SKRIPSI
Oleh :
Buttu Marada Hutagalung
NIM. : 1999.04.12.0439
MAKNA MEMUJI TUHAN
STUDY EKSEGETIS KITAB MAZMUR 150
DAN REFLEKSI TEOLOGISNYA
PADA KEHIDUPAN MASA KINI
SKRIPSI
Oleh :
Buttu Marada Hutagalung
NIM. : 1999.04.12.0439
PERSETUJUAN AKHIR SKRIPSI
NIM. : 1999.04.12.0439
Program : Strata 1
Jurusan : Teologia
JURUSAN TEOLOGIA
Program Strata Satu Jurusan Teologia Sekolah Tinggi Agama Kristen. Telah
dipertahankan pada akhir ujian, dinyatakan Lulus dan memenuhi syarat memperoleh
Mahasiswa
NIM. : 1999.04.12.0439
Kata-kata kunci: Memuji Tuhan, Sifat-sifat Tuhan, Tempat Kudus, Musik dan
alat-alatnya.
Yang menjadi hasil dari eksegetis Mazmur 150 adalah: memuji Tuhan
adalah merupakan bagian dari panggilan beribadah yang wajib dilakukan oleh
setiap umat manusia, sebab ibadah merupakan respon manusia terhadap Allah
yang memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan yang ada di jagat raya ini.
Memuji Tuhan tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu. Tempat itupun akan kudus
bila digunakan untuk memuji Tuhan. Memuji Tuhan tidak hanya diungkapkan
dengan ucapan saja, tetapi dapat diekspresikan dengan talenta yang, antara lain:
menggunakan musik dan alat-alatnya.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
atas berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menuliskan skripsi ini dengan lancar
Kristen Negeri (STAKN) Tarutung dalam meraih program Strata Satu (S-1),
Penulis juga tidak lupa menerima saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca untuk mengetahui di mana letak dan kesalahan yang tidak disengaja
oleh penulis,
2. Bapak Drs. IB. Gea, S.Th., M.Si. sebagai Pembimbing I (sekaligus sebagai
5. Bapak Dr. R.O.M. Tp.Bolon yang telah mendidik dan mengajar mata kuliah
6. Direktur Radio Bonapit FM, Bapak Pdt. B. Harianja, S.Th. yang telah memberi
masukan kepada penulis ketika penulis masih aktif dalam pelayanan khotbah
di Radio, dan telah membimbing penulis ketika penulis masih mengikuti mata
7. Orang tuaku, Bpk H. Hutagalung dan Ibu S. br Situmeang yang telah bersusah
11. Paduan Suara STAKN Tarutung: Ps. Koor Inti dan Ps. HMJ-PAK, Ps.
Ekklesia.
12. Parhalado dan PP GKPI se-Ressort Hutagalung, secara khusus Pendeta GKPI
13. Dan beberapa orang yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberikan
Tarutung,
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
v
A. Analisa Nats ........................................................................... 18
4. Terjemahan ...................................................................... 29
H. Scopus .................................................................................... 62
vi
C. Memuji Tuhan di Tempat Kudus …………………………… 68
A. Kesimpulan ............................................................................ 76
B. Saran-saran …………………………………………………. 77
DAFTAR P U S T A K A ……………………………………………… 79
L A M P I R A N …………………………………………………………...... 85
vii
DAFTAR SINGKATAN
Huruf Ibrani
ה h hé 5 -
ו w wa 6 -
ז z zayin 7 -
ח kh khét 8 -
ט t tét 9 -
י y yod 10 -
כ k, kh kaf 20 = כּk, = כkh;
Terjadi perubahan bentuk huruf di akhir
kata: =ךּk dan ך = kh
ל l laméd 30 -
40 Terjadi perubahan bentuk huruf di akhir
מ m mem
kata: ם
50 Terjadi perubahan bentuk huruf di akhir
נ n nun
kata: ן
ס s samékh 60 -
ע ‘ ayin 70 -
פ p, f pé 80 = פּp, = פf
Terjadi perubahan bentuk huruf di akhir
kata: ף
ts tsadé 90 Terjadi perubahan bentuk huruf di akhir
צ
kata: ץ
ק q qof 100 -
ר r résy 200 -
ש s, sy syin 300 = שׂs, = שׁsy
ת t taw 400 -
ix
Vokal Huruf Ibrani
Vokal Panjang
( = ָ )הâ
= ֵיê
= ִיî Vokal Pendek
ַ =a
= וֹô ֶ =e
וּ =û ִ =i
ָ =ā ָ =o
=ē ֻ =u
ֹ =ō
x
LEMBAR PERSEMBAHAN
A. Latar Belakang
manusia sebagai kewajiban, dan jelas tidak tergantung suasana perasaan atau
keadaan (bnd Ayb 1:21). Seperti halnya pada zaman Perjanjian Lama. Beribadah
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Israel. Kegiatan
beribadah yang dilakukan oleh umat Israel itu tidak terlepas dari kehidupan
tertanam dalam kehidupan bangsa tersebut. Hal itulah yang membuat bangsa
tersebut harus memuji Tuhan, bahkan puji-pujian yang diluapkan pun tidak
hanya sebatas ucapan saja. Tetapi juga dikumandangkan dengan berbagai iringan
Bangsa Israel memuji Tuhan tentu ada alasannya. Bangsa Israel adalah
bangsa yang dipilih Allah dengan kasih-Nya yang bebas dan mahakuasa.
1
2
Hal itulah yang membuat bangsa Israel memuji Tuhan, sekaligus menjadi
kegiatan yang wajib dilakukan oleh umat Israel. Bilamana bangsa Israel menjauh
dari Tuhannya, Allah tidak pandang bulu terhadap bangsa tersebut. Bangsa
jemaat yang sudah sering diucapkan oleh para pelayan gereja baik pada
menyerukannya.
agama yang diikutinya atau karena faktor keturunan saja. Sudah beberapa kali
dikhotbahkan bahwa Tuhan adalah Allah Yang Maha Kuasa, dan Esa. Oleh
karena itu Ia patut dipuji karena ke-Mahaan-Nya. Tetapi jemaat masih banyak
sering dipahami bahwa Tuhan dipuji hanya pada kebaktian di Gereja saja, atau di
rumah-rumah jemaat sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh para pelayan
musik tunggal, yaitu organ. Wajar saja memang bila hal itu digunakan, namun
pujian yang dinyanyikan. Pengunaan alat musik merupakan salah satu ekspresi
3
untuk memuji Tuhan. Namun, jemaat hanya bisa memahami bahwa pujian dapat
dikumandangkan dengan bernyanyi saja dan diringi oleh alat musik organ.
Khususnya pada pasal 150. Di dalamnya terdapat beberapa seruan untuk memuji
Tuhan. Bahkan seruan itu mengajak agar manusia memuji Tuhan dengan
ekspresi musik dan alat-alatnya. Di samping itu, dalam pasal ini pemazmur
berusaha agar umat manusia memuji Tuhan pada tempat kudus. Dari seruan
pujian itu, pemazmur berusaha menyampaikan apa yang menjadi makna dari
memuji Tuhan, sehingga Tuhan harus dipuji di tempat yang kudus, dan
Memuji Tuhan” yang ditinjau dari studi eksegetis Mazmur 150 dan
B. Rumusan Masalah
150?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULAN
Bab ini memaparkan tentang Latar belakang Penulisan, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan,
serta Sistematika Penulisan.
A. Nama Kitab
Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang artinya “sebuah nyanyian yang
dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul kitab Mazmur dalam bahasa
tunggalnya ‘tehilla’. Dalam LXX disebut Psalmoi. Tapi pada kemudian hari
dihubungkan dalam Luk 20:42; Kis 1:20, dipakai judul dalam bahasa Yunani
secara utuh “Kitab Mazmur” (biblios psalmon). Jadi sebutan nama kitab dalam
bahasa Ibrani disebut ‘Tehillim’ dan dalam bahasa Yunani disebut ‘Biblios
Perjanjian Lama, yang sama dengan sebutan Kitab Zabur, yaitu kumpulan
1. Kumpulan-kumpulan Mazmur
Kitab Mazmur adalah kitab yang terdiri dari beberapa puji-pujian yang
pada awalnya belum dukumpulkan, namun untuk pertama kalinya atas usaha
6
7
(Mzm 3 – 41; 51 – 71), Korah (Mzm 42 – 49), dan Asaf (Mzm 50; 73 – 83).
Kitab Mazmur dapat dibagi dalam lima kumpulan (lima jilid) Mazmur
kata penutup, contohnya: “Amin ya amin” (Mzm 41:14), atau Haleluya (Mzm
bahasa Indonesia).
2. Jenis-jenis Mazmur
1) Kelompok Mazmur Pujian, yakni: pasal 33, 65, 68, 96, 98, 100, 103, 104,
• Sifat umum (dipakai oleh jemaat), yakni: pasal 67, 124, dan 135.
• Sifat pribadi (satu orang saja), yakni: pasal 9, 18, 32, 107, 116.
4) Kelompok Mazmur Raja Israel, yakni: pasal 2, 18, 20, 21, 45, 72, 110,
132.
• Sifat pribadi, yakni: pasal 3, 6, 13, 22, 25, 38, 39, 42, 43, 51, 61, 63,
86, 102.
7) Kelompok Mazmur mengenai sejarah Israel, yakni: pasal 78, 95, 105,
106, 114.
10) Kelompok Mazmur Berkat dan Kutuk, yakni: pasal 1, 28, 134 dan pasal
137.
pujian di samping disebut sebagai nama atau judul. Bila diperhatikan secara teliti
mulai dari pasal 1 sampai ke-150, tak ada satupun pasal-pasal yang berbentuk
prosa, atau bentuk dialog. Kebanyakan kata per kata atau kalimat per kallimat
disusun dalam bentuk puisi, Karen memiliki bait-bait sebagai ciri khas puisi
yang kita ketahui. Kitab Mazmur memang berbentuk puisi dan berisi bait-bait
syair, tetapi setiap bait syair merupakan lirik-lirik lagu. Sehingga kitab Mazmur
Pemahaman akan prinsip dan susunan puisi Ibrani adalah hakiki bagi
pengertian yang tepat akan mazmur dan tafsirnya. Dalam puisi Ibrani rima tidak
berperan, dan yang lebih tepat bicara tentang irama dari pada matra. Ada tekanan
irama tiap kalimat dan keseimbangan irama pada kalimat-kalimat. Usaha untuk
menemukan sistem dalam syair Mazmur tidak akan berhasil. Sebab puisi Brani
dan matra (dalam arti kata itu yang kalsik), sehingga dapat dikatakan kehilangan
yang menaruh perhatian pada asas-asas puisi Ibrani. Dalam uraiannya De Scra
menunjukkan bahwa ciri khas syair Ibrani ialah kesejajaran, artinya persesuaian
satu baris syair dengan baris yang lainnya atau pengulangan gagasan yang sama
1) Kesejajaran sinonim: pada baris pertama dari ayat itu sebenarnya diulangi
pada baris-baris kedua dengan kataa-kata yang berbeda (bnd 50; 11; 13, 19;
Mzm 114.
2) Kesejajaran antitetis atau kesejajaran berlawanan: pada baris pertama ayat itu
3) Kesejajaran sintetis atau konstruktif. Di sini kedua baris ayat itu tidak
mengatakan hal yang sama, tetapi pernyataan dalam baris pertama berfungsi
sebagai basis yang di atasnya baris kedua berdiri, atau hubungannya ialah
ayat itu tidak lengkap, tapi baris kedua mengambil beberapa kata daripadanya
Ciri lain dari puisi Ibrani yang perlu diperhatikan, ialah pemakaian akrostik
atau penyusunan semua huruf awal dari tiap baris mengikuti pola abjad. Ada
mengikuti abjad, contoh pasal 111 dan 112 (dalam bahasa aslinya), masing-
masing baris mulai dengan satu huruf Ibrani yang berbeda. Tapi pasal 111
disusun dalm delapan pasang baris ayat atau bait dan baris-baris pasal 112
membelenggu pengilhaman penyair, sama seperti matra atau irama yang telah
menjadi ciri umum dari syair barat, tidak mengekang gaya penyair-penyairnya
(J.D. Douglas:1995:43).
kitab ini adalah Daud (Salomo), sebab dalam kitab Mazmur bila diperhatikan
banyak ditulis ‘nyanyian Daud’ atau ‘Mazmur Daud’ (‘doa Daud’). Memang hal
yang sangat tepat bila dikatakan Daud yang paling banyak menulis kitab Mazmur
akan tetapi Daud bukanlah penulis atau pengarang kitab Mazmur seutuhnya, atau
bukan seutuhnya ditulis oleh satu orang melainkan beberapa orang (Clarence
1965:425), yakni:
• Nabi Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
12
2 Taw 5:12).
• Etan dari Ezrahi (orang bijaksana pada zaman Daud, 1 Raj 4:3).
• Anak-anak Bani Korah, penjaga pintu dan pemusik di Bait Allah (1 Taw 9:19;
2 Taw 7; 20:9).
orang. Karena isi dari pada kitab ini mengandung puji-pujian, maka tepatlah
19A di tulis pada masa setelah pembuangan. Namun kitab Mazmur pujian itu
lebih banyak dipergunakan pada masa pasca pembuangan. (G. Fohrer, 1978:
284).
kumpulan, melainkan ditulis dalam waktu dan tempat yang berbeda, bahkan
urutan penulisan pun tidak berurutan. Sebab penulisan kitab ini tidak hanya
13
dituliskan oleh satu atau dua orang saja pada waktu yang sama atau berdekatan.
Di mana, hal itu justru sangat menyulitkan kita yang ingin meneliti kitab ini
disebabkan adanya beberapa orang yang menulis dengan kurun waktu dan urutan
diawali kira-kira pada tahun 1475/1460 SM ketika Musa menulis Mazmur 90,
1). Tahun 1460 SM, Musa mengarang Mazmur 90 (mungkin psl 90-100).
2). Daud menulis kitab Mazmur sebanyak 73 Mazmur pada waktu yang
dianiaya Saul (1 Sam 18:7-31) ke dalam Mazmur 7, 17, 22, 31, 25, 52,
ditulis dalam Mazmur 9, 11-12, 14-16, 18, 20-21, 24-29, 32, 34,
36, 41, 53, 60-62, 65-66, 68, 86, 101, 103, 108, 110, 122, 124,
• Kira-kira tahun 1000 SM, setelah Daud berbuat dosa dengan Betsyeba
4). Kira-kira tahun 965 SM, Salomo menulis Mazmur (72, 127) selama
pemerintahannya.
5). Kira-kira tahun 970 SM, Etan dari Ezrahi (orang bijaksana pada zaman
Daud, 1 Raj 4:3) menulis tentang Kasih Setia Tuhan dalam Mazmur 89.
6). Kira-kira tahun 970-586, anak-anak Bani Korah, penjaga pintu dan
Allah.
7). Kira-kira tahun 1000-500 SM, ada beberapa pengarang yang tidak
diketahui/dikenal mengarang Mazmur 1-2, 10, 33, 67, 91, 100, 102,
Kitab Mazmur ditulis dalam tiga masa, yaitu masa praexilis (masa
postexilis (J.Blomendaal:148+149).
penggunaan musik adalah kitab Mazmur. Sebab dalam kitab Mazmur terdapat
berbagai catatan tentang irama, dan melodi yang harus dituruti apabila mau
orkes pengiring lagu. Dalam Mazmur (seperti pasal 137) adalah penataan musik
baru yang dibentuk pada zaman kerajaan, yaitu yang menyatakan adanya tim
orkes bait suci pada saat itu. Tim orkes Bait Suci itu ada pada zaman raja Hizkia
yang sangat termasyhur, sehingga dirampas oleh raja Babilonia dan diangkut ke
hubungannya dengan kitab lainnya terkhusus dalam kitab 1 Taw. Para ahli
16
musik yang ada dalam kitab mazmur itu adalah Daud, Salomo, Asaf, Etan dari
Ezrahi, dan anak-anak bani Korah. Para ahli musik itu (kecuali Daud dan
Salomo) adalah merupakan anggota dari 228 orang yang dilatih untuk
bernyanyi dan bermusik. Yang menjadi pimpinan utama adalah Asaf, Heman,
• Higgayon (9:17): yaitu teriakan yang nyaring baik suka dan duka.
• Haggittit (8; 81; 84): yaitu menurut lagu, Gitit. Kata ini mungkin diarahkan
• Alamot (45; 46; 55; 57; 58 ; 74): mungkin artinya anak-anak dara yang
• Syosyanim (45; 69; 80): artinya bunga bakung. Mungkin ini menyatakan
• Al’mut laben (pasal 9): yaitu bagian dari gitit, menurut lagu mut-laben.
• Al-tasykhét (58; 59; 75): dalam kitab Mazmur uini diartikan Miktam dari,
misalnya miktam dari Daud. Kurang jelas apa maksud dari kata miktam
tersebut.
17
• Lamenatséakh (bnd Hab 3:19): kata ini ada sebanyak 55 kali dalam kitab
Tetapi diartikan juga untuk pujian; untuk rahmat (Allah); untuk penebusan.
• Séla (misalnya 9:17): yaitu Sela, kata ini ada lebih dari 70 kali ditulis dalam
kitab Mazmur. Masalah ini masih tetap dalam persoalan para penerjemah atau
disebutkan dalam kitab Mazmur, yang terbagi dalam tiga kelompok (alat musik
tiup, tabuh/pukul, dan petik). Alat-alat musik itu digunakan untuk memuji Tuhan
A. Analisa Nats
Teks Alkitab yang dianalisa adalah teks dari Perjanjian Lama berbahasa
Untuk mengetahui dengan jelas mengenai analisa kata per kata dapat
Ayat 1:
18
19
• ְבּ ָקדְשׁוֹ (Beqadesyo), terdiri dari tiga kata: ( בְּ־be-), ( ָקדְשׁqadesy), dan ־וֹ
(-o).
a) ( בְּ־be-) : kata depan, yang artinya ‘di (dalam), dalam, pada,
dengan’.
b) קדְשׁ
ָ (qadesy) : kata sifat, asal kata ( קדשׁqdsy), artinya ‘kudus’.
• ( ִבּ ְרקִי ַעBireqia), terdiri dari dua kata: ( ִבּbi-), dan ( ְרקִי ַעreqia).
20
Ayat 2:
Ayat 3:
Ayat 4:
b) ָחׁל
( מmakhol) : kata benda/tunggal, asal kata חל (khl), artinya
‘tarian’.
Ayat 5:
• ְב ִצ ְל ְצלֵי (Vetsiltseley), terdiri dari dua kata: בְ־ (ve-), dan ִצ ְל ְצלֵי
(tsiltseley).
25
• ְבּ ִצ ְל ְצלֵי (Betsiltseley), terdiri dari dua kata: בְּ־ (be-), dan ִצ ְל ְצלֵי
(tsiltseley).
a) ( בְּ־be-) : kata depan, yang artinya ‘di (dalam), dalam, pada,
dengan’.
b) ( ִצ ְל ְצלֵיtsiltseley) : kata benda/Maskulin, asal kata ( ָצלַלTsalal) jenis
alat musik pukul, yang artinya ‘alat dengungan,
ceracap’.
Ayat 6:
• ְשׁמָה
ָ ַהנּ (Hannesyama), terdiri dari dua kata: הַ־ (ha-), dan ְשׁמָה
ָנּ
(nesyama).
a) ( הַ־ha-) : kata awalan penentu, artinya ‘itu, yang’.
b) ְשׁמָה
ָ ( נּnesyama) : Tunggal/Feminim, perubahan kata dari נֶפֶשׁ
(nefesy: nafas), yang diartikan ‘bernafas’.
• ְתּ ַהלֵּל יָהּ (Tehallel Yah), terdiri dari tiga kata: תְּ־ (te-), ַהלֵּל (hallel), יָהּ
(yah).
a) ְ־
( תּte-) : kata depan, artinya ‘untuk’.
b) הלֵּל
ַ (hallel) : kata kerja, asal kata הלל (Halal:Puji), artinya
‘memuji’.
c) ( יָהּyah) : Objek nama, asal kata ( יְהוָהYAHWEH), artinya
‘TUHAN’.
3. Kritik Teks
Ayat 1:
London (abad VI). Untuk itu penulis tetap memakainya berdasarkan teks
BHS.
b. ( ַהלְלוּ־ ֵאלHalelu-El)
London (abad VI), bahwa kata ( יָהּYah: ‘Tuhan’) tidak ada dalam naskah,
Ayat 2:
(1) ָיו
( ִבגְבוּרׁתVigevurotaw)
Kata ini juga tidak begitu dipermasalahkan. Naskah Siria hanya memberi
(2) ( כְּרׁבKherov)
Pada ayat ini juga tidak ada masalah, hanya saja sedikit dari beberapa
itu tidak ada dalam naskahnya, yang ada melainkan kata ְבּ רׁב (berov:
BHS tersebut.
28
Ayat 4:
Perjanjian Lama dari abad pertengahan menyatakan bahwa kata וּבמ (uvem)
yang pada naskah tersebut, sedangkan kata umatol tidak ada dalam naskah
tersebut. Belum dipastikan arti yang sebenarnya kata tersebut sebab tidak
terdapat dalam daftar Analitycal atau Kamus Ibrani. Yang jelas kata tersebut
dalam naskahnya.
Pada ayat 4b, pada teks LAI T.B. 1974 ada dicantum kata ‘kecapi’ (bhs
Ibrani: Kinnor), namun dalam teks BHS kata tersebut tidak ada. Dengan
Ayat 6:
4. Terjemahan
Berdasarkan dari teks yang dianalisa maka terjemahan teks dapat dilihat
2 “Pujilah Dia di dalam ”Pujilah Dia karena “Pujilah Dia “Pujilah Dia karena
pujilah Dia sesuai Nya, pujilah Dia Nya yang yang hebat: pujilah
yang besar.”
gambus dan kecapi!” Dia dengan gambus Dia dengan Dia dengan gambus
kecapi!”
rebana dan tari-tarian, dengan rebana dan dengan rebana dengan rebana dan
Pujilah Dia dengan tari-tarian, pujilah dan tari-tarian, tarian: pujialah Dia
ceracap, Pujilah Dia yang berdenting, yang berdenting, yang keras: pujilah
dengan ceracap pujilah Dia dengan pujilah Dia Dia dengan canang
TUHAN!” TUHAN.”
31
BHS, terjemahan LAI (T.B.’74 dan BIS’85), terjmahan penulis dari bahasa
Inggris versi King James, penulis lebih mememilih teks BHS yang
diterjemahkan oleh penulis sendiri dengan alasan bahwa teks BHS dianggap
dapat juga digunakan sebagai alat bantu untuk menafsirkan teks yang
Ayat 1:
Ayat 2:
hebat.
Ayat 3:
Ayat 4:
dan seruling.
Ayat 5:
berdenting.
Ayat 6:
sedangkan dalam :
B. Situasi Kehidupan
Bangsa Israel merupakan bangsa yang dipilih Allah, yang paada awalnya
makmur dan subur, dan bangsa Israel telah meninggalkan penyembahan Baal dan
Masa pembuangan tidak hanya sekali saja yang terjadi dirasakan dan
dialami oleh Bangsa Israel. Bangsa mengalami tiga kali pembuangan yang
yang pertama berlangsung dalam tahun 597 SM, pembuangan yang kedua
berlangsung pada tahun 587 SM, dan pembuangan yang ketiga pada tahun 582
Dalam hal ini dapat kita lihat situasi bangsa Israel dalam tiga masa yaitu
ketiga masa tersebut dapat dilihat situasi-situasi kehidupan bangsa Israel yaitu
perekonomian.
1. Situasi Keagamaan
dari tanah Mesir. Namun, bangsa tersebut merasa lebih menderita ketika
mereka harus menempuh tanah Kanaan selama 40 tahun lamanya. Pada saat
Musa ditugaskan oleh Allah ke gunung Sinai, bangsa Israel telah mencoba
menyembah Allah lain. Sejak bangsa itu dipilih Allah, para keluarga Israel
35
kehidupan orang Israel. Namun bangsa itu bukanlah bangsa yang terlalu patuh
terhadap peraturan dari Allah. Hal itu tampak ketika bangsa tersebut
menyembah allah lain, meski sebelumnya telah diajarkan oleh Musa bahwa
hanya satu Allah yang harus disembah. Penyembahan allah lain yang
dari kepercayaan dan kebudayaan dari bangsa Mesir. Sebab sebelum mereka
ke luar, bangsa yang kecil itu sudah lama dalam pembuangan di tanah Mesir.
ibadah. Acara ibadah pada masa itu masih dilakukan di sekitar kemah yang
dianggap suci, atau disebut Kemah Suci. Itulah yang menjadi tempat
dengan Yahweh. Pertanda yang kelihatan dari satu kesatuan perjanjian mereka
36
adalah tabut perjanjian yang disimpan di Kemah Suci (J.D. Douglas, 1990:
448).
Pada Masa Daud sebelum menjadi raja, tempat ibadat orang-orang Israel
tidak lagi seperti masa Musa lagi. Namun tempat ibadat tersebut belum
makmur dan subur, dan bangsa Israel telah meninggalkan penyembahan Baal
1) Masa pembuangan
Agama-agama yang ada pada saat itu didominasi oleh agama yang dianut
oleh orang Mesir. Orang-orang Israel pada masa masih sulit beribadah
2) Masa Pasca-Pembuangan
Allah memilih Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir. Pada masa Israel dapat bebas beribadah kepada TUHAN (YHWH).
Tempat beribadah pada saat itu belum permanen, karena hidup Israel
Situasi keagamaan pada masa ini dapat juga dilihat pada masa hidup Daud
dan selama Salomo menjadi raja. Kehidupan beragama pada masa Daud
37
seutuhnya seperti pada masa Salomo. Tempat ibadah pada masa Daud
Taurat. Sejak Salomo jadi raja, pembangan Bait Suci telah dilakukan dan
pusat ibadah bagi segenap warga Israel (C. Barth, 1993:76). Pada masa
maupun dalam ibadah. Namun, walaupun agama Israel ada, sedikit demi
kerjasama yang telah dilakukan raja Salomo. Bahkan agama yang sudah
2. Situasi Kebudayaan
Kehidupan beragama pada masa pra keluaran, masa keluaran dan masa
beribadah di tempat yang sudah ditentukan. Seperti halnya pada masa Musa,
keagamaan bukan lagi sekedar ibadah tetapi sudah menjadi tradisi bagi bangsa
3. Situasi Pemerintahan
i. Masa Pembuangan
sebenarnya.
tanah Mesir.
Tuhan tidak bisa dilawan. Allah kembali mengutus nabi Samuel agar
4. Situasi Perekonomian
budak-budak pekerja di tanah Mesir. Situasi ekonomi Israel jauh lebih buruk
40
dari ekonomi Mesir. Untuk mencari kebutuhan sehari-hari, mereka tidak dapat
kebutuhan sehari-hari.
Setelah Israel berada dibawa oleh Musa keluar dari tanah Mesir
yang ada di tanah yang ditempati bangsa tersebut. Bahkan dalam mencari
Namun hal yang paling buruk bagi Allah, Salomo terlalu mengutamakan
terhadap bangsa Israel. Namun lebih berbeda lagi dibanding masa Daud. Yang
dulunya hidup masih nomadis atau pertanian, namun setelah Salomo menjadi
raja negara tersebut menjadi kuat dan modern (Th. C. Vriezen; 2001; 190).
merupakan alat untuk kerjasama dan penghubung bangsa Israel dengan bangsa
lain.
1. Konteks Umum
Kitab Mazmur tidak semuanya ada kata pujian, tetapi kitab Mazmur
puji-pujian.
orang Israel, dengan demikian kitab ini adalah kitab puji-pujian bagi
kurban pagi dan petang (Kel 29:38-42; Bil 28:2-8), peribadatan pada
kurban bakaran pada permulaan bulan (Bil 28:11-15; bnd Hos 2:13).
hari raya Roti Tidak Beragi dan Paskah, perayaan gabungan pada awal
musim semi (Kel 32:15; Im 23:5); hari raya Tujuh Minggu (hari raya
42
menuai pada akhir musim semi, dalam Perjanjian Baru disebut hari
Pentakosta; Kel 23:16; 34:22; Bil 28:6; Kis 2:1); hari raya Pondok Daun
pada awal musim gugur (Kel 23:16; 34:22; Ul 16:16). Beribadah juga
Petrus menyebut Mazmur Daud (Kis 1:16; Mzm 41:9), dan Paulus pada
Istilah Mazmur tidak dipakai sebagai kitab saja, tetapi kitab Mazmur
untuk memuji, mengajar, menegur orang lain seperti yang diajarkan oleh
rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dan Kolose (Ef 5:19; Kol 3:16).
iringan musik. Sebagian besar syair Ibrani berbentuk lirik dan mula-mula
untuk memuji Tuhan. Panggilan tersebut bukanlah untuk pribadi lagi, tetapi
diulangi, bahkan ada pasal tertentu menulis doksologi Haleluya pada kata
pembuka dan kata penutup, seperti pasal 106; 113; 135), dan ada hanya
menuliskan kata Haleluya pada pembuka saja (Pasal 111; 112) atau pada
menjelaskan bahwa hanya Tuhanlah yang patut dipuji. Hal itu dapat
Tuhan (2 Taw 5:12). Secara khusus, konteks pada kitab Mazmur 150 adalah
ibadah. Namun, khusus pasal 150 itu dinyanyikan sebelum ibadah dimulai
Pengarang kitab Mazmur 150:1-6 adalah penulis yang tidak dikenal, atau
pemazmur yang tidak dikenal. Kitab Mazmur pasal 150:1-6 ditulis kira-kira tahun
1000-500 SM, yaitu pada masa post-exilis atau setelah masa pembuangan (Jerald
ayat per ayat dari Mazmur pasal 150 itu sendiri. Adapun struktur kitab Mazmur
150 adalah :
yang kuat
Nya
Kitab Mazmur pasal 150 ini masuk dalam kumpulan kitab Mazmur bagian
jilid V dan pasalpun ini digolongkan atau dikelompokkan dalam Mazmur madah
Bergant, 2002).
Ibrani yang terdiri dari dua kata yaitu halelu (puji) dan Yahweh
1994:32).
Ishak, Allah Yakub, seperti yang dijabarkan dalam Kel 3:15 (R.
Soedarmo, 1994:102-103).
terdiri dari Halelu (puji) dan –El (Allah). Akhiran –El pada kata
menyebut nama-Nya.
El. Dari situ dapat kita lihat maknanya, bahwa Allah yang
Allah di cakrawala atau langit yang tak terbatas yang tak bisa
memuji Tuhan pada ayat ini adalah bahwa memuji Tuhan adalah
Ayat 3-5 : “Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan
gambus dan kecapi!”
“Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, Pujilah Dia
dengan permaninan seruling!”
“Pujilah Dia dengan memperdengarkan ceracap, Pujilah Dia
dengan ceracap berdentang!”
segala seruan pada psl 150 ini. Di mana ajakan untuk memuji
tidak diinginkan.
bait Allah. Dan pada saat ini masih digunakan oleh Israel
masa kini.
(BIS.) tahun 1985 hanya satu kali. Alat musik ini hanya
posisi yang sama dengan apa yang telah digunakan dalam ibadah
dikenal pada masa itu, itulah yang dipakai, dan mana yang
dengan penuh hikmat dan puji syukur kepada Tuhan, baik dalam
musik.
hannesyama: ְשׁמָה
ָ כֹּל ַהנּ ) memuji Tuhan...” Kalimat ini
2. Tafsiran Keseluruhan
Secara keseluruhan bahwa kitab Mazmur pasal 150 ini tidaklah dapat
dibagi menjadi beberapa bait. Melainkan hanya satu bait saja, karena ayat-ayat
pasal tersebut saling berhubungan, selain itu pasal ini banyak seruan kata
pujilah kepada Tuhan. Namun dari segi isi, pasal ini dapat dibagi menjadi tiga
59
bagian, yakni: ayat 1: berbicara tentang di mana Allah dipuji, ayat 2: mengapa
Allah dipuji, ayat 3-5: dengan apa (bagaimana) Allah dipuji, dan ayat 6: siapa
Kitab ini merupakan suatu seruan akbar untuk memuji Tuhan. Dalam
rentetan dan bagian ayat per ayat, selalu ada seruan kata Puji (+lah) Dia
(Tuhan).
Pasal dari kitab Zabur ini banyak menyerukan kata Puji yang
diarahkan kepada Tuhan. Seruan pujian itu ada sebanyak dua belas (12) kali
dua kali yaitu pada ayat 1 dan 6, seruan Halelu-El (Pujilah Allah) hanya
satu kali disebutkan pada pasal ini yaitu pada ayat 2, dan seruan Halelu-Hu
(Pujilah Dia) ada sebanyak sembilan kali disebutkan, yaitu mulai dari ayat 2
sampai ayat 5. Kesemua seruan pujian tersebut berakar dari kata hll (halal:
puji).
zaman para Patruakh atau bapa-bapa leluhru orang Israel (Abraham, Ishak,
bahaw objek yang memiliki sifat-sifat yang agung itu adalah merupakan
60
Tuhan yang layak kita puji. Oleh karena itulah kita sebgai manusia dapat
bahwa memuji Tuhan merupakan tujuan dari seluruh ciptaan dan harus
Makna memuji Tuhan dari keseluruhan pasal yang ke-150 ini adalah
Allah yang memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan yang ada di jagat
raya ini. Dari situ dinyatakan bahwa Allah itu adalah Tuhan yang Maha
Ajaib. Hal itulah yang membuat manusia harus memuji Tuhan baik di
tempat yang dianggap kudus (Bait Suci) atau di mana pun manusia itu
saja, tetapi dapat juga dilakukan dengan berbagai kemampuan atau talenta
yang ada seperti bernyanyi dengan iriangan alat musik atau dengan tari-
61
tarian. Dan tentunya semua itu dimainkan dengan seisi hati dan tanpa
apa yang dikehendaki Allah yaitu berbuat yang benar di mata Tuhan dalam
menyampaikan makna dari memuji Tuhan dilihat isi bagian pasal ini adalah
sebagai berikut:
dianggap ajaib.
pada tempat di mana manusia itu hidup, atau dengan kata lain di mana
dan kapan saja manusia dapat memuji Tuhan. Artinya dalam kehidupan
perbuatan yang Agung dari Tuhan dengan cara hidup masing-masing. Secara
manusia haruslah selalu memuji Tuhan kapan dan di mana saja dengan
H. Scopus
yang sebernarnya. Sebab, pengenalan manusia tentang Allah sangat terbatas, jauh
bahwa Tuhan adalah Maha Ajaib demikian juga dengan eksistensi Tuhan.
Namun, meskipun demikian pembuktian itu hanya dapat kita lihat dalam Alkitab,
bahwa Tuhan itu adalah Allah yang Maha Kuasa. Tidak hanya di situ saja,
melalui sejarah penginjilan telah diberitakan bahwa Allah yang mengutus Yesus
Kristus itu adalah Allah yang patut dipuji karena hanya Dialah Tuhan satu-
Seperti halnya dalam kitab Mazmur 150:2, dikatakan bahwa Allah yang
dipuji itu adalah Allah yang memiliki keperkasaan dan kebesaran. Dari situ
tampak ada usaha untuk memberitahukan kepada manusia bahwa Allah yang
63
64
dipuji itu bukanlah sekedar perkasa tetapi juga memiliki kebesaran yang hebat
Para penulis Alkitab, bahkan para penginjil dan tokoh teolog sudah
namun itu belum bisa membuat kita mengenal Allah lebih dalam.
Allah tidak boleh diperlakukan demikian. Kesalahan para teolog adalah ketika ia
menempatkan dirinya sama seperti seorang pathology atau ahli bedah, yang
meneliti objek yang diteliti dengan membedah dan memilah-milah objek tersebut
atau kelebihan yang dianggap lebih unggul dari yang lainnya (bnd KLBI, 2000),
seperti halnya kita memuji Tuhan yang kita anggap memeliki kelebihan dari
segalanya. Namun hal itu tidaklah berarti bila pujian itu tidak berdasarkan iman
kita. Kita tahu Allah itu Maha Agung, namun hanya sebatas pengetahuan yang
kita dapat dari sumber-sumber yang ada saja, seperti dari Alkitab atau dari
khotbah. Memuji Tuhan tanpa iman itu sama saja dengan mengenal Allah sebatas
pengetahuan kita saja tanpa memperdulikan iman, sehingga ibadah yang kita
lakukan itu bukan lagi ibadah yang sesungguhnya melainkan ibadah yang formal
saja.
sangat terbatas. Untuk itulah kita, sebagai manusia harus berbicara kepada Tuhan
dan bertanya kepada-Nya tentang siapa Dia dan mengamini apa yang diperbuat-
Nya. Itulah satu-satunya jalan untuk lebih memahami, mengenal, dan beriman
Jadi, untuk mengenal Allah lebih dalam lagi kita hanya dapat
diri-Nya melalui berkat-Nya kepada kita. Namun, hal itu bukanlah hanya
didorong oleh keingintahuan belaka saja tetapi dengan hati yang betul-betul ingin
Dengan demikian kita yang telah mengenal Allah dengan segenap iman
adalah manusia yang memuji Tuhan dengan segenap hati. Artinya, kita mengenal
Tuhan dengan iman berarti kita juga telah memuji Tuhan dengan penuh
keyakinan.
Dalam kehidupan masa kini, sering kita hanya memahami bahwa makna
dari pada memuji Tuhan itu hanya sekedar memuji dan mengucapkan syukur saja
kepada Tuhan, tanpa ada rasa keyakinan dari hati kita sebenarnya. Tidaklah
saja, dan seterusnya tidak ada kelanjutannya, hanya formalitas saja dilakukan.
66
Hal itu dipengaruhi oleh berbagai macam perkembangan yang ada pada masa kini
makhluk ciptaan Allah untuk memuji Allah, dengan kemampuan yang ada.
Maksudnya, ajakan itu memberi pola pikir baru kepada kita agar memuji Tuhan
tidak hanya sekedar memuji saja tetapi segala daya dan kemampuan yang ada
akan tetapi ada keyakinan terhadap objek yang kita puji itu. Artinya, bila memang
objek yang kita puji itu adalah Tuhan maka dengan penuh keyakinan pulalah kita
memuji-Nya.
kebaikan, atau suatu ketaktjuban hati terhadap sesuatu yang dianggap memiliki
Tuhan, karena dianggap dan diyakini bahwa Tuhan yang dipercayai itu memiliki
Tuhan, yaitu pujian yang merupakan suatu bagian terkemuka dari beberapa
respon manusia dan pendekatan kepada Allah melalui ibadah. Allah adalah
intisari dengan objek dari pujian manusia (Ul 10:1) dan dengan cara demikian
67
seterusnya keunggulan dan keunikan Allah dalam diri keilahian dan aktivitas-Nya
Memuji Tuhan adalah bagian dari ibadah yang tidak terlepas dari
dilakukan hanya di tempat kudus saja, namun memuji Tuhan itu diimplisitkan
bagian dari ibadah yang wajib dilakukan oleh manusia. Manusia beribadah berarti
manusia mematuhi segala perintah-Nya, dan setia selalu kepada Allah, seperti
a). Im 18:30, “Dengan demikian kamu harus tetap berpegang pada kewajibanmu
terhadap Aku, dan jangan kamu melakukan sesuatu dari kebiasaan yang keji
itu, yang dilakukan sebelum kamu, dan janganlah kamu menajiskan dirimu
dengan semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu.”
d). Pkh 12:13, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah
dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban
setiap orang.”
68
e). 2 Tes 1:3a, “Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah...”
terima kasih, syukur kepada Tuhan adalah merupakan makna dari memuji Tuhan,
ungkapan rasa itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Bila kita mengucapkan rasa
terima kasih, syukur kepada maka kita juga harus ikut berbuat apa yang
dikehendaki-Nya. Artinya, kita juga ikut ambil bagian dalam melalukan apa yang
ibadah manusia dengan segenap hati untuk meresponi berkat dan perintah Allah
Pada zaman Musa, kemah suci merupakan tempat sakral dan suci. Di
waktu itu belum ada Bait Suci. Barulah setelah Salomo menjadi raja, tempat
untuk menguduskan Allah dibangun, dan bukan lagi sekedar tempat untuk
Selain Bait Suci, tempat ibadah lainnya yaitu Sinagoge. Tempat ini tidak
Israel. Tempat ini sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai tempat untuk
menelaah Hukum Taurat, atau mengajarkan Hukum Taurat, namun ibadah juga
sekelompok orang dari suatu tempat untuk beribadah atau gerakan bersama (Luk
Pada masa kini gereja merupakan tempat kudus jemaat Kristen untuk
memuji Tuhan. Di sanalah kegiatan ibadah biasa dan hari-hari besar gerejawi
dilakukan.
Gereja ataupun Bait suci dibangun untuk digunakan. Akan tetapi tempat
kudus itu tidaklah bermakna bila kosong. Melainkan, justru gereja itu lebih
berfungsi ketika gereja diisi jemaat. Kegitaan ibadah akan berlangsung, yang
sering diawali dengan lonceng yang memanggil mereka keluar dari dunia (James
F. White, 2002:101).
Namun, memuji Tuhan sebenarnya tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu
(bnd A.A. Sitompul, 2000:249). Implisifnya, pada saat kapan kita berada kita
dapat memuji Tuhan baik di rumah maupun di tempat lain. Tempat itu akan
menjadi kudus bila kita gunakan sebagai tempat untuk memuji Tuhan. Tidak
persekutuan orang-orang yang dipanggil dari dunia gelap menuju terang dunia,
70
gereja dalam arti bangunan juga merupakan tempat kita untuk berkumpul
bersama untuk memuji Tuhan. Pada tempat yang lain kita memuji Tuhan, sebab
diri kita ini juga adalah gereja, tubuh Kristus (1 Kor 12:27; Ef 4:12).
memiliki daya imajinasi dalam diri manusia. Salah satu dari kemampuan manusia
manusia sekalipun suara yang dimiliki tidak begitu merdu atau indah didengar.
terlepas dari nyanyian, dan begitu juga dengan alat-alat musik. Bahkan orang-
orang pada zaman Alkitab itu sendiri telah membuktikan betapa pentingnya
Pada zaman Perjanjian Lama, nyanyian dan alat-alat musik untuk memuji
Tuhan telah menjadi tradisi keagamaan bagi bangsa Israel. Jemaat pada zaman ini
keturunan Kain kita mengakui bahwa Yubal adalah bapa semua yang memainkan
kecapi dan suling. Di sini kita lihat msuik sebagai unsur kebudayaan sejak
hati dan perasaannya. Mereka mulai mengenal apa itu suara yang indah, yang
71
Sitompul, 2000:246). Pada saat itu (stelah masa pembuangan) terdapat adanya
musik keagamaan, atau istilah lain disebut Orkes Bait Suci (J. Verkuyl,
ungkapan untuk memuji Tuhan dengan musik masih tetap juga digunakan.
Seperti halnya, ketika Paulus menginjil, ia berpesan kepada jemaat di Efesus dan
Kolose (Ef 5:19; Kol 3:16) agar mengajar dan menegur satu kepada yang lain
dengan mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani, serta bersorak bagi Tuhan
Dalam Injil Matius pada pasal 26:30 tertulis, “Sesudah menyanyikan nyanyian
2004:65).
Demikian juga dengan Gereja masa kini, seperti Gereja Protestan yang
beraliran Lutheran, Calvinis dan Kharismatik. Pada zaman reformasi, Dr. Martin
Luther tidak hanya mereformasi teologia yang dikembangkan oleh ajaran Katolik,
tetapi ia juga mewariskan pujian yang berarti bagi ibadah Protestan dan
menghargai tradisi lama, dan ingin supaya kekayaan diisi dengan musik
polyphony untuk ibadah. Sama halnya dengan Calvinis yang menyakini bahwa
musi bersumber dari Tuhan, sehingga perlu digunakan untuk memuji Tuhan
(Rhoderick, 2002:100+104).
72
Yang lebih eksprektif lagi adalah aliran Kharismatik. Para jemaat yang
menganut aliran ini, memuji Tuhan dengan nyanyian selalu dilengkapi dengan
diwarnai dengan yanyian dan alat-alat musik (bnd Mzm 145:1b) (ICW, ed
066:2000).
bunyi yang memiliki tiga unsur dasar yaitu melodi, irama dan harmoni, dengan
unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat, dan warna bunyi (M. Soeharto,
1999). Berarti, pujian itu dapat juga diekspresikan dengan nyanyian dan alat
musik.
serempak memasukkan kembali perasaan itu ke jiwa kita. Nyanyian yang ada
pada gereja masa kini terdiri dari ragam yang berbeda dengan hakikatnya dan
Nyanyian merupakan bagian dari musik yang sudah menjadi bagian dari
melatarbelakangi bahwa manusia tidak terlepas dari musik. Oleh karena itu musik
dalam kecepatan, pola titik nada, keras lembut, melodi dan ritme. Musik dapat,
dan sering, menyampaikan intensitas lebih besar dalam perasaan ketimbang kalau
bidang vokal lebih mudah dipelajari dari pada mempelajari alat-alat musik.
itu telah menjadi tradisi untuk memuji Tuhan dengan bernyanyi dengan adanya
Bila dianalisa lebih dalam lagi bahwa alat-alat musik juga yang dipakai
untuk memuji pada masa itu, tentu ada makna tersendiri sehingga alat-alat musik
Pada kitab Mazmur 150, ada seruan untuk memuji Tuhan dengan
sekarang tidaklah sama, bahkan lebih berbeda lagi. Sebab alat musik yang
disebutkan dalam pasal 150 itu dapat dikategorikan alat-alat musik tradisional.
Namun bukanlah itu yang sebenarnya yang harus kita pahami, melainkan makna
tetapi bukanlah maksud tujuan ibadah atau tujuan musik, melainkan musik dapat
Keindahan atau kemerduan suara baik dari nyanyian maupun dari alat
musik bukanlah hal yang paling utama dalam memuji Tuhan (Mzm 26:7), tetapi
peranan hati, akal budi dan seluruh kehidupan kita ini menjadi kunci atau yang
menentukan apakah nilai pujian yang diekspresikan dengan musik kita itu asli
dan bersih (murni). Keindahan dan kemerduan memang diperlukan dalam ibadah,
tetapi perlu kita pahami bahwa pujian itu akan lebih bermakna lagi bila diikutkan
dengan hati (Ams 25:20), dengan akal budi (1 Kor 14:15), atau segenap jiwa kita
kita anggap indah, tidak peduli betapa tidak lengkapnya peralatan musik kita
aktif dari pada mendengarkan orang lain bernyanyi, tidak perduli betapa unggul
Dalam perkembangan alat-alat musik pada masa kini yang terbagi dalam
tiga kelompok (alat musik tiup, pukul, bertali/berdawai) sudah semakin pesat
bahkan telah dilengkapi dengan berbagai sound system. Bahkan dalam ibadah
dilakukan oleh aliran Kharismatik. Kesemuanya itu dapat dipakai untuk memuji
untuk memuji Tuhan atau makna dari pujian tidak hilang. Semuanya itu indah
digunakan untuk memuji Tuhan asalkan dengan segenap hati untuk memuji
Tuhan.
perasaan kita kepada Tuhan, baik itu perasaan syukur kita atas rahmat-Nya yang
diberikan kepada kita maupun ungkapan perasaan terima kasih kita terhadap
agar jemaat tidak hanya bernyanyi saja tetapi dapat mengetahui apa sebenarnya
A. Kesimpulan
1. Kitab Mazmur adalah Kitab Zabur yang terdiri dari beberapa kumpulan
digunakan dalam ibadah, dan juga dipakai oleh gereja masa kini.
2. Kitab ini ditulis dalam tiga masa yaitu, pada masa pra-pembuangan, masa
3. Kitab Mazmur pasal 150 ditulis oleh para Pemazmur yang tidak dikenal, yang
ditulis ditulis kira-kira tahun 1000-500 SM, yaitu pada masa post-exilis atau
4. Kitab Mazmur pasal 150 adalah merupakan salah satu dari kumpulan Mazmur
5. Hal-hal yang dibahas dalam kitab Mazmur 150 adalah ajakan untuk memuji
Tuhan Yang Maha Kuat dan Perkasa, agar manusia memuji Tuhan pada
tempat yang kudus, dan memuji-Nya dengan ekspresi musik dan alat-alatnya.
6. Scopus dari pasal 150 adalah “Memahami makna Memuji Tuhan dalam
panggilan beribadah. ”
ibadah manusia sebagai ciptaan Allah untuk memuji Tuhan di tempat kudus
dengan segala kemampuan yang ada, seperti bernyanyi dan melakukan yang
76
77
dengan segenap hati untuk meresponi berkat dan perintah Allah dalam
9. Memuji Tuhan dapat dimaknai bahwa kita sebagai manusia juga telah
10. Memuji Tuhan tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya kapan dan di
mana kita berada kita juga dapat memuji Tuhan sebab tempat yang kita
gunakan itu akan menjadi kudus bila kita jadikan untuk memuji Tuhan yaitu
11. Memuji Tuhan dapat dilakukan dengan kemampuan yang ada dalam diri kita,
antara lain dengan talenta yang kita miliki digunakan untuk memuji Tuhan
12. Memuji Tuhan dengan menggunakan alat-alat musik yang ada dapat
B. Saran
1. Sebagai warga gereja tetaplah selalu memuji Tuhan kapan dan di mana pun
berada, sebab memuji Tuhan adalah bagian yang tidak terlepas dari hidup
manusia sehari-harinya.
78
2. Sebagai warga gereja, kita yang memiliki kemampuan dalam bidang musik
kiranya dapat ambil bagian dalam kegiatan ibadah untuk memuji Tuhan,
3. Gereja harus bisa berperan dalam menghidupkan suasana ibadah agar jemaat
4. Gereja tidaklah boleh menutup mata terhadap apa yang dihadapi oleh jemaat,
kiranya gereja bisa mendekatkan diri kepada jemaat dengan cara memakai
1. Alkitab
Indonesia”, Jakarta.
Rudolph, W., & Ruger, H.P., 1983, “Biblia Hebraica Stuttgartensia”, Stuttgart,
Deutsche Biblegesellschaft.
Grand Rapids.
Baker, D.L., & Sitompul, A.A., 1998 , “Kamus Ibrani ~ Indonesia”, Jakarta, PT
BPK GM.
Douglas, J.D., 1990, “Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L”, Jakarta,
YKBK/OMF.
YKBK/OMF.
Bandung, LLB.
Pustaka.
BPK GM.
Barth, C., 1993, “Theologia Perjanjian Lama – 3”, Jakarta, PT BPK GM.
,Jakarta, YKBK/OMF.
Benson, Clarence H., 1997, “Pengantar Perjanjian Lama: Puisi dan Nubuat”,
GM.
Eissfeldt Otto, 1965, “The Old Testament, An Introduction”, New York and
Kanisius.
Guthrie, D., 1999, “Tafsiran Alkitab Masa Kini JILID 2”, Jakarta,
YKBK/OMF.
Lasor, W.S., dkk, 2000 “Pengantar Perjanjian Lama-1: Taurat dan Sejarah”,
Yogyakarta, Kanisius.
Naipospos P.S., & Barth, Chr., 1967, “Kitab Mazmur”, Jakarta, PT BPK GM.
Robinson, H.W., 1954, “The History Of Israel Its Facts And Factors”,
London, Duckworth.
Sitompul, A.A., & Beyer, U., 2000, “Methode Penafsiran Alkitab”, Jakarta, PT
BPK GM.
Weiden, Wim van der, & Suharyo, I., 2000, “Pengatar Kitab Suci Perjanjian
4. Sumber-sumber lain
Abineno, J.L., Ch., 2000, “Unsur – Unsur Liturgia”, Jakarta, PT BPK GM.
Aritonang, Jan S., 2000, “Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja”,
Baker, D.L., Siahaan, S.M., & Sitompul, A.A., 2001, “Pengantar Bahasa
Indonesian Christian Webwatch, 15 Juni 2000. Edisi 066, “Pujian Dan Musik
Ismail, Andar, 2000, “Mulai Dari Musa Dan Segala Nabi”, Jakarata, PT BPK
GM.
(PML).
BPK GM.
Olst, E.H. Van, 1999, “Alkitab Dan Liturgi”, Jakarta, PT BPK GM.
BPK GM.
Mangga Besar.
84
Informasi.
Verkuyl, J., 1992 “Etika Kristen Dan Kebudayaan”, Jakarta, PT BPK GM.
White, James F., 2002 “Pengantar Ibadah Kristen”, Jakarta, PT BPK GM.
85
LAMPIRAN
1. Halelu Yah!
Halelu-Yah!
86
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
4. Orang Tua
b) Ayah : H. Hutagalung
5. Pendidikan
5. Pojiwi Aléna sibawa ceracap iya mencingngé, 4. Ampules In meki bano ma sbo'ot, ampules In
pojiwi Aléna sibawa canang iya mencingngé. meki heo ma leku.
6. Sitinajai sininna mahlu' tuwoé pojiwi 5. Ampules In meki tufu han a'aikat, ma ket le
PUWANGNGE. Pojiwi PUWANGNGE! naslutu'.
6. So ale amonit ampules UISNENO. Ampules
MAKASAR UISNENO!
Pammuji 150:
1. Pujimi Batara! Pujimi Batara lalang ri Balla'Na!
Pujimi kagassinganNa ri langika!
2. Pujimi lanri panggaukang lompoNa. Pujimi lanri
kalompoanNa.
3. Pujimi siagang sa'ra tarompe', pujimi siagang
gambusu' na kacapi!
4. Pujimi siagang rabana nu'joge'-joge', pujimi
siagang kacapi na suling.
5. Pujimi siagang kasida a'rincing-rincinga, pujimi
siagang gong ammaccinga.
6. Siratangi sikontu apa attallasaka mamuji ri
Batara. Pujimi Batara!
TORAJA
Pa’pudian 150:
1. Haleluya! Pudimi tu PUANG Matua ilan inan
maindanNa! Pudimi lan batara kalle-kalleanNa!
2. Pudimi dio mintu' penggauran sumpu kuasanNa
pudimi sitinaya kakapuan tang dilambi'Na!
3. Pudimi oni tarompe' pua! Pudimi dandi sia
katapi!
4. Pudimi ganda'-ganda' ammi ma'gellu'! Pudimi
paningoan diritii sola suling!
5. Pudimi taa'-taa' manonian! Pudimi taa'-taa' kapua
oninna!
6. Mintu' angge menaa la umpudi PUANG
Haleluya!
PAMONA
Mazmur 150:
1. Undemo i PUE! Undemo i Pue Ala ri raya
Banua-Nya! Undemo karosoa ri raoa!
2. Undemo Sira ua powia anu bangke. Undemo i
Pue ua kabangke mpeawaa.
3. Undemo Sira pai oni surupeta, undemo Sira pai
oni gambusu pai kecapi!
4. Undemo Sira pai oni rebana sangkani pai potaro,
undemo Sira pai oni kecapi pai sanggona.
5. Undemo Sira pai oni lolowe anu madilo, undemo
Sira pai nggongi anu maino.
6. Mbolimo pura-pura anu mo'inosa maunde i
mPUE. Undemo i mPUE!
TIMOR DAWAN
Mazmur 150:
1. Ampules UISNENO! Ampules nai Uisneno anbi
In sonaf knino! Ampules nai In matanin anbi
neno tnanan!
2. Ampules In natuin In mo'et amkakat sin.
Ampules In natuin In anaet kun.
3. Ampules In meki to'as in hanan, ampules In meki
leku ma heo!
Haleluyah! Pujilah! 1
(Mazmur 150)
Cipt./Arr./Syair : B. Marada Hutagalung, S.Th
G=do, 4/4, = 100 Mm Syair : Mazmur 150
Cepat –Riang Tarutung, 04 Juni 2014
G _____ _____
G _____ _____ _____
Bm _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 7< 7< 7< 7< 7< 7< 7< 1 7< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 5< 5< 5< 5< 5< 5< 5< 6< 5< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1< 1< 1< 3< 3< 3< 3< 3< 3< 3< 1 3< .
_____C _____
A _____ _____ _____
D _____
Am F _____ _____C _____
D _____
0 1 3 3 3 3 3 2 | 1 2 . . . | ;2 3 4 6 6 . | 0 3 2 2 5 5 . |
_____D A
_____ _____ D D7
;0 5 4/ . 4/ 4/ 4/ 6 5 . . ;
_____ _____ _____
;0 7< 6< . 6< 6< 6< 1 1 . 7< ; bersambung ke halaman 2.
_____ _____ _____
;0 2 2 . 2 2 2 4/ 2 . .
_____ _____ _____
;0 5< 2< . 2< 2< 2< 2< 5< . .
ke – ca – pi dan se – ru - ling!
Haleluyah! Pujilah (Mazmur 150) – oleh B. Marada Hutagalung, S.Th – Gemende Koor
sambungan dari halaman 1. 2
C
_____ _____ C F
_____ _____ _____ _____ G
_____ C
_____ _____
;3 4 5 6 5 . | 0 3 6 6 6 6 6 5 | 3 5 . . . | 3 4 5 6 5 . |
dengan cera-cap yang ber – den – tang! Biar-lah sega – la yang ber-na – fas
_____ _____ _____ _____ _____
0 1 2 . . 7< . . . ;2 3 4 2 7< . 0 3 1 6< 6< .
_____ _____ _____ _____ _____
0 3 4/ . . 5 . . . ;2 3 4 2 7< . 0 3 5 4 3 .
_____ _____ _____ _____ _____ _____
0 1< 2< . . 5< . . . ;2 3 4 2 7< . 0 1 1 7< 6< 6< .
~~~oOo~~~
Catatan:
1. Lagu ini dapat dinyanyikan dengan alat musik tradisional
dan elektrik; B. Marada Hutagalung
081361070030
2. Lagu ini dapat dinyanyikan tanpa alat musik (acapella), http://maradagv.blogspot.com
dinyanyikan tanpa intro (Dari awal sampai reff 2x). http://facebook.com/B.MaradaHutagalung
http://twitter.com/maradagv
Haleluyah! Pujilah (Mazmur 150) – oleh B. Marada Hutagalung, S.Th – Gemende Koor
Haleluyah! Pujilah! 1
(Mazmur 150)
Cipt./Arr./Syair : B. Marada Hutagalung, S.Th
G=do, 4/4, = 100 Mm Syair : Mazmur 150
Cepat –Riang Tarutung, 04 Juni 2014
G _____ _____
G _____ _____ _____
Bm _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 7< 7< 7< 7< 7< 7< 7< 1 7< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 5< 5< 5< 5< 5< 5< 5< 6< 5< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1< 1< 1< 3< 3< 3< 3< 3< 3< 3< 1 3< .
_____C _____
A _____ _____ _____
D _____
Am F _____ _____C _____
D _____
0 1 3 3 3 3 3 2 | 1 2 . . . | ;2 3 4 6 6 . | 0 3 2 2 5 5 . |
_____D A
_____ _____ D D7
;0 5 4/ . 4/ 4/ 4/ 6 5 . . ;
_____ _____ _____
;0 2 2 . 2 2 2 4/ 2 . . ; bersambung ke halaman 2.
_____ _____ _____
;0 7< 6< . 6< 6< 6< 1 1 . 7 . .
_____ _____ _____
;0 5< 2< . 2< 2< 2< 2< 5< . .
ke – ca – pi dan se – ru - ling!
Haleluyah! Pujilah (Mazmur 150) – oleh B. Marada Hutagalung, S.Th – Koor Pria.
sambungan dari halaman 1. 2
C
_____ _____ C F
_____ _____ _____ _____ G
_____ C
_____ _____
;3 4 5 6 5 . | 0 3 6 6 6 6 6 5 | 3 5 . . . | 3 4 5 6 5 . |
dengan cera-cap yang ber – den – tang! Biar-lah sega – la yang ber-na – fas
_____ _____ _____ _____ _____
0 3 4/ . . 5 . . . ;2 3 4 2 7< . 0 3 5 4 3< .
_____ _____ _____ _____ _____
0 1 2 . . 7< . . . ;2 3 4 2 7< . 0 3 1 6< 6< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____
0 1< 2< . . 5< . . . ;2 3 4 2 7< . 0 1 1 7< 6< 6< .
~~~oOo~~~
Catatan:
1. Lagu ini dapat dinyanyikan dengan alat musik tradisional
dan elektrik; B. Marada Hutagalung
081361070030
2. Lagu ini dapat dinyanyikan tanpa alat musik (acapella), http://maradagv.blogspot.com
dinyanyikan tanpa intro (Dari awal sampai reff 2x). http://facebook.com/B.MaradaHutagalung
http://twitter.com/maradagv
Haleluyah! Pujilah (Mazmur 150) – oleh B. Marada Hutagalung, S.Th – Koor Pria.
Haleluyah! Pujilah! 1
(Mazmur 150)
Cipt./Arr./Syair : B. Marada Hutagalung, S.Th
As=do, 4/4, = 100 Mm Syair : Mazmur 150
Cepat –Riang Tarutung, 04 Juni 2014
G _____ _____
G _____ _____ _____
Bm _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 7< 7< 7< 7< 7< 7< 7< 1 7< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1 1 1 5< 5< 5< 5< 5< 5< 5< 6< 5< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;5< 6< 1 . 1 1 . . . 0 1< 1< 1< 3< 3< 3< 3< 3< 3< 3< 1 3< .
Bm C C D D7
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 7< 7< 7< 6< 6< 6< 6< 6< 6< 6< 7< 6< . 1 1 7< . 1 2 . . .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 5< 5< 5< 4< 4< 4< 4< 4< 4< 4< 5< 4< . 6< 6< 5< . 6< 1 . 7< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 3< 3< 3< 4< 4< 4< 4< 4< 4< 4< 3< 4< . 4< 4< 5< . 6< 5< . . .
Bm C A A D D7
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 7< 7< 7< 1 . 0 1 1 1 1 . 0 2 2 2 2 2 2 2 2 . . .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 5< 5< 5< 6< . 0 6< 6< 6< 6< . 0 6< 6< 6< 6< 6< 6< 6< 1 . 7< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 3< 3< 3< 4< . 0 4< 4< 4< 2< . 0 2< 2< 2< 2< 2< 2< 2< 5< . . .
C
_____ _____ C _____
_____ F _____ _____ G
_____ C
_____ _____
;3 4 5 6 5 . | 0 3 6 6 6 6 6 5 | 3 5 . . . | 3 4 5 6 5 . |
_____C _____
A _____ _____ _____
D _____
Am F _____ _____C _____
D _____
0 1 3 3 3 3 3 2 | 1 2 . . . | ;2 3 4 6 6 . | 0 3 2 2 5 5 . |
C D
_____ _____C Em Am
_____ F _____ D
_____ _____ _____
;0 3 . 2 2 2 3 1 . . ;2 3 4 6 6 . 0 3 2 2 5 5 .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 3 . 2 2 2 3 6< . . ;6< 1 1 1 1 . 0 5< 5< 5< 7< 7< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
;0 3 . 2 2 2 3 6< . . ;2< 2< 4< 4< 4< . 0 1< 5< 5< 5< 5< .
_____D A
_____ _____ D D7
;0 5 4/ . 4/ 4/ 4/ 6 5 . . ;
_____ _____ _____
;0 7< 6< . 6< 6< 6< 1 1 . 7< ; bersambung ke halaman 2.
_____ _____ _____
;0 5< 2< . 2< 2< 2< 2< 5< . .
ke – ca – pi dan se – ru - ling!
Haleluyah! Pujilah (Mazmur 150) – oleh B. Marada Hutagalung, S.Th – Koor Wanita
sambungan dari halaman 1.
2
C
_____ _____ C F
_____ _____ _____ _____ G
_____ C
_____ _____
;3 4 5 6 5 . | 0 3 6 6 6 6 6 5 | 3 5 . . . | 3 4 5 6 5 . |
C _____
_____ A _____ _____ D
_____ Am
_____ F _____
D _____C Em
_____
0 1 3 3 3 3 3 2 | 1 2 . . . | ;2 3 4 2 7< . | 0 3 3 2 1 . |
dengan cera-cap yang ber – den – tang! Biar-lah sega – la yang ber-na – fas
_____ _____ _____ _____ _____
0 1 2 . . 7< . . . ;2 3 4 2 7< . 0 3 1 6< 6< .
_____ _____ _____ _____ _____ _____
0 1< 2< . . 5< . . . ;2 3 4 2 7< . 0 1 1 7< 6< 6< .
Em
_____ F Am
_____ F D
_____ G
1 1 6< 2 2 . 1 . 1 . 7< 1 . . .
_____ _____ _____
1 1 6< 6< 6< . 6< . 5< . 4< 5< . . . Intro musik
_____ _____ _____ Kembali Ke Reff.
1 1 6< 2< 2< . 4< . 5< . 5< 1< . . .
~~~oOo~~~
Catatan:
1. Lagu ini dapat dinyanyikan dengan alat musik tradisional
dan elektrik; B. Marada Hutagalung
081361070030
2. Lagu ini dapat dinyanyikan tanpa alat musik (acapella), http://maradagv.blogspot.com
dinyanyikan tanpa intro (Dari awal sampai reff 2x). http://facebook.com/B.MaradaHutagalung
http://twitter.com/maradagv
Haleluyah! Pujilah (Mazmur 150) – oleh B. Marada Hutagalung, S.Th – Koor Wanita