Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mellyanty Malue

Mata Kuliah : Tafsir Perjanjian Baru : Kitab Wahyu


Tugas : Rinkasan
Dosen : Jefri Hina Remikatu, S.Th., M.A.
Bibliografi : Van Daalen, David. Pedoman ke dalam Kitab Wahyu Yohanes. Jakarta:
BPK.Gunung Mulia, 1994.
Ringkasan

Kitab Wahyu banyak salah ditafsirkan oleh-orang-orang Kristen dalam membacanya.

Sebab memiliki kesan yang mengerikan dan menakutkan. Van Daalen mengatakan bahwa

memahami kitab Wahyu membuat orang Kristen dibukakan banyak misteri-misteri yang

susah dan amat dalam untuk dipahami. Untuk itu, kitab Wahyu perlu dibaca dengan

memahami bahwa genre dalam kitab Wahyu tidak hanya tentang apokaliptik atau

penyingkapan-penyingkapan akhir zaman melainkan juga bagian dari nubuat dan surat

kiriman.

Kitab Wahyu ditulis pada tahun 200 sM dan 100 M. Yohanes adalah penulis dari

kitab Wahyu. Yohanes memiliki maksud dan tujuan dalam menuliskan kitab Wahyu. Pada

saat itu, orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, penderitaan dan penindasan oleh

Yahudi dan Kaisar Nero. Pemerintahan Nero adalah masa penderitaan bagi orang Kristen

sebab orang kristen sama sekali tidak dilindungi oleh negara dan hak istimewaannya dicabut.

Yohanes menuliskan suratnya dengan alasan untuk menghibur orang kristen pada masa itu.

Yohanes menghibur jemaat dengan mengatakan bahwa ada tangan Tuhan yang siap

menolong mereka dalam penderitaan mereka. Sebab orang yang menderita karena iman akan

memiliki waktu kemenangan yang indah dalam Tuhan. Yohanes memotivasi jemaat untuk

tetap setia dan taat kepada Kristus sampai akhir.

Gambaran dan bahasa-bahasa apokaliptik yang dipakai Yohanes mudah dipahami

oleh orang-orang pada zamannya. Sebab ini adalah bahasa dan gambaran yang mudah dibaca

oleh penafsir mula-mula dan tidak dibaca dengan konsep mitos dan secara tekstual juga
mitos. Namun, pada masa kini penafsir-penafsir tidak boleh menggunakan pemahaman

sendiri dalam membaca kitab Wahyu. Sebab dalam menggunakan bahasa-bahasa dan

metafora setiap negara dan daerah memiliki pemahamannya sendiri. sebab membaca hanya

dengan pemahaman sendiri akan membuat salah tafsir dan sulit untuk dipahami. Oleh sebab

itu, harus membaca dengan memahami maksud dan tujuan mula-mula dari Yohanes.

Yohanes dalam kitab Wahyu menyatakan bahwa orang percaya dapat mengenal Allah

melalui penyataan diri Allah, dengan demikian Wahyu adalah kitab yang menyampaikan

pesan tentang penyataan diri Allah bagi orang percaya. Kitab Wahyu maksud utamanya

bukanlah meramalkan masa depan, melainkan memperingatkan, menghibur para

pembacanya. Kitab Wahyu juga berupa pesan yang dapat dipandang dari pendekatan preteris

yaitu terjadi pada zaman Yohanes, dengan pendekatan futuris yang artinya hal yang terjadi

pada masa Yohanes juga terjadi pada masa kini dan juga dari pendekatan historis yaitu setiap

bagian-bagian dari tulisan Yohanes pada mulanya ditulis untuk orang tertentu dalam keadaan

tertentu dan hanya pada masa sejarah.

Wahyu kepada Yohanes harus dibaca dengan cermat dan menyeluruh untuk

mengetahui rencana Allah dalam setiap sejarah hidup manusia. Kesungguhan orang percaya

untuk memahami kitab Wahyu akan mampu melihat rencana Allah yang pasti. Ada akhir

yang mulia bagi kisah hidup orang percaya. Apapun juga yang orang percaya hadapi untuk

mempertahankan imannya tetap percaya bahwa rencana Allah yang akan terwujud dan

kehendak Allah yang akan menang.

Pendahuluam kitab Wahyu membahas mengenai Wahyu Kristus kepada Yohanes

yang terdiri dari salam kepada jemaat di Asia dan doksologi bagi Kristus. Pada bagian ini

kitab Wahyu jelas adalah sebuah surat edaran kepada ketujuh jemaat Asia yang sebagai

simbol mewakili seluruh gereja Kristen. Wahyu kepada Yohanes diakhiri dengan janji
futuristik yaitu kedatangan Kristus dan Yohanes memberikan sebuah kepastian dalam

suratnya bahwa Kristus adalah Alfa dan Omega.

Wahyu Allah kepada Yohanes diberikan ketika Yohanes berada di pulau Patmos.

Patmos adalah tempat pembuangan, berarti Yohanes berada di sana karena pembuangan. Ini

dapat berarti bahwa Yohanes di sana karena pemberitaan injil dan kesaksiannya tentang injil

sehingga ia dibuang ke Patmos. Allah memberikan wahyu kepada Yohanes untuk

menuliskan surat kepada tujuh jemaat di Asia dalam tradisi tujuh adalah angka

kesempurnaan. Namun, ketujuh jemaat bukanlah sebuah simbol melainkan jemaat yang riil,

Allah memberikan gambaran sebenarnya yang ada di dunia.

Yohanes mendapat penglihatan yang sama seperti Daniel melihat seorang seperti

“Anak Manusia” yang adalah awal dan akhir. Seorang seperti “Anak Manusia” bukan berarti

malaikat melainkan Yesus. Dalam bentuk penglihatannya ini ada simbol kaki dian yang

berarti ketujuh jemaat dan ketujuh bintang adalah malaikat-malaikat ketujuh jemaat yang

yang melindungi dan mengawal gereja. Sebab pemerintahan dan kekuasaan berada di tangan

Kristus yang bangkit. Allah turut bekerja bagi gereja-gereja di dunia untuk mendatangkan

kebaikan dan merancang sesuatu yang baik bagi gereja-Nya.

Surat-surat kepada ketujuh jemaat yang ditulis Yohanes merupakan pesan dari Allah

kepada Yohanes untuk menyingkapkan permasalahan yang sedang terjadi di dalam jemaat.

Pertama, kepada jemaat di Efesus yang dipuji karena jerih payah dan ketekunannya untuk

menjaga kemurnian injil. Namun, dalam usaha dan ketekunan mereka melupakan kasih

mula-mula danmenghadapi ajaran Nikolaus dan Bileam antinomian dengan emosi, marah dan

berakhir dengan pertengkaran. Tujuan surat untuk memperingatkan jemaat Efesus supaya

memperhatikan kasih mula-mula dan menjadi terang.


Kedua, kepada jemaat di Smirna yang sedang dalam kesusahan karena miskin dan

mengalami tekanan yang cukup besar. Tujuan surat kepada jemaat Smirna untuk tidak takut

sebab Allah memberikan kemenangan bagi mereka dan mendapatkan kehidupan kekal.

Ketiga, surat kepada jemaat di Pergamus yang terlalu lunak dalam menghadapi ajaran sesat.

Tujuan surat untuk jemaat Pergamus adalah memperingatkan mereka untuk menjadi saksi

Kristus bagi orang-orang tersebut bukan menjadi kompromi dengan mereka. Keempat, surat

kepada jemaat di Tiatira untuk tidak terpengaruh dengan ajaran Izebel yaitu ajaran-ajaran

sesat atau perilaku berdosa. Tujuan surat untuk menghibur jemaat dengan berita Kristus

sebagai Allah yang memberikan kemenangan bagi mereka. Kelima, surat kepada jemaat di

Sardis jemaat yang kelihatannya hidup padahal mati secara rohaninya. Tujuan surat untuk

memberitahukan janji Allah kepada mereka yang melakukan firman Allah akan diakui

namanya di hadapan Bapa.

Keenam, surat kepada jemaat di Filadelfia yang dijanjikan untuk dijadikan sokoguru di Bait

Allah. Jemaat Filadelfia adalah jemaat yang tanpa celaan dari Tuhan dan dijanjikan juga

sebagai pemegang kunci Daud atau masuk sebagai warga kerajaan sorga. Ketujuh, kepada

jemaat Laodikia adalah jemaat yang suam-suam kuku dikatakan tidak panas atau dingin.

Jemaat ini kaya tetapi tidak mau berkorban untuk gereja dam iman mereka. Tujuan surat

untuk memberitahukan jemaat bahwa Allah mengasihi mereka dan menginginkan mereka

untuk berada bersama-sama dengan Dia dalam perjamuan Tuhan.

Ketujuh surat ini membuktikan bahwa Allah memeriksa jemaatNya. Namun, karena

kasihNya Allah ingin menyelamatkan mereka dengan memberikan dorongan, penghiburan

dan janji kepada jemaatNya.

Simbol dan angka yang ada dalam kitab Wahyu masing-masing memiliki makna.

Pasal 4 Wahyu Yohanes tentang gambaran sorga “pintu terbuka” yang adalah gambaran
akses hadirat Allah dalam ibadah. Ibadah yang fokusnya kepada Kristus adalah ibadah yang

harus dilakukan oleh tiap orang percaya. Gambaran-gambaran yang dtulis Yohanes sangat

sulit untuk dipahami. Namun, Yohanes ingin membawa perhatian orang percaya sepenuhnya

kepada Allah. Sebab tidak ada konsep yang dapat mengambarkan tentang Allah sehingga

Yohanes mengambarkanNya dalam bentuk puisi dan akses ke hadirat Allah dibukakan jika

fokus utama orang percaya dalam ibadah adalah Yesus Kristus.

Angka-angka memiliki peran besar dalam Wahyu Yohanes. Dalam Alkitab angka

satu dipakai untuk menunjukan Allah adalah satun-satunya, tiada Allah lain di dalam dunia

ini kecuali Dia. Kemudian pada angka-angka berikutnya mulai dari dua sampai dua belas

memiliki arti yang berbeda-beda. Semua angka tersebut tidak dapat ditafsirkan dengan

sembarangan. Setiap angka-angka dalam kitab Wahyu tidak dapat dijelaskan tuntas oleh arti

penting simboliknya, meskipun demikian angka-angka tersebut tidak dapat ditafsirkan secara

harafiah, sebab angka-angka yang disebutkan adalah angka-angka yang pasti.

Ada angka yang mengambarkan rencana dan kesempurnaan Allah, namun ada juga

yang mengambarkan pekerjaan iblis, yaitu kesusahan, bahaya dan kegelapan yang melanda

orang percaya, untuk rencana Allah diberikan dengan angka-angka yang jelas. Karya ciptaan

dan penebusanNya diselesaikan dengan angka-angka tujuh dan dua belas.

Anda mungkin juga menyukai