Anda di halaman 1dari 20

27 februari 2017

SMAN 1
BENZENA DAN MAKROMOLEKUL
KELUANG

NAMA :YUNI LISNAWATI


GURU PEMBIMBING :MASAYU MARIAMAH,S.P,d

Tahun ajaran 2016/2017 | XII IPA 1


KATA PENGANTAR

Rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat


kemurahan-Nya, saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang bejudul
“Benzena dan Makromolekul” ini tepat waktu dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam penyusunannya, saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, khususnya dari ibu Masayu maryama S.Pd oleh karena itu saya sebagai
penyusun makalah ini, mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan yang begitu
besar kepada saya. Semua ini bisa memberikan sedikit kebahagianan dan
menuntun pada langka yang lebih baik lagi.
Meskipun saya selaku penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan , namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhi kata saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembacanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………….…….………………………………………….…...2

DAFTAR ISI……………………………………………..………………………………………………….3

BAB
PENDAHULUAN……………………………………………………………………...……...…….…4

 Latar belakang…………………………………………………..………………………..……...4
 Rumusan masalah…………………………………………….…………………………...…...4
 Tujuan………………………………………………………………..…………….…………....….4
 Manfaat ………………………………………………………………...……………………….….4

BAB
IIPEMBAHASAN……………..……………………………………...…………………………........5

 Benzena dan makromolekul……………………………………..………….………....….5


 Benzena ………………………………………………………………………..…………..…...…5
 Rumus struktur benzena dan sifat kearomatikan……………...…….....5
 Kestabilan cincin benzena………………………..……………...….......……..….6
 Keisomeran benzena…………………………..………………….………………....6
 Tata nama senyawa turuna benzena……….……………….…….…………..6
 Sifat-sifat benzena……………………………………..…………………….....…….7
 Kegunaan benzena dan beberapa senyawa turunanya.………..…..8,9
 Makromolekul(polimer)……………………………………………………..….........…….9
 Reaksi pembentukan polimer………………………..…………..…….…10,11
 Pengolongan polimer…………………………..……………………….…….11,12
 Beberapa polimer penting……………………..………….…………...……......12
 Biomolekul ……………….………………………………………………...………….…..12,13
 Lipid………………………..…………………………………………………..……13,14
 Karbohidrat…………………………………………………………….….……..15,16
 Protein……………………..……………………………………………………….17,18

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………………….....……19

 Kesimpulan……………………………………………………………...…….......………..….19
 Saran………………………………………………………………………...............…………...19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….........………………....20
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Benzena dan Makromolekul merupakan pembahasan yang penting


dalam ilmu kimia khususnya untuk siswa/i kelas XII semester akhir, melalui
makalah ini saya berusaha memperjelas kembali hal-hal yang berkaitan
dengan “Benzena dan Makromolekul”
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan saat ini, sulit bagi kita
untuk terlepas dari bahan-bahan yang berhungan dengan “Benzena dan
Makromolekul”, bahkan dalam tubuh kita ditemukan banyak sekali senyawa-
senyawa yang berhubungan dengan “Benzena dan Makromolekul”.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas berbagai macam
seluk beluk tentang “Benzena dan Makromolekul” sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki.
B. Rumusan masalah.
Seperti yang kita ketahui bahwa pembahasan mengenai “Benzena dan
Makromolekul” bukanlah pembahasan yang cukup mudah, karena dalam
pembahasan ini cukup panjang dan terdapat beberapa istilah yang cukup
rumit untuk dipahami, oleh kerena itu disini saya akan mencoba untuk
menjelaskankan mengenai “apa itu benzena dan makromolekul?, bagaimana
strukturnya?, dan apa manfaatnya dan peranannya bagi tubuh?” secara
mendalam dan sederhana.
C. Tujuan.
Adapun tujuan utama dari penyusunan makalah ini untuk memenuhui
tugas akhir semester yang di berikan oleh ibu Masayu Maryama S.Pd, namun
disamping itu makalah ini juga bertujuan untuk memberi tahu kita khususnya
para pembaca mengenai “Benzena dan Makromolekul”,struktur dan
manfaatnya bagi tubuh.
D. Manfaat.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca, dapat mengetahui tentang “Benzena dan Makromolekul”, stuktur
dan manfaatnya bagi tubuh.
Selain itu makalah ini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam
mempelajari “Benzena dan Makromolekul”
4
BAB II
PEMBAHASAN

BENZENA DAN MAKROMOLEKUL


Karbon adalah unsur yang sangat penting. Banyak sekali senyawa yang
dibentuk oleh karbon. Senyawa yang dibentuk oleh karbon dikenal dengan
senyawa karbon, kecuali untuk beberapa senyawa seperti CO2. Senyawa
karbon dikenal juga dengan nama senyawa organik.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari senyawa karbon.
Karbon juga merupakan unsur utama dari makhluk hidup. Di kelas X kita
sudah mepelajari senyawa karbon yang meliputi alkana, alkena, dan alkuna.
Selain itu berdasarkan bentuk rantai senyawa karbon juga dibagi menjadi
rantai terbuka(alifatis), rantai tertutup(siklis), rantai siklis aromatis. Disini
saya secara khusus akan membahas mengenai senyawa rantai siklis aromatis
yaitu BENZENA.
A. Benzena.
Benzena dan turunannya merupakan senyawa aromatik. Nama
aromatik diberikan karena anggota-anggota yang pertama dikenal berbau
sedap, walaupun saat ini dikenal juga senyawa ini yang berbau tidak sedap.
Kini istilah aromatik dikaitkan dengan suatu golongan senyawa dengan
struktur dan sifat khas tertentu.
Benzena pertama kali diisolasi pada tahun 1825 oleh Micheal Faraday
dari residu minyak yang tertimbun didalam pipa induk gas London. Macam
senyawa aromatik yang diperoleh dari sumber-sumber ini adalah
hidrokarbon,fenol,dan senyawan heteroksiklik aromatik (fessenden dan
fressenden ,1983:479).

a) Rumus struktur benzena dan sifat kearomatikan.


Rumus molekul benzena telah ditemukan sejak 1834 yaitu C6H6, yang
merupakan senyawa siklik aromatis dengan enam atom karbon yang
bergabung membentuk cincin planar terhibridisasi sp2, masing-masing atom
karbon mempunyai satu atom hidrogen dan senyawa ini tidak jenuh karena
tidak memenuhi rumus CnH2n+2. Pada tahun 1865 Friedrich August Kekule
Von Stradonitz(1829-1896) mengusulkan bentuk senyawa benzena yaitu
cincin dengan 3 buah ikatan tunggal dan 3 buah ikatan rangkap.

5
b) Kesetabilan Cincin Benzena
Energi resonansi ialah energi yang hilang (kesetabilan yang diperoleh)
dengan adanya delokalisasi penuh dengn elektron-elektron system pi. Besaran
ini merupakan ukuran tambahan kesetabilan system aromatik itu bila
dibandingkan dengan sistem lokalisasi.
c) Keisomeran benzena
Benzena mempunyai tiga jenis keisomeran yang ditandai dengan awalan
orto (o), meta (m), dan para (p).awanlan orto (o) menunjukkan bahwa kedua
substituen itu 1,2 satu sama lain dalam suatu cincin benzena;meta (m)
menandai hubungan 1,3; dan para (p) berarti hubungan 1,4.

Orto Meta Para

d) Tata nama senyawa turunan benzena.


Jika satu atom satu atau lebih atom H senyawa benzena diganti oleh
atom atau gugus atom maka akan terbentuk senyawa turunan benzena, dan
pengganti ini disebut subtituen.Namun jika terdapat tiga subtituen atau lebih,
maka harus menggunakan penomoran seperti senyawa biasa, cincin benzena
dinomori sedemikian rupa hingga mendapat penomoran yang sekecil
mungkin dan nomor 1 diberikan dengan prioritas sebagai berikut.
-COOH, -SO3H, -CHO, -CN, -OH, -NH2, -R, -NO2, -X
Prioritas makin turun

6
e) Sifat-sifat benzena.
1. Sifat-sifat fisis benzena.
 Bersifat nonpolar.
 Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.
 Merupakan senyawa aromatik yang pada suhu kamar berwujud cair.
 Tidak bewarna dan mudah menguap.
 Titik didih 80 0C dan titik leleh 5,5 0C.
 Uap benzena mudah meledak dan cairannya mudah terbakar dengan
banyak jelaga
 Bersifat racun yang dapat merusak sumsum tulang belakang dan
menghambat pembentukan sel darah merah.

Nama Titik didih(0C) Titik leleh(0C)


Benzena 5,5 80
Toluene -95 111
o-xilena -25 144
m-xilena -48 139
p-xilena 13 138

p-xilena memiliki titik leleh yng lbih tinggi dari pada yang lain hl ini
dikarena p-xilena lebih simetris dan dapat membentuk kisi Kristal yang lebih
teratur dan kuat dibandingkan yang lain.

2. Sifat-sifat kimia benzena.


 Tidak begitu reaktif.
 Sukar bereaksi adisi, tetapi mudah mengalami subtitusi.

Beberapa reaksi subtitusi di benzena:

 Halogenasi.
Reaksi ini merupakan reaksi subtitusi halogen terhadap hidrogen pada
benzana dengan katalis Fe3+.
H CI

+ CI FeCl3 + HCL

7
 Nitrasi.
Reksi ini merupakan reaksi subtitusi gugus nitro (NO2) terhadap atom
hidrogen benzena dengan bantuan H2SO4 pekat.
H NO2

+ HONO2 H2SO4

 Alkilasi.
Dengan alkil halida menggunakan katalisator alumunium klorida
membentuk senyawa alkil benzena proses ini juga sering disebut alkilasi
Friedel-Crafts.

H CH

+ CH3CI AICI3 + HCI

 Asilasi.
Asilasi benzena dengan senyawa halide asam yang mengandung gugus
asil, R-CO- atau Ar-CO-.

O CH3

+ CH3CCI AICI3 +CCH3+ HCI


80ᵒC

8
 Sulfonasi.
Reaksi ini merupakan reaksi subtitusi hydrogen pada benzena dengan
gugus sulfonat (HSO3-) dan preaksi yang digunakan adalah asam sulfat pekat
berasap.
H SO3H

+ HOSO3H + H2O

f) Kegunaan benzena dan beberapa senyawa turunannya.


 Benzena.
Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu
benzena juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan
membuat sejenis karet sintetis) dan nilon-66.
 Asam salisilat.
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o-hidroksibenzoat. Ester
dari asam salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai bahan obat dengan
nama aspirin atau asetosal.
 Asam benzoat.
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan
olahan.
 Anilina.
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo.
Reaksi anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan
proses ini disebut diazotitasi.
 Toluena.
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai
bahan baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena(TNT)
 Stirena.
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu
jenis plastik yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik,
boneka-boneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.
 Benzaldehida.
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan
baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.

9
 Natrium benzoat.
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan
pengawat makanan dalam kaleng.
 Fenol.
Fenol(fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan
nama karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan(pembunuh
bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi protein.

B. Makromolekul(Polimer)
Polimer adalah molekul raksasa atau makromolekul. Polimer terbentuk
dari gabungan rantai molekul-molekul sederhana(monomer, berasal dari
bahasa Yunani: monos= satu + meros=bagian, sedangkan poly=banyak) yang
sangat panjang sekali.
Reaksi pembentukan polimer dikenal dengan sebutan polimerisasi.
Polimer alamiah mencakup protein, polisakarida, karet, dan asam nukleat.
Polimer buatan manusia hamper sama aneka ragamnya dengan polimer
alam.

Reaksi polimerisasi

Monomer Polimer

a) Reaksi pembentukan polimer.


1. Polimerisasi adisi.
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan
rangkap. Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu
berikatan dengan monomer lainnya senhingga menghasilkan polimer
berikatan rangkap tunggal(ikatan jenuh)
n CH2=CH2 (-CH2-CH2-)n

10
2. Polimerisasi kondensasi.
Polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Pada reaksi ini juga
dilepaskan beberapa molekul kecil, dan ikatan antara monomer-monomer
terjadi pada gugus fungsi monomer.

b)Penggolongan polimer.
1. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya.
Polimer alam: polimer yang terbentuk secara alamiah, misalnya protein
yang merupakan polimer dari asam amino dan selulosa merupakan polimer
dari glukosa.
Polimer sintetis: polimer yang dibuat secara sintetis, misalnya:
Polime Polimeris Terdapat
no Monomer
r asi pada
Poliete Kantung,
1 Etena Adisi
na kabel plastik
Wajan/panic
2 Teflon Tetrafluoro etena adisi
antilengket
Asam adipat dan Kondensas
3 Nilon Tekstil
heksametilen diamin i
Metil tereftalat dan etilen Kondensas Pita rekam
4 Dakron
glikol i magnetik
5 PVC Vinil klorida Adisi Pipa paralon

2. Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomer pembentuknya.


Homopolimer: polimer yang monomer sejenis, misalnya:
 PVC merupakan gabungan dari vinil klorida,
 Selulosa merupakan gabungan dari glukosa,
 Teflon merupakan gabungan dari tetrafluoroetena.
Kopolimer: polimer yang monomernya merupakan molekul-molekul
yang berbeda, misalnya:
 Protein merupakan polimer dari berbagai macam asam amino,
 DNA merupakan polimer dari pentosa, basa nitrogen, dan asam
fosfat,
 Melamin merupakan polimer dari urea dan formaldehida.
3. Penggolongan polimer berdasarkan sifat kekenyalannya.
Polimer termoplastis: polimer yang melunak pada proses pemanasan,
misalnya: PVC, polietilena, dan bakelit.

11
Polimer termoseting: polimer yang jika dipanaskan akan mengeras,
misalnya: melamin dan selulosa.
c) Beberapa polimer penting.
Seperti: Polietilena(etilena) untuk objek cetakan dan isolasi listrik.
PVC(vinilklorida) untuk pipa, dan piringan hitam. Teflon(tetrafluoroetilena)
untuk objek yang tahan bahan kimia dan peralatan masak. Nilon-66(asam
adipat) untuk serat. Bakelit(fenol dan formaldehida) untuk pernis dan lak.

C. Biomolekul.
Makhluk hidup mempunyai sifat-sifat yang membedakan dari benda
mati. satu diantaranya adalah susunannya yang sangat kompleks dan
terorganisir dengan baik, makhluk hidup mempunyai struktur internal yang
sangat rumit dan mengandung banyak molekul kompleks. Sebaliknya benda
mati hanya terdiri dari beberapa senyawa secara acak dan relativ sederhana.
Berikut penjelasan mengenai beberapa senyawa organik penting penyusun
makhluk hidup yang sering disebut biomolekul.

LIPID
penggolongan lipid:

Lipid terhidrolisis Lipid tak terhidrolisis

Steroid, contoh:
Penyusun: C,H,O Penyusun: C,H,O,P,N
Steroid, contoh:  Kolesterol
 Kolesterol
 progesteron
 progesteron
Fosfolipid
Lilin(wax) Trigliserid
a
fosfomyelin terpenoid, contoh:

 Sitral
Lemak nabati Lemak hewani
 geraniol

12
Struktur lipid: lipid terhidrolisis dan lipid tak terhidrolisis(steroid dan
terpenoid)
a) Lipid.
Lipid merupakan substansi biologis yang tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut-pelarut organik yang kurang polar, seperti kloroform dan
eter. Lipid bukanlah satu golongan senyawa dengan rumus empiris atau
struktur yang khas, tetapi terdiri atas beberapa golongan yang berbeda.

1. Lemak.
 Struktur dan tata nama lemak.
Lemak(fat), seperti lemak sapi atau minyak kelapa, adalah aster dari
gliserol dengan asam-asam lemak. Struktur umum lemak merupakan triester
dari gliserol yang dinamakan trigliserida.

O
R1,R2, R3, adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah
atom
H2C O C R1 karbon dari 3 hingga 23, tetapi yang paling umum
dijumpai
O adalah 15 dan 17.
Lemak yang terbentuk dari sejenis asam karboksilat
HC O C R2 (R1=R2=R3) disebut lemak sederhana, sedangkan yg
terbentuk
O dari dua atau tiga jenis asam disebut lemak campuran.

H2C O C R3

 Perbedaan lemak dengan minyak.


Lemak yang pada suhu kamar berupa cairan, lazim disebut minyak.
Minyak umumnya berasal dari tumbuhan.
Wujud lemak berkaitan dengan asam lemaknya, lemak yang berupa cair
banyak mengandung asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat(C17H33COOH)
dan asam linoleat(C17H31COOH), sedangkan lemak yang berwujud padat lebih
banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat(C17H29COOH)

13
 Reaksi-reaksi lemak dan minyak.
Hidrolisis: lemak dapat mengalami hirolisis karena pengaruh asam kuat
atau enzim lipase membentuk gliserol dan asam lemak, hasil hidrolisis akan
memisah karena gliserol larut dalam air, sedangkan asam lemak tidak.
Penyabunan: reaksi lemak dengan suatu basa kuat seperti NaOH atau
KOH menghasilkan sabun, reaksi ini disebut juga saponifikasi dan reaksi ini
menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingan.
Hidrogenasi minyak: minyak dapat dipadatkan melalui hidrogenasi(adisi
hidrogen). Reaksi ini dapat dikatalis oleh serbuk nikel, seperti yang diketahui
minyak mempunyai titik leleh relatif rendah karena mengandung asam lemak
tak jenuh. Dengan menjenuhkan ikatan rangkapnya(hidrogenasi) maka titik
leleh akan meningkat dan menjadi padat, hal ini digunakan dalam pembuatan
margarin dari minyak sawit.
 Fungsi dan sumber lemak.
Lemak merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh, lemak dapat
kita peroleh dari makanan berlemak seperti daging dan keju. Dewasa ini,
berbagai jenis minyak nabati, seperti minyak jarak dan minyak sawit diubah
menjadi bahan bakar yang disebut biodiesel.

2. Fosfolipid.
Fosfolipid juga merupakan ester dari gliserol, tetapi hanya dua gugus –
OH dari gliserol diganti oleh gugus asil(asam karboksilat), sedangkan gugus –
OH yang ketiga diganti oleh asam fosfat yang selanjutnya terikat pada suatu
alkohol yang mengandung nitrogen. Fosfolipid yang sering terdapat dalam sel
hidup yaitu fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, dan fosfatidilserin.
Berbeda dengan lemak yang bersifat hidrofob, fosfolipid bersifat
amfifilik, karena terdiri atas ekor yang hidrofob dan kepala yang hidrofil.
Fosfolipid merupkan pengemulsi yang baik, karena dapat tertarik kedalam air
dan sekaligus terhadap minyak., dalam jasad hidup, lesitin berfungsi sebagai
pengangkut(transportasi) lemak dalam aliran darah atau dari satu jaringan ke
jaringan lainnya, dalam industri lesitin dibuat dari kacang kedelai dan banyak
digunakan sebagai pengemulsi dalam industri susu.

3. Steroid.
Steroid bukan senyawa dari golongan aster, tetapi mempunyai
kesamaan sifat dengan fosfolipid yaitu amfifilik. Semua steroid mempunyai
struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk empat
cincin, steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis dan
senyawa yang termasuk turunan steroid adalah kolesterol.

14
b)Karbohirat.
Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidrosialdehida atau
polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada proses
hidrolisis.
1. Struktur karbohidrat.
Pada senyawa termasuk karbohidrat terdapat beberapa gugus fungsi,
yaitu gugus –OH, gugus aldehida atau gugus keton.
 Rumus fischer.
B garis vertical: ikatan yang berada di muka bidang
kertas

A C D garis horizontal: ikatan yang berada di sebelah


belakang
bidang kertas
E
 Rumus Haworth. CH2CH H

H C OH C O
H H
H C OH C CH O
HO HO H
HO C H O C C
H OH
H C OH D-glukosa
(rumus Haworth)
H C
D-glukosa
CH2OH (Rumus proyeksi fischer)

 Aktivitas optik.
Senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya pemutaran cahaya
terpolarisasi dikatakan mempunyai aktivitas optic. Jika putaran kekanan
bertanda + atau d(dektro), jika ke kiri diberi tanda – atau l(levo).
 Konfigurasi molekul.
-D jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat
gugus OH di sebelah kanan.
-L jika atom C asimetrik yang terjauh dari gugus fungsi mengikat
gugus-OH di sebelah kiri.

15
2. Penggolongan karbohidrat.
 Monosakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat
diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat
lain. Contoh: glukosa, fruktosa
 Oligosakarida.
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri
atas beberapa molekul monosakarida. Contoh: sukrosa, laktosa, maltose, dan
rafinosa.

 Polisakarida.
Polisakarida mempunyai molekul yang lebih kompleks dibandingkan
yang lain, polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida disebut
homopolisakarida(ex: amilum dan selulosa) sedangkan yang banyak
mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida(ex: mukopolisakarida)
3. Hidrolisis disakarida dan polisakarida.
pemecahan(hidrolisis) molekul gula, pati, dan selulosa yang kompleks
menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan
cara mendidihkan laritan atau suspensi karbohidrat dengan larutan asam
encer.
4. Selulosa dan modifikasi kimianya.
Selulosa merupakan bagian kayu dari tumbuhan dan terdapat dalam
semua sel tumbuhan. Dalam kayu sendiri, molekul panjang selulosa terletak
dalam baris-baris paralel untuk membentuk serat-serat kayu, serat-serat itu
terikat bersama-sama oleh zat organik lengket yang disebut lignin. Zat ini
digunakan dalam pembuatan kertas, rayon, dll.
5. Reaksi pengenalan karbohidrat.
 Uji molisch.
Dengan cara meneteskan larutan alfanaftol dan asam sulfat pekat pada
larutan karbohidrat, maka akan terbentuk dua lapisan cairan.
 Gula pereduksi.
Karbohidrat(kec sukrosa) dapat ditunjukan dg pereaksi fehling atau
benedit.
 Uji iodin.
Polisakarida dapat ditunjukan dengan cara ditetesi larutan iodine
sehingga muncul warna uggu(amilum), cokelat merah(glikogen),
cokelat(selulosa).

16
c) Protein.
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam amino, massa
molekulnya relative berkisar antara 6000 sampai jutaan, unsur utama
penyusunnya adalah C,H,O, dan N, namun ada juga yang mengandung S, P, Fe,
Mn, Cu, dan I.
1. Asam amino.
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino(-
NH2).
Rumus umum asam amino: R CH COOH

NH3
Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino satu dengan yang
lainnya. Asam amino mempunyai sifat antara lain:
 Larut dalam air dan pelarut polar lain.
 Tidak laru dalam pelarut nonpolar.
 Mempunyai titik lebur yang lebih besar dibanding karboksilat dan
amina.
 Mempunyai momen dipole yang besar.
 Bersifat amfoter.

2. Penggolongan asam amino.


Ditinjau dari segi pembentuknya, asam amino dibagi menjadi asam
amino esensial dan asam amino nonesensial. Ditinjau dari strukturnya asam
amino dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu asam amino dengan rantai
samping yang merupakan rantai karbon yang alifatik, mengandung gugus
hidroksil, mengandung atom belerang, mengandung gugus asam atau
amidanya, mengandung gugus basa, mengandung cincin aromatic, dan
mengandung ikatan dengan atom N pada gugus amino.

3. Peptida.
 Tata nama.
Nama peptide didasarkan pada jenis asam amino yang membentuknya,
asam amino yang bereaksi dengan gugus –NH2 diberi akhiran –il pada
namanya.
 Sifat peptida.
Sifat peptide ditentukan oleh gugus -NH2,-COOH,dan gugus R, sedangkan
sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH3, namun hal ini
hanya terjadi pada rantai pendek.
 Analisis dan sintesis peptida.
17
Untuk memperoleh tentang peptida diperlukan informasi tentang
urutan asam-asam amino dalam molekul peptide, salah satu caranya dengan
degradasi Edman yang terdiri dari dua tahap. Atau cara lain dengan sintesis
fasa padat.
4. Protein.
Protein ialah polipeptida dari asam yang berikatan(berkondensasi)
dengan melepas molekul air.
 Struktur protein.
Tingkatan molekul struktur protein: struktur primer(menunjukkan
jumlah,jenis, dan urutan asam amino), struktur sekunder, struktur
tersier(menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk gulungan atau
lipatan), struktur kuartener(menunjukkan derajat persekutuan unit-unit
protein).
 Penggolongan protein.
Berdasarkan strukturnya, protein dibagi menjadi: protein sederhana
dan protein gabungan. Protein sederhana dapat dibagi menjadi dalam dua
bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu protein fiber dan protein globular.
 Sifat-sifat protein.
Sifat-sifat protein: ionisasi,denaturasi, viskositas, kristalisasi,dan sistem
koloid
 Reaksi-reaksi pengenalan protein.
 Uji biuret.
Mula-mula NaOH dan CuSO4(l) diteteskan, jika terbentuk warna unggu
berarti +
 Uji xantoproteat.
Jika protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam
nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga
bila dibuat alkalis(basa) dengan larutan NaOH.
 Uji belerang.
Untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam suatu protein,
panaskan laruatan protein dengan NaOH pekat, kemudian diberi diberi
beberapa tetes timbal asetat. Jika terbentuk endapan hitam(PbS), maka
menunjukkan adanya belerang.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Demikian yang dapat saya paparkan penjelasan mengenai “Benzena dan
Makromolekul” diatas, maka saya selaku penulis dapat menyimpulkan bahwa
Benzena merupakan senyawa siklik dengan enam atom karbon yang
tergabung dalam cincin, dimana setiap atom karbon terhibridisasi sp2 dan
cincinnya adalah planar, sedangkan makromolekul sendiri adalah molekul
raksasa atau polimer yang terbentuk dari gabungan rantai molekul-molekul
sederhana(monomer) yang sangat panjang sekali sedangkan reaksi
pembentukan polimer sendiri dikenal dengan sebutan polimerisasi.
B. Saran.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saya
selaku penulis berharap makalah ini dapat berguna dan digunakan oleh
berbagai pihak khususnya bagi para pembaca dengan sebaik-baiknya dengan
tujuan yang baik pula. Dan saya juga menyarankan bagi para pembaca
makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu
yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk
lebih memperdalam materi mengenai “Benzena dan Makromolekul”.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kuswati,T.M; Ratih; Sri.R.N; Etty.S, 2015, Sains Kimia Sma/Ma Kelas XII,
Jakarta, PT. Bumi aksara.
Sudarmo,unggul, 2007, Kimia Untuk Sma Kelas XII, Jakarta, PT. Gelora Aksara
Pratama.
Sudarmo,unggul, 2007, Kimia Untuk Sma Kelas X, Jakarta, PT. Gelora Aksara
Pratama.
Purba, Micheal; Sunardi, 2012, Kimia Untuk Sma/Ma Kelas XII, Jakarta,
Erlangga.

20

Anda mungkin juga menyukai