Anda di halaman 1dari 5

ROH KUDUS, OKNUM DAN PERANANNYA

Oleh: Pdt. Risnawati Sinulingga

Pendahuluan
Pemahaman yang benar mengenai Roh Kudus sangatlah penting bagi orang Kristen.
Ajaran Alkitab tentag Roh Kudus sangatlah penting karena ia bukan hanya bersangkut paut
dengan masalah doktrin tetapi etika . pemahaman yang salah megnenai Roh Kudus bukan
saja akan mengakibatkan iman kepercayaan yang salah tetapi sikap dan tingkah laku Kristen
yang salah. Iman kepercayaan dan sikap serta tingkah laku Kristen yang salah akan
menghasilkan eksistensi dan pertumbuhan gereja yang salah.
Karena pentingnya pengertian tentang Roh Kudus, maka dalam kesempatan ini akan
dibahas ajaran yang mendasar dalam Alkitab mengenai:
Oknum Rohul Kudus dan perananNya secara umum
Pekerjaan atau peranan Rohul Kudus dalam kehidupan Kristen
Beerapa kesalahan di dalam pemahaman akan pekerjaan dan peran Rohul Kudus dalam
kehidupan orang Kristen

1. Oknum Roh Kudus dan peranNya secara umum


1.1 Istilah bagi Roh Kudus dan maknanya
Istilah Ibrani yang digunakan untuk Roh Kudus adalah ruach, dan dalam bahasa
Yunani pneuma. Kedua kata ini berasal dari akar kata yang artinya “bernafas”. Oleh karena
itu secara harfiah kedua istilah ini seringkali dipergunakan untuk pengertian “nafas” atau
“angin (Kej 2:7; Yeh 37:5; Kej 8:1; Maz 148:8; Yeh 1:4)
Di dalam Perjanjian Lama istilah ini menghunjuk kepada “kuasa kehidupan” yaitu
prinsip khusus yang membuat manusia menjadi hidup. Ia yang berasal dari Allah, menetap
di dalam manusia, menjadi penentu hidup manusia (kalau ia meninggalkan manusia maka
manusia itu akan mati). Dan ia juga mengikat manusia kepada Allah (Ayub 32:8; 33:4;
34:14,15; Mzm104: 29; Yes 42:5).
Sering kali istilah ini dipergunakan dengan makna semata-mata “kuasa” bukan
“oknum”. Lagi pula dalam perjanjian Lama kata ini sering dipergunakan tanpa
kwalifikasi,atau menghunjuk kepada”Angin Allah/Tuhan”. Istilah “Roh Kudus” hanya
dipergunakan untuk menghunjuk kepada Oknum ke-3 Allah Tri Tunggal. Sangat menarik
bahwa dalam Perjanjian Lama Allah berulang-ulang disebut sebagai “Yang Suci dari Israel”
(Mzm 71:22; 89:18; Yes10:20; 41:14; 43:3; 48:7, tetapi di dalam Perjanjian Baru sangat
jarang kharakteristik ini biasanya digunakan untuk menghunjuk ROh Kudus.

1.2 Peranan Umum Roh Kudus dalam Perjanjian Lama


Selain dari peranan umum Roh Kudus yang member kehidupan kepada
manusiadiperlihatkan pula bahwa Ia:
Member kemampuan, kuasa, kekuatan dan keberanian yang luar biasa kepada orang-
orang tertentu seperti kepada Musa, para Hakim, Raja dan Nabi (Bil27:18; Hak 3:10;
6:34; 1!:29; 13:25; 14:6,19; 15: 14; 1Sam10:6,10; 16:13,14) kepada Nabi khususnya
juga dalam hal pernyataan Ilahi, penglihatan(Yeh11:24; Zak7:12; bdn 1 Pet1:11; 2 Pet
1:21)

1
Memberikan kecerdesan atau keterampilan kepada orang-orang tertentu (Ayub 32:8;
Kel28:3; 31:3; 35:30)

1.3 Oknum dan Keilahian Roh Kudus


Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, tidak menyatakan keoknuman dan keilahian Roh
Kudus sejelas keoknuman Allah-Bapa atau Allah Anak. Oleh karena itu, keoknumkan dan
keilahian Roh Kudus yang sering dipermasalahkan. Origenes dan golongan Arminians,
misalnya mengatakan bahwa Allah ROh Kudus lebih rendah Allah Anak dan Allah Bapa. Arias
menyatakan bahwaroh kudus adalah ciptaan Allah Anak sebagaimana Allah Anak adalah
ciptaan Allah Bapa. Golongan monarchanisme yang dinamis menyatakan bahwa Roh Kudus
adalah pengaruh atau kuasa ilahi semata, Ia bukan oknum.
Tetapi bukti Alkitab bahwa Roh Kudus adalah Oknum dan Allah, khusunya dari
Perjanjian Baru cukup banyak dan menyakinkan:
Panggilan yang selayaknya dimiliki oknum diberikan kepadanya (misalnya ia disebut
Paraktetos yang artinya ‘ pengacara yang membela, menghibur dan mendorong serta
memberi semangat’(Yoh14:26; 15:26; 16:7)
Kharakteristik yang selayaknya dimiliki oknum ada padanya (misalnya ia memiliki
intelengensia, cinta kasih, Ia mencari, bersaksi, berbicara, memerintah, memberi
pernyataan, menciptakan, membangkitkan orang mati, dll; Kej1:2; 6:3; Luk 12:12; Joh
14:16; 15:26; 16:8; Kis 8:29; 13:2; Roma 8:11; 1Kor2:10-11)
Is dinyatakan sebagai satu pribadi delam hubungan-Nya dengan pribadi lainnya
(misalnya is berada dalam berdampingan dengan para rasul, denga Yesus Kristus,
dengan Bapa dan Anak; (Kis15:18; Yoh 16:14; Mat18:19; 2Kor13:13; 1Pet1:1,2)
Ada ayat Alkitab yang memperlihatkan Roh Kudus secara terpisah dari kuasa Allah
(Luk1:35; 4:14; Kis10:38; Roma13:15; 1Kor2:4)
Kepada-Nya diberikan nama Ilahi (Kis17:7; bdn Ib3:7-9; Kis5:3,4; 1Kor3:16 2Tim3:16;
bdn 2Pet1:21)
Kesempurnaan Ilahi ada pada-Nya (misalnya kemahahadiran, kemahatahuan,
kemahakuasaan, dan kekekalan; Mzm 139:7-10; Yes 40:13,14; bdn Roma11:34;
1Kor11:12; Roma 15:19; Ib 9:14)
Ia melakukan perkerjaan Ilahi seperti pekerjaan penciptaan, pembaharuan,
pembangkitan orang mati, dll (Kej 1:2; Ayub 26:13; 33:4; Mzm 104:30; Joh3:5,6;
Tit35; Roma 8:11)

1.4 Roh Kudus sebagi Oknum Ketiga dari Allah Tri Tunggal
Allah itu berpribadi, berasional, dan bermoral. Oleh karena itu Allah Tri Tunggal terdiri
dari 3 Oknum yang berpribadi, rasional, dan bermoral. Pengalaman dalam hidup manusia
memperlihatkan bahwa bila seorang merupakan suatu oknum (pribadi), tentu ia memiliki
keberadaan dasar (kemampuan, daya piker, moral) pribadi. Tetapi Roh Kudus bukan
demikian. Walaupun ia adalah oknum ke-3, ia tidak memiliki kemampuan,daya pikir, moral,
kehendak Oknum ke-2 dan ke-1. Keberadaan dasar yang ada pada ROh Kudus sama
kwalitas dan kwantitasnya dengan yang ada pada Allah Bapa dan Allah Anak. Urutan ke-3
tidak menghunjuk kepada urutan kwantitas dan kwalitas.
Roh Kudus berperan pada waktu pembuahan dan kelahiran Yesus Kristus (Luk 1:35)
dan terus berperan dalam pelayanan-Nya (Mat4:1; 12:28). Janji dalam Perjanjian Lama

2
(Yes11:2; 44:3; Yeh 36:27; Yoel 2:28) mengenai ROh Kudus (akan dicurahkan kepada
setiap orang percaya dan menetap terus-menerus dalam dirinya) digenapi emlalui
penggenapan pekerjaan Yesus Kristus (Yoh 14:5,12; 16:7). Hal ini dikuatkan dalam Kis2:1
yang mengungkapkan kisah kelahiran gereja dimulai dari kenaikan Yesus Tuhan dan
pencurahan Roh Kudus. Paulus juga berbicara tentang karunia Roh Kudus untuk
pembangunan Gereja dalam konteks kenaikan Yesus (Ef 4:8-10). Karya ROh Kudus tak
dapat dipisahkan dari pengagungan perkerjaan penyelamatan Yesus dan pertumbuhan
gereja.

2. Pekerjaan /Peranan Roh Kudus secara khusus dalam diri Kristen


Jikalau di dalam Perjanjian lama Roh Kudus memberi hidup dalam konteks penciptaan,
maka dalam Perjanjian Baru Roh Kudus memberi hidup dalam konteks kelahiran baru.

2.1 Ia merubah kesadaran orang percaya


Roh Kudus merubah kesadaran orang percaya dengan cara memanggil dan memberi
kepercayaan dan menobatkan. Panggilan firman (dosa membuat seseorang tidak dapat
menerima panggilan firman sematra-mata Yoh 8:34) disertai oleh panggilan Roh Kudus. Roh
Kudus bekerja dalam hati orang yang mendengartkan pemberitaan firman, sehingga orang
tersebut dapat menerima pemberitaan itu bukan sebagai pemberitaan manusia tetapi
firman Allah yang memanggil untuk percaya kepada pekerjaan penyelamatan Yesus Kristus
(Roma 8:14-16; Gal 4:6; 1Tes 1:4-6; 2:13). Roh Kudus juga menginsafkan manusia akan
dosa (Yoh 16:8; Kis 2:36-38)

2.2 Ia juga merubah keberadaan orang-orang percaya


Kesadaran yang dirubah dilanjutkan dengan keberadaan yang berubah. Roh Kudus
mengubah keberadaan orang percaya dengan cara melahirkan orang tersebut untuk kedua
kali, mendiami, menyucikan, menuntun dan memberinya karunia khusus.
Orang yang dilahirkan untuk kedua kalinya adalah orang yang mengalami
pembaharuan “benih”. Pekerjaan ini dilakukan olehg Roh Kudus (Yoh 3:1-6), sehingga orang
yang mengalami perubahan ini mengalami pertumbuhan yang baru bagi Allah sebagai anak
Allah (Yoh 1:12-18; Roma 2:29; Ef 4:24) Orang yang telah mengalami kelahiran kedua kali
didiami Roh Kudus (Roma 8:23; 2Kor 1:22; 5:5; Ef 1:14; Ibr 6:4-6) Roh Kudus akan
membantu dan menuntun orang yang percaya untuk hidup (kudus, bersaksi, berdoa, dalam
rencanaNya, dll) sesuai dengan kehendak Allah (Roma 8:26)
Roh Kudus juga memberi karunia khusus sesuai dengan kehendak Allah (Roma 12:6-
8; 1Kor 12:1-31. Roh Kudus memberi karunia “supra natural” (seperti berbahasa lidah,
berbuat mujizat, menyembuhkan orang sakit, dll), yaitu karunia untuk pelayanan yang
diberikan melalui proses belajar, satu kali untuk satu peristiwa dan untuk seseorang dengan
jenis yang tidak harus sama dengan orang lain. Roh Kudus juga memberikan karunia yang
“natural” (seperti memberi, mengajar, menghibur, dll) yaitu karunia untuk pelayanan yang
dapat diterima melalui proses belajar

3
3. Beberapa pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus
Banyak pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus, bahkan dikalangan orang
Kristen sendiri. Dua dari sekian banyak pemahaman yang salah akan dipaparkan sebagai
berikut ini.

3.1 Baptisan Roh Kudus


BahasantentangbaptisanRoh Kudus ditemukanantara lain dalamMrk 1:8; Yoh 1:33;
Mat 3:11; Luk 3:16.Kadangkaladalamayat-ayatini:”baptisanRoh Kudus”
dilengkapidenganistilah“api”. Istilah-istilah lain yang dipergunakanuntuk “baptisanRoh
Kudus” adalah “aliran-aliran hidup” (Yoh 7:38-39) “Roh Kudus turun atas” (Kis 11:15;
19:16), “mengurapi dengan Roh Kudus” (2Kor 1:21b-22), “memateraikan dengan Roh
Kudus” (Ef 1:13b-14; 4:30).
Ada kelompok yang menafsirkan bahwa:
Pekerjaan Roh Kudus dalam kelahiran baru (Yoh 3:3-5) tidak identik dengan pekerjaan
Roh Kudus dalam “Baptisan Roh Kudus” karena “baptisan Roh Kudus” itu ditafsirkan
sebagai pekerjaan Roh Kudus yang luar biasa, yang memenuhi seseorang dan memberi
kekayaan rohani yang hebat. Misalnya seperti apa yang terjadi dalam Kis 2; Kis 8:12-17;
Kis 19:1-7, dll.
Pekerjaan Roh Kudus di dalam “baptisan Roh Kudus” yang dimaksudkan ini berbeda
dengan “pemenuhan Roh Kudus”. Memang “baptisan Roh Kudus” itu sama dengan
“pemenuhan Roh Kudus yang pertama sekali (Kis 2:4), tetapi dipenuhi Roh Kudus dapat
terjadi berulang-ulang (Kis 9:17-18, 13:6; Kis 2:4- Kis 4:8,31)
Pekerjaan Roh Kudus dalam 1Kor 12:3 bukan pekerjaan “Baptisan Roh Kudus” karena
baptisan Roh Kudus tidak diberikan kepada semua orang, melainkan kepada orang
beriman tertentu yang memiliki tingkat iman dan penyerahan diri yang sudah tinggi.

3.2 Karunia-karunia Roh Kudus


Di dalam Alkitab dikemukakan bahwa Roh Kudus memberi karunia-karunia kepada
orang percaya (mis 1Kor 12:8-10; Roma 12:4-8). Karunia yang diberi dapat dibagi ke dalam
dua kelompok besar yaitu karunia :supra natural”, yang diberi bukan melalui proses alamiah
atau belajar tetapi secara luar biasa dan 1 kali untuk satu kasus (seperti menyembuhkan
orang sakit) dan karunia “natural” yang diberi melalui proses alamiah atau belajar dan untuk
jangka waktu yang lama (seperti mengajar).
Sekelompok Kristen beranggapan bahwa:
Karunia yang sebenarnya karunia Roh Kudus dan penting adalah karunia “supra
natural”, khususnya yang terdapat dalam 1Kor 12:8-10) yaitu karunia untuk berkata-
kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan , karunia iman, karunia
menyembuhkan, karunia mengadakan mujizat, karunia bernubuat, karunia membedakan
bermacam-macam roh , karunia berkata-kata dengan bahasa roh dan karunia
menafsirkan bahasa roh.
Karunia Roh Kudus dalam berbahasa lidah adalah bukti seseorang telah menerima
baptisan Roh Kudus dan dipenuhi Roh Kudus oleh karena itu orang harus menuntut agar
memperoleh karunia ini.
Karunia Roh Kudus dalam berbahasa lidah adalah bukti bahwa seseorang telah
menerima Roh Kudus oleh karenanya ia adalah bukti keselamatan seseorang.

4
3.3 Tanggapan terhadap pemahaman yang salah tersebut di atas.
3.3.1 Baptisan Roh Kudus dialami setiap orang yang benar-benar percaya akan
Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
1Kor 12:13 berbicara tentang baptisan Roh Kudus, perhatikan pemakaian istilah
en yang dapat diartikan sebagai “oleh”, “dengan” dan “melalui”. Tetapi konteks
1Kor 12:13 membuat kita harus menafsirkan istilah ini sebagai perantara
(“melalui”), sehingga yang melakukan pembabtisan dalam ayat ini adalah Allah
sendiri (ay.8) dengan perantaraan Roh Kudus. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa ayat ini juga berbicara tentang “baptisan Roh Kudus” yang dilakukan oleh
Allah.
Ayat-ayat yang dipergunakan untuk mendukung pemahaman yang salah di atas
harus dipahami dengan lebih mendalam sehingga tidak mencapai kesimpulan
yang salah

3.3.2 Karunia-karunia Roh Kudus, baik yang supra natural maupun natural sama
nilainya dan diberikan sesuai dengan kehendak Allah sendiri dan sesuai dengan kadar
pelayanan yang dibutuhkan (Ef 4:7-16). Perhatikan bahwa dalam Roma 12:4-8 karunia
supra natural dan karunia natural disejajarkan oleh Paulus.

3.3.3 Karunia berbahasa lidah tidak lebih penting dari karunia yang lain. Kasih
lebih tinggi dari semua karunia, termasuk dari karunia berbahasa lidah (1Kor 13:8-1012).
Dan adanya kasih adalah batu ujian kemurnian karunia Roh Kudus (2Kor 5:13-14). Karunia
Roh Kudus tidak dapat dipaksakan (Ef 4:7) lagi pula karunia ini seharusnya dipergunakan
hanya untuk kepentingan bersama (1Kor 12:7)

Kepustakaan:
Berkhof, L. Sistematic Theology (Michigan: WM.B. Eerdmans. 1974)
Hadiwijono H., Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995)
Lohse, B. Pengantar Sejarah, Dogma Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994)
Soedarmo, R. Ikhtiar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985)
Berkhof, H. Sejarah Gereja (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1985)

Anda mungkin juga menyukai