Pendahuluan
Pemahaman yang benar mengenai Roh Kudus sangatlah penting bagi orang Kristen.
Ajaran Alkitab tentag Roh Kudus sangatlah penting karena ia bukan hanya bersangkut paut
dengan masalah doktrin tetapi etika . pemahaman yang salah megnenai Roh Kudus bukan
saja akan mengakibatkan iman kepercayaan yang salah tetapi sikap dan tingkah laku Kristen
yang salah. Iman kepercayaan dan sikap serta tingkah laku Kristen yang salah akan
menghasilkan eksistensi dan pertumbuhan gereja yang salah.
Karena pentingnya pengertian tentang Roh Kudus, maka dalam kesempatan ini akan
dibahas ajaran yang mendasar dalam Alkitab mengenai:
Oknum Rohul Kudus dan perananNya secara umum
Pekerjaan atau peranan Rohul Kudus dalam kehidupan Kristen
Beerapa kesalahan di dalam pemahaman akan pekerjaan dan peran Rohul Kudus dalam
kehidupan orang Kristen
1
Memberikan kecerdesan atau keterampilan kepada orang-orang tertentu (Ayub 32:8;
Kel28:3; 31:3; 35:30)
1.4 Roh Kudus sebagi Oknum Ketiga dari Allah Tri Tunggal
Allah itu berpribadi, berasional, dan bermoral. Oleh karena itu Allah Tri Tunggal terdiri
dari 3 Oknum yang berpribadi, rasional, dan bermoral. Pengalaman dalam hidup manusia
memperlihatkan bahwa bila seorang merupakan suatu oknum (pribadi), tentu ia memiliki
keberadaan dasar (kemampuan, daya piker, moral) pribadi. Tetapi Roh Kudus bukan
demikian. Walaupun ia adalah oknum ke-3, ia tidak memiliki kemampuan,daya pikir, moral,
kehendak Oknum ke-2 dan ke-1. Keberadaan dasar yang ada pada ROh Kudus sama
kwalitas dan kwantitasnya dengan yang ada pada Allah Bapa dan Allah Anak. Urutan ke-3
tidak menghunjuk kepada urutan kwantitas dan kwalitas.
Roh Kudus berperan pada waktu pembuahan dan kelahiran Yesus Kristus (Luk 1:35)
dan terus berperan dalam pelayanan-Nya (Mat4:1; 12:28). Janji dalam Perjanjian Lama
2
(Yes11:2; 44:3; Yeh 36:27; Yoel 2:28) mengenai ROh Kudus (akan dicurahkan kepada
setiap orang percaya dan menetap terus-menerus dalam dirinya) digenapi emlalui
penggenapan pekerjaan Yesus Kristus (Yoh 14:5,12; 16:7). Hal ini dikuatkan dalam Kis2:1
yang mengungkapkan kisah kelahiran gereja dimulai dari kenaikan Yesus Tuhan dan
pencurahan Roh Kudus. Paulus juga berbicara tentang karunia Roh Kudus untuk
pembangunan Gereja dalam konteks kenaikan Yesus (Ef 4:8-10). Karya ROh Kudus tak
dapat dipisahkan dari pengagungan perkerjaan penyelamatan Yesus dan pertumbuhan
gereja.
3
3. Beberapa pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus
Banyak pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus, bahkan dikalangan orang
Kristen sendiri. Dua dari sekian banyak pemahaman yang salah akan dipaparkan sebagai
berikut ini.
4
3.3 Tanggapan terhadap pemahaman yang salah tersebut di atas.
3.3.1 Baptisan Roh Kudus dialami setiap orang yang benar-benar percaya akan
Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
1Kor 12:13 berbicara tentang baptisan Roh Kudus, perhatikan pemakaian istilah
en yang dapat diartikan sebagai “oleh”, “dengan” dan “melalui”. Tetapi konteks
1Kor 12:13 membuat kita harus menafsirkan istilah ini sebagai perantara
(“melalui”), sehingga yang melakukan pembabtisan dalam ayat ini adalah Allah
sendiri (ay.8) dengan perantaraan Roh Kudus. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa ayat ini juga berbicara tentang “baptisan Roh Kudus” yang dilakukan oleh
Allah.
Ayat-ayat yang dipergunakan untuk mendukung pemahaman yang salah di atas
harus dipahami dengan lebih mendalam sehingga tidak mencapai kesimpulan
yang salah
3.3.2 Karunia-karunia Roh Kudus, baik yang supra natural maupun natural sama
nilainya dan diberikan sesuai dengan kehendak Allah sendiri dan sesuai dengan kadar
pelayanan yang dibutuhkan (Ef 4:7-16). Perhatikan bahwa dalam Roma 12:4-8 karunia
supra natural dan karunia natural disejajarkan oleh Paulus.
3.3.3 Karunia berbahasa lidah tidak lebih penting dari karunia yang lain. Kasih
lebih tinggi dari semua karunia, termasuk dari karunia berbahasa lidah (1Kor 13:8-1012).
Dan adanya kasih adalah batu ujian kemurnian karunia Roh Kudus (2Kor 5:13-14). Karunia
Roh Kudus tidak dapat dipaksakan (Ef 4:7) lagi pula karunia ini seharusnya dipergunakan
hanya untuk kepentingan bersama (1Kor 12:7)
Kepustakaan:
Berkhof, L. Sistematic Theology (Michigan: WM.B. Eerdmans. 1974)
Hadiwijono H., Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995)
Lohse, B. Pengantar Sejarah, Dogma Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994)
Soedarmo, R. Ikhtiar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985)
Berkhof, H. Sejarah Gereja (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1985)