Anda di halaman 1dari 21

BAB I

SENI BANGUN TEMPLE DAN PROFAN YUNANI

Seperti bangsa-bangsa lain ddunia bahwa bangsa Yunani pun mengalami fase-fase dalam
perjalanan kebudayaannya, akan tetapi ada kekhususan pada bangsa ini yaitu sekitar dua ribu
tahun yang silam, dimana Yunani telah dapat menunjukkan keajaibannya kepada seluruh dunia
yang luar biasa dan tidak pernah dimiliki oleh bangsa-bangsa lain pada saat itu.

Dua ribu tahun adalah waktu yang sangat lama dan panjang bagi dunia, akan tetapi gema dari
kerajaiban bangsa Yunani tidak pernah sirna, karena kebudayaan tersebut terus tetap dan akan
tetap hidup serta berpengaruh keseluruh pelososk dunia walaupun sudah mempunyai peradaban
yang tinggi sekalipun. Perjalanan yang sangat panjang ini adalah bukti bahwa kebudayaan dan
kesenian Yunani mampu menahan pukulan zaman, hal tersebut diakibatkan karena seni Yunani
telah mencapai puncak tertinggi yang tidak mungkin terpengaruh dan tidak dapat dikembangkan
lagi. Keadaan tersebut dikenal dengan Kesenian yunani Klasik.

A. Asal Usul Bangsa


Yunani merupakan sebuah Negara dengan peninggalan sejarah yang sangat mengagumkan.
Banyak wisatawan yang datang untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di Yunani. Kota
dengan nuansa alam dan bangunan bersejarah peninggalan kerajaan yunani. Negara dengan
peradaban yang paling tua, dan memiliki nilai historis yang sangat kental.

YUNANI,, Nama ini berasal dari Graikoi, nama satu suku di Yunani barat laut. Orang
Italia menerapkan nama itu (Lat., Graeci) untuk penduduk Yunani secara keseluruhan.
Akhirnya, bahkan Aristoteles menggunakan istilah itu dengan cara serupa dalam tulisan-
tulisannya. Bahasa mereka adalah bahasa Indo-Eropa, dan tempat tinggal mereka yg mula-
mula diketahui adalah di negara-negara Mycenaea kawasan Peloponnesus (demikian uraian
naskah Linear B) pada milenium 2 sM. Waktu mereka muncul berperan dalam sejarah pada
milenium 1 sM, mereka bermukim di kedua pantai Laut Eagea.
Orang Yunani purba menyebut negeri mereka Hellas dan mereka menamakan diri mereka
orang Hellen.
Yunani terletak di ujung tenggara benua Eropa dengan kepuluan di laut aegeia dan laut
Ionia. Bangsa yunani terpisah oleh pegunungan yang banyak terdapat di wilayah Negara
tersebut. Dewasa ini, Yunani menempati wilayah seluas 131.957 km2 dan berpenduduk
10.750.000 (sensus tahun 2000).

Beberapa pegungunan tersebut membagi bangsa Yunani menjadi 3 kelompok bangsa Yaitu :

1. Bangsa Ionia : di Jazirah Attoi dan berpusat di Athena


2. Bangsa Aheolia : dibagian utara yunani dan berpusat di Olympia dan Dhelpi
3. Bangsa Doria : di Jazirah peloponesos yang berpusat di Sparta

Kepulauan Yunani dan daratan Yunani didiami oleh bangsa yang disebut orang Aegea kira-
kira pada tahun 3000 sM. Orang Minoa mendiami pulau Kreta. Bangsa yang kita sebut
orang Yunani baru mulai tiba kira-kira tahun 1900 sM. Rupanya mereka datang dari daerah
Balkan yang sekarang dinamakan Bulgaria.

Orang-orang yang bermigrasi ini berangsur-angsur pindah ke Eropa dari daerah di sebelah
timur Laut Kaspia. Sewaktu mereka berangsur-angsur menetap di Eropa utara dan di Eropa
barat, bahasa mereka menjadi apa yang kini diketahui sebagai bahasa Jerman dan Romawi
(misalnya, bahasa Perancis, Italia, dan Spanyol sebagai keturunan regional dari bahasa Latin
orang Romawi). Kelompok-kelompok lain pindah lebih jauh ke timur melintasi pegunungan
Himalaya masuk ke India, di mana bahasa mereka terpelihara dalam bahasa Sansekerta. Para
pengembara ini dengan bahasa Indo-Eropa mereka menjadi cikal-bakal bermacam-macam
peradaban, seperti yang dinyatakan oleh kesamaan-kesamaan di antara kata-kata dalam
bahasa-bahasa dari berbagai negeri yang terpisah jauh.

Kelompok pertama dari keluarga yang besar ini tiba di semenanjung Yunani kira-kira pada
tahun 1900 sM dan disebut orang Akhaia. Sebagian menetap di Dataran Tesalia. Yang lain
pindah ke bagian paling selatan dari negeri itu yang dinamakan Peloponnesus. Pada tahun
1200 sM Raja Agamemnon dari Mikena, sebuah negara kota yang berkuasa di bagian timur
laut Peloponnesus, muncul sebagai pemimpin yang terkemuka dari pemukiman-pemukiman
ini. Agamemnon memimpin sebuah pasukan untuk menyerang Troya di pantai Asia dari
Laut Aegea. Pembinasaan Troya yang dilakukannya membuka pintu untuk lebih banyak
orang Akhaia bermigrasi ke Asia Kecil, di mana mereka mendirikan kota-kota dengan
penduduk yang berbahasa Yunani.

Migrasi orang Akhaia ke Asia Kecil mungkin terdorong oleh serbuan lebih banyak suku dari
daerah Balkan. Orang Doria memasuki Yunani selama kurun waktu tiga abad (1500-1200
sM). Mereka juga berbicara satu bentuk bahasa Yunani, tetapi mereka memusuhi orang-
orang yang sudah bermukim di semenanjung Yunani. Mereka membakar Mikena dan kota-
kota lain, termasuk Knosus di Kreta (pusat peradaban Minoa). Demikianlah mereka
menghancurkan kebudayaan dan perniagaan yang telah berkembang terus selama lebih dari
2000 tahun.

Akan tetapi, orang Ionia pindah ke sisi timur Aegea dan melestarikan warisan mereka.
Mereka menyebar ke utara dan selatan sepanjang pinggiran Asia Kecil di daerah yang
akhirnya dinamakan Ionia. Homerus, penyair Yunani yang termasyhur, menghasilkan
berbagai adikraya sastranya di sana di antara tahun 900 dan 700 sM.

Bangsa berikutnya yang menyerbu dan mendiami Yunani adalah orang Aiolia, yang
menduduki bagian barat Yunani tengah, Peloponnesus bagian utara, dan pulau-pulau lepas
pantai. Saat yang tepat para penyerbu ini tampil di Yunani tidak pasti.
Sementara Yunani diserbu dari daerah Balkan selama kurun waktu sekitar 8 abad (1900-
1100 SM), orang Israel berkembang menjadi satu bangsa. Kurun waktu ini membentang
sepanjang masa para leluhur, Ishak dan Yakub, bermukimnya orang Israel di Mesir dan
peristiwa Keluaran (1466 sM), penaklukan Kanaan (1399 sM), dan sebagian besar dari
periode para hakim, yang berakhir pada tahun 1043 sM ketika Saul menjadi raja.

B. Periodisasi
Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut:
Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman membuat patung berdiri
dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya
disebut bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat
berikutnya disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik,
periode Klasik didominasi oleh Athena dan Liga Delos pada abad ke-5 SM, yang
digantikan oleh Hegemoni Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih
pada Thebes dan Liga Boiotia dan akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh
Makedonia.
Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani
menyebar sampai ke Timur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai setelah
kematian Aleksander Agung dan berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
Yunani Romawi (146 SM - 330 SM) adalah periode yang berlangsung sejak Romawi
menaklukan Korinthos dalam Pertempuran Korinthos pada 146 SM sampai didirikannya
Bizantium oleh kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
Fase akhir Antikuitas (Abad ke-4 M - ke-6 M) adalah periode Kristenisasi dari akhir
abad ke-4 M sampai abad ke-6 M, biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi
Neoplatonik oleh kaisar Yustinianus I pada 529 M.

Yunani Archais

Periode Arkais dimulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman
Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah
musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi
alphabet Punisia memodifikasinya dan menciptakan alphabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM
catatan tertulis mulai muncul. Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil
yang berdaulat, terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan
dataran terpisah satu sama lain oleh laut atau pengunungan.
Perang Lelantin (710650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan
merupakan perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik
ini adalah pertikaian antara Polis (Negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan
tanah Lelantina yang subur diE Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat
lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi pemenangnya.

Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan
juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan
manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan
koloninya. Beberapa studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani,
pada periode 800 SM sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang
mengindikasikan adanya peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.

Yunani Klasik

Abad ke-5 SM
Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan
berbahaya, Kekaisaran Persia. Setelah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I dari
Persia, Maharaja Kekaisaran Akhemeniyah memutuskan untuk menaklukan Yunani.
Serangan Persia pada tahun 490 SM diakhiri dengan kemenangan Athena dalam
Pertempuran Marathon dibawah kepemimpina Miltiades Muda. Xerxes I, putra dan
pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun kemudian. Akan tetapi
pasukan Persia yang berjumlah besar menderita banyak korban dalam Pertempuran
Thermopylae, dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis dan Pertempuran
Plataia. Perang Yunani-Persia berlangsung hingga 449 SM, dipimpin oleh Athena serta Liga
Delosnya, pada saat ini Makedonia, Thrakia, dan Kepulauan Aigea serta Ionia semua
terbebas dari pengaruh Persia.

Abad ke-4 SM
Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal
bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu
meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena,
Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung
pada Perang Korinthios (395-387 SM). Perang ini berakhir dengan status quo, dengan
diselingi intervensi Persia atas nama Sparta.

Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta
berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam
Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin
pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota
memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan
membebaskan rakyatnya.

Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua.
Hegemoni Thebes kemudian berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea
pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin
pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik
Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara
mereka atau sekutunya yang dapat meraih dominasi di Yunani.

Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya


Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos
berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-
suku Illyria, dan kemudian menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Kesuksesannya terjadi
berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur
tangan dalam urusan politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada
tahun 338 SM.

Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran
Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunan,
kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga
Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp
memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias
dari Orestis pada awal konflik.

Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander


mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah
sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya,
ia memperoleh gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan
pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang
mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi
kebudayaan Hellenistik.

Zaman Hellenisme
Periode ini adalah masa kepemimpinan Alexander Agung, ya n g
membawa kejayaan dan kemasyuran bagi bangsa
Yunani. Alexander dikenal sebagai penakluk p a d a s a a t
itu, dimana ia dikaruniai ilmu sebagai seor ang
murid dari guru besarA r i s t o t e l e s d a n b a k a t
serta fisik yang kuat.
Dalam kepemimpinanya i a menyempurnakan perubahan sistim radikal di
Yunani, dan membuat kota Yunani barudengan mengadobsi ilmu pengetahuan dari luar,
selain itu juga memberikan keluasanbagi para pedagang dari timur untuk datang berdagang.
Disini ia menghargai segalai d e - i d e ya n g bersifat membangun. Setelah
A l e x a n d e r A g u n g m e n i n g g a l , t e r j a d i perpecahan dimana perselisihan dan
pertengkaran dikalangan para pemimpin dankerajaan, sehingga terjadi perang
yang terelakan salama berabad-abad. Akibatnya Yunani mengalami kemerosotan.

Periode ini merupakan periode yang dikaitkan dengan penaklukan Alexander Agung,
dimana dia mencapai kemasyuran pada periode ini. Disini mereka menghargai segala ide-ide
yang bersifat membangun. Budaya Yunani Kuno ditiru terutama dalam hal Konstruksi
bangunan.

Kondisi sosial budaya Yunani dilihat dari perkembangannya banyak dipengaruhi oleh para
pendatang, yang disebut sebagai kaum minoritas. Walaupun ada perbedaan budaya, mereka
hidup berdampingan dengan orang pribumi, bahkan mereka juga mampu memberikan ide-
ide guna kemajuan pembangunan Yunani pada saat itu. Hal ini juga tidak terlepas dari
kepemimpinan Alexander Agung.

Melalui berbagai penaklukannya, Aleksander berhasil menyebarkan bahasa Yunani koine di


antara penduduk dari banyak negeri dan kebudayaan. Yunani koine akan menguasai bagian
ini dari daerah Laut Tengah dan Asia Timur sampai kurun waktu Imperium Bizantium (395
M). Bahasa yang umum ini mempermudah penyebaran Injil Kristus selama masa Paulus.
Sebenarnya, manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru yang paling awal ditulis dalam logat
koine ini.

Aleksander membangun beberapa kota "Aleksander" sepanjang rute penaklukannya. Kota-


kota ini menyebarkan bahasa, kesenian, dan pemerintahan Yunani. Kota-kota tersebut
mempunyai dampak yang kuat pada daerah-daerah di sekitarnya.
Masa Hellenisme diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh republic Romawi pada 146 SM.
Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan
sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga
bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani

Yunani ditangan Romawi


Setelah Yudea jatuh ke tangan orang Romawi pada tahun 63 sM, hanya Mesirlah yang
tersisa dari kerajaan-kerajaan Helenistis. Mesir bertahan sebagai sebuah negara berdaulat
sampai tahun 31 sM, ketika para jenderal Romawi Octavianus (Augustus) dan Markus
Antonius berperang .dalam Pertempuran Aktium. Markus Antonius telah menikah dengan
Ratu Cleopatra dari kerajaan Ptolemeus; demikianlah kekalahannya membuat Mesir takluk
kepada kekuasaan Roma.

Angkatan perang Romawi mendatangkan kesatuan militer dan Pemerintahan kepada


kerajaan Helenistis yang telah retak. Roma menjadi pusat pemerintahan. Pelantikan
Augustus sebagai kaisar Romawi pada tahun 27 sM menandakan berakhirnya periode
Helenistis dan Permulaan periode kekaisaran Romawi.

Yunani tidak lagi menjadi suatu kekuatan politik: tetapi budaya dan jiwa Yunani telah
merupakan dasar budaya kekaisaran Romawi. Seperti yang dikatakan oleh Horatius, seorang
penulis Romawi, "Yunani yang tertawan telah menawan penakluknya." Kesenian, sastra,
dan gaya pemerintahan Helenistis berkembang dengan subur hampir sepanjang periode
Romawi ini. Bahkan bahasa Yunani koine tetap menjadi bahasa resmi dunia usaha di Timur
Dekat, dan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa tersebut

Dua aliran filsafat Yunani berkembang selama periode Romawi. Keduanya menawarkan
jalan menuju kebahagiaan pribadi, tetapi jalan-jalan itu bertentangan arah. Aliran Stoa
berpendapat bahwa untuk memerdekakan pikiran kita, kita harus mengendalikan,
menyangkal, dan bahkan mengabaikan keadaan jasmani kita. Di pihak lain, aliran Epikurus
mengajar bahwa keadaan jasmani harus dipuaskan agar pikiran kita mengenal kebahagiaan.
Demikianlah, para filsuf Aleksandria mengabadikan jiwa dan budaya Atena abad ke-5.
Dengan berbuat demikian, mereka telah mengabadikan jiwa Yunani kuno.

C. BENTUK PEMERINTAHAN
Aristoteles membagi pemerintahan di Yunani menjadi beberapa bentuk, antara lain monarki,
oligarki, tirani, dan demokrasi. Pembagian ini masih seirng dipakai oleh sebagian besar
sejarawan. Sebagian besar kota di Yunani pada awalnya menerapkan monarki, kemudian
berganti oligarki, kemudian tirani, kemudian demokrasi, namun pada tiap periode ada
beberapa negara kota yang menggunakan sistem yang berbeda-beda pula, bahkan ada
beberapa yang tidak pernah menerapkan tirani atau demokrasi sama sekali.

Contohnya :
1. Sistem Pemerintahan Yunani Sparta : Militeris
2. Sistem Pemerintahan Yunani Athena : Oligarkhi, Tirani & Demokrasi
3. Yunani pada masa kekuasaan raja Philippos Ii : Kerajaan

D. AGAMA DAN KEPERCAYAAN


Masyarakat Yunani kuno mempercayai adanya dewa-dewa yang mengatur kehidupan
(politheisme). Namun berbedadengan sikap orang Timur terhadap Dewa yang dipandang
sebagai pribadi yang disembah karena takut. Dewa-dewa bagi orang timur merupakan roh
atau digambarkan sebagai penguasa alam dan ada yang berwujud binatang, sedangkan
masyarakat Yunani menggambarkan dewa-dewa yang disembahnya bertubuh dan
berperilaku seperti manusia bahkan orang Athena sendiri menyatakan keturunan Ion yaitu
anak dewa Apollo. Menurut pandangan orang Yunani, dewa-dewa itu memiliki tubuh seperti
manusia tetapi lebih besar, lebih indah serta tidak dapat mati serta memiliki kekuatan dan
kekuasaan. Dewa-dewi memiliki sifat seperti manusia, ada yang baik dan buruk. Dewa-dewi
berkeluarga, berperang dan bersaing untuk mempertahankan kekuasaan. Berikut ini adalah
nama-nama dewa yang dipercayai oleh masyarakat Yunani kuno :
1. Dewa Zeus

Dewa Zeus dianggap bapak dari semua dewa dan manusia. Dewa zeus menguasai dunia
yang bertakhta di bukit helicon. Dari tahtanya di Gunung Olympia, Zeus mengatur dewa dan
manusia dan menjaga alam semesta agar tetap tertib dan adil. Dengan senjata petir
ditangannya, senjata yang paling ditakuti dibumi dan dikahyangan. Saat Troya genting,
dewa-dewa lain memilih pahlawannya diantara prajurit tapi Zeus menolah berpihak. Ia
menggunakan timbangan emasnya untuk menyeimbangkan takdir pahlawan-pahlawan
Troya.

Dewa segala dewa ini sama sekali bukan teladan kebajikan. Suami yang paling tidak
setia, mengejar dewi-dewi, meninggalkan jejak kecurangan, kesedihan dan kekerasan di
masa lampau.
2. Dewa Ares
Dengan nafsu untuk menghancurkan secara bengis dan
kejam pada legendanya, merupakan cerminan sifat manusia
yang paling buruk. Ia menjelajahi bumi menebar
kehancuran dan kekejaman hingga nyanyian ratapan
korbannya membahana di langit. Dalam perang Troya,
dengan kekuatannya ia membantu prajurit Troya, Hector.
Tapi Ares bukanlah pahlawan, ia tidak lebih merupakan
pengecut yang lari dari medan laga saat terluka. Bahkan tangisnya terdengar di Gunung
Olympia.

3. Dewi Athena
Athena, dewi kerajinan tangan, keterampilan rumah tangga dan perang. Sebagai dewi
perang ia membanggakan kepandaian dewatanya dan kekuatannya yang
luar biasa. Menurut legenda, ia muncul dalam keadaan dewasa lengkap
dengan baju baja, sebagai anak Zeus. Dari semua anaknya, Zeus
memilih Athena sebagai pembawa tameng dan halilintar. Musuh yang
dhsyat bagi Troya, ia berperang di pihak prajurit Yunani dan
dikisahkan ia berduka atas kematian Achilles. Tapi saat Troya jatuh dan
Yunani mencemari kuilnya, ia menuntut balas. Dia meminta Poseidon
menurunkan badai yang mengacaukan pulangnya kapal-kapal Yunani.
Penuh keberanian di medan perang, ia juga paham nilai utama
perdamaian dan dikenal sebagai pelindung dan keterampilan dalam
rumah tangga. Tak seperti lainnya yang lebih suka menyebut alam sebagai rumahnya,
Athena sangat menyukai kota. Kota favoritnya adalah Athena, seperti namanya, dan
dimana kuilnya, Parthenon, masih berdiri sebagai salah satu keajaiban dunia.

Masyarakat yunani kuno juga percaya adanya manusia setengah dewa, yang memiliki
kesaktian, seperti paris. Paris adalah putra mahkota kerajaan troya. Ia berhasil melarikan
permaisuri helena dari kerajaan sparta, sehingga menimbulkan perang troya. Dalam
perang itu, hector seorang pahlawan troya dapat ditewaskan oleh achilles pahlawan
sparta. Kedua pahlawan ini diceritakan dalam buku illias. Yang dianggap manusia
setengah dewa lainnya adalah theseus. Ia berhasil menewaskan minotaurus di gua
labyrinth di pulau kreta.

Selain itu, masyarakat yunani kuno percaya pada ramalan DELPHI yaitu sebuah kota
tempat tinggal sejumlah dewa. Jika masyarakat akan melaksanakan pekerjaan besar,
maka mereka akan datang ke delphi untuk memperoleh berkah dan petunjuk. Upacara itu
dipimpin oleh pendeta perempuan. Dalam upacara ini membakar bahan semacam
kemenyan. Setelah asapnya dapat memabukkan, maka pendeta itu mengatakan sesuatu
yang ditafsirkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

E. KEBUDAYAAN & BENDA PENINGGALAN SEJARAH


1. Kebudayaan Yunani
Pakaian yang biasa dikenakan oleh penduduk Yunani, baik pria maupun wanita, terbuat
dari tunik. Mereka juga mengenakan mantel wol, topi jerami, dan sandal kulit. Bangsa
Yunani mampu membuat pakaian sutra dan mewarnai pakaian mereka, tetapi sebagian
besar dari mereka mengenakan linen ringan dan wol. Sebagai pengganti kancing, mereka
menggunakan bros dan pin.
Kebudayaan Yunani sangat berpengaruh di Eropa hingga masa kini, baik pada seni
maupun ilmu pengetahuan. Bentuk bangunan Yunani banyak ditiru oleh orang-orang
Romawi dan para arsitek di masa kini, terutama untuk bangunan umum, seperti museum
dan balai kota. Bangunan Yunani kerap kali dihiasi dengan patung perunggu atau
marmer. Banyak dari patung-patung tersebut dapat dilihat di museum di seluruh dunia.
Gedung pertunjukan sangat populer di masa Yunani kuno. Gedung pertunjukan di
Epidaurus dapat menampung 14000 penonton. Kata drama, teater, komedi, tragedi,
chorus, dan orkestra adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani. Banyak naskah
drama karya penulis dari Athena, seperti Sophokles, masih dimainkan hingga saat ini.
2. Benda Peninggalan Sejarah
Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang tidak mengarah pada hal-hal yang
berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi). Karya seni yang penuh penahanan diri
tersebut menghasilkan keseimbangan yang sempurna serta keutuhan yang seterusnya
disebut sebagai klasik. Karya seni diperuntukkan bagi persembahan pada dewa-
dewanya.
Peninggalan karya seni pada zaman Yunani yang paling menonjol adalah :

A. Seni Bangunan Tempel/Kuil


Tempel/Kuil adalah suatu tempat pemuja dewa untuk meninggalkan sesaji yang
memenuhi nazar mereka, seperti persembahan patung. Kuil bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda yang dianggap berhubungan langsung dengan dewa yang
dipuja. Misalnya tempat penyimpanan patung.

Seni bangunan Yunani pada umumnya mempunyai cirri khas dalam bentuk, jumlah, dan
penempatan tiang-tiangnya. Pada zaman ini Yunani tidak mementingkan lagi mengenai
bangunan istana tetapi tempat-tempat sakral seperti pemujaan (temple/kuil) dan bangunan
rumah biasa (Megaron) terutama terdapat di kota Prience. Sedangkan bangunan
temple/kuil menggunakan Type Anten, yaitu tiang yang menempel pada ujung dinding.
Kuil yang dibangun tesebut sangat indah bahkan dari berbagai bahan yang bermacam-
macam , ada yang berbentuk atap pelana, atap kubah, atap bulat dan atap kerucut.
Keindahan kuil ini ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu :
Perbandingan yang seimbang
Teknik pengajarannya yang sempurna baik dari segi hiasan maupun pokok
bangunannya.
Pembuatan Hiasan yang berlebhan sehingga Nampak serasi dengan bentuk
bangunanna
Penempatan dan jumlah tiang pada bangunan Yunani selalu genap. Untuk hal ini juga ada
aturannya dan ciri yang khusus.

Berikut beberapa contoh penenpatan tiang pada bangunan Yunani :


1. Tetratylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 4 buah.
2. Hexastylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 6 buah.
3. Octatylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 8 buah.
Seni tempel yunani kuno memiliki tiga corak yang berbeda, yaitu:
1. Seni tempel corak Ionia, mempunyai ciri-ciri :
- tiang-tiang tempel menggunakan kaki.
- bentuk tiang agak langsing, canel(hiasan pada tiang) tidak saling bertautan, dan
jumlahnya 24 buah.
- Capital(kepala tiang) berbentuk bantalan berukir dengan kedua ujungnya dibuat
melengkung bulat.
- Kaso induk terdiri dari tiga tingkat

2. Seni tempel corak Doria, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


- Dari keseluruhan corak Doria nampak lebih harmonis, kokoh, gari-garis kaku dan
dan penggunaan hiasan sederhana

3. Seni tempel corak korinthia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


- bentuk bangunannya merupakan campuran antara doria dan ionia
- tiang-tiang korinthia memounyai bentuk kaki sama dengan corak ionia termasuk
gerigi atau cenel yang menghiasi badan tiang.
- capital pada corak ini sangat mewah yaitu berbentuk keranjang
daun yang setiap ujungnya
dibuat menggulung keluar, dan pahatan pada capital sangat
indah.

Contoh Seni bangun Yunani Yaitu :


1. Propilae di Akropolis Athena

Merupakan gerbang ke tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga sebagai tempat
pagelaran seni dan tempat pertemuan umum. Gayanya mengandung campuran antara tiang
corak Doric dan Ionic yang terbuat dari batu pualam setempat yang diambil dari gunung
Pentelikus di dekat Athena. Pualam ini berubah warna menurut perubahan cahaya matahari
dari warna emas dan coklat ke merah jambu kelabu.

2. Agora
Agora merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya masyarakat
kota, semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pasar.

3. Stoa
Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang yang fungsinya untuk tempat
masyarakat umum berteduh dari hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora yang
terbuka juga untuk menghubungkan antar bangunan.

4. Akropolis
Komplek bangunan suci yang terletak di
puncak/ tempat tertinggi di Athena,
paling atas dipakai sebagai kuil/ tempat
tinggal dewa-dewi yunani.

Gaya / Order Langgam Tiang Yunani


Ada beberapa langgam yang dapat dikenali pada arsitektur Yunani (dari masa kebudayaan
Aegea sampai dengan Hellenistik), yaitu:

Langgam Doric
Merupakan langgam yang berasal dari daerah Doria, merupakan kepala tiang tanpa hiasan
(polos), lengkung sederhana dan tanpa alas pada dasar tiangnya, sehingga langsung
menempel pada lantai. Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu ionia, kepala
tiangnya mengambil bentuk noctilus (kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua
sisinya, sedangkan pada dasar tiang memakai alas.
Langgam Ionia

L
a
L
Langgam Corinthian
Merupakan langgam dari daerah pegunungan mengambil alih bentuk-bentuk alam (flora) daun
Achantus. Pada dasar tiang menggunakan alas, bertumpu pada lantai berundak.
BANGUNAN TEMPLE YUNANI

Kuil Apollo

Kuil Hephaestus (Corak Doria)


Kuil Parthenoon Gaya Doria
Kuil Erecthueum (Corak Ionia)
Kuil Olympia Zeus di Athena (Corak Korinthia)

B. Seni Bangun Profan


Selain bangunan kuil pada zaman ini juga dibangun yang bersifat keduniawian
(profan), yaitu :
1. Stadiom
Yaitu suatu bangunan tanpat arena adu lari yang mempunyai baan , baan tersebut
dibuat lurus ditengah-tengah serta ujungnya dibuat setengah lingkaran. Tenpat
duduk penonton diletakan dilereng-lereng bukit.

2. Theatre (teater)
Merupakan bangunan terbuka
setengah lingkaran yang menempel
pada lereng-lereng gunung (karena
belum ada teknologi untuk
penyelesaian konstruksi yang
berdiri sendiri dengan skala besar),
dengan batu cadas yang dibuat
berundak-undak sebagai tempat
duduk, dan berakhir pada stage
yang digunakan sebagai area
persembahan yang berbentuk
lingkaran.

Fungsi utama bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama tari dan nyanyi
bagi dewa Dionisious (Dewa Seni). Serta sebagai tempat untuk mengadakan
pertunjukan atau pementasan dengan denah tapal kuda, dan tempat duduk untuk
para penonton dibuat secara bertingkat dari bawah keatas mengelilingi tempat
pentas
Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang menjalani upacara
persembahan tersebut, maka dengan membentuk area seperti gentong (sistem
akustiknya), persoalan suara dapat diatasi.

3. Museion
Yaitu suatu bentuk bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan
penelitian ilmiah dan menyimpan benda benda bersejarah khususnya benda
goci(keramik) sebagai tempat minuman anggur yang dilengkapi dengan
perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai