janjiNya.

Page 36 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Ibrani 11 : 11 – 12, ”Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat, …”. Iman membuat kita kuat dan tidak bisa digoyahkan oleh apapun
sehingga kita menerima apa yang uhan janjikan itu. Abraham percaya sungguh ketika Tuhan
berfirman kepadanya bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, imannya tidak pernah menjadi
goyah karena ia tahu bahwa Allah yang berjanji itu setia. Paulus berkata bahwa hidup kami bukan
oleh penglihatan, tapi oleh iman. Semua orang yang hidup oleh iman itu berhak memperoleh janji
Tuhan kepada Abraham. Galatia 3 : 7, ”… mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak
Abraham”.

Kejadian 26 : 1 3, saat Ishak sebagai keturunan Abraham mengalami kesulitan, Firman Allah datang
kepadanya untuk membangkitkan iman Ishak. Setiap apa yang keluar dari mulut Allah adalah Firman.
Ketika Tuhan berfirman agar Ishak jangan pergi ke Mesir tetapi diam di negeri yang akan Tuhan
katakan, Ishak melakukannya. Itu sebabnya dia berhak menerima berkat Abraham. Kita yang hidup
oleh iman adalah ketururnan abraham, sehingga dalam Galatia 3 : 14 dikatakan bahwa kitapun
berhak untuk memperoleh janji itu.

Ketika kelaparan datang karena kekeringan, Ishak diam ditempat yang Tuhan tunjuk. Kejadian 26 :
12, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali
lipat; sebab ia diberkati TUHAN”. Di situasi yang sulit, Ishak tetap bekerja sehingga dia menikmati
berkat Tuhan. Milikilah terus rasa lapar akan Firman Allah, maka Dia akan datang bagaikan air yang
sejuk mengairi tempat yang kering, dan disana akan ada benih yang tumbuh. Iman yang hidup akan
bertumbuh kokoh dan berakar sehingga menghasilkan buah-buah kemenangan dan berkat, karena
kita percaya kepada janji Allah.

Iman yang dimiliki Daud tidak pernah menggetarkan hatinya ketika berhadapan dengan Goliat yang
besar. Goliat dengan selengkap perlengkapan senjata perang, dilawan oleh seorang pemuda kecil
yaitu Daud dengan menggunakan pengali-ali. Karena iman, Daud berkata bahwa Tuhan besertaku
sehingga Goliat pasti kalah.

Daniel berserta teman-temannya ditawan di Babilonia. Sebagai tawanan, mereka berkesempatan


mengecap pendidikan yang paling tinggi pada saat itu. Namun demikian, Alkitab berkata bahwa
karena iman, mereka tidak mau menajiskan diri dengan makanan raja. Secara akal, apa yang mereka
makan berbeda, tetapi setelah diadakan ujian, mereka didapati jauh lebih pintar dari mereka yang
makan sehidangan dengan raja. Mengapa? Karena mereka mengandalkan Tuhan.

Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah pejabat pada masa itu. Mereka dihadapkan pada peraturan
bahwa kalau tidak menyembah patung yang didirikan oleh raja, mereka akan dimasukkan kedapur

Page 37 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

api. Daniel 3 : 16 18, dengan iman yang mereka miliki, mereka dapat berkata kepada raja bahwa
kalaupun Tuhan tidak tolong mereka tidak akan menyembah patung itu. Berbeda dengan kita, kita
selalu berkata bahwa kalau Tuhan berkati/tolong maka kita akan setia beribadah dan akan
membantu pelayanan. Kita suka melakukan barter dengan Tuhan. Akibatnya mereka dimasukkan ke
dapur api, tetapi hal ini bukannya menutup karir mereka, tetapi justru mengangkat karir mereka.
Ketika mereka dimasukkan ke dapur api, raja kaget karena melihat mereka menjadi empat orang dan
bebas berjalan-jalan. Dimana ada Yesus, disana ada pertolongan dan mujisat. Daniel juga pernah
mengalami bagaimana Tuhan menolong dia ketika dia dimasukkan ke dalam gua singa.

Iman Abraham membuat dia dibenarkan oleh Allah. Roma 10 : 17, sumber iman adalah Firman Allah.
Sebab itu, renungkan dan lakukan setiap Firman Allah sehingga iman kita bertumbuh dan mujisat
terjadi. Mujisat terjadi sesuai dengan iman kita. Jangan berpikir bahwa mujizat itu hanya ketika kita
sembuh dari penyakit, diberkati atau ditolong Tuhan, tetapi mujizat yang terbesar adalah
keselamatan kita.

Apakah kita sekarang sedang mengalami kekeringan dalam hidup ini seperti pada zamannya Ishak?
Tuhan berkata tenang, diamlah disini dan menaburlah maka kita akan memertik hasilnya. Milikilah
keyakinan yang sungguh kepada Allah serta beribadahlah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan
melihat mujizat yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Allah yang sama selalu ada bersama kita dan
menyertai kita. Dia Allah yang tidak bisa kita lihat karena keterbatasan mata kita, tetapi biarlah iman
yang ada pada kita yang akan mengatakan bahwa Yesus ada disamping kita dan Dia tahu setiap
persoalan kita, maka dia pasti menolong kita.

Markus 9 : 23, ”… Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”. Walaupun orang berkata itu
mustahil, tetapi yakinlah oleh iman bahwa bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil. Janji
yang diberikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub adalah janji dari Allah buat hidup kita juga.
Pergumulan apa yang sedang kita hadapi? Iman adalah dasar dari sesuatu yang diharapkan dan bukti
dari yang tidak kelihatan. Saat ini kita mungkin belum melihat apa-apa, tetapi biarlah kita yakin
bahwa pertolongan Allah itu nyata dalam hidup kita. Sebab itu, milikilah iman yang sungguh
kepadaNya, maka kita akan melihat mujizat-mujizat Tuhan kerjakan dalam hidup kita

Salah satu hal yang sangat dikenal dari kehidupan Abraham adalah imannya. Abraham menerima
janji dari Tuhan bahwa ia akan menjadi Bapak bagi banyak bangsa dan ia sangat percaya kepada janji
tersebut. Masalahnya umur Abraham tidaklah muda lagi, bahkan Sara secara manusiawi sudah
memasuki kondisi dimana untuk memiliki anak adalah mustahil.

Page 38 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Namun Abraham tidak undur dari imannya, Ia percaya penuh kepada Tuhan. Ia tidak berjalan
dengan penglihatannya tetapi dengan keyakinannya pada Tuhan. Akibatnya ia menerima mujizat,
apa yang Tuhan janjikan terjadi. Iman harus disertai dengan perbuatan, berikut ini adalah tindakan
nyata dari iman yang kuat yang menghasilkan mujzat:

1. Percaya kepada apa yang Firman Tuhan katakan (Roma 4:18)


Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, tetapi tetap pegang teguh Firman Tuhan
Keyakinan yang didasarkan atas Firman Tuhan akan ‘melahirkan’ Iman pada kehendak Tuhan
Dalam konteks berdoa, berdoalah atas dasar Firman Tuhan. Dapatkan Firman Tuhan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi doa kita.

2. Tidak berjalan dengan penglihatan jasmani (Roma 4:19)


Janganlah berharap kepada apa yang terlihat, tetapi percayalah dan berharap kepada apa
yang tak terlihat. Andalkanlah Tuhan dan KuasaNya yang tidak terbatas, taruhlah
pengharapan kita padaNya. Jangan berharap dan mengandalkan manusia karena kuasa dan
kemampuan manusia terbatas.

3. Selalu memuliakan Tuhan atas apa yang terjadi (Roma 4:20-21)


Abraham memuliakan Elohim disaat mujiat BELUM terjadi. Itulah yang dinamakan iman, kita
bertindak atas dasar kepercayaan dan keyakinan kita pada Tuhan.

Jika kita harus melihat terlebih dahulu baru percaya dan baru mengucap syukur, itu bukanlah Iman.
Iman mampu melihat ke depan, kepada apa yang Tuhan dapat lakukan dan kerjakan sesuai dengan
janjiNya.

LANGKAH IMAN YANG MENGHASILKAN MUJIZAT

Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan
dunia: Iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari dia yang percaya, bahwa Yesus
adalah Anak Allah? 1Yoh 5:4-5.

Saudara yang terkasih, kekalahan atau kegagalan adalah suatu hal yang pasti pernah dialami setiap
orang, termasuk orang Kristen juga. Kekalahan boleh saja terjadi didalam hidup kita, tetapi jika kita
hidup didalam Tuhan, kekalahan itu tidak terjadi terus menerus. Setelah orang banyak yang telah

Page 39 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

kenyang makan roti yang Yesus buat dengan cara mujisat menemukan Yesus, lalu mereka bertanya
kepada Yesus, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang
dikehendaki Allah? Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu
hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Yoh 6:28-29. Tuhan menghendaki
supaya kita percaya kepada-Nya. Dia mau supaya kita mempunyai iman! Iman itulah yang akan
mengalahkan setiap masalah-masalahmu. Imanmu akan mengalah dunia! Halleluyah!

Cerita seorang perwira yang datang kepada Yesus dan percaya bahwa hanya dengan perkataan
Yesus saja, maka anaknya akan sembuh… adalah satu contoh iman buat kita semua. Didalam Luk 7
jika saudara membacanya, kita akan menemui bahwa perwira di Kapernaum ini belum menjadi
orang percaya, tetapi ia telah mendengar tentang Yesus lalu ia beriman bahwa Yesus pasti sanggup
menyembuhkan anaknya melalui perkataan-Nya saja. Tuhan sudah berkata bahwa jika kita percaya,
kita akan mengalahkan dunia. Mengapa? Karena waktu kita percaya/beriman, maka kita
dihubungkan kepada sumber yang tidak terbatas itu, yaitu Tuhan. Yoh 8:31, Yesus berkata, “Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.” Saudara, jika kita tidak tinggal
didalam firman, maka kita tidak akan menerima mujisat.

Hari ini ada beberapa langkah supaya kita menerima mujisat Tuhan:

1. KEMERDEKAAN Yoh 8:32 berkata jika kita mengetahui kebenaran, maka kebenaran itu akan
memerdekakan kita. Pertobatan akan menghasilkan kemerdekaan. Kemerdekaan
menghasilkan visi/ ide/ kreatifitas. Yang dulunya pasif tapi setelah merdeka menjadi aktif.
Visi dan ide akan mendatangkan keinginan untuk mencapainya. Kekuatan yang natural itu
akan diubah menjadi kekuatan supranatural.
2. BERDOA Setiap masalah atau pergumulan harus dibawa didalam doa. Visi itu akan
mematahkan kebingungan. Aktif itu akan mematahkan kebosanan. Doa akan mematahkan
kemustahilan! Keputus-asaan akan berhenti. Beriman tanpa berdoa akan menyebabkan
iman kita terhenti!
3. MEMULAI Selain iman, kita juga perlu memiliki perencanaan yang benar. Sebagai contoh,
waktu Musa lahir, semua anak bayi laki-laki harus dibunuh. Melihat keadaan seperti itu
orang tua Musa berpikir dan merencanakan penyelamatan Musa, karena mereka tahu visi
Tuhan untuk Musa, bahwa Musa akan menjadi pemimpin. Mereka membuat keranjang
untuk Musa dan memperhatikan sungguh-sungguh kemana keranjang itu pergi sampai
akhirnya sampai ditangan anak Firaun. Sebagai anak Tuhan, kita tidak hanya duduk dan
beriman tanpa melakukan apa-apa, tetapi ada bagian yang harus kita kerjakan!

Page 40 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

4. MERENCANAKAN Waktu orang tua Musa melihat ancaman bagi bayi mereka, maka mereka
memulai memikirkan suatu rencana penyelamatan. Perencaan yang matang akan membuat
perjalanan hidup kita lebih mudah dan kuat! Jangan menjadi orang Kristen yang hidup tanpa
perencanaan!
5. MENUNGGU Menunggu juga adalah bagian dari iman. Orang yang beriman, ia akan tetap
tenang dan sabar menunggu. Karena iman itu akan memberikan suatu keyakinan didalam
hati, bahwa kita pasti akan menerimanya. Iman itu juga setia!
6. MEMBAYAR HARGA Sadarkah saudara bahwa segala sesuatu itu ada harganya? Apalagi visi
dari Tuhan, kita harus berani membayar harganya. Semua tokoh di Alkitab yang berhasil
adalah orang-orang yang berani membayar harga. Abraham, berani mengorbankan anak
tunggalnya karena mau taat dengan Tuhan. Sejak itu kepercayaannya diperhitungkan Tuhan
sebagai kebenaran. Yusuf, membayar harga dengan menjadi budak, dipenjara dan ia
menunggu 13 tahun untuk melihat janji Tuhan itu terjadi.
7. MAMPU MENGATASI MASALAH Sebagai anak-anak Tuhan kita harus mampu mengatasi
masalah bukannya lari dari masalah. Karena Tuhan berkata bahwa iman kita mengalahkan
dunia. Jika saudara berkata “aku mempunyai iman” maka saudara sudah mempunyai
kemampuan untuk mengalahkan dunia, artinya mengatasi masalah.

Penutup
Bagaimanakah seharusnya sikap kita menghadapi fenomena ini? Menolak seperti apa yang dilakukan
para pimpinan Gereja seperti diatas jelas tidak efektif karena para pemimpin tersebut tidak bisa
mengontrol Jemaat dan memerintahkan untuk tidak pindah-pindah Gereja. Sebaiknya adalah bahwa
pelayan Gereja tradisional membenahi diri dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan selama
ini. Memenuhi makanan Rohani jemaat harus ditingkatkan. Pembenahan pelayan-pelayan seperti
STT Teologia dan Sekolah harus dilakukan, walaupun dalam hal ini penulis merasa pesimis.

LATIHAN SOAL
1. Dalam hal menunggu jawaban atau mujizat yang dijanjikan hal-hal/factor apa saja yang
membuat iman kita menjadi mundur atau gugur??

Page 41 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

KEGIATAN BELAJAR 5

HIDUP DALAM IMAN DAN MUJIZAT


AYAT AYAT TENTANG MUJIZAT

Matius 11:20
(20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak
melakukan mujizat-mujizat-Nya:

Keluaran 8:23
(23) Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat
ini akan terjadi."

Bilangan 14:22-23
(22) Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di
Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan
suara-Ku,

(23) pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang
mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.

Yohanes 6:2
(2) Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.

Matius 7:22-23
(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat
demi nama-Mu juga?

Page 42 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

(23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Kisah 2:42-43
(42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

(43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan
tanda.

Kisah 6:8
(8) Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-
tanda di antara orang banyak.

Hidup dalam mujizat adalah bagian dari PAKET LENGKAP hidup dalam keselamatan.

Jangan pisahkan mujizat dengan keselamatan, karena apa artinya kita terima mujizat, jika pada
akhirnya, kita akan ke neraka. Untuk itu fokus kita bukan hanya pada MUJIZATNYA, namun pada
LANGKAH & PROSES YG BENAR yaitu melalui TINDAKAN-TINDAKAN IMAN

Tujuan mujizat
1. Sbg kesaksian
2. Sbg buah perjuangan
3. Sbg perekat
4. Sbg dorongan semangat

Syarat penting utk hidup dlm mujizat


1. Pemahaman yg benar ttg mujizat
2. Kedekatan hidup dgn Tuhan.
3. Keberanian utk mempercayai semua ketetapan dan janji Tuhan.
4. Kerendahan hati dan ketaatan
5. Kesabaran menanti waktu Tuhan.
6. Mengerti setiap "pesan Tuhan" dibalik setiap peristiwa atau tantangan kehidupan.
7. Hidup dalam doa dan syukur yg tak berkeputusan.

Tindakan iman
1. Menaklukkan pikiran
2. Memperkatakan keyakinan
3. Pengampunan

Page 43 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

4. Mengandung mimpi
5. Menolak intimidasi
6. Tdk menyerah ketika belum tercapai
7. Tetrus bersyukur, utk yg kita percayai.

Telaahan Pasal Alkitab:

(25) Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita
pendarahan.(26) Ia telahberulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya
semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya
makin memburuk.(27) Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah
orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.(28) Sebab katanya:
“Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”(29) Seketika itu juga berhentilah pendarahannya
dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.(30) Pada ketika itu juga Yesus
mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak
dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”(31)  Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang
menjamah Aku?”(32) Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan
hal itu.(33) Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah
terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala
sesuatu kepada-Nya.(34) Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” –  Markus 5:
25-34

Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang mempercayai bahwa masih ada mujizat dan terjadi
banyak mujizat. Jika ingin iman tumbuh, harus percaya bahwa mujizat masih ada.

Bagaimana agar iman menghasilkan Mujizat?

1. Iman harus disertai pengharapan

Ketika bertemu masalah, ada dua macam respon manusia. Pertama adalah putus asa. Putus asa ini
kemudian menghasilkan rasa tertekan. Respon kedua adalah iman. Iman kemudian menghasilkan
pengharapan. Yang membedakan seseorang mengalami kemenangan atas masalah adalah respon
orang tersebut terhadap masalah yang dihadapinya.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat. –  Ibrani 11 :1

Page 44 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Jadi, harapan muncul ketika ada iman. Karena imannya, wanita ini memiliki pengharapan bahwa dia
akan disembuhkan. Victor Frankl mengatakan: “Ketika seorang tahanan kehilangan harapannya,
maka ia kehilangan pegangan spiritualnya.”

Pengharapan hidup mencakup 5 hal yaitu: Focus, Family, Finance, Faith & Fitness.

Bagaimana caranya untuk menimbulkan iman? dengan pendengaran pada Firman Kristus.

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” – Roma 10: 17

2. Iman disertai tindakan

Wanita ini tidak hanya beriman dan memiliki pengharapan, ia juga melakukan sebuah tindakan
untuk kesembuhannya yaitu menjamah jubah Yesus (ay.27-28). Dalam Alkitab ada beberapa contoh
lain dari orang-orang yang memiliki iman yang disertai tindakan:

Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!  – Markus
2 :11

Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” – Lukas 5 :4

Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” – Yohanes 5 :8

Jika pada peristiwa mujizat lainnya, orang meminta kesembuhan kepada Yesus secara face-to-face,
tetapi wanita ini malah takut bertemu langsung dan hanya menjamah jubah Yesus saja. Dalam tradisi
Yahudi, perempuan yang mengalami pendarahan adalah orang yang najis.

Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni lelehan darah yang
bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu
cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari
cemar kainnya, yakni ia najis. – Imamat 15:25

Penyakitnya membuat wanita ini terisolasi karena pendarahan adalah sesuatu yang najis sehingga
dia tidak dapat bertemu langsung. Namun, halangan-halangan ini tidak mematahkan semangat dan
harapannya untuk sembuh. Di tengah-tengah orang yang berdesak-desakan, dalam kondisi yang
najis dan lemah dia berjuang untuk menjamah jubah Yesus.

Di India, setiap 36 jam ada satu orang Kristen yang teraniaya. Namun, orang Kristen di India
bertumbuh sebanyak 23 juta.

Page 45 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Di Korea, pertumbuhan gereja malah mengalami penurunan. Sebuah riset mengatakan bahwa hal ini
disebabkan oleh tingkat kemakmuran yang tinggi dan adanya kebebasan kehidupan bernegara yang
artinya orang Kristen dapat bergerak bebas dan tidak mengalami penganiayaan.

Ketika ada halangan dan tantangan, di situ ada perjuangan untuk membuktikan iman. Jika kita
berjuang dalam iman, maka mujizat akan terjadi.

3. Iman yang mendapatkan penghargaan/ pujian dari Yesus

Perempuan yang mengalami pendarahan ini takut karena setiap yang kena dengan dirinya menjadi
najis. Jadi karena dia menyentuh jubah Yesus berarti Yesus ikut menjadi najis. Namun Tuhan yesus
menghargai imannya.

(26)  Setiap tempat tidur yang ditidurinya, selama ia mengeluarkan lelehan, haruslah baginya seperti
tempat tidur pada waktu cemar kainnya dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis sama
seperti kenajisan cemar kainnya. (27)  Setiap orang yang kena kepada barang-barang itu menjadi
najis, dan ia harus mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis
sampai matahari terbenam. – Imamat 15 :26-27

Banyak pujian Yesus kepada orang-orang yang dianggap bermasalah:

Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga
melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. – Markus 10 :52

Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu:”Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah
dengan selamat!’‘ – Lukas 7 :50

Lalu Ia berkata kepada orang itu:”Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”  –
Lukas 17 :19

Iman dan mujizat Yesus ~ Iman adalah dasar keyakinn, kepercayaan, dan ketulusan. Tubuh, jiwa,
roh, fukus pada satu Tuhan, itulah yang dinamakan iman. Roh Kudus bekerja ketika ada iman dan
Tuhan bekerja kepada manusia karean ada iman. Kisah anak yang diceritakan dalam Injil Matius 9:1-
2, sangat jelas menggambarkan tentang mujizat yang dialami oleh karena adanya iman.

1. Allah melihat iman dalam orang sakit itu.


Orang yang memiliki iman, tentu di kenal oleh Tuhan, dan apapun yang menjadi permintaan,
dilihat, didengar, dan dijawab oleh Tuhan. Ini menjelaskan bahwa iman merupakan dasar

Page 46 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

hidup kita sebagai anak ciptaan Tuhan. Allah mengenal kita bukan karena kepintaran
intelektual yang ada pada kita. Allah mengenal kita bukan karena kekayaan dan jabatan yang
kita miliki. Firman Allah berkata bahwa karena Allah melihat Iman anak ini, belas kasihan
Tuhan dinyatakan, dan dipulihkan, dan diselamatkan anak ini oleh Tuhan – Matius 9:2.
Iman adalah dasar bagaiman Allah bisa bertindak, dan membela kita. Jadi, kalau kita sebagai
anak-anak ingin untuk Allah membela kita, maka kita harus memiliki iman. Seorang jaksa
memutuskan sebuah masalah didasarkan pada suatu bukti atau dua alat bukti yang sah,
maka terdakwa dinyatakan bersalah. Allah siap membela kita, siap memulihkan kita, dan
siap menyelamatkan kita, hanya satu syarat yaitu Iman – Ibrani 11:1.
2. Iman menjadi jaminan untuk mengalami kesembuhan.        
Hanya oleh iman Allah mengenal kita siapa diri kita. Dia mengenal kita secara sempurna
karena Allah maha tahu. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Allah mengasihi
dunia ini dengan seisinya, tatepi Ia bekerja hanya khusus kepada mereka yang beriman
kepada dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita melihat teks dari Matius 9:2 Hati Allah
tergerak, karena Iman anak itu, dan akhirnya oleh iman anak ini di layakan untuk
disembuhkan, dan di selamatkan. Saudaraku iman bukan biasa-biasa tetapi iman yang
benar-benar luar biasa, yaitu iman yang mendatangkan mujizat dari Tuhan.
Iman kepada Tuhan Yesus Kristus mendatangkan keuntungan yang berganda. Keuntungan
berganda dimaksud, yaitu kesembuhan secara jasmani dan juga kesembuhan secara rohani.
Hidup dipindahkan dari dalam maut ke dalam terang-Nya yang ajaib. Hanya oleh iman, anak
yang sakit itu mengalami kesembuhan, baik fisik maupun rohaninya. Ia menerima
kesembuhan jasmani dan juga keselamatan yang kekal dari Tuhan.
Hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga Allah mengaruniakan yang terbaik
kepda anak itu. Jiklau kita beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, maka pasti kita juga
mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh anak yang diceritakan oleh penulis Injil
Matius. Oleh karena itu, jangalah putus asa, kecewa dan menyerah. Tetaplah mendekatkan
diri kepada Tuhan, dan koreksilah kembali kehidupan kita, maka saya percaya, apa yang di
alami oleh anak itu, maka kitapun akan mengalami nasib yang sama.
Hanyalah iman kepada satu Allah yaitu Allah yang hidup yang sanggup melakukan perkara
besar, mujisat besar, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan
bersandar pada pengertianmu sendiri. Takut akan Tuhhan lakukanlah maksud-maksud
Tuhan yang mulia itu, maka kita layak di pulihkan dan di selamatkan.

3. Iman kepada Tuhan Yesus Kristus mendapat pengampunan dosa.

Page 47 of 48
MODUL 57 IMAN DAN MUJIZAT

Allah mengutus anaknya ke dalam dunia ini dengan maksud dan tujuan, yaitu Ia
mencari yang hilang, yang sakit, yang kelaparan, yang haus, yang tersesat, dengan maksud
membawa mereka kembali diperdamaikan dengan Allah. Allah mengasihi Anda dan karena
itulah Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai jalan
keselamatan bagi Anda. Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, maka Anda akan selamat,
dosamu diampuni dan Anda pasti masuk sorga.
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus akan melakukan perkara ajaib bagimu yang percaya
kepada-Nya. Anak yang diceritakan dalam Injil Markus 9:1-2 adalah manusia berdosa. Tetapi,
karena iman, anak itu diselamatkan dan disembuhkan. Iman adalah dasar dimana Tuhan
dapat berkaria, bekerja, mengulurkan tangan-Nya, dan menjamah setiap pribadi yang
datang kepada-Nya. Oleh sebab itu, jika Anda saat ini sedang dalam pergumulan, masalah,
dan menderita sakit, dekatkan dirimu kepada Tuhan dalam iman, maka Tuhan akan selalu
melakukan yang terbaik bagimu.

LATIHAN SOAL

1. Yesus berkuasa menghapuskan dosa danpelanggaran kita apakah itu merupakan mujizat??
Jelaskan?
2. Dalam peristiwa kesembuhan si lumpuh di bait Allah markus 2, apakah pendapat anda
tentang iman corporate/ iman bersama dalam hal ini iman teman-teman si lumpuh dapat
menyelamatkan?? Bagaimana dengan iman kita menyelamatkan sebuah bangsa??jelaskan
secara mendalam berikut Tindakan-tindakan iman nya?

Page 48 of 48

Anda mungkin juga menyukai