Pokok pembahasan yang akan saya jelaskan yaitu ada dua pokok pembahasan sebagai berikut:
1. Terkait dengan penjelasan tentang bagaimana pokok pengajaran dalam iman kristiani
Salah satu doktrin Kristen yang sulit dimengerti dan sudah menjadi perdebatan selama
lebih kurang 1800 tahun, dan sering menjadi jalan bagi kalangan tertentu untuk
menyerang kekristenan adalah terkait ke-Tritunggalan Allah. Doktrin Tritunggal adalah
doktrin yang unik yang hanya ada pada ajaran Alkitab. Istilah Tritunggal pertama kali
dilontarkan oleh Tertulianus (166-220 AD). Bapa Gereja di Afrika Utara. Sejak saat itu,
topik ini menjadi perdebatan yang tiada hentinya dan menimbulkan banyak sekali
pandangan yang berbeda. Doktrin Tritunggal berasal dari Allah, bukan konsep filsafat
atau metaphisik atau konsep manusia lainnya melalui rasio dan juga bukan konsep
agama, melainkan ajaran yang didasari oleh pernyataan historis Allah dalam catatan
Alkitab. Kita juga meyakini bahwa Tritunggal yang di wahyukan oleh Allah adalah
teologia yang theosentris. Walau merupakan doktrin yang sulit untuk dimengerti dan
terus diperdebatkan, bukan berarti kita tidak berusaha untuk mendalaminya dengan
tujuan supaya dengan pengenalan yang benar menimbulkan rasa hormat dan taat pada
Allah dan semata-mata bukan untuk sekedar mempertanggungjawabkannya.
Dapat saya simpulkan bahwa melalui pengajaran Alkitab, kita bisa mengetahui bahwa
ada tiga pernyataan tentang Tritunggal yaitu :
1. Allah ada dengan tiga pribadi (persona)
2. Setiap pribadi adalah sungguh-sungguh Allah
3. Hanya ada satu Allah
Alkitab dengan jelas menyatakan doktrin yang unik dalam misteri ini: satu Allah Bapa, Anak,
dan Roh Kudus (satu Allah dalam tiga pribadi). Fakta bahwa Allah ada dalam tiga pribadi,
berarti bahwa Allah Bapa bukanlah atau berbeda dengan Allah Anak; Allah Bapa bukanlah
Allah Roh; dan Allah Roh bukanlah juga Allah Anak. Dalam Yoh 1:1-2 jelas membedakan
Bapa dengan Anak dari ‘Firman’ dan ‘Allah’ dimana kata ‘Firman’ menunjuk pada pribadi
Kristus (ay.9-18). Yesus berbicara pada Allah tentang kemuliaanNya (Yoh 17:24); Yesus
menarik orang datang kepada Allah (1 Yoh 2:1, Ibr 7:25).
Bapa yang bukanlah Roh Kudus dan bukan Yesus, berkali-kali dinyatakan oleh alkitab.
Misalnya, dalam pengutusan Roh Kudus: ‘tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus
oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Ku katakan kepadamu’, Yoh 14:26. Roh Kudus
berdoa bagi kita pada Allah (Rom 8:27), dalam pengutusan murid (Mat 28:10),
Yesus mengutus Roh (Yoh 16:7). Tugas atau pekerjaan Roh Kudus sebagai pribadi yang
berbeda dengan Bapa dan Anak, misalnya : mengajar (Yoh 14:26), bersaksi (Yoh 15:26),
mengetahui pikiran Allah (1 Kor 2:11), melarang atau memerintahkan sesuatu untuk dikerjakan
(Kis 16:6-7), didukakan orang berdosa (Ef 4:30) dan lain-lain.
Adalah penting mengingat doktrin Tritunggal dalam hubungannya dengan atribut-atribut Allah.
Bila kita berfikir bahwa Allah itu kekal, maha hadir, maha kuasa, benar, adil, suci dan
seterusnya, maka semua atribut ini bukanlah hanya miliki Allah Bapa, melainkan juga ada pada
Yesus dan Roh Kudus karena ketiganya adalah Allah.
Selain ada banyak ayat yang membuktikan bahwa ketiga pribadi Allah Tritunggal adalah
berbeda, namun terdapat juga kesaksian lain dalam Alkitab akan ke-Allah-an ketiganya.
Pertama, Allah Bapa sesungguhnya adalah Allah. Sepanjang Perjanjian Lama (sejak
penciptaan) dan juga Perjanjian Baru jelas membuktikan bahwa Allah Bapa adalah Allah.
(Kej.1; 1 Kor 8:4,6; 1 Tim 2:5-6; Mat 6:26-32; 19:23-26; Mark 12:17,24,27) dan seterusnya.
Kedua, Yesus adalah Allah : Fil 2:5-11; Ibr 1:1-10; Luk 12:8-9; 15:10; Mat 13:41; Mark
13:20; 2:8-10; Mat 12:28; 19:14,24:21:31,43; 25:31; 24:30; Bd Mz 45:6; 102:25; 110;1)
dll.
Ketiga, Roh Kudus adalah Allah : Kis 15:3-4; Yoh 16:8-10; 3:8; 1 Kor 3:16-17,19-20; Mat
28:19; 2 Kor 13:14; 1 Kor 12:4-11) dan banyak lagi ayat yang lain.
Kitab Suci dengan jelas mengatakan bahwa ada satu dan hanya satu Allah, artinya hanya ada
satu hakekat Allah yaitu ‘God is only one being’. Tiga pribadi tapi satu Allah. Tiga pribadi
bukan berarti tiga Allah; satu Allah bukan berarti satu pribadi. Ulangan 6:4-5 dengan jelas
mengatakan kepada Bangsa Israel bahwa Tuhan itu Esa. “Dengarlah, hai Israel : Tuhan Allah
kita adalah Esa” (Ul 6:4). Hal yang sama juga diulangi dalam Kel 20. Salomo berdoa agar
seluruh manusia di bumi mengenal bahwa Tuhan berkali-kali bahwa Dialah satu-satunya Allah
(Yes 45:5-6; 21-22; 44:6-8; 1 Tim 2:5-6; Rom 3:30; 1 Kor 8:4,6; yak 2:19) dan lain- lain.
Pernyataan ke-esaan Allah bertujuan agar manusia tidak jatuh dalam politeisme, sehingga perlu
konsep monoteisme ditegakkan lebih dahulu. Allah sendiri mengikrarkan; “Akulah Tuhan,
tidak ada yang lain kecuali Aku” (Kel 2-:2-3).
Tritunggal adalah doktrin ilahi, karena itu, tidak mungkin ciptaan mengerti penciptanya dengan
sempurna, Allah yang adalah satu-satunya (The only one God) maka tidak ada analoginya, tidak
ada yang menyerupai Dia, dan tidak ada bandingannya atau yang mewakili Dia. Dengan
demikian, doktrin yang melampaui ratio ini tidak bisa diketahui dengan jelas sebelum kita
bertemu muka dengan Dia walau sekarang bagi orang percaya ada “progressive revelation” (!
Kor 13:9-12).
Dalam mempelajari dokrin kekristenan termasuk Tritunggal, Allah tidak pernah memberi
keterangan tantang diriNya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Kita tidak dapat
mendiskusikan tentang Allah secara sempurna tetapi kita dapat mengenal Dia, mengalami
kasihNya, menghormati dan akan bertemu dengan Dia, atau kita juga bisa menolak Dia. Kita
menerima doktrin ini bukan karena tidak terselami tetapi kita meyakini karena itulah faktanya
yang dikatakan dalam Alkitab, firman Allah. Seperti yang dikatakan oleh Millard J. Erickson
“Try to explain it, and you will lose your mind; but try to deny it, and you will lose your soul”.
3. Pengganti (substitution)
Pengganti yang berarti kematian Kristus sebagai ganti orang berdosa, dan yang percaya
menjadikan Kristus sebagai Juru selamat pribadinya (2 Kor.5:21).
4. Pembenaran (Justification)
Konsep pembenaran berhubungan dengan posisi legal manusia di hadapan Allah.
Arti legal dalam kerajaan Allah adalah seseorang yang sudah menerima Yesus
Kristus secara pribadi, oleh Allah dinyatakan secara resmi sebagai manusia benar
tanpa dosa dan mempunyai hak legal dalam kerajaan Allah.
Unsur – unsur yang berhubungan dengan pembenaran:
(a) Pengampunan dosa dan pemindahan atau pengangkatan kesalahan atau rasa
bersalah dan penghukuman dosa (Roma 5:1,16).
(b) Penuangan atau penempatan atau pencangkokan akan kebenaran Kristus dan
penempatan kepada posisi kedudukan yang menyenangkan hati Allah, dan
pengangkatan sebagai anak.
(c) Adanya pembebasan dari kutuk taurat.
Pembenaran selalu didahului kelahiran baru (regenerasi) dan diikuti persekutuan
dalam Kristus (Union with Christ). Dan yang selanjutnya adalah penyucian.
Marthin Luther berkata: Aku diselamatkan bukan karena perbuatan baiknya, tapi
hanya Anugerah Allah. Injil adalah “dikayosine” yaitu kebenaran Allah.
5. Penebusan (Redemption)
Penebusan yang dimaksudkan di sini ialah penebusan dari dosa.
Dalam PB, penebusan dibangun atas 3 istilah:
(a) Aqorazo, artinya membeli, membayar, menyerahkan sesuatu sebagai harga
pembayaran yang setimpal. Nuansa teologis manusia berada dalam dunia “pasar dosa”
dan Allah melalui Kristus yang tanpa dosa menebus manusia berdosa.
(b) Eksaqoraza, akar katanya sama dengan di atas, hanya tambah eks. Tambahan kata
tersebut memberi arti “dari atau keluar dari” arti teologisnya dibeli keluar atau
dipindahkan dari pasar dosa (Gal.3:13).
(c) Lutroa, artinya membebaskan atau melepaskan dari belenggu dosa dan disuruh pergi
sebagai orang merdeka.
6. Pemuasan (Prapitiation)
Bahasa Yunani “hilasmos” artinya memuaskan, mendamaikan dengan diri sendiri.
Makna teologisnya bahwa kematian Yesus Kristus, memuaskan hati Allah. Murka
Allah atas manusia yang disebabkan dosa (Mark.3:29, Roma1:18) diangkat karena
kematian Kristus telah memuaskan hati Allah dan menyebabkan Allah menerima
orang percaya.
7. Perdamaian (Reconciliation)
Bahasa Yunani “katallege” kata kerjanya “katallosa” artinya penyesuaian perbedaan
yang menimbulkan permusuhan antara dua pihak dengan menggunakan alat
pengukur tertentu. Hubungan baru atau relasi baru tercipta sebagai akibatnya.
Arti teologisnya, dengan korban Kristus (sebagai alat) maka perseteruan antar
manusia dengan Allah dihancurkan dan terjadi pembaharuan hubungan diantara
kedua belah pihak (Roma 5:10-11).