Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA AJARAN TRITUNGGAL DALAM

MISI KRISTEN PADA MASA KINI

PENDAHULUAN

Allah yang dap at kita kenal adalah Allah yang dinyatakan dalam Alkitab. Allah yang
menyatakan diri dalam Alkitab adalah AllahTritunggal. Inilah yang harus dipahami oleh umat
Kristiani. Ada hal-hal yang sepertinya kontradiksi tetapi sebenarnya bukan kontradiksi
melainkan suatu misteri, yaitu misteri Allah yang tidak mungkin dipahami secara sempurna
dengan kemampuan manusia yang terbatas.1 Bagian kita adalah memahami apa yang
dinyatakan-Nya dalam Alkitab, dan dalam tulisan ini penulis akan membahas doktrin Allah
Tritunggal secara Alkitabiah dan pentingnya ajaran ini dalam misi penginjilan pada kini.

Doktrin Allah Tritunggal adalah pengajaran penting dan sentral dalam iman Kristen
yang berhubungan dengan pengakuan akan Tuhan. Selain sebagai doktrin yang penting,
doktrin Allah Tritunggal juga merupakan doktrin dalam ajaran Kristen yang seringkali
menjadi bahan polemik baik di dalam lingkungan Kristen maupun dari luar lingkungan
Kristen, karena seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.2 Seringkali
tuduhan politeisme ditujukan kepada iman Kristen karena pengajaran Allah Tritunggal ini.
Tuduhan ini seringkali dilontarkan oleh kelompok-kelompok non-Kristen yang tidak
memahami akan ke-Esaan Allah Tritunggal.

Selain tuduhan politeis, Ada kelompok yang berasal dari kalangan internal Kristen
yang beranggapan bahwa Allah orang Kristen bukanlah Allah Tritunggal, dan tidak mengakui
keberadaan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, melainkan yang kelompok ini
pahami hanya ada satu Pribadi, mereka menganggap Allah adalah satu Pribadi dengan tiga
manifestasi, atau secara sederhana mereka memahami Yesus adalah Bapa, Yesus adalah
Anak, dan Yesus juga adalah Roh Kudus, pemahaman ini dikenal dengan “unitarianisme”.
Permasalahan ini muncul karena doktrin Allah Tritunggal bukan merupakan doktrin yang
mudah dimengerti. Dalam konteks anggota gereja sendiri, ada beberapa anggota gereja yang

1
Burnaby, John. Augustine Later Works.Philadelphia: Westminster, t.t End, Van Den. Harta dalam
Bejana, (Jakarta: Gunung Mulia, 1987) 72.

2
Smith E. C. Perkembangan Gereja-gereja Baptis (Semarang: Seminari Teologia Baptis di Indonesia),
64.
tidak mau berurusan dengan doktrin Allah Tritunggal karena ketidak mengertian mereka
terhadap ajaran ini. Ada sebagian orang Kristen yang
beranggapan bahwa doktrin Allah Tritunggal adalah urusan para teolog bukan urusan jemaat
awam. Meskipun secara praktis mereka beribadah dan menyembah Allah Tritunggal,
tetapi apabila memasuki wilayah doktrinal maka sebagian jemaat memilih untuk menghindar
dan menutup diri dengan ajaran dasar ini.

Oleh karena alasan ini maka gereja perlu untuk memberikan pengajaran yang benar
tentang Allah Tritunggal sesuai dengan pengajaran Kitab Suci. Dengan pengajaran yang
benar akan dapat meminimalkan kesalahpengertian tentang doktrin Allah Tritunggal
baik dalam konteks internal maupun eksternal. Berdasarkan permasalahan di atas, maka
penulis akan berusaha untuk memberikan pengajaran doktrin Allah Tritunggal berdasarkan
sehingga dapat memberikan sumbangsih bagi pengajaran umat Kristen secara kusus dan para
pembaca secara umum, dan penulis juga akan menyajikan pentingnya dokrin Tritunggal
dalam Misi Kristen pada masa kini.

PEMBAHASAN

Meskipun dalam Alkitab tidak ada pemakaian kata tritunggal ataupun istilah
Tritunggal/Trinitas secara eksplisit, tetapi keberadaan Allah sebagai Allah Tritunggal secara
implisit (tersirat) baik dalam PL maupun dalam PB.

Dalam PL

PL secara jelas menyatakan bahwa Allah itu Esa “Dengarlah, hai orang Israel:
TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa” (Ul 6:4) sebagai suatu pernyataan yang kontras
denganallah yang dipercaya oleh bangsa-bangsa di sekitar Israel yang bersifat Politheis. Ini
memberitahukan kepada bangsa Israel bahwa Allah mereka bukanlah alam semeseta ini tetapi
Allah adalah pencipta, penguasa dan pemelihara alam semesta ini (Yes 45:22; Maz 96:5).
Bangsa Israel dalam PL memahami bahwa ketika mereka menyebut nama Allah itu esa
(echad) berarti Allah tiu sesungguhnya satu-satunya Allah yang di dalamnya terdapat
kesatuan keAllah-an (God’s unity) bukan dalam pengertian satu (yachid) yaitu satu secara
numerikal/matematis yang absolut. Misalnya penggunaan dalam Kejadian 2:24 “Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging.

Selain itu dalam beberapa kasus dalam PL menyatakan tentang satu dalam arti
“kejamakan” Allah: Penggunaan kata “Elohim” yang merupakan bentuk jamak dari kata
Eloah. Bahkan kata ini dipakai lebih dari 2500 kali dalam PL, Allah menyatakan atau
membicarakan diri-Nya kepada manusia dalam bentuk jamak (Kej 1:26; 11:7). “Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, . . . “Demikian juga dalam Yesaya 6:8
“Whom shall I send, and who will go for us?” (KJV).

Kata ganti yang dipakai dalam ayat-ayat di atas adalah kata ganti dalam bentuk jamak,
Theophani Allah. Malaikat Tuhan dalam PL memiliki dua pengertian, Pertama sebagai
Malaikat (makhluk ciptaan) yang dibedakan dengan Allah. Malaikat berkata tentang Allah
seperti dalam Kejadian 6:11; 22:12. Kedua, Malaikat sebagai pernyataan Theophani) diri
Allah, di mana Ia disamakan dengan Allah, Ia berkata sebagai Allah seperti dalam Kejadian
31:11-13; 16:10 22:17; 48:16; Hosea 12:3-5, Pernyataan PL mengenai pekerjaan Roh
Kudus/Roh Allah, seperti dalam Kejadian 1:2; Hakim-hakim 6:34; Hagai 2:1-5.3

Dalam PB

Seperti halnya dalam PL, Perjanjian Baru juga menyatakan dengan jelas tentang
Keesaan Allah. Seperti dalam 1 Korintus 8:4; Efesus 4:4,6; Yakobus 2:19; 1 Timotius 1:17;
2:5 dan Yudas 25. Selain keesaan Allah, Perjanjian Baru khususnya tentang Allah Tritunggal
lebih berkembang dan lebih nyata daripada dalam Perjanjian Lama. Gambaran tentang
Ketritunggalan Allah dapat terlihat jelas melalui pernyataan tentang pribadi/oknum Allah.

Allah Bapa

Dalam PB penyebutan Allah sebagai Allah Bapa lebih mempunyai arti khusus dan
mengarah pada ketritunggalan Allah. Sebutan "Bapa" dibedakan dari Allah Anak dan Roh

3
Fickett, Harold L. Jr. Kepercayaan Kaum Baptis,Suatu Pedoman (Semarang: Sekolah Tinggi Teologia
Baptis), 192.
Kudus. "Bapa" seringkali dijelaskan sebagai: Allah' yang memelihara segala makhluk, yang
besar dan kecil (Mat 6:26, 29; 10:29); Allah yang menyelidiki, memberi pahala dan hukuman
(Mat 6:4, 18; 10:28; 13:43, Luk 12:45, Yoh 14:2; 17:24). Tetapi oknum "Bapa" berbeda dari
oknum "Anak" sebab: Bapa yang mengutus Anak (Yoh. 5:30, 37, 43; 16:28; 20:21), Bapa
telah menyerahkan segala sesuatu kepada Anak (Mat 11:27, Luk 10:22, Yoh 8:29); dan Bapa
senantiasa beserta dengan Anak (Yoh. 6:57; 14:10). Juga dijelaskan bahwa oknum "Bapa"
berbeda dari oknum Roh Kudus" sebab Bapa mengaruniakan Roh-Nya (Yoh 3:34).

Allah Anak

PB lebih jelas menyebutkan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Gelar Yesus
sebagai Anak berarti ketergantungan manusia Yesus dari Nazaret kepada Bapa Surgawi.4
Bapa adalah "Tuhan langit dan bumi" (Luk 10:21), kepada siapa Yesus berseru di taman
Getsemani dengan panggilan yang akrab dan penuh arti "Abba" (Mrk 14:36), dan yang
mengakui Yesus sebagai Anak-Nya pada saat pembaptisan dan pemuliaan (Mrk 1:11; 9:7).
Pernyataan tentang Allah Anak adalah sebagai berikut: Anak dan Bapa adalah satu (Yohanes
14:10,11,18;17:21);sang Anak mengerjakan apa yang telah diperintahkan Bapa (Luk 2:49;
22:42, Yoh 8:28, 38; 10:32; 12:50; 15:10, 15); oleh karena itu, sang Anak dapat menuntut
pahala dari sang Bapa (Yoh 14:16; 16:23, 26; 17:25). Berdasarkan ayat-ayat ini jelas bahwa
Anak dibedakan dari Bapa, tetapi Anak adalah kepenuhan Allah yang telah dinyatakan (Yoh
1:14-18).

Roh Kudus

Perjanjian Baru menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah kuasa dinamis Allah. Roh
Kudus adalah ”nafas” Allah, yaitu vitalitas dan hidupNya. Sama seperti bagi manusia, tubuh
tanpa nafas adalah mati, demikian pula bagi Allah, nafas-Nya adalah vitalitas dan alat yang
dengannya la bertindak dan menyatakan kekuasaan-Nya.5 Roh Kudus merupakan satu pribadi
(Yoh 14:17, 26, Kis 10:19-23, Rm 8:14, 26-27; 15:30, 1Kor 12:11, Ef 1:17). Ia menjadi
"Penolong" yaitu paralektos yang berarti "Penghibur" (Yoh. 14:16; 15:26). Roh Kudus juga

4
Erickson, J Millard. Teologi Kristen Vol 1 (Malang: Gandum Mas, 1999) 174.

5
Pengakuan Iman Baptis Tahun 1689. (Semarang:Sekolah Tinggi Teologia Baptis Indonesia,
1992), 79.
dibedakan dari Bapa dan Anak. Roh Kudus bekerja di dalam Anak (Mat 12:28, Luk 4:18),
Roh Kudus diutus oleh Bapa (Yoh 14:16, 26), dan juga oleh Anak (Yoh 15:26). Roh Kudus
adalah pelaksana pekerjaan Kristus (Yoh 14:15-17, 25-26; 16:4b-15).

Pentingnya Ajaran Tritunggal Dalam Misi Kristen Masa Kini

Ajaran yang benar sangat penting bagi pelayanan Kristen Masa Kini. Yang sangat
membedakan antara Iman Kristen dengan ajaran yang lain adalah, pemahaman akan
kebenaran, dan Iman Kristen sejati adalah Iman yang mempertahankan kemurnian ajaran.
Kemurnian ajaran sangat penting bagi pelayanan misi Kristen masa kini, karena kekuatan
ajaranlah yang akan membuat orang percaya semakin yakin dan akan terus memberitakan
Injil yang murni, dan ajaran Tritunggal adalah fondasi dari semua ajaran Iman Kristen.

Dalam Perjanjian Baru tidak ada doktrin Allah Tritunggal yang dinyatakan secara
langsung, namun ada begitu banyak teks yang mengatakan secara tidak langsung akan adanya
Tritunggal. Salah satu teks tersebut adalah Injil Matius 3:16-17, “Sesudah dibaptis, Yesus
segera keluar darl air dan pada waktu Itu juga langlt terbuka dan la melihat Roh Allah
seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari
sorga yang mengatakan: "Inllah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Dalam Teks ini, Ke tiga pribadi dari Allah Tritunggal ini muncul pada saat yang
sama. Dan teks ini secara langsung membantah Ajaran Unitarianisme yang mengajarkan
bahwa Allah menyatakan diri dalam penciptaan sebagai Bapa, dalam penebusan sebagai
Anak, dan dalam pengudusan sebagai Roh Kudus. Matius tidak menceritakan peristiwa
baptisan Yesus secara mendetail, tetapi melanjutkan dengan apa yang terjadi setelah baptisan
ini selesai. Matius mencatat Yesus segera keluar dari air, dan langitpun terbuka. Matius
kemudian mencatat bahwa Yesus melihat Roh Allah turun ke atasNya. Sulit untuk
memastikan apakah menurut Matius, penglihatan ini hanya dialami oleh Yesus sendiri,
ataukah ia sedang berkata bahwa semua orang yang hadir melihat hal yang sama dengan apa
yang dilihat Yesus.
Namun ada banyak penafsir Alkitab yang meyakini bahwa Matius sedang
menekankan tentang pengalaman yang Yesus alami.6 Penglihatan akan terbukanya sorga dan
manifestasi Roh yang kasat mata adalah peristiwa yang meneguhkan Yesus dan seperti inilah
Matius mencatatnya. Apakah orang lain melihat hal yang sama dengan apa yang dilihat
Yesus Nampaknya tidak begitu penting bagi Matius, karena dalam bagian ini Matius hanya
menulis dari apa yang Yesus alami.

Hanya Matius satu-satunya yang mencatat bahwa Roh ini adalah “Roh Allah”7
(Markus dan Yohanes mencatat "Roh" sementara Lukas mencatat "Roh Kudus"). Umumnya
Roh merujuk kepada "Roh Kudus," tetapi "Roh Allah" muncul pula di sejumlah tempat (mis.
12:28), seperti juga "Roh-Ku." "Roh-Nya," dan "Roh Tuhan." Roh turun ke atas Yesus
"seperti burung merpati. Ada dua kesulitan di sini. Yang pertama, apakah persisnya burung
yang dimaksudkan di sini. Kita membaca terjemahan "burung merpati," tetapi perlu diingat
bahwa selain jenis-jenis yang istimewa, baru belakangan ini binatang dan burung diberi nama
yang cukup spesifik. Kata yang Matius pakai dapat merujuk segala varietas burung dara dan
burung merpati. Mustahil untuk lebih pasti dalam hal ini, tetapi umumnya diterima bahwa
burung merpatilah yang sedang dirujuk dan tidak ada alasan untuk melawan hal ini.

Kesulitan kedua berkenaan dengan makna dari simbolisme ini. Di zaman modern,
kerap dikatakan bahwa burung merpati merupakan simbol Roh Kudus yang telah diterima,
tetapi tidak ada dukungan bukti bagi hal ini. Bahwa Roh Kudus "melayang layang di atas
permukaan air" pada saat penciptaan (Kej. 1:2) bisa jadi relevan. tetapi ayat itu tidak
berbicara tentang burung merpati. Burung merpati terkadang menyimbolkan Israel (bdk. Hos.
7:11), dan bisa jadi inilah yang dimaksudkan di sini. Jika benar demikian, Yesus sedang
dilihat sebagai Israel yang ideal dan sejati ketika la menerima Roh Allah di ambang pintu
pelayanan Nya di hadapan umum. Morgan lebih lanjut menunjukkan bahwa burung merpati
"merupakan simbol kelemahan," sehingga "Roh Allah di dalam bentuk burung merpati
merupakan simbol kuasa di dalam kelemahlembutan."
6
Penekanan ini tidak serta-merta menentang Injil Markus dan Yohanes yang dengan jelas mencatat
bahwa orang-orang yang hadir pada saat pembaptisan Yesus juga melihat hal yang sama dengan apa yang
dilihat Yesus. Matius sama sekali tidak menetang atau memberikan informasi yang berbeda, namum Matius
hanya menulis dari sudut pandang yang Yesus alami

7
Di beberapa manuskrip, artikel sebelum pneuma dan sebelum theou dihilangkan, tetapi hal ini tidak
menimbulkan perbedaan arti.
Matius adalah satu-satunya penulis Injil yang menambahkan bahwa Roh ini "turun"
ke atas Yesus. Melalui hal ini, ia mau berkata bahwa apa yang tampak seperti burung merpati
tadi hinggap ke atas Yesus dan Roh Allah sekarang tinggal atas-Nya. Jangan lupa sementara
Yohanes mengaitkan Roh Kudus dengan api, saat Roh turun ke atas Yesus Roh ini berbentuk
burung merpati yang tidak berbahaya. Kedua bentuk simbolisme ini menyatakan kebenaran,
dan kedua duanya tidak bisa diabaikan.

Sekali lagi Matius memberikan komentar khasnya Dan lihatlah! [LAI: "lalu
terdengarlah"]: yang menekankan pentingnya kalimat-kalimat yang berikutnya. Semua
penulis Sinoptik memberi tahu kita tentang suara dari sorga yang, tentunya, adalah suara
Allah, "sorga" menjadi parafrasa bagi sang ilahi.8 Di dalam catatan Markus dan Lukas, suara
ilahi ini ditujukan kepada Yesus, "Engkaulah Anak-Ku...," tetapi Inilah Anak-Ku di sini
membuat suara Allah ini relevan bagi mereka yang berada di dekat peristiwa itu; mereka
merupakan saksi hidup bagi perkenanan Bapa atas Anak-Nya (bdk. 17:5 dan lihat catatan di
4:3).

Anak di sini harus dilihat sebagai suatu gelar mesianik. Suara dari sorga merujuk
kepada relasi yang tidak dimiliki oleh orang lain. Yang Kukasihi9 menunjukkan rasa sayang
Bapa yang besar terhadap Sang Anak: menu rut Allen, hal ini bisa merupakan “suatu
tersendiri = 'Yang Terkasih' = Sang Mesías (lebih lanjut lihat catatan atas ungkapan yang
sama di 17:5). Hal ini diperkuat dengan kepada-Nyalah Aku berkenan.10 Berkenan berarti
"melihat hal itu baik adanya, memberikan persetujuan" dan karena itu, "senang, bersuka cita
karenanya"; yang terakhir ini merupakan arti kata itu di sini. Suara ilahi menyatakan
perkenanan Allah kepada Yesus sewaktu la memulai pelayanan Nya di hadapan umum.

8
Hal ini terkadang disebut sebagai Bath Qol (Putri dari suara). Ungkapan ini dipakai oleh para Rabi
untuk menunjukan gema dari suara Ilahi di masa ketika inspirasi langsung telah berhenti. Tetapi yang terjadi di
sini bukan gema, tetapi suara Allah sendiri.

9
Kata yang Kukasihi di sini menggunakan kata Agapetos.Kata ini muncul tiga kali dalam Injil Matiu,
dan semuanya merujuk kepada Kristus.

10
Bentuk Aorist di dalam kalimat seperti ini cukup jarang (bentuk perfek lebih umum). Hal ini bisa
dijelaskan sebagai inseptif aorist yang setara dengan bentuk perfek di dalam tata Bahasa Inggris, dan bisa
diterjemahkan menjadi “Aku telah menjadi berkenan”.
Semua ini mengingatkan kita pada Mazmur 2:7 dan Yesaya 42:1; kedua ayat Perjanjian Lama
ini menunjukkan bahwa di awal pelayanan-Nya, Yesus telah diidentikkan dengan Mesias dan
dengan Hamba yang Menderita. "Kombinasi yang unik ini secara tepat melukiskan natur
pelayanan Yesus yang akan segera dimulai”.

Tulisan Matius ini dengan sangat jelas menunjukan bahwa ia adalah seorang
Trinitarian (bdk. 28:19) karena dalam tulisan Matius ini mencatat pemunculan ketiga Pribadi
dari Allah Tritunggal.

Jadi, Allah mempunyai 3 perwujudan / manifestasi, bukan 3 pribadi. Kekristenan


tidak mempercayai ajaran Sabellianisme tersebut, karena kalau Allah mempunyai 3
perwujudan, dan bukannya 3 pribadi, maka ke 3 perwujudan itu tidak bisa muncul pada saat
yang bersamaan. Sedangkan dalam peristiwa baptisan ini, jelas bahwa Bapa, Anak, dan Roh
Kudus muncul pada saat yang bersamaan. Kita percaya bahwa Allah Tritunggal, sekalipun
hanya punya 1 hakekat / essence, tetapi mempunyai 3 pribadi. Ke tiga pribadi tersebut
berbeda (distinct) satu dengan yang lain, tapi bersatu.11

Iman Kristen yang sejati adalah iman yang menyembah Allah dalam tritunggal, dan
tritunggal dalam kesatuan. Tidak ada kekacauan / percampuran pribadi-pribadi ataupun
pemisahan zat. Karena pribadi dari Bapa adalah satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan
dari Roh Kudus adalah pribadi yang lain. Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus
dari satu keilahian, kemuliaan yang sama / setara dan keagungan yang sama kekalnya. Apa
adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus. Bapa tidak diciptakan,
Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan. Bapa itu maha besar, Anak itu maha
besar, Roh Kudus itu maha besar. Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal. tetapi
tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal.

Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha
besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar. Dengan cara yang sama Bapa
adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa,12 Roh Kudus adalah maha kuasa. Tetapi tidak
ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa. Demikian juga Bapa adalah Allah,
Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu
11
Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogmna Kristen (Jakarta: Gunung Mulia, 1994) 56.

12
Boff, Leonardo. Trinity and Society, (New York: Orbis, 1988), 327.
Allah. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah
Tuhan. Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan.13

Iman Kristen didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap
pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula Kekristenan
dilarang oleh untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan. Bapa tidak dibuat dari
apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan.14 Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak
dicipta, tetapi diperanakkan. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta,
tidak diperanakkan, tetapi keluar. Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu Anak,
bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. Dan dalam tritunggal ini tidak ada
yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tetapi ketiga pribadi
yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara
keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal
dalam kesatuan, harus disembah.15

KESIMPULAN

Allah yang dapat kita kenal adalah sebatas apa yang dinyatakan dalam Alkitab.
Allah yang menyatakan dalam Alkitab adalah Allah Tritunggal. Inilah yang harus dipahami
oleh umat Kristiani. Ada hal-hal yang sepertinya kontradiksi tetapi sebenarya bukan
kontradiksi melainkan suatu misteri, yaitu misteri Allah yang tidak mungkin dipahami secara
sempurna dengan kemampuan manusia yang terbatas. Bagian kita adalah memahami apa
yang dinyatakan-Nya dalam Alkitab.

Doktrin allah Tritunggal adalah inti dari ajaran Kristen. Dan ajaran ini sangat penting
dalam pelayanan Kristen masa kini. Karena kekristenan yang sejati adalah kekristinan yang
13
Rethinking Trinitarian Missiology” dalam Global Missiology for 21St Century (Grand Rapids: Baker
Academic, 2000) 178.

14
George, Tomoty & Dockery, David. S. Ed. Baptist Theologians. Nashville, (Tennessee: Broadman
Press, 1990) 254.

15
Rethinking Trinitarian Missiology” dalam Global Missiology for 21St Century (Grand Rapids: Baker
Academic, 2000) 181.
tidak akan pernah menjual ajaran Alkitabiah dengan hal-hal atau kepentingan lain. Gereja
Kristen akan menjadi kuat, jika Gereja Kristen mempertahankan ajaran yang murni.

Pentingnya ajaran ini dibuktikan melalui tulisan injil Matius yang dengan jelas
menulis akan hadirnya ketiga Pribadi Tritunggal dalam pembaptisan Yesus. Bahkan Matius
menulis dengan melihat dari sudut pandang Yesus ketiwa peristiwa itu terjadi, dan hal ini
menunjukan bahwa ajaran Tritunggal sangatlah Alkitabiah, dan sangatlah penting bagi
pelayanan di masa kini.

Pentingnya ajaran ini untuk terus diberitakan pada masa kini karena, ada begitu
banyak tuduhan terhadap kekristenan yang menganggap ajaran Tritunggal hanyalah sebuah
konsep manusia dan tidaklah Alkitabiah. Itu sebabnya jaran ini sangat penting untuk terus
diajarkan, bahkan kepada semua umat Tuhan, dan kaum awam sekalipun. Supaya dengan
memiliki pemahaman yang benar tentang Tritungal. Umat Tuhan tidak akan dapat
dipengaruhi oleh ajaran apapun, bahkan umat Tuhan dapat mempertanggung jawabkan
imannya.

Doktrin Allah tritunggal bukanlah sebuah doktrin terlalu sulit, meskipun disisi lain
kita juga tidak mungkin memahaminya secara sempurna. Melalui paper ini penulis berharap
dapat membantu setiap umat Kristen dalam memahami doktrin Allah Tritunggal dan
menerapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Bapak Gereja Augustinus
menyatakan tentang pentingnya membicarakan ajaran Allah Tritunggal dalam karyanya On
Trinity sebagai berikut: “Kami harus berbicara tentang Allah Tritunggal bukan oleh karena
kami dapat memahaminya dengan sempurna, namun oleh karena kami tidak dapat menutup
mulut kami untuk membicarakan hal yang pokok dari iman orang percaya.”

Anda mungkin juga menyukai