KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami membahas mengenai
senyawa aromatis dan benzena.Dengan terselesaikannya makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat bertujuan sebagai
refrensi pembelajaran mengenai benzene dimata kuliah KIMIA ORGANIK.Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karenaitu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH
C.Tujuan
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Benzena merupakan suatu produk minyak bumi yang awalnya terbuat dari batubara
yang dipakai sebagai komponen dalam berbagai produk konsumen dan industri. Benzena ini
ditemukan oleh Faradat kemudian rumus molekulnya ditetapkan oleh Mitscherlich sebagai
C6H6. Benzena ini termasuk dalam golongan senyawa hidrokarbon. Benzena mempunyai
derajat kejenuhan yang tinggi.
Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalam senyawa aromatik, yang mana
penggolongan ini dilandasi oleh aroma yang dipunyai sebagian dari senyawa-senyawa tersebut.
Akan tetapi para kimiawan sekarang tidak lagi mengklasifikasikan senyawa kimia yang
berdasarkan sifat fisiknya lagi, melainkan berdasarkan struktur dan kereaktifannya.
B.TATA NAMA
1.BenzenaMonosubtitusi
Benzena dengan satu subtituen alkil diberi nama sebagai turunan benzena, misalnya
etilbenzena. Sistem IUPAC tetap memakai nama umum untuk beberapa benzena
monosubstitusi, misalnya toluena, kumena, stirena.
Nama-nama umum seperti fenol, anilina, benzaldehida, asam benzoat, anisol juga tetap dipakai
dalam sistem IUPAC. Sistem IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry) yaitu
suatu lembaga yang berwewenang untuk merumuskan tata nama senyawa.
2.BenzenaDisubtitusi
Disubtitusi berarti benzena mengikat dua subtituen, maka terdapat kemungkinan
mempunyai tiga isomer struktur. bila kedua subtituen diikat oleh atom-atom karbon 1,2- disebut
orto (o) satu sama lain, jika karbon 1,3- disebut meta (m), dan 1,4 disebut para (p).
Sistem IUPAC memakai nama umum xilena untuk ketiga isomer dimetilbenzena, yakni o-xilena,
m-xilena, dan p-xilena. jika kedua substituen tersebut tidak memberikan nama khusus, maka
masing-masing dari substituen diberi nomor, dan namanya akan diurutkan berdasarkan urutan
abjad, dan diakhiri dengan kata benzena. Atom karbon yang mengikat substituen yang urutan
abjadnya lebih dahulu diberi nomor 1.
3.BenzenaPolisubtitusi
Benzena polisubtitusi yaitu ketika terdapat tiga atau lebih substituen terikat pada cincin
benzena, maka posisi masing-masing substituen ditunjukkan dengan nomor. Bila salah satu
substituen memberikan nama khusus, maka diberi nama senyawanya sebagai turunan dari
nama khusus tersebut. Dan bila semua substituen tidak memberikan nama khusus, maka
posisisnya akan dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri
dengan kata benzena.
C.SIFAT BENZENA
1.SifatFisik
Benzena adalah suatu zat cair tidak berwarna, mudah menguap, dan sangat beracun. Benzena
bisa diapaki sebagai pelarut, pensintesis berbagai senyawa karbon, dan bahan dasar
pembuatan senyawa karbon. Benzena tidak begitu reaktif, tapi sangat mudah terbakar, karena
kadar karbon yang terkandung sangat tinggi.
Beberapa turunan dari benzena ada yang bersifat polar maupun non polar. Senyawa polar yaitu
suatu senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya.
Titik didih pada benzena dan turunannya dimulai dari 80-250 derjat celsius. Untuk titik lelehnya
bervariasi, dengan angka tertinggi yaitu 122 derjat celsius pada senyawa asam benzoat (-
COOH).
Variasi titik didih tersebut dikarenakan oleh perngaruh dari kepolaran gugus fungsionalnya.
Begitu juga dengan titik lelehnya, dipengaruhi oleh subtitutenya. Seperti benzena, toluena, dan
etil benzena bersifat non-polar. Sedangkan anilin, benzil alkoho, fenol, dan asam benzoat
bersifat polar. Maka bisa disimpulkan asam benzoat mempunyai titik didih tertinggi, dikarenakan
sifat polarnya yang lebih, sedangkan benzena memiliki titik didih terendah.
Senyawa turunan benzena yang sifatnya non-polar tidak akan larut dalam air, sebaliknya, yang
bersifat polar akan larut didalam air.
2.SifatKimia
Derajat keasaman adalah salah satu sifat kimia benzena dan turunannya. Fenol dan asam
benzoat termasuk asam lemah. Asam benzoat lebih kuat dibandingkan fenol. Fenol yang
mempunyai gugus fungsi -OH ternyata bersifat asam lemah, yang berarti memberikan ion H+,
sedangkan anilin yang memiliki gugus –NH2 bersifat basa lemah, yang berarti menerima ion
H+.
Benzena lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada reaksi adisi.
D.REAKSI BENZENA
Reaksi yang umum terjadi yaitu suatu reaksi subtitusi elektrofilik, ada 4 macam, yakni sebagai
berikut :
1.Subtitusidenganhalogen(Halogenasi)
Benzena mengalami subtitusi dengan halogen memakai katalisator besi (III) halida.
2. Subtitusi dengan asam nitrat (Nitrasi)
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat memakai katalisator asam sulfat pekat
membentuk nitrobenzena.
Senyawa turunan benzena dapat dianggap berasal dari benzena yang di mana satu atau lebih
atom H-nya diganti dengan substituen lain berupa atom seperti −Br ataupun gugus atom seperti
−COOH. Berikut aturan penamaan untuk senyawa-senyawa turunan benzena.
Jika satu atom H pada benzena diganti satu substituen seperti −Cl, −CH3, −NO2, −NH2,
−OH, −CHO, dan lain-lain, maka struktur dan penamaannya seperti berikut.
Jika terdapat lebih dari satu substituen, maka diberi penomoran searah atau berlawanan
arah jarum jam agar substituen-substituen mendapat nomor serendah mungkin. Untuk
substituen-substituen sejenis, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, dan heksa-. Urutan
prioritas penomoran untuk beberapa substituen umum yaitu sebagai berikut.
−COOH, −SO3H, −COOR, −CN, −CHO, −CO, −OH, −NH2, −OR, −R, −X (F, Cl, Br, I), −NO2.
Jika terdapat dua substituen, selain dengan penomoran, juga dapat digunakan awalan o-(orto)
untuk posisi atom karbon nomor 1 dan 2, m-(meta) untuk posisi 1 dan 3, atau p-(para) untuk
posisi 1 dan 4.
Contoh:
Jika cincin benzena dianggap sebagai substituen, bukan sebagai induk, maka gugus
benzena yang kehilangan satu atom H (C6H5−) disebut gugus fenil. Sedangkan, gugus
metilbenzena (toluena) yang kehilangan satu atom H (C6H5CH2−) disebut gugus benzil.
Contoh:
F.ISOMER
Isomer Benzena (C6H6) Struktur benzena yang lebih tepat memang telah ditentukan akan
tetapi rumus kimia C6H6 memberikan kemungkinan lain untuk senyawa kimia. Senyawa –
senyawa lain yang memiliki rumus C6H6 ini kita kenal sebagai isomer benzena. Sebelum
membahas lebih jauh tentang berbagai kemungkinan struktur isomer-isomer benzena, perlu
diperhatikan bahwa benzena terdiri dari enam atom karbon dengan satu atom hidrogen yang
menempel pada atom karbonnya. Dengan kata lain, benzena terdiri atas enam gugus CH. Oleh
karena itu isomer benzena yang memiliki enam gugus CH disebut isomer valensi (Gutman &
Potgieter, 1994: 222). Gutman & Potgieter (1994: 222) menjelaskan bahwa hidrokarbon yang
memiliki rumus molekul CnHm akan memiliki r = (2n + 2 – m)/2 cincin dan atau ikatan rangkap.
Hal ini berarti spesi C6H6 dapat berupa:
f. Satu cincin dengan satu ikatan rangkap dua dan satu ikatan rangkap tiga
h. Asiklik dengan dua ikatan rangkap dua dan satu ikatan rangkap tiga
Isomer C6H6 yang sangat banyak jumlah, meskipun isomer valensi benzena hanya sedikit
memberikan peluang pada proses pembelajaran benzena untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam menetapkan struktur yang tepat. Kemampuan ini melibatkan kerja dan sikap
ilmiah. Sebagaimana yang dikehendaki dalam proses belajar mengajar kimia, belajar tidak
hanya memberikan produk ilmiah akan tetapi juga prosesnya.
1. Benzena
Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena juga
digunakan sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan
nilon–66.
2. Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari asam salisilat
dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau asetosal.
3. Asam Benzoat
4. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi anilina dengan
asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini disebut diazotisasi.
5. Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan
zat peledak trinitrotoluena (TNT).
6. Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis plastik yang banyak
digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.
7. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang sedap.
8. Natrium Benzoat
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan
dalam kaleng.
9. Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama karbol atau lisol,
dan dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan
denaturasi protein.
Disadari atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak dikonsumsi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara langsung, misalnya zat aditif pada
makanan dan obat-obatan. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara tidak langsung
misalnya pupuk dan pestisida.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN