Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Senyawa Aromatik Sederhana“ tepat pada waktunya. Tanpa berkat dan rahmatNya mustahil
makalah ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen Kimia Organik Ibu Ria Rahmawati,S.Farm yang telah
memberikan bimbingan dan jiuga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kelancaran pembuatan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun secara sistematis dalam memaparkan tentang teori senyawa
aromatik sederhana .Tentu, isi makalah ini sudah kami kaji dari sumber – sumber yang
terpercaya. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar nantinya bermanfaat bagi mahasiswa
program studi Farmasi pada khususnya untuk lebih mudah memahami mata kuliah Kimia
Organik dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Untuk itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun mengenai makalah ini. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan bisa bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………...15
B. Daftar Pustaka ………………………………………………………………..15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak mengandung ikatan rangkap karena
benzena tidak bereaksi seperti halnya senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan
rangkap. Namun, struktur benzena ini menimbulkan masalah karena atom C tidak taat
asas. Berdasarkan kesepakatan, 1 atom C seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan
pada struktur yang diusulkan Kekule atom C hanya mengikat 3 atom. Pada 1872,
Kekule mengusulkan perubahan struktur benzena. Menurut Kekule, benzena
mengandung tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan rangkap yang posisinya berselang-
seling.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa setiap atom C pada cincin benzena
memiliki sifat yang sama. Hal ini ditentukan setelah para ilmuwan mengetahui bahwa
semua ikatan antaratom C memiliki panjang yang sama, yakni 140 pm (pikometer).
5
Oleh karena semua atom C memiliki fungsi yang sama, ikatan rangkap senantiasa
berubah-ubah. Perhatikanlah gambar berikut.
Jika gugus alkil berukuran besar (atom C > 6) maka benzena dinyatakan sebagai
substituen dan alkil sebagai rantai induknya. Benzena sebagai substituen diberi nama
fenil– (C6H5–, disingkat –ph). Contoh:
6
Benzena dengan dua gugus substituen diberi nama dengan awalan: orto– (o–), meta–
(m–), dan para– (p–). Orto– diterapkan terhadap substituen berdampingan (posisi 1
dan 2), meta– untuk posisi 1 dan 3, dan para– untuk substituen dengan posisi 1 dan 4.
jika gugus substituen sebanyak tiga atau lebih, penataan nama menggunakan
penomoran dan ditulis secara alfabet. Nomor terkecil diberikan kepada gugus
fungsional (alkohol, aldehida, atau karboksilat) atau gugus dengan nomor paling
kecil.
Disamping tata nama menurut IUPAC, juga terdapat beberapa nama yang sudah
umum (trivial), misalnya:
7
Tata nama trivial sering kali dipakai sebagai nama induk dari benzena. Penomoran
untuk senyawa seperti ini dimulai dari gugus fungsional. Contoh :
8
Benzena dengan dua gugus substituen diberi nama dengan awalan: orto– (o–), meta–
(m–), dan para– (p–). Orto– diterapkan terhadap substituen berdampingan (posisi 1
dan 2), meta– untuk posisi 1 dan 3, dan para– untuk substituen dengan posisi 1 dan 4.
9
2. Sifat Kimia
a. Bersifat toksik karsinogenik ( hati-hati menggunakan benzena sebagai pelarut
hanya digunakan jika tidak ada alternatif lain,misalnya toluena )
b. Merupakan senyawa non polar
c. Tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak
jelaga
d. Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi.
E. Reaksi-reaksi Benzena
Benzena merupakan senyawa organik yang dapat mengalami beberapa reaksi
khusus. Reaksi benzana biasanya terjadi melalui pergantian atom hidrogen yang
terikat pada karbon dengan gugus fungsi yang lain, atau dengan istilah reaksi
subtitusi.
1. Subtitusi Elektrofilik
Kebanyakan reagen yang dapat bereaksi dengan cincin aromatik pada benzena
dan turunannya adalah elektrofil. Jika benzena digambarkan dengan rumus umur
ArH,dimana Ar merupakan gugus aril,maka elektrofil akan menggantikan
kedudukan hidrogen dalam cincin. Reaksi tersebut dinamakan reaksi subtitusi
elektrofilik.
a. Nitrasi
Reaksi nitrasi adalah reaksi kimia yang terjadi pada benzena dan asam nitrat
dengan bantuan katalis asam sulfat. Senyawa yang dihasilkan adalah
nitrobenzena dan air (produk samping). Elektrofil yang bekerja dalam reaksi
nitrasi adalah ion nitronium (+NO2).
b. Sulfonasi
Reaksi sulfonasi adalah reaksi kimia yang terjadi pada benzena dan asam
sulfat dengan adanya pemanasan. Produk yang dihasilkan dalam reaksi
10
sulfonasi adalah asam benzena sulfonat dan air. Reaksi sulfonasi merupakan
reaksi reversible (dapat dibalik).
c. Halogenasi
Reaksi halogenasi adalah reaksi kimia yang terjadi pada benzena dan molekul
halogen diatomik dengan bantuan katalis logam (biasanya besi). Senyawa
yang dihasilkan adalah aril halida (halobenzena) dan asam halida.Sebagai
contoh, benzena direaksikan dengan bromin dan katalis besi,akan terbentuk
bromobenzena dan asam bromida.
d. Alkilasi Friedels-Crafts
Alkil halida dengan benzena bereaksi dengan adanya alumunium (III) klorida
menghasilkan alkil benzena.
e. Asilasi Friedel-Crafts
Versi lain dari reaksi Friedel-Crafts adalah asilasi. Reaksi asilasi adalah reaksi
kimia yang terjadi pada benzena dengan asil halida dengan bantuan katalis
alumunium (III) halida.
11
F. Pembuatan Benzena
1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih akan
menghasilkan benzena. Contoh :
4. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si
akan menghasilkan benzena. Contoh :
12
G. Benzena Dalam Kehidupan Sehari-hari
1) Benzena digunakan sebagai pelarut.
2) Benzena juga digunakan sebagai prekursor dalam pembuatan obat, plastik, karet
buatan dan pewarna.
3) Benzena digunakan untuk menaikkan angka oktana bensin.
4) Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena
juga digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis
karet sintetis) dan nilon–66.
5) Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari asam
salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau
asetosal.
6) Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
7) Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi
anilina dengan asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini
disebut diazotisasi.
8) Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku
pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT).
7) Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis plastik
yang banyak digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol sepatu,
serta piring dan cangkir.
8) Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan
parfum karena memiliki bau yang sedap.
13
9) Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan pengawet
makanan dalam kaleng.
10) Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama
karbol atau lisol, dan dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri)
karena dapat menyebabkan denaturasi protein.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
http://www.nafiun.com/2013/09/tata-nama-senyawa-benzena-dan-turunannya.html
https://www.ilmukimia.org/2013/05/reaksi-terhadap-benzena.html
https://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-organik/pembutan-dan-
kegunaan-benzena/
https://www.slideshare.net/kelikbayu1/bab-vi
https://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_aromatik_sederhana
15
16