Sebab memiliki kesan yang mengerikan dan menakutkan. Van Daalen mengatakan bahwa
memahami kitab Wahyu membuat orang Kristen dibukakan banyak misteri-misteri yang
susah dan amat dalam untuk dipahami. Untuk itu, kitab Wahyu perlu dibaca dengan
memahami bahwa genre dalam kitab Wahyu tidak hanya tentang apokaliptik atau
penyingkapan-penyingkapan akhir zaman melainkan juga bagian dari nubuat dan surat
kiriman.
Kitab Wahyu ditulis pada tahun 200 sM dan 100 M. Yohanes adalah penulis dari
kitab Wahyu. Yohanes memiliki maksud dan tujuan dalam menuliskan kitab Wahyu. Pada
saat itu, orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, penderitaan dan penindasan oleh
Yahudi dan Kaisar Nero. Pemerintahan Nero adalah masa penderitaan bagi orang Kristen
sebab orang kristen sama sekali tidak dilindungi oleh negara dan hak istimewaannya dicabut.
Yohanes menuliskan suratnya dengan alasan untuk menghibur orang kristen pada masa itu.
Yohanes menghibur jemaat dengan mengatakan bahwa ada tangan Tuhan yang siap
menolong mereka dalam penderitaan mereka. Sebab orang yang menderita karena iman akan
memiliki waktu kemenangan yang indah dalam Tuhan. Yohanes memotivasi jemaat untuk
oleh orang-orang pada zamannya. Sebab ini adalah bahasa dan gambaran yang mudah dibaca
oleh penafsir mula-mula dan tidak dibaca dengan konsep mitos dan secara tekstual juga
mitos. Namun, pada masa kini penafsir-penafsir tidak boleh menggunakan pemahaman
sendiri dalam membaca kitab Wahyu. Sebab dalam menggunakan bahasa-bahasa dan
metafora setiap negara dan daerah memiliki pemahamannya sendiri. sebab membaca hanya
dengan pemahaman sendiri akan membuat salah tafsir dan sulit untuk dipahami. Oleh sebab
itu, harus membaca dengan memahami maksud dan tujuan mula-mula dari Yohanes.
Yohanes dalam kitab Wahyu menyatakan bahwa orang percaya dapat mengenal Allah
melalui penyataan diri Allah, dengan demikian Wahyu adalah kitab yang menyampaikan
pesan tentang penyataan diri Allah bagi orang percaya. Kitab Wahyu maksud utamanya
pembacanya. Kitab Wahyu juga berupa pesan yang dapat dipandang dari pendekatan preteris
yaitu terjadi pada zaman Yohanes, dengan pendekatan futuris yang artinya hal yang terjadi
pada masa Yohanes juga terjadi pada masa kini dan juga dari pendekatan historis yaitu setiap
bagian-bagian dari tulisan Yohanes pada mulanya ditulis untuk orang tertentu dalam keadaan
Wahyu kepada Yohanes harus dibaca dengan cermat dan menyeluruh untuk
mengetahui rencana Allah dalam setiap sejarah hidup manusia. Kesungguhan orang percaya
untuk memahami kitab Wahyu akan mampu melihat rencana Allah yang pasti. Ada akhir
yang mulia bagi kisah hidup orang percaya. Apapun juga yang orang percaya hadapi untuk
mempertahankan imannya tetap percaya bahwa rencana Allah yang akan terwujud dan
yang terdiri dari salam kepada jemaat di Asia dan doksologi bagi Kristus. Pada bagian ini
kitab Wahyu jelas adalah sebuah surat edaran kepada ketujuh jemaat Asia yang sebagai
simbol mewakili seluruh gereja Kristen. Wahyu kepada Yohanes diakhiri dengan janji
futuristik yaitu kedatangan Kristus dan Yohanes memberikan sebuah kepastian dalam
Wahyu Allah kepada Yohanes diberikan ketika Yohanes berada di pulau Patmos.
Patmos adalah tempat pembuangan, berarti Yohanes berada di sana karena pembuangan. Ini
dapat berarti bahwa Yohanes di sana karena pemberitaan injil dan kesaksiannya tentang injil
menuliskan surat kepada tujuh jemaat di Asia dalam tradisi tujuh adalah angka
kesempurnaan. Namun, ketujuh jemaat bukanlah sebuah simbol melainkan jemaat yang riil,
Yohanes mendapat penglihatan yang sama seperti Daniel melihat seorang seperti
“Anak Manusia” yang adalah awal dan akhir. Seorang seperti “Anak Manusia” bukan berarti
malaikat melainkan Yesus. Dalam bentuk penglihatannya ini ada simbol kaki dian yang
berarti ketujuh jemaat dan ketujuh bintang adalah malaikat-malaikat ketujuh jemaat yang
yang melindungi dan mengawal gereja. Sebab pemerintahan dan kekuasaan berada di tangan
Kristus yang bangkit. Allah turut bekerja bagi gereja-gereja di dunia untuk mendatangkan
Surat-surat kepada ketujuh jemaat yang ditulis Yohanes merupakan pesan dari Allah
kepada Yohanes untuk menyingkapkan permasalahan yang sedang terjadi di dalam jemaat.
Pertama, kepada jemaat di Efesus yang dipuji karena jerih payah dan ketekunannya untuk
menjaga kemurnian injil. Namun, dalam usaha dan ketekunan mereka melupakan kasih
mula-mula danmenghadapi ajaran Nikolaus dan Bileam antinomian dengan emosi, marah dan
berakhir dengan pertengkaran. Tujuan surat untuk memperingatkan jemaat Efesus supaya
mengalami tekanan yang cukup besar. Tujuan surat kepada jemaat Smirna untuk tidak takut
sebab Allah memberikan kemenangan bagi mereka dan mendapatkan kehidupan kekal.
Ketiga, surat kepada jemaat di Pergamus yang terlalu lunak dalam menghadapi ajaran sesat.
Tujuan surat untuk jemaat Pergamus adalah memperingatkan mereka untuk menjadi saksi
Kristus bagi orang-orang tersebut bukan menjadi kompromi dengan mereka. Keempat, surat
kepada jemaat di Tiatira untuk tidak terpengaruh dengan ajaran Izebel yaitu ajaran-ajaran
sesat atau perilaku berdosa. Tujuan surat untuk menghibur jemaat dengan berita Kristus
sebagai Allah yang memberikan kemenangan bagi mereka. Kelima, surat kepada jemaat di
Sardis jemaat yang kelihatannya hidup padahal mati secara rohaninya. Tujuan surat untuk
memberitahukan janji Allah kepada mereka yang melakukan firman Allah akan diakui
Keenam, surat kepada jemaat di Filadelfia yang dijanjikan untuk dijadikan sokoguru di Bait
Allah. Jemaat Filadelfia adalah jemaat yang tanpa celaan dari Tuhan dan dijanjikan juga
sebagai pemegang kunci Daud atau masuk sebagai warga kerajaan sorga. Ketujuh, kepada
jemaat Laodikia adalah jemaat yang suam-suam kuku dikatakan tidak panas atau dingin.
Jemaat ini kaya tetapi tidak mau berkorban untuk gereja dam iman mereka. Tujuan surat
untuk memberitahukan jemaat bahwa Allah mengasihi mereka dan menginginkan mereka
Ketujuh surat ini membuktikan bahwa Allah memeriksa jemaatNya. Namun, karena
Simbol dan angka yang ada dalam kitab Wahyu masing-masing memiliki makna.
Pasal 4 Wahyu Yohanes tentang gambaran sorga “pintu terbuka” yang adalah gambaran
akses hadirat Allah dalam ibadah. Ibadah yang fokusnya kepada Kristus adalah ibadah yang
harus dilakukan oleh tiap orang percaya. Gambaran-gambaran yang dtulis Yohanes sangat
sulit untuk dipahami. Namun, Yohanes ingin membawa perhatian orang percaya sepenuhnya
kepada Allah. Sebab tidak ada konsep yang dapat mengambarkan tentang Allah sehingga
Yohanes mengambarkanNya dalam bentuk puisi dan akses ke hadirat Allah dibukakan jika
Angka-angka memiliki peran besar dalam Wahyu Yohanes. Dalam Alkitab angka
satu dipakai untuk menunjukan Allah adalah satun-satunya, tiada Allah lain di dalam dunia
ini kecuali Dia. Kemudian pada angka-angka berikutnya mulai dari dua sampai dua belas
memiliki arti yang berbeda-beda. Semua angka tersebut tidak dapat ditafsirkan dengan
sembarangan. Setiap angka-angka dalam kitab Wahyu tidak dapat dijelaskan tuntas oleh arti
penting simboliknya, meskipun demikian angka-angka tersebut tidak dapat ditafsirkan secara
Ada angka yang mengambarkan rencana dan kesempurnaan Allah, namun ada juga
yang mengambarkan pekerjaan iblis, yaitu kesusahan, bahaya dan kegelapan yang melanda
orang percaya, untuk rencana Allah diberikan dengan angka-angka yang jelas. Karya ciptaan