DISUSUN OLEH:
MELLYANTY MALUE
MALANG, INDONESIA
2019
KONSEP PERBANDINGAN KELUARGA KRISTEN DI EFESUS DAN KOLOSE
Pendahuluan
Hubungan suami istri dalam suatu pernikahan adalah hal yang terkesan mudah,
hubungan suami-istri yang diikuti perceraian adalah salah satu realitas kehidupan. Dewasa ini
utuh dikarenakan suami atau istri terlibat dalam kesalapahaman yang kecil, namun dijadikan
sebagai masalah yang besar. Ada juga timbul masalah kekerasan dalam rumah tangga karena
suami istri kurang paham akan tugasnya masing-masing, menjadi satu hal yang perlu
diperhatikan.
Paulus menuliskan tentang hubungan suami istri di Efesus dan Kolose yang ditarik
dari pemikirannya pada Firman Allah di Kejadian, dan juga terhubung dalam hukum yang
ada di 1 Korintus 14:34 dan dan Paulus juga menjelaskan bagaimana ekspresi Hawa kepada
masa kini. Penulis akan memaparkan prinsip-prinsip dalam rumah tangga yang harus
diperhatikan untuk dapat mempertahankan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan
berbahagia sesuai dengan teladan Kristus yang telah diformulasikan oleh Paulus dalam
Dalam konsep Romawi hidup berkeluarga adalah suatu kewajiban etis, religius dan
patriotis, tetapi tidak diatur secara hukum.2 Dalam berkeluarga seorang laki-laki diberikan
kuasa (manus) atas istrinya sehingga perempuan yang menjadi istrinya diakui sebagai
miliknya.3 Sedangkan konsep keluarga dalam masyarakat Yahudi dianggap sebagai yang
ideal dan suatu kewajiban, terutama karena prokreasi.4 Suami sebagai kepala yang berkuasa
yang mampu membimbing istri untuk tunduk kepadanya. Seorang istri dianjurkan untuk
mematuhi kehendak suaminya dan melayani dia.5 Latarbelakang konsep pernikahan yang ada
di Romawi dan Yahudi menjadi bagian yang Paulus tuliskan di surat Efesus dan Kolose.
jemaat-Nya.6 Sehingga konsep pernikahan yang dimaksud Paulus mengarah kepada satu
tubuh di dalam kasih dan pengorbanan Kristus yang menjadi pola bagi rumah tangga kristen.7
Paulus menekankan pada standar pernikahan yang diinginkan Tuhan adalah sebuah
kekudusan dan keutuhan.8 Paulus juga menekankan kedudukan suami adalah sebagai kepala
dalam keluarga. Dalam artian di dalam keluarga suami sebagai pemimpin yang memegang
otoritas bagi keluarganya. Jadi, Konsep rumah tangga dalam Efesus suami sebagai kepala
istri yang mengacu pada Kristus sebagai kepala jemaat. Tugas istri adalah tunduk kepada
Dalam Kolose Paulus tidak secara rinci menjelaskan mengenai keluarga. Bahasan Paulus
dalam surat Kolose mengenai kewajiban seorang Kristen di dalam hidup berkeluarga dan
2
Ruth Schafer dan Freshia Aprilyn Ross., Bercerai Boleh atau Tidak. ( Jakarta: BPK. Gunung
Mulia,2012),21.
3
Ibid,
4
Ibid,34-37.
5
Ibid,
6
Donald Guthrie. Pengantar Perjanjian Baru Volume 2. (Surabaya: Momentum, 2010),127.
7
Ibid,
8
John R.W Stott. The Message of Ephesians. (England:Inter- Varsity Press, 1979),213.
tugas yang harus dijalankan oleh tiap-tiap anggota keluarga.9 Paulus menjelaskan otoritas
suami atas istri dan istri atas suami yang sama-sama saling memberi dan menerima tugasnya
masing-masing (Kol.3:18-19).
B. Wujud Kasih dalam Hubungan Suami istri (Ef. 5:22, 26-31, dan Kol. 3:18-19)
Hubungan manusia yang paling erat dan saling mengikat, yang di dalamnya kepenuhan
Roh Kudus harus termanifestasikan adalah hubungan suami istri.10 Sebab hubungan suami
istri adalah yang sangat mulia, yang Allah inginkan bagi setiap manusia yang diciptakan-
Nya. Tiga kali Paulus mengulangi tuturannya: hai suami, kasihilah istrimu (ay.25); suami
Dalam Efesus frasa “Hai suami, kasihilah istrimu”, merupakan kewajiban yang diberikan
tidak hanya untuk satu pihak. Tanggung jawab suami sama mengikatnya dengan kewajiban
istri, yang dimaksud kasih disini bukanlah kasih pernikahan biasa, yang perlu diperintahkan
lagi. Tetapi yang dimaksudkan adalah kasih sukarela yang bersumber pada kasih Allah dan
berorientasi pada seksual normal yang biasanya bersifat mementingkan diri sendiri,
melainkan kasih yang dimaksud disini adalah kasih yang tidak egois. Walaupun suami tidak
akan pernah mampu untuk mencapai tingkatan kasih Kristus. Dan sebagai bagian dari
seorang istri mengasihi suami terdapat dalam frasa “Hai istri tunduklah kepada suamimu”
(Ef. 5:22).12
Dalam Kolose pembahasan Paulus mengenai kasih diikuti dengan penjelasan dari
tindakan kasih. Dalam frasa “ Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku
kasar terhadap dia”, kasih yang dipaparkan Paulus adalah kasih yang dapat
9
Howard M. Gering,. Analisa Alkitab,. (Jakarta: Imanuel, 1992),83.
10
Wycllife vol 3, hal 760.
11
Ibid,
12
Ibid,
dipertanggungjawabkan melalui tindakan. Kaih disini bukan sekedar rasa sayang, tetapi
Persamaan
A. Makna Ketundukan dalam Hubungan Suami Istri (Ef. 5:22, dan Kol. 3:18)
Dalam kitab kejadian akan ditemukan perkataan Adam, “ini adalah tulang dari tulangku
dan daging dari dagingku,” adalah suatu pernyataan kekaguman Adam terhadap Hawa.
Pernyataan ini menunjukan bahwa ada sesuatu yang setara dengan diri Adam yang ditemukan
pada Hawa.14 Adam dan Hawa memiliki posisi yang sama-sama saling melengkapi, dengan
demikian Adam tidak menganggap Hawa mempunyai posisi yang lebih rendah darinya.
Dalam Efesus Paulus menunjukan pelaksanaan sikap saling tunduk harus didasari
dengan takut akan Kristus, dan masuk dalam tiga hubungan manusiawi yang paling umum,
yaitu pernikahan, keluarga dan pekerjaan. Dalam Efesus 5:22 frasa “Hai istri tunduklah
kepada suamimu,” dalam bahasa aslinya tidak mempunyai kata kerja, dimungkinkan Paulus
bermaksud agar imbauan untuk merendahkan diri dalam ayat 21 dimengerti sebagai tersirat
dalam ayat 22.15 Kata kerja “hypotassomai” atau “tunduk,” berasal dari kata taksis (tata
tertib).16 Dalam artian bila ketundukan direalisasikan kepada yang menyandang otoritas, itu
berarti dengan rendah hati mengakui bahwa Allah berdaulat dan mengatur delegasi otoritas
tersebut.17 Dalam otoritas yang diberikan Allah jangan digunakan secara egois, karena
otoritas yang diberikan itu untuk kepentingan orang lain. Dalam Efesus 5-6 adalah suatu
bentuk timbal balik dari hubungan suami istri atau keluarga. Ketundukan (hypotage)
13
Ibid,815.
14
Jurnal Pelita Zaman, 14.
15
John R.W Stott., Efesus: Mewujudkan masyarakat baru di dalam dan melalui Yesus., (Jakarta:
OMF,2002),206.
16
Ibid,209-210.
17
Ibid.
diimbangi dengan otoritas (exousia) yang diberikan kepada suami dan istri dan kedua kata ini
saling melengkapi.18
Dalam Kolose juga sama pembahasan Paulus mengenai ketundukan. Dari bahasa aslinya
kata “tunduk,” memiliki arti “menempatkan diri di bawah, “menempatkan diri untuk
menurut”.19 Jadi, seorang istri wajib tunduk kepada suaminya sedangkan kewajiban dari
B. Kasih Kristus sebagai Pedoman dalam Keutuhan Pernikahan (Ef. 5:25-26, dan Kol.
3:23)
Kasih agape yang adalah kasih Kristus sebagai pedoman dalam keutuhan keluarga.20
Kasih agape tidak mengimplikasikan cinta kasih yang sentimentil dan emosional.21 Sesorang
dapat mengekspresikan agape kepada Allah tidak dengan perasaannya, tetapi dengan seluruh
keberadaannya. Agape harus dinyatakan melalui sikap dan tindakan yang benar.22 Seseorang
yang tidak mengasihi Allah dan mentaati Dia dengan segenap keberadaannya, tidak mungkin
dapat mengasihi sesamanya dengan benar. Dalam artian, jika hidup seseorang tidak berpusat
pada Allah, tidak mungkin dapat meletakan sungguh-sungguh perhatiannya, menjadi pribadi
Dalam Efesus 5:22 dan Kolose 3:18, Paulus memberikan perintah untuk seorang istri
menaati suaminya sama seperti kepada Tuhan. Paulus memberikan gambaran dari implikasi
kasih agape dalam hubungan suami istri Kasih agape yang diinginkan Paulus untuk menjadi
teladan bagi setiap keluarga. Sebab melalui kasih agape keluarga akan hidup saling
menghormati dan mengasihi dalam tindakan yang benar. Kata “tunduk” bagi seorang istri
akan menjadi ringan jika ada timbal baliknya. Berat tuntutan seorang suami sebab suami
18
Ibid,211.
19
Paulus Daun,. Jemaat yang bertumbuh,. (Manado: Yayasan Daun Family, 2008), 132.
20
Jurnal aletheia,28-29.
21
Ibid,
22
Ibid,
23
Ibid,32.
wajib mengasihi istri dengan kasih Kristus, yang jauh lebih dalam dan luhur dibandingkan
Dalam Efesus suami mengasihi istri ditekankan sebanyak 3 kali, demikian juga tuntutan
supaya meneladani Kristus. Dalam frasa “Hai suami, kasihilah isterimu, sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Demikian
juga suami harus mengasihi isterinya, sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
isterinya mengasihi dirinya sendiri,” dengan jelas ayat tersebut menekankan untuk seorang
suami harus mengasihi istrinya bukan dengan kasih birahi melainkan dengan kasih Kristus
Dalam bahasa Yunani kata “kasih” yang dipakai adalah kata “agapao” dari kata dasar
agape. Istilah ini memiliki makna yang cukup dalam, bukan sekedar mengasihi atau
mencintai. Istilah agape atau agapao itu sendiri penggunaannya dalam Perjanjian Baru bukan
langsung berasal dari Yunani klasik tapi lebih cenderung dari LXX / Septuaginta (terjemahan
PL dalam bah.Yunani), yakni ַ‘( אהָהבah’ev = Kasih) yang menggambarkan keagungan dan
ketulusan kasih Allah kepada manusia (bd. Hos.11:1-4). Itulah sebabnya Paulus menyebut
bahwa bentuk nyata Kasih Kristus kepada jemaatNya adalah lewat menyerahkan (παραδίδωμι
= paradidomi = memberi) diriNya (ay.25) sebagai wujud keagungan dan ketulusan Kasih
Allah.25 Jadi puncak tertingi dari Kasih Allah bagi umatNya adalah lewat pemberian diriNya
bagi dunia. Menyerahkan DiriNya adalah adalah bentuk kongkrit dari kasih Allah.26
Kesimpulan
24
John R.W Stott., Efesus: Mewujudkan masyarakat baru di dalam dan melalui Yesus., (Jakarta:
OMF,2002),224.
25
https://jalankehidupan-djepun.blogspot.com/2018/11/efesus-522-33.html, diakses tanggal 25
September 2019.
26
F.F Bruce dan E.K Simpson,. Ephesians and Collosians. Grand Rapids, MI: Wm. B.Eerdmans
Publishing and Co,1982),130-131.
Melalui metode historika gramatika yang digunakan untuk mengetahui maksud dari
surat Paulus mengenai konsep perbandingan keluarga dalam Efesus 5:22-6:9 dan Kolose
3:18-23. Konsep pernikahan yang dimaksud Paulus dalam kedua suratnya tersebut, adalah
bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling terhubung satu dengan
lainnya.
Seorang istri yang tunduk terhadap suaminya adalah prinsip yang perlu diterapkan
dalam rumah tangga. sebab di dalam ketundukan istri terkandung sebuah pengenalan yang
benar akan Allah dan sebagai gambaran dari istri yang dekat dengan Tuhan. Ketundukan istri
kepada suami hendaklah harus dipergunakan dengan maksud yang baik oleh suami. Dalam
ketundukan istri akan membuat seorang suami akan merasa dihormati dan dihargai dalam
kehidupan rumah tangga. Seorang suami sebagai pemimpin dalam keluarga hendaknya
mengasihi istrinya sama seperti kasih Kristus kepada jemaat. Kasih agape yang harus
diimplikasikan suami terhadap istrinya, sebab dengan demikian akan menunjukan gambaran
Dalam keluarga suami dan istri memiliki prinsip dan tugas yang harus dijalankan
masing-masing. Sebab untuk dapat menjalani pernikahan yang bahagia dan harmonis
kuncinya hanyalah pada ketundukan dan melalui kasih kristus. Inilah yang menjadi konsep
Konsep keluarga dalam Efesus 5:22-6:9, mengarahkan keluarga untuk berpusat pada
Kristus, sebab Kristus adalah yang utama dalam keluarga, sedangkan Kolose 3:20-21 tidak
menganalogikan Kristus sebagai kepala gereja, tetapi juga berpacu pada Kristus sebagai yang
Bruce, F. F dan Simpson, E. K. Ephesians and Collosians. Grand Rapids, MI: Wm. B.
Eerdmans Publishing and Co, 1982.
Daun, Paulus,. Jemaat yang bertumbuh,. Manado: Yayasan Daun Family, 2008.
Henry, Matthew. Surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, I dan II Timotius,
Titus, Filemon. Surabaya: Momentum, 2015.
Jurnal Teologi
Huang, Joachin et al (ed). Jurnal Pelita Zaman: Kedudukan Istri Terhadap Suami.
Bandung:Yayasan Pelita Zaman, 1988.
Pamudji, Peterus. Implikasi Etis Agape. Lawang: Institut Theologi Aletheia, 1995.