PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benzena adalah senyawa hidrokarbon aromatis yang bersifat tidak jenuh dengan
rumus struktur C6H6.
Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Friedrich August Kekule,
kimiawan dari Jerman pada tahun 1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada
benzena tersusun secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan
masing-masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan
tunggal yang berselang seling (terkonjugasi). Benzena termasuk senyawa aromatik dan
memiliki rumus molekul C6H6.
Friedrich Kekule (1829–1896) berhasil mengungkapkan bagaimana enam atom
karbon pada molekul benzena berikatan dengan atom hidrogen. Dia menemukan
pemecahannya ketika sedang tidur. Dia bermimpi tentang barisan atom-atom karbon dan
hidrogen membentuk cincin, seperti seekor ular yang menelan ekornya sendiri.
Pada 1872, Kekule mengusulkan perubahan struktur benzena. Menurut Kekule,
benzena mengandung tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan rangkap yang posisinya
berselang-seling.
Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri
kimia, terutama sebagai prekursor dalam sintesis berbagai bahan kimia lainnya. Benzena
tergolong senyawa hidrokarbon aromatik. Istilah “aromatik” ini diberikan karena pada
saat pertama kali ditemukan banyak senyawa golongan ini yang memiliki aroma yang
khas. Namun, kini istilah “aromatik” dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas
tertentu, selain dari aromanya. Hal ini dikarenakan belakangan diketahui ada pula
senyawa-senyawa aromatik yang tidak berbau.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Benzena ?
2. Bagaimana Struktur Benzen ?
3. Apa saja tatanama dari benzene ?
4. Apa saja sifat dari benzene beserta turunanannya ?
5. Apa saja dampak negative dari benzene dan turunannya ?
ii
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Benzena
2. Untuk memahamai Struktur Benzen
3. Untuk mengetahui tatanama dari benzene
4. Untuk memahami sifat dari benzene beserta turunanannya
5. Untuk mengetahui dampak negative dari benzene dan turunannya
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Benzena
Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri
kimia, terutama sebagai prekursor dalam sintesis berbagai bahan kimia lainnya. Benzena
tergolong senyawa hidrokarbon aromatik. Istilah “aromatik” ini diberikan karena pada
saat pertama kali ditemukan banyak senyawa golongan ini yang memiliki aroma yang
khas. Namun, kini istilah “aromatik” dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas
tertentu, selain dari aromanya. Hal ini dikarenakan belakangan diketahui ada pula
senyawa-senyawa aromatik yang tidak berbau.
B. Struktur Benzena
Benzena memiliki rumus kimia C6H6. Perbandingan jumlah atom C dan H-nya
menunjukkan bahwa benzena sangat tidak jenuh. Pada mulanya, para ahli mengusulkan
bahwa benzena memiliki struktur alifatik dengan adanya ikatan rangkap dua ataupun
tiga. Namun, faktanya benzena tidak memperlihatkan sifat ketidakjenuhan dari struktur
demikian. Hasil eksperimen menunjukkan sifat-sifat benzena seperti:
1. Benzena ternyata sangat stabil (tidak reaktif).
Benzena tidak bereaksi dengan Br2, kecuali dengan bantuan katalis. Hal ini tidak
sesuai dengan sifat ketidakjenuhan alkena ataupun alkuna yang mudah diadisi oleh
bromin.
2. Monosubstitusi atom halogen (X) pada benzena hanya menghasilkan satu jenis
senyawa, yaitu C6H5
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat keisomeran geometri sebagaimana pada
alkena.
Pada tahun 1865, August Kekulé mengajukan struktur benzena sebagai suatu cincin
yang terdiri dari 6 atom C dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua yang berselang-
seling. Namun demikian, struktur ini kembali tidak dapat menjelaskan sifat-sifat benzena
seperti:
1. Benzena meskipun memiliki ikatan rangkap dua cenderung mengalami reaksi
substitusi, bukan reaksi adisi seperti alkena umumnya.
ii
2. Berdasarkan pengukuran dengan difraksi sinar-X, benzena hanya memiliki satu
panjang ikatan antar atom C yaitu 0,139 nm, yang menunjukkan bahwa semua ikatan
dalam benzena sama/setara.
Struktur hibrida resonansi benzena dengan lingkaran dalam cincin menunjukkan adanya
delokalisasi elektron.
ii
1. Jika terdapat lebih dari satu substituen, maka diberi penomoran searah atau
berlawanan arah jarum jam agar substituen-substituen mendapat nomor serendah
mungkin. Untuk substituen-substituen sejenis, digunakan awalan di-, tri-, tetra-,
penta-, dan heksa-. Urutan prioritas penomoran untuk beberapa substituen umum
yaitu sebagai berikut.
−COOH, −SO3H, −COOR, −CN, −CHO, −CO, −OH, −NH2, −OR, −R, −X (F, Cl, Br,
I), −NO2
Jika terdapat dua substituen, selain dengan penomoran, juga dapat digunakan awalan
o-(orto) untuk posisi atom karbon nomor 1 dan 2, m-(meta) untuk posisi 1 dan 3, atau
p-(para) untuk posisi 1 dan 4.
ii
2. Jika cincin benzena dianggap sebagai substituen, bukan sebagai induk, maka gugus
benzena yang kehilangan satu atom H (C6H5−) disebut gugus fenil. Sedangkan, gugus
metilbenzena (toluena) yang kehilangan satu atom H (C6H5CH2−) disebut gugus
benzil.
D. Sifat-sifat Benzena
Benzena termasuk senyawa beracun dan bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Benzena berwujud cair pada suhu ruang, tidak berwarna, dan mudah menguap.
Titik lelehnya 6°C dan titik didihnya 80°C. Strukturnya yang simetris dan planar
menyebabkan susunannya sebagai kristal lebih rapat dan akibatnya titik lelehnya lebih
tinggi dibandingkan heksana (−95°C). Seperti senyawa hidrokarbon lainnya, benzena
juga bersifat nonpolar. Oleh karena itu, benzena larut dalam pelarut kurang polar atau
nonpolar seperti eter dan tetraklorometana, namun tidak larut dalam pelarut polar seperti
air.
Benzena cenderung tidak begitu reaktif, namun mudah terbakar. Akibat adanya
sistem delokalisasi elektron yang menstabilkan benzena, benzena cenderung mudah
mengalami reaksi substitusi dibanding reaksi adisi. Reaksi substitusi pada benzena
melibatkan serangan pereaksi bermuatan positif parsial ataupun utuh yang suka elektron
(elektrofil) pada cincin benzena. Oleh karena itu, reaksi substitusi pada benzena sering
disebut sebagai reaksi substitusi elektrofilik. Reaksi-reaksi substitusi pada benzena,
antara lain:
1. Halogenasi
Benzena bereaksi dengan halogen seperti Cl2 dan Br2 dengan bantuan katalis besi(III)
halida (FeCl3 atau FeBr3) membentuk senyawa halobenzena.
ii
2. Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalis asam sulfat pekat
membentuk nitrobenzena.
3. Sulfonasi
Benzena bereaksi dengan SO3 dalam asam sulfat pekat bila dipanaskan membentuk
asam benzenasulfonat.
4. Alkilasi Friedel-Crafts
Benzena bereaksi dengan alkil halida dengan bantuan katalis aluminium klorida
(AlCl3) membentuk alkilbenzena.
ii
Melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat
insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
g. Natrium benzoat
Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
h. Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
i. Asam asetil salisilat (aspirin) digunakan sebagai obat sakit kepala
j. Parasetamol
Parasetamol (asetaminofen) fungsinya sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi
lambung. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan
ginjal dan hati.
k. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang sedap.
l. Asam Benzena Sulfonat (ABS)
Asam benzena sulfonat digunakan sebagai bahan aktif dalam deterjen untuk
mesin cuci pakaian. Senyawa ini memiliki sifat pembersihan yang sangat baik ,
menghasilkan busa banyak, sebagai sufraktan yang dapat membuat noda pakaian
larut di air dan dapat hilang ketika dibilas.
ii
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Benzena adalah senyawa karbon yang memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar
yang disebut senyawa siklik. Senyawa benzene disebut juga sebagai senyawa aromatik
karena golongan senyawa ini kebanyakan mempunyai aroma yang khas (sedap), meskipun
ada senyawa golongan ini tidak mempunyai aroma Struktur benzena pertama kali
dikemukakan pada tahun 1865 oleh Friedrich August Kekule. Menutut Kekule benzena
berbentuk siklik dan segienam beraturan dengan sudut ikatan antar atom karbon 120oC .
Benzena mengandung tiga ikatan tunggal dan tiga ikatan rangkap yang berselang-seling.
Benzena merupakan senyawa yang memiliki sifat racun atau kasinogenik, sehingga
menyebabkan gangguan atau penyakit pada manusia. Menurut penelitian benzene inilah
sebagai penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan
kematian.
Dampak bagi kesehatan akibat terpapar benzena adalah depresi pada sistim saraf pusat
hingga kematian. Paparan benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Pada konsentrasi benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, seperti vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan
sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat
menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan dapat berupa
euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Reaksi Redoks”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru mata
Pelajaran Kimia yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini.
Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
ii
DAFTAR ISI
ii
MAKALAH
TENTANG BENZENA DAN TURUNANNYA
MATA PELAJARAN KIMIA
DISUSUN OLEH :
AGHITA SALSABILA
KELAS : XII IPA 2
ii